• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM DESIGN ASSET FOR MAPPING USING GOOGLE API

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM DESIGN ASSET FOR MAPPING USING GOOGLE API"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK

PEMETAAN ASET DAERAH DENGAN PEMANFAATAN GOOGLE API

GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM DESIGN ASSET FOR

MAPPING USING GOOGLE API

Yudhi Kurniawan

Program Studi Sistem Informasi, Universitas Ma Chung Villa Puncak Tidar N 01, Malang, 65314, Indonesia

e-mail: Yudhi.kurniawan@machung.id

ABSTRAK

Sejak diberlakukannya sistem otonomi daerah, pemerintah daerah berwenang untuk mengelola dan memantau lokasi - lokasi aset yang ada di daerah masing-masing. Pengelolaan aset tersebut tidak hanya berhenti sampai tahap pengarsipan, namun diharapkan juga pemerintah daerah dapat mengambil keputusan, menganalisis pemetaan, mengelola dan memantau keberadaan serta kondisi aset tersebut sebagai dasar dari pihak eksekutif dalam pengambilan kebijakan yang terkait dengan aset daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat rancangan dan implementasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi untuk melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu dengan menampilkan hasil dalam bentuk geografis yang dilengkapi dengan foto kondisi aset terakhir dan posisi letak aset, berada dalam sebuah peta dan juga dalam bentuk visualisasi data sebagai excutive

summary report. Sistem ini dikembangkan dalam bentuk web based dengan penggunaan

teknologi ASP.NET framework 4 untuk bahasa pemrogramannya dan memanfaatkan subgurim.NET sebagai framework peta

Kata kunci: Sistem Informasi Geografis, Aset Daerah, ASP.NET Framework 4, Subgurim.Net, Executive Summary Report

ABSTRACT

Since the enactment of the system of regional autonomy, local government authorities to manage and monitor the location - the location of existing assets in their respective areas. Asset management is not simply stop filing stage, but also local governments expected to make decisions, analyze mapping, manage and monitor the existence and condition of these assets as the basis of the executive in policy making related to the assets of the area. The purpose of this study was to make the design and implementation of Geographic Information Systems (GIS) for working with spatial data tereferensi or geographic coordinates to perform data processing and perform certain operations by displaying the results in the form of geographical conditions that comes with photo Last assets and the position where the assets are in a map and also in the form of data visualization as an excutive summary report. The system was developed in the form of web based technology with the use of ASP.NET framework 4 for the programming language and use as a framework map subgurim.NET.

Keywords: Geographic Information Systems, Regional Assets, ASP.NET Framework 4, Subgurim.Net, Executive Summary Report

(2)

PENDAHULUAN

Sejak diberlakukannya sistem otonomi daerah, Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan penuh dan bertanggung jawab untuk mengelola dan memantau lokasi - lokasi aset yang ada di daerah masing-masing. Pengelolaan aset tersebut tidak hanya berhenti sampai tahap pengarsipan, namun diharapkan juga pemerintah daerah dapat mengambil keputusan, melakukan analisa, mengelola dan memantau keberadaan serta kondisi aset tersebut serta memberikan informasi yang berhubungan dengan data baik berupa spasial dan non spasial. Hampir semua komunitas bisnis termasuk pemerintah di dalamnya ingin menampilkan atau melihat entitas-entitas beserta atributnya terkait bisnisnya secara keseluruhan di atas peta analog maupun digital. Dengan tampilan ini mereka mengharapkan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif beserta pola-pola spasial yang melekat erat pada aktivitas terkait, yang sebenarnya hanya dapat diwujudkan dalam bentuk visual. Namun hal tersebut tidak akan nampak jika hanya diwujudkan dalam data numerik atau tabel atribut saja.

Begitupun juga denganInformasi mengenai aset pemerintah daerah diharapkan tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh Bagian Peralatan dan Aset Daerah saja, namun juga Sekretaris Daerah serta Anggota Dewan/DPR terkait untuk dimanfaatkan sesuai keperluan masing-masing. Jika informasi tersebut hanya disajikan dengan peta konvensional maka akan terasa kurang efisien karena peta konvensional tidak mampu memberikan informasi secara lengkap mengenai aset daerah. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang mampu mengatasi masalah ini yaitu Sistem Informasi Geografis.

Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) bertujuan untuk dapat memenuhi keperluan informasi yang cepat dan akurat sehingga mempermudah pemerintah daerah untuk mengelola asetnya. Sistem informasi geografis mampu menyajikan informasi berupa data spasial beserta atribut-atributnya dalam bentuk geografis yang dilengkapi dengan dashboard menampilkan

execuitve summary report, sehingga informasi yang diperoleh lebih menarik dan mudah untuk

dipahami. METODE

Dalam penelitian ini di gunakan beberapa metode sesuai dengan System Development Life

Cycle dalam model waterfall dimana kegiatan awal yang dilaksanakan adalah

1. Analisa Kebutuhan Dan Permodelan Proses

Dalam analisa kebutuhan ini dibuatt sebuah tabel kebutuhan fungsional dan non fungsional yang nantinya di gunakan sebagai dasar dalam permodelan prosesnya.

No. Deskripsi

Fungsional

Non Fungsional Pengguna Sistem

1. Sistem hanya dapat dioperasikan menggunakan web browser

9 2. Operator sistem adalah staff SKPD yang ditujuk

oleh pimpinan untuk mengoperasikannya

9 3. Masing - masing pengguna memiliki username

dan password yang berbeda

9 4. Pengguna dapat login dan logout ke sistem 9 5. Pengguna memiliki hak akses dalam sistem

sesuai kewenangannya

9 6. Pengguna dapat melakukan eksplorasi peta 9

(3)

7. Pengguna dapat melakukan mastering dan managing data spasial dan data atribut

9 8. Pengguna dapat melakukan view laporan 9

9. Pengguna dapat mengunduh peta 9

10. Pengguna dapat mengunduh laporan 9 11. Pengguna dapa mencari lokasi aset dengan

memasukan keyword tertentu

9 Pengguna dapat melakukan managing data user 9 12. Pengguna dapat memilih layer peta 9 13. Sistem dapat menampilkan peta berdasarkan

layer yang dipilih

9 14. Sistem dapat menampilkan atribut dari data

spasial

9 15. Sistem dapat menampilkan hasil pencarian

berdasarkan keyword

9 16. Sistem dapat memproses laporan secara

otomatis

9 17. Sistem menampilkan menu dan fitur sesuai

dengan hak akses pengguna

9 18. Sistem dapat memberikan konfirmasi

kelengkapan data apa saja yang wajib diisi.

9 19. Sistem memberikan konfirmasi terhadap

perubahan , penambahan, dan penghapusan data

9 Tabel 1 : Analisa Kebutuhan Sistem Informasi Geografis

Dari tabel analisa kebutuhan yang ada maka di lanjutkan dengan identifikasi Aktor-aktor yang terkait antara lain :

a. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) b. Bagian Perlengkapan dan Aset Daerah c. Eksekutif :

a. Sekretaris Daerah b. Dewan/DPR.

Masing-masing SKPD menyusun Rencana Kebutuhan Barang dan Kebutuhan Pemeliharaan Barang kemudian menyampaikannya kepada Bagian Perlengkapan untuk meneliti dan menyusunnya menjadi Rencana Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah (RDKBMD). Jika ternyata Rencana Kebutuhan Barang dan Kebutuhan Pemeliharaan Barang tidak disetujui maka pihak SKPD yang bersangkutan diminta untuk menyusun ulang, Jika diterima maka RDKBDM akan diajukan kepada Kepala Daerah untuk ditetapkan sebagai Daftar Rencana Tahunan dan Pemeliharaan Barang Daerah Kabupaten.

(4)

Gambar 1 : Activity Diagram Perencanaan Kebutuhan

Pelaksanaan penerimaan barang diawali dengan pihak SKPD menerbitkan surat perintah kerja/surat perjanjian/kontrak pengadaan barang yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. Barang yang akan diterima harus disertai dengan dokumen yang jelas menyatakan macam/jenis, banyak, harganya, dan spesifikasi barang. Pernyataan penerimaan barang dinyatakan sah apabila telah ditandatangani oleh Panitia Pemeriksa Barang Daerah (Bagian Perlengkapan dan Aset Daerah). Apabila berdasarkan penelitian ternyata ada kekurangan syarat-syarat yang belum terpenuhi, maka penerimaan barang dilakukan dengan membuat tanda penerimaan barang sementara yang dengan tegas mencantumkan sebab-sebab dari penerimaan sementara barang. Apabila kekurangan dan syarat-syarat tersebut telah terpenuhi maka dapat dilaksanakan penerimaan barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Gambar 2: Activity Diagram Penerimaan Barang

Dari barang yang sudah diterima maka dilanjutkan dengan proses penyaluran, dimana proses ini disesuaikan dengan kebutuhan per SKPD, ada beberapa mekanisme yang harus dijalankan yang digambarkan dalam diagram sebagai berikut :

(5)

Gambar 3: Activity Diagram Penyaluran Barang Daerah

Setelah barang diterima selanjutnya adalah penyimpanan dengan menggunakan beberapa dokumen dengan tujuan mencatat secara tertib dan teratur penerimaan barang, pengeluaran barang, dan keadaan persediaan barang ke dalam buku/kartu barang. Berdasarkan hasil analisa masalah tersebut, maka didapatkan aktor beserta dengan generalisasinya.

Gambar 4: Generalisasi Aktor

Dari identifikasi kebutuhan dan juga permodelan yang sudah dilakukan maka tahapan berikutnya adalah membuat desain sistem dalam bentuk object oriented yang pertama menggambarkan seluruh sistem dan fungsi dalam bentuk dalam Use-Case Diagram

(6)

Gambar 5: Use case Diagram Sistem Informasi Geografis

Setelah Use Case Diagram telah di gambarkan maka tahapan selanjutnya adalah pembuatan Class Diagram sebagai bahan untuk membuat darabase secara fisik

Gambar 6 : Class diagram Sistem Informasi Geografis Pemetaan Aset Dari Class Diagram maka tahapan selanjutnya di-generate menjadi Physical Data

(7)

Gambar 7 : Physical data model Sistem Informasi Pemetaan Aset Daerah

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Arsitektur Sistem

Model atau Arsitektur Sistem yang dikembangkan menggunakan model 2 Tier dimana sisi Aplikasi dan Database terpisah, dimana dalam pengujian Sistem ini digunakan komputer dengan spesifikasi sebagai berikut:

a. Prosesor Intel Core i5, 2.53GHz b. RAM 4GB

c. Harddisk 500GB

d. OS Windows 7 Ultimate

e. Google Chrome 19 digunakan sebagai browser selama pengujian 2. Implementasi Sistem

Berikut merupakan halaman atau user interface berdasarkan analisa dan perancangan pada bab sebelumnya.

a. Halaman Awal (Halaman Map Publik)

Tampilan awal pada saat website diakses adalah halaman peta publik seperti pada gambar 8 User dapat mengakses peta secara langsung dengan memilih layer yang sudah disediakan seperti pada gambar 9 atau melakukan pencarian dengan memasukkan nama unit kerja sebagai kata kuncinya seperti pada gambar10. Namun data yang disajikan hanya sebatas data gedung yang telah diberi status publik.

(8)

Gambar 8: Halaman peta publik

Pada halaman ini terdapat menu untuk melakukan seleksi data dan penarian data yang terletak pada sebelah kanan tepat di sebelah peta daerah yang disajikan.

Gambar 9 : Menu Pencarian

Pada Halaman ini user dapat melihat lokasi aset bangunan pada peta yang ditandai dengan poligon, serta dapat melihat informasi terkait dengan aset tersebut yaitu dengan klik pada nama aset yang muncul pada Info window seperti pada gambar 9

(9)

Gambar 10 : Peta aset

User dapat melihat informasi terkait dengan aset yang dipilih dan juga dapat mencetak secara langsung peta serta informasi terkait dengan klik tombol print seperti pada gambar 11

Gambar 11 : Menu atribut aset

b. Halaman Utama (User Logged In)

Seluruh user yang telah berhasil login akan masuk ke halaman peta. Tidak sama dengan peta yang disajikan pada peta publik, peta ini menyajikan data aset secara keseluruhan, baik itu aset tanah maupun aset gedung dan bangunan.

(10)

Gambar 3.6 Halaman utama user logged in

Gambar 12 : Navigasi Peta Asset

User yang telah berhasi login juga dapat melakukan pencarian dengan memberi inputan berupa ID Barang, ID Lokasi, serta Tahun Detail aset, seperti pada gambar 12

Gambar 12 : Menu pencarian user logged in c. Halaman Change Password

User dapat mengganti password dengan memberi input password lama dan

password baru seperti pada gambar 3.8.

(11)

d. Halaman Add User

Menu untuk menambahkan user baru hanya bisa dilakukan oleh Admin. Penambahan user baru dilakukan dengan memilih unit kerja user, user level, userID, nama, serta password untuk login user. Prosesnya seperti pada gambar 14

Gambar 14 : Halaman add user e. Halaman Update User

Menu update user juga hanya dapat diakses oleh Admin. Admin dapat melihat daftar user berdasarkan user level, unit kerja, atau menampilkan seluruh user sekaligus.

Gambar 15 : Halaman update user f. Halaman Manage Map

Menu manage map dapat diakes oleh Admin maupun SKPD untuk melakukan penambahan koordinat pada aset. Namun untuk SKPD hanya dapat mengakses asetnya masing-masing, sedangkan Admin dapat mengakses seluruh aset. Untuk memilih aset yang akan diproses, dapat melalui hierarki dropdown maupun dengan melakukan pencarian berdasarkan ID Barang, ID Lokasi, dan Tahun Detail seperti pada gambar 16.

Gambar 16 : Halaman manage map

Setelah memilih aset, maka informasi yang terkait dengan aset tersebut akan tampil dan menu untuk menambah koordinat dan foto juga akan tampil seperti pada gambar 17

(12)

Gambar 17: Menu manage coordinate g. Halaman Report

Seluruh user login dapat mengakses laporan mengenai jumlah aset per dinas yang disajikan dalam diagram batang seperti pada gambar 18 dan laporan total aset per tahun seperti pada gambar 19

Gambar 18 : Report jumlah aset per dinas

Gambar 19 : Report total aset per tahun KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perancangan dan implementasi Sistem Informasi Geografis Pemetaan Aset Daerah Kabupaten XYZ, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

(13)

a. Sistem informasi geografis pemetaan aset daerah Kabupaten XYZ mampu untuk melakukan proses pemetaan digital dengan menampilkan area aset menggunakan poligon dan menyajikan informasi yang terkait aset tersebut.

b. Beberapa informasi yang terkait dengan aset masih belum lengkap, karena adanya petugas yang tidak memsukkan informasi dengan lengkap pada sistem informasi manajemen aset daerah.

c. Pemanfaatan google map cukup membantu dalam proses penyajian peta digital sebgaia basis peta.

2. Saran

Saran untuk pengembangan sistem ini adalah :

1. Sistem informasi geografis ini dikembangkan lagi dengan menggunakan foto udara atau citra satelit yang lebih up to date

2. Petugas terkait diharapkan segera melengkapi informasi yang terkait dengan aset melalui sistem informasi manajemen barang daerah.

3. Sistem Informasi geografis ini dikembangkan lagi dengan pemanfaatan teknologi 3 dimensi, sehingga eksplorasi peta dapat lebih baik dan menarik.

DAFTAR PUSTAKA

Boehm B, Kitapci H., 2006, The WinWin approach : using a requirements negotiation tool for rationale capture and use. In : Dutoit A, McCall R, Mistrik, I, Paech B(eds) Rationale Management in Software Engineering, Springer

Dennis Alan, Wixom Barbara Haley, Tegarden David, 2009, Systems Analysis And Design With UML Version 2.0, Third Edition, John Wiley & Sons, Inc

Eddy Prahasta. (2009), Sistem Informasi Geografis konsep-Konsep Dasar Perspektif Geodesi & Geomatika,Informatika

Departemen Dalam Negeri (2007), Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007

Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, Depdagri, Jakarta

Liu Liping, Roussev, Boris, 2006 , Management of the object – oriented development process, IDEA group publishing

Priestley, Mark, 2003, Practical Object-Oriented Design With UML, Second Edition, The McGraw-Hill Companies, Inc

Whitten, Jeffery, L., etc, 2004, Systems Analysis and Desaign Methods, The McGraw-Hill Companies,Inc

Word Agroforestry Centre, Sistem Informasi Geografis untuk Pengelolaan Bentang Lahan Berbasis Sumber Daya Alam, Word Agroforestry Centre, 2008.

Gambar

Gambar 1 : Activity Diagram Perencanaan Kebutuhan
Gambar 4: Generalisasi Aktor
Gambar 6 :  Class diagram Sistem Informasi Geografis Pemetaan Aset  Dari Class Diagram maka tahapan selanjutnya di-generate menjadi Physical Data  Model yang digunakan sebagai basis data dalam sistem informasi yang akan di buat
Gambar 7 : Physical data model Sistem Informasi Pemetaan Aset Daerah
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian di dataran medium Majalengka, dapat disimpulkan bahwa klon 5 memiliki sifat toleran terhadap suhu tinggi, ditunjukkan dengan rerata produksi umbi yang

Dalam penelitian pengembangan di bidang pembelajaran, indikator untuk menyatakan bahwa keterlaksanaan model dikatakan efektif misalnya dapat dilihat dari

Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini penting dilaksanakan guna membahas reputasi pemerintah dalam pemberitaan Ujian Nasional Berbasis Komputer berdasarkan

bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dan sebagai penjabaran atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Transisi Kabupaten Karawang Tahun 2011,

7) Media Yang Digunakan Pembelajaran Tokoh-tokoh Sejarah Pada Masa Kerajaan Hindu-Buddha dan Islam Di Indonesia Dengan Model Pembelajaran Cooperatif Tipe Make A Match.

Pertumbuhan tinggi pada perlakuan A3, A5, dan A6 yang lebih rendah dari kontrol (A0) tidak sesuai dengan prediksi awal penelitian ini yang menduga pertumbuhan

Strategi LSQ perlu dilengkapi dengan cara mengintegrasikannya dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem based Learning (PBL). Model PBL dapat

Berdasarkan tujuan penggunaannya, mantra Sasak dikelompokkan menjadi: mantra pengobatan, mantra senggeger/pemikat hati lawan jenis, mantra penumbuh rasa kasih dan