Pengaruh Jumlah Lapisan Bulir Polimer Polipropilena
Berfotokatalis Semikonduktor TiO
2Terhadap Fotodegradasi
Metilen Biru
Hasniah Aliah
1,*), Andhy Setiawan
2), Mikrajuddin Abdullah
3)1)
Jur. Fisika Fak. Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati, 2) Prodi Fisika Fak. Pendidikan MIPA UPI, 3) Jur. Fisika, Fak. MIPA ITB
*)Email: hasniahaliah@yahoo.com
Abstrak. Pencemaran limbah zat warna pada badan air menjadi salah satu masalah
lingkungan yang memerlukan penanganan. Teknik fotokatalisis menggunakan material semikonduktor titanium dioksida (TiO2) yang diaktifkan oleh cahaya matahari merupakan
metode yang ekonomis untuk menyelesaikan masalah tersebut. Katalis semikonduktor TiO2
telah diimobilisasi secara termal pada permukaan polimer polipropilena (TiO2/PP) di dalam
tabung pengaduk sederhana yang dilengkapi dengan pemanas terkontrol. Pelapisan TiO2
pada permukaan PP dilakukan pada temperatur pengadukan 100 °C selama 60 menit. Pengaruh katalis dan jumlah lapis bulir polimer berkatalis dikaji dengan memvariasikan jumlah polimer berlapis katalis per satuan luas limbah. Proses fotokatalitik TiO2 diamati
melalui pengujian fotodegradasi dengan memberikan polimer berlapis katalis yang bervariasi sebanyak 1 lapis, 2 lapis, 3 lapis dan 4 lapis masing-masing pada 250 ml larutan limbah model organik metilen biru (MB) dengan konsentrasi awal 2,6010-5 M. Pada saat bersamaan, pengujian fotodegradasi MB juga dilakukan dengan memberikan polimer tak berkatalis. Pengujian dilakukan di bawah sinar matahari selama 4 hari. Diperoleh hasil bahwa penggunaan katalis pada fotodegradasi MB dapat mempercepat proses penguurain senyawa MB hingga lima kali lebih cepat dibandingkan tanpa menggunakan katalis. Selanjutnya, dua lapisan polimer berkatalis merupakan jumlah optimum untuk menguraikan MB secara efektif.
Kata Kunci. Polimer Polipropilena (PP), fotokatalis semikonduktor TiO2, lapis polimer
berlapis katalis, metilen biru(MB), fotodegradasi, proses fotokatalitik.
PENDAHULUAN
Proses pewarnaan kain yang berasal dari industri tekstil merupakan salah satu penyumbang terbesar air limbah organik yang mencemari lingkungan. Beberapa
teknik pengolahan air limbah terus
dikembangkan, diantaranya metode
biodegradasi, koagulasi-flokulasi, dan
ultrafiltrasi [1-3]. Potensi Indonesia sebagai negara dengan penyinaran matahari hampir merata sepanjang tahun, membuka peluang
pemanfaatan teknik fotokatalisis
semikonduktor. Teknik ini menjadi salah satu alternatif pengolahan air limbah zat warna tekstil yang mudah, murah, ramah lingkungandan dapat diterapkan langsung pada badan air [4, 5].
Proses fotokatalisis berlangsung ketika material katalis semikonduktor terinduksi cahaya sebagai sumber foton. Elektron yang tereksitasi ke pita konduksi dan hole yang tersisa di pita konduksi bereaksi dengan air membentuk radikal bebas yang berperan penting dalam degradasi senyawa organik
dalam air [6]. Material semikonduktor TiO2
dengan struktur kristal anatase dipandang sebagai material katalis terbaik dalam
proses fotokatalisis, karena memiliki
efisiensi oksidasi yang tinggi, proses dekomposisi kontaminan organik yang sempurna, mudah didapatkan, serta tidak menghasilkan produk sampingan [7].
Dalam upaya memanfaatkan titania teknis sebagai material fotokatalis yang tidak memerlukan penanganan akhir yang
rumit serta mampu menyerap hampir seluruh spektrum cahaya matahari, telah dilakukan modifikasi dengan melapiskan
TiO2 berpengotor pada bahan yang ringan,
tembus cahaya dan bersifat termoplastik. Dalam paper ini akan dikaji mengenai
pengaruh jumlah lapisan polimer
polipropilena berfotokatalis TiO2 dalam
fotodegradasi limbah model metilen biru. Paper ini menyajikan hasil eksperimen untuk melengkapi penjelasan fisis secara komprehensif dari paper sebelumnya [8].
METODE PENELITIAN
Eksperimen ini menggunakan material
katalis semikonduktor berupa TiO2 teknis
(Bratachem, Indonesia) dan material
penyangga katalis berupa bulir polimer polipropilena (PP) (Polyolefin Company, Singapore Pte. Ltd).
Material fotokatalis TiO2/PP dihasilkan
melalui proses imobilisasi berupa pelapisan
partikel TiO2 pada permukaan polimer PP
dengan teknik thermal milling.
Pencampuran dan pengadukan katalis TiO2
dan polimer PP dilakukan dalam silinder
yang berputar di bagian tengah
pemanggang listrik. Pemanggang listrik yang digunakan berupa oven listrik rumah tangga Kirin model KBO-190 RAW yang dilengkapi dengan pengatur temperatur dan waktu. Proses pengadukan berlangsung selama 60 menit dengan temperatur 100 ᵒC
Gambar 1. Proses pelapisan TiO2 di permukaan
polimer PP dalam silinder pengaduk berbasis oven listrik [9].
Ilustrasi proses pelapisan TiO2 di
permukaan polimer PP ditunjukkan dalam Gambar 1.
Untuk mengkaji pengaruh penggunaan
jumlah katalis, dilakukan pengujian
fotodegradasi MB dengan memvariasikan jumlah katalis per satuan luas limbah. Pengujian dilakukan dengan memasukkan 4,5 gram polimer tanpa katalis, 4,5 gram, 9,0 gram, 13,5 gram dan 18,0 gram polimer PP berlapis katalis masing-masing ke dalam 250 ml model limbah MB (konsentrasi awal
2,6010-5 M) sehingga membentuk satu
hingga empat lapisan PP/ TiO2 di
permukaan larutan MB. Uji fotodegradasi dilakukan dengan penyinaran di bawah sinar matahari selama empat hari.
Pengambilan sampel uji dilakukan
secara periodik untuk mengetahui
konsentrasi sampel tersebut. Karakteristik
senyawa MB menunjukkan serapan
maksimum pada panjang gelombang 664 nm seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Penentuan konsentrasi larutan uji dilakukan dengan mengukur absorbansi larutan pada panjang gelombang 664 nm menggunakan
spektrometer UV-Vis Ocean Optic
USB2000 yang kemudian diterapkan ke dalam kurva kalibrasi larutan MB standar pada Gambar 3 [10]. 400 500 600 700 800 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 Absor ba nsi ( -) Panjang Gelombang (nm)
Gambar 2. Spektrum serapan metilen biru dengan konsentrasi 2,60 10-5 M.
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 0.0 0.5 1.0 1.5 A bsor bansi (-) Konsentrasi (10-5 M) Absorbansi = 0,47 x Konsentrasi
Gambar 3. Kurva kalibrasi konsentrasi terhadap absorbansi. Simbol titik menunjukkan absorbansi larutan MB standar pada beberapa konsentrasi yang diketahui.
Berdasarkan model kinetika degradasi
fotokatalisis pada konsentrasi rendah
(kurang dari M), maka reaksi yang
terjadi merupakan reaksi kinetika orde I. Dengan demikian, diperoleh hubungan konsentrasi yang tersisa pada saat t dapat dinyatakan dalam persentase sebagai
kt e C t C 100 0 , (1)
dengan C0 dan Ct berturut-turut
merupakan konsentrasi MB pada awal pengujian dan konsentrasi pada saat t. Konstanta laju fotodegradasi k ditentukan berdasarkan fitting data eksperimen pada kurva eksponensial.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4 menunjukkan peran katalis dalam mempercepat dekomposisi senyawa
MB. Polimer PP berlapis TiO2 memberikan
efek fotokatalisis pada fotodegradasi larutan uji MB. Setelah empat hari penyinaran, sampel uji yang diberi satu lapis bulir polimer berkatalis hanya menyisakan MB dengan konsentrasi 20% dari konsentrasi awal. Pada saat yang sama, sampel uji tanpa katalis menunjukkan konsentrasi 80% dari konsentrasi awal MB.
Gambar 4. Pengaruh jumlah lapisan polimer PP berkatalis TiO2 pada
fotodegradasi MB.
Penyinaran dengan radiasi matahari memungkinkan terjadinya eksitasi elektron ke pita konduksi dan membangkitkan hole
di pita valensi material katalis
semikonduktor. Hole bereaksi dengan air
menghasilkan radikal bebas hikdroksil OH
-yang berperan mengoksidasi senyawa organik. Dengan demikian, semakin lama penyinaran maka semakin banyak pasangan elektron dan hole yang terbentuk sehingga
semakin banyak pula hidroksil OH- yang
terbentuk untuk mengoksidasi senyawa MB sehingga konsentrasi MB dalam larutan semakin berkurang. Pola yang serupa juga dilaporkan oleh Fu dkk. [11]. Berdasarkan uraian-urain di atas, dapat disimpulkan bahwa partikel TiO2 yang terimobilisasi di
permukaan polimer PP mampu
menguraikan larutan MB hingga lima kali lebih cepat dibandingkan dengan PP yang tak berlapis katalis.
Pelapisan TiO2 di permukaan material
transparan polimer PP memungkinkan cahaya matahari dapat diteruskan dari bulir
di lapisan pertama PP/TiO2 ke bulir di
lapisan bawahnya. Penambahan jumlah katalis hingga membentuk dua lapisan bulir polimer berkatalis di permukaan limbah
model MB mempunyai peran yang
signifikan dalam menguraikan senyawa MB. Selanjutnya, penambahan kembali sejumlah katalis tidak akan mempengaruhi penurunan konsentrasi MB dalam larutan
0 1 2 3 4 0 20 40 60 80 100 Tanpa katalis 1 lapis katalis 2 lapis katalis 3 lapis katalis 4 lapis katalis Ct /C 0 (% ) t (Hari)
uji. Dengan demikian, dua lapisan bulir
polimer berkatalis merupakan jumlah
optimum untuk menguraikan MB secara efektif.
Gambar 5 mempertegas uraian di atas. Perbedaan laju fotodegradasi pada masing-masing larutan uji mulai tampak pada hari
kedua penyinaran. Berdasarkan pola
dekomposisi tersebut, dapat dinyatakan bahwa energi cahaya matahari dapat mencapai buliran berkatalis sampai lapisan kedua. Setelah itu, intensitas cahaya
matahari sudah tidak mampu untuk
mengeksitasi elektron ke pita konduksi pada material katalis di lapis ketiga dan lapisan di bawahnya lagi [12]. Dengan demikian, proses dekomposisi senyawa MB hanya melibatkan pasangan elektron-hole yang dihasilkan pada dua lapisan pertama
polimer PP berlapis katalis TiO2.
Pengaruh jumlah lapisan bulir polimer berkatalis terhadap laju kinetika reaksi
ditentukan berdasarkan fitting data
eksperimen pada kurva eksponensial yang ditampilkan pada Gambar 6. Penambahan jumlah lapisan bulir polimer berkatalis
hingga dua lapis mengakibatkan
bertambahnya laju fotodegradasi MB,
namun laju fotodegradasi tidak
menunjukkan peningkatan yang berarti meskipun dilakukan penambahan jumlah lapis bulir polimer berkatalis.
0 1 2 3 4 30 40 50 60 70 80 90 100 Ct /C 0 (% )
Bulir PP berkatalis TiO2 (lapis)
Optimum
Gambar 5. Fraksi konsentrasi MB yang tersisa dalam larutan setelah dua hari penyinaran pada berbagai jumlah lapisan polimer berkatalis.
Gambar 6. Fitting data eksperimen pengaruh jumlah lapisan polimer berkatalis pada fotodegradasi MB.
KESIMPULAN
Penggunaan TiO2 yang terimobilisasi
pada polimer PP dengan menggunakan penyinaran matahari dapat mempercepat proses dekomposisi MB hingga lima kali
lebih cepat dibandingkan tanpa
menggunakan katalis TiO2.
Dua lapisan PP/TiO2 merupakan jumlah
optimum dalam penguraian senyawa
organik MB dalam eksperimen ini.
Penambahan lebih dari itu tidak efektif dalam mempercepat berlangsungnya proses fotodegradasi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] D. P. Harush, U. S. Hampannavar, M.
E. Mallikarjunaswami. (2011):
Treatment of Dairy Wastewater using
Aerobic Biodegradation and
Coagulation, International Journal of
Environmental Sciences and Research,
[2] S. S. Borchate, G. S. Kulkarni, S. V.
Kore. (2012): Application of
Coagulation Flocculation for Vegetable
Tannery Wastewater, International
Journal of Engineering Science and Technology, Vol. 4 No. 5, p. 1944-1948.
[3] H. Liang, W. Gong, G. Li. (2008):
Performance Evaluation of Water
Treatment Ultrafiltration Pilot Plants Treating Algae-rich Reservoir Water,
Desalination, 221, p. 345–350.
[4] N. Xu, Z. Shi, Y. Fan, J. Dong, J. Shi, M. S. Z. Hu. (1999): Effects of Particle
Size of TiO2 on Photocatalytic
Degradation of Methylene Blue in Aqueous Suspensions, Ind. Eng. Chem.
Res., 38, p. 373-379.
[5] J. Yu, W. Wang, B. Cheng, X. Zhang. (2009): Preparation and Photocatalytic
Activity of Multi-Modally
Macro/Mesoporous Titania, Res. Chem.
Intermed., 35, p. 653-665.
[6] M. B. Moghaddam dan A. H. Yangjeh. (2011): Effect of Operational Parameters on Photodegradation of Methylene Blue on ZnS Nanoparticles Prepared in Presence of An Ionic Liquid as A Highly Efficient Photocatalyst, J. Iran. Chem.
Soc., Vol. 8, p. 169-175.
[7] L. Xikong, L., B. Kongreong, D. Kantachote, W. Sutthisripok. (2010): Photocatalytic Activity and Antibacterial
Behavior of Fe3+-Doped TiO2/SnO2
Nanoparticles, Energy Research Journal, Vol. 1, p. 120-125.
[8] I. F. Amalia, H. Aliah, Khairurrijal, M. Abdullah. (2011): Optimasi Jumlah
Katalis TiO2 pada Fotodegradasi Larutan
Metilen Biru dengan Matahari sebagai Sumber Cahaya, Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, UNY, Yogyakarta, -, Indonesia, Mei 2011.
[9] H. Aliah. (2012): Imobilisasi, TiO2 pada
Permukaan Bulir Polimer Polipropilena dan Aplikasinya sebagai Fotokatalis
pada Fotodegradasi Metilen Biru,
Disertasi, ITB, Bandung, Indonesia. [10] H. Aliah, A. E. Nurasiah, Y. Karlina,
O. Arutanti, Masturi, E. Sustini, M.
Budiman, M. Abdullah. (2012):
Optimasi Durasi Pelapisan Katalis TiO2
pada Permukaan Polimer Polipropilena serta Aplikasinya dalam Fotodegradasi Larutan Metilen Biru, Prosiding Seminar Nasional Material 2012, ITB, Bandung
ISBN 978-602-19915-0-3, Februari
2012.
[11] P. F. Fu, Y. Luan, X. G. Dai, J. Q. Zhang, A. H. Zhang. (2006). Preparation
and Characterization of
Three-Dimensional Photocatalyst-TiO2
Particulate Film, Immobilized on
Activated Carbon Fibers, The Chinese
Journal of Processing Engineering, Vol.
6, 3, p. 482-486.
[12] H. Aliah, M. P. Aji, Masturi, E. Sustini, M. Budiman, M. Abdullah.
(2012), The TiO2 Nanoparticles-Coated
Polypropylene Copolymer as
Photocatalyst on Methylene Blue
Photodegradation under Solar Exposure, American Journal of Environmental Science, Vol. 8, 3, p. 280-290.