• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN INDEKS KERENTANAN DAN KAPASITAS UNTUK MENGURANGI RISIKO BENCANA TSUNAMI PADA MURID SEKOLAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN INSTRUMEN INDEKS KERENTANAN DAN KAPASITAS UNTUK MENGURANGI RISIKO BENCANA TSUNAMI PADA MURID SEKOLAH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN INDEKS KERENTANAN DAN KAPASITAS

UNTUK MENGURANGI RISIKO BENCANA TSUNAMI PADA MURID SEKOLAH

Muhammad Saleh Siagian1), Khairuddin2), Sri Adelila Sari3)

1) Magister Ilmu Kebencanaan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2)Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. 3) Prodi Magister Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia

msalehs@ymail.com1)

Abstract: The purpose of this research was to develop an instrument of index vulnerability and

capacity for students which had validity and reliability criteria. This study classified the type of research development. The subject consisted of 160 students from SMA Negeri 5 Banda Aceh. Stages of this research consisted of (1) the adaptation of literature, (2) writing point statements, (3)expert reviewing, for validating the contents of the statement items, (4) correcting, improvement based on expert advice and then assembly the instrument (5) the trial questionnaire, (6) Analysis, consisted of the answers distribution analysis, validity analysis and reliability analysis . The results of analysis the 128 statement items were all of the answer options chosen by the respondents that qualified the distribution analysis, all of the statement items were valid and reliable. The results of this instrument development researched was set four indicators of vulnerability variable and four indicators variable capacity. The development of this instrument could be developed by the simulation method.

Keywords: development, instrument, vulnerability, capacity, risk.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan instrumen indeks kerentanan dan kapasitas murid sekolah yang memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan. Subjek penelitian terdiri dari 160 murid SMA Negeri 5 Banda Aceh. Tahapan penelitian ini terdiri dari (1) adaptasi literatur, (2) penulisan butir pernyataan, (3) Penelaahan Ahli untuk validasi isi butir pernyataan, (4) perbaikan, (5) uji coba kuesioner, (6) Analisis terdiri dari analisis distribusi jawaban, uji validitas dan uji reliabilitas. Penelitian pengembangan instrumen ini menghasilkan 128 butir pernyataan terdiri dari empat indikator variabel kerentanan dan empat indikator variabel kapasitas. Indikator kerentanan terdiri dari kerentanan fisik, kerentanan lingkungan, kerentanan sosial dan kerentanan sikap dan motivasi. Indikator kapasitas terdiri dari kapasitas informasi, kapasitas sarana, kapasitas jejaring dan kapasitas pengetahuan. Hasil analisis dari 128 butir pernyataan yaitu, semua pilihan jawaban dipilih oleh responden sehingga memenuhi syarat analisis distribusi jawaban, hasil uji validitas semua butir pernyataan valid dan hasil uji reliabilitas semua butir pernyataan reliabel. Pengembangan instrumen ini masih dapat dikembangkan dengan metode simulasi.

(2)

Volume 1, No. 2, November 2014 - 17

PENDAHULUAN

Untuk mengurangi risiko bencana tsunami pada murid sekolah, dapat dilakukan melalui penilaian kerentanan dan kapasitas yang melekat pada murid sekolah. Kesadaran tentang risiko bencana tsunami akan dapat mengurangi dampak bencana di masa datang (Lassa, dkk., 2009). Sekolah harus melakukan evaluasi secara berkala dengan menggunakan suatu instrumen khusus yang dapat menilai tingkat kerentanan dan kapasitas murid sekolah untuk mengurangi risiko bencana tsunami di masa datang.

Pengurangan risiko bencana ini sejalan dengan Surat Edaran Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 70a/MPN/SE/2010 tentang pengarustamaan pengurangan risiko bencana di sekolah. Memberikan arahan tentang kegiatan pengurangan risiko bencana pada komunitas sekolah dengan modul ajar dan pelatihan pengurangan risiko bencana (Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2010).

Untuk menilai pemahaman tentang kerentanan dan kapasitas pada murid sekolah, diperlukan instrumen khusus yang mudah diterapkan. Instrumen yang dapat menilai pemahaman dan sikap tentang fakta-fakta yang berkaitan dengan kerentanan dan kapasitas dalam risiko bencana tsunami, respon emosional tentang fakta-fakta, analisis tentang makna dari fakta yang ada dengan lebih mendalam dan keputusan untuk bertindak (Grayson, 2010). Sampai saat ini belum ada instrumen khusus dan praktis sehingga mudah dianalisis untuk menilai indeks kerentanan dan kapasitas untuk mengurangi risiko bencana tsunami pada murid sekolah.

Untuk itulah perlu dikembangkan instrumen indeks kerentanan dan kapasitas untuk mengurangi risiko bencana tsunami pada murid sekolah. Dengan adanya instrumen tersebut diharapkan sekolah secara berkala melakukan penilaian indeks kerentanan dan

kapasitas murid untuk mengurangi risiko bencana tsunami.

TINJAUAN KEPUSTAKA

Pengembangan Instrumen

Menurut Semiawan, (2007) penelitian pengembangan merupakan suatu proses untuk menghasilkan produk yang memiliki kesahihan dalam pengembangannya. Sasaran utama penelitian pengembangan bukan merumuskan atau mengkaji teori tertentu, melainkan mengembangkan suatu produk tertentu. Produk ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk menilai variabel penelitian. Instrumen dapat berupa seperangkat tes yang dijadikan alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menilai suatu variabel yang akan diteliti. Dari hasil tes maka data diolah hingga menghasilkan suatu nilai yang dapat dimaknai (Sugiyono, 2013).

Dengan demikian, maka

pengembangan instrumen merupakan proses perancangan untuk menghasilkan suatu produk yang baru. Produk tersebut berupa seperangkat tes yang akan digunakan sebagai alat pengumpulan data untuk menilai variabel yang akan diteliti.

Kerentanan Murid Sekolah Terhadap Risiko Bencana Tsunami

Birkmann, dkk., (2013) menjelaskan bahwa kerentanan adalah sebuah konsep yang berkembang dari ilmu-ilmu sosial yang diperkenalkan sebagai respon terhadap persepsi murni dari risiko bencana pada tahun 1970, digunakan sebagai titik awal untuk menilai pengurangan risiko. Penilaian kerentanan tidak harus memiliki indikator kerentanan yang sama. Penetapan indikator kerentanan didasarkan pada elemen-elemen risiko yang berpengaruh terhadap kerentanan, ditingkat individu, masyarakat, wilayah dan institusi (Sunarti, dkk.,

(3)

2009).

Dengan demikian, maka penilaian kerentanan risiko bencana tsunami adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui penyebab keadaan yang memungkinkan individu, komunitas dan aset yang ada mudah terkena risiko bencana tsunami. Dari penilaian ini ditetapkan indikator kerentanan dari objek yang diteliti. Penilaian indikator kerentanan untuk tiap objek dan daerah yang berbeda akan menghasilkan indikator yang berbeda.

Analisis kerentanan murid sekolah terhadap bencana tsunami bertujuan untuk mengetahui penyebab yang memungkinkan murid sekolah mudah terkena risiko bencana tsunami. Analisis kerentanan ini dimaksudkan untuk mengenali semua elemen risiko bahaya tsunami di sekolah yang akan berdampak pada murid sekolah (Jain, 2008). Dari analisis kerentanan akan diketahui bagaimana murid sekolah dan aset sekolah mungkin akan terkena bahaya tsunami serta bagaimana untuk mengetahui unsur-unsur berisiko yang dapat dihindari.

Kapasitas Murid Sekolah Terhadap Risiko Bencana Tsunami

Kapasitas merupakan gabungan semua kekuatan, sifat dan sumber daya yang tersedia dalam sebuah komunitas, masyarakat atau organsasi yang dapat digunakan untuk mengurangi dan mencegah bencana yang mengacu pada pengetahuan, keterampilan, hubungan sosial kemanusiaan dan politik yang dapat digunakan untuk mengurangi kerentanan (ISDR, 2009). Kapasitas adalah kemampuan mengantisipasi suatu bahaya, mengatasi bahaya, mencegah bahaya dan memulihkan diri dari dampak bahaya (Benson, dkk., 2007).

Waluyo, (2007) menyatakan bahwa kapasitas adalah kemampuan, keterampilan dan pengetahuan untuk mengatasi situasi sulit dan mempersiapkan diri dari risiko bencana. Rahayu, dkk., (2009) memberi pengertian kapasitas sebagai sumber daya, kekuatan dan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat

sehingga mereka mampu bertahan, memitigasi dan pulih secara cepat terhadap suatu kejadian bencana. Kapasitas ini berkaitan dengan aspek positif yang dapat mengurangi bencana.

Dengan demikian pengertian kapasitas murid sekolah adalah sumber daya yang ada pada individu, komunitas dan organisasi sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk menghindar dan pulih dari risiko bencana. Analisis kapasitas murid sekolah bertujuan untuk mengkaji dan menemukan kemampuan murid sekolah, fasilitas sekolah dan pihak lain untuk mengurangi risiko bencana tsunami pada murid sekolah. Selain menganalisis kemampuan kelompok, juga dilakukan analisis kemampuan pada kelompok lain yang memiliki sumber daya yang dapat dapat dimanfaatkan untuk mengurangi risiko bencana tsunami (Oxfam, 2012).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian pengembangan. Kuesioner penelitian menggunakan skala Rensis Likert (Likert)

dengan lima alternatif jawaban penjenjangan

dari kondisi yang sangat mendukung hingga sangat tidak mendukung, yaitu dengan jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Model kuesioner disusun dengan metode ORID (Objective, Refelctive, Interpretative, Decision). Metode ORID

pertama kali dikembangkan oleh Institute of

Cultural Affairs (ICA) di Kanada, (Grayson,

2010), terdiri dari empat tahapan:

a. Objective, pada tahap ini menilai pemahaman tentang fakta-fakta yang berkaitan dengan kerentanan dan kapasitas menghadapai risiko tsunami.

b. Reflective, pada tahap ini menilai respon

emosional tentang perasaan yang berkaitan dengan kerentanan dan kapasitas menghadapi risiko tsunami.

c. Interpretative, pada tahap ini menilai

(4)

Volume 1, No. 2, November 2014 - 19 kerentanan dan kapasitas menghadapi risiko

tsunami.

d. Decision, setelah melewati tiga tahap

diatas maka akan terbangun suatu keputusan dan tindakan untuk mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas menghadapi risiko tsunami.

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian pengembangan skala model Likert yang dikembangkan Suryabrata, (1999). Namun tahapan tersebut dimodifikasi penulis sehingga menghasilkan tahapan seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Desain Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan instrumen indeks kerentanan dan kapasitas menghasilkan empat indikator untuk variabel kerentanan dan empat indikator untuk variabel kapasitas. Indikator variabel kerentanan terdiri dari kerentanan fisik dan kesehatan, kerentanan lingkungan, kerentanan sosial, kerentanan sikap dan motivasi. Indikator variabel kapasitas terdiri dari kapasitas informasi, kapasitas sarana, kapasitas jejaring dan kapasitas pengetahuan.

Setiap indikator variabel kerentanan dan kapasitas menghasilkan 16 (enambelas) butir pernyataan. Sehingga seluruh butir pernyataan yang ada dalam rancangan instrumen berjumlah 128 butir pernyataan.

Penelaahan Pernyataan

Butir pernyataan yang telah disusun untuk tiap indikator variabel dilakukan penelaahan oleh 5 (lima) orang ahli. Para ahli terdiri dari akademisi dari Universitas Syiah Kuala, praktisi kebencanaan dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), praktisi pendidikan yaitu guru bidang studi Geografi di SMA Negeri 5 Banda Aceh.

Perbaikan Butir Pernyataan

Perbaikan butir pernyataan dilakukan pada butir-butir pernyataan yang kurang sesuai menurut para ahli dan praktisi yang telah melakukan penelaahan butir pernyataan. Perbaikan yang dilakukan adalah mengganti pernyataan dan memperbaiki kalimat-kalimat pernyataan.

Analisis Distribusi Jawaban

Dari hasil analisis distribusi jawaban maka tidak ditemukan pilihan jawaban yang bermodus tunggal. Akan tetapi seluruh pilihan jawaban dari semua butir pernyataan dipilih oleh responden. Maka dapat dinyatakan bahwa seluruh pernyataan memenuhi syarat analisis distribusi jawaban.

Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi product moment dari seluruh jawaban butir pernyataan menggunakan software Statistical Product and

Service Solution versi 16 for windows (SPSS

16). Nilai koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan disebut rhitung. Nilai rhitung akan dibandingkan dengan nilai koefisien korelasi tabel atau yang disebut rtabel. Bila hasil rhitung ≥ rtabel dan tingkat signifikansi hitung lebih kecil dari tingkat signifikansi tabel 0,05 maka butir pernyataan dinyatakan valid. Hasil uji validitas dari 128 butir pernyataan adalah koefisien korelasi hitung lebih besar dari pada koefisien korelasi tabel yaitu 0,155 dan tingkat Analisis Distribusi Jawaban

Analisis Validitas Analisis Reliabilitas Perbaikan Perbaikan Sesuai Saran

Ahli Perakitan Instrumen

Uji Lapangan

Analisis Instrumen

Adaptasi Literatur Penentuan Indikator

Variabel Pembuatan Kisi-Kisi Rancangan

Instrumen

(5)

signifikansi hitung lebih kecil dari tingkat signifikansi tabel yaitu 0,05 sehingga seluruh butir pernyataan dinyatakan valid.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan pengukuran bila pengukuran diulang beberapa kali. Uji reliabilitas menggunakan metode Conbrach

Alpha melalui SPSS 16 versi windows. Adapun

kriteria diterima atau tidaknya suatu data pengukuran dengan melihat batasan penentu 0,6 (Wibowo, 2012) dan membandingkan korelasi corrected item terhadap nilai rtabel. Jika koefisien reliabilitas lebih besar dari pada 0.6 dan koefisien corrected item lebih besar dari rtabel maka butir pernyataan dapat diterima. Hasil uji reliabilitas dari 128 butir pernyataan adalah koefisien reliabilitas hitung lebih besar dari 0,6 dan nilai corrected item hitung lebih besar dari nilai corrected item tabel yaitu 0,155 sehingga semua butir pernyataan dinyatakan reliabel.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Pengembangan instrumen ini menghasilkan 128 butir pernyataan yang valid dan reliabel untuk mengukur indeks kerentanan dan kapasitas, terdiri dari empat indikator variabel kerentanan dan empat indikator variabel kapasitas. Indikator variabel kerentanan terdiri dari kerentanan fisik dan kesehatan, kerentanan lingkungan, kerentanan sosial, kerentanan sikap dan motivasi. Indikator variabel kapasitas terdiri dari kapasitas informasi, kapasitas sarana, kapasitas jejaring dan kapasitas pengetahuan.

Saran

Pengembangan instrumen indeks kerentanan dan kapasitas untuk mengurangi risiko bencana tsunami pada murid sekolah ini disusun dengan model pengembangan instrumen skala Likert menggunakan metode

ORID, sehingga masih dapat dikembangkan

dengan metode simulasi.

DAFTAR PUSTAKA

Benson, C., Twigg, J. dan Rossetto, T. 2007.

Tools For Mainstreaming Disaster Risk Reduction : Guidance Notes For

Development Organisations:

Perangkat Untuk Mengarustamakan Pengurangan Risiko Bencana : Catatan Panduan Bagi Lembaga-Lembaga Yang Bergerak Dalam Bidang Pembangunan. Terjemahan

Laurentia Sumarni dan. Valentinus Irawan. Circle Indonesia, Yogyakarta.

Birkmann, J., Cardona, O.D., Carreno, M.L., Barbat, A.H., Pelling, M., Scheneiderbauers, S., Kienberger, S., Keiler, M., Alexander, D., Zeil, P. dan Welle, T. 2013. Framing Vulnerability, Risk and Social Responses The MOVE Framework. Jurnal Nat Hazard, 67:193-211

Grayson, R. 2010. ORID, Strategic Questioning

That Gets You To A Decision. Akses

Internet Tanggal 20 Mei 2014.

International Strategy For Disaster Reduction (ISDR). 2009. Terminology On Disaster Risk Reduction. Geneva:

UNISDR

(6)

Volume 1, No. 2, November 2014 - 21

Management. New Pragun

Publication, Delhi.

Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Surat Edaran No.

70a/MPN/SE/2010 Tentang

Pengarustamaan Pengurangan Risiko Bencana Di Sekolah. Direktorat

Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Jakarta.

Nur, A.M. 2010. Gempa Bumi, Tsunami Dan Mitigasinya. Jurnal Geografi Volume

7 No. 1 Januari 2010: 66-73.

Oxfam. 2012. A Practitioner’s Guide Oxfam :

Analisis Kerentanan Dan Kapasitas Partisipatif Oxfam, Sebuah Pedoman Praktisi. Terjemahan Tim Proyek

Membangun Ketahanan Terhadap Bencana. Oxfam Indonesia, Jakarta.

Rahayu, H.P., Wahdiny, I., Anin, U. dan Mardhiatul, A. 2009. Banjir Dan

Upaya Penanggulangannya. Promise

Indonesia, Jakarta.

Semiawan, C.R. 2007. Catatan Kecil Tentang

Penelitian Dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Prenada Media Group,

Jakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed Methodes). Cetakan Ke-4. Penerbit

Alfabeta, Bandung.

Sunarti, E., Sumarno, H., Murdiyanto dan Hadianto, A. 2009. Indikator Kerentanan Keluarga Petani Dan Nelayan Untuk Pengurangan Resiko Bencana Di Sektor Pertanian. Bogor:

Pusat Studi Bencana LPPM IPB, Bogor.

Suryabrata, S. 1999. Pengembangan Alat Ukur

Psikologis. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Waluyo, A.A. 2007. Pedoman Pelatihan

Pengurangan Risiko Bencana Yang Dimotori Oleh Anak-Anak Di Sekolah Dan Komunitas. Save The Children,

Swedia.

Wibowo, A.E. 2012. Aplikasi Praktis SPSS

Dalam Penelitian. Penerbit Gava

Referensi

Dokumen terkait

Disamping itu terjadi pula perubahan fungsi kawasan karena adanya kampus yang cukup besar pada kawasan tersebut, yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kerjasama

Dalam kerangka keterkaitan antara sistem pendidikan dengan bidang-bidang kehidupan di luar sistem tersebut terdapat beberapa faktor di luar sistem pendidikan yang perlu memperoleh

Pendidikan kepramukaan menjadi salah satu tempat yang dapat digunakan untuk melatih dan mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa.. Tujuan penelitian ini adalah

Pasal 4 UU 41/1999 tentang Kehutanan berbunyi: (1) Semua hutan di dalam wilayah Republik Indonesia termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara

perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Bambang Imam Hermawan yaitu menganalisis performa dari algoritma winnowing dan algoritma manber dalam mendeteksi

Basis Data adalah suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema atau struktur tertentu, dan

Angka infeksi nasokomial terus meningkat mencapai sekitar 9 % atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Untuk mencegah infeksi

Telah disetujui Laporan Hasil Praktek Kerja Nyata Program Studi Diploma III Perpajakan Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember.. Nama :