• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permintaan daging sapi yang cenderung meningkat setiap tahunnya di Provinsi Riau,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Permintaan daging sapi yang cenderung meningkat setiap tahunnya di Provinsi Riau,"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KAMAN PEMANFAATAN JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SAPI PENGGEMUKAN

Yayu Zurriyati, Agussalim S danDwi Sisriyenni

Batai Pengkajian Teknotogi Pertanian Riau

ABSTRAK

Kajian pemanfaatan Jerami pad! sebagal pakan dalam upaya peningkatan produktivitas sap! penggemukan, merupakan suatu kajian polo usahatan! terpadu antara ternak sap! don tanaman pad! berdasarkan pendekatan 'zero waste' . Keglatan In! dllaksanakan di Desa Masda Makmur, Kecamatan Rambah Samo, Kabupaten Rokan Hulu pada T .A 2005 . Tujuan pengkaJian adalah untuk mendapatkan data dan informasi tingkat produktivitas ternak sap! yang berintegrasi dengan tanaman pangan dan besarnya tambahan pendapatan petani dart penerapan sistem in!. Paket teknologi yang dikaji adalah teknologi Introduksi I (TI) dengan menggunakan pakan Jerami fermentasi + pakan tambahan , teknologi Introduksi 11 (T2) dengan menggunakan pakan hijauan alam+ pakan tambahan don teknologi petani (TO) sebagai kontrol. Komponen teknologi Introduksi lainnya adalah kandang kelompok, pemberian mineral dan problotik . Parameter yang diamatt dart penerapan paket teknologi kajian berupa keragaan perubahan berat badan ternak yang diuji menggunakan T-test dan analisa usahatani ternak menggunakan pendekatan RIC ratio. Has!I pengkaJian menunjukkan tingkat produktivitas ternak berupa pertambahan berat badan harlan (PBBH) sap! ball dart penerapan teknologi TI don T2 adalah 0,32 dan 0,46 kg/ekor/hari . Sementara dart teknologi TO, PBBH yang didapat adalah 0,22 kg/ekor/hari . Keuntungan tertinggi dart hasil penjualan ternak sap! didapatkan pada teknologi T2 yaitu Rp. 332 .965,-(R/C - 1,1), kemudian disusul paket teknologi Ti- Rp. 292 .440,- (RIC- 1,1) . Sedangkan dart teknologi petani didapatkan Rp . 127.650,- (RIC-1,0). Paket teknologi TI dapat dijadikon alternatif teknologi yang dapat dlterapkan pada usahatani ternak di lahan kering, sebagai upaya pemecahan mosalah petani dalam menyedlakan hijauan pakan bag! ternak sap! mereka .

Kata kuncl : Integrasi, sap!, jerami fermentasi.

PENDAHULUAN

P

ermintaanmenuntut instansi terkait untuk mencari solusi dalam pemenuhan permintaan tersebut .daging sapi yang cenderung meningkat setiap tahunnya di Provinsi Riau, Selama ini untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di wilayah Riau, sebagian besar dipasok dari luar daerah bahkan dari luar negeri . Sementara kemampuan daerah untuk memenuhi kebutuhan daging sapi hanya 50% dari total permintaan . Pada tahun 2003, terjadi kenaikan permintaan daging asal sapi di witayah ini hingga 38,28% dibandingkan tahun sebelumnya (BPS TK I Riau, 2004) . Jika dikaitkan dengan potensi sumberdaya atam dan sumberdaya manusia yang ada, kondisi ini tergolong ironis karena hampir diseluruh wilayah Riau sesuai bagi pengembangan ternak sapi, selain itu letak propinsi ini sangat strategis karena dekat dengan negara tetangga (SIJORI= Singapura, Johor, Riau), sehingga terbuka peluang untuk eksport ternak sapi .

Sementara itu di sisi lain, sebagian besar tanah di Indonesia yang telah diusahakan secara intensif mempunyai kadar bahan organik rendah . Untuk itu perlu tindakan perbaikan tingkungan tumbuh dengan menambahkan bahan organik seperti pupuk kandang . Tujuannya untuk melestarikan sumberdaya tanah, menjaga kemantapan produksi dan efisiensi usahatani (Adiningsih dan Rochayati, 1988) . Selain itu Widjaja dkk (1988) juga menambahkan, pemberian bahan organik dapat meningkatkan efisiensi penggunaan nitrogen dan meningkatkan kapasitas tukar kation tanah .

Tanaman padi dan ternak sapi merupakan dua komoditi yang memiliki peluang bisnis bagi petani dalam upaya peningkatan pendapatannya . Integrasi kedua komoditas ini merupakan salah satu upaya untuk menekan biaya produksi . Ternak dapat memanfaatkan timbah tanaman berupa jerami dan juga timbah pengolahan padi berupa dedak halus sebagai pakan ternak . Sementara tanaman padi dapat memperoleh pupuk dari kotoran yang dihasilkan ternak .

(2)

Sating mengisi satu sama lain merupakan konsep LEISA (low external input sustainable agriculture) yang dapat meminimalkan biaya produksi (Reijtjes dan Bayer, 1999) . Untuk melihat sejauh mana adaptasi dari konsep ini, khususnya dalam upaya peningkatan produktivitas sapi dan sumbangannya dalam pendapatan petani, maka perlu kiranya dilakukan kajian pemanfaatan jerami padi sebagai pakan datam upaya peningkatan produktivitas sapi penggemukan .

METODOLOGI

Lokasi pengkajian adatah pada agroekosistem lahan kering, Desa Masda Makmur, Kecamatan Rambah Samo, Kabupaten Rokan Hulu, pada T .A . 2005 .

Diskripsi Teknologi Pengkajian

Dalam kajian ini menggunakan 15 ekor ternak sapi jantan milik kooperator dengan berat badan awal sekitar 100 kg dan berumur sekitar 1 tahun . Pemeliharaan ternak selama ± 3 bulan dengan tujuan penggemukan Ada tiga paket teknologi yang dikaji dalam kegiatan ini, seperti yang ditampilkan dalam Tabel 1 .

Parameter yang diukur dan diamati adalah : Bobot badan pada awat dan akhir perlakuan, pertambahan bobot badan per periode (4 minggu sekati), biaya bibit, biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja dan nilai penjualan ternak .

Proses Pembuatan Jerami Fermentasi

Pembuatan jerami fermentasi dilakukan pada tempat yang terlindung dari hujan dan panas matahari tangsung . Untuk pembuatan 1 ton jerami fermentasi dibutuhkan urea sebanyak 2,5 kg dan probion 2,5 kg . Tahap fermentasi dimulai dengan cara menimbun jerami dengan ketebalan ± 20 cm, kemudian ditaburi urea dan probiotik probion secukupnya serta disiram dengan air sehingga kelembaban 45-60% . Selanjutnya dibuat tapisan jerami berikutnya dengan cara sama sampai 5-6 lapis (tinggi total 2 m) . Tumpukan jerami dibiarkan selama 21 hart . Setelah proses fermentasi selesai, jerami yang telah difermentasi dikering anginkan, dan slap diberikan pada ternak (Haryanto, B . 2003) .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keragaan Bobot Badan Ternak Sapi dari Penerapan Paket Teknologi

Pada awal pengkajian, bobot badan awal sapi relatif sama yaitu antara 165-169,4 kg/ekor . Setelah beberapa saat pengkajian berlangsung, mulai terlihat perbedaan pertambahan bobot badan dari ternak sapi . Hasil pengamatan hingga akhir pengkajian menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan harian (PBBH) ternak sapi Bali tertinggi didapatkan pada perlakuan T2 yaitu = 0,46 kg/ekor/hari, kemudian diikuti oleh pertakuan T1= 0,32 kg/ekor/hari dan terakhir TO=0,22 . Penimbangan ternak pada bulan Desember, dilaksanakan lebih awal dari jadwal biasa, karena pada butan tersebut ternak petani akan dijual untuk hari Raya Qurban Idul Adha . Grafik perubahan berat badan sapi tiap periode dapat dilihat pada Gambar 1 .

1 0 4

YayuZuriyati, Agussalim S, dan DwiSisriyenni Tabel 1 . Diskripsi paket teknologi pengkajian.

No . Introduksi (T1) Introduksi II (T2) Petani-kontrol (TO)

1 . Kandang kolektif Kandang kolektif Sesuai kebiasan

2 . Pencegahan dan pengobatan penyakit Pencegahan dan pengobatan penyakit Sesuai kebiasan

3 . Pemberian obat cacing Pemberian obat cacing Sesuai kebiasan

4 . Pemberian jerami fermentasi Pemberian rumput tapangan Sesuai kebiasan 5 . Pakan tambahan (dedak) + probiotik Pakan tambahan (dedak) + probiotik Sesuai kebiasan

(3)

Dari anaLisa statistik menunjukkan antara PBBH sapi yang dihasilkan perlakuan T1 dan T2 tidak nyata berbeda (P>0 .05) . Akan tetapi T2 berbeda nyata (P<0,05) dengan TO (Tabet 2) . Pertambahan bobot badan sapi pada perlakuan T2 tebih tinggi dibandingkan dua pertakuan lainnya, diduga karena ternak sapi pada perlakuan T2, telah terbiasa mendapatkan pakan hijauan yang disabitkan dan tidak memerlukan adaptasi pakan dan ditambah pula dengan pemberian dedak sebagai pakan tambahan . Sementara jika dibandingkan dengan pertakuan Ti yang mendapat pakan jerami fermentasi, umumnya tingkat konsumsi cenderung rendah, karena pakan tersebut masih asing bagi ternak . Pemberian jerami fermentasi pada ternak sapi sebagai pengganti pakan hijauan dalam pengkajian ini membutuhkan masa adaptasi yang relatif lama (sekitar 3 minggu) .Walaupun demikian terlihat PBBH pada T1 lebih tinggi dibandingkan TO . Diduga, jika waktu penggemukan lebih dari 4 bulan, bukan tidak mungkin PBBH ternak sapi pada pertakuan T1 lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya .

Perubahan Bobot Badan Sapi

250

, 200

Y

E

150

d C • 100--m

50

1

2

3

Waktu Penimbangan

Gambar 1 . Grafik perubahan berat badan sapi pada setiap periode penimbangan .

Pertambahan berat badan harian (PBBH) yang didapatkan pada perlakuan T1 dalam kajian ini hampir sama dengan hasil yang didapatkan oleh Ella dkk (2004), yaitu didapatkan PBBH sapi Bali sebesar 0,39 kg/ekor/hari dengan pemberian pakan jerami fermentasi + dedak dan 150 gr bioplus . Sementara Sariubang dkk (2001) juga melaporkan tingkat PBBH sapi Bali sebesar 0,37 kg/ekor/hari dengan pemberian pakan basal jerami fermentasi .

4 -.- T 1 I i

-aF- T2

T3

Prosiding Peternakon 2006 1 0 5

(4)

Tabel 2 . Keragaan Bobot badan ternak sapi di Desa Masda Makmur 2005.

Analisis Tingkat Keuntungan dari Penerapan Paket Teknologi

Datam pengkajian ini tingkat keuntungan yang dihitung adalah keuntungan dari hasil penjualan sapi yang dipelihara oleh petani setama 82 had (Tabet 3) . Penghitungan analisa usahatani yang dilakukan adalah berdasarkan harga setem pat yang bertaku ketika kegiatan pengkajian berlangsung .

Penyusutan kandang dinilai dari harga kandang kelompok adalah Rp .1 .000 .000,- untuk 5 ekor ternak sapi dengan masa habis pakai 2 tahun . Nitai penyusutan per bulan untuk 1 ekor ternak adalah Rp .8 .400,- sehingga datam 82 hari nilai penyusutannya adalah Rp .22 .960, - . Manajemen pemeliharaan yang dihitung dalam analisis ini adalah untuk 5 ekor sapi Rp .2 .000,-/hari, sehingga untuk 1 ekor sapi adalah Rp .400, - /hari atau setama 82 hari adalah Rp .32 .800,

Tabel 5 . Analisa usahatani penggemukan sapi Bali di Desa Masda Makmur, 2005 .

1 0 6 Yayu Zurlyati, Agussallm S, don Owl Sisriyennl

Paketteknologi n Timbang I . 28/9/'05 (kg) Timbang II . 28/101'05 (kg) 28/11'05/(kg) . Timbang IV. 19112/'05 (kg) PBBH (kg/ekor/hari) Introduksi I (T1) Jumlah Rataan Introduksi 11 (T2) Jumlah Rataan Petani/ kontrol(TO) Jumlah Rataan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 171 146 186 150 175 828 165,6 220 150 200 137 140 847 169,4 181,5 184 142,5 167 150 825 165 166 168 195 157,5 175,5 862 172,4 233 157 243 148 155 936 187,2 191 184,5 149 183 155 862,5 172,5 175,5 167 207 163 184 896 179,3 255 174 243 168 154 994 198,8 197 202 151 184 157 891 178,2 188 183 220 172 195 958 191 270 172 255 177 159,5 1033,5 206,7 207 209 154 179,5 161,5 911 182,2 0,21 0,46 0,43 0,23 0,25 1,58 0,32a° 0,63 0,28 0,69 0,50 0,20 2,30 0,46k 0,32 0,31 0,14 0,16 0,14 1,075 0,22b Keterangan : Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% .

No . Uraian Perlakuan

T1 T2 TO

A Input (Rp/ekor)

BB awal ternak (kg) 165,6 169,4 165,0

Nilai Sapi (Rp/ekor) 3 .643 .200 3 .726 .800 3 .630 .000

Jerami fermentasi 3,2kgx82x250=65 .600 Dedak 2kgx82xl000=164 .000 164 .000 Obat-obatan 15 .000 15 .000 15 .000 Starbio 9 .000 9 .000 Mineral 3 .000 3 .000 Hijauan pakan 22,25kgx82x150= 16,5kgx82xl50=202 .950 273 .675 Penyusutan kandang 22 .960 22 .960 32 .800 Manajemen Pemetiharaan 32 .800 32 .800 Jumlah 3 .955 .560 4.247.235 3 .880 .750 B Output (Rp/ekor) BB akhir 191,6 206,7 182,2 Tambahan BB 26 37,3 17,2

Nilai jual ternak 4 .215 .200 4.547 .400 4 .008 .400

kompos 4kgx82xiOO=32 .800 32 .800

Jumlah 4 .248 .000 4 .580 .200 4 .008 .400

Keuntungan 292 .440 332 .965 127 .650

(5)

Penerimaan yang diperoleh dalam usahatani ternak sapi penggemukan dapat diketahui dengan menghubungkan variable produksi (input) dan harga yang diterima peternak . Dengan menggunakan tingkat harga yang diterima peternak sebagai dasar perhitungan, didapatkan tingkat keuntungan tertinggi dari hasil penjualan sapi adalah pada paket perlakuan T2 (Rp .332 .965/ekor) . Walaupun demikian nilai R/C ratio antara perlakuan T1 dan T2 adalah sama (R/C=1,1) . Artinya setiap 1 satuan biaya yang dikeluarkan dari masing-masing paket teknologi tersebut akan menghasilkan penerimaan sebesar 1,1 satuan . Dibandingkan dengan paket teknotogi TO, tingkat keuntungan yang diperoleh pada teknologi T1, lebih besar 129% dan dibandingkan dengan T2 lebih besar 170% .

Jika pemeliharaan ternak sapi minimal 5 ekor per KK di Desa Masda Makmur, maka dapat diasumsikan penerimaan petani dari usahatani ternak sapi perbutannya dari masing-masing penerapan paket teknologi adalah T1 = Rp .540 .000,- ; T2 = Rp .615 .000,- dan TO = Rp .240 .000, - . Tambahan pendapatan petani seandainya penghasilan rata-rata adalah Rp .1 .000 .000,- adalah pada paket teknologi T1 = 54%, T2 = 61,5% dan T3 = 24% . Tetapi, jika pemeliharaan ternak banyak, dengan penerapan teknologi T2 dan TO akan menyulitkan petani dalam penyediaan hijauan pakan yang berarti harus menyediakan waktu, tenaga kerja dan biaya . Metalui teknologi fermentasi jerami hat ini dapat diatasi, dimana petani ternak mempunyai banyak waktu yang tadinya untuk mencari hijauan pakan, kini dapat digunakan untuk kegiatan lainnya .

KESIMPULAN Dari hasil pengkajian ini dapat disimpulkan

Pemberian jerami fermentasi pada ternak merupakan alternatif teknotogi pakan yang dapat diterapkan sebagai upaya pemecahan masalah yang dihadapi petani dalam mengatasi kesulitan mendapatkan hijauan pakan bagi ternak, disamping menghemat tenaga kerja dan tersedianya waktu luang bagi petani untuk melakukan aktivitas tainnya . Tingkat produktivitas ternak sapi berupa pertambahan bobot badan harian (PBBH) sapi Bali dari penerapan paket teknologi introduksi adalah antara 0,32 - 0,45 kg/ekor/hari, sementara PBBH paket teknologi petani sebesar 0,22 kg/ekor/hari . Tambahan pendapatan petani dari penerapan teknologi introduksi datam pemeliharaan sapi adalah antara 54 -61,5% dengan skata kepemilikan 5 ekor ternak sapi .

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, J .S dan Sri Rochayati . 1988 . Peranan bahan organik dalam meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan produktivitas

tanah .

Pros . Lokakarya Nasioanl Efisiensi Pupuk . Pusat Penelitian Tanah . Bogor .

Badan Pusat Statistik TK-I Propinsi Riau . 2004 . Riau dalam

angka .

Pekanbaru .

Ella, A ., A . Nurhayu dan Daniel Pasambe . 2004 . Respon pemberian bioplus serat dan jerami fermentasi terhadap pertumbuhan

ternak

sapi Bali bakalan pada pengembangan sistem integrasi padi-ternak . Pros .Sem .Nas . Sistem Integrasi Tanaman-Ternak, Denpasar 20-22 Juli 2004 . Hat 142-147 .

Haryanto, B . 2003 . Penelitian dan pengembangan peternakan kabupaten kampar . Laporan Kerjasama Balitbang Kab . Kampar dengan Balitnak-Ciawi Bogor .

Reijtjes, C .B dan A .W . Bayer . 1999 . Pertanian masa depan : pengantar

untuk

pertanian berkelanjutan

dengan

input luar rendah . Penerbit Kanisius Yogyakarta .

Prosiding Peternakan 2006

(6)

Sariubang, M ., A . Ella, A . Nurhayu dan D . Pasambe . 2001 . Sistem usaha pertanian sapi potong di Sulawesi Selatan . Makalah disampaikan Pada Seminar Nasionat Peternakan dan Veteriner . Bogor 17-18 Sepetember 2001 .

Widjaja, Adi, I .P .G ., Suwardjo dan M . Soepartini .1988 . Faktor tanah dalam menentukan kebutuhan dan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk . Pusat Penelitian Tanah, Bogor .

1 0 8

Gambar

Gambar 1 . Grafik perubahan berat badan sapi pada setiap periode penimbangan .
Tabel 5 . Analisa usahatani penggemukan sapi Bali di Desa Masda Makmur, 2005 .

Referensi

Dokumen terkait

Jas hujan untuk tim BASARNAS dibuat dengan mengutamakan comfortable (kenyamanan) namun dengan desain yang trendy dan multifungsional. Jas hujan yang di desain agar dapat

Pada lelang tersebut, dari target indikatif sebesar Rp17 triliun dan target maksimal sebesar Rp25,5 triliun, jumlah penawaran yang masuk sebesar Rp47,23 triliun.. Sedangkan

Pada Gambar 12, yaitu posisi difuser mendatar dengan kecepatan udara masuk difuser rendah didapat penurunan temperatur yang cukup seragam pada seluruh level pengamatan. Penu-

Pada bagian ini seluruh rangkaian yang yang tadi dibuat kemudian dihubungkan Rangkain Minimum System menjadi CPU , Sensor Line Follower berfungsi sebagai Input dan

Mengacu pada penelitian sebelumnya, [1] berdasarkan hasil perancangan, analisis, desain, dan pengujian system, dengan menggunakan algoritma canny ada

bezziana pada pengamatan hari ke-n pasca perlakuan L3 yang direndam dalam larutan yang mengandung ekstrak heksan daging biji srikaya selama 10 detik pada berbagai konsentrasi..

Rekayasa genetika merupakan bioteknologi yang menerapkan perubahan sifat suatu makhluk hidup, misalnya perubahan sifat dari padi pada jagung.. Hasil Fermentasi Tape Tempe Oncom

Seorang pekerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik, bagitu juga sebaliknya (Budiono, 2003). Pada