• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi - experimental karena desain

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi - experimental karena desain"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi - experimental karena desain eksperimental-semu ini tidak memberikan pengendalian secara penuh dan dengan rancangan desain eksperimen factorial counterbalanced design (desain berimbang) di mana setiap sampel penelitian menerima semua perlakuan eksperimental untuk beberapa saat lamanya selama masa eksperimen.

Tabel 3.1 Desain Faktorial Rancangan Penelitian Perlakuan eksperimental

Motivasi

Pembelajaran Kooperatif STAD

(1) Ekspositori (2) Motivasi Belajar Rendah (1) Kelas VA

(Y11)

Kelas VB (Y21)

Motivasi Belajar Tinggi (2) Kelas VB (Y12)

Kelas A (Y22)

Keterangan:

Y11 = prestasi belajar siswa yang bermotivasi belajar rendah dengan

pembelajaran tipe STAD

Y12 = prestasi belajar siswa yang bermotivasi belajar tinggi dengan

pembelajaran tipe STAD

Y21 = prestasi belajar siswa yang bermotivasi belajar rendah dengan

pembelajaran ekspositori

Y22 = prestasi belajar siswa yang bermotivasi belajar tinggi dengan

(2)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN I Tekad kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus .

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juni Tahun Pelajaran 2011/2012

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD N I Tekad kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012.

3.3.2 Sampel

Untuk pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan peneliti karena adanya pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampel (Riduwan, 2004: 63). Dari siswa yang ada, kelas V-A dan V-B yang diambil peneliti dijadikan sebagai kelas eksperimen, atas pertimbangan akumulasi nilai rata-rata berdasarkan nilai raport pada semester sebelumnya.

(3)

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Tes

Data dalam penelitian ini berupa skor atau nilai tentang prestasi belajar siswa. Cara yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah seperangkat alat tes, yaitu tes tentang penguasaan pelajaran IPS yang diberikan sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) perlakuan berbentuk pilihan ganda yang terdiri atas 50 butir soal.

Analisis yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah selisih antara skor nilai akhir (post-test) dengan nilai skor awal (pre-test) tersebut, dan data berupa skor nilai yang diperoleh dari rata-rata nilai tes akhir setelah selesai pemberian perlakuan. Skor nilai tersebut yang dipandang sebagai nilai prestasi belajar dikelompokkan berdasarkan strategi pembelajaran yang diberlakukan.

3.4.2 Teknik Angket

Angket digunakan untuk mendapatkan data tentang motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS. Angket disusun dalam bentuk pernyataan, responden diberikan pilihan jawaban berupa pernyataan sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju. Skor untuk angket ini, ditentukan menurut skala likert yaitu dalam bentuk pertanyaan positif untuk mengukur motivasi belajar tinggi. Pernyataan positif diberi skor 4,3,2,1 sedangkan bentuk pernyataan negatif diberi skor 1,2,3,4.

(4)

3.5 Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data tentang prestasi belajar siswa dikembangkan dengan menggunakan instrumen tes. Tes dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang diturunkan dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Tes terdiri dari soal pilihan ganda. Untuk mendapatkan tes yang valid di analisis menggunakan Program ANATES pilihan ganda.

3.5.1 Prestasi Belajar IPS

3.5.1.1 Definisi konseptual

Prestasi belajar adalah hasil belajar siswa setelah mengikuti proses belajar dalam kurun waktu tertentu, yang merupakan kemampuan siswa untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan dan digambarkan dengan angka-angka (nilai). Prestasi belajar adalah nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes yang menggambarkan kemampuan kognitif siswa secara individu dalam memahami materi yang diajarkan, yang diukur menggunakan tes. Tes yang digunakan berbentuk tes pilihan ganda. Setiap setelah memberikan perlakuan siswa diberi tes, sedangkan hasil belajar siswa diperoleh dengan mencari rata-rata nilai dari tes tersebut.

3.5.1.2 Definisi Operasional

Prestasi belajar adalah tingkat penguasaan materi pembelajaran secara kognitif yang diperoleh melalui skor prestasi tes belajar IPS. Pretes dilakukan sebelum perlakuaan dan postes merujuk bahwa pelaksanaan tes prestasi untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran pada ranah kognitif dilakukan setelah kedua

(5)

perlakuan selesai. Prestasi belajar adalah selisih antara postest dengan pretest yang diberikan kepada siswa baik pada kelas kontrol maupun pada kelas ekperimen. Evaluasi mengacu pada standar kompetensi mata pelajaran IPS. Skor penilaian prestasi belajar mengacu pada penilaian tes yang disusun atas dasar unsur-unsur dari kompetensi dasar yang membentuk standar kompetensi. Skor tes minimum 0 sampai 100.

3.5.2 Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 3.5.2.1 Definisi Konseptual

Pembelajaran kooperatif STAD adalah suatu pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dimana siswa dimasukkan ke dalam kelompok kecil yang harus diawali dari pemberian materi pembelajaran baru. Siswa bergabung dalam kelompok yang terdiri dari 4 – 6 orang untuk pendalaman materi yang diberikan pembelajar. Setelah selesai, mereka menyerahkan pekerjaannya secara tunggal untuk setiap kelompok. Siswa kemudian diberi tes secara individual.

3.5.2.2 Definisi Operasional

Definisi operasional pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah penilaian terhadap RPP, pelaksanaan prosedur dan alat evaluasi serta tes prestasi belajar siswa yang diperoleh dari selisih pre-test dan post-test dalam menyelesaikan soal-soal setelah selesai pembelajaran kooperatif tipe STAD. Langkah-langkah dalam operasional pembelajaran kooperatif tipe STAD pada proses pembelajaran dijelaskan dalam tabel 3.2.

(6)

Tabel 3.2 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD Langkah-langkah kooperatif tipe

STAD

Kegiatan guru 1. Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan motivasi siswa belajar 2. Menyajikan dan menyampaikan

informasi

Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan

3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membenruk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar tansisi secara aktif

4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

5. Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau

masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya

6. Memberikan penghargaan Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

(Trianto, 2007:54)

3.5.3 Pembelajaran Ekspositori 3.5.3.1 Definisi Konseptual

Pembelajaran ekspositori ini merupakan proses pembelajaran yang lebih berpusat pada guru ("teacher centered"), guru menjadi sumber dan pemberi informasi

(7)

utama. Meskipun dalam strategi ekspositori digunakan metode selain ceramah dan dilengkapi atau didukung dengan penggunaan media, penekanannya tetap pada proses penerimaan pengetahuan (materi pelajaran) bukan pada proses pencarian dan konstruksi pengetahuan.

3.5.3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional pembelajaran ekspositori adalah tahapan pembelajaran dalam strategi pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut: (1) pada tahap pendahuluan guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, siswa mengikuti dengan mencatat bila perlu, (2) pada tahap penyajian atas materi guru menyampaikan materi pembelajaran dengan ceramah dan tanya jawab, kemudian dilanjutkan dengan demostrasi untuk memperjelas materi yang disajikan dan diakhiri dengan penyampaian ringkasan atau latihan, (3) pada tahap penutup guru melaksanakan evaluasi berupa tes dan kegiatan tindak lanjut seperti penugasan dalam rangka perbaikan dan pengayaan atau pendalaman materi.

3.5.4 Motivasi Belajar 3.5.4.1 Definisi Konseptual

Motivasi merupakan suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsisten, serta arah umum dari tingkah laku manusia. Seseorang termotivasi atau terdorong untuk melakukan sesuatu karena adanya tujuan atau kebutuhan yang hendak dicapai. Tujuan atau kebutuhan tersebut akan mengarahkan perilaku

(8)

seseorang. Begitu pula perilaku seseorang dalam kegiatan belajar mengajar juga memerlukan motivasi untuk belajar.

3.5.4.2 Definisi Operasional

Motivasi belajar terhadap mata pelajaran IPS meliputi dorongan untuk melakukan aktivitas belajar dan menentukan tujuan yang hendak dicapai yaitu prestasi belajar yang tinggi. Indikator-indikator motivasi, antara lain: a) Durasi kegiatan: b) Fekuensi kegiatan: c) Persistensi; d) Ketabahan, keuletan; e) Devosi: f) Tingkatan aspirasi: g) Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk/output yang dicapai dari kegiatan; h) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan (like or dislike) (Syamsuddin,2000: 40). Instrumen pernyataan motivasi belajar siswa yang diberikan sebanyak 20 butir pernyataan. Dengan skor minimal 20 sampai 80

3.6 Kisi – Kisi Instrumen 3.6.1 Kisi-kisi Instrumen Tes

Penyebaran butir soal diuraikan melalui kisi-kisi seperti pada Tabel 3.3 berikut: Mata Pelajaran : IPS

Kelas / Semester : V / 2

(9)

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen IPS No Sub Kompetensi Indikator Jml Soal Uraian Materi C1 C2 1 Mendeskripsi kan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang 1. Mendeskripsikan masa penjajahan Belanda 9 1. Perjuangan melawan penjajah Belanda 1,2,4,5, 8,30 15,17, 18 2. Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang yang melawan VOC

4  Tokoh pejuang sebelum abad XX 3,6,14, 17 3. Mengidentifikasi tokoh-tokoh pejuang pada masa pergerakan nasional 6 7,9,10, 11,12,13 4. menceritakan tokoh pejuang melawan penjajah Jepang 2. Perjuangan melawan penjajah Jepang 19,20,21 ,24,25, 26,27,28 ,29,31, 38 5. menceritakan sejarah pendudukan Jepang di Indonesia 46,47,4 8,49,50 6. mendeskripsikan perjuangan pemuda (kongres sumpah pemuda) 3. Sumpah pemuda 28 Oktober 1928 40,41,4 2,43,44 ,45

3.6.2 Kisi-kisi Instrumen Angket

Kisi-kisi instrumen motivasi belajar merujuk pada pengertian motivasi yang dikembangkan oleh Syamsuddin (2000: 40). Kisi-kisi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini.

(10)

Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen Motivasi belajar terhadap mata pelajaran IPS No Indikator Deskriptor No butir Jmlh Positif negatif 1 Durasi Kegiatan

Lamanya waktu dalam melakukan kegiatan belajar 4,15 2 2 Frekuensi Kegiatan Seringnya melakukan kegiatan dalam periode

tertentu 1,19 3 3

3 Persistensi Ketepatan dan kelekatan 8,15 2 4 Ketabahan Sejauh mana

kemampuan dalam Menghadapi masalah

18,20 13 3

5 Tingkat Aspirasi

Maksud, cita- cita, target

yang hendak dicapai 2,11,12,14 4 6 Tingkat

Kualifikasi

Banyaknya prestasi,

produk yang dicapai 17,5 2

7 Devosi (pengabdian)

Pengorbanan dalam

mencapai tujuan 7,9,10 3 8 Arah sikap Sasaran kegiatan belajar

6,16 2

Jumlah 18 2 20

Syamsuddin (2000: 40)

3.7 Kalibrasi Instrumen 3.7.1 Validitas dan Reliabilitas

1. Pengujian Validitas Instrumen

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Menurut Arikunto (2003: 65) validitas adalah suatu ukuran yang menun-jukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu isntrumen. Suatu instrumen yang

(11)

valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Untuk mengetahui validitas butir item dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut:

                          N Y Y N X X N Y X XY rxy 2 2 2 2

Dimana: rxy = Koefisien korelasi

∑X = Jumlah skor item ∑Y = Jumlah skor total

N = Jumlah sampel (Arikunto, 2002:146).

Selanjutnya validitas suatu tes/instrumen ditandai dengan kriteria sebagai berikut: Indeks 0,000 sampai 0,200 berarti validitas butir soal sangat rendah Indeks 0,201 sampai 0,400 berarti validitas butir soal rendah Indeks 0,401 sampai 0,600 berarti validitas butir soal cukup Indeks 0,601 sampai 0,800 berarti validitas butir soal tinggi Indeks 0,801 sampai 1,000 berarti validitas butir soal sangat tinggi (Arikunto, 2002: 75)

Hasil perhitungan validitas tes penguasaan yang berjumlah 50 butir soal pilihan ganda diperoleh 40 soal yang valid yaitu nomor butir: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 19, 20, 21, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 36, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 49, 50. Kemudian butir yang tidak valid adalah sebanyak 10 butir yaitu nomor butir: 18, 22, 23, 30, 37, 38, 44, 46, 47, 48. Butir yang tidak valid dilakukan revisi dahulu sebelum digunakan untuk penelitian.

(12)

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas yang diuji dalam instrumen tes ini adalah reliabilitas internal. Relia-bilitas ini diperoleh dengan cara melakukan satu kali pengujian. dilakukan dengan menggunakan cara Split Half atau belah dua. Item-item dikelompokkan dengan skor belah awal dan belah akhir kemudian skor belah awal dan akhir tersebut dikorelasikan. Untuk menghitung reliabilitas dengan teknik reliabilitas internal harus dilalui dengan membuat tabel analisis butir soal. Cara ini dikenal dengan teknik Spearman Brown. Skor belah awal bisa disebut sebagai skor X, sedangkan skor belah akhir bisa disebut skor Y. Kedua skor X dan Y tersebut selanjutnya dikorelasikan (Arikunto, 2006: 144-145). Rumus yang digunakan untuk meng-hitung korelasi skor XY adalah di bawah ini.

  } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rXY Keterangan :

rxy : Koefisien antara variabel X dan variabel Y

X : Item butir genap Y : Item butir ganjil N : Banyaknya responden

Nilai N merupakan banyaknya respoden, karena reliabilitas merupakan nilai keajegan responden dalam menjawab soal. Indeks korelasi kedua skor tersebut

(13)

selanjutnya digunakan dalam perhitungan rumus Spearman Brown seperti berikut ) 1 ( 2 2 1 2 1 2 1 2 1 11 r xr r   Keterangan: 11 r = Reliabilitas instrumen 2 1 2 1

r = rXY yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen, yaitu belah awal dan akhir

Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan Tabel Kriteria Butir Soal, sehingga 11 dapat diputuskan apakah instrumen tes mempunyai reliabilitas yang baik atau tidak. Berdasarkan hasil perhitungan nilai reliabilitas yang diperoleh adalah sebesar 0,930. Nilai ini dibandingkan dengan Tabel Kriteria Butir Soal berada pada rentang nilai 0,70 – 1,00. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrumen tes memiliki reliabilitas yang tinggi dan dapat digunakan dalam penelitian.

a. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. (Arikunto, 2002: 77). Untuk mencari taraf kesukaran digunakan rumus di bawah ini :

JS B P

Keterangan : P = tingkat kesukaran

B = banyak siswa menjawab benar JS = jumlah seluruh peserta tes (Arikunto, 2002: 78)

Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat di kriteriakan seperti berikut ini. 0,00 - 0,15 soal tergolong sangat sukar

(14)

0,31 - 0,70 soal tergolong sedang 0,71 - 0,85 soal tergolong mudah

0,86 – 1,00 soal tergolong sangat mudah

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Instrumen Tes Tingkat

Kesukaran

Nomor Butir Jumlah Interprestasi

Mudah - 0 - Sedang 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 30, 31, 32 33, 35, 36, 37, 38, 40, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50 41 Digunakan Sukar 12, 18, 19, 25, 29, 34, 39, 41, 42, 9 Digunakan Jumlah Total 50

Berdasarkan kriteria tingkat kesukaran, tabel 3.5 menunjukkan bahwa dari 50 butir soal yang dibuat, 41 butir soal dinyatakan sedang, 9 butir soal dinyatakan tinggi.

b. Daya Beda

Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk uraian adalah dengan menggunakan rumus berikut ini.

soal maksimum Skor bawah kelompok Mean atas kelompok Mean DP 

(15)

tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar peserta didik yang sudah memahami materi yang diujikan dengan peserta didik yang belum/tidak memahami materi yang diujikan.

Adapun klasifikasinya adalah seperti berikut ini (Arikunto, 2002) 0,40 - 1,00 soal diterima baik

0,30 - 0,39 soal diterima tetapi perlu diperbaiki 0,20 - 0,29 soal diperbaiki

0,19 - 0,00 soal tidak dipakai/dibuang

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Instrumen Tes Tingkat

Kesukaran

Nomor Butir Jumlah Interprestasi

Sangat Rendah 22 1 Buang

Rendah 23, 26, 30 3 Buang Sedang - - Tinggi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 25, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50 46 Digunakan Jumlah total 50

c. Prosedur Uji N-Gain

Data tes prestasi belajar yang diperoleh untuk mengetahui efektivitas dari kedua strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dan strategi pembelajaran ekspositori pada setiap kelas eksperimen, dianalisis dengan menghitung Normalized Gain (NG) dari skor pre-test dan pos-test.

N g = (𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡)− (𝑆𝑝𝑟𝑒)

(𝑆𝑚𝑎𝑥)−(𝑆𝑝𝑟𝑒)

Keterangan:

N g = Gain

Spre = Skor Pre Tes

Spost = Skor Pos Tes

(16)

Tabel 3.7 Nilai gain ternormalisasi dan klasifikasinya

Rata – rata gain ternormalisasi Klasifikasi

(g)  0, 70 Tinggi

0, 30  (g) < 0, 70 Sedang

(g) < 0, 30 Rendah

Untuk memudahkan dalam mengolah data maka peneliti menggunakan program

SPSS 16.0 for Windows.

3.8 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari tes prestasi belajar dikelompokkan berdasarkan sel, lalu dianalisis dengan metoda statistik deskriptif. Dari data tersebut ditentukan Mean, Varians dan Standar deviasi. Untuk menguji hipotesis dilakukan analisis statistik inferensial. Namun sebelum menguji hipotesis, dilakukan uji normalitas untuk mengetahui masing-masing data berdistribusi normal atau tidak dan uji homo-genitas untuk mengetahui homogen tidaknya data. Jika ternyata data homogen, maka data selanjutnya akan dianalisis menggunakan statistik parametrik. Statistik parametrik yang akan digunakan adalah ANAVA DUA JALUR dan uji-t dua pihak dilanjutkan dengan menghitung Normalized Gain (N-Gain) dari skor pre-test dan post-test.

1. Uji Normalitas

Data yang diperoleh adalah data berskala interval dan mengikuti asumsi distribusi normal, maka untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh harus dilakukan uji normalitas. Pengujian normalitas dilakukan dengan

(17)

menggunakan metode Kolmogorov Smirnov, dengan kriteria uji : jika signifikansi KS >  (0.05) maka data sampel berdistribusi normal, dan jika signifikansi KS <  (0.05) maka data sampel tidak berdistribusi normal.

a) Kelas Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

Hasil uji normalitas data untuk kelas STAD dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut: Tabel 3.8 Hasil Uji Normalitas Data Gain Pada Siswa Kelas STAD

Motivasi Kolmogorov-Smirnov Ket

Statistik Sig.

Tinggi 0,180 0,200 Normal

Rendah 0,161 0,200 Normal

Berdasarkan tabel 3.8 motivasi belajar rendah dan tinggi mempunyai nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov yang sama yaitu masing-masing 0,200 dan. Hal ini berarti kedua data di atas berdistribusi normal karena nilai signifikansi untuk kedua data tersebut lebih besar dari 0,05.

b) Kelas ekspositori

Hasil uji normalitas data untuk kelas ekspositori dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9 Hasil Uji Normalitas Data Gain Pada Siswa kelas ekspositori

Motivasi Kolmogorov-Smirnov Keterangan

Statistik Sig.

Rendah 0,212 ,068 Normal

Tinggi 0,216 ,058 Normal

Berdasarkan tabel 3.8 untuk kelas ekspositori dengan motivasi belajar rendah nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,068 dan motivasi belajar tinggi untuk nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,058. Hal ini berarti kedua data

(18)

di atas berdistribusi normal karena nilai signifikan untuk kedua data tersebut lebih besar dari 0.05.

2. Uji Homogenitas

Homogenitas varians diuji dengan menggunakan uji levene’s tes, dengan kriteria uji adalah : jika signifikansi < 0,05maka data tidak homogen. Sebaliknya jika

prob. > 0,05) maka data homogen. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel

berikut 3.10:

Tabel 3.10 Hasil Uji Homogenitas

Nilai F Sig. Keterangan

1,185 0,323 Homogen

Berdasarkan hasil analisis seperti terlihat pada Tabel 3.10 diperoleh F_hitung = 1,185 dengan sign 0,323. Nilai sign. 0,323 > 0,05, maka data homogen.

3. Uji Hipotesis

Jika populasi distribusi normal maka untuk menguji hipotesis penelitian digunakan teknik ANAVA. Uji signifikansi hipotesis 1, 2, 3, dan 4 digunakan uji F pada taraf signifikan 0,05 dan 0,01.

a. Prosedur Pengujian Hipotesis 1, dan 2

Prosedur pengujian hipotesis 1, 2, dan 3 didasarkan pada analisis varians dwi- faktor. Analisis varians dwi-faktor ini disebut juga desain faktorial dua faktor (Arikunto, 2002 : 235). Faktor pembelajaran terdiri dari dua kategori yaitu pembelajaran kooperatif STAD dan pembelajaran ekspositori. Faktor motivasi

(19)

belajar terdiri dari dua kategori yaitu motivasi tinggi dan rendah. Jadi merupakan desain faktorial 2 x 2 antara metode pembelajaran dan kategori motivasi belajar. Langkah-langkah analisis data :

1. Mengelompokkan data sesuai dengan ciri-ciri dan kategori variabel, 2. Menyusun tabel statistik dasar, seperti tabel 3.11

Tabel 3.11 . Statistik Dasar ANAVA Dua Jalur

Kategori Pembelajaran

Kooperatif STAD Ekspositori ∑b

Limit n1 ∑x1 ∑x12 x Simpangan baku Varians n2 ∑x3 ∑x32 x Simpangan baku Varians nb1 ∑xb1 ∑xb12 x Simpangan baku Varians Turunan n3 ∑x3 ∑x32 x Simpangan baku Varians n4 ∑x4 ∑x42 x Simpangan baku Varians nb2 ∑xb2 ∑xb22 x Simpangan baku Varians ∑k nk1 ∑x k1 ∑x k12 x Simpangan baku Varians n k2 ∑x k2 ∑x k22 x Simpangan baku Varians nt ∑xt ∑xt2 x Simpangan baku Varians

3. Menghitung Jumlah Kuadrat Total ( JKT ) JKT = ∑xt2 - ( ∑xt2 )

nt

4. Menghitung jumlah Kuadrat antar Kolom JK(k) = ( ∑x k1 )2 + ( ∑x k2 )2 – ( ∑x t )2

nk1 nk2 nt

(20)

JK(b) = ( ∑x b1 )2 + ( ∑x b2 )2 – ( ∑x t )2

nb1 nb2 nt

6. Menghitung Jumlah kuadrat antar Kelompok

JKA = ( ∑x 1 )2 + ( ∑x 2 )2 + ( ∑x 3 )2 + ( ∑x 4 )2 – ( ∑x t )2

n1 n2 n3 n4 nt

7. Menghitung Jumlah kuadrat Interaksi antar Kolom dan Baris JK(i) = JKA – JK(b) – JK(k)

8. Menghitung Jumlah kuadrat Dalam Kelompok JKD = JKT - JKA

9. Setelah diperoleh nilai sesuai dengan rumus di atas, selanjutnya nilai-nilai itu dimasukkan ke dalam tabel ANAVA (tabel 3.12)

Tabel 3.12 : ANAVA Dua Jalur Sumber Variasi Jumlah Kuadrat (JK) Derajat Bebas (df)

Kuadrat Mean Fhitung Ftabel

α = 0,05 α = 0,01 Antar Kolom (Metode Pembelajaran Kooperatif) JK(k) K – 1 JK(k) k – 1 JK(k) k – 1 JKD ∑ (n-1) - - Antar Baris (materi belajar) JK(b) B – 1 JK(b) b – 1 JK(k) k – 1 JKD ∑ (n-1) - - Kolom dan Baris (Interaksi) JK(i) (k – 1) (b – 1) JK(i) (k – 1)(b – 1) JK(k) k – 1 JKD ∑ (n-1) - - Antar Kelompok JKA kb – 1 JKA kb – 1 - - - Dalam Kelompok JKD ∑ (n – 1) JKD ∑ (n – 1) - - - Jumlah Keseluruhan JKT nt – 1 - - - - 10. Rumus Uji

(21)

Rumus Uji Hipotesis 2

JK(k)

k – 1 Fhitung = JKD

∑ (n-1) Rumus Uji Hipotesis 1

JK(i)

(k – 1)(b -1) Fhitung = JKD

∑ (n-1) 11. Kriteria Uji

Tolak Ho Jika Fhitung > Ftabel

b. Prosedur Pengujian Hipotesis 3 dan 4

Untuk menguji hipotesis 3 dan 4 digunakan uji-t (Sudjana, 2002: 232-240) 1. Rumus Uji-t t S n n x x            2 1 2 1 1 1 S2 =

2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1      n n s n s n Keterangan : 1

x = rata-rata kelompok STAD

2

x = rata-rata kelompok ekspositori s12 = varians kelompok STAD

s22 = varians kelompok ekspositori

n1 = banyak data kelompok STAD

n2 = banyak data kelompok ekspositori

(22)

Pada taraf = 0,05 terima Ho jika – t ( 1 – ½ ) < t < t ( 1 – ½  ) dengan dk = ni + nj

– 2

3.9 Hipotesis Statistik a. Hipotesis 1 :

H0 : Tidak ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar siswa.

H1 : Ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar siswa.

H0 : A * B = 0 A= Model pembelajaran kooperatif STAD atau ekspositori

pada motivasi belajar tinggi/rendah. H1 : A * B ≠ 0 B= Prestasi belajar

b. Hipotesis 2 :

H0: Rerata peningkatan prestasi belajar IPS yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif STAD tidak lebih tinggi dari strategi pembelajaran Ekspositori

H1: Rerata peningkatan prestasi belajar IPS yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif STAD lebih tinggi dari strategi pembelajaran ekspositori

(23)

Hipotesis statistik: H0 : µx1 = µx2

H1 : µx1 ≠ µx2

µx1 = Rerata prestasi belajar yang menggunakan model kooperatif STAD

µx2 = Rerata prestasi belajar yang menggunakan strategi pembelajaran

ekspositori.

c. Hipotesis 3 :

H0 : Rerata peningkatan prestasi belajar IPS siswa yang menggunakan model

kooperatif STAD tidak lebih tinggi dari strategi pembelajaran ekspositori pada motivasi belajar tinggi

H1 : Rerata peningkatan prestasi belajar IPS siswa yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif STAD lebih tinggi dari strategi pembelajaran ekspositori pada motivasi belajar tinggi

H0 : µx11 = µx21

H1 : µx11 ≠ µx21

µx11 = Rerata peningkatan prestasi belajar yg menggunakan pembelajan

kooperatif STAD pada siswa bermotivasi tinggi

µx21 = Rerata peningkatan prestasi belajar yg menggunakan pembelajaran

ekspositori pada siswa bermotivasi tinggi d. Hipotesis 4:

(24)

H0: Rerata peningkatan prestasi belajar IPS siswa yang menggunakan model

kooperatif STAD tidak lebih tinggi dari strategi pembelajaran ekspositori pada motivasi belajar rendah

H1 : Rerata peningkatan prestasi belajar IPS siswa yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif STAD lebih tinggi dari strategi pembelajaran ekspositori pada motivasi belajar rendah

H0 : µx12 = µx22

H1 : µx12 ≠ µx22

µx12 = Rerata peningkatan prestasi belajar yg menggunakan pembelajan

kooperatif STAD pada siswa bermotivasi rendah

µx22 = Rerata peningkatan prestasi belajar yg menggunakan pembelajaran

Gambar

Tabel 3.2 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD  Langkah-langkah kooperatif tipe
Tabel 3.3  Kisi-kisi Instrumen IPS  No  Sub  Kompetensi  Indikator  Jml  Soal  Uraian Materi  C 1  C 2  1  Mendeskripsi  kan  perjuangan  para tokoh  pejuang pada  masa  penjajahan  Belanda dan  Jepang  1
Tabel 3.4  Kisi-kisi instrumen Motivasi belajar terhadap mata pelajaran IPS  No Indikator Deskriptor No butir Jmlh Positif negatif 1 Durasi Kegiatan
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Instrumen Tes  Tingkat
+6

Referensi

Dokumen terkait

Bahan organik yang berasal dari Trichokompos TKKS terformulasi dapat meningkatkan pori- pori tanah, memperbaiki tata udara dan air tanah, sehingga menyebabkan kebutuhan

kriptografi menjadi ilmu yang sangat berkembang pesat, dalam waktu yang singkat banyak bermunculan algoritma-algoritma yang dianggap lebih unggul dari pendahulunya, salah

Hasil analisa menggunakan Spektroskopi Serapan Atom (SSA) menunjukkan bahwa zeolit alam Karangnunggal yang diaktivasi dengan H 2 SO 4 dapat digunakan untuk menyerap Fe 3+

Karyawan harus memberitahukan kepada atasan mengenai segala hubungan atau transaksi bisnis yang diajukan antara Bank dan perusahaan lain yang dapat menimbulkan

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan gula kelapa kristal di tingkat home industry atau pengrajin gula kelapa pada umumnya meliputi kain saring untuk menyaring nira sebelum

Dari analisa pasal-pasal dalam UU Minerba ditemukan beberapa kebijakan yang bersifat netral terhadap persaingan usaha, yaitu mengenai kewenangan pemerintah untuk menetapkan

Setelah mendapat nilai pembacaan yang baik, data akan diproses dengan Kontrolir PID untuk mengatur arah dan kecepatan reaction wheels agar dapat mempertahankan

Ditingkat desa selain kelembagan SPP PNPM Mandiri Perdesaan selain Pemerintahan Desa juga melibatkan masyarakat yang tergabung dalam Tim Pengelola Kegiatan. Tugas