• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Walaupun kapitalisme saat ini masih menemukan kejayaannya, akan tetapi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Walaupun kapitalisme saat ini masih menemukan kejayaannya, akan tetapi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Walaupun kapitalisme saat ini masih menemukan kejayaannya, akan tetapi benih-benih kehancuran terhadap ideologi ini semakin mendekati. Ditandai dengan semakin memudarnya peranan Amerika Serikat di negara-negara dunia ketiga. Bahkan, hampir seluruh wilayah di Amerika Latin sudah melakukan perlawanan terhadap Amerika Serikat sebagai simbol dari kapitalisme internasional. Pengalaman pahit yang pernah terjadi di Amerika Latin menjadi pelajaran yang berharga bagi mereka. Kini Amerika Latin bergerak menuju arah “kiri”, menemukan bentuk pemerintahannya sendiri serta membuat kebijakan sendiri tanpa didasari intervensi yang dilakukan oleh pihak asing.

Berbagai “resep” neo-liberalisme yang diterapkan diwilayah tersebut semakin memperburuk kondisi perekonomian di wilayah tersebut semenjak abad 19. Memberikan efek negative bagi Amerika Serikat dan negara-negara kapitalisme lainnya. Kemudian menjelma menjadi suatu ruh baru dalam melakukan pembebasan dari cengkeraman hegemoni kapitalisme, dan perusahaan-perusahaan multinasional. Mengeluarkan kebijakan yang pro rakyat, seperti melaksanakan program pembaharuan agraria dengan merampas tanah dari perusahaan multinasional dan membagikannya kepada rakyat, melakukan nasionalisasi asset-aset public serta membangun blok kekuatan bersama di Amerika Latin.

Hugo Chavez adalah seorang mantan perwira menengah di Venezuela yang prihatin terhadap kondisi masyarakat yang ketika itu mengalami segala bentuk

(2)

ketertindasan. Melalui sejarah yang cukup panjang, Chavez akhirnya berhasil menjadi seorang Presiden melalui proses pemilu elektoral di negara tersebut. Dalam setiap kebijakan politik yang dikeluarkannya, Chavez terlihat sangat “sosialis” dan anti terhadap Amerika Serikat sebagai simbol dari kedigdayaan kapitalisme.

Sosialisme Abad 21 adalah sebuah frase yang dipopulerkan oleh Chavez, ditandai dengan proses inisiasi sosialisme yang dilakukannya di wilayah Amerika Latin.1 Membangun konsolidasi diantara sesama wilayah negara Amerika Latin dalam upaya mengatasi kertergantungan terhadap Amerika Serikat, memperkuat hubungan bilateral dan perekonomian wilayah, yang diberi nama Alternative Bolivarian Untuk Amerika Latin (ALBA). Sebuah bentuk boikot terhadap FTAA - Free Trade Area Of The America’s - yang disponsori oleh Amerika Serikat. Gerakan ekonomi politik yang dibangun ialah mendorong blok perdagangan berorientasi sosial, egaliter dan keadilan bagi kemanusian. Sangat kontras perbedaannya dengan FTAA ataupun blok-blok kekuatan ekonomi politik yang lain. Jika FTAA dan lainnya berorientasi untuk kepentingan modal internasional dan mengejar liberalisasi mutlak dari perdagangan barang, jasa, dan investasi, ALBA menekankan pada perjuangan melawan kemiskinan dan ekslusi social. Tujuan ALBA adalah membangun masa depan Latin Amerika yang sejahtera, menghancurkan ketidaksetaraan social yang menjijikkan dan menjadikan wilayah ini sebagai kekuatan yang mempu menjalankan model perekonomian sendiri di tengah dunia yang mengglobal, melalui strategi ekonomi alternatifyang juga

(3)

memajukan lapangan budaya, lingkunganhidup, politik, masyarakat, dan ekonomi dari kekayaan yang ada di kawasan Amerika Latin.2

Kebijakan politik Hugo Chavez diawal menjabat terlihat sangat demokratis dengan dilibatkannya rakyat dalam proses penentuan nasib mereka. Hal pertama yang dilakukan oleh pemerintahan Chavez adalah perubahan konstitusi yang lama, yang merupakan warisan dari pemerintahan oligarki lama dan hanya menguntungkan kaum kapitalis dan pemilik tanah besar di Venezuela. Dibutuhkan sebuah konstitusi yang perancangan dan penyetujuannya dilakukan oleh seluruh rakyat Venezuela, sebuah konstitusi yang berpihak pada rakyat miskin.

Untuk mewujudkan hal itu, dibutuhkan legitimasi dari rakyat melalui proses referendum yang dilaksanakan pada tanggal 19 April 1999. Referendum pertama adalah untuk memutuskan perlu atau tidaknya melangsungkan sidang Majelis Konstituante untuk merancang konstitusi yang baru, dengan hasil 92% masyarakat setuju3

Dalam waktu 6 Bulan tepatnya di bulan Desember 1999, rancangan konstitusi baru telah selesai dan dilakukan pemungutan suara untuk menyetujui konstitusi itu. Untuk pertama kalinya rakyat miskin Venezuela dapat menentukan konstitusi mereka sendiri. Sebanyak 71,8% suara menyetujui konstitusi tersebut, dengan abstensi 55,6% suara.4

Konstitusi baru atau lebih popular dengan nama Konstitusi 1999, terdiri atas 350 artikel dan menjadi konstitusi terpanjang di dunia. Banyak perubahan-perubahan signifikan dalam konstitusi baru. Antara lain, perubahan-perubahan nama negara,

2 Nurani Soyomukti, Hugo Chavez: Revolusi Bolivarian dan Politik Radikal, Yogyakarta, Resist

Book, 2007, hal 138 

3

 Opcit, hal 103. 

(4)

dari "Republik Venezuela" menjadi “Republik Bolivarian Venezuela”. Selain itu juga terdapat perubahan struktur negara, dan salah satunya adalah bahwa presiden dapat ‘direcall’ (diberhentikan) melalui referendum, satu pasal yang benar-benar demokratis. Kalau rakyat sudah tidak puas dengan kinerja presiden, mereka tidak perlu menunggu sampai masa jabatan sang presiden berakhir. Presiden tersebut dapat langsung diberhentikan oleh rakyat sendiri melalui referendum popular.

Pada tahun 2004 pemerintahan Chavez memperbolehkan referendum ini setelah pihak oposisi berhasil mengumpulkan 20% tandatangan. Namun Chavez memenangkan referendum tersebut, dengan 59% suara mendukungnya.

Akan tetapi perubahan yang benar-benar menyentuh rakyat miskin adalah bahwa konstitusi baru ini menjamin pelayanan kesehatan gratis bagi rakyat. Selain itu, isu gender juga menjadi bagian yang penting dalam perubahan ini, dimana konstitusi baru, menjamin kesetaraan antara pria dan wanita. Lebih dari itu, konstitusi baru, menjamin hak-hak ibu rumahtangga dan memberikan jaminan keamanan sosial, karena pekerjaan rumah tangga merupakan bagian dari nilai-nilai sosial yang mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran.

Itulah beberapa perubahan penting yang termaktub dalam konstitusi baru. Rakyat, kini lebih dilibatkan dalam menjalankan roda pemerintahan. Mereka dapat berpartisipasi langsung dalam mengawasi, mencegah peyelewengan kekuasaan yang dilakukan lembaga-lembaga negara. Bahkan rakyat Venezuela juga mampu menjatuhkan sanksi. Konstitusi baru, merupakan jembatan dari tatanan kekuasaan lama menuju revolusi Bolivarian.

Di pertengahan tahun 2000, Chavez mengeluarkan dekrit untuk menaikkan upah minimum di negara tersebut serta melaksanakan pemilu pertama hasil

(5)

perubahan konstitusi. Hasil pemilu tersebut memnangkan kembali Chavez menjadi Presiden dengan perolehan suara sekitar 59.76% suara dan menjadikan Chavez presiden pertama setelah perubahan konstitusi.

November 2000, lewat Majelis Nasional, Chavez menerbitkan undang-undang Ley Habilitante. Undang-undang-undang ini memberikan kebebasan kepada presiden untuk mengeluarkan dekrit dalam jangka waktu satu tahun. Sampai di tahun 2001, melalui dekrit itu, Chavez menerbitkan 49 undang-undang yang berpihak pada buruh, tani, nelayan, dan kaum miskin tanah.

Dari 49 UU tersebut, ada tiga undang-undang yang benar-benar membuat gusar kaum oligarki Venezuela dan imperialis asing. Yang pertama adalah undang-undang pertanahan, termasuk reformasi agraria. Undang-undang itu bermaksud menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh petani miskin. Pemerintah akan membatasi kepemilikan tanah perusahaan-perusahaan swasta dan tuan tanah besar. Selain itu, pemerintah juga akan mendayagunakan tanah-tanah lebih dan tanah-tanah yang tidak berpenghuni, bahkan ekspropriasi tanah untuk kebutuhan rakyat yang tidak memiliki tanah. Dekrit tanah ini langsung menyerang basis dari oligarki Venezuela.

Lalu, undang-undang yang kedua adalah undang-undang minyak yang meningkatkan pajak terhadap investor asing yang beroperasi di sektor minyak bumi dan gas dari 16,6% ke 30%. Sektor minyak dan gas mencakup 80% ekspor Venezuela dan 50% pendapatan negara. Undang-undang ini juga menetapkan bahwa negara harus memiliki minimum 51% saham dari perusahaan-perusahaan minyak dan gas, dan negara harus memperoleh royalti 30% dari semua gas dan minyak yang diekstrak dari Venezuela.

(6)

Yang ketiga adalah undang-undang perikanan yang melarang penggunakan kapal trawl besar dalam area 500 meter dari pesisir pantai. UU ini jelas melindungi nelayan kecil yang kerap tidak mampu bersaing dengan kapal-kapal penangkap ikan besar yang meraup semua ikan dan menghancurkan ekosistem laut.

Kebijakan ini mendapat reaksi yang keras dari pihak kapitalis Venezuela yang merasa terancam oleh Undang-undang tersebut. Puncak reaksi kaum borjuis terjadi di tahun 2001-2002. Mereka mulai mencari celah untuk menjatuhkan kekuasaan demokratik Chavez. Dimulai sejak Desember 2001, asosiasi bisnis terbesar di Venezuela, Fedecamaras, dan serikat buruh “korup” yang dipimpin oleh partai-partai politik oposisi, CTV (Federasi Buruh Venezuela), menyerukan untuk melakukan pemogokan umum dan lockout. Mereka memprotes 49 undang-undaang yang telah dikeluarkan Cavez dan menuntut agar pemerintah segera melakukan amandemen. Kelompok oposisi ini dipimpin oleh presiden Fedecamaras, Pedro Carmona Estanga.

Beberapa kebijakan politik yang ditempuh oleh Hugo Chavez dilandaskan pada upaya untuk mengembalikan hak-hak ekonomi, politik dan kebudayaan pada rakyat. Yang utama adalah bagaimana asset-aset dan sumber daya ekonomi dapat direbut dari tangan pemodal yang digunakan untuk menumpuk keuntungannya sendiri, dan kemudian dikuasai negara untuk membiayai program-program social dan public terutama masalah kesehatan, perumahan, pendidikan dan pelayanan-pelayanan public lainnya.

Terpenuhinya semua hak dari masyarakat tersebut adalah buah dari nasionalisasi kepemilikan di perusahaan minyak PDVSA (Petroleos de

(7)

Venezuela) dari para oligarki menjadi milik negara dengan basis dukungan politik demokrasi rakyat.

Alasan mendasar mengapa Chavez melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan PDVSA disebabkan karena PDVSA merupakan perusahaan negara yang paling besar dan paling banyak mempekerjakan buruh, eksportir minyak kelima terbesar bagi belahan dunia barat serta terbesar ketiga bagi Amerika Serikat. Industri minyak memberikan sepertiga penuh GDP Venezuela, serta control terhadap PDVSA bukan hanya control terhadap keuntungan Venezuela, akan tetapi juga control terhadap pasar minyak dunia.

Kebijakannya dalam menjamin kesejahteraan rakyat dilakukan dengan membuat gerakan ekonomi rakyat yang telah berhasil melahirkan 70.000 Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR), dari jumlah semula yang hanya 762 BUMR ketika pertama sekali menjabat tahun 1998. BUMR ini kemudian menjalankan proyek-proyek sub kontrak dengan dengan BUMN yang ada. Demi tercapainya misi kesejahteraan tersebut, maka system operasinalnya dilakukan dengan membuat misi-misi khusus yang bertugas manangani bidang-bidang public. Misalnya, Misi pemberantasan buta huruf, pembangunan sekolah gratis bagi orang miskin, pembangunan pusat kesehatan di lingkungan kumuh, program pembuatan tanda identitas gratis serta program pemastian makanan dan sembako murah bagi rakyat miskin.5

Di daerah pedesaan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dilakukan dengan mengeluarkan kebijakan distribusi tanah yang tak digunakan (menganggur), untuk lahan pertanian bagi rakyat tak bertanah yang termaktub

5 Opcit, Hal 112 

(8)

dalam Ley de Tierras (Undang-undang Tanah), setelah sebelumnya melalui dekrit yang dikeluarkan pada bulan November 2001. Kemudian menegakkan reformasi agrarian (land reform) bagi pertanian Venezuela, mengenakan pajak bagi pengguna tanah, mengambil alih tanah-tanah milik swasta yang tak digunakan, dan memberikan tanah bagi petani-petani kecilsecara kolektif. Rasionalitas program ini adalah bagian dari upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan (food security) bagi rakyat, sebuah upaya agar tidak hanya melakukan impor makanan dari luar negeri.

Dibidang kebudayaan pengakuan terhadap warga pribumi ditegaskan dalam konstitusi yang baru (Konstitusi Bolivarian). Mission Guaicaipuro, yang dibentuk tahun 2003 merupakan suatu misi dalam rangka untuk melindungi hak-hak penduduk pribumi Venezuela dan melibatkan penduduk pribumi kedalam misi-misi lainnya, serta dibentuknya Mission Culture pada Juli 2005 yang bertugas untuk membantu adanya insiatif budaya yang muncul dari komunitas-komunitas local. Dhampir sekitar 30.000 orang dilatih untuk mengorganisir misi-misi di berbagai daerah untuk menciptakan kesempatan munculnya berbagai macam kegiatan kebudayaan.

Perempuan juga menjadi perhatian besar bagi pemerintahan Chavez, selain diakuinya hak-hak dasar perempuan baik social, budaya maupun dalam dunia polititk. Perhatian khusus untuk memajukan perekonomian perempuan dilakukan dengan mendirikan Bank Pembangunan Perempuan yang memberikan kredit bagi komunitas kaum perempuan yang berproduksi dengan bunga tahunan 12% atau 6% saja bagi kegiatan produksi yang berhubungan dengan pertanian.

(9)

Selain itu, sistem kerja yang diterapkan dalam perburuhan di Venezuela tidak bersifat eksploitatif dan berorientasi keuntungan belaka. Akan tetapi, pemerintah dengan tegas menerapkan bahwa bekerja pada perusahan-perusahan negara akan menghilangkan karakter alienasi (keterasingan) dan kerja yang dilakukan justru haruslah menjadi sebuah unsur (pembentukan) kesadaran, dengan harga jual produk yang bersifat solidaritas. Hal ini kembali ditegaskan Chavez dalam pidatonya yang melantik para pemimpin perusahaan di negara tersebut, menyatakan bahwa Perusahaan Produksi Sosial, akan bekerja menuju penghapusan hierarki dan ketidaksetaraan di tempat kerja, yang bertolak belakang dengan kapitalisme.6

Chavez juga mendorong rakyat untuk berorganisasi dan memperjuangkan hak-hak mereka. Partai politik bukanlah jaminan terbaik bagi partisipasi rakyat dalam proses demokrasi, karena kecendrungannya yang menjadi ajang kompetisi bagi kepemimpinan organisasi (partai politik).

Organisasi terbesar yang ada di Venezuela adalah Lingkaran Bolivarian. Lingkaran Bolivarian inilah yang mengawal proses perjalanan Revolusi Bolivarian yang dijalankan oleh Chavez. Organisasi ini memiliki karakter yang kuat dan prinsip yang tegas dalam setiap kebijakannya. Lingkaran ini tidak secara eksplisit mendukung Chavez, tapi lebih utama adalah mendukung ide-ide Bolivarian Amerika Latin dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini yang menjadikan Lingkaran Bolivarian memiliki jaringan lingkaran di negara-negara Amerika Latin, termasuk Chile, Argentina, Nicaragua, El-Salvador dan Lainnya. Sedangkan posisi Chavez, tidak diletakkan sebagai tokoh dimana orang dapat

6

(10)

tergantung sepenuhnya pada dia tanpa pertimbangan rasional dan demokratis. Alasan inilah yang menjadi ancaman besar Amerika Serikat, bahwa revolusi Bolivarian Chavez berusaha keras menyatukan negara-negara Amerika Latin secara ekonomi politik, yang akan memungkinkan benua itu melawan tirani ekonomi Amerika Serikat dan perusahaan-perusahaan multinasionalnya.7

Politik Anti Imperialisme yang dikeluaran Chavez merupakan kebijakan luar negeri yang bersifat populer dan radikal. Chavez menganggap bahwa politik anti imperialis adalah politik anti perang, karena secara hakiki imperialismelah yang menyebabkan perang. Chavez pun kemudian mengungkapkan dukungannya terhadap negara Palestina. Sikap tegasnya menarik duta besar di Israel metupakan reaksi terhadap serangan Israel pada Juli hingga Agustus 2006 yang akhirnya membuat Amerika Serikat dan Israel semakin berang. Chavez melihat bahwa serangan Israel adalah perluasan dari dorongan imperialism untuk mendominasi dunia demi keuntungan perusahaan-perusahaannya dan Israel adalah salah satu instrument tersebut.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, maka penelitian ini memfokuskan perumusan masalah pada :

1. Hal apa yang melatarbelakangi keputusan Chavez mengambil kebijakan kearah Sosialisme setelah kegagalan kudeta terhadap dirinya.

Sebagai seorang mantan perwira menengah militer, pada awalnya Chavez bukanlah seorang sosialis ataupun penganut ideology kiri manapun.

(11)

Kebijakan Chavez yang pro-rakyat diawali ketika melihat penderitaan rakyat yang semakin parah dan tertindas oleh Presiden Carlos Andres Peres. Pada saat itu Chavez hanya berinisiatif dan menginginkan kondisi masyarakat yang lebih baik dan sejahtera, akan tetapi Chavez masih tidak bisa menafikan peranan dari kapitalisme dalam sebuah negara. Inilah ideology jalan ketiga yang dianut Chavez pada saat itu.

2. Model kebijakan sosialisme seperti apa yang diambil oleh Chavez

Seperti Apakah model kebijakan yang diajukan oleh Chavez ketika dia mulai menyatakan bahwa revolusi yang dilakukan dan arah kebijakan politik Venezuela bersifat sosialisme. Siapa saja dan bagaimanakah peranan dari kekuatan-kekuatan politik yang ada di Venezuela

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses pengambilan kebijakan politik sosialisme 2. Untuk mengetahui model sosialisme yang diterapkan oleh Chavez

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis, untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan

menulis karya ilmiah serta agar dapat menyelesaikan pendidikan di Strata Satu Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(12)

3. Secara Individu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang ingin meneliti bagaimana proses pengambilan dan arah kebijakan sosialisme di abad 21 ini.

E. Kerangka Teori

Dalam melakukan penelitian, kerangka teori merupakan suatu unsur penting yang menjadi acuan dasar untuk menjelaskan suatu bentuk fenomena sosial yang terjadi. Di dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dapat dijadikan landasan berpikir.

1. Idiosincrecy

Pada Prinsipnya Sosialisme adalah ideologi yang menginginkan terciptanya masyarakat yang egalitarian tanpa ada kelas yang dominan dan menindas kelas yang lain. Sosialisme merupakan reaksi perlawanan masyarakat terhadap kondisi yang menindas sejak masa feudal hingga sistem kapitalisme. Sebagai anak kandung dari modernisasi, sosialisme mulai menampakkan wujudnya menjadi sebuah ideologi perlawanan terhadap eksploitasi yang berlebihan dan berkelanjutan, baik yang dilakukan oleh penguasa feudal maupun borjuis kapitalis.

Sosialisme, sebagai ideologi dan bentuk perubahan sosial yang akan dituju oleh Venezuela diungkapkan Chavez ketika Dia menyadari bahwa Rakyat sangat mendukungnya pada saat Chavez dicoba kudeta pada April 2002. Dengan kekuatan rakyat (people power) Venezuela, Chavez berhasil dikembalikan ke Istana Milaflores.

Hal ini disebabkan karena latar belakang Chavez bukanlah seorang sosialis, aktivis sosial, ataupun akademisi sosialis bahkan bukanlah seorang yang pernah

(13)

memiliki paham “kiri”. Chavez merupakan seorang perwira menengah yang dididik secara militer di kesatuan dan memiliki kemampuan berperang yang baik. Pada saat masa kepemimpinan presiden Carlos Andres Perez, Chavez berpangkat Kapten.

Awal mula kesadaran Chavez berubah ketika pada saat itu kekuatan imperialisme Amerika Serikat dan negara-negara sekutu di Venezuela semakin membawa kehancuran di negara tersebut. Kebijakan meliberalisasikan sector public kepada perusahaan-perusahaan TNC (Transnasional Corporation) dan MNC (Multinasional Corporation) akhirnya memicu timbulnya kenaikan harga-harga kebutuhan dasar dan BBM, semakin tingginya tingkat pengangguran serta pengeksploitasian kekayaan alam besar-besaran Venezuela oleh negara-negara kapitalisme yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Hal ini memicu reaksi rakyat Venezuela yang menginginkan Presiden Carlos Andres Perez segera mundur dari jabatan. Gejolak kerusuhan massal besar-besaran di Venezuela tidak terelakkan dan sulit untuk diredam. Dengan menggunakan kekuatan militer, presiden Carlos Andres Perez memerintahkan untuk melakukan penembakan ditempat terhadap para demonstran. Tak ayal lagi, korban yang berjatuhan begitu banyak, hal ini kemudian membuat sebagian militer berpikir ulang dan berubah membela rakyat, dan terjadi perpecahan di kubu militer. Chavez merupakan satu dari sebagian militer yang “membelot” dan membantu para demonstran ketika menggulingkan Presiden Carlos Andres Perez. Chavez kemudian dipenjarakan bersama dengan sebagian perwira lainnya.

Bersama rekannya sesama perwira menengah, Chavez membangun dan berjuang dengan membentuk kelompok studi perjuangan bersama. turun

(14)

bergerilya dan melakukan advokasi terhadap masyarakat. Terinsiprasi dari Simon Bolivar, seorang pejuang pembebasan Amerika Latin dari tangan penjajah Spanyol dan ingin menyatukan Amerika Latin. Kelompok ini bertujuan untuk mengambil alih kekuasaan dan meneruskan perjuangan Simon Bolivar untuk membebaskan Venezuela dari imperialisme. Selama perjalanannya hidup bersama rakyat, Chavez kemudian mulai memahami kondisi masyarakat dan bertekad untuk menjadi ‘Simon Bolivar” berikutnya.

Ketika Chavez berhasil memenangkan pemilu dan menjadi presiden, dia mengeluarkan kebijakan yang pro terhadap rakyat. Perubahan terhadap konstitusi dengan melakukan amandemen terhadap Undang-Undang, membuat rakyat Venezuela menaruh simpati kepadanya. Akan tetapi hal ini bukan menjadi landasan bahwa Chavez sudah menganut sosialisme. Chavez masih belum meyakini bahwa sosialisme akan menjadi solusi terhadap perubahan social di Venezuela, dan meyakini bahwa sector pasar masih memiliki peranan dalam membangun perekonomian Venezuela. Chavez kemudian menganut Jalan Ketiga (Third Way) yang dikemukakan oleh mantan perdana menteri dan politisi Inggris Tony Blair. “Third Way” merupakan ideology yang menjembatani ataupun menengahi antara sosialisme dan kapitalisme. Atau dengan kata lain ideology yang tetap mengangungkan pasar bebas, akan tetapi tetap melakukan tanggung jawab social terhadap masyarakat.

Setelah percobaan kudeta terhadap dirinya digagalkan rakyat, bersamaan dengan berdirinya organisasi lingkaran Bolivarian yang memiliki ideology “kiri’ yang melakukan pengawalan terhadap revolusi Bolivarian akhirnya Chavez menyadari bahwa sosialisme merupakan tujuan akhir dari revolusi yang telah

(15)

dibangun dan diperjuangkannya bersama rakyat dengan ciri khas tersendiri dan menjadi ‘icon’ anti kapitalisme didunia dan menjadi inspirasi bagi negara-negara di belahan Amerika Latin.

Beberapa factor diatas menjelaskan bahwa Chavez “tidak sengaja” bertemu dengan sosialisme dan menjadi seorang yang sangat sosialis disebabkan oleh kondisi rakyat yang semakin parah dengan kepercayaan penuh rakyat yang diberikan kepadanya. Serta lahirnya kelompok Lingkaran Bolivarian yang mengawal dan bersama dengan Chavez berjuang melawan Imperialisme kapitalisme dunia.

2. Teori Struktur

Teori struktural Marxis mengungkapkan bahwa dunia terbagi menjadi dua kelas sosial yang selalu berada pada konflik yang terus berlangsung. Kelas sosial tersebut terbentuk sebagai akibat paling logis dari ketidakadilan itu sendiri. Ketika orang mulai mengambil hasil lebih yang diproduksi orang lain, tidak bisa tidak hal itu akan membelah masyarakat.8 Proses produksi yang terjadi pada industri kapitalis sesuai dengan mode produksinya menyebabkan adanya sekelompok orang yang bekerja dan diperintah, dengan sekelompok orang yang menikmati hasil lebih kerja dari pekerja tersebut. Hal ini terjadi karena sebagian kecil orang yang menikmati hasil kerja tersebut ialah orang yang berstatus memiliki ‘alat produksi’. Alat produksi inilah yang akhirnya memecah masyarakat menjadi dua kelas yang selalu berkontradiksi, yaitu kelas borjuis sebagai pemilik alat produksi serta kelas proletar sebagai pekerja.

8

 Ken Budha Kusumandharu, Karl Marx, Revolusi dan Sosialisme: Sanggahan Terhadap Franz Magnis-Suseno, Yogyakarta, Resist Book, Hal 102 

(16)

Di Venezuela, penguasaan atas alat produksi ini dikontrol oleh kaum oligarki. Semenjak abad 20 ditandai dengan kekuasaan tunggal yang kejam dan korup. Kekuasaan mutlak kaum oligarki semakin kuat setelah Perang Dunia I, orientasi ekonomi Venezuela berubah dari pertanian kemudian bertumpu pada industri minyak untuk ekspor. Inilah awal dari masuknya Venezuela menjadi industri modern. Pertentangan kelas pun terjadi ketika para konglomerat swasta yang menguasai perusahaan minyak untuk kepentingannya sendiri. Kondisi ini kemudian menyediakan basis bagi ketidakpuasan rakyat yang kemudian memunculkan gerakan revolusioner di negara Venezuela.9

Namun Karl Marx juga tidak menafikan adanya kelas-kelas sosial lain yaitu para pengusaha kecil, para pedagang kelontong, kaum artisan (seniman bebas), dan kaum tani sebagai “kelas menengah ke bawah”. Para preman, tukang palak, para criminal dan “sampah masyarakat” digolongkan kedalam “kelas yang berbahaya”. “Kelas menengah kebawah” itu kini lazim disebut petty bourgeoisie atau borjuis kecil dan “kelas berbahaya” tersebut dengan sebutan lumpenproletariat atau der Lumpen dalam bahasa Jerman yang berarti “kain gombal”. Marx menempatkan kelas-kelas tersebut dalam kategori kelas non-pokok. Kelas non-pokok ini merupakan sisa dari sistem produksi yang terdahulu. Karena kelas-kelas non-pokok tersebut merupakan sisa dari sistem lama, sistem yang baru – kapitalisme – harus menempanya menjadi sesuai dengan sistemnya sendiri. Tidaklah mengherankan bahwa kelas-kelas non-pokok ini terus termarginalkan, tersingkirkan, oleh kapitalisme melalui suatu proses yang dikenal dengan istilah proletarisasi.

9

(17)

Melalui proses proletarisasi tersebut, kaum borjuis kecil tersebut dengan cepat kehilangan hak miliknya yang hanya sedikit tersebut. Kondisi kehidupan yang sedemikian rupa ini akhirnya menyiapkan mereka ada yang menjadi kaki-tangan bayaran dari intrik kaum borjuasi dan ada yang berjuang melawan ketidakadilan tersebut bersama dengan kekuatan revolusioner proletariat. Namun watak konflik yang terbangun antara kaum borjuis kecil tersebut dengan kapitalisme tidak revolusioner dan bersifat konservatif dalam spectrum politik dengan cara mempertahankan pola kehidupan lama yang tidak cocok dengan “kemajuan zaman”.10 Hal ini kemudian terjadi pada gerakan-gerakan populis di Venezuela yang telah berlangsung semenjak awal 1990-an. Gerakan ini terbangun sebagai reaksi terhadap kondisi sosial dan perekonomian Venezuela yang semakin terpuruk. Puncak dari perlawanan rakyat yang semakin besar ini terjadi ketika presiden Carlos Andres Perez mulai menempuh paket atau program neoliberal yang disponsori oleh IMF. Kerusuhan massif pun tidak dapat dihindarkan dan berakhir dengan pembunuhan sekitar 2000 orang oleh polisi dan militer untuk mengatasi kekacauan. Gambaran pergolakan perlawanan dari rakyat Venezuela ini bukan hanya terdiri dari kaum proletar yang dirampas haknya, tetapi juga bersama dengan kekuatan-kekuatan borjuis kecil yang terkena proses proletarisasi tersebut. Sehingga gerakan tersebut menjadi tercerai-berai, dan belum menyentuh akar persoalan dan mudah dipatahkan.

Kesadaran akan kondisi ekonomi yang semakin menyiksa di Venezuela, belumlah menyentuh akar persoalan yang ada. Kesadaran kelas haruslah tercipta dengan baik agar proses perlawanan struktural, politik dan aksi massa mencapai

10 Opcit, Hal 101 

(18)

tingkat keberhasilan melalui proses-proses politik yang berlangsung. Proses reifikasi yang dilakukan oleh organisasi maupun partai revolusioner sangat diperlukan. Suatu peranan yang dilakukan dari kesadaran dan praxis bahwasanya pengalaman menjadikan realisasi “objek” dalam hal ini struktur-struktur sosial dan ekonomi, merupakan suatu produk manusia dan bahwa manusia pada gilirannya diproduksikan oleh produk-produknya, dibentuk oleh masyarakat yang mereka hasilkan.11 Sehingga manusia haruslah memiliki kesadaran untuk secara kolektif mengontrol organisasi dan struktur sosialnya sendiri dan menghancurkan sistem yang menjadikan mereka sebagai objek. Hal inilah yang dilakukan oleh Organisasi Lingkaran Bolivarian di Venezuela. Kelas ini haruslah mendapatkan kesadaran revolusioner agar perlawanan mereka terhadap kapitalisme tidak bersifat pragmatis ataupun populis.

Masih kuatnya struktur oligarki Venezuela pada masa pemerintahan Chavez, kerap melakukan gerakan-gerakan yang hendak menumbangkan Chavez. Puncaknya pada percobaan kudeta yang dilakukan oleh kekuatan penguasa lama yang didukung oleh militer pada tahun 2002, namun gagal karena bukan hanya tidak didukung oleh rakyat, akan tetapi kudeta tersebut digagalkan oleh rakyat. Sangat jelas terlihat, konflik yang timbul di Venezuela ialah cerminan dari “konflik kelas”. Kekuatan kelas borjuis Venezuela yang melakukan gerakan-gerakan oposisi adalah orang-orang kanan yang pro-kapitalisme. Terdiri dari partai-partai tradisional yang telah ada sebelum Chavez berkuasa seperti COPEI dan Democratic Action Party, kelompok-kelompok kanan yang terdiri dari para pekerja kerah putih seperti Venezuelan Project dan Justice First, para pengusaha,

(19)

LSM, para jenderal yang setia pada pemerintahan lama, para pemimpin serikat buruh, dan beberapa organisasi mantan gerilya seperti Mas dan Bandera Roja.12 Adapun kekuatan kelas proletariat ataupun kelas yang mendukung Chavez terdiri dari rakyat miskin Venezuela, serikat buruh Union Nacional de los Trabajadores (UNT, Serikat Buruh Nasional) yaitu federasi serikat buruh yang terbentuk dan diorganisir oleh para buruh yang mendukung Chavez, dan Organisasi Lingkaran Bolivarian.

F. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Yaitu penelitian yang bersifat memberikan gambaran mengenai kondisi yang terjadi dalam usaha-usaha untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Tekhnik Pengumpulan Data

Adapun tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik pengumpulan data kepustakaan. Dengan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin yang berkaitan dengan judul dan permasalahan penelitian dari berbagai literature, seperti buku, jurnal, artikel, situs internet dan bentuk litreratur lainnya yang terkait.

Tekhnik Analisa Data

Adapun tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik analisi data kualitatif , dimana tekhnik ini melakukan analisa atas masalah yang ada sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang akan diteliti dan kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.

12

 Nurani Soyomukti, Hugo Chavez: Revolusi Bolivarian dan Politik Radikal, Yogyakarta, Resist Book, 2007, hal 91  

Referensi

Dokumen terkait

Terhadap berbagai upaya yang bisa dilakukan dalam mewujudkan pelokalan kebijakan HAM di daerah sebagaimana telah disebutkan di atas, maka terhadap perlindungan, pemajuan,

Dikenal pula sebagai ordinary Portland Cement (OPC), merupakan semen hidrolis yang dipergunakan secara luas untuk  konstruksi umum, seperti konstruksi bangunan yang

Hasil analisis dengan uji chi square di dapatkan nilai ρ = 0,001 lebih kecil dari nilai α = 0,05, hal ini dapat di simpulkan bahwa hasil penelitian ini bermakna yaitu

Gapoktan II: beranggotakan 4 kelompok petani ikan. 2) Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui dinas perikanan memberikan pelatihan. Demi terlaksananya program pertanian

Salah satu kunci keberhasilan penerimaan pajak adalah kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak. Hanya saja, apabila Wajib Pajak tidak membayar kewajiban pajaknya,

Berat jenis maksimum campuran (Gmm) diukur dengan AASHTO T.209-90, maka berat jenis efektif campuran (Gse), kecuali rongga udara dalam partikel agregat yang menyerap

Suatu pemeriksaan angiografi yang lengkap pada otak untuk kasus AVM, terdiri dari ; (1) evaluasi secara selektif pada AVM dan seluruh vaskuler otak menggunakan

Altman berusaha mengkombinasikan beberapa rasio keuangan menjadi suatu model prediksi dengan teknik statistik, yaitu analisis diskriminan yang dapat digunakan untuk