BERANI BICARA DI DEPAN
PUBLIK
Apakah Anda pernah mengalami
gejala-gejala berikut :
– Detak jantung yang semakin cepat
– Lutut gemetar, membuat anda sulit berdiri atau berjalan menuju mimbar, atau sulit berdiri tenang di muka pendengar Anda. berdiri tenang di muka pendengar Anda. – Suara yang bergetar, seringkali disertai
mengejangnya otot tenggorokan, atau terkumpulnya lendir di tenggorokan.
Lanjutan…
– Gelombang hawa panas, atau perasaan seperti akan pingsan.
– Kejang perut, kadang-kadang disertai perasaan mual.
perasaan mual.
– Hiperventilasi, yaitu termasuk kesulitan untuk bernafas.
– Mengulang kata, kalimat, atau pesan, sehingga pembicara terdengar seperti sebuah radio rusak.
– Hilang ingatan, tidak mampu mengingat fakta atau angka secara tepat, dan
melupakan hal-hal yang sangat penting. melupakan hal-hal yang sangat penting.
– Tersumbatnya pikiran, yang membuat Anda tidak tahu apa yang harus diucapkan
– Rasa takut yang bahkan bisa muncul sebelum Anda tampil.
– Rasa tidak mampu
– Rasa kehilangan kendali.
– Rasa tidak berdaya, seperti seorang anak yang tidak mampu mengatasi masalah.
– Rasa malu – Panik
– Rasa malu atau merasa dipermalukan, saat presentasi berakhir.
Berarti Anda sedang mengalami gejala psikis berupa gejala fisik, mental atau emosional.
Ketiga gejala ini bisa saling berinteraksi. Rasa ngeri yang muncul saat Anda duduk dan
menunggu giliran untuk bicara, bisa
menyebabkan jantung Anda berdetak cepat tanpa kendali. Detak jantung yang tanpa
kendali, bisa membuat anda merasa lebih gugup, sehingga tenggorokan anda mulai gugup, sehingga tenggorokan anda mulai menegang. Konsentrasi Anda terganggu,
sehingga bicara Anda menjadi kacau. Ketika anda berusaha dengan susah payah untuk
menemukan kata-kata, mengulang kalimat, atau kehilangan ide, rasa malu dan rasa kehilangan kendali bisa muncul dengan sangat mudah.
UNTUK ITU ANDA HARUS
MELAKUKAN PERSIAPAN
• Persiapan psikologis berarti
mempersiapkan diri baik fisik dan psikis
sehingga batin menjadi tenang terutama
menjelang penampilan. Hendrikus (1999 :
menjelang penampilan. Hendrikus (1999 :
168-169) memberikan tip-tip sebagai
Yang utama adalah persiapan yang teliti.
Kalimat pertama dan terakhir harus dapat
dihafal.
• Percaya pada diri sendiri karena sudah
melakukan persiapan.
melakukan persiapan.
– Yakinkan diri anda bahwa anda sungguh-sungguh sudah mempersiapkan diri anda. Yakinkan bahwa anda sudah menguasai
bahan dan anda sendiri sanggup. Semuanya pasti beres!
– Jangan makan atau minum teh terlalu banyak – Jangan makan atau minum teh terlalu banyak
sebelum tampil untuk berbicara karena
mencerna adalah pekerjaan yang berat dan melelahkan. Bila tubuh masih bekerja berat, kesanggupan untuk berpikir akan menurun.
– Jangan pernah naik mimbar untuk
presentasi/pidato dengan perut kosong. Sekurang-kurangnya harus makan atau
minum sedikit, sebab pekerjaan psikis yang berat membutuhkan juga banyak kalori dan tenaga.
– Jangan minum terlalu banyak alkohol atau kopi yang terlalu keras sebelumnya, karena dapat menyebabkan pusing atau mabuk.
Satu gelas air dingin yang segar dapat membantu memberi ketenangan.
– Jangan lupa untuk pergi ke toilet (WC)
sebelum tampil untuk berpidato. Perut dan kandung kecing yang penuh akan
menurunkann daya juang dan daya tempur. – Kalau di toilet ada cermin, telitilah sekali lagi
pakaian anda, baju, dasi, jas, celana pakaian anda, baju, dasi, jas, celana panjang, sepatu dan sebagainya.
– Ambillah kesempatan berjalan-jalan di luar untuk menghirup udara segar.
– Jangan pernah menelan tablet penenang, kalau anda tidak pernah mencoba semacam itu untuk mengetahui reaksinya.
– Sekurang-kurangnya lima belas menit sebelum presentasi, jangan pikirkan lagi mengenai tema yang akan dibicarakan mengenai tema yang akan dibicarakan dalam ceramah.
– Bergembiralah bahwa anda mendapat
kesempatan untuk boleh berbicara di depan umum. Kesempatan seperti itu sulit
Memperhatikan sikap Anda
• sebelum pidato/presentasi
• pada saat presentasi
Sikap sebelum menuju mimbar
• Penampilan. Anda akan menjadi pusat
perhatian. Lihatlah pakaian yang Anda kenakan, apakah sudah sesuai dengan situasi dan kondisi khalayak? Pakailah setelan safari, karena
pakaian ini cocok dipakai pada situasi apapun, pakaian ini cocok dipakai pada situasi apapun, dan pada khalayak yang manapun.
• Tunjukkan sikap simpatik di tengah-tengah
pertemuan sebelum dipersilakan naik mimbar. Sikap simpatik berarti tidak bermuka kecut atau mengobral senyum, namun yang wajar saja.
• Tunjukkan sikap tenang ketika berjalan
menuju mimbar. Begitu anda dipersilakan
naik mimbar, maka Anda akan menjadi
pusat perhatian dari Anda mulai berdiri
sampai nanti duduk kembali. Sikap tenang
menunjukkan rasa percaya diri Anda.
menunjukkan rasa percaya diri Anda.
• Berilah hormat pada tokoh, pejabat atau
orang yang dituakan yang biasanya duduk
di deretan kursi depan.
Sikap pada saat pidato
•
Begitu Anda naik mimbar, semua pasang
mata akan tertuju pada Anda. Bagi yang
terbiasa tampil di depan orang banyak
tidak masalah, tetapi buat Anda yang
pemula, sorot mata berpuluh-puluh
pemula, sorot mata berpuluh-puluh
bahkan beratus-ratus berpasang-pasang
mata itu dapat membuat Anda gentar
• Cara untuk menghilangkan suasana
yang bisa membuat gugup dan gagap
ini, ialah :
• Percaya pada diri sendiri karena telah
melakukan persiapan
• Bersikap tenang, tidak menunjukkan
ketakutan
• Menghirup nafas panjang dan dalam
• Menghirup nafas panjang dan dalam
tanpa terlihat oleh hadirin
• Menatap hadirin pada bagian atas
matanya, bukan pada matanya yang
sedang menyorotkan sinar matanya
lanjutan
• Berbicara dengan gaya orisinal, tidak
meniru gaya pidato lain
• Berbicara dengan sikap sama-sama
sederajat dan tidak menggurui
sederajat dan tidak menggurui
• Berbicara dengan nada naik turun, tidak
datar menjemukan
• Berbicara dengan menunjukkan wajah
yang cerah untuk mendapat simpati
• Berbicara dengan mengatur tempo agar
dapat didengar dan dicerna jelas oleh
hadirin, tegas kapan harus berhenti lama
(titik) dan jelas bilamana berhenti sejenak
(koma)
• Berbicara dengan memberikan
• Berbicara dengan memberikan
tekanan-tekanan pada hal-hal tertentu untuk
mendapat perhatian khusus dari hadirin
• Berbicara dengan tetap memelihara
Saat meninggalkan mimbar
• Ucapkan salam akhir sebagai tanda
hormat kepada hadirin
• Bersikaplah tetap tenang dan tertib
• Jika menggunakan naskah, lembar-lembar
• Jika menggunakan naskah, lembar-lembar
kertas dilipat dulu dengan tenang, dan
kemudian dimasukkan ke dalam saku.
Demikian juga dengan kacamata untuk
membaca, bereskan dari mimbar dengan
halus dan tetap tenang.
Lanjutan…
• Turun dari mimbar dengan wajah ceria
disertai sunggingan senyum dan langkah
yang mantap dan tenang.
• Memberi hormat kembali kepada tokoh
• Memberi hormat kembali kepada tokoh
yang dituakan yang duduk di deretan
belakang.
Hal-hal lain yang harus
diperhatikan
1. Ekspresi muka
2. Gerakan-gerakan
3. Suara
4. Penampilan fisik dan pakaian
4. Penampilan fisik dan pakaian
a. Ekspresi muka
» Senyum
• Merupakan ekspresi muka yang
terpenting. Suatu senyuman menyiratkan
rasa percaya diri dan pengertian. Tak ada
rasa percaya diri dan pengertian. Tak ada
yang lebih hangat daripada seulas
senyum yang tulus. Jangan memaksa diri
untuk tersenyum sehingga terkesan
dibuat-buat. Ini artinya anda telah
membohongi audiens.
»Kontak mata
• Pembicara yang senantiasa melayangkan mata ke tempat yang kosong atau matanya terpaku pada tali sepatunya tidak akan mendapat
banyak perhatian atau menunjukkan suatu rasa kurang pada diri sendiri. Pada saat berbicara dengan kelompok, mudah sekali melakukan kontak mata. Angkat saja kepala anda dan
variasikan arah pandangan anda. Kontak mata kontak mata. Angkat saja kepala anda dan
variasikan arah pandangan anda. Kontak mata langsung merupakan cara yang luar biasa untuk menekankan suatu pokok penting dan
menanamkan ketulusan hati anda sendiri. Ini berarti bahwa anda telah mengembangkan kepedulian dengan pendengar.
• Suatu penelitian menemukan bahwa kontak mata langsung dengan audiens signifikan dengan bertambahnya kredibilitas terhadap
komunikator. Dengan memelihara kontak mata terhadap audiens, orator akan mengetahui
persepsi dari interaksinya dengan pendengar,
akan menyadari reaksi dan tingkah laku mereka. akan menyadari reaksi dan tingkah laku mereka. Audiens yang cemberut, mengeryitkan kening, tersenyum, tepukan tangan, suara
ketidakpuasan, mengangguk, mengantuk, berbisik atau menggelengkan kepala adalah respon audiens mengenai apa yang mereka pikirkan.
»Wajah
Wajah mampu mengekspresikan humor,
keheranan, kebingungan, keprihatinan
atau sebagian atau seluruh keadaan
emosi anda. Variasi ekspresi merupakan
kunci untuk memelihara perhatian dan
minat para pendengar Anda. Tak
seorangpun suka memandang wajah yang
kosong atau dingin tanpa ekspresi dalam
waktu yang cukup lama.
Gerakan-gerakan
• Postur. Merupakan refleksi keseimbangan dan kesiapan orator. Selama bicara hindari gerakan-gerakan berikut : jatuh dari mimbar,
memindahkan berat badan, bertumpu pada kaki yang satu ke kaki yang lain, menggoyangkan
yang satu ke kaki yang lain, menggoyangkan
badan dari samping kiri ke kanan, mengayunkan badan ke depan ke belakang, jangan berdiri
dengan posisi kaku dan dibuat-buat atau begitu santai sehingga justru nampak tidak serius.
• Orator harus dapat menemukan
postur yang paling enak dan efektif,
enak tapi santai dan juga bisa
melihat situasi. Dalam situasi yang
lebih formal, postur orator harusnya
lebih formal, postur orator harusnya
lebih tegas atau sedikit kaku, namun
dalam situasi non formal bisa rileks.
• Gestur. Adalah gerakan kepala, tangan,
bahu, yang digunakan untuk membantu
memperjelas dalam berkomunikasi.
Gerakan-gerakan tersebut berfungsi :
– Membantu menjelaskan atau
menggambarkan apa yang sedang menggambarkan apa yang sedang dibicarakan
– Digunakan untuk mendapatkan atau
mempertahankan perhatian yang telah ada – Diberikan untuk memberi tekanan-tekanan
Nada suara
Volume, tinggi rendahnya, daya ekspresinya
dan ketrampilan Anda menggunakan semuanya itu menyiratkan keadaan pikiran anda dan
mempengaruhi tanggapan pendengar terhadap apa yang anda sampaikan. Bila anda
menyampaikan pesan anda dalam satu nada menyampaikan pesan anda dalam satu nada
saja atau monoton, pendengar akan bosan. Bila suara anda bergetar atau anda berbicara sangat cepat, jelaslah bahwa anda merasa tidak
Lanjutan…
Anda tidak sedang “berpidato” tetapi anda
sedang berbicara dengan pendengar
anda, dan anda harus berusaha keras
mencapai segala kualitas suara yang akan
menghasilkan pembicaraan yang baik :
menghasilkan pembicaraan yang baik :
antusiasme, variasi, informalitas dan
ketulusan. Bila anda percahya pada apa
yang sedang anda katakana, hal ini akan
tercermin pada suara anda dan pendengar
anda akan mempercayai anda.
Karakter suara
• Pitch atau nada
Yaitu frekuensi getaran yang dihasilkan oleh obyek-obyek getar. Bunyi yang dihasilkan oleh obyek getar yang cepat disebut nada tinggi,
obyek getar yang cepat disebut nada tinggi, sedang yang lambat dinamai nada rendah. Instrumen getar mempunyai panjang,
gumpalan dan tegangan yang berpengaruh pada frekuensi getar. Pada manusia faktor
penting yang diperlukan yakni kelenturan vokal dan tekanan-tekanan di tenggorokan.
•
Range atau rentang suara
Ialah jarak antara suara tinggi dan suara
rendah yang bisa dihasilkan. Rentang
suara manusia adalah 4 oktaf.
•
Loudness atau kekerasan
Yakni interpretasi secara psikologis oleh
Yakni interpretasi secara psikologis oleh
pendengar terhadap kerasnya suara
•
Rate atau rata-rata
Adalah jumlah kata yang diucapkan pada
suatu waktu, biasanya dengan menit.
Jumlah kata yang dapat diucapkan per
menit bervariasi dari 90-230 kata.
menit bervariasi dari 90-230 kata.
Rata-rata orang bicara 125-150 kata per
menit. Tetapi rata-rata ucapan kata itu
sendiri tergantung berbagai faktor seperti
emosi, kepribadian, situasi, mood dan
Kualitas suara
• Merupakan sumber suara yang didengar
oleh audiens termasuk di dalamnya jelas
tidaknya sesuatu huruf atau kata yang
diucapkan. Bunyi nasal, diftong
diucapkan. Bunyi nasal, diftong
Penampilan fisik dan pakaian
Tak dapat disangkal bahwa apa yang kita
kenakan dan bagaimana kita mengenakannya memberikan tanda yang ampuh. Selain
berfungsi menjaga agar tubuh tidak kepanasan dan kehujanan serta memelihara kesopanan, dan kehujanan serta memelihara kesopanan, pakaian merupakan indikasi status kita (siapa diri kita menurut kita sendiri dan orang lain).
Masalahnya adalah suatu pesan penting dapat kehilangan arti dan disalahtafsirkan hanya
Pertanyaan berkaitan dengan penampilan pakaian ini untuk evaluasi diri menyangkut 2 hal :
• Bagaimana memantaskan diri dan bagaimana berdiri dengan pakaian yang kita kenakan?
• Apa yang harus dipakai agar dapat diterima oleh suatu kelompok masyarakat, tanpa harus oleh suatu kelompok masyarakat, tanpa harus hanyut dalam mode-mode yang tidak pantas? Hal ini bisa dilakukan jika anda memiliki
kesadaran diri : anda mengetahui siapa diri anda, di mana anda berada, anda ingin