• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Galian Industri Kaolin Hal. 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bahan Galian Industri Kaolin Hal. 1"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang mempunyai potensi sumber daya alam yang melimpah, baik itu sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam hayati. Sumber daya mineral merupakan salah satu jenis sumber daya non-hayati. Sumber daya mineral yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Endapan bahan galian pada umumnya tersebar secara tidak merata di dalam kulit bumi. Sumber daya mineral tersebut antara lain : minyak bumi, emas, batu bara, perak, timah, dan lain-lain. Sumber daya itu diambil dan dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.

Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan nasional, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesar besarnya untuk kepentingan rakyat dengan memperhatikan kelestarian hidup sekitar. Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah kegiatan penambangan bahan galian industri. Penambangan bahan galian mineral Sejauh ini yang dikenal dalah kelompok besi (FE) seperti mangan, krom, nikel, molibdenum, tungsten, vanadium, alumunium dan titanium. Mineral lainnya yang berperan dalam industri adalah kelompok non-besi seperti tembaga, timah hitam, seng, timah putih, dan magnesium. Selain itu juga terdapat mineral lain seperti antimon, arsen, bismut, cadmium, kobalt, air raksa, platina, perak, dan barium. Bahan bangunan juga berperan sangat penting seperti asbes, aspal, batu gamping, lempung, pasir, kerikil, gipsum, batusabak, andesit, granit, marmer,dsb. untuk lebih memahami atau mengetahui secara jelas mengenai penambangan bahan galian industri. Oleh karena itu, penulis akan membahas secara signifikann mengenai bahan galian industri kaolin.

(2)

1.2. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini akan membahas beberapa rumusan di antaranya yaitu sebagai berikut :

1. Apakah mineral kaolin tersebut ? 2. Bagaimana proses pengolahan kaolin ? 3. Bagaimana metode penambangan kaolin ? 4. Bagaimana aspek ekonomi harga kaolin ?

1.3. MANFAAT MAKALAH

Adapun manfaat dengan adanya makalah ini yaitu agar mahasiswa mampu dan dapat memahami mengenai mineral kaolin, keterdapatan, sifat fisik dan kimia, sumber daya dan cadangan, metode penambangan, teknlogi pengolahan, kegunaan, dan prospek ekonomi harga.

1.4. TUJUAN MAKALAH

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam makalah mengenai bahan industri kaolin yaitu sebagai berikut :

1.4.1. mahasiswa mampu memahami pengertian mineral kaolin

1.4.2. mahasiswa mampu mengetahui keterdapatan bahan galian kaolin.

1.4.3. Mahasiswa mampu mengetahui sumber daya dan cadangan yang ada di indonesia.

1.4.4. Mahasiswa mampu memahami cara/metode yang di gunakan dalam penambangan kaolin..

1.4.5. Mahasiswa mampu mengatahui dan memahami tekonologi serta proses pengolahan penambangan kaolin

1.4.6. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami kegunaan kaolin sebgai bahan galiaan industri.

(3)

1.5. RUANG LINGKUP MAKALAH

Adapun ruang lingkup yang akan di bahas dalam makalah mengenai bahan galian indutri kaaolin yaitu sebagai berikut :

1.5.1. Pengertian Kaolin 1.5.2. Keterdapatan Kaolin

1.5.3. Sumber Daya dan Cadangan 1.5.4. Sifat Fisik Kolin

1.5.5. Metode Penambangan 1.5.6. Teknologi Pengolahan 1.5.7. Kegunaan Kaolin

(4)

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Kaolin

Istilah kaolin diambil dari nama sebuah pegunungan di Cina, yaitu ”kauling” yang artinya pegunungan tinggi. ”Kauling” kemudian populer dikalangan para penambang Cina yang menambang tanah lempung untuk pembuatan keramik, patung, guci, dan berbagai perkakas lainnya seperti piring, teko, dan cangkir. Beberapa negara lainnya menyebut kaolin dengan istilah ”Cina Clay”.

Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak keputihan. Kaolin mempunyai komposisi hidrous alumunium silikat (2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai beberapa mineral penyerta.

Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses pelapukan dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik, mineral-mineral potas aluminium silika dan feldspar diubah menjadi kaolin. Endapan kaolin ada dua macam, yaitu: endapan residual dan sedimentasi.

1. Kaolin residual

Jenis ini diketemukan ditempat terbentuknya bersama batuan induknya, belum mengalami perpindahan, kristal teratur, jarang terjadi substitusi ion, mineral murni.

2. Kaolin sedimenter

Sudah mengalami perpindahan oleh air, angin, gletser, diendapkan dlm cekungan, kristal tdk teratur, bercampur dgn bhn lain (oksida besi, titan) lebih halus dan plastis. Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan halloysit (Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan air lebih besar dan umumnya membentuk endapan tersendiri.

(5)

2.2. Keterdapatan Kaolin

Keterdapatan kaolin dan telah diusahakan hingga saat ini tersebar di 20 propinsi, antara lain Babel, Bengkulu, Irian Jaya Barat, Jawa Barat, Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Lampung, NTT, NTB, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.

2.3. Sumber Daya dan Cadangan

Potensi sumber daya kaolin di Indonesia sebesar 732,857 juta ton (sumber daya hipotetik 591,989 juta ton, terduga 31,530 juta ton, indikasi 97,149 juta ton, dan terukur sebanyak 12,189 juta ton). Jumlah sumber daya kaolin tersebar di 20 propinsi, antara lain Babel, Bengkulu, Irian Jaya Barat, Jawa Barat, Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, NTT, NTB, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Propinsi dengan jumlah sumber daya terbesar adalah Kalimantan Barat 181,173 juta ton, Bengkulu 162,500 juta ton, dan Sumatera Utara 91,800 juta ton, lihat Tabel 2 (Pusat Sumber Daya Geologi, 2009). Sedangkan,

Penyebaran dan kandungan endapan kaolin yang terdapat di Kabupaten Bengkayang (Kalimantan Barat) cukup bervariatif yaitu : di Kecamatan Capkala (Mandor dan Pangkalan Batu) kadar SiO2 51-60%, Fe2O3 1,3% dan Al2O3 19-23%;

Kecamatan Monterado kadar SiO2 51-60%, Fe2O3 1,3% dan Al2O3 16-26%; dan

Kecamatan Lumar kadar SiO2 51-60%, Fe2O3 1,3% dan Al2O3 14-25% (Laporan

Pendataan Potensi Tambang Tahun 2010, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bengkayang).

Endapan kaolin potensial berupa endapan residual dari hasil pelapukan batuan beku asam/granit di Kabupaten Bengkayang terdapat di sekitar Dusun Bukitbatu, Desa Pawangi, Kecamatan Capkala. Potensi kaolin di daerah ini dengan sebaran sekitar 1.800 hektar mempunyai sumber daya yang tercatat sebesar 180.000.000 ton.

(6)

(Laporan Eksplorasi Umum Endapan Ballclay di Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat Oleh : Zulfikar, Sodik Kaelani, Djadja Turdjaja, Pusat Sumber Daya Geologi).

2.4. Sifat Fisik dan Kimia Kaolin 2.4.1. Sifat Fisik

Kaolin umumnya berwarna putih, kekerasan 2 – 2,5, berat jenis 2,60 – 2,63, indeks bias 1,56, titik lebur 1850OC, plastis, daya hantar panas dan listrik rendah, PH

bervariasi, mampu menyerap air (kedap air), apabila massa kaolin diremas mudah hancur dan butirannya menempel ditangan.

2.4.2. Sifat Kimia

Komposisi Kimia : SiO2 46,79%, Fe2O3 0,64%, MgO 0,11%, Na2O 0,02%, Al2O3 37,22%, TiO2 0,29%, CaO 0,05%, K2O 1,13%, hilang pijar 13,75%

2.5. Metode Penambangan

Proses penambangan kaolin dapat dilakukan dengan 2 cara bergantung kondisi endapan, yaitu:

1. Cara tambang terbuka (open pit)

Pada cara ini, pengupasan tanah penutup dapat dilakukan dengan alat-alat secara manual ataupun alat mekanis seperti bulldoser, scraper, Lapisan kaolin dapat digali dengan excavator lalu dimuat langsung ke dalam truk untuk diangkut ke pabrik pengolahan.

2. Cara tambang semprot (hydraulicking)

Pada cara ini, endapan kaolin yang telah dikupas tanah penutupnya disemprot dengan menggunakan monitor. Hasil penyemprotan berbentuk lumpur (campuran kaolin dengan air). Lumpur tersebut dipompakan ke tempat pengolahan melalui pipa-pipa.

Cara penambangan dengan menggunakan kombinasi pompa dan hydraulicgin (monitor). Pada tambang semprot penggalian endapan alluvial dilakukan dengan menggunakan semprotan air yang bertekanan tinggi yang berasal dari penyemprotan yang disebut monitor atau water jet atau giant. Tekanan aliran air yang

(7)

dihasilkan oleh monitor dapat diatur sesuai dengan keadaan material yang akan digali atau disemprot yang biasanya bisa mencapai tekanan sampai 10 atm.

Untuk memperbesar produksi biasanya :

Digunakan lebih dari satu monitor, baik bekerja sendiri-sendiri atau bersama disatu permuka kerja; Monitor dibantu dengan alat mekanis seperti back hoe atau buldoser untuk mengangkut material hasil galian atau semprotan ke instalasi pengolahan digunakan air yang digerakkan dengan pompa. Jadi jika digunakan cara penambangan tambang semprot harus tersedia cukup air, baik untuk sperasi penambangan maupun untuk proses pengolahannya (konsentrasi).

2.6. Teknologi Pengolahan

Teknologi pengolahan mineral kaolin dilakukan dengan beberapa tahap yaitu sebagai berikut ;

Mineral pengganggu dalam kaolin antara lain adalah oksida besi, pasir kuarsa, oksida titanium dan mika. Pengolahan kaolin adalah untuk membuang mineral pengganggu, dan untuk memperoleh butir-butir halus, tingkat keputihan (brightness) yang tinggi, kadar air tertentu, pH tertentu dan sifat-sifat lain. Proses pengolahan kaolin tergantung jumlah dan jenis mineral pengotor serta spesifikasi yang dibutuhkan. Untuk hal khusus dengan persyaratan ketat, misal untuk bahan pengisi (filler) atau pelapis (coating) pengolahan dilakukan secara khusus pula.

Proses pengolahan kaolin dapat dilakukan dengan bermacam cara, sesuai spesifikasi yang diinginkan. Tahapan pengolahan yang umum antara lain adalah: pencucian, pemisahan, pengecilan ukuran dan pengayakan, Proses pengolahan kaolin dapat dilihat dari proses penambangannya , ada dua cara penambangan kaolin Cara tambang terbuka (open pit) dan dengan Cara tambang semprot (hydraulicking), jika menggunakan tambang terbuka maka pengangkutan bahan galian menggunakan dump truk menuju pabrik pengolahan . sedangkan jika menggunakan penambangan semprot bahan galian yang sudah tercampur dengan air menggunakan pipa dan pompa untuk memindahkan bahan galian menuju pabrik pengolahan.

(8)

Proses pengolahan kaolin

Tambang Terbuka (open pit)

Adapun proses pengolahan tambang terbuka di lakukan dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut :

1. Jika menggunakan penambangan tambang terbuka maka setelah sampai pabrik pengolahan kaolin tersebut dimasukkan ke hopper dengan bantuan tenaga manusia atau loader. Untuk penampungan sementara dan pengumpan ke unit pencucian (classifier).

2. Setelah itu Rotary screen Di gunakan untuk menyaring kotoran (rumput, akar dan batu-batu) pada unit pencucian, atau untuk sizing. Selanjutnya melalui Classifier Untuk mencuci kaolin , yang dilengkapi dengan screw, setalah itu dialirkan menggunakan pompa dan pipa menuju bak penampung untuk proses selanjutnya.

Penambangan Semprot (hydraulicking).

1. Jika menggunakan penambangan semprot cara pengolahannya tidak jauh berbeda dengan penambangan tambang terbuka . mulai dengan lapisan tanah disemprot dengan air tekanan tinggi sehingga hancur, menghasilkan cairan yang sudah mengandung Kaolin , Cairan yang mengandung Kaolin disaring lewat beberapa tahap yang ketat, melewati mesh dipakai untuk memisahkan kaolin dari mineral pengganggu seperti besi oksida, pasir kuarsa, titanium oksida, dan mika. tidak ada lagi tambahan bahan lainnya

2. Kemudian, cairan yang mengandung Kaolin ini disaring dengan alat yang disebut, Sluice box suatu alat sederhana yang berfungsi untuk memisahkan mana yang benar-benar Kaolin dan mana yang pasir.

Dari kedua proses tersebut Selanjutnya, semua cairan yang sudah mengandung Kaolin yang sudah dipisahkan dari kandungan pasir, dimasukkan ke dalam sumur penampungan. Setelah proses pemisahan selesai kaolin

(9)

diendapkan di tempat pengolahan selama tiga hari sebelum dilanjutkan keproses pengeringan guna untuk mengurangi kadar airnya.

Cairan Kaolin murni ini kemudian dialirkan dan dimasukkan kedalam mesin press untuk memisahkan dan mengeringkan kaolin dari kandungan airnya menjadi Kaolin gumpal .

Setelah masuk kedalam mesin press akan menghasilkan kaolin gumpal, ini merupakan salah satu produk jadi, selain dari Kaolin dalam bentuk tepung. Jadi, Cake ini dapat langsung dijual kepada pelanggan yang memang membutuhkan Kaolin gumpal sebagai salah satu bahan dasar produksinya, atau dapat juga diproses lebih lanjut menjadi Kaolin tepung.

Jika ingin diproses lebih lanjut untuk menjadikannya Kaolin tepung, Kaolin gumpal ini dimasukkan kedalam oven. Kaolin cake / gumpal dipanaskan ke dalam oven pengering dengan suhu 800 - 1000 derajat celsius,

Setelah proses pengeringan, gumpalan ini digiling sehingga menjadi butiran-butiran halus (mesh 325, dan mesh 200). Untuk selanjutnya, Kaolin tepung yang sudah jadi dan siap untuk dijual,

2.7. kegunaan kaolin

Kaolin banyak dipakai dalam berbagai industri, baik sebagai bahan baku utama maupun sebagai bahan pembantu. Hal ini karena adanya sifat-sifat Kaolin seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya pengantar listrik/panas yang rendah, serta sifat lainnya.

Dalam banyak industri, Kaolin dapat berfungsi sebagai pelapis (coater), pengisi (filler), barang-barang tahan api dan isolatir. Penggunaan Kaolin yang utama adalah dalam industri kertas, Keramik, Cat, Karet/ban, Plastik, Semen, Pestisida, Pupuk/fertilizer, Absorbent, Kosmetik, Pasta gigi, Detergent, Tekstil.

(10)

Pada industri kertas, Kaolin berfungsi sebagai pengisi dan pelapis. Sebagai pengisi Kaolin berfungsi untuk mengisi pori-pori kertas dan sebagai pelapis Kaolin berfungsi melapis permukaan kertas sehingga halus, cerah tidak tembus cahaya dan dapat dicetak. Diindustri kertas kaolin digunakan hanya untuk pelengkap.

2. Penggunaan Kaolin dalam industri keramik

Pada industri keramik, Kaolin digunakan sebagai bahan baku utama digunakan untuk membuat "white ware" (barang-barang berwarna putih), "wall tile" (ubin dinding), "insulatir" (alat pelekat),refraktori, "face brick" (bila memerlukan warna putih).

3. Penggunaan Kaolin dalam industri karet

Pada industri karet, Kaolin digunakan sebagai campuran latek, yang dimaksudkan untuk memperbaiki sifat-sifatnya antara lain : kekuatan, ketahanan terhadap abrasi kekakuannya.

4. Penggunaan Kaolin dalam industri cat

Penggunaan Kaolin dalam industri cat, antara lain dikarenakan Kaolin mempunyai sifat yang tidak mudah reaktif, dapat berfungsi sebagai lapisan penutup yang mempunyai kekuatan tinggi.

Warna Kaolin yang putih akan memudahkan untuk merubah warna seperti apa yang diinginkan, sehingga mengurangi jumlah bahan-bahan pewarna. Mempunyai suspensi yang baik, juga mempunyai variasi ukuran butir yang besar, yang akan dapat dipergunakan dalam berbagai industri cat.

5. Penggunaan Kaolin dalam industri pestisida

Penggunaan Kaolin dalam industri pestisida mempunyai spesifikasi Ukiran butir : kurang dari 2 mikron, 87 - 92 %

Sisa saringan : 200 mesh, minimum 99,5 - 100 % 325 mesh, minimum 99,0 - 99,7 %

Kandungan air : maksimum 1%

(11)

Ph : 4,5 - 5,5

Komposisi kimia : Al2O3 - 38 % SiO2 - 45 %

Bentuk butir : pipih "hexagonal platesit" Compability : baik untuk semua materi Daya rekat : baik dengan atau tanpa minyak Abrasi : sangat rendah

2.8. Prospek Ekonomi Harga

Produksi kaolin Indonesia selama kurun waktu 2003 sampai 2008 mengalami peningkatan yang fluktuatif. Pada tahun 2003 tingkat produksi mencapai 268,88 ribu ton dan meningkat cukup besar pada tahun 2007 hingga mencapai 407,71 ribu ton, atau meningkat hampir mencapai 2 kali lipat, namun pada tahun 2008 menurun tajam menjadi 274,69 ribu ton (BPS, 2009).

Tingkat konsumsi kaolin Indonesia signifikan dengan tingkat produksi, dimana pada tahun 2003 konsumsi sebesar 243,81 ribu ton dan pada tahun 2008 konsumsi meningkat melebihi tingkat produksi, menjadi 354,86 ribu ton, akibat besarnya permintaan industri pemakainya. Industri pemakai kaolin, antara lain (industri keramik dan gelasir, industri refraktori, industri kapur tulis, industri semen, industri gelas, industri ban, industri kertas, industri cat, industri pestisida, industri kosmetika dan obat-obatan). Hingga tahun 2008, permintaan konsumsi kaolin domestik masih besar. Tetapi ada beberapa jenis industri yang memakai kaolin asal impor, antara lain industri kertas, cat, kosmetik, bata tahan api, dan industri pengolahan bahan galian (dalam buku statistik industri berada dalam kelompok industri barang bukan logam lainnya).

Produksi kaolin domestik pada umumnya kualitasnya masih rendah, menyebabkan perusahaan pemakai kaolin memilih kaolin asal impor. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2008, volume impor kaolin dari tahun ke tahun selama kurun waktu 2003-2008 cenderung meningkat dengan laju pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 7,24%. Pada tahun 2003 impor kaolin oleh

(12)

berbagai industri tersebut tercatat sebesar 98,88 ribu ton dengan nilai sebesar US$ 21,69 juta dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 157,94 ribu ton dengan nilai sebesar US$ 33,76 juta. Impor kaolin sebagian besar berasal dari China, Amerika Serikat dan Australia (lihat Tabel 2).

Sampai tahun 2008 kebutuhan kaolin di pasar luar negeri cukup besar. Peluang tersebut dimanfaatkan pengusaha kaolin Indonesia untuk memasuki pasar ekspor, terutama ke Jepang, Korea Selatan, Filipina, Malaysia, dan Pakistan. Perkembangan ekspor dalam kurun pengamatan secara relatif meningkat fluktuatif, dimana pada tahun 2003 tercatat ekspor sebesar 73,81 ribu ton dengan nilai US$ 4,96 juta dan pada tahun 2008 ekspor menurun hingga mencapai 57,76 ribu ton dengan nilai sebesar US$ 8,92 juta.

Berkembangnya kebutuhan industri pemakai kaolin seperti industri keramik, industri kertas, industri cat, industri bata tahan api, menyebabkan kebutuhan akan kaolin di Indonesia akan terus meningkat. Peningkatan industri pengguna kaolin tersebut sejalan dengan makin meningkatnya pertumbuhan sektor konstruksi khususnya sektor bangunan dan perumahan, makin meningkatnya jumlah penduduk

(13)

langsung terkait dengan tingkat pemakaian mineral kaolin. Pada tahun 2008 kebutuhan industri akan kaolin sebesar 354.864,30 ton.

Ketergantungan terhadap industri pemakai kaolin, antara lain : industri kertas, industri cat, industri kosmetik dan obat- obatan, industri refraktori, industri kapur tulis, industri keramik dan gelasir industri semen, industri gelas, industri ban, dan industri pestisida. Hingga tahun 2008, permintaan konsumsi kaolin domestik masih besar. Tetapi ada beberapa jenis industri yang memakai kaolin asal impor, antara lain industri kertas, cat, kosmetik dan obat-obatan, bata tahan api, dan industri pengolahan bahan galian (dalam buku statistik industri berada dalam kelompok industri barang bukan logam lainnya). Hampir seluruh industri tersebut sangat tergantung kepada kaolin impor, seperti dapat dilihat dari Tabel di bawah ini, dimana selama kurun waktu 2003-2008 rata-rata kebutuhan industri pemakai kaolin dipasok dari impor rata-rata sebesar 47,75% setiap tahunnya dengan nilai rata-rata sebesar 29.478,16 US$ setiap tahunnya. Impor kaolin berasal dari China, Amerika Serikat, dan Australia

(14)

BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan yang ingin di capai dalam mkalah mengenai bahan galian industri kaolin dapat di simpulkan bahwa kaolin merupakan Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak keputihan.

Keterdapatan kaolin dan telah diusahakan hingga saat ini tersebar di 20 propinsi, antara lain Babel, Bengkulu, Irian Jaya Barat, Jawa Barat, Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Lampung, NTT, NTB, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Potensi sumber daya kaolin di Indonesia sebesar 732,857 juta ton (sumber daya hipotetik 591,989 juta ton, terduga 31,530 juta ton, indikasi 97,149 juta ton, dan terukur sebanyak 12,189 juta ton).

Sifat fisik Kaolin umumnya berwarna putih, kekerasan 2 – 2,5, berat jenis 2,60 – 2,63, indeks bias 1,56, titik lebur 1850OC, plastis, daya hantar panas dan listrik

rendah, PH bervariasi, mampu menyerap air (kedap air), apabila massa kaolin diremas mudah hancur dan butirannya menempel ditangan. Sedangkan, komposisi Kimia : SiO2 46,79%, Fe2O3 0,64%, MgO 0,11%, Na2O 0,02%, Al2O3 37,22%, TiO2 0,29%, CaO 0,05%, K2O 1,13%, hilang pijar 13,75%

Metode yang sering digunakan dalam penambangan kaolin yaitu tambang terbuka dan tambang semprot. Teknologi pengolahan yang di gunakan yaitu classifier, rotary screen, sluice box, mesin prex, dan penggilingan. Manfaat industri kaolin yaitu dapat di gunakan sebagai industri cat, keramik, pestisida, kertas dll. Produksi kaolin Indonesia selama kurun waktu 2003 sampai 2008 mengalami peningkatan yang fluktuatif.

(15)

Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan sebagai mana mestinya dan sebagai bahan belajar pembaca, khususnya mahasiswa dan memperluas wawasan mengenai bahan galian industri, khususnya bahan galian industri kaolin. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh kerena itu penulis membutuhkan masukan dari pembaca dan sebaiknya makalah ini digunakan sebagaimana fungsi seharusnya.

Referensi

Dokumen terkait