• Tidak ada hasil yang ditemukan

CETAKAN PERMANEN DARI TANAH LIAT UNTUK PEMBUATAN WAJAN DARI BAHAN ALUMUNIUM. Anhar Khalid 1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CETAKAN PERMANEN DARI TANAH LIAT UNTUK PEMBUATAN WAJAN DARI BAHAN ALUMUNIUM. Anhar Khalid 1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

13 PolhaSains

CETAKAN PERMANEN DARI TANAH LIAT UNTUK PEMBUATAN WAJAN DARI BAHAN ALUMUNIUM

Anhar Khalid1) 1)

Program Studi Teknik Mesin Politeknik Negeri Banjarmasin Email: anhar.khalid@poliban.ac.id

ABSTRAK

Tujuan utama dari pembuatan cetakan permanen dari tanah liat untuk pengecoran almunium, adalah untuk mengtahui dan mempermudah atau meberi terobosan baru dalam pembuatan cetakan permanen dari tanah liat untuk bahan almunium.

Cara pembuatan cetakan permanen dari tanah liat untuk pengecoran almunium dengan bahan yang cukup sederhan yaitu tanah liat yang berasal dari Banjarmasin di desa Sungai tabuk. Dengan bahan di atas dilakukan pembuatan cetakan permanen dari tanah liat untuk pengecoran almunium dengan tahapan-tahapan yang di mulai pembentukan, penjemuran, pembakaran, dan pengujian. Hasil dari pembuatan cetakan permanen dari tanah liat untuk almunium di dapatkan hasil berupa desain dan gambar kerja.

Kata kunci : Cetakan,Tanah, Almunium PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kabupaten negara adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi kalimantan selatan yang memiliki berbagai kekayaan alam, kekayaan budaya, dan pariwisata.

yang dikenal dengan pengolahan rinjingnya (wajan), karena disana banyak nya pabrik yg memproduksi pengolahan logam seperti rinjing (wajan), baling-baling kapal, dll.

Sebagian besar hasil produk rinjing dipasarkan didaerah banjarmasn kal-sel kal-teng dan sekitarnya.

Pabrik rinjing itu sendiri secara manual dengan menggunakan cetakan permanen dari tanah liat, dengan proses yang begitu panjang untuk membuat cetakan permananen dari tanah liat. Dari kondisi ini maka penulis akan membuat terobosan baru tentang cetakan permanen dari tanah liat yang nantinya diharapkan dapat lebih mudah dalam pembuatan nya.

LANDASAN TEORI Tanah Liat

Tanah liat memang bukanlah sesuatu yang asing dikalangan masyarakat,

terutama masyarakat Indonesia. Hal ini karena tanah liat merupakan jenis tanah yang dapat kita temui banyak di wilayah Indonesia.

Gambar 1 Tanah Liat

Tanah liat merupakan jenis tanah yang banyak mengandung leburan alumunium atau silika yang sangat halus. Selain itu, tanah liat ini juga mengandung beberapa unsur lain, seperti silikon dan juga oksigen. Pada zaman dahulu, tanah liat ini seringkali dijadikan sebagai mainan anak- anak di pedesaan karena memiliki tekstur yang mudah sekali dibentuk. Sehingga anak- anak senang bermain dengan menggunakan tanah liat ini.

Kayu Bakar

Kayu bakar adalah segala jenis bahan kayu yang dikumpulkan untuk digunakan sebagai bahan bakar. Umumnya kayu bakar merupakan bahan yang tidak

(2)

14 PolhaSains

diproses selain pengeringan dan pemotongan, dan masih terlihat jelas bagian-bagian kayu seperti kulit kayu, mata kayu, dan sebagainya.

Gambar 2 Kayu Bakar Batu Bata

Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan.

Gambar 3 Bata Merah

Bata merah yang dimaksud adalah bata yang dibuat dari tanah yang dicetak kemudian dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering, mengeras dan berwarna kemerah-merahan. Tanah yang digunakan pun bukanlah sembarang tanah, tetapi tanah yang agak liat sehingga bisa menyatu saat proses pencetakan. Karena itulah, rumah yang dindingnya dibangun dari material bata merah akan terasa lebih nyaman dan adem. Selain lebih kuat dan kokoh serta tahan lama, sehingga jarang sekali terjadi keretakan dinding yang dibangun dari material bata merah. Selain itu Material ini sangat tahan terhadap panas sehingga dapat menjadi perlindungan tersendiri bagi bangunan Anda dari bahaya api.

Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu benda yang memiliki tingkat ketelitian satu per-seratus milimeter, dengan memakai alat ukur ini Anda bisa tahu ukuran suatu benda secara pasti. Jangka sorong ini mempunyai dua buah bagian pengukur, bagian pertama adalah bagian cembung yang berfungsi untuk mengukur panjang suatu benda, dan bagian yang kedua adalah bagian cekung mengarah ke dalam yang memiliki fungsi untuk mengukur diameter bagian dalam suatu benda.

Gambar 4 Jangka Sorong Alminium

Aluminium adalah logam yang ringan, tidak mengalami korosi, berwarna putih, keras, dan sangat kuat, terutama jika dibuat aliasi. Oleh karena sifat-sifat tersebut, aluminium digunakan untuk membuat kendaraan yang ringan dan hemat energi. Demikian pula alumunium banyak digunakan dalam bangunan modern dari bingkai jendela sampai kerangka ruang perkantoran.

Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna abu-abu. Aluminium merupakan logam yang lembut dan ringan, dengan rupa keperakan pudar, oleh karena kehadiran lapisan pengoksidaan yang nipis yang terbentuk apabila didedahkan kepada udara. Aluminium adalah tak bertoksik (dalam bentuk logam), tak bermagnet, dan tidak menghasilkan cucuh. Aluminium merupakan logam kedua paling mudah tertempa (setelah emas) dan keenam paling mulur.

(3)

15 PolhaSains

Gambar 5 Aluminium Tabung Gas LPG

Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA dengan brand ELPIJI, merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas, yang komponen utamanya adalah gas propana (C3H8) dan butana (C4H10) lebih kurang 99 % dan selebihnya adalah gas pentana (C5H12) yang dicairkan. ELPIJI lebih berat dari udara dengan berat jenis sekitar 2.01 (dibandingkan dengan udara), tekanan uap Elpiji cair dalam tabung sekitar 5.0 – 6.2 Kg/cm2.

Gambar 6 Tabung Gas LPG Pengecoran Logam

Proses pengecoran logam (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat. Sebagai suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan, pengecoran digunakan untuk menghasilkan bentuk asli produk jadi.

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instruksi yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Pelindung tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi. K3 bertujuan untuk mencegah, mengurangi, bahkan

menihilkan resiko kecelakaan (zero accident). Peneerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.

Berikut ini adalah peralatan kesalamatan kerja pada saat peleburan logam, yaitu:

a. Alat pelindung muka dan mata (berbagai jenis topeng)

Gambar 7 Topeng

b. Alat pelindung Tangan (berbagai macam sarung tangan)

Gambar 8 Sarung Tangan

c. Alat pelindung kaki (berbagai macam sepatu)

Gambar 9 Sepatu Safety METODELOGI PENELITIAN Metode Penulisan

Untuk menyelesaikan penyusunan laporan ini penulis menggunakan metode penulisan sebagai berikut :

(4)

16 PolhaSains

Penulisan data yang diperoleh dari buku-buku, diklat, dan laporan yang ada di perpustakaan ataupun yang diluar perpustakaan.

b. Metode pengamatan (observasi) Dalam pengumpulan data ini penulisan terjun langsung kelapangan untuk melakukan kegiatan pengamatan dan pembuatan langsung di lapangan, dalam rangka mengumpulkan data, masalah-masalah dan hasil pengamatan yang kami peroleh dilapangan.

c. Metode wawancara (interview) Dimana penulis memperoleh data laporan dengan cara bertanya kepada orang-orang yang dianggap tahu mengenai data-data yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir ini.

Diagram Alir

Gambar 10 Diargam Alir Alat dan APD

1. Cetakan Kayu Persegi empat

Gambar 11 Cetakan Kayu Persegi Empat

2. Papan Rata

Gambar 12 Papan Rata 3. Wajan Kecil

Gambar 13 Wajan Kecil 4. Tutup botol

Gambar 14 Tutup Botol 5. Amplas

Gambar 15 Amplas 6. Jangka sorong

Gambar 16 Jangka Sorong

7. Gas LPG

(5)

17 PolhaSains

8. Selang Regulator

Gambar 18 Selang Regulator 9. Tungku Peleburan

Gambar 19 Tungku Peleburan 10. Tang Penjepit

Gambar 20 Tang Penjepit 11. Centongan

Gambar 21Centongan penuang 12. Centongan Penyaring

Gambar 22 Centongan Penyaring

13. Pengunci Cetakan

Gambar 23 Pengunci Cetakan 14. Topeng

Gambar 24 Topeng 15. Sarung Tangan

Gambar 25 Sarung Tangan 16. Sepatu Safety

Gambar 26 Sepatu safety Bahan

1. Tanah Liat

Gambar 27 Tanah Liat

2. Almunium

Gambar 28 Almunium 3. Kayu Bakar (kayu Ulin)

(6)

18 PolhaSains

Gambar 29 Kayu Bakar 4. Dapur Tungku

Gambar 30 Dapur Tungku PEMBAHASAN Syarat-syarat Tanah Liat

1. Tanah liat yang digunakan adalah khusus, secara ciri-ciri tanah liat itu seperti tanah liat sekunder dari segi warna dan bentuk, tetapi lebih jelas dan signifikan nya tanah liat itu berada dikalimantan selatan, Banjarmasin, desa sungai tabuk

2. Tanah liat itu tidak boleh terlalu basah dan kering pada saat pembentukan 3. Tanah liat yang sudah dibentuk harus

dikeringkan dengan dijemur tidak terkena matahari langsung

4. Pada proses pengeringan tanah liat tidak boleh ada keretakan

5. Pengeringan dilakukan selama kurang lebih 1 bulan

6. Setelah pengeringan tanah liat harus dibakar, karena jika tidak dibakar tanah liat tidak bisa digunakan untuk pengecoran logam

Pembuatan Cetakan Alminium

Permanen

Proses ini dimulai dari pemilihan tanah liat yang bagus (tanah langsung dari sungai tabuk). Dalam proses pembuatan cetakan ini di lakukan dengan cara tradisional dan dengan peralatan yang sederhana. Adapun peralatan yang di

perlukan sebelum memulai proses pembuatan cetakan, sebagai berikut:

a. Cetakan kayu yang sudah di bentuk dengan pengunci disisi samping berfungsi untuk membuat cetakan terbentuk kotak dan pas tidak bergoyang.

b. Cetakan asli (wajan kecil) c. Plastik atau abu

d. Alas bawah rata (bisa papan kayu atau keramik)

Setelah semua peralatan siap maka akan di lanjutkan proses pembuatan cetakan dengan tahap berikut:

1. Siapkan tanah liat dan alas, sebelum tanah dimasukan kedalam cetakan kayu, tanah liat harus di injak-injak dan dikasih sedikit air agar mendapat kan tekstur yang lebih lembut dan lembek supaya memepermudah pembentukan cetakan.

Gambar 31 Pembentukan Tanah liat 2. Taruh cetakan kayu di atas alas rata

kemudian masukan tanah liat kecetakan kayu sampai penuh dan setelah itu taruh wajan ditengah cetakan kayu dan diatas tanah liat dengan menekan wajan kedalam tanah liat sehingga terbentuk bagian bawah wajan.

Gambar 32 Penaruhan Wajan Kecil 3. Setelah proses kedua selesai, taruh

plastik ditengah cetakan selanjutnya tambah tanah liat lagi diatas cetakan sebelumnya dengan cara

(7)

ditekan-19 PolhaSains

tekan, untuk membuat penutup cetakan, setelah selesai angkat penutup cetakan.

Gambar 33 pembuatan penutup cetakan

Gambar 34 wadah cetakan dan penutup cetakan

4. Buat pengunci cetakan dengan tutup botol sebagai pegunci agar tidak mudah bergerak.

Gambar 35 Pembuatan pengunci

cetakan dengan tutup botol

5. Rapikan dan bersihkan permukaan-permukaan cetakan dengan tangan dan keringkan di dalam rumah atau di tempat yang teduh tanpa terkena panas matahari langsung selama kurang lebih 1 bulan.

Gambar 36 Setelah dilepas dari cetakan kayu dan siap dikeringkan 6. Apabila sudah dikeringkan dalam

waktu 1 bulan maka cetakan siap dibakar dalam dapur tungku selama 1 hari 1 malam. Proses pembakaran di lakukan dengan cara tradisional dan bahan bakarnya menggunakan kayu bakar.

Gambar 37 Proses pembakaran 7. Jika sudah kering proses selanjut nya

ialah meratakan permukaan dengan amplas, Cetakan mengalami penyusutan kurang lebih 0,5 cm. Jika cetakan masih belum rata sesudah di bakar maka boleh dilakukan pengamplasan.

Gambar 38 Penghalusan Permukaan Cetakan

Tahap Penguji Cobaan

Siapkan sebelum melakukan pengecoran logam siapkan terlebih dahulu semua alat dan bahan untuk proses pengocoran. Adapun alat dan bahanya sebagai berikut:

(8)

20 PolhaSains b. Tabung gas c. Sarung tangan d. Selang regulator e. Centong besi f. Dapur pembakaran

Tahap pengecoran setelah semua peralatan bahan sudah siap

Proses pengecoran akan dilakukan, langkah-langkah pertama ialah:

1. Atur cetakan dengan kemiringan kurang lebih 35 derajat yang bermaksud untuk membuat cairan alumunium cepat menyebar ke sisi sisi cetakan

2. masukan secukupnya potongan logam aluminium kedalam dapur tungku pembakaran dan tutup atas nya dengan lempengan besi.

Gambar 39 Pembuatan Alumunium Ketungku Peleburan 3. Pasang selang regulator ketabung gas

dan pastikan tidak ada gas yang keluar atau bocor dari selang setelah di rasa aman buka sedikit karena selang untuk menyalakan api, saat mengatur tekanan api, atur secukup nya jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil, kemudian tunggu sekitar 1 jam , sampai potongan alumunium meleleh dan benar benar mencair.

Gambar 40 Pemasangan Selang

Regulator

Gambar 41 Pengaturan tekanana api

Gambar 42 Proses Peleburan

Alumunium

4. Jika Alumunium sudah mencair buka tutup atas dapur dan bersikan cairan alumunium dari dari kotoran seperti ampas yang ada dalam cairan menggunakan centong penyaring. 5. Jika sudah bersih dari kotoran

selanjutnya ambil cairan alumunium menggunakan centongan penuang. Sebelum cairan dituang, hangatkan terlebih dahulu cetakan permanen dengan cara diletakkan di samping tungku pembakaran, jangan terkena api secara langsung. Hal ini bertujuan agar cetakan tidak mengalami keretakkan saat pengecoran dan agar logam aluminium menyebar dengan rata keseluruh cetakan dan menghindari terjadinya percikkan dan letupan cairan logam yang panas yang membahayakan saat melakukan proses pengecoran. Kemudian tuang/masukan secara perlahan kedalam lubang cetakan tanah liat yang sudah di siapkan.

(9)

21 PolhaSains

Gambar 43 Pengambilan Alumunium yang mencair

Gambar 44 Penuangan pada Cetakan 6. Proses terakhir buka penguci cetakan

dan lihat hasil prosesnya.

Gambar45 Hasil Pengecoran

Gambar 46 Hasil Setelah Finishing

KESIMPULAN

Cetakan permanen dari tanah liat adalah cetakan permanen yang bisa digunakan beberapa kali dan cukup lama, karna cetakan permanen bertujuan untuk bisa digunakan terus menerus.

Dalam pembuatan cetakan permanen banyak tahap-tahapan yang dilakukan seperti pembuatan cetakan, pengeringan, pembakaran, dan pengujian cetakan. Yang sangat perlu diperhatikan saat pembuatan cetakan permanen adalah saat pengeringan, wadah cetakan dengan tutup cetakan harus pas dan tidak ada rongga agar pada saat peleburan bisa dihasilkan bentuk yang diinginkan.

Adapun syarat-syarat tanah liat, yaitu tanah liat yang digunakan adalah khusus, secara ciri-ciri tanah liat itu seperti tanah liat sekunder dari segi warna dan bentuk, tetapi lebih jelas dan signifikannya tanah liat berada di Kalimantan Selatan, Banjarmasin, desa Sungai Tabuk. Tanah liat itu tidak boleh terlalu basah dan kering pada saat pembentukkan. Tanah liat yang sudah dibentuk harus dikeringkan dengan dijemur tidak terkena matahari langsung. Pada proses pengeringan tanah liat tidak boleh ada keretakkan. Pengeringan dilakukan selama kurang lebih 1 bulan. Setelah pengeringan tanah liat harus dibakar, karena jika tidak dibakar tanah liat tidak bisa digunakan untuk pengecoran logam.

SARAN

Untuk melakukan pengecoran pembuatan wajan hendaknya menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) safety yang disediakan agar menghindari kecelakaan dalam bekerja. Sebelum memulai pengecoran pembuatan wajan sebaiknya cetakan permanen dipanaskan dengan cara diletakkan di samping tungku pembakaran. Hal ini bertujuan agar cetakan tidak mengalami keretakkan saat pengecoran dan agar logam aluminium menyebar dengan rata keseluruh cetakan dan menghindari terjadinya percikkan dan letupan cairan logam yang panas yang membahayakan saat melakukan proses pengecoran.

(10)

22 PolhaSains

DAFTAR PUSTAKA

As`ad Sungguh, (1983), Kamus Istilah Teknik, Kurnia Esa, Jakarta.

B.J.M Beumer, (1987).Pengetahuan Bahan Jilid III, Bhratara Karya Aksara, Jakarta.

B. Zakharov, (1962), Heat treatment of metals, Peace Publishers, Moscow,. B.s. Anwir, S. Basir Latif, W. Kaligis, Sidi Bakaroedin, (1953), Tafsiran Kamus Teknik,H. Stam-Kebayoran Baru, Jakarta.

Carroll Edgar, (1965), Fundamentals of Manufacturing processes and materials,Addison-weslet

publishing company, inc.London. Daryanto, (2007), Energi, Pustaka

Widyatama, Jogyakarta.

depdiknas RI dirjen pendidikan dasar menengah direktorat pendidikan menengahkejuruan, (2002), Standar Kompetensi Nasional Bidang Industri Logam dan Mesin, Jakarta.

Gambar

Gambar 5 Aluminium  Tabung Gas LPG
Gambar 33 pembuatan penutup cetakan
Gambar  39  Pembuatan  Alumunium  Ketungku Peleburan  3.  Pasang  selang  regulator  ketabung  gas
Gambar  43  Pengambilan  Alumunium  yang mencair

Referensi

Dokumen terkait