• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN ORIENTASI KARIER DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER PADA SISWA KELAS XII. Yoaneta Olla, 2) Sri Muliati Abdullah 1,2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN ORIENTASI KARIER DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER PADA SISWA KELAS XII. Yoaneta Olla, 2) Sri Muliati Abdullah 1,2)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

398

PERAN ORIENTASI KARIER DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER PADA

SISWA KELAS XII

1)

Yoaneta Olla,

2)Sri Muliati Abdullah

1,2)

Program Studi Magister Psikologi, Fakultas Psikologi

Universitas Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Jl. Ring Road Utara, Ngropoh, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

*Email: suster.yoaneta@gmail.com

ABSTRAK

Tugas perkmebangan karier pada usia 15-24 tahun merupakan tahap perkembangan pada level eskplorasi seperti memahami minat, menilai kemampuan diri serta menentukan pilihan karier hingga perencanaan implementasi karier yang dipilih. Keberhasilan karier dimasa depan salah satunya dapat ditandai dari keputusan karier yang diambil. Kesiapan individu dalam membuat keputusan karier yang tepat, sesuai dengan harapan di masa depan berdasarkan tujuan, pemahaman diri dan pertimbangan disebut sebagai orientasi karier. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh orientasi karier dengan pengambilan keputusan karier pada siswa kelas XII. Subjek berjumlah 100 siswa yang ditentukan berdasarkan beberapa kriteria dan menggunakan teknik Purposive Sampling. Metode pengumpulan data menggunakan alat ukur penelitian Skala Likert yang memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,888 dan 0,858 yang artinya memiliki tingkat reliabel kuat. Data dianalisa menggunakan analisa regresi. Hasil membuktikan pengaruh orientasi karier dengan pengambilan keputusan karier dengan koefisien regresi 0,000 (p<0,01) dan sumbangan efektif orientasi karier sebesar 37,5% sedangkan sisanya 62,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Bagi peneliti selanjutnya sekiranya dapat mengkaji faktor lain agar dapat menjelaskan dinamika psikologi lebih komprehensif dan diharapkan penelitian ini dapat menjadi informasi bagi siswa kelas XII terkait pentingnya pengambilan keputusan karier yang tepat untuk masa depan. Kata Kunci: Orientasi Karier, Pengambilan Keputusan Karier

ABSTRACT

Career development task 15-24 years are developmental stage at level of exploration, such as understanding interests, assessing self-efficacy and determining career choices. One of signs future career success can be seen from career decisions taken. Readiness of individuals to make appropriate career decisions in accordance with future expectations based on goals, self-understanding and considerations is referred as career orientation. This study was determined effect career orientation with career decision making in XII grade students. Subjects were 100 students who were determined based several criteria and used purposive sampling technique. Data collection method use Likert scale which has a Cronbach's Alpha value of 0.888 and 0.858 which means it has a strong reliable. Data were analyzed using regression analysis. Results proved there was effect of career orientation with career decision making with coefficient 0.000 (p <0.01) and effective contribution of career orientation is 37.5%, while the remaining 62.5% is influenced by other factors not examined. For further researchers, they can study other factors in order to explain dynamics of psychology more comprehensively and it is hoped this research can provide information for class students about how importance of making right career decisions for future.

Keywords: Career Orientation, Career Decision Making

PENDAHULUAN

Sebagai peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) siswa disebut juga sebagai remaja, karena termasuk dalam rentang usia 14 tahun hingga 17 tahun (Arjanggi, 2017). Super (2008) menyatakan bahwa setiap manusia memiliki tugas perkembangan karier sesuai dengan tahap masing-masing individu, adapun pada usia 15-24 tahun merupakan tahap perkembangan pada level eskplorasi dengan tugas perkembangan yang harus dipenuhi seperti memahami minat, menilai kemampuan diri serta menentukan pilihan karier hingga perencanaan implementasi karier yang dipilih. Pendapat serupa disampaikan oleh (Winkel & Hastuti,

(2)

399

2013) bahwa remaja SMA memiliki tugas perkembangan untuk memiliki kesiapan menentukan karier maupun rencana studi lanjut.

Menentukan studi lanjut ke perguruan tinggi menurut Gunawan (2001) merupakan persoalan yang sangat penting bagi orang tua dan siswa SMA namun juga bukanlah perkara yang mudah. Seligman (2004) bependapat bahwa karier mulai dibangun dan dikembangkan sejak awal masa sekolah, dan karier tersebut dapat dikatakan sebagai suatu cita-cita yang diinginkan dan masih berhubungan dengan bidang pendidikan, pekerjaan dan profesi tertentu. Menurut Sarwandini & Rusmawati (2019) permasalahan yang dihadapi siswa salah satunya adalah pengambilan keputusan karier menuju perguruan tinggi. Santrock (2016) menyatakan bahwa siswa SMA yang termasuk dalam usia remaja seringkali memandang eksplorasi karier dan pengambilan keputusan disertai perasaan bimbang, ragu-ragu, ketidakpastian, bahkan stres.

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah pengambilan keputusan karier yang mana ranah karier yang dimaksud adalah rencana studi setelah lulus SMA. Menurut Setiobudi (2017) keberhasilan karier dimasa depan salah satunya dapat ditandai dari keputusan karier yang diambil. Kesesuaian keputusan karier yang dibuat berdasarkan kemampuan yang dimiliki akan mempermudah siswa dalam meraih kesuksesan di masa depan. Oleh karena itu, permasalahan karier harus segera dicari jalan keluarnya, jika hal ini dibiarkan maka siswa tidak akan memiliki perencanaan dan pengambilan keputusan karier yang matang.

Turbon (2005) berpendapat pengambilan keputusan merupakan sebuah tindakan memilih sesuatu untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Lee, Rojewski dan Hill (2013) pengambilan keputusan karier merupakan tindakan memilih dari banyak alternatif untuk menentukan pendidikan ataupun pekerjaan yang didasarkan pada minat, kepribadian, hambatan, peluang dan spesifikasi yang dimiliki. Dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan karier adalah tindakan individu dalam mempertimbangkan berbagai alternatif pilihan yang ada untuk menentukan langkah yang akan dilakukan dalam mencapai keberhasilan karier di masa depan.

Aspek-aspek dalam pengambilan keputusan karir menurut pendapat Betz (2007) terdiri dari: 1) Self-appraisal, merupakan penilaian individu terhadap dirinya yang berkaitan dengan kemampuan, bakat, minat dan keadaan individu.; 2) Gathering occupational information, individu mencari informasi tentang alternatif karier (jurusan kuliah atau pekerjaaan); 3) Goal selection, pada aspek ini mencakup sejauh mana individu mampu melakukan penilaian terhadap kemampuan dirinya dengan karakteristik berbagai bidang karier yang ada. Dengan mengetahui berbagai nilai kekurangan dan kelebihan yang ada, siswa akan menjadi lebih mudah memahami potensi yang ada pada dirinya untuk menyesuaikan suatu bidang karier tertentu.

Freedman (2013) menyatakan bahwa 20 sampai 50% siswa yang masuk perguruan tinggi memiliki perasaan ragu-ragu dengan pilihan mereka dan 75% mahasiswa yang telah menjalani perkuliahan mengubah jurusan mereka setidaknya sekali sebelum lulus. Hasil survei di Indonesia juga ditemukan oleh Educational Psychologist Integrity Development Flexibility bahwa 87% mahasiswa di Indonesia merasa salah jurusan ketika kuliah (Harahap, 2014). Dampak dari salah jurusan menimbulkan keinginan untuk mengganti/pindah jurusan, hal ini terjadi dikarenakan terdapat kesalahan saat mengambil keputusan untuk menentukan pilihan karier (Fahima & Akmal, 2018). Temuan yang lainnya dikemukakan oleh Putri (2018) bahwa perusahaan rintisan Universitas Multimedia Nusantara melakukan penelitian selama dua tahun kepada 400.000 siswa dan mahasiswa di seluruh Indonesia, hasil penelitian menunjukan 92% siswa SMA sederajat bingung dan tidak tahu akan menjadi apa kedepannya dan 45% mahasiswa yang sudah menjalani perkuliahan merasa salah jurusan.

Arti penting dalam penelitian ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 Tahun 2010 pasal 76 ayat 1 dijelaskan bahwa fungsi dan tujuan SMA adalah meningkatkan kesiapan fisik dan mental serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga diharapkan siswa kelas XII seteleah lulus mampu melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi. Jika dilihat dari tugas perkembangan remaja, siswa kelas XII berada pada tahap perkembangan karier yang disebut dengan eksplorasi dimana siswa dituntut untuk memiliki kemampuan memahami diri secara baik sehingga memiliki pemahaman pula terhadap pilihan studi yang tersedia /rencana setelah lulus, serta memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan yang tepat (Super, 2008). Berbagai penelitian yang telah dilakukan selalu konsisten membuktikan bahwa siswa yang telah membuat pilihan karier masa depan memiliki kualitas hidup yang lebih baik daripada yang belum memutuskan (Dewi, 2017).

Menurut Super (2008) orientasi karier adalah kesiapan individu dalam membuat keputusan karier yang tepat, sesuai dengan harapan di masa depan berdasarkan tujuan, pemahaman diri dan pertimbangan akan peluang. Pendapat lain dikemukakan oleh Kamaruzzaman, Aliwanto, & Sukmawati (2017) orientasi karier

(3)

400

merupakan arah pendirian seseorang sebagai upaya mengenali dan mempersiapkan diri dalam memasuki dunia karier yang harus ditentukan sesuai dengan kemampuannya.

Aspek-aspek orientasi karier menurut Nurmi (2004) terdiri dari: 1) Motivasi, merupakan sesuatu yang menjadi minat individu di masa depan. Pengetahuan tentang masa depan memiliki peran penting dalam pembentukan ekspektansi masa depan individu. Dengan pengetahuan masa depan yang cukup, individu dapat membuat tujuan yang realistis. Tujuan individu terbentuk melalui tahap motivasi dan nilai-nilai serta pengetahuan tentang perkembangan rentang hidup yang diantisipasi (anticipated life-span development); 2) Perencanaan, Aktivitas perencanaan merupakan tahap bagaimana individu merealisasikan minat mereka. Terdapat tiga komponen dalam tahap perencanaan, yaitu pengetahuan (knowledge) yang dimiliki individu sesuai tujuan yang ingin dicapai, perencanaan (plan) yang dilakukan individu dan realisasi (realization) dari tujuan dan rencana; 3) Evaluasi, merupakan penilaian individu terhadap terealisasinya minat. Tahap evaluasi berpusat pada tiga hal, yaitu kemungkinan rencana dan tujuan masa depan individu (probabilitas), kontrol internal yang dimiliki individu dan emosi spesifik yang mengikuti proses evaluasi. Peran orientasi karier berpengaruh terhadap pengambilan keputusan karier, ketidakpamaham siswa mengenai orientasi karir membuahkan kesulitan, kebingungan, dan keragu-raguan siswa dalam menentukan pilihan studi lanjut. Hasil peneliian yang dilakukan oleh Setiyowati (2015) menunjukan bahwa orientasi karier menjadi faktor dalam menentukan keputusan karier. Seligman (2004) berpendapat bahwa sejumlah karir mulai dibangun dan dikembangkan sejak masa sekolah dan karir dapat juga dikatakan sebagai suatu cita-cita yang diinginkan, baik yang berkaitan dengan suatu bidang pendidikan, pekerjaan maupun suatu profesi tertentu.

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas maka tujuan dari penelitian untuk mengetahui peran orientasi karier dengan pengambilan keputusan karier pada siswa kelas XII.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan variabel Y yaitu pengambilan keputusan karier dan variabel X adalah orientasi karier. Total populasi 112 siswa yang ditentukan berdasarkan kriteria siswa yang memiliki rencana untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Sehingga Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling yang merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Siswa yang memenuhi kriteria sebagai sampel sebanyak 100, berdasarkan table Isac dalam (Sugiyono, 2013) jumlah sampel tersebut sudah cukup untuk mewakili populasi sebanyak 110 dengan kesalahan 1%. Metode pengumpulan data menggunakan alat ukur penelitian Skala Likert yang memiliki nilai

Cronbach’s Alpha sebesar 0,888 dan 0,858 yang artinya memiliki tingkat reliabel kuat. Setelah diketahui hasil

viliditas dan reliabilitas oada masing-masing skala, data yang terkumpul dianalisa menggunakan analisa regresi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Analisa regresi dengan hasil berikut: Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis

Variabel Y Variabel X Nilai Keterangan

F p

Pengambilan keputusan karier Orientasi Karier 58,898 0,000 Signifikan

Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas diketahui bahwa orientasi karier dengan pengambilan keputusan karier menunjukkan nilai F sebesar 58,898 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01) hal ini membuktikan bahwa hipotesis diterima, artinya terdapat hubungan positif orientasi karier dengan pengambilan keputusan karieri. Sumbangan efektif orientasi karier sebesar 37,5% sedangkan sisanya 62,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ditelit

Menurut Super (2008) salah satu tugas perkembangan siswa yang masih menduduki usia remaja adalah pemilihan dan persiapan karir. Pemilihan karir merupakan saat seorang mengarahkan diri pada suatu tahapan baru dalam kehidupan mereka. Membuat keputusan memilih karir merupakan usaha remaja menemukan dan melakukan pilihan di antara berbagai kemungkinan yang timbul dalam proses pemilihan karir. Conger (2006) juga mengemukakan bahwa suatu pemilihan karier bagi siswa SMA merupakan sesuatu

(4)

401

yang secara sosial diakui sebagai cara untuk memenuhi kepuasan berbagai kebutuhan, mengembangkan perasaan eksis terhadap masayarakat, dan memperoleh sesuatu yang diinginkan dan mencapai tujuan hidup.

Orientasi karier menurut Nurmi (2004) merupakan kemampuan seorang individu untuk merencanakan masa depan yang merupakan salah satu dasar dari pemikiran manusia. Orientasi karier/masa depan menggambarkan bagaimana seseorang memandang dirinya di masa yang akan datang, gambaran tersebut membantu individu dalam menempatkan dan mengambil keputusan karirnya. Orientasi tentang karier apa yang akan digeluti di masa yang akan datang merupakan faktor penting yang harus dimiliki remaja karena hal ini berhubungan dengan pemilihan bidang pendidikan yang akan dipilih. Orientasi karier mempengaruhi pengambilan keputusan karier dapat dilihat dari uraian pada setiap aspek-aspek oerintasi karier manurut (Nurmi, 2004).

Aspek pertama yaitu motivasi, kesediaan untuk mengeluarkan upaya yang tinggi kearah tujuan yang hendak dicapai. Fungsi motivasi dapat membantu mendorong suatu perbuatan artinya motivasi merupakan penggerak yang menimbulkan seseorang untuk bertindak yang terwujud dalam sebuah perilaku. Perilaku inilah yang merupakan pelaksaan pengambilan keputusan karier siswa. Semakin tinggi motivasi siswa dalam pencapaian sesuatu yang berarti untuk masa depannya, sehingga juga memicu dorongan untuk menentukan keputusan yang terbaik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lusia dan Suciati (2015) bahwa dalam menentukan pemilihan jurusan hingga universita tujuan, siswa yang memiliki motivasi tinggi akan menentukan pilihan dengan baik.

Aspek kedua adalah perencanaa, jika siswa sudah memiliki pandangan karier yang akan dipilihnya/merencanakan pilihan karier dengan baik, tentu keputusan yang akan diambil juga tepat. Menurut Sharf (2013) perencaan karier menjadi suatu hal yang sangat penting terhadap keputusan karier yang akan diambil, sebab jika perencaan tidak dipersiapkan dengan baik maka kaputusan yang akan diambil kurang tepat. Hasil peneltian Santoso dan Himan (2014) membuktikan bahwa siswa yang memiliki perencaan karier yang matang akan mudah menentukan keputusan karir yang tepat sesuai dengan dirinya.

Aspek orientasi karir ketiga yaitu evaluasi, penilaian individu terhadap terealisasinya sebuah tujuan. Dalam hal ini individu perlu menilai karakteristik diri terhaap kesesuaian bidang yang akan dipilihnya. Jika siswa tidak memiliki orientasi karir maka akan membuahkan kesulitan, kebingungan, dan keragu-raguan siswa dalam menentukan pilihan studi lanjut Informasi tersebut merupakan salah satu poin penting dalam pemahaman orientasi karir. Seligman (1994) mengatakan bahwa sejumlah karir mulai dibangun dan dikembangkan sejak masa sekolah dan karir dapat juga dikatakan sebagai suatu cita-cita yang diinginkan, baik yang berkaitan dengan suatu bidang pendidikan, pekerjaan maupun suatu profesi tertentu. Hasil peneliian yang dilakukan oleh Setiyowati (2015) menunjukan bahwa orientasi karier menjadi faktor dalam menentukan keputusan karier

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa orientasi karier dapat memprediksi variabel pengambilan keputusan karier pada siswa

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbukti dengan nilai F menunjukan 58,898 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01) hal ini membuktikan bahwa hipotesis diterima, artinya terdapat hubungan positif orientasi karier dengan pengambilan keputusan karieri. Sumbangan efektif orientasi karier sebesar 37,5% sedangkan sisanya 62,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ditelit seperti dukungan keluarga, konformitas dan efikasi diri. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi sekolah untuk mengetahui faktor apa saja yang memiliki hubungan dengan pengambilan keputusan karier, sehingga bisa dijadikan acuan untuk melakukan tindakan intervensi untuk membantu siswa dalam mempersiapkan rencana karier sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA

Arjanggi, R. (2017). Identifikasi permasalahan pengambilan keputusan karir remaja. Psikologika, 22(1), 28– 35.

Conger, B. (2006). Vocational psychology: The study of vocational and development. McGraw-Hill.

(5)

402

fakultas psikologi Univeritas Mercu Buana Yogyakarta. Insight, 19(2), 87–99.

Fahima, R. R., & Akmal, S. Z. (2018). Peranan kebimbangan karier terhadap intensi pindah jurusan kuliah pada mahasiswa. Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(1), 83–94.

https://doi.org/10.15575/psy.v5i1.1639

Freedman, L. (2013). The developmental disconnect in choosing major: Why institutios should prohibit unti second year. The Mentor: An Academic Advising Journal, 2(4), 431–440.

Gunawan, Y. (2001). Pengantar bimbingan dan konseling buku panduan Mahasiswa. Prenhallindo. Harahap, R. F. (2014). Duh 87 mahasiswa Indonesia salah jurusan.

https://news.okezone.com/read/2014/02/24/373/945961/duh-87-mahasiswa-indonesia-salah-jurusan Kamaruzzaman, Aliwanto, & Sukmawati, E. (2017). Upaya meningkatkan orientasi karier melalui layanan

informasi pada mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 4(1), 21–30.

Lee, I. H., Rojewski, J. W., & Hill, R. B. (2013). Classifying Korean adolescents’ career preparedness. International Journal for Educational and Vocational Guidance, 13(1), 25–45.

https://doi.org/10.1007/s10775-012-9236-5

Lusia, A., & Suciati, P. (2015). Motivasi instrinsik yang mempengaruhi pemilihan jurusan dan universitas. Jurnal Vokasi Indonesia, 3(21–36).

Nurmi, E. (2004). Age, sex, social class, and quality of family interaction AS determinants of adolescent’s career on future orientation. Libra Publishers Inc.

Putri, N. (2018). Angka siswa yang salah pilih jurusan masih tinggi.

http://www.skystarventures.com/youthmanual-angka-siswa-yang-salah-pilih-jurusan-masih-tinggi/ Santoso, E. I., & Himan, F. (2014). Pengaruh berbagi pengetahuan perencaan karir terhadap keputusan karir.

Jurnal Intervensi Psikologi, 6(1), 1–24.

Santrock, J. W. (2016). Adolescence 16th Edition. McGraw-Hill Education.

Sarwandini, S., & Rusmawati, D. D. (2019). Hubungan antara quality of school life dengan pengambilan keputusan karir pada siswa kelas XII di SMA Negeri 2 Kebumen. Jurnal Empati, 8(1), 117–122. Seligman, L. (2004). Developmental career counseling and assesment. SAGE Publications.

Setiobudi, J. (2017). Pengaruh efikasi diri terhadap pengambilan keputusan karir pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kalasan. E-Journal Bimbingan Dan Konseling, 1.

Setiyowati, E. (2015). Efektivitas bimbingan karir dan orientasi karier dengan keputusan karir remaja. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sharf, R. (2013). Applying career development theory to counseling. Jon-David Hague.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. In Bandung: Alfabeta.

Super, D. (2008). The big five career theories: self-concept theory of career development (in international handbook of career guidance). Springer Science Business Media.

Turbon, E. (2005). Decision support systems and intelegent systems. ANDI.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses Pembentukan Produk Hukum dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, pada saat ini telah ditetapkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Dengan adanya kegiatan lain yang tidak semestinya pada trotoar maka (1) keselamatan merupakan faktor yang paling mempengaruhi karakteristik berjalan; (2) kecepatan rata-rata

Menurut Lusia Kus Anna (2012: www.kompas.com), saat ini sebagian besar guru belum menerapkan e-learning berbasis kemajuan teknologi informasi untuk menunjang

Dari hasil perhitungan nilai CSI berada dibawah 80 %, hal ini berarti pelanggan dalam hal ini pengunjung wahana wisata XY masih belum puas dengan pelayanan

Peneliti dilaksanakan di Sekolah Tinggi Teologi Kristus Alfa Omega (STT KAO) Semarang yang terletak di Jalan Kawasan Pendidikan dan Sosial Blok E no. STT

Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah , Balai Pustaka, Jakarta; 2006, hlm. 15 Moeljatno, Fungsi dan Tujuan Hukum Pidana Indonesia , Jakarta: Bina Aksara, 1985.. 6 JOM

Penelitian ini mengoptimasikan penggunaan tenaga angin sebagai sumber energi listrik Pulau Bengkalis dengan boost converter dan mengontrol pergerakan

Pada Gambar 3.5 yang menampilkan grafik Qu fungsi laju aliran massa pada variasi intensitas radiasi, dapat dilihat bahwa tren kedua grafik Qu berubah terhadap