• Tidak ada hasil yang ditemukan

: Penjelasan Permintaan Bursa Efek Indonesia terkait Laporan Keuangan per 30 September 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ": Penjelasan Permintaan Bursa Efek Indonesia terkait Laporan Keuangan per 30 September 2020"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jakarta, 22 Desember 2020

Nomor : 19930/SKPR/XII/2020

Kepada Yth.

PT Bursa Efek Indonesia

Indonesia Stock Exchange Building Tower I, Lantai 6 Jl. Jend Sudirman Kav 52-53

Jakarta 12190

U.P : Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 1 Bapak Adi Pratomo Aryanto

Perihal : Penjelasan Permintaan Bursa Efek Indonesia terkait Laporan Keuangan per 30 September 2020

Sehubungan dengan permintaan PT Bursa Efek Indonesia (“BEI”) kepada PT Bank Bukopin, Tbk (“Perseroan”) berdasarkan surat No. S-07884/BEI.PP1/12-2020 perihal Permintaan Penjelasan Bursa, berikut kami sampaikan penjelasan atas perihal yang dimintakan tersebut sebagai berikut:

1. Berdasarkan CALK 6, Perseroan hanya melakukan penempatan pada PT Bank OCBC NISP Tbk dan PTBank Victoria International Tbk. Mohon penjelasan atas tidak adanya penempatan pada Bank Indonesia maupun bank lainnya yang sebelumnya ada di periode 31 Desember 2019. Jawab:

Tidak adanya penempatan pada Bank Indonesia serta penempatan pada Bank lainnya pada periode laporan triwulan III 2020 dikarenakan kondisi likuiditas perusahaan yang masih tertekan dampak dari pandemic COVID-19.

2. Kredit yang diberikan (KYD) mengalami penurunan sebesar Rp7,82 triliun dibandingkan dengan periode sebelumnya sebagai dampak atas penurunan outstanding KYD -8,41% sebesar Rp5,84 triliun dan peningkatan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) KYD 115,74% sebesar Rp 1,98 triliun. Mohon penjelasan atas:

a. Yang dimaksud dengan outstanding KYD -8,41% sebesar Rp5,84 triliun. b. Upaya yang telah dan akan dilakukan terhadap penurunan KYD.

b. Strategi untuk mengelola CKPN dapat lebih terkendali di masa mendatang. Jawab:

Tidak adanya penempatan pada Bank Indonesia serta penempatan pada Bank lainnya pada periode laporan triwulan III 2020 dikarenakan kondisi likuiditas perusahaan yang masih tertekan dampak dari pandemic COVID-19.

a. Penurunan kredit terutama disebabkan oleh penjualan kredit kepada bank lain untuk mendapatkan likuiditas

(2)

b. Upaya yang telah dan yang akan dilakukan terhadap penurunan KYD

Kesamaan fokus bisnis antara Bukopin dan KB, yaitu bisnis ritel akan mempercepat proses transformasi dan mencapai aspirasi kedepan. Bukopin memiliki nilai sejarah dan reputasi yang kuat dengan pengalaman perbankan selama 50 (lima puluh) tahun, pengetahuan dan strategic partnership, dan hubungan yang kuat dengan koperasi dan UKM. Sedangkan KB memiliki keahlian di bidang perbankan ritel dan manajemen risiko, posisi keuangan yang kuat, dan pengetahuan digital.

Bank fokus pada segmen utama Bank dengan mempertimbangkan unique value dan strengths points Bank yang fokus pada segmen Ritel, Bukopin bertujuan untuk menangkap peluang pasar dengan meningkatkan kapabilitas dan menciptakan value proposition yang berpusat pada pelanggan (customer centric). Bank akan merancang penawaran produk dan program yang disesuaikan untuk menangkap segmen yang relevan dalam UKM dan ritel, serta Indo-Korean Business.

Kredit segmen Komersial diarahkan sebagai penyeimbang dan lebih bersifat replacement yang akan fokus pada perusahaan-perusahaan besar korea di Indonesia yang telah menjadi nasabah KB. Bank akan fokus untuk menyediakan kebutuhan pembiayaan dari nasabah potensial tersebut dengan melakukan sinergi cross selling dengan KB Pusat. Fokus pertumbuhan juga akan dilakukan melalui penjualan produk-produk pembiayaan yang fokus pada schemebased financing dengan skema bisnis 3 pihak. Hal ini guna mendapatkan kepastian penggunaan dana dan kepastian pembayaran kewajiban. Berikut diuraikan stategi peningkatan kredit Bank.

Increase capability

Sejak pertama kali berdiri tahun 1970, Bank telah difokuskan untuk bergerak di segmen Ritel, melalui keterlibatan dalam program kredit pedesaan dan berbagai skema pembiayaan segmen UKM lainnya, baik kepada koperasi maupun perorangan. Seiring dengan beragam dinamika organisasi yang dialami, hingga saat ini Bank masih menempatkan segmen Ritel sebagai tulang punggung pertumbuhan usaha. Segmen Ritel yang saat ini fokus dipertajam yaitu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, serta bisnis Konsumer. Segmen Ritel terbukti relatif stabil dan mampu bertahan di tengah krisis ekonomi yang pernah terjadi. Dalam menggarap segmen Ritel, Bank tetap mengedepankan aspek kehati-hatian dengan menekankan pertumbuhan bisnis pada sektor ekonomi unggulan.

Create value proposition through customer centric

Dalam rangka mempercepat pertumbuhan di segmen Bisnis Ritel yang menjadi kompetensi inti Bank, beragam upaya kemitraan dilakukan dengan berbagai pihak terkait. Bukopin merupakan bank yang unik, Bank memiliki hubungan kemitraan yang sangat baik dengan BUMN dan pemerintah, hal tersebut memberikan kontribusi bisnis yang signifikan di Bank Bukopin dan menjadi value proposition bank di persaingan perbankan nasional. Pelaksanaan kemitraan yang strategis ini didukung oleh latar belakang pemegang saham Bank yang beranekan ragam, meliputi sektor swasta nasional, koperasi, pemerintah, dan perusahaan global.

c. Peningkatan CKPN pada tahun 2020 merupakan dampak dari penerapan PSAK 71 dan pemburukan kualitas kredit yang terjadi selama tahun 2020 sebagai dampak dari pandemic COVID-19

3. Penyebab dari penurunan agunan yang diambil alih dan pembiayaan transaksi perdagangan yang menyebabkan penurunan aset lain-lain net dari Rp9,3 triliun ke 6,4 triliun.

(3)

Jawab:

Agunan yang diambil alih menurun sebesar Rp260,74 miliar atau 8,25%, terutama disebabkan dengan adanya penjualan AYDA sepanjang tahun 2020, sedangkan untuk pembiayaan transaksi perdagangan terjadi penurunan dikarenakan pembiayaan transaksi perdagangan jatuh tempo pada awal tahun 2020.

4. Perseroan menjelaskan bahwa masifnya penarikan Dana Pihak Ketiga dari Rp80,8 triliun menjadi Rp50,8 triliun merupakan dampak dari Covid-19. Mohon penjelasan atas:

a. Selain Covid-19, apakah ada penyebab lain yang menyebabkan masifnya penarikan dana? b. Upaya Perseroan dalam mengurangi masifnya penarikan dana di masa mendatang. Jawab:

a. Pemberitaan negatif di media pada triwulan pertama dan kedua tahun 2020 sangat memukul kondisi pendanaan Bank Bukopin, namun sejak diakuisisi oleh KB Kookmin Bank kepercayaan berangsur-angsur mulai pulih dan menunjukan trend positif di periode akhir tahun 2020.

b. Dengan masuknya Bukopin kedalam KBFG membuka market baru bagi Bank untuk memperoleh dana pihak ketiga (DPK) dimana bank akan melakukan penetrasi ke market baru, yaitu Korean Community (Korporasi Korea dan High Net Worth Individual) dengan memobilisasi Korean Link Business / Korean Desk. Disamping Bank juga tetap fokus untuk mengembalikan kepercayaan dari nasabah intinya. Dari hasil analisa Bank diketahui bahwa penurunan DPK sampai dengan triwulan III 2020 disebabkan oleh penurunan DPK 100 nasabah utama, untuk itu kedepan Bank akan fokus pada win back 100 deposan terbesar dengan pengurangan DPK terbesar dalam 6 bulan terakhir. Adapun program yang ditawarkan antara lain memberikan suku bunga khusus kepada nasabah tertentu dengan komitmen penempatan dana baru atau CASA sebagai penyeimbang.

5. Debt to Equity Ratio (DER) mengalami penurunan dari 10,26x menjadi 6,75x. Atas hal tersebut mohon penjelasan:

a. Kesiapan dana untuk pembayaran utang yang akan jatuh tempo.

b. Apakah terdapat restrukturisasi untuk utang yang akan jatuh tempo sampai dengan tahun 2021?

c. Strategi untuk mengatasi arus kas dari aktivitas operasi yang negatif dan strategi untuk meningkatkan likuiditas dan solvabilitas.

Jawab:

a. Bank mengestimasi ketersediaan dana yang memadai untuk menyelesaikan kewajiban yang akan jatuh tempo

b. Tidak terdapat utang yang dilakukan restrukturisasi.

c. Dengan masuknya Bukopin kedalam KBFG membuka market baru bagi Bank untuk memperoleh dana pihak ketiga (DPK) dimana bank akan melakukan penetrasi ke market baru, yaitu Korean Community (Korporasi Korea dan High Net Worth Individual) dengan memobilisasi Korean Link Business / Korean Desk. Disamping Bank juga tetap fokus untuk mengembalikan kepercayaan dari nasabah intinya. Dari hasil analisa Bank diketahui bahwa penurunan DPK sampai dengan triwulan III 2020 disebabkan oleh penurunan DPK 100 nasabah utama, untuk itu kedepan Bank akan fokus pada win back 100 deposan terbesar dengan pengurangan DPK terbesar dalam 6 bulan terakhir. Adapun program yang ditawarkan antara lain memberikan suku bunga khusus kepada nasabah tertentu dengan komitmen penempatan dana baru atau CASA sebagai penyeimbang.

(4)

6. Berdasarkan CALK 22, terdapat pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp2,59 triliun. Mohon penjelasan atas rincian dari fasilitas pinjaman tersebut sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tahun 2012 sebagai berikut:

a. Rincian jumlah utang berdasarkan nama bank/lembaga keuangan dan jenis mata uang; b. Kisaran suku bunga kontraktual selama periode pelaporan;

c. Tanggal jatuh tempo;

d. Jumlah bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan;

e. Penjelasan tentang fasilitas pinjaman yang diperoleh, termasuk jumlah dan tujuan perolehannya;

f. Pembayaran yang dilakukan pada periode berjalan untuk masing-masing fasilitas pinjaman; g. Kejadian penting lainnya antara lain kepatuhan Emiten atau Perusahaan Publik dalam

memenuhi persyaratan dan kondisi utang (misalnya restrukturisasi utang dan kondisi default);

h. Jaminan yang diberikan dengan menunjuk pos-pos yang berhubungan;

i. Persyaratan lain yang penting, seperti adanya pembatasan pembagian dividen, pembatasan rasio tertentu, dan/atau pembatasan perolehan utang baru; dan

j. Pengungkapan informasi sehubungan dengan liabilitas berbunga jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal laporan posisi keuangan tetapi tetap diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka Panjang (jika ada), antara lain adalah:

– Nama bank/lembaga keuangan dan jumlahnya; dan

– Ringkasan perjanjian lama dan baru, yang meliputi tanggal kesepakatan, jangka waktu pinjaman, tanggal jatuh tempo, dan persyaratan penting.

Jawab:

a. Total pinjaman kepda PT BCA Tbk sebesar Rp2,60 triliun b. Bunga = JIBOR 1 bulan + 0,75% p.a.

c. Tanggal jatuh tempo: 15 Januari 2021

d. Jumlah bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan = Rp2,60 triliun e. Jumlah = Rp2,60 triliun; Tujuan: mendukung kebutuhan likuiditas jangka pendek f. Pembayaran yang dilakukan pada periode berjalan : Rp 0

g. Kejadian penting lainnya antara lain kepatuhan Emiten atau Perusahaan Publik dalam memenuhi persyaratan dan kondisi utang: tidak ada

h. Jaminan yang diberikan: jaminan atas pinjaman ini berupa Stand By Letter of Credit (SBLC) dari induk perusahaan yaitu KB Kookmin Bank senilai USD 150 juta

i. Persyaratan lain yang penting: tidak terdapat pembatasan yang signifikan berbeda dibandingkan pinjaman sejenis

j. Tidak terdapat liabilitas berbunga jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal laporan posisi keuangan tetapi tetap diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka Panjang.

7. Perseroan membukukan rugi tahun berjalan Rp1,05 triliun dibandingkan dengan periode sebelumnya Perseroan membukukan keuntungan Rp150,5 miliar yang disebabkan oleh penurunan pendapatan 65,31%. Mohon penjelasan atas:

a. Penyebab dari penurunan pendapatan bunga dan syariah.

b. Upaya Perseroan sehingga dapat mencatatkan laba di periode berikutnya serta asumsi makro dan mikro yang mendukung.

(5)

Jawab:

a. Penurunan pendapatan bunga dan Syariah disebabkan oleh meningkatnya kredit yang direstrukturisasi sebagai dampak pandemic COVID-19 yang berdampak pada penurunan pendapatan bunga dan Syariah

b. Rencana peningkatan profitability 1.1 Net Interest Income

Bank berupaya untuk meningkatkan pendapatan bunga dan menurunkan beban dana secara bertahap, upaya perbaikan struktur Dana Pihak Ketiga (DPK) yaitu meningkatkan CASA, yang diharapkan menurunkan Cost of Fund (COF) serta memperbaiki kualitas aset untuk meningkatkan pendapatan bunga sehingga mampu meningkatkan pendapatan bunga bersih Bank.

1.2 Fee Based Income

Bank telah memiliki produk-produk fee based yang cukup komprehensif dan kompetitif. Untuk itu pada tahun mendatang, Bank fokus pada komersialisasi produk eksisting, memperkuat posisi bank dalam pembayaran listrik dan peningkatan penjualan fee based non-core. Produk FBI trade financing dan penjualan fee based income non-core akan terus digiatkan seperti bank garansi, wealth management, bank kustodi, wali amanat, forex, serta layanan public service non PLN, dan lain-lain. Pengembangan fee based non core terus dikembangkan untuk menurunkan ketergantungan pada beberapa produk FBI tertentu. Untuk meningkatkan daya saing di industri perbankan, Bank berkomitmen untuk terus mengembangkan pelayanan terbaik bagi nasabah, meningkatkan Service Level Agreement (SLA) dan kecepatan proses, serta memberikan solusi terbaik bagi nasabah. Hal ini dicapai melalui penguatan bisnis proses dan digitalisasi proses internal.

Disamping mengembangkan fee based eksisting, Bank juga terus berupaya melihat peluang dengan mengembangkan produk-produk fee based income baru dalam upaya diversifikasi produk yang diharapkan mampu meningkatkan profitabilitas Bank.

1.3 Efisiensi

Untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan, Bank akan terus melakukan efisiensi. Efisiensi dilakukan di seluruh unit kerja dengan peningkatan kualitas dan kinerja serta optimalisasi produktivitas sumber daya manusia baik melalui peningkatan kompetensi maupun engagement karyawan disertai peningkatan kualitas supervisi. Untuk meningkatkan efisiensi dari sisi operasional dilakukan dengan berbagai inisiatif antara lain otomasi bisnis proses dan sentralisasi proses. Program digitalisasi operasional lainnya akan dilakukan untuk mempercepat bisnis proses dengan pemanfaatan teknologi informasi secara optimal. Selain melalui program efisiensi biaya overhead, program untuk memperbaiki rasio BOPO akan dilakukan melalui penurunan cost of fund, efisiensi biaya umum dan administrasi, dan selektif investasi. Selain melalui efisiensi biaya, perbaikan rasio BOPO juga dilakukan dengan pertumbuhan bisnis pada seluruh aspeknya baik KYD, DPK maupun Fee Based Income dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya termasuk seluruh outlet yang ada.

(6)

8. Rasio Non-Performing Loan (NPL) Perseroan naik menjadi 8,50% dari 5,25% (per Juni 2020) dan 5,99% (per 31 Desember 2019). Meskipun dalam Surat Perseroan No. 08953/SKPR/VI/2020 Perseroan telah menyampaikan upaya yang sedang dilakukan untuk memperbaiki aset kredit, NPL Perseroan masih berada di atas peraturan Bank Indonesia yaitu 5%. Mohon penjelasan atas strategi lanjutan untuk memperbaiki aset kredit sehingga NPL tidak melebihi 5%.

Jawab:

Strategi penurunan NPL

1.4 Bad Bank Transformation

• Penguatan struktur organisasi penyehatan dan penyelesaian kredit bermasalah melalui pembentukan struktur organisasi “Bad Bank" yang fokus pada penyelesaian kredit bermasalah dan strategi pengelolaan Bad Bank

• Dalam proses transformasi, Bank Bukopin dan KB berkerjasama dengan Mckinsey & Company menyusun inisiatif transformasi, dimana salah satu fokus/ pilar utama transformasi adalah Bank Bank. Tim ini akan fokus pada pemetaan portofolio untuk merumuskan berbagai alternatif solusi percepatan penyelesaian.

1.5 Collection & Restructure

• Fokus pada monitoring usaha debitur dimana AO berfungsi sebagai konsultan dan juga pengawas usaha debitur yang mendampingi debitur selama proses penyehatan. • Fokus pada upaya collection secara intensif terutama di unit bisnis dengan exposure

kredit bermasalah yang besar.

• Melakukan upaya penyehatan dengan restrukturisasi kepada debitur yang masih memliki prospek usaha

• Melakukan penjualan asset/usaha debitur kepada investor baru. • Penyelesaian kredit melalui pola AYDA

9. Informasi/fakta material lain yang belum disampaikan yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham Perseroan.

Jawab:

Tidak terdapat fakta material lain yang belum disampaikan yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham Perseroan.

Demikian penjelasan ini kami sampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

PT BANK BUKOPIN Tbk

Meliawati

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut, perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan

Sistem penambat elastis yang banyak digunakan di Indonesia adalah E-clip, KA-clip, dan

Sang geologist melanjutkan penelitiannya dengan berjalan kea rah N 175 o E dan menjumpai perlapisan Batulempung dengan kedudukan N 150 o E/41 o dengan ciri fisik

Bila bintang “Ban” berjarak 50 parsec dari Bumi, sementara bintang “Dung” 4x lebih jauh, berapakah perbandingan radius bintang “Dung” terhadap bintang “Ban”?.

c) Dalam hal pemilik Kapal gagal melaksanakan penggantian bendera (atau berdasarkan penilaian Pertamina berdasarkan progress yang disampaikan Pemilik Kapal diatas, bahwa

Soekarno mengawali pledoi Indonesia Menggugat dengan menyampaikan bahwa proses peradilan yang sedang dilakukan terhadapnya adalah sebuah proses politik penguasa

Cara mengoperasikan dengan cara manual adalah dengan cara menekan tombol push button MANUAL atau tombol ON pada panel control baik untuk electric pump, diesel pump maupun

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Gejala penyakit mosaik pada tanaman kacang panjang di beberapa sentra pertanaman kacang panjang di Bali