• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Metode Topsis Dalam Mendukung Keputusan Memilih Sekolah Menangah Atas atau Kejuruan Terbaik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemanfaatan Metode Topsis Dalam Mendukung Keputusan Memilih Sekolah Menangah Atas atau Kejuruan Terbaik"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pemanfaatan Metode Topsis Dalam Mendukung Keputusan

Memilih Sekolah Menangah Atas atau Kejuruan Terbaik

Iik Eliyana Purnama Sari1, Winda Pertiwi2

1,2Fakultas Ilmu Komputer, Program Studi Sistem Informasi, Universitas Darwan Ali Email: iikeliyana98@gmail.com1, windapertiwi.1603@gmail.com 2

Abstrak : Sekolah menjadi salah satu tempat untuk menuntut ilmu. Begitu banyaknya sekolah yang dapat menjadi alternatif untuk tempat belajar, membuat siswa berhasil lulus dari Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah cenderung kebingungan untuk memilih sekolah mana yang terbaik untuk dirinya menempuh ke jenjang yang lebih tinggi. Pada tahun 2019, ada sekitar 7.168 siswa yang berasal dari 125 Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah dan ada sekitar 52 Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan di Kotawaringin Timur. Metode yang dapat digunakan membantu mengambil keputusan yaitu menggunakan metode TOPSIS atau Technique for Order Preference by Similarity to Ideal

Solution. Metode topsis merupakan metode yang dapat memberikan jalan keluar dari sejumlah

alternatif dimana akan ada sebuah penyelesaian yaitu yang mana alternatif terbaik dan alternatif terburuk yang ada dalam alternatif-alternatif masalah tersebut. Disini penulis menyediakan sejumlah data dengan 8 alternatif Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan Negeri saja dan 8 kriteria yang digunakan untuk mendukung metode ini. Berdasarkan penelitian ini, hasil yang didapatkan yaitu SMA Negeri 1 Sampit bernilai 22,3%, SMA Negeri 2 Sampit bernilai 91,87%, SMA Negeri 3 Sampit bernilai 98,52%, SMA Negeri 4 Sampit bernilai 91,22%, SMK Negeri 1 Sampit bernilai 97,68%, SMK Negeri 2 Sampit bernilai 97,47%, SMK Negeri 3 Sampit bernilai 0,43%, dan SMK Negeri 4 Sampit bernilai 84,51%. Dengan adanya metode ini, siswa dapat memilih Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan Negeri mana yang memiliki nilai alternatif terbaik.

Kunci Utama : Sistem Pendukung Keputusan, Topsis, Alternatif, Kriteria, Sekolah Terbaik. Abstract : School is one of the places to study. There are so many schools that can be alternatives for learning places, making students successfully graduate from Junior High School or Madrasah Tsanawiyah tends to be confused about which school is the best for them to take to a higher level. In 2019, there were around 7,168 students from 125 Juniors High Schools or Madrasah Tsanawiyah and there were around 52 Senior High or Vocational Schools in East Kotawaringin. The method that can be used to help make decisions is to use the TOPSIS or Technique for Order Preference by similarity to the Ideal Solution method. The topsis method is a method that can provide a way out of a number of alternatives where there will be a solution, which is the best alternative and the worst alternative to the alternative problems. Here the authors provide a number of data with 8 alternative high schools or public vocational schools and 8 criteria used to support this method. Based on this research, the results obtained are SMA Negeri 1 Sampit is worth 22.3%, SMA Negeri 2 Sampit is worth

(2)

91.87%, SMA Negeri 3 Sampit is worth 98.52%, SMA Negeri 4 Sampit is worth 91.22%, SMK Negeri 1 Sampit is worth 97.68%, SMK Negeri 2 Sampit is worth 97.47%, SMK Negeri 3 Sampit is worth 0.43%, and SMK Negeri 4 Sampit is worth 84.51%. With this method, students can choose which high school or public vocational school has the best alternative value. Keywords - Decision Support System, Topsis, Alternative, Criteria, Best School.

1. PENDAHULUAN

Belajar adalah salah satu kewajiban untuk seseorang. Belajar bisa dilakukan dimana saja. Tetapi perlu adanya pemilihan tempat belajar yang baik dimana mampu menunjang seseorang mengelola daya pikir yang kreatif, membangun kreatifitas belajar, dan menjadikan masa depan lebih

terjamin. Dengan semakin

berkembangnya zaman juga menjadikan pendidikan sebagai salah satu kunci untuk meraih sebuah kesuksesan. Seperti diketahui masyarakat pada umumnya, pendidikan bisa didapat dari mana saja seperti melalui sarana pemerintahan yang telah disediakan seperti sekolah atau sebuah bimbingan belajar atau kelas pribadi. Saat memilih tempat Pendidikan yang baik perlu adanya sebuah pertimbangan baik itu dari pihak orang tua maupun dari anak yang akan menuntut ilmu tersebut.

Untuk mendapatkan kualitas Pendidikan yang baik sekolah dapat menjadi salah satu tempat menuntut ilmu yang disediakan di suatu daerah, baik itu negeri maupun swasta. Sekolah mempunyai kepala sekolah sebagai penanggung jawab, guru sebagai tenaga kerja pendidik, dan fasilitas yang disediakan oleh sekolah baik itu ruangan maupun alat pendukung belajar lainnya. Begitu banyaknya sekolah yang dapat menjadi alternatif untuk tempat belajar, membuat siswa berhasil lulus dari Sekolah Menengah Pertama atau

Madrasah Tsanawiyah cenderung

kebingungan untuk memilih sekolah mana yang terbaik untuk dirinya menempuh ke jenjang yang lebih tinggi.

Pada tahun 2019, ada sekitar 7.168 siswa yang berasal dari 125 sekolah SMP/MTs di Kotawaringin Timur. Para siswa yang telah lulus dari SMP/MTs akan melanjutkan ke SMA/SMK. Di Kotawaringin Timur terdapat sekitar 52 sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan.[1] Siswa yang telah lulus akan menentukan pilihannya untuk memilih sekolah terbaik dengan mengambil keputusan dengan matang dan mampu menjadi tempat menuntut ilmu yang untuk siswa tersebut. Untuk mendukung sebuah keputusan, perlu adanya data dan metode sistem.

Menurut Moore and Chang, Sistem Pendukung Keputusan bisa digambarkan sebagai sebuah sistem yang mampu mendukung untuk menganalisis ad hoc data dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan bisa juga digunakan pada saat-saat tidak biasa atau dikeadaan yang jarang dijumpai.[2] Metode yang dapat digunakan mengambil sebuah keputusan yaitu metode topsis. Metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution atau sering disebut metode topsis merupakan metode yang dapat memberikan jalan keluar dari sejumlah alternatif dimana aka nada sebuah penyelesaian yaitu yang mana alternatif terbaik dan alternatif terburuk yang ada dalam alternatif-alternatif masalah tersebut.[3]

Metode topsis ini sangat mudah diterapkan terutama untuk menentukan alternative mana yang menjadi alternatif

(3)

terbaik. Menurut Olson (2006), Topsis juga bisa digunakan sebagai metode untuk memecahkan suatu permasalahan yang memiliki banyak kriteria.[4] Bahkan sudah banyak yang menggunaan metode topsis ini untuk membantu pengambilan keputusan seperti penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dian Kesuma Dewi pada tahun 2018 [5] dan Febri Ariyanto dan Muhamad Muslihudin pada tahun 2015 [6].

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis menyediakan sejumlah data yaitu 8 alternatif Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan Negeri saja dan 8 kriteria yang digunakan untuk mendukung metode ini. Dengan adanya metode ini, siswa dapat memilih Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan Negeri mana yang memiliki nilai alternatif terbaik dan menjadikan sekolah tersebut tempat menuntut ilmu.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini, metode topsis atau Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution menjadi metode yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu permasalahah dimana akan menentukan alternatif mana yang paling terbaik. Metode topsis juga bisa digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan yang multikriteria. Multikriteria bisa disebut juga dengan beberapa kriteria yang mendukung sebuah keputusan tersebut.

Adapun tahap-tahap yang dilakukan untuk memilih alternatif mana yang paling terbaik, sebagai berikut :[7] 1. Harus menentukan alternatif, kriteria,

dan sifat.

Sejumlah Kriteria yang akan dijadikan sebuah acuan untuk mengambil sebuah keputusan, yaitu Ci atau Criteria ke-i dan sifat yang dimiliki oleh setiap kriteria. Sifat kriteria akan ditentukan dengan biaya (Cost) dan keuntungan (Benefit). Jika bersifat cost maka semakin kecil nilanya semakin bagus. Sedangkan benefit semakin besar nilainya semakin bagus.

2. Menentukan nilai tingkat kepentingan (bobot) dari setiap kriteria.

Nilai bobot (w) memiliki kegunaan yaitu untuk menunjukkan tingkat kepentingan relatif dari setiap subkriteria.

3. Menentukan rating kecocokan

4. Membuat sebuah matriks keputusan

yang ternormalisasi.

Metode topsis memerlukan sebuah rating kinerja dari setiap alternatif (Ai) pada setiap kriteria (Cj) yang telah ternormalisasi. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :

Gambar 1. Menghitung Matriks Keputusan Ternomalisasi

Keterangan :

Rij = Nilai dari hasil perhitungan untuk matriks keputusan ternomalisasi

Xij = Mengukur pemilihan dari alternative ke-i dan kriteria ke-j

m = Alternatif atau opsi yang nanti akan dipilih

i = 1, 2, 3, 4, 5, 6……m j = 1, 2, 3, 4, 5, 6……m 5. Membuat sebuah matriks

keputusan yang ternormalisasi terbobot.

Pada Langkah ini akan dilakukan dengan Perkalian yang akan membentuk matrik Y. Adapun rumus untuk

menentukan ranking bobot yang

(4)

Gambar 2. Menghitung Matriks Keputusan ternormalisasi terbobot.

Keterangan :

Yij = Nilai dari hasil perhitungan untuk ranking bobot ternormalisasi

Wi = Nilai dari bobot ke-i i = 1, 2, 3, 4, 5, 6……m j = 1, 2, 3, 4, 5, 6……m 6. Membuat sebuah matriks solusi

ideal positif dan negatif.

Gambar 3. Menghitung Solusi Ideal Positif dan Negatif.

7. Menentukan jarak antara nilai untuk setiap alternatif dengan menggunakan matriks solusi ideal positif dan negatif.

Jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal positif dirumuskan sebagai:

Gambar 4. Menghitung Jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal

positif.

Jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal negatif dirumuskan sebagai:

Gambar 5. Menghitung Jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal

negatif

8. Menentukan nilai akhir yaitu nilai preferensi untuk setiap alternatif

Gambar 6. Menghitung Nilai Preferensi

Keterangan :

V = Nilai preferensi untuk setiap alternatif

Nilai preferensi untuk setiap alternatif adalah hasil akhir dari perhitungan metode topsis. Dimana semakin tinggi nilai preferensinya maka alternatif tersebut dapat menjadi sebuah alternatif yang diinginkan dan menjadi

alternative terbaik untuk menentukan keputusan akhir.

Adapun proses metode topsis dapat dijabarkan dalam bentuk flowchart, sebagai berikut.

(5)

Gambar 7. Flowchart dari Proses Metode Topsis

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisa Data

Data penetian ini didapat dari dari wesite resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

(Kemdikbud) dan questioner yang telah dibuat dan disebarluaskan ke kalangan pelajar dan orang tua. Dimana data yang digunakan memiliki Batasan yaitu hanya menggunakan 8 alternatif sekolah yaitu SMA Negeri 1 Sampit (A1), SMA Negeri 2 Sampit (A2), SMA Negeri 3 Sampit (A3), SMA Negeri 4 (A4), SMK Negeri 1 Sampit (A5), SMK Negeri 2 Sampit (A6), SMK Negeri 3 Sampit (A7), dan SMK Negeri 4 Sampit (A8). Dimana penulis juga menggunakan 8 kriteria yaitu jumlah siswa (C1), akreditas (C2), jumlah guru (C3), luas

tanah sekolah (C4), ruang kelas (C5), fasilitas (C6), lokasi (C7), dan kurikulum (C8). Keluaran yang diharapkan adalah menghasilkan alternatif terbaik dengan nilai tertinggi.

Data dihitung berdasarkan bentuk perhitungan persentase yang sudah di ubah menjadi bentuk decimal, jumlah siswa dan jumlah guru menggunakan satuan orang/sekolah, akreditas dengan menngunakan tingkatan akreditas A = 3, B = 2, dan C = 1, ruang kelas dari jumlah kelas/sekolah, fasilitas, lokasi, dan kurikulum berdasarkan hasil questioner dan luas tanah menggunakan luas tanah m2. Untuk pembobotan

penulis menggunakan hasil dari questioner yang telah disebarkan ke masyarakat.

3.2 Penerapan Metode Topsis

Adapun tahap – tahap untuk melakukan metode ini yaitu sebagai berikut.

1. Membuat alternatif, kriteria, dan sifat kedalam 1 tabel ataupun boleh dipisah sesuai keperluan

(6)

Tabel 1 Data Alternatif dan Kriteria

2. Memberikan nilai tingkat kepentingan setiap kriteria untuk nilai bobot.

Table 2 Data Kriteria berdasarkan sifat dan bobot

Kriteria Sifat Bobot

C1 Benetif/ Keuntungan 2 C2 Benetif/ Keuntungan 3 C3 Benetif/ Keuntungan 2 C4 Benetif/ Keuntungan 2 C5 Benetif/ Keuntungan 2 C6 Benetif/ Keuntungan 3 C7 Benetif/ Keuntungan 2 C8 Benetif/ Keuntungan 2

3. Membuat rating kecocokan kedalam sebuah table

Table 3 Rating kecocokan

Alternatif Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 A1 979 3 48 8435 26 0,455 0,455 0,5 A2 1002 3 62 25629 30 0,091 0,091 0 A3 786 3 47 27393 26 0,227 0,273 0,3 A4 340 3 26 23800 12 0 0 0

No. Alternatif Kriteria

Jumlah Siswa Akeditasi Jumlah Guru Luas Tanah Sekolah Ruang Kelas

Fasilitas Lokasi Kurikulum

1 SMA Negeri 1 Sampit[8] 979 3 48 8.435 26 0,455 0,455 0,5 2 SMA Negeri 2 Sampit[9] 1002 3 62 25.629 30 0,091 0,091 0 3 SMA Negeri 3 Sampit[10] 786 3 47 27.393 26 0,221 0,273 0,3 4 SMA Negeri 4 Sampit[11] 340 3 26 23.800 12 0 0 0 5 SMK Negeri 1 Sampit[12] 1194 3 57 27.540 26 0,136 0 0,05 6 SMK Negeri 2 Sampit[13] 1000 3 60 27.266 33 0,091 0,136 0,05 7 SMK Negeri 3 Sampit[14] 690 3 33 3.000 18 0 0,045 0,1 8 SMK Negeri 4 Sampit[15] 540 3 34 25.500 14 0 0 0

(7)

A5 1194 3 57 27540 26 0,136 0 0,05

A6 1000 3 60 27266 33 0,091 0,136 0,05

A7 690 3 33 3000 18 0 0,045 0,1

A8 540 3 34 25500 14 0 0 0

4. Menghitung sebuah matriks keputusan yang ternormalisasi.

Langkah ini dilakukan untuk menentukan rating kinerja setiap alternatif (Ai) untuk setiap kriteria (Ci) yang ternormalisasi, sebagai berikut.

|X1|= √(9792 + 10022 + 7862 + 3402 + 1192 + 10002 + 6902 + 5402) = 2426,762658 r11 = x11 / |X1| = 979 / 2426,762658 = 0,403418108 r21 = x21 / |X1| = 1002 / 2426,762658 = 0,412895755 r31 = x31 / |X1| = 786 / 2426,762658 = 0,323888287 r41 = x41 / |X1| = 340 / 2426,762658 = 0,140104348 r51 = x51 / |X1| = 1194 / 2426,762658 = 0,492013504 r61 = x61 / |X1| = 1000 / 2426,762658 = 0,412071612 r71 = x71 / |X1| = 690 / 2426,762658 = 0,284329412 r81 = x81 / |X1| = 540 /2426,762658 = 0,22251867

Table 4 Matriks Keputusan Ternormalisasi (1)

X1 2426,763 X2 8,485281 X3 134,6365 X4 410,5642 r11 0,403418 r12 0,353553 r13 0,356515 r14 20,5449 r21 0,412896 r22 0,353553 r23 0,460499 r24 62,42385 r31 0,323888 r32 0,353553 r33 0,349088 r34 66,72037 r41 0,140104 r42 0,353553 r43 0,193112 r44 57,969 r51 0,492014 r52 0,353553 r53 0,423362 r54 67,07842 r61 0,412072 r62 0,353553 r63 0,445644 r64 66,41104 r71 0,284329 r72 0,353553 r73 0,245104 r74 7,307017 r81 0,222519 r82 0,353553 r83 0,252532 r84 62,10965

Table 5 Matriks Keputusan Ternormalisasi (2)

X5 68,41783 X6 0,5418598 X7 0,557096 X8 0,595819 r15 0,380018 r16 0,8397007 r17 0,8167353 r18 0,839181 r25 0,438482 r26 0,1679401 r27 0,1633471 r28 0 r35 0,380018 r36 0,4189276 r37 0,4900412 r38 0,503509 r45 0,175393 r46 0 r47 0 r48 0 r55 0,380018 r56 0,2509875 r57 0 r58 0,083918 r65 0,48233 r66 0,1679401 r67 0,2441231 r68 0,083918 r75 0,263089 r76 0 r77 0,080776 r78 0,167836 r85 0,204625 r86 0 r87 0 r88 0

(8)

5. Membuat sebuah matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot.

Pada Langkah ini, nilai pada tahapan 4 pada masing – msing nilai akan di kalikan dengan bobot.

Table 6. Bobot dari Setiap Kriteria

Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 Bobot 2 3 2 2 2 3 2 2 |Y11| = r11 x bobot = 0,403418108 x 2 = 0,806836216 |Y21| = r12 x bobot = 0,353553391 x 3 = 1,060660172 |Y31| = r13 x bobot = 0,35651538 x 2 = 0,71303076 |Y41| = r14 x bobot = 20,54489665 x 2 = 41,0897933 |Y51| = r15 x bobot = 0,380017877 x 2 = 0,760035754 |Y61| = r16 x bobot = 0,839700663 x 3 = 2,519101988 |Y71| = r17 x bobot = 0,816735295 x 2 = 1,633470589 |Y81| = r18 x bobot = 0,839181358 x 2 = 1,678362717

Table 7. Matrik Keputusan Ternormalisasi Terbobot

6. Menentukan sebuah matriks solusi ideal positif dan negatif.

Nilai Y+ akan menjadi nilai terbesar dari hasil matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot pada

setiap kriteria. Sedangkan nilai Y- merupakan nilai terkecil dari hasil matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot pada setiap kriteria.

Table 8. Matriks Solusi Ideal Positif dan Negatif

Kriteria Y+ Y- C1 0,984027009 0,280208696 C2 1,060660172 1,060660172 C3 0,920998065 0,386224995 C4 134,1568355 14,61403437 C5 0,964660765 0,350785733 C6 2,519101988 0 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 0,806836216 1,060660172 0,71303076 41,0897933 0,760035754 2,519101988 1,633470589 1,678362717 0,82579151 1,060660172 0,920998065 124,8476956 0,876964332 0,503820398 0,326694118 0 0,647776574 1,060660172 0,698175953 133,4407478 0,760035754 1,25678275 0,980082354 1,00701763 0,280208696 1,060660172 0,386224995 115,938006 0,350785733 0 0 0 0,984027009 1,060660172 0,846724028 134,1568355 0,760035754 0,752962353 0 0,167836272 0,824143224 1,060660172 0,89128845 132,822087 0,964660765 0,503820398 0,488246154 0,167836272 0,568658824 1,060660172 0,490208648 14,61403437 0,526178599 0 0,161552036 0,335672543 0,445037341 1,060660172 0,505063455 124,2192921 0,409250021 0 0 0

(9)

C7 1,633470589 0

C8 1,678362717 0

7. Menghitung jarak antara nilai untuk setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan negatif.

Untuk menghitung pada tahap ini, data yang akan digunakan yaitu data pada tahap 5 dan 6, sebagai berikut.

D1+ = √ (0,806836216 - 0,984027009)2 + (1,060660172 - 1,060660172)2 + (0,71303076 - 0,920998065)2 + (41,0897933- 134,1568355)2 + (0,760035754 - 0,964660765)2+ (2,519101988 - 2,519101988)2 + (1,633470589 - 1,633470589)2 + (1,678362717 - 1,678362717)2 = 93,0676682

Table 9. Hasil Perhitungan Jarak Antara Nilai Setiap Alternatif dengan Matriks Ideal

Positif D1+ 93,0676682 D2+ 9,761082969 D3+ 1,78561958 D4+ 18,57188564 D5+ 2,848956572 D6+ 3,076131988 D7+ 119,588239 D8+ 10,55261878 D1- = √ (0,806836216 - 0,280208696)2 + (1,060660172 - 1,060660172)2 + (0,71303076 -0,386224995)2 + (41,0897933 - 14,61403437)2 + (0,760035754 - 0,350785733)2+ (2,519101988 -0)2 + (1,633470589 - 0)2 + (1,678362717 - 0)2 = 26,70858359

Table 10. Hasil Perhitungan Jarak Antara Nilai Setiap Alternatif dengan Matriks Ideal

Negatif D1- 26,70858359 D2- 110,2392372 D3- 118,8433502 D4- 101,3239716 D5- 119,5489495 D6- 118,2141781 D7- 0,513374961 D8- 109,6054617

(10)

8. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif

Pada tahapan ini akan menggunakan data pada tahapan 7. Adapun perhitungannya sebagai berikut :

V1 = D1- / (D1- + D1+) = 26,70858359 / (26,70858359 + 93,0676682) = 0,222987305

Tabel 11. Nilai Preferensi Untuk Setiap Alternatif Hasil

Preferensi

Alternatif Rangking

V1 =

0,222987305 SMA Negeri 1 Sampit 7

V2 =

0,918657859 SMA Negeri 2 Sampit 4

V3 =

0,985197423 SMA Negeri 3 Sampit 1

V4 = 0,845099855 SMA Negeri 4 Sampit 5 V5 = 0,976723813 SMK Negeri 1 Sampit 2 V6 = 0,974638271 SMK Negeri 2 Sampit 3 V7 = 0,004274505 SMK Negeri 3 Sampit 8 V8 = 0,912177202 SMK Negeri 4 Sampit 6 3.3 Hasil

Berdasarkan hasil perhitungan dari seluruh data dengan menggunakan metode topsis, maka hasil akhir yang didapatkan dari perhitungan alternatif dan kriteria yaitu sebagai berikut.

Table 12. Hasil Penelitian Berdasarkan Perhitungan Preferensi

Alternatif Rangking Hasil Preferensi Hasil Preferensi (%) SMA Negeri 3 Sampit 1 98,51974233 98,52 SMK Negeri 1 Sampit 2 97,67238128 97,68 SMK Negeri 2 Sampit 3 97,46382709 97,47 SMA Negeri 2 Sampit 4 91,8657859 91,87 SMK Negeri 4 Sampit 5 84,50998553 84,51 SMA Negeri 4 Sampit 6 91,21772024 91,22 SMA Negeri 1 Sampit 7 22,2987305 22,3 SMK Negeri 3 Sampit 8 0,42745051 0,43

Hasil pada table diatas menunjukkan bahwa alternatif terbaik yaitu SMA Negeri 3 Sampit dengan nilai preferensi yaitu 0,985197423 atau 98,52% dengan alternatif dengan nilai terendah yaitu SMK Negeri 3 Sampit dengan nilai preferensi yaitu 0,004274505 atau 0,43%.

4. SIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian maka dengan adanya metode topsis ini, pelajar atau otang tua pelajar dapat mengambil keputusan untuk alternatif terbaik untuk memilih sekolah yang ingin dimasuki. Adapun hasil penelitiannya yaitu SMA Negeri 3 Sampit dengan nilai preferensi yaitu 0,985197423 atau 98,52% dengan alternatif dengan nilai terendah yaitu SMK Negeri 3 Sampit dengan nilai preferensi yaitu 0,004274505 atau 0,43%. Dari penelitian ini juga dapat digunakan untuk mendukung sebuah keputusan dalam mengambil keputusan yang memiliki nilai alternatif terbaik yang kedepannya dapat menjadi pertimbangan untuk memilih sekolah terbaik.

DAFTAR RUJUKAN

[1] Norjani, “Kualitas kelulusan siswa SMP di Kotim meningkat,” https://kalteng.antaranews.com, 2019. https://kalteng.antaranews.com/berita/ 323267/kualitas-kelulusan-siswa-smp-di-kotim-meningkat (accessed Sep. 17, 2020).

[2] M. Syafrizal, “Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) Melwin Syafrizal Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta,” J. Dasi, 2010.

[3] A. F. Siddiq, “Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode Technique for Order By Similarity To Ideal Solution (Topsis),” J. Sist. Inf., 2011.

(11)

N. Khasanah, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Istri Sholihah Dengan Menggunakan Metode TOPSIS,” Inf. Manag. Educ. Prof., 2017.

[5] D. K. Dewi, “Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Siswa Siswi Terbaik Sma Negeri 1 Kampung Rakyat Menggunakan Metode Topsis,” J. Pelita Inform. Vol. 17, Nomor 3, Juli 2018, 2018.

[6] F. Ariyanto and M. Muslihudin, “Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Sekolah Menengah Kejuruan (Smk) Unggulan Di

Wilayah Lampung Tengah

Menggunakan Metode Topsis,” J. TAM (Technology Accept. Model., 2015.

[7] M. C. Andri Syafrianto, S.Kom.,

“Modul Metode TOPSIS,”

https://forum.bundet.com, 2017. https://forum.bundet.com/d/1761-pengertian-metode-topsis/ (accessed Sep. 14, 2020).

[8] Kemdikbud, “SMA Negeri 1 Sampit,” http://sekolah.data.kemdikbud.go.id, 2020. http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/in dex.php/chome/profil/1FC595EA-910F-4948-ACF9 1194654DF19A (accessed Sep. 17, 2020).

[9] Kemdikbud, “SMA Negeri 2 Sampit,” http://sekolah.data.kemdikbud.go.id, 2020. http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/in dex.php/chome/profil/1FC595EA-910F-4948-ACF9 1194654DF19A (accessed Sep. 17, 2020).

[10] Kemdikbud, “SMA Negeri 3 Sampit,” http://sekolah.data.kemdikbud.go.id, 2020. mdikbud.go.id/index.php/chome/profi l/D1BB527B-23C1-428E-82F9-F89275360484 (accessed Sep. 17, 2020).

[11] Kemdikbud, “SMA Negeri 4 Sampit,” http://sekolah.data.kemdikbud.go.id, 2020. http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/in dex.php/chome/profil/0F90B4A8-01E2-4F97-820C-C4F80C5D7802 (accessed Sep. 17, 2020).

[12] Kemdikbud, “SMK Negeri 1 Sampit,” http://sekolah.data.kemdikbud.go.id, 2020. http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/in dex.php/chome/profil/DAD3256A-D5C2-48C1-80F5-DD29F4D08A7B (accessed Sep. 17, 2020).

[13] Kemdikbud, “SMK Negeri 2 Sampit,” http://sekolah.data.kemdikbud.go.id, 2020. http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/in dex.php/chome/profil/1F19FD2B-CCC2-41DA-93DB-CC48EBFD23D8 (accessed Sep. 17, 2020).

[14] Kemdikbud, “SMK Negeri 3 Sampit,” http://sekolah.data.kemdikbud.go.id, 2020. http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/in dex.php/chome/profil/B355F5AB-7135-4869-984F-780CC8502E9B (accessed Sep. 17, 2020).

[15] Kemdikbud, “SMK Negeri 4 Sampit,” http://sekolah.data.kemdikbud.go.id, 2020. http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/in dex.php/chome/profil/706659C2-7992-4500-BA35-1FB672F02FD4 (accessed Sep. 17, 2020).

Gambar

Gambar 7. Flowchart dari Proses Metode  Topsis
Table 2 Data Kriteria berdasarkan sifat dan bobot
Table 5 Matriks Keputusan Ternormalisasi (2)
Table 6. Bobot dari Setiap Kriteria
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji aktivitas anti mikroba menunjukkan bahwa asam usnat dapat digunakan untuk infeksi oleh bakteri penyebab bau badan dengan aktivitas paling kuat terhadap

bahwa dalam Pasal 133 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan

Berasal dari aktifitas ekonomi yang terjadi antara wisatawan dengan masyarakat lokal yang memiliki unit usaha dilokasi wisata tersebut. Keberadaan unit usaha

dalam menangapi ajaran yang di ajarkan oleh Abuya tersebut beliau berusaha menyakin kan mayrarakat tesebut agar bisa menerima ajaran yan tersebut dalam pengajaran Abuya

Berdasarkan hasil analisis dan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: 1) Variabel penyajian laporan keuangan daerah (X1)

Primer RGA7 yang mengamplifikasi fragmen LRR dan primer RGA8 yang mengamplifikasi fragmen NBS_MHDV merupakan primer kandidat untuk membedakan antara yang tanaman

Penelitian ini bertujuan menggambarkan tuturan berbahasa siswa dan respons guru terhadap tuturan berbahasa tidak santun siswa dalam pembelajaran bahasa Arab. Metode yang

Hasil penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh signifikan pengumuman ARA yang menyebabkan perbedaan harga saham, abnormal return , dan volume perdangangan saham