• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

7

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Noe dan Hollenbeck (2011:2), manajemen sumber daya manusia adalah kombinasi kebijakan, praktik dan sistem yang mempengaruhi kebiasaan, tingkah laku dan performa karyawan dalam aktivitas berorganisasi.

Menurut Sutrisno (2009:5), manajemen sumber daya manusia mempunyai definisi sebagai suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan secara terpadu.

Armstrong (2009:4) berpendapat bahwa manajemen sumber daya manusia adalah pendekatan yang terintegrasi, koheren dan strategis untuk mengelola perkembangan, kepegawaian, dan orang – orang yang bekerja dan terlibat didalam suatu organisasi.

Menurut Mathis dan Jackson (2009:4), sumber daya manusia merupakan proses pembentukan sistem manajemen untuk memastikan potensi yang dimiliki manusia dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Bangun (2012:6), manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, penggerakan, dan pengawasan, terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan ternaga kerja untuk mencapai tujuan organisasi.

Snell dan Bohlander (2010:4) berpendapat bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses yang mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan organisasi dan orang – orang yang menjalankannya.

(2)

2.1.2 Aktivitas Sumber Daya Manusia

Ada 7 aktivitas sumber daya manusia menurut Mathis dan Jackson (2009:43) yaitu sebagai berikut:

a. Perencanaan dan analisis sumber daya manusia

Perencanaan dan análisis sumber daya manusia ini digunakan sebagai langkah pencegahan akan perkembangan proses bisnis dimasa depan yang berpotensi untuk mempengaruhi karyawan dimasa depan. Kondisi ini memperkuat alasan bahwa sistem informasi sumber daya manusia merupakan elemen penting sebagai alat yang dapat digunakan untuk menghasilkan informasi yang tepat dan akurat. Hal ini semata – mata dilakukan untuk mempertahankan daya saing organisasi.

b. Kesetaraan kesempatan kerja

Kesetaraan hukum dan peraturan tentang kesempatan kerja mempengaruhi aktivitas sumber daya manusia yang sejalan dengan manajemen sumber daya manusia.

c. Pengangkatan pegawai

Tujuan dari pengangkatan pegawai adalah pemberian kompensasi yang memadai atas kontribusi individu – individu yang memenuhi kualifikasi untuk mengisi titik – titik tertentu dalam sebuah organisasi.

d. Pengembangan sumber daya manusia

Dimulai dengan pengenalan karyawan baru dan pengembangan sumber daya manusia, salah satunya dengan mengikuti pelatihan. Ketika kebutuhan atas bisnis dan pekerjaan yang berubah, diperlukan adanya pelatihan kembali agar performa karyawan tetap mengikuti perkembangan bisnis dan teknologi yang dinamis.

e. Kompensasi dan tunjangan

Kompensasi memberikan penghargaan kepada karyawan atas pelaksanaan pekerjaan melalui gaji, insentif dan tunjangan. Para pemberi kerja harus mengembangkan dan memperbaiki sistem upah dan gaji dasar. Selain itu, program insentif seperti pembagian keuntungan dan penghargaan produktivitas mulai

(3)

digunakan. Kenaikan yang cepat dalam hal biaya tunjangan, terutama tunjangan kesehatan, akan terus menjadi persoalan utama.

f. Kesehatan, keselamatan dan keamanan

Jaminan atas kesehatan fisik dan mental serta keselamatan para karyawan adalah hal yang sangat penting. Secara global, berbagai hukum keselamatan dan kesehatan telah menjadikan organisasi lebih responsif dan waspada terhadap persoalan kesehatan dan keselamatan. Keamanan dan keselamatan di tempat kerja menjadi penting karena sejalan dengan siklus hidup perusahaan.

g. Hubungan karyawan dan buruh/manajemen

Hubungan antara manajer dan karyawan mereka harus ditangani secara efektif. Manajemen dan karyawan berperan penting dalam kemajuan organisasi. Bekerja secara sinergi meningkatkan peluang tercapainya tujuan perusahaan.

2.1.3 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2007:21), fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian.

a. Perencanaan

Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi.

c. Pengarahan

Pengarahan (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan.

(4)

d. Pengendalian

Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan, agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana.

e. Pengadaan

Pengadaan (procurement/recruitment) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induk untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

f. Pengembangan

Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan.

g. Kompensasi

Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung (direct) dan tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan.

h. Pengintegrasian

Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan.

i. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.

j. Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal.

k. Pemberhentian

Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab – sebablainnya.

(5)

2.1.4 Pengertian Perekrutan

Menurut Mathis dan Jackson (2009:227), perekrutan merupakan suatu proses untuk menghasilkan individu atau kelompok calon karyawan pada suatu organisasi, dengan catatan calon karyawan tersebut memenuhi syarat untuk melakukan aktivitas pekerjaan yang ditentukan organisasi.

Menurut Snell dan Bohlander (2010:188), perekrutan merupakan proses mencari individu potensial yang memungkinkan untuk bergabung dengan organisasi. Selama proses ini, perusahaan berusaha untuk menginformasikan pelamar sepenuhnya tentang kualifikasi yang mereka butuhkan untuk pekerjaan tertentu dan kesempatan karir organisasi.

Menurut Noe dan Hollenbak (2011:7), perekrutan merupakan suatu proses dimana organisasi mencari calon karyawan yang memiliki potensi pengetahuan, keterampilan, karakteristik yang sesuai dengan kultur perusahaan sehingga dapat dimanfaatkan perusahaan untuk membantu mencapai tujuannya.

Menurut Yani (2012:75), perekrutan merupakan aktivitas yang mempengaruhi sejumlah dan berbagai tipe pelamar yang melamar suatu pekerjaan dan apakah pelamar menerima pekerjaan yang ditawarkan tersebut dan membantu organisasi dalam mencapai tujuan.

2.1.5 Pengertian Pelatihan

Menurut Mathis dan Jackon (2009:301), pelatihan merupakan sebuah proses peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dimana sumber daya manusia mendapatkan kemampuan lebih demi mencapai tujuan organisasi dengan baik.

Menurut Noe dan Hollenback (2011:7), pelatihan merupakan upaya terencana yang memungkinkan karyawan mempelajari yang pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Yani (2012:95), pelatihan merupakan suatu program yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu yang dilakukan secara rutin dan terperinci.

Maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan dan pengembangan dalam sumber daya manusia adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan kapasitas

(6)

potensi yang dimiliki agar menjadi sumber daya yang berkualitas baik dari segi pengetahuan, tingkat profesionalisme maupun keterampilan kerja.

2.1.6 Pengertian Gaji Pokok

Menurut Mathis dan Jackson (2009:420), banyak organisasi menggunakan dua kategori gaji pokok, per jam dan gaji tetap, yang didefinisikan berdasarkan cara imbalan kerja tersebut didistribusikan dan sifat dari pekerjaan. Imbalan kerja per jam merupakan cara pembayaran yang paling umum yang didasarkan pada waktu, dan karyawan yang dibayar berdasarkan jam kerja menerima upah (wage), yang merupakan imbalan kerja yang dihitung secara langsung berdasarkan jumlah waktu kerja. Sedangkan orang-orang yang menerima gaji (salary) mendapatkan imbalan kerja yang besarnya tetap untuk setiap periode tanpa menghiraukan jumlah jam kerja.

2.1.7 Pengertian Penghasilan Tidak Tetap

Menurut Mathis dan Jackson (2009:420), penghasilan tidak tetap merupakan kompensasi yang dihubungkan secara langsung dengan kinerja individual, tim atau organisasional. Jenis penghasilan tidak tetap yang paling umum untuk sebagian besar karyawan berupa pembayaran bonus dan program insentif. Eksekutif sering menerima penghargaan jangka panjang seperti opsi saham.

2.1.8 Pengertian Penggajian

Menurut Noe dan Hollenback (2011:8), penggajian merupakan balas jasa yang diberikan oleh suatu organisasi dalam bentuk kompensasi atas kinerja yang telah diberikan karyawan dalam membantu organisasi untuk mencapai tujuan. Dimana penggajian diberikan untuk memotivasi karyawan agar dapat bekerja dengan baik.

Menurut Warren (2008:489), Penggajian didalam akuntansi diartikan sebagai jumlah tertentu yang dibayarkan kepada karyawan untuk jasa yang diberikan selama periode tertentu.

Menurut Sugiyarso dan Winarni (2006:6), gaji merupakan balas jasa yang dibayarkan kepada pemimpin-pemimpin, pengawas- pengawas,

(7)

pegawai tata – usaha dan pegawai-pegawai kantor serta para manajer lainnya. Jumlah pembayaran gaji biasanya ditetapkan secara perbulan.

Maka dapat disimpulkan bahwa penggajian adalah suatu sistem yang menyajikan jumlah tertentu yang dibayarkan kepada pegawai yang telah memberikan jasa pada periode tertentu.

2.1.9 Fungsi Penggajian

Berdasarkan pendapat Romney dan Steinbart (2009:516), fungsi sistem informasi akuntansi pada siklus penggajian adalah untuk menghasilkan pengendalian internal yang memadai pada tujuan berikut:

a. Semua transaksi penggajian harus diotorisasi.

b. Semua transaksi penggajian yang disimpan harus benar.

c. Semua transaksi penggajian yang benar dan diotorisasi harus disimpan. d. Semua transaksi penggajian disimpan secara akurat.

e. Laporan penggajian harus sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku. f. Aset (kas dan data) harus disimpan secara aman dari kehilangan dan

pencuri.

g. Aktivitas siklus penggajian harus efisien dan efektif.

2.1.10 Pengertian Pajak Penghasilan

Dalam bukunya, Mardiasmo (2011:1) mengemukakan pengertian pajak sebagai iuran rakyat kepada negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat di paksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan, bahwa Pajak penghasilan 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa,dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri. Apabila orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri memperoleh penghasilan dan dikenakan PPh Pasal 21, maka menjadi wajib pajak orang pribadi dalam negeri.

(8)

2.1.11 Penghasilan Tidak Kena Pajak

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012, terhitung mulai 1 Januari 2013, PTKP (penghasilan tidak kena pajak) yang berlaku adalah sebagai berikut:

- Untuk diri WP Rp 24.300.000 - Tambahan WP Kawin Rp 2.025.000

- Tambahan untuk penghasilan istri digabung dengan penghasilan suami Rp 24.300.000

- Tambahan untuk anggota keluarga yang menjadi tanggungan (max 3 orang) @ Rp 2.025.000

Berikut ini besarnya PTKP sesuai dengan status perkawinan WP : - TK/0 = Rp 24.300.000

- K/0 = Rp 26.325.000 - K/1 = Rp 28.350.000 - K/2 = Rp 30.375.000 - K/3 = Rp 32.400.000

Untuk perhitungan PPh 21, besarnya PTKP maksimal adalah Rp 32.400.000, sedangkan untuk perhitungan PPh Orang Pribadi, besarnya PTKP maksimal menjadi Rp 56.700.000 untuk WP dengan status K/I/3.

2.1.12 Tarif Pajak Penghasilan

Tabel 2.1 Tarif pajak penghasilan

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

0 Sampai dengan Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) 5% ( lima persen) Di atas Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai

dengan Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)

15% (lima belas persen)

Di atas Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

25% (dua puluh lima persen)

Di atas Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) 30% (tiga puluh persen)

(9)

2.2. Sistem Informasi Akuntansi

2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Jones dan Rama (2006:6), sistem informasi akuntansi merupakan subsistem dari sebuah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi tentang akuntansi dan keuangan juga informasi lain yang didapatkan dari pemrosesan rutin atas suatu transaksi akuntansi.

Menurut Romney dan Steinbart (2009:28), sistem informasi akuntansi merupakan sebuah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan informasi dimana informasi tersebut diperuntukkan bagi para pengambil keputusan.

Menurut Sarosa (2009:13), sistem informasi akuntansi merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data sehingga menghasilkan informasi yang berguna dalam membuat keputusan. sistem informasi akuntansi bisa berupa kertas dan alat tulis (manual) maupun terkomputersasi penuh (serba otomatis) atau kondisi diantara keduanya (gabungan manual dan komputerisasi).

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem berbasis komputer yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data dengan tujuan untuk menghasilkan informasi keuangan yang berguna bagi pemakai di dalam dan di luar perusahaan.

2.2.2. Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Komponen sistem informasi akuntansi menurut Romney dan Steinbart (2009:28):

a. Orang yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi. b. Aktivitas prosedur dan instruksi, baik manual dan otomatis, yang terlibat

dalam proses pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan data tentang kegiatan organisasi.

c. Data tentang organisasi dan proses bisnis.

(10)

e. Infrastruktur informasi teknologi, termasuk komputer, perangkat, dan jaringan komunikasi perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan mengirimkan data dan informasi.

f. Pengendalian internal dan langkah-langkah keamanan yang menjaga data dalam sistem informasi akuntansi.

2.2.3. Manfaat Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Jones dan Rama (2006:7), manfaat SIA terdiri dari 5 komponen, yaitu:

a. Menghasilkan laporan eksternal

Dalam menjalankan proses bisnisnya, perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan yang memenuhi kebutuhan informasi bagi stakeholder.

b. Mendukung aktivitas rutin

Manager membutuhkan sistem informasi akuntansi untuk mendukung

aktivitas rutin di dalam perusahaan, seperti penerimaan pesanan, pengiriman barang, menagih pelanggan, dan menerima kas. Sistem komputer dan beberapa software akuntansi juga menangani aktivitas rutin.

c. Pengambilan keputusan

Informasi juga dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan non-rutin pada semua tingkat organisasi, termasuk informasi mengenai produk yang paling banyak terjual. Informasi ini sangat kritis dalam perencanaan produk baru, memutuskan produk apa yang harus tetap ada, dan pemasaran produk ke pelanggan.

d. Perencanaan dan pengendalian

Sistem Informasi dibutuhkan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian. Contoh, informasi mengenai anggaran dan biaya disimpan oleh sistem perusahaan, kemudian laporan yang dihasilkan digunakan untuk membandingkan anggaran dengan jumlah aktual. Menggunakan

scanner untuk mencatat item yang dibeli dan pendapatan hasil penjualan

memungkinkan user merencanakan dan mengendalikan secara detail. Sebagai contoh, analisis pendapatan dan beban dapat diselesaikan pada

(11)

digunakan pada spreadsheet atau program untuk meramalkan kenaikan dan arus kas.

e. Implementasi pengendalian internal

Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi aset perusahaan dari kerugian atau pencurian. Selain itu, pengendalian internal juga dapat memelihara data keuangan. Sangat mungkin untuk membangun pengendalian ke dalam sistem informasi akuntansi komputerisasi untuk membantu mencapai tujuan ini.

2.3 Human Resources Information System

2.3.1 Pengertian Human Resources Information System

Menurut Hendrickson dari jurnal “Human resource information

systems: Backbone technology of contemporary human resources” (2003), human resources information system merupakan sebuah sistem socio-technical yang terintegrasi dimana memiliki tujuan untuk mengumpulkan,

menyimpan dan menganalisa informasi yang terkait dengan departemen sumber daya manusia didalam organisasi yang menggabungkan hardware komputer dan aplikasi, dimana didalamnya terdapat manusia, kebijakan – kebijakan, prosedur dan data yang dibutuhkan untuk mengelola fungsi sumber daya manusia.

Menurut Khera & Gulati yang dikutip dari jurnal ”Human Resource

Information System and its impact on Human Resource Planning” (2012),

mengungkapkan fakta perkembangan human resources information system dengan mengutip hasil penelitian Siriwal Tevavichulada (1997), bahwa awalnya human resources information system diperuntukkan untuk mengatur karyawan karena fungsinya untuk menyimpan dan mengelola departemen sumber daya manusia tapi sekarang human resources information system tidak terbatas pada penyimpanan, tetapi mencakup berbagai bidang yang terkait dengan karyawan seperti perencanaan tenaga kerja, permintaan tenaga kerja dan pasokan peramalan, deskripsi pekerjaan untuk pekerjaan dan pelamar, rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, negosiasi, manajemen keluhan dan lain-lain.

(12)

Menurut Lomarga (2013:3) yang dikutip dari jurnalnya yang berjudul “Menciptakan Strategi Kompetitif Melalui Fungsi Sistem Informasi SDM”, dengan mengutip peryataan dari Kovach et al (2002), berpendapat bahwa sistem informasi sumber daya manusia adalah sebuah konsep pemanfaatan teknologi informasi dan karakteristik untuk pengelolaan yang efektif dari sistem informasi sumber daya manusia dianggap sebagai prosedur yang sistematis untuk mengumpulkan, menyimpan, memelihara, dan memulihkan data yang dibutuhkan oleh organisasi tentang sumber daya manusia mereka, kegiatan personil dan karakteristik dalam organisasi.

Menurut Hota yang dikutip dari jurnal “Implementation of ERP SaaS

Option for HRIS Reporting Practices” (2012), Human Resources Information Systemdidefinisikan sebagai aplikasi berbasis komputer untuk merancang dan

memproses data – data yang terkait dengan aktivitas sumber daya manusia. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa human

resources information system merupakan sistem komputerisasi yang

menyediakan data terbaru dan akurat dengan tujuan pengendalian dan pengambilan keputusan yang terintegrasi satu sama lain unutk pengelolaan sumber daya manusia yang baik.

2.3.2 Keunggulan Human Resources Information System

Hussain, Wallace dan Cornelius (2007) didalam jurnalnya “The Use

and Impact of Human Resource Information Systems on Human Resource Management Professionals. Information & Management” berpendapat bahwa

penggunaan Human Resources Information System secara strategis dapat memberikan nilai tambah terhadap suatu perusahaan.Menurut Benfatto yang dikutip dari jurnalnya “Human Resource Information Systems and The

Performance of The Human Resource Function” (2010), Human Resources Information System memiliki beberapa manfaat:

a. Mengurangi process cost b. Mengurangi administrative cost c. Mengurangi response time d. Meningkatkan produktivitas

(13)

Kasim, Ramayah dan Kurnia dari jurnal “Antecedents and Outcomes

of Human Resource Information System (HRIS) Use” berpendapat bahwa

penggunaan Human Resources Information System tidak terbatas pada penggunaan hardware komputer dan penggunaan aplikasi yang membentuk suatu kesatuan system saja, tetapi Human Resources Information System juga mencakup orang – orang yang terlibat, kebijakan perusahaan, ketetapan prosedur dan data – data yang digunakan untuk mengelola fungsi dari sumber daya manusia.

Pendapat lain yang dikutip dalam jurnal yang ditulis oleh Altaraweh dan Al-Shqairat yaitu “Human Resource Information Systems in Jordanian

Universities” (2010:2), mengungkapkan manfaat HRIS yang dikutip dari

Teze (1973), Will dan Hammond (1981), Lederer (1984), Ngai dan Wat (2006), dimana manfaat HRIS adalah akurasi data yang dihasilkan, akses terhadap informasi yang cepat dan penghematan biaya.

2.4 Object Oriented Analysis Design (OOAD)

2.4.1 Object Oriented Analysis Design (OOAD)

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:60) Object Oriented

Analysis (OOA) adalah semua jenis objek yang melakukan pekerjaan dalam

sistem dan menunjukkan interaksi apa saja yang dibutuhkan pengguna untuk menyelesaikan tugas tersebut.

Object Oriented Design (OOD) adalah semua jenis objek yang

dibutuhkan dapat berkomunikasi dengan orang dan perangkat pada sistem, menunjukkan bagaimana objek tersebut berinteraksi untuk menyelesaikan tugas dan menyempurnakan definisi dari tiap jenis objek sehingga dapat diimplemetasikan dengan bahasa tertentu atau lingkungan.

2.4.2 Unified Model Language (UML)

Menurut Rama dan Jones yang diterjemahkan oleh Wibowo (2008:60-61) Unified Model Language (UML) adalah bahasa pemodelan untuk menspesifikasi, visualisasi, membangun dan mendokumentasikan suatu sistem informasi.UML tersebut dikembangkan sebagai alat untuk analisis objek yang berorientasi dan desain dan dapat digunakan untuk memahami sistem informasi serta dokumentasi dari sistem informasi tersebut.

(14)

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:46), Unified Model

Language (UML) adalah suatu set standar konstruksi model dan notasi yang

dikembangkan secara spesifik dalam pengembangan berorientasi objek. Dengan UML, analis dan pengguna akhir dapat digambarkan dan dipahami dalam diagram spesifik yang digunakan dalam proyek pengembangan sistem.

2.4.3 Unified Process (UP)

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:667) Unified Process

(UP) adalah metodologi pengembangan sistem berorientasi obyek yang

ditujukan untuk menyempurnakan metodologi yang menggunakan UML untuk model sistem dan mendeskripsikan siklus hidup pengembangan sistem baru dan adaptif. UP sekarang diakui sebagai metodologi pengembangan sistem standar untuk pengembangan sistem berorientasi objek. UP memiliki 4 fase utama, dimana masing – masing fase melambangkan goal atau pengaruh utama pada setiap bagian dari proyek pengembangan sistem. 4 fase tersebut adalah:

a. Inception

Didalam fase ini dibahas tentang perencanaan dan pengembangan visi, perkiraan sistem yang akan dibuat, membuat bussines case, menentukan ruang lingkup, dan menghasilkan estimasi biaya dan jadwal.

b. Elaboration

Fase ini menjelaskan tentang penentuan visi, mengidentifikasi dan menjelaskan semua persyaratan pembuatan sistem, finalisasi ruang lingkup, merancang dan mengimplementasikan arsitektur inti dan fungsi, mengatasi risiko tinggi, dan menghasilkan perkiraan yang realistis untuk biaya dan jadwal.

c. Construction

Didalam fase ini secara iteratif menerapkan elemen – elemen yang memiliki risiko rendah dan dapat diprediksi dan melakukan persiapan untuk pengimplementasian.

(15)

d. Transition

Fase terakhir dari UP ini dilakukan dengan menyelesaikan beta

test dan proses implementasi sehingga user dapat menggunakan

sistem tersebut didalam aktivitas bisnis mereka.

2.4.4 Activity Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:141), activity diagram adalah suatu diagram alur kerja yang dapat menggambarkan berbagai aktivitas pengguna, siapa yang melakukan aktivitas tersebut dan aliran sekuensial dari aktivitas tersebut.

Gambar 2.1 Activity diagram symbols Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd, 2010:142

(16)

Tabel 2.2 Penjelasan notasi activity diagram

Merupakan area didalam activity

diagram yang menggambarkan

aktivitas dari suatu agents Merupakan simbol yang menggambarkan awal dari suatu

aktivitas

Merupakan simbol yang menggambarkan urutan dari setiap

aktivitas yang ada

Merupakan simbol yang mewakili aktivitas yang dilakukan Merupakan simbol yang menggambarkan proses penggabungan atau pemisahan dari

suatu aktivitas yang dilakukan Merupakan simbol yang menggambarkan sebuah keputusan

yang terjadi pada suatu aktivitas Merupakan simbol yang menggambarkan akhir dari suatu

aktivitas Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd, 2010:141

2.4.5 Event Table

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:169) Event table merupakan katalog dari usecase yang daftar kejadian di rincikan dalam baris dan bagian kunci informasi dalam setiap kejadian dirincikan dalam kolom.

(17)

Gambar 2.2 Information about each event

and the resulting use case in an event table.

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd, 2010:169

2.4.6 Use Case Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:242) Use Case Diagram adalah diagram yang dapat dengan mudah mendokumenatsikan kejadian pada interaksi pengguna dan sistem, sehingga dapat membantu mengidentifikasi berbagai macam proses yang dilakukan pengguna dan sistem yang saling mendukung proses tersebut.

Gambar 2.3 Simple use case with an actor Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd, 2010:243

(18)

Tabel 2.3 Penjelasan notasi use case diagram

Merupakan batasan sistem yang membedakan komponen yang berada

didalam sistem dan aktor Merupakan simbol yang menggambarkan aktor dan peran

aktor dalam berinteraksi dengan sistem

Merupakan simbol yang menghubungkan aktor dengan use

case

Merupakan simbol yang menggambarkan use case dari sebuah

sistem Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd, 2010:243

2.4.7 Use Case Description

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:171) Use Case

Description merupakan gambaran mengenai urutan tertentu dari tahapan yang

ada di use case, karena use case itu sendiri memiliki beberapa skenario yang berbeda di dalamnya. Use case description memiliki 3 tingkatan dalam perinciannya, yaitu Brief Description, Intermediate Descriptiom, dan

(19)

Tabel 2.4 Fully Developed Use Case Description

Use Case Name : Scenario :

Triggering Event : Brief Description : Actors :

Related Use Cases : Stakeholders : Preconditions : Postconditions:

Flow of Activities : Actor System

Exceptions Conditions :

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd, 2010:171

Penjelasan bagian dari use case description adalah sebagai berikut:

a. Use case name merupakan penamaan use case yang menggunakan

kata kerja.

b. Scenario merupakan gambaran proses.

c. Triggering event mengidentifikasikan pemicu dalam hal kegiatan

bisnis jika pelakunya adalah orang atau organisasi. Aktivitas sistem memicu use case yang diprakarsai oleh pelaku sistem. d. Brief description merupakan penjelasan mengenai tujuan use case

dan nilai yang akan didapatkan oleh actor.

e. Actor merupakan orang yang menjalankan atau berperan dalam

hal kegiatan bisnis.

f. Related use cases merupakan use case yang terkait.

g. Stakeholder merupakan aktor pendukung.

h. Preconditions merupakan kondisi yang harus dipenuhi sebelum use case ini dijalankan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan singkat atau dapat pula berupa nama use

(20)

i. Postconditions merupakan batasan pada keadaan sistem

setelah use case ini diesksekusi dengan baik. Dapat berupa nama use case.

j. Flow of activities merupakan aliran peristiwa yang penggunaannya berisi informasi yang paling penting dan berasal dari penggunaan kasus modeling. Flow activities menjelaskan aliran use case tentang peristiwa yang cukup jelas bagi orang luar untuk dapat dipahami.

k. Exceptions conditions merupakan definisi sistem dari kesalahan

data atau kondisi yang bisa terjadi untuk setiap langkah dalam keadaan normal dan alternative aliran.

2.4.8 Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:187), class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi dari kelas, objek, dan atribut serta menjelaskan hubungan satu sama lain seperti asosiasi, pewarisan, dan lain-lain.

Gambar 2.4 Internal symbols used to define a design class Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd, 2010:187

(21)

Tabel 2.5 Penjelasan notasi class diagram

Merupakan kolom yang berisi nama dari suatu kelas

Merupakan kolom yang berisi atribut – atribut yang dimiliki suatu

kelas tertentu Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd, 2010:187

2.4.9 Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:252) sequence diagram adalah diagram yang menunjukkan urutan dari pesan antara actor eksternal dan sistem berdasarkan use case atau skenario, digunakan untuk menjelaskan interaksi objek dan keputusan dokumen desain.

Gambar 2.5 Simple Sequence Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd, 2010:253

(22)

Tabel 2.6 Penjelasan notasi sequence diagram

Merupakan simbol yang menggambarkan aktor yang

berinteraksi dengan sistem

Merupakan simbol yang menggambarkan urutan pesan atau aktivitas sistem dari atas ke bawah

Merupakan simbol yang

menggambarkan pesan yang diberikan oleh aktor kepada sistem (input)

Merupakan simbol yang menggambarkan objek atau sistem

Merupakan simbol yang menggambarkan respon yang dihasilkan oleh sistem (output)

2.4.10 First-Cut Design Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:413), first-cut design

class diagram inidikembangkan dengancara memperluas domain model.

Dalam pembuatannya diperlukan dua langkah, yaitu:

a. Menguraikan atribut dengan jenis dan informasi nilai awal

b. Menambahkan panah navigation visibility yang berfungsi untuk menjelaskan objek yang dapat berinteraksi satu sama lain.

(23)

Gambar 2.6 First-Cut Design Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd, 2010:413

2.4.11 User Interface

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:531) user interface adalah sauatu rancangan untuk input dan output yang terlibat untuk setiap use

case yang digunakan ketika pengguna berinteraksi dengan komputer untuk

melaksanakan tugas. Pada Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:541) dijelaskan bahwa dalam melakukan desain interface, harus mengacu kepada suatu aturan seperti Eight Golden Rules for Designing Interactive Interfaces dari Ben Shneiderman, delapan aturan emas dalam mendesain interface yang interaktif tersebut adalah sebagai berikut:

(24)

a. Konsistensi

Menitik beratkan pada kesamaan desain tata letak menu, ukuran, bentuk ikon, form, dan tata letak layar bantuan.

b. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut

Untuk mengefisiensikan waktu, terdapat tampilan yang menyediakan shortcut untuk mengurangi beberapa tahapan dalam proses interaksi.

c. Memberikan umpan balik yang informatif

Dalam setiap tindakan atau tahapan interaksi, desainer system sebaiknya menyediakan fasilitas umpan balik dari komputer sehingga pengguna mengetahui bahwa tindakannya terhadap komputer tersebut telah diakui. Umpan balik tersebut bisa berupa peringatan bahwa ada kesalahan, atau sekedar memberitahu pengguna apabila tindakannya telah dieksekusi sistem dengan baik.

d. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan

Rancangan dialog pada sistem harus terorganisir dalam urutan, dari adanya ‘awal’, ‘tengah’, dan ‘akhir’. Sehingga pengguna akan terkonfirmasi bahwa tugas telah selesai dan bisa menjadi acuan pengguna untuk memulai tugas berikutnya.

e. Menyediakan penanganan kesalahan yang sederhana

Sistem harus dapat meminimalisir kesalahan dengan memberikan bantuan kepada pengguna apabila memang terjadi kesalahan, bantuan tersebut berupa peringatan akan kesalahan dan cara penanganan yang sangat sederhana.

f. Mengijinkan untuk kembali pada tindakan sebelumnya

Memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil keputusan apakah tindakannya akan dibatalkan atau dikembalikan pada tahapan sebelumnya. Aturan ini memberikan kemudahan pada pengguna untuk mengembalikan kesalahan ke kondisi awal dengan adanya tombol cancel untuk membatalkan tindakan, sekaligus mencegah kesalahan yang dapat terjadi.

(25)

g. Mendukung tempat pengendalian internal

Pengguna ingin dapat mengontrol sistem tersebut dan sistem menanggapi tindakan yang dilakukan oleh pengguna bukan sebaliknya.

h. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Desainer sistem diharuskan untuk mendesain sistem dengan tampilan yang mudah diingat oleh pengguna, karena ada keterbatasan dalam ingatan manusia yang memungkinkan akan menghambat kelancaran dari proses interaksi dengan system.

(26)

2.5 Kerangka Berpikir KERANGKA PIKIR PERENCANAAN Penentuan Awal 1. Latar belakang Penelitian 2. Ruang lingkup Penelitian

3. Tujuan dan manfaat 4. Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitan 1. Penelitian Kepustakaan 2. Penelitian Lapangan, terdiri

dari - Wawancara - Studi Dokumentasi - Observasi ANALISIS Analisis Data 1. Profil Perusahaan 2. Struktur organisasi, tugas dan wewenangnya 3. Gambaran sistem yang berjalan

Teori yang digunakan: 1. Sistem Human

Resources Management

2. Object Oriented

Analysis and Design (OOAD) oleh Satzinger, Jackson dan Burd

Identifikasi masalah dalam sistem berjalan

Rekomendasi solusi terhadap masalah yang terjadi

SIMPULAN DAN SARAN PERANCANGAN

Hasil analisis direpresentasikan ke dalam fitur rancangan berbentuk Object Oriented Analysis & Design (OOAD)

Gambar

Tabel 2.1 Tarif pajak penghasilan
Gambar 2.1 Activity diagram symbols  Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd, 2010:142
Tabel 2.2 Penjelasan notasi activity diagram
Gambar 2.2 Information about each event  and the resulting use case in an event table
+7

Referensi

Dokumen terkait

atau guludan memotong lereng + rorak setiap jarak 4.5 m pada pertanaman sayuran searah lereng dapat sebagai alternatif untuk mengendalikan erosi hingga lebih

manajemen laboratorium serta peningkatan sarana dan prasarana yang terkait dengan pengujian Obat dan Makanan.. Penguatan Institusi melalui peningkatan sarana dan prasarana

Духовни рад као позив Veber, Maks scc# монографска

Stelah perdebatan sengit antara para duta besar dari 16 negara anggota NATO, maka tanggal 11 Februari 1994, NATO mengeluarkan ultimatum sebagai berikut: (1)

Jika kita pahami dengan apa yang terjadi pada masa sekarang ini, selepas berakhirnya Perang Dingin memang masa damai dapat dirasakan, ketakutan akan

Berdasarkan penjelasan latar belakang yang sudah diketengahkan oleh penulis pada bab pertama skripsi ini, yang menjelaskan tentang ketertarikan penulis untuk

NIP 195706161978031001 Penata Tk.I/Penyuluh Pertanaian UPT Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan Kec... Tilatang

Sebuah sumber sekunder merupakan kesaksian daripada siapapun yang bukan merupakan saksi pandangan-mata, yakni dari seseorang yang tidak hadir pada peristiwa yang