• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK PEMBUDIDAYAAN BAWANG MERAH DENGAN TEKNIK HIDROPONIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK PEMBUDIDAYAAN BAWANG MERAH DENGAN TEKNIK HIDROPONIK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK PEMBUDIDAYAAN BAWANG MERAH DENGAN TEKNIK HIDROPONIK

Ayu Kartika Sari

SMA Negeri 1 Purwantoro, Wonogiri Email: anyut.ucil@yahoo.com

ABSTRACT

The organic household waste be dragged into isolated problem they usually ignored because organic household waste usually will decomposed more faster than anorganic waste. But, organic household waste can create a new problems example a bad impact in healthy dan very disturbing in the esthetic. The organic household waste can be more useful with a simple treatment. The one alternative to prossesing organic household waste is with fermentation to produce fertilizer organic liquid. Fertilizer organic liquid from organic household waste afterwards can be used for onion red cultivation by hydroponic technique. Hydroponic tehnique in this research is wick hydroponic which is very simple technique in hydroponic. Wick hydroponic is very simple, easy fake and the tools are approchable in our life every day. Hydroponic technique is more effecient in the use of water and don’t need a vast, so can be applied in urban area. The method in this research is by prossesing organic household waste into fertilizer organic liquid afterwards this fertilizer use for onion red cultivation by hydroponic technique. This research was done during Oktober until Nopember 2015 in SMA N 1 Purwantoro. This method used in this research is experiment method. The result of this research is organic household waste can be used as fertilizer organic liquid for onion red cultivation by hydroponic technique.The average growth of strands of leaf with the use of fertilizer organic liquid faster compared with the use of AB Mix Hydro J. While the growth of high leaf onion red use fertilizer organic liquid a little under the used of AB Mix Hydro J but on average the growth of onions red with the used of water without fertilizer.

Keywords: fertilizer organic liquid, cultivation onions red, organic household waste, hydroponic technique

PENDAHULUAN

Masalah limbah rumah tangga disamping berdampak buruk pada kesehatan jika tidak ditangani dengan baik dan benar akan mengganggu dari segi keindahan dan estetika. Pada tingkat pedesaan limbah rumah tangga biasanya dibuang ke sungai atau dibakar sedangakan di daerah perkotaan yang jumlah penduduknya semakin meningkat akan menimbulkan masalah yang tidak pernah berakhir. Oleh karena itu butuh pengelolaan sampah yang baik. Usaha preventive untuk menanggulangi limbah organik rumah tangga diantaranya adalah dengan mengolahnya menjadi pupuk organik.

Pupuk organik cair dari limbah organik rumah tangga merupakan salah satu dari pola hidup hijau yang sederhana yang dapat kita lakukan dirumah dengan peralatan yang sederhana dan langkah yang tidak terlalu

rumit. Dengan membuat pupuk cair sendiri, dapat menghemat pengeluaran dan mengurangi volume penumpukan sampah. Pupuk cair tersebut nantinya dapat digunakan untuk membudidayakan bawang merah dengan teknik Hidroponik. Selain caranya yang mudah, pembudidayaan bawang merah dengan teknik Hidroponik memiliki nilai ekonomis yang tinggi yaitu meningkatkan nilai limbah organik rumah tangga menjadi produk yang bermanfaat untuk lingkungan . Dengan teknik Hidroponik inipun ibu rumah tangga dapat memanfaatkan limbah organik di sekelilingnya dan menghasilkan produk yang dapat dipakai sendiri. Karena banyak manfaat yang diperoleh dari pupuk cair dan teknik Hidroponik, maka perlu dikembangkan suatu metode dalam memanfaatkan limbah rumah tangga yaitu dengan cara dibuat pupuk organik cair untuk membudidayakan bawang merah dengan teknik Hidroponik.

(2)

METODE

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Purwantoro. Penelitian ini dilakukan mulai dari Juni 2015 sampai dengan Nopember 2015. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap. Rincian waktu penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Rincian Waktu Kegiatan Penelitian No Kegiatan Waktu Juni 2015 Juli 2015 Okt 2015 Nop 2015 1-28 1-31 1-31 1-30 1 Persiapan √ 2 Penyusunan instrumen √ 3 Pengumpulan data √ √ 4 Analisis data √ 5 Penyusunan laporan √

Dalam penelitian ini meliputi berbagai tahap, yaitu :

1. Tahap pertama

Menyiapkan bibit bawang merah dan memilih limbah organik rumah tangga dipilih dari limbah organik sayur dan sampah organik buah untuk dibuat POC. 2. Tahap kedua

Merakit hidroponik sistem wick. 3. Tahap ketiga

Menanam bawang merah dengan perlakuan kelompok POC, Kelompok AB MIX Hydro J, dan kelompok control air mineral.

4. Tahap keempat

Pengamatan dan pengukuran pertumbuhan tanaman bawang merah.

Hasil pengamatan dianalisa secara diskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Proses Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Organik Rumah Tangga

Proses pembuatan pupuk organik cair dari limbah organik rumah tangga adalah sebagai berikut:

1. Alat yang digunakan diantaranya blender, pisau, gelas ukur, selang, pH meter, Tds meter dan botol air mineral bekas,

sedangkan bahan yang digunakan meliputi: limbah sayuran, limbah kulit buah, EM4, air cucian beras, air dan gula.

2. Langkah Kerja

a) Pisahkan sampah rumah tangga menjadi limbah organik sayuran dan limbah organik buah.

b) Potong limbah sayuran dan limbah buah menjadi kecil – kecil supaya mempermudah dan mempercepat proses penguraian.

c) Masukkan kedalam baskom potongan limbah organik tambahkan air cucian beras, EM4, dan larutan gula merah. Kemudian campurkan hingga merata. d) Blender hingga halus untuk

memperkecil ukuran limbah sehingga proses penguraian tidak memakan waktu.

e) Masukkan kedalam botol fermentasi, fermentasi selama 7-14 hari, botol fermentasi dibuat dari botol mineral 1 L dihubungkan dengan selang ke botol mineral yang lebih kecil.

f) Setiap hari goyang-goyangkan atau aduk botol fermentasi selama 5 menit. g) Pupuk organik cair siap digunakan jika

sudah tercium bau wangi tape, saring dan simpan, untuk pengunaan cairkan dengan air sebelum disemprotkan ke tanaman.

Hasil penyaringan jangan dibuang karena dapat digunakan untuk pupuk padat.

Gambar 2. Langkah kerja pembuatan POC B. Teknik Hidroponik Sistem Wick pada

Pembudidayaan Bawang Merah

Pemilihan sistem wick pada penelitian ini karena sistem Hidroponik sistem wick memiliki keunggulan yaitu menggunakan

(3)

peralatan yang sederhana yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, mudah merakit sehingga cocok bagi pemula terutama ibu-ibu rumah tangga dapat memanfaatkan sampah anorganik yang dapat ditemui sehari-hari dan organic dalam kehidupan sehari-hari.

1. Menyiapkan alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah stereofoam, sedotan, sumbu, botol air mineral, flanel dan rockwool. Stereofoam dipotong sesuai ukuran ember, kemudian dilubangi dibagian tengahnya dilubangi. Botol air mineral dibelah menjadi dua digunakan bagian kepala yang ada tutupnya. Kemudian tutup botol dilubangi untuk tempat masuk sumbu.

Gambar 3. Stereofoam sebagai pembatas, rockwool dan flannel sebagai sumbu

2. Menyiapkan air nutrisi

Sistem wick atau sistem sumbu bekerja memanfaatkan sistem kapilaritas agar air nutrisi bisa bergerak ke atas dan sampai kepada bawang merah. Pada percobaan ini perbandingan air nutrisi yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Perbandingan air dan pupuk Perlakuan Perbandingan pupuk

dan air

POC 1:20

AB-Mix 1: 20

Air Tidak menggunakan

pupuk

Air yang digunakan pada penelitian ini adalah air yang berasal dari air pam yang sudah ditampung dalam ember. Tidak menggunakan air pam langsung karena air pam masih menggandung bahan penjernih yang tidak baik untuk pertumbuhan bawang merah. Kemudian air yang sudah dicampur pupuk diukur keasaman dan diukur TDSnya. Karena bawang merah dapat tumbuh pada pH 5,5 sampai 6. Derajat Keasaman (pH) setelah diukur

adalah 2,1. Untuk mencapai pH yang diinginkan untuk pertumbuhan bawang merah maka larutan diencerkan dengan ditambahkan air. Sedangkan TDS pada POC adalah 3671 ppm. Pengukuran TDS pada teknik hidroponik diperlukan karena TDS mempengaruhi penyerapan unsur hara pada tanaman bawang merah. Semakin besar nilai TDS maka semakin cepat penyerapan unsur hara oleh tanaman bawang merah.

3. Menyiapkan Metan (Media tanam)

Media tanam yang digunakan disini adalah sekam bakar dan serbuk kelapa (cocopeat). Media tanam berfungsi sebagai penopang tanaman bawang merah untuk tumbuh sehingga akarnya lebih kuat dan tanaman bawang merah tidak mudah roboh. Penggunaan sekam bakar dan cocopeat sebagai media tanam karena cocopeat mempunyai sifat menyimpan air 6 kali lebih besar dari volumenya sehingga metan tidak cepat kering. Sedangkan pada sekam bakar terdapat arang aktif yang berfungsi untuk melindungi tanaman bawang merah dari bakteri. Pada penelitian ini perbandingan sekam dan cocopeat 1 : 1. Aduk sekam dan cocopeat yang telah disiapkan kemudian campur dengan air sehingga campuran terasa lembab.

Gambar 4. Menyiapkan media tanam sekam dan cocopeat

4. Menyiapkan Benih

Gambar 5. Benih bawang merah siap tanam Benih yang digunakan disini adalah bawang merah lokal yang tersedia dipasaran. Bawang merah lokal biasanya berbentuk lonjong dan berwarna merah

(4)

pudar, pilih bawang merah yang telah kering yang ditandai dengan bawang merah yang berwarna mengkilat, tidak ada luka atau cacat. Kemudian pilih bawang merah yang mempunyai ukuran hampir sama pada penelitian ini digunakan ukuran bawang merah yang mempunyai lingkar 6 cm. Kemudian ujung bawang merah dipotong sekitar 0,5cm.

5. Merakit Hidroponik sistem wick

Stereofoam yang sudah dilubangi dibagian tengah dimasukkan botol air mineral, kemudian dibagian pinggir dimasukkan sedotan sebagai tempat masukknya udara. Air nutrisi yang sudah disiapkan dimasukkan masing-masing 1 L air dalam setiap ember. Media tanam kemudian diletakkan diatas stereofoam masing-masing sama untuk setiap ember Hidroponik. Kemudian tanamkan benih bawang merah yang sudah disiapkan.

Gambar 6. Langkah kerja menanam tanaman bawang merah dengan teknik hidroponik sistem wick.

C. Pertumbuhan bawang merah dengan sistem Hidroponik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan perlakuan pupuk AB MIX Hydro J , menunjukkan hasil tertinggi pada semua variabel pertumbuhan dan hasil tanaman dibandingkan dengan perlakuan POC. Sedangkan air sebagai kelompok kontrol memiliki hasil yang paling rendah dibandingkan perlakuan lain.

Tabel 4. Tinggi tanaman (cm) bawang merah pada umur 7- 28 hst

Keterangan: hst (hari setelah tanam)

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pertumbuhan bawang merah pada umur 28 hari setelah tanam pada perlakuan AB MIX Hydro J (Kelompok B) mempunyai tinggi tanaman tertinggi, dapat dilihat pada tabel 3 rata-rata pertumbuhannya antara 20,2 cm setiap minggunya, sedangkan perlakuan dengan menggunakan POC limbah rumah tangga (kelompok A) menunjukkan pertumbuhan yang signifikan antara 3cm -10, 6 cm setiap minggu setelah tanam. Sedangkan kelompok kontrol (Kelompok C) menunjukkan pertumbuhan antara 8,35 cm.

Berdasarkan hasil penelitian pada tanaman bawang merag umur 7-28 hari pada POC limbah rumah tangga (kelompok A) memiliki pertumbuhan helai yang tertinggi. Rata-rata pertumbuhan helai tanaman bawang merah pada kelompok A yaitu 10,075 helai setiap tujuh hari setelah tanam. Kelompok B mempunyai rata-rata pertumbuhan 7,125 helai setiap tujuh hari setelah tanam. Sedangkan jumlah helai daun yang paling rendah yaitu pada kelompok air ( Kelompok C) yaitu rata-rata pertumbuhannya 4,875 helai daun setiap tujuh hari setelah tanam.

Perlakuan Tinggi tanaman (cm) Umur tanaman (hst) 7 14 21 28 POC(kelompok A) A1 - 1,5 12,5 27 A2 1 4,5 15,5 28,5 A3 - - - 10 A4 2 14,5 22,5 33 AB MIX (Kelompok B) B1 - 1 8,5 36,5 B2 - - 4,1 10,5 B3 - - 4 47,5 B4 - 1,2 5,5 27,5 Air (Kelompok C) C1 - - - -C2 - - - 22 C3 - 6,2 9,5 24,5 C4 - 8,2 14 15

(5)

Tabel 5. Jumlah helai daun pada tanaman bawang merah pada 7-28 hst

Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bawang merah pada ini:

1. Benih Bawang Merah

Benih yang digunakan pada penelitian ini adalah benih bawang merah yang banyak beredar dipasaran, sehingga tingkat kekeringan benih belum maksimal sehingga tunas baru muncul pada tanaman diatas 7 hari setelah tanam.

Gambar 7. Tanaman bawang merah umur 7 hst.

2. Fermentasi pupuk

Proses fermentasi dari limbah organik limbah rumah tangga menjadi pupuk organik cair merupakan proses

perombakan limbah organik rumah tangga akibat pengaruh lingkungan dan jasad renik, menjadi senyawa yang lebih sederhana. Proses pembuatan pupuk organik cair (POC) membutuhkan waktu selama 7 sampai 14 hari dapat dikatakan sempurna karena limbah yang sudah difermentasi tidak berbau menyengat.

Gambar 8. Tanaman bawang merah umur 21 hst.

Gambar 9. Tanaman bawang merah umur 28 hst

3. Kandungan unsur hara

Dari hasil analisis laboratorium awal sebelum tanam, larutan POC yang berasal dari buah mempunyai kandungan unsur hara yang lebig tinggi daripada larutan POC yang berasal dari sayuran. Tetapi masih lebih rendah daripada kandungan unsur hara pada AB MIX Hydro J. Kandungan unsur hara pada AB mix hydro J antara lain terdapat unsur 3,837% N, 1,850 %P, dan 0, 381 % K, untuk kandungan unsur hara pada POC buah Perlakuan Jumlah helai daun tanaman

Umur tanaman (hst) 7 14 21 28 POC(kelompok A) A1 - 1 9 23 A2 - 5 11 17 A3 - - - 15 A4 1 12 22 25 AB MIX (Kelompok B) B1 - - 8 15 B2 - - 6 18 B3 - 1 9 11 B4 - 8 10 17 Air (Kelompok C) C1 - - - -C2 - - - 11 C3 - 4 10 13 C4 - 9 14 13

(6)

adalah 0,0642% N, 0,08821% P, dan 0,03884% K.

Gambar 10. Proses Fermentasi bahan pupuk organik cair.

Fungsi nitrogen bagi tanaman bawang merah adalah untuk pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun batang dan akar. Sedangkan fosfor berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman, merangsang pertumbuhan akar, dan memperbesar jaringan sel pada tanaman. Untuk kalium dibutuhkan pada hampir semua proses metabolisme mulai dari penyerapan air, fotosintesis, sintesa enzim dan aktifitas enzim. Jika tanaman kekurangan kalium fungsi psikologis pada asimilasi zat arang akan terhenti. Fungsi lain dari kalium adalah pembentukan jaringan penguat jika kekurangan kalium daun-daun akan terkulai. Kandungan N, P, K pada POC lebih rendah sehingga pertumbuhan tinggi daun dari bawang merah lebih rendah dari pada pertumbuhan tinggi daun pada bawang merah yang menggunakan pupuk AB MIX Hydro J. 4. pH larutan POC

Dari hasil penelitian pada awal sebelumtanam larutan POC mempunyai pH antara 5,0 dan 5,1 setelah dicampur dengan air. Kebutuhan pH pada tanaman bawang merah berkisar antara 5.0 sampai dengan 6,0. Pengaruh pH pada tanaman bawang merah yaitu pada ketersediaan unsur hara pada media tanam, karena pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mengakibatkan beberapa unsur mengendap sehingga tidak dapat diserap oleh akar dan akibatnya tanamanan

bawang merah mengalami kekurangan unsur hara sehingga tanaman akan terganggu metabolismenya secara visual dapat terlihat dari penyimpangan pada pertumbuhannya yaitu ukuran tanaman menjadi relatif lebih kecil. Kisaran pH pada penelititan ini masih sesuai untuk pertumbuhan bawang merah, Pada pH tersebut unsur hara dapat tersedia dan bisa diserap oleh tanaman bawang merah, sehingga tanaman dapat tumbuh optimal dan tidak menunjukkan gejala kekurangan unsur hara ditunjukkan dari jumlah helai daun yang mengalami peningkatan setiap minggu setelah tanamanya.

5. Nilai Total Dissolved Solid (TDS) larutan Dari hasil pengukuran TDS menggunakan TDS meter, larutan POC mempunyai nilai TDS yang lebih rendah bila dibandingkan dengan pupuk ab mix hydro J, yaitu sekitar 256 ppm, sedangakan AB MIX hydro J mempunyai TDS840 -1680 ppm. TDS merupakan indikator kepekatan unsur hara dalam larutan. Nilai TDS berpengaruh pada kecepatan penyerapan unsur hara oleh tanaman.

Semakin besar nilai TDS maka semakin cepat penyerapan unsur hara oleh tanaman bawang merah sehingga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman bawang merah yang lebih cepat. Pada penelitian ini pertumbuhan tanaman bawang merah kelompok kontrol memiliki pertumbuhan yang rendah batang kerdil, Sedangkan tanaman dengan tds yang lebih banyak yaitu pada kelompok POC (Kelompok A), dan Kempok AB MIX (Kelompok B) mempunyai pertumbuhan yang lebih baik dilihat dari tinggi tanaman dan jumlah helai daun.

(7)

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

1. Pembuatan pupuk organik cair (POC) dari sampah limbah rumah tangga membutuhkan waktu selama 7- 14 hari untuk proses fermentasi. Pupuk organik cair yang dapat digunakan jika POC sudah tidak berbau busuk dan berbau wangi seperti tape.

2. Hidroponik sistem wick dapat digunakan untuk pembudidayaan bawang merah karena peralatan yang digunakan sederhana dan dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun memiliki kekurangan karena nutrisi bisa mengendap sehingga tidak terserap tanaman dan pasokan oksigen yang kurang.

3. Perlakuan menggunakan POC limbah rumah tangga pada tanaman bawang menghasilkan jumlah helai daun terbanyak, sedangkan pada pertumbuhan tinggi daun sedikit dibawah tanaman bawang merah yang menggunakan AB MIX Hydro J.

B. Saran

Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih dalam terhadap pembudidayaan bawang merah dan perlu dipilih limbah organik untuk mendapatkan komposisi limbah rumah tangga yang tepat sehingga dapat diperoleh POC dengan kandungan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan bawang merah.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi Nurvita. 2014. Untung Segunung Bertanam Aneka Bawang. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Hendra Heru A. Dan Agus Andoko. 2014. Bertanam Sayuran Hidroponik Ala Paktani Hydrofarm. PT. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Indriani, Y.H. 2005. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Novia I. 2007. Sampah Diolah Menjadi Berkah.www.sobirinsobirin@gmail.co m/starter-kompos-mikro-organik grati san. html. Diunduh pada tanggal 23 Juni 2015 pada jam 10.15 WIB.

Kurnianti N. 2013. Memanfaatkan Limbah Rumah Tangga Menjadi Pupuk

Organik (Kompos) Cair.

http://petunjukbudidaya.blogspot.com. Diunduh pada tanggal 23 Juni 2015 jam 11.05 WIB.

Febri M. 2007. Bercocok Tanam Hidroponik. www.sayuranhidroponik.blogspot.com . Diunduh pada tanggal 23 Juni 2015 jam 11.27 WIB

Fatma, Prita, Koesriharti, Sunaryo.2013. Pengaruh Penambahan Unsur Hara Mikro(Fe dan Cu) dalam Media Tanam Paitan Cair dan Kotoran Sapi Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) dengan Sistem Hidroponik Rakit Apung. Jurnal Produksi Tanaman Vol. 1 No.3 Universitas Negeri Brawiyaja. Malang

Anonim. 2008. Hidroponik.

http://justmyhobby.wordpress.com. Diunduh pada tanggal 23 Juni 2015 jam 11.55 WIB.

Anonim. 2005. Mengolah Limbah Dapur. http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_or ganik. Diunduh pada tanggal 23 Juni 2015 jam 10.35 WIB.

Gambar

Tabel 1. Rincian Waktu Kegiatan Penelitian No Kegiatan Waktu Juni 2015 Juli 2015 Okt 2015 Nop 2015 1-28 1-31 1-31 1-30 1 Persiapan √ 2 Penyusunan instrumen √ 3 Pengumpulan data √ √ 4 Analisis data √ 5 Penyusunan laporan √
Gambar  6.  Langkah  kerja  menanam  tanaman bawang  merah  dengan  teknik hidroponik sistem wick.
Gambar  7.  Tanaman  bawang  merah  umur  7 hst.
Gambar  10.  Proses  Fermentasi  bahan  pupuk organik cair.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

dan aksi korporasi lainnya selama periode pengamatan. c) Perusahaan memiliki data yang cukup untuk dianalisis, yaitu harga saham penutupan harian, tanggal pengumuman

1) Instan adalah sekumpulan data yang tersimpan di dalam basis data pada suatu waktu tertentu, dimana data memiliki frekuensi perubahan yang tinggi. 2) Skema adalah

Pembangunan menjadi gelombang baru dalam mencapai kesejahteraan suatu negara. Istilah pembangunan dimaknai sebagai proses perencanaan untuk mengembangkan pertumbuhan

Hal lain yang menarik dari kasus ini ialah selain munculnya aspek-aspek standar dalam relasi antara negara dengan kapitalis lokal (relasi patrimonial yang subyektif, tuntutan

(preservative deradicalization) Islam moderat. Dengan model ini, deradikalisasi bersifat proaktif dan tidak menunggu sampai terjadi, misalnya aksi terorisme. Selain

Kuesioner “faktor-faktor yang Berhubungan dengan safety driving pada pengemudi mobil tangki Terminal BBM Medan Group PT Pertamina (Persero) Labuhan Deli tahun 2011”. Surat

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Monintja (2015) menunjukkan bahwa variabel merek berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap keputusan pembelian,