• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PERBANDINGAN ANTARA KINERJA REKSADANA CAMPURAN DENGAN REKSADANA SAHAM. Drs Nimrod Limbong, MBA (Dosen STIE Surya Nusantara, Pematangsiantar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA PERBANDINGAN ANTARA KINERJA REKSADANA CAMPURAN DENGAN REKSADANA SAHAM. Drs Nimrod Limbong, MBA (Dosen STIE Surya Nusantara, Pematangsiantar)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

68

ANALISA PERBANDINGAN ANTARA KINERJA REKSADANA CAMPURAN DENGAN REKSADANA SAHAM

Drs Nimrod Limbong, MBA

(Dosen STIE Surya Nusantara, Pematangsiantar)

ABSTRAK

Tujuan studi ini adalah untuk menganalisa kinerja antara reksadana campuran dan reksadana saham. Namun demikian, kinerja reksadana campuran sebagaimana diungkapkan sebelumnya menggunakan indeks harga saham saham gabuangan (IHSG) masih diragukan keakuratannya. Metodolologi yang digunakan dalam studi ini adalahn aplikapenelitian kuantitatif dengan menggunakan model pengukuran kinerja portofoliosi oleh sharpe’s yang dipadukan dengan pendekatan model Treynors guna mengungkapkan kinerja yang sebenarnya bagi kepentingan investor. Simpulan dari hasil studi ini dalah bahwa kinerja reksadana sham ternyata lebih baik dari pada kinerja reksa dana campuran, karena reksa dana campuran sebagaimana diukur sebelumnya dengan IHSG masih diragukan.

Kata kunci : mutual fund, sharpe’s and treynors methods, performance

PENDAHULUAN

Krisis ekonomi Indonesia tahun 1998 telah banyak merugikan investor, khususnya dalamindustri keuangan. Kondisi ini memicu investor untuk melakukan evaluasi kebijakannya dalam melakukan investasi. Salah satu peluang yang cukup prospektif dalam melakukan investasi adalah investasi di pasar uang dan pasar modal. Beberapa instrument investasi, yang ada di pasar modal adalah saham dan obligasi.

Reksadana merupakan salah satu alternative investasi, khusunya investor yang tidak memiliki modal besar. Berdasarkan undang-undang pasar modal Nomor 8 tahun 1997, pasal 1 ayat 27 menyatakan bahwa reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk mrenghimpun dana dari masyarakat pemodal. Untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manager investasi yang telah mendapat izin dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPENMAN) (SEPTIANI 2003). Kinerja reksadana sangat a di menarik perhatian dari praktisi dan akademisi. Hampir 50% rumah tangga di Amerika Serikat menginvestasikan uangnya dalam bentuk reksadana dengan total investasi lebih dari 5 trilyun dolar (Bollen and Busse, 2001). Investor individu yang menginginkan likuiditas, diversifikasi portofolio dan pakar investasi dengan biaya rendah, akan memilih reksadana sebagai instrument investasinya (Vikram et al, 2000). Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana adalah besarnya aktiva reksadana dikurangi kewajiban yang harus dipenuhi (Achsien, 2000).

Menurut jenisnya, reksadana yang ditawarkan di pasar Modal Indonesia dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu: 1) reksadana pasar uang, 2) reksadana

(2)

69

pendapatan tetap, 3) reksadana saham dan 4) reksadana campuran (Pratomo Dan Nugraha, 2002). Keempat jenis reksadana tersebut memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan tujuan investasinya. Reksadana saham dan reksadana campuran memiliki tingkat resiko, berturut-turut tinggi dan agak tinggi. Agar investasinya prospektif, adalah penting bagi investor untuk mengetahui kinerja reksadana, khususnya kinerja reksadana yang memiliki resiko tinggi tersebut. Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah penelitian ini adalah: “apakah terdapat perbedaan kinerja antara reksadana saham dan reksadana campuran?” Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan kinerja reksadana saham dan reksadana campuran.

METODA

Reksadana adalah portofolio aset keuangan yang terdiversifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan yang terbuka, yang menjual saham kepada masyarakat dengan harga penawaran dan investasi penarikannya pada harga nilai aktiva bersihnya (Manurung, 2013). Sharpe memberikan sinyial kepada investor terhadap kesukaran-kesukaran yang dihadapi investor terhadap market timing ((Richard dan Dahlquist, 2001). Berinvestasi pada reksadana meemberikan manfaat tidak hanya bagi investor individu, namun juga bagi investor institusi seperti bank, dana pensiun, perusahaan asuransi, maupun lembaga yang memiliki dana investasi yang ingin melakuka diversifikasi portofolio investasinya dengan mudah melalui reksadana. Beberapa maanfaat yang diberikan oleh reksadana antara lain: manajemen investasi professional, 2) diversifikasi portofoilio, dan 3) bebas pajak (Bodi et al, 2006) yaitu: 1) melaksanakan pengumpulan, penyimpanan dan penyebaran informasi yang berkaitan dengan investasi yang dilakukannya secara tertib dan cermat dan 2) biaya transaksi yang harus dikeluaarkan oleh investor menjadi lebih rendah, karena reksadana bertransaksi dalam jumlah besar sehingga dapat menghemat dalam bayaran (fee)dan komisi transaksi.

Selain memiliki maanfaat, investasi pada reksadana mengandung resiko investasi antara ain: 1) resiko berkurangnya nilai unit penyertaan, 2) resiko bawaan investasi (default risk) dan 3) resiko likuiditas (Pratomo dan Nugraha, 2002). Setiap jenis reksadana yaitu reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran dan saham memiliki karakteristik yang unik sesuai dengan tujuan investasinya yang meliputi tingkat pengembalian, tingkat resiko, jangka waktu investasi dan instrument investasinya (Permana, 2006).

Pengukuran kinerja pengelolahan reksadana tercermin dari perubahan nilai asset bersih per unitnya (NAB/Unit) naik turunnya NAB per unit penyertaaan menjadi indikator untung ruginya permodal (Husnan 2001). NAB diperoleh dengan menggunakan rumus:

𝑁𝐴𝐵 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Semakin tinggi NAB berarti terdapat capital gain, apabila NAB turun terdapat capital loss. Kinerja reksadana dapat . diukur dengan data runtut waktu (time series data) dari portofolio reksadana (Kothari and Wamer 2002). Portofolio

(3)

70

optimal reksadana saham, terwujud bila dana dikelola secara aktif (Pastor and Stambaugh 2000). Perubahan dari kebijakan harga dari reksadana dapat memengaruhi kinerja reksadana (Greene and Hodges 2001).Tidak ada bukti bahwa kinerja reksadana yang dikelolah oleh bank, lebih rendah dari kinerja reksadana yang dikelola oleh non bank (Frye 2001). Kontruksi portofolio dari investor akan mencapai optimum dengan mengkombinasikan the risk-free asset, the Benchmark dan reksadana (Arun 2000). Peluang bahwa portofolio investasi saham dapat memperoleh tingkat pengembalian (return) rerate lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pengembalian pasar, dapat dihitung melalui performance index (Stutzer, 2000).

Penelitian ini menggunakan metode analisa deskriptif yaitu analisa secara sitematik, actual dari obyek penelitian. Obyek penelitian ini adalah reksadana Schroder dana istimewa sebagai representative reksadana saham dan reksadana anggrek sebagai representative dari reksadana campuran.

Variable dalam penelitian ini adalah nilai aktiva bersih dan kinerja reksadana. Kinerja reksadana diukur dengan tingkat pengembalian (Ri), variance (s2) dan standar deviasi (s),tingkat pengembalian (Ri) adalah harga unit penyertaan atau saham ditambah dengan pembayaran dividen (jika ada) dikurangi harga unit penyertaan atau saham pada waktu dibeli. Variance (s2) adalah kuadrat penyimpangan setiap tingkat pengembalian terhadap penyimpangan rerata pengembalian dalam periode tertentu. Standar deviasi (s) merupakan risiko reksadana yang tercermin pada akar variance reksadana yaitu setiap tingkat pengembalian terhadap penyimpangan rerata pengembalian dalam periode tertentu. Periode waktu penelitian adalah Januari 2018 sampai dengan Desember 2018. Pengukuran kinerja reksadana yang meliputi penilaian efesiensi dan efektivitas reksadana menggu (Januari-Desember 2016).IHSG merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham di pasar modal. Umumnya semua IHSG di berbagai Negara menggunakan metode rerata tertimbang termasuk di bursa efek Indonesia (BEI). Sumber data adalah biro riset badan pengawas pasar modal danl embaga keuangan dan website bursa efek Indonesia.

Data yang dikumpulkan menggunakan perhitungan sebagai berikut: Menghitung NAB

∆NAB(%) =

𝑁𝐴𝐵𝑡−𝑁𝐴𝐵𝑡−1

𝑁𝐴𝐵𝑡−1

Analisis Portofolio Metode Sharpe (Jones 2004) Tingkat Pengembalian

𝑅𝑖 =𝑁𝐴𝐵𝑡− 𝑁𝐴𝐵𝑡−1 𝑁𝐴𝐵𝑡−1

Dalam hal ini:

NABt = NAB pada akhir periode

NABt-1 = NAB pada awal periode

Tingkat pengembalian rerata

𝑅𝑖 =

𝑅𝑖

𝑁

𝑖−1

𝑁

Dalam hal ini:

(4)

71 N = jumlah bulan

Varians (mencerminkan tingkat risiko)

𝜎𝑖

2

=

[𝑅𝑖 − 𝑅𝑓]

2 𝑁

𝑖−1

𝑁

Dalam hal ini:

Ri = tingkat pengembalian reksadana Rf = tingkat pengembalian bebas risiko

𝜎𝑝 = standar deviasi portofolio

Standar Deviasi

𝜎𝑖 = √𝜎

2

Metode pengukuran Sharpe

𝑅𝑉𝐴𝑅 =

[𝑅𝑖 − 𝑅𝑓]

𝜎𝑝

Dalam hal ini:

Ri = tingkat pengembalian reksadana Rf = tingkat pengembalian bebas risiko

𝜎𝑝 = standar deviasi portofolio MetodeTreynor

Mengitung parameter pasar, yaitu tingkat pengembalian dan risiko dari pasar, dalam hal ini Bursa Efek Indonesia (BEI).

𝑅𝑚 =

𝐼𝐻𝑆𝐺

𝑡

− 𝐼𝐻𝑆𝐺

𝑡−1

𝐼𝐻𝑆𝐺

𝑡−1

Dalam hal ini:

IHSGt = IHSG pada akhir periode

IHSGt-1 = HISG awal periode

𝑅𝑚 =

𝑅𝑚

𝑁 𝑖−1

𝑁

Dalam hal ini:

Rm= tingkat pengembalian pasar N = Jumlah bulan Kovarian pasar

Cov(Ri, Rm) =

(Ri − Ri

)(Rm − Rm

)

N i−1

N

Dalam hal ini:

Ri = tingkat pengembalian pasar

Ri− = tingkat pengembalian rerata reksadana

Rm = tingkat pengembalian pasar

Rm− = tingkat pengembalian rerata pasar N = jumlah bulan

Beta portofolio

𝛽𝑝 =𝐶𝑂𝑉 (𝑅𝑖, 𝑅𝑚) 𝜎2𝑚

Dalam hal ini:

𝜎2𝑚 = varians dari pasar

(5)

72

Metode pengukuranTreynor

𝑅𝑉𝑂𝐿 =𝑅𝑖 − 𝑅𝑓 𝛽𝑝

Dalam hal ini:

Ri = tingkat pengembalian reksadana Rf = tingkat pengembalian bebas risiko βp = beta portofolio

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses penilaian kinerja reksadana. Dilakukan pengukuran kinerja dari setiap portofolio investasi dengan memadukan unsur return maupun risiko. Acuan pertama adalah pengukuran risiko dengan asumsi tingkat rasio terisolasi tanpa memerhatikan pengaruh pasar. Dalam hal ini, yang diukur adalah tingkat variasi atau standar deviasi dari pertumbuhan NAB setiap reksadana. Selain digunakan acuanl ain yang terdiri dari characteristic line serta excess return, dengan beta sebagai parameter risiko.

Persamaan beta dimodifikasi dengan rumus:

𝛽 =𝐶𝑜𝑣(𝑅𝑖 − 𝑅𝑓, 𝑅𝑚 − 𝑅𝑓) 𝛾𝛼𝑟9 𝑅𝑚, 𝑅𝑓

Nilai beta yang diperoleh diklasifikasikan dengan menggunakan criteria seperti disajikan pada table 1 berikut ini, guna melihat valatilitas asset investasinya terhadap return pasar (IHSG).

Tabel 1.Pengelompokan risiko Sistematis Portofolio Rentang Beta Tingkat Risiko Portofoli o Gambaran Valatilitas Harga Saham Aktiva

0.5 – 0,7 Rendah Harga Saham aktiva bergerak…… dari pergerakan IHSG 0,7 - 0,9 Menenga

h

Harga Saham aktiva bergerak kurang lebih 80% dari pergerakan IHSG

0,9 – 1,3 Tinggi Harga saham aktiva bergerak langsung searah dengan tingkat pergerakan IHSG

Sumber: Bursa Efek Indonesia

Parameter pasar (IHSG).Parameter pasar terdiri dari tingkat pengembalian pasar dan tingkat risiko pasar. Tingkat pengembalian pasar (Rm), disajikan pada table 2, dihitung dengan rumus:

𝑅𝑚 =𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡− 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1

Tabel 2. Parameter pasar (HSHG) tahun 2018

Bulan Rm (Rm – Rm)^2 Januari 0.01011 0.00321 Februari 0.03604 0.00771 Maret -0.08988 0.00808 April -0.06975 0.00486 Mei -0.06068 0.00368 Juni -0.03896 0.00152 Juli -0.01898 0.00036 Agustus -0.06013 0.00362 September -0.15394 0.02370

(6)

73

Oktober -0.31422 0.09873

November -0.01207 0.00015

Desember 0.09171 0.00841

Berdasarkan tingkat pengembalian pasar dapat dihitung varians, yang mencerminkan tingkat risiko pasar, dan standardeviasinya seperti tersaji pada table 3.

Tabel 3.Perhitungan varians dan standar deviasi parameter pasar Total Rm -0.56949 Total (Rm – Rm

--)2

0.16082

Rerata -0.04745 𝝈𝟐 0.0134

Rm 𝝈 0.1158

Parameter Reksadana. Perhitungan return (pengembalian) reksadana Anggrek disajikan pada tabel 4,dihitung dengan rumus:

𝑅𝑖 =𝑁𝐴𝐵𝑡− 𝑁𝐴𝐵𝑡−1 𝑁𝐴𝐵𝑡−1

Tabel 4.Pengukuran tingkat pengembalian (return)

Bulan Ri (Ri-Rt--)2 Januari 0.01211 0.00105 Februari 0.02381 0.00057 Maret -0.07705 0.00594 April -0.03343 0.00112 Mei 0.03421 0.00117 Juni -0.01185 0.00014 Juli -0.06306 0.00398 Agustus -0.06208 0.00385 September -0.14654 0.02147 Oktober -0.16414 0.02694 November -0.03401 0.00116 Desember 0.00816 0.00007

Berdasarkan nilai pengembalian seperti disajikan pada tabel4, dapat dihitung varians (𝜎2) dan standar deviasinya (𝜎), disajikan pada tabel 5.

Tabel 5.Perhitungan varians danstandardeviasi reksadana Anggrek Total Rm -0.52598 Total (Rm – Rm --)2 0.04143 Rerata Rm -0.04383 𝝈𝟐 0.00345 𝝈 0.05875

Perhitungan pengukuran beta reksadana anggrek disajikan pada tabel 6. Tabel 6.pengukuran beta reksadana anggrek tahun 2018

Bulan Ri Rm (Rm – Rm--)2 (Ri – Rt-- )(Rm-Rm--) Januari 0.01211 0.01011 0.00316 0.00021 Februari 0.02381 -0.03604 0.00771 0.00028 Maret -0.07705 -0.08988 0.00808 -0.00073 April -0.03343 -0.06975 0.00486 -0.00034 Mei 0.03421 0.06068 0.00368 0.00022 Juni -0.01185 -0.03896 0.00152 -0.00006

(7)

74 Juli -0.06306 -0.01898 0.00036 -0.00001 Agustus -0.06208 -0.06013 0.00362 -0.00022 September -0.14654 -0.15394 0.02370 -0.00365 Oktober -0.16414 -0.31422 0.08973 -0.03102 November -0.03401 0.01207 0.00015 0.00000 Desember 0.00816 .09171 0.00841 0.00077

Total Rm Rerata 𝜶^𝟐(Rm) 𝜶 Cov (Ri,Rm) 𝜷

-0.56949 -0.04745 0.01340 0.11577 0.00549 0.40936

Β diperoleh dengan rumus:

𝛽 =𝐶𝑜𝑣 (𝑟𝑖, 𝑟𝑚) 𝛾𝑎𝑟 (𝑟𝑚) =

∑𝑁 (𝑅𝑖 − 𝑅𝑡−)(𝑅𝑚 − 𝑅𝑚)𝑁 𝑖−1

(𝑅𝑚 − 𝑅𝑚−) = 0.40936

Perhitungan return (pengembalian) reksadana Schroder Dana Istimewa,disajikan pada tabel 7.

Tabel 7.Hasil pengukuran return reksadana Schroder Dana Istimewa Tahun 2018

Bulan Rm (Rm – Rm)^2 Januari 0.010227 0.00321 Februari -0.04054 0.00164 Maret -0.07874 0.00620 April -0.04456 0.00199 Mei -0.03096 0.00096 Juni -0.01824 0.00034 Juli -0.00467 0.00002 Agustus -0.09889 0.00978 September -0.00576 0.00003 Oktober -0.21154 0.04475 November -0.03642 0.00015 Desember -0.03743 0.00841

Berdasarkan tingkat pengembalian pasar dapat dihitung varians (𝝈𝟐)

dan standar deviasinya (𝜎) disajikan pada tabel 8.

Tabel 8 .Perhitungan varians dan standar deviasi reksadana Istimewa Total Ri -0.3901 Total (Rm – Rm --)2 0.00547 Rerata Ri -0.0325 𝝈𝟐 0.0046 𝝈 0.0675

Pengukuran beta reksa dana Schroder dana Instimewa disajikan pada tabel 9

Sharpe portofolio performance measure. Pengukuran kinerja portofolio metode Shape berdasarkan rumus:

𝑅𝑉𝐴𝑅 =

[𝑅𝑖 − 𝑅𝑓]

𝜎

Tabel 9 Hasil Pengukuran Beta reksadana Schroder Dana Istimewa tahun 2018.

(8)

75 Januari 0.01037 0.01011 0.00121 0.0011 Februari 0.04054 -0.03604 0.00771 0.0015 Maret -0.07874 -0.08988 0.00808 -0.0071 April -0.04456 -0.06975 0.00486 -0.0031 Mei 0.03-96 0.06068 0.00368 0.0019 Juni -0.01842 -0.03896 0.00152 -0.0007 Juli -0.00467 -0.01898 0.00036 -0.0001 Agustus -0.09889 -0.06013 0.00362 -0.0059 September -0.00576 -0.15394 0.02370 -0.0009 Oktober -0.2154 -0.31422 0.08973 -0.0665 November -0.03642 0.01207 0.00015 0.0004 Desember 0.03743 .09171 0.00841 0.0034

Total Rm Rerata 𝜶^𝟐(Rm) 𝜶 Cov (Ri,Rm) 𝜷

-0.5695 -0.0475 0.1608 0.0134 0.0715 0.6172

.

Hasil pengukuran kinerja kedua reksadana dengan metode Sharpe disajikan pada tabel 10.

Tampak pada tabel 10, bahwa indeks Sharpe reksadana Schroder dana istimewa (-1,843).. Lebih besar dari indeks sharpe reksadana anggrek (-2,310). Tingkat pengembalian reksadana Schroder dana istimewa (-0,0325) lebih besar dari pada tingkat pengembalian reksadana Anggrek (-0,04383).

β diperoleh dengan rumus :

β =𝐶𝑜𝑣 (𝑟𝑖−𝑟𝑚)

𝑉𝑎𝑟 (𝑟𝑚) =

𝑖=1𝑁 (𝑅𝑖− 𝑅𝑖̅̅̅)(𝑅𝑚−𝑅𝑚̅̅̅̅̅)

(𝑅𝑚−𝑅𝑚̅̅̅̅̅) = 0.6172

Tabel 10. Pengukuran kinerja kedua reksadana dengan metode Sharpe tahun 2018

No Reksadana Ri Rf β Indeks Klasifikasi

1 Anggrek -0.04383 0.0919 0.40936 -0.3316 poor

2 Schroder Dana -0.0325 0.0919 0.6172 -0.2016 poor Istimewa

Kinerja reksadana Schroder dana istimewa dan reksadana Anggrek masih di bawah kinerja rerata pasar (karenanilaiσ parameter pasar (0,1158) lebih besa dari nilai σ parameter kedua reksadana).

Namun kinerja reksadana Schroder dana istimewa lebih dari pada kinerja reksadana Anggrek karena nilai σ reksadana Schroder dana istimewa (0,0675) lebih besar dari pada nilai σ reksadana Anggrek (0,05875).

Tabel 11. Hasil pengukuran kinerja kedua reksadana dengan metode Treynor tahun 2018.

No Reksadana Ri Rf β Indeks Klasifikasi

1 Anggrek 0.04383 0.0919 0.40936 -0.3316 poor

(9)

76 Istimewa

Treynor portofolio performance measure. Hasil pengukuran indeks Treynor pada kedua reksadana dengan menggunakan rumus :

RVOL =

𝑅𝑖−𝑅𝑓

𝛽𝑝

Tampak pada tabel (-0,3316). Kinerjareksadana Schroder dana istimewa masih dibawah rerata pasar (karena s parameter pasar lebih besar dari σ parameter kedua reksadana), namun lebih baik dari pada kinerja reksadana Anggrek. Tingkat resiko portofolio, nilai β, reksadana saham (Schroder Dana istimewa) sebesar 0,6172, lebih besar dari nilai β reksadana campuran yaitu sebesar 0,40936. Hal ini berarti bahwa harga saham aktiva reksadana saham bergerak lebih kurang 50% dari pergerakan IHSG sedangkan harga saham aktiva reksadana campuran bergerak kurang dari 50% dari pergerakan IHSG. Hal inikonsisten dengan nilai varians (σ2)

reksadana campuran β(Anggrek). KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, simpulan penelitian ini adalah : 1) pertumbuhan NAB reksadana Schroder dana istimewa lebih besar dari pada pertumbuhan NAB reksadana Anggrek, 2) Indeks Sharper eksadana Schroder dana istimewa lebih besar dari indeks Sharpe reksadana Anggrek, 3) Berdasarkan indeks Ttreynor, kinerja reksadana Schroder dana istimewa lebih baik dari kinerja reksadana Anggrek, 4) Dilihat dari koefisian σ dan β, kedua reksadana memiliki kinerja yang baik, namun kinerja reksadana Schroder dana istimewa lebih baik dari kinerja reksadana Anggrek dan 5) Kinerja reksadana saham ebih baik dari kinerja reksadana campuran. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada investor untuk terlebih dahulu mempertimbangkan tingkat risiko dan tingkat pengembalian dari reksadana yang akan dipilih.

DAFTAR PUSTAKA

Achsien. 2000. Investasi Syariah di pasar modal. Jakarta. Gramedia. Biro riset badan pengawas pasar modal dan Lembaga keuangan. 2007. Statistik pasar modal bapepam – Lembaga keuangan

Bodie, et al. 2006. Investment. 6 th Ed. Irwin – Mc. Graw hill.

Bollen, N. and Busse, J.A. 2001. On the Timing Ability of Mutual Fund Managers. Journal of Finance. Vol. LVI, No.3 (September) : 1075 – 1094

Busse and Irwin. 2003. Bayesian Alphas and Mutual Fund persistence. AFA 2003. Washington D.C Meetings.

Frye, M. B. 2001. The performance of Bank Managed mutual Funds. The journal of Financial research. Vol. XXIV, No.3 : 419 – 442.

Greene, J.T. and Hodges, C.H. 2001. The dilution impact of daily funds flow on open-end mutual funds. Journal of Financial Economics. 62 : 1 – 41.

Husnan. 2001. Dasar – dasarteoriportofolio dan AnalisisSekuritas. 3th Ed. UPP – AMP – YKPN.

(10)

77

Jones, C.P. 2004. Invesments. 9 th Ed. John wiley dan Sons inc. New Jersey.

Manurung, A. H. 2006. Memenangkan Transaksi Saham di Bursa. PT Elex Media Komputindo.

Pastor, L. And Stambaugh, R. F. 200. Evaluating and Investing in Equality Mutual Funds. Working Paper Series No. 156 (May) : 1 – 15.

Gambar

Tabel 1.Pengelompokan risiko Sistematis Portofolio  Rentang  Beta  Tingkat Risiko  Portofoli o  Gambaran Valatilitas Harga Saham Aktiva
Tabel 5.Perhitungan varians danstandardeviasi reksadana Anggrek  Total  Rm  -0.52598  Total (Rm – Rm --)2  0.04143  Rerata  Rm  -0.04383
Tabel 7.Hasil pengukuran return reksadana Schroder Dana Istimewa Tahun 2018
Tabel 10. Pengukuran kinerja kedua reksadana dengan metode Sharpe tahun 2018

Referensi

Dokumen terkait

(3) barangsiapa tidak memakai sabuk keselamatan pada waktu duduk di samping pengemudi kendaraan bermotor roda empat atau lebih, atau tidak memakai helm pada waktu

E. Membuat kebijakan penambahan iuran wajib untuk mendanai pembelian bahan baku yang lebih banyak. Didaerah dekat tempat tinggal Pak Hamdani banyak terdapat pengumpul

Figure 8: Kampung Jambangan in Surabaya Green & Clean Competition. (Image

Informasi akuntansi yang dihasilkan dari suatu sistem dibedakan menjadi dua,.. yaitu: informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi

Kondisi eksisting kawasan yang termuat dalam RTRW kabupaten Donggala belum. semuanya tertangani karena adanya keterbatasan biaya dan

Tapi, Pernyataan Amerika dari PARADOXISMe adalah terutama sebuah revolusi dari emigrant ke Amerika yang tidak berbicara Inggris, melawan bahasa tersebut – sebuah

Figure 4.4 Data Flow Diagram Level 2 for Troubleshoot, Reminder, Lending, and Report Process ..Error.. Bookmark

Berdasarkan analisis hasil penelitian, maka dapat dirumuskan teori substantif sebagai berikut: “apabila gending rare dapat dinyanyikan di setiap waktu seperti; waktu