• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian

Pada proses penelitian ini tentunya peneliti telah menentukan lokasi dimana penelitian ini dilakukan. Waktu penelitian akan dilakukan mulai bulan Juni 2017. Penelitian akan dilakukan di store BreadLife di Jakarta Selatan dalam waktu yang fleksibel. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah konsumen roti

BreadLife yang pernah mengkonsumsi maupun belum pernah mengkonsumsi roti BreadLife.

B. Desain Penelitian

Jenis penilitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kausalitas, yaitu penelitian dengan maksud mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dan menunjukkan arah hubung antara variabel bebas dan variabel terikat, Kuncoro dalam Suharsono (2007).

Adapun teknik dalam pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini didukung oleh data primer dan data sekunder. Menurut Istijanto (2009) data primer adalah data asli yang dikumpulkan secara langsung dari sumbernya dari peneliti untuk menyatakan masalah risetnya secara khusus.

Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner atau angket kepada customerBreadLife di Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dan jenis penelitiannya studi kasus didukung

(2)

dengan survei. Sifat penelitian ini adalah penelitian penjelasan (Explanatoring

Research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk memaparkan dan menjelaskan

sifat suatu keadaan yang sedang berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari gejala tersebut.

C. Definisi dan Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2012) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini teridentifikasi variabel-variabel antara lain yaitu :

a) Variabel Terikat (Dependent Variable)

adalah sejumlah gejala dengan berbagai faktor didalamnya yang ada ditentukan atau dipengaruhi oleh adanya variabel lain (Sugiyono, 2012). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah brand equity(Y).

b) Variabel Bebas (Independent Variable)

adalah sejumlah gejala dengan berbagai faktor yang didalamnya menentukan atau mempengaruhi adanya variabel-variabel yang lain (Sugiyono,2012). Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah brand awareness(X1), perceived quality(X2), brand

association(X3), dan brand loyalty(X4).

Definisi operasionalisasi variabel menurut Sugiyono (2012) adalah segala sesuatu yang berbentukapa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

(3)

kesimpulannya. Agar data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat diukur, maka dikemukakan pengertian terhadap variabel yang akan diukur sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasional Variabel Brand Awareness Variabel Definisi Variabel Dimensi Indikator Brand Awareness (Sumarwan, 20011) kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakanbagia n dari kategori merek tertentu. Suatu mekanisme untuk memperluas pasar merek dengan meningkatkan kesadaran. Kemudian kesadaran tersebut dapat mempengaruhi persepsi konsumen dan berprilaku Unaware of Brand (Tidak menyadari merek) 1. Dapat mengenali merek Breadlife dengan mudah 2. Kesadaran akan suatu merek Breadlife Brand Recognition (Pengenalan Merek) 1. Merek Breadlifeyang tidak asing di konsumen 2. Mampu mengenali satu merek dengan merek yang lain

Brand Recall

(pengingatan kembali merek)

1. Simbol atau Logo

Breadlife yang

mudah diingat 2. Mengetahui

gambaran umum tentang suatu merek

Top of Mind (Puncak

Pikiran) 1. Mampu mengenali merek BreadLife

(4)

Tabel 3.2

Operasional Variabel Perceived Quality Variabel Definisi

Variabel Dimensi Indikator

Perceived Quality (Aaker, 2009) persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan sehubungan dengan tujuan yang diinginkannya, disbanding dengan alternatif-alternatif lain

Kinerja (Performance) 1. Produk roti Breadlife enak dan lezat

2. Kualitas roti BreadLife yang bermutu tinggi Pelayanan (Serviceability) 1. Karyawan mampu memberikan pelayanan secara tepat waktu 2. Karyawan memakai seragam, serta berpenampilan rapi Ketahanan (Durability) 1. Produk roti

BreadLife yang tidak

cepat basi

2. Tidak menggunakan pengawet

Kehandalan(Reliability) 1. Rasa roti yang tidak berubah 2. Kualitas roti BreadLife menggunakan bahan alami Karakteristik produk

(Features) 1. Varian roti yang ditawarkan

BreadLife berbeda

dengan roti lainnya 2. Tekstur roti yang

ditawarkan

BreadLife lembut

dan tidak keras Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance with Specifications) 1. Ukuran roti BreadLife sesuai dengan harapan 2. Tidak ada roti yang

(5)

Hasil (Fit and Finish) 1. Kepercayaan terhadap kualitas 2. Merek BreadLife

akan terus memiliki kualitas yang konsisten

Tabel 3.3

Operasional VariabelBrand Association Variabel Definisi

Variabel Dimensi Indikator

Brand Association (Aaker, 2009) asosiasi merek merupakan segala sesuatu yang secara langsung atau tidak langsung terkait dalam ingatan pelanggan terhadap merek. Asosiasi yang melekat dalam perusahaan dan pada mereknya dapat menjadi asset bisnis utama yng tahan lama karena mencerminkan posisi strategis merek

Atribut produk (Product

Atributes) 1. Keunikan merek disbanding merek lain

Atribut tak berwujud

(Intangibles) 1. Karakteristik merek yang unik 2. Merek sangat

familiar dengan konsumen Manfaat bagi pelanggan

(Customer Benefits) 1. Produk BreadLife sehat dan roti

bersih

2. Produk roti

BreadLife mudah

didapat Harga relatif (Relatives

Price) 1. Merek terasosiasi dengan BreadLife harga yang terjangkau

Pengguna/Pelanggan

(Use/Customer) 1. Merek terasosiasi dengan BreadLife keluarga

2. Konsumen

BreadLife yang

beragam Orang Terkenal/Biasa

(Celebrity/Person) 1. Kesukaan kepercayaan dan terhadap merek

(6)

Gaya Hidup atau Kepribadian (Life style

or personality)

1. Merek roti

BreadLife praktis

untuk dikonsumsi

Kelas Produk (Product

class) 1. Merek BreadLife ekonomis roti

Pesaing (Competitors) 1. Kemiripan varian roti dengan pesaing Negara/Wilayah Geografis(Country/Geo graphic area) 1. Merek roti BreadLife terasosiasi dengan budaya Jepang Penggunaan/Aplikasi

(Use/Application) 1. Merek Breadlife roti

menggunakan teknologi handal

Tabel 3.4

Operasional VariabelBrand Loyalty

Variabel Definisi Variabel Dimensi Indikator Brand Loyalty (Rangkuty, 2008) loyalitas merek adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Loyalitas merek merupakan inti dari brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam

pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang Berpindah-pindah (Switcher/Price Buyer)

1. Mencoba roti merek lain selain roti

BreadLife

Pembeli yang bersifat kebiasaan (Habitual

Buyer)

1. Sering membeli roti merek Breadlife

Pembeli yang merasa

puas (Satisfied Buyer) 1. Puas membeli roti Breadlife

Menyukai merek

(Liking the Brand) 1. Akan merekomendasikan roti merek Breadlife kepada orang lain 2. Akan membeli

(7)

pelanggan pada

sebuah merek. Breadlife

Pembeli yang berkomitmen

(Committed Buyer)

1. Memiliki rasa loyal 2. Tidak akan

berpindah ke roti merek lain

Tabel 3.5

Operasional VariabelBrand Equity

Variabel Definisi Variabel Dimensi Indikator Brand Equity (Sumarwan, 2011) seperangkat asosiasi dan perilaku yang dimiliki oleh pelanggan merek, anggota saluran distribusi, dan perusahaan yang memungkinkan suatu merek mendapatkan kekuatan, daya tahan, dan keunggulan yang dapat membedakan dengan merek pesaing. Kesadaran merek

(brand awareness) 1. Tetap memilih produk BreadLife walaupun ada merek roti lain Mutu yang dirasakan

(perceived quality) 1. Tetap memilih roti BreadLife meskipun

ada varian dan kualitas produk yang sama Asosiasi merek (brand

association) 1. Masuk akal membeli roti merek

Breadlife

Kesetiaan merek

(brand loyality) 1. Jika merek lain lebih bagus daripada BreadLife, tetap memilih dan membeli BreadLife

D. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam kuesioner menggunakan skala likert, yaitu dengan menjabarkan variabel yang akan diukur menjadi indikator variabel.

(8)

Jawaban tersebut memiliki instumen dari yang sangat positif sampai sangat negatif.

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2012).Jawaban dari setiap instrumen pernyataan atau pertanyaan yang menggunakan skala likert ini akan menghasilkan skor seperti yang terlihat dalam instrumen dibawah ini:

a. Sangat Setuju = Skor 5 b. Setuju = Skor 4 c. Cukup Setuju = Skor 3 d. Tidak Setuju = Skor 2

e. Sanagat Tidak Setuju = Skor 1

E. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusatperhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian(Ferdinand, 2014). Sehingga dapat dikatakan juga bahwa populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian.Populasi dalam penelitian ini yaitu konsumen di gerai BreadLife Jakarta Selatan.

(9)

2. Sampel Penelitian

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

Accidental sampling yang merupakan bagian dari teknik nonprobability sampling.

Bentuk pengambilan sampel ini berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti ini dan dianggap cocok menjadi sumber data akan menjadi sampel penelitian ini (Sugiyono, 2012).

Penentuan jumlah sampel minimum menurut Hair et al (Ferdinand, 2014) adalah tergantung pada jumlah indikator dikalikan lima hingga dengan sepuluh. Ukuran sampel yang sesuai adalah antara 100-200 sampel. Penentuan jumlah sample yang representatif tergantung pada jumlah indikator dikali 5 hingga 10 (Ferdinand, 2014) sehingga jumlah sampel yang representatif pada penelitian ini adalah:

Tabel 3.6

Cara Perhitungan Sample

Minimal Maksimal

Jumlah Total Indikator x 5 Jumlah Total Indikator x 10

(10)

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Angket/Kuesioner

Angket/kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada konsumen yang menjadi responden adalah konsumen BreadLife.

2. Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal, yang tidak hanya menyatakan kategori, namun juga menyatakan peringkat kategori tersebut.

G. Metode Analisis

Analisis data merupalan suatu proses penyerdehanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Dengan menggunakan analisis metode deskriptif kuantitatif, diharapkan hasil pengukuran yang lebih akurat tentang respon yang diberikan oleh responden, sehingga data yang berbentuk angka tersebut dapat diolah dengan metode statistik.

1. Analisis Deskriptif

a) Karakteristik Responden

Mendeskripsikan karakteristik demografi responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan lama bekerja.

(11)

b) Karakteristik Variabel

Mendeskripsikan jawaban responden untuk masing-masing kuisioner yaitu dengan melihat berapa banyak jawaban responden untuk setiap kategori jawaban 1 (STS), 2 (TS), 3 (N), 4 (S), dan 5 (SS).

2. Partial Least Square (Smart-PLS Versi 3.0)

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Struktual Equation Modelling (SEM) yang merupakan salah satu metode yang saat ini digunakan untuk menutup kelemahan yang ada pada metode regresi. Pada penelitian ini dependent variable lebih dari satu yaitu kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Untuk itu, suatu model yang berbentuk struktur banyak

dependent variable, dapat dianalisis dengan menggunkan teknik Strutual Equation Modeling (SEM). SEM adalah suatu teknik statistika untuk menguji dan

mengestimasi hubungan kausal dengan analisi factor dan analisi jalur (Abdillah dan Jogiyanto, 2015). SEM adalah pengembangan dari General Linier Model

(GLM) dengan regresi berganda sebagi bagian utamanya. Namun, SEM lebih

andal, ilustratif dan kokoh dibandingkan dengan teknik regresi ketika memodelkan interaksi, non-linearitas, error pengukuran, korelasi error terms dan korelasi antarvariabel laten yang diukur oleh indikator berganda. SEM juga tepat digunakan sebagai alternatif jalur dan analisis data runtun waktu (time series) yang berbasis kovarian. Dalam penelitian ini penulis memilih SEM pendekatan

Variance Based SEM yang lebih dikenal dengan Partial Least Square (PLS). Analisis Partial Least Square (PLS) adalah teknis statistika multivariat yang

(12)

melakukan perbandingan anatar variabel dependen berganda dan variabel independen berganda (Abdillah dan Jogiyanto, 2015). PLS adalah salah satu metode statistika SEM berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalah spesifik pada data, seperti ukuran sampel pnelitian kecil, adanya data yang hilang (missing values) dan multikolinearitas. Metode ini dimaksudkan untuk causal-predictiveanalysis dalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah. PLS memiliki tujuan untuk mencari hubungan linear prediktif antar variabel (component based

predictive model) (Ghozali, 2014).

Partial Least Square(PLS) agvnalisis adalah sebuah alternatif untuk

regresi Ordinary Least Square (OLS), korelasi kanonik, atau berbasis kovarians model persamaan struktural (SEM) dari sistem variabel independen dan respon(Garson, 2016). Bahkan, PLS kadang-kadang disebut "komposit berbasis SEM", "komponen berbasis SEM", atau "varian berbasis SEM", berbeda dengan "berbasis kovarians SEM," yang merupakan jenis biasa (misalnya, dilaksanakan oleh Amos , SAS, Stata, Mplus, LISREL, EQS dan paket perangkat lunak utama lainnya).

Di bagian sisi respon, PLS dapat menghubungkan set variabel independen ke beberapa dependent (respon) variabel. Di sisi prediktor, PLS dapat menangani banyak variabel independen, bahkan ketika predictor menampilkan multikolinearitas. PLS dapat diimplementasikan sebagai model regresi, memprediksi satu atau lebih tanggungan dari satu set dari satu atau lebih independen atau dapat diimplementasikan sebagai model jalur, penanganan jalur

(13)

kausal berkaitan prediktor serta jalur yang berkaitan prediktor dengan respon variabel. PLS diimplementasikan sebagai model regresi dengan SPSS dan oleh SAS PROC PLS. SmartPLS adalah implementasi yang paling umum sebagai model jalan.

Untuk menguji hipotesis dan menghasilkan suatu model yang layak (fit), metode analisis dalam penelitian ini menggunakan Component atau Variance

Based Structural Equation Modeling dimana dalam pengolahan datanya

menggunakan program Partial Least Square (Smart-PLS) versi 3.0. PLS (Partial

Least Square) adalah model alternative dari covariance based SEM. PLS

dimaksudkan untuk causal-perdictive analysis dalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah dengan responden kurang dari 100 (Ghozali, 2014). Tujuan PLS adalah mencari hubungan linear prediktif optimal yang ada pada data. Walaupun PLS dapat juga digunakan untuk mengkonfirmasi teori, tetapi dapat juga digunakan untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variable laten. Seperti dinyatakan oleh Wold dalam Ghozali (2014) Partial

Least Square (PLS) merupakan metode analisis seperti powerfull oleh karena

tidak didasarkan banyak asumsi, data tidak harus terdistribusi normal

multivariate, dan sample tidak harus besar.

Langkah-langkah pengujian yang akan dilakukan sebagai berikut:

1. Evaluasi Measurement Model (Outer Model)

Outer model sering juga disebut (outer relation atau measurement model)mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan

(14)

variabel latennya. Persamaan outer model untuk konstruk refletif dapat disusun sebgai berikut:

x = ^x ξ + ^x

y =^yη + ^y

Dimana x dan y adalah indikator atau manifest variabel untuk variabel laten eksogen dan endogen ξ dan η, sedangkan ^x dan ^y merupakan matrik loading yang menggambarkan koefisien regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dan indikatornya. Residual yang diukur dengan ^x dan ^x dapat diinterprestasikan sebagai kesalahan pengukuran (Ghozali, 2014).

a). Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrument penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper et al, 2006) (Dalam Abdillah dan Jogiyanto Hartono, 2015).

1) Convergent Validity

Pengujian Convergent Validity dari masing-masing indikator konstruk. Menurut Chin dalam (Ghozali, 2014), suatu indikator dikatakan mempunyai valid yang baik jika nilainya lebih besar dari 0,70, sedangkan

loading factor 0,50 sampai 0,60 dapat dianggap cukup. Berdasarkan

kriteria ini bila ada loading factor dibawah 0,60 maka akan di drop dari model.

(15)

2) Discriminant Validity

Pengujian Discriminant validity, indikator refleksif dapat dilihat pada

cross-loading antara indicator dengan konstruknya. Suatu indikator

dinyatakan valid jika mempunyai loading factor tertinggi kepada konstruk yang dituju dibandingkan loading factor kepada konstruk lain. Dengan demikian, kontrak laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok yang lain. Metode lain untuk melihat discriminant validity adalah dengan melihat nilai square root of

average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara

konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Berikut ini rumus menghitung AVE.

Tabel 3.7

Parameter Uji Validitas dalam Model Pengukuran PLS

Uji Validitas Parameter Rule of Tumbs

Convergent Validity Faktor Loading Lebih dari 0,7

Average Variance

Extracted (AVE) Lebih dari 0,5 Communality Lebih dari 0,5 Discriminant Validity Akar AVE dan korelasi

variable laten Cross Loading

Akar AVE > Korelasi variable laten

Lebih dari 0,7 dalam suatu variabel

(16)

b) Uji Reliabilitas

Selain uji validitas, PLS juga melakukan uji reliabilitas untuk mengukur konsistensi internal alat ukur. Reabilitas menunjukan akurasi, konsistensi dan ketepatan suatu lata ukur dalam melakukan pengukuran (Hartono, 2008) (Dalam Abdillah dan Jogiyanto Hartono, 2015). Uji reliabilitas dalm PLS dapat menggunkan dua metode sebagai berikut:

1) Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha

Pengujian composite reliability bertujuan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam suatu model penelitian. Composite reliability mengukur nilai sesungguhnya reliabiltas suatu konstruk. Sedangkan cronbach’s

alpha mengukur batas bawha nilai reliabilitas suatu konstruk. Apabila

seluruh nilai variabel laten memiliki nilai composite reliability maupun

cronbach’s alpha ≥ 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat diterima (Abdillah

dan Jogiyanto Hartono, 2015). Hal itu berarti bahwa konstruk memiliki reabilitas yang baik atau kuisioner yang digunakan sebagai alat dalam penelitian ini telah andal atau konsiaten.

Tabel 3.8

Parameter Uji Reliabilitas dalam Model Pengukuran PLS Uji Reliabiliats Rule of Tumbs

Cronbach’s Alpha Lebih dari 0,6

Composite Reliability Lebih dari 0,7

(17)

2) Evaluasi Structual Model (Inner Model)

PengujianSetelah model yang diestimasi memenuhi kriteria Outer Model, berikutnya dilakukan pengujian model structural (Inner model). Pengujian inner

model adalah pengembangan model berbasis konsep dan teori dalam rangka

menganalisis hubungan antara variabel eksogen dan endogen telah dijabarkan dalam rerangka konseptual. Tahapan pengujian terhadap model struktural (inner

model) dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini: a) Nilai R-square

Melihat nilai R-Square (R2) yang merupakan uji Goodness of Fit (GoF) model. Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-Square (R2) untuk setiap variabel laten dependen. Koefisien determinasi R-Square (R2) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R-Square (R2) adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R-Square (R2) semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R-Square (R2), maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R-Square (R2) memiliki kelemahan yaitu nilai R-Square (R2) akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

(18)

b) Nilai Predective Relevance (Q2)

Predictive Relevance (Q2) untuk model struktural mengukur seberapa baik

nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Berlaku hanya untuk merenung model faktor endogen, Predictive

Relevance (Q2) lebih besar dari 0. Dengan cara yang sama, sebuah Predictive Relevance (Q2) dengan 0 atau negatif nilai menunjukkan model

tidak relevan dengan prediksi faktor endogen yang diberikan. Untuk menghitung Predictive Relevance (Q2) dapat digunakan rumus berikut:

Q2 = 1-(1-R2)2)

a) Goodness of Fit Model (Gof)

Goodness of Fit (GoF) menggambarkan tingkat kesesuaian model secara

keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan dengan data yang sebenarnya yang diperkenalkan oleh Tenenhaus et al. (2004). GoF index ini merupakan ukuran tunggal yang digunakan untuk memvalidasi performa gabungan antara model pengukuran (outer model) dan model struktural (inner model). Nilai Goodness of Fit (GoF) index diperoleh dari average communalities index dikalikan dengan nilai R² model. Nilai GoF terbentang antara 0-1 dengan interpretasi sebagai berikut:

Goodness of Fit (GoF) GoF Kecil = 0.1

Goodness of Fit (GoF) Moderat atau Sedang = 0.25

(19)

Rumus Goodness of Fit (GoF):

GoF = √

b) Evaluasi Pengujian Hipotesa

Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi yang sangat berguna mengenai hubungan antara variabel-variabel penelitian. Dasar yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada output result

forinner weight. Pengujian ini dilakukan dengan dasar hasil pengolahan data yang

telah dilakukan dengan menggunakan program PLS (Partial Least Square). Hasil pengujian ini akan menunjukan apakah semua jalur yang dianalisis menunjukan hasil yang signifikan terlihat dari hasil Original Sample dan t-statistic nya. Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dapat dilihat besarnya nilai t-statistik. Batas untuk menolak dan menerima hipotesis yang diajukan adalah ±1.96, yang mana apabila nilai t berada pada rentang nilai -1.96 dan 1.96 maka hipotesis akan ditolak atau dengan kata lain menerima hipotesis nol (H0). Hasil estimasi t-statistik dapat dilihat pada path coefficient (t-statistics).

Referensi

Dokumen terkait

Dari bagan alir penjualan tunai diatas, kita dapat mengetahui bagaimana prosedur penjualan tunai yang dilakukan oleh PT. Suka Fajar Pekanbaru.Pada saat melakukan

Uma experiência de trabalho de campo pode mostrar que essa passagem da impressão à sistematização não se ef~ tua completamente, de tal maneira que nossos dados

Secara kualitatif, kebutuhan tenaga kerja di atas harus dijabarkan lebih rinei, tidak hanya latar belakang pendidikannya saja melainkan juga mencakup bidang studi, pengalaman

Hasil penelitian menemukan bahwa : (1) terdapat perbedaan yang signifikan kualitas pengelolaan pembelajaran oleh para guru yang tersertifikasi lewat jalur

Pedesaan (PUAP) terhadap pendapatan petani anggur di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. 3) Untuk mengetahui dampak Program Pengembangan Usaha

Anda bisa menggunakan berbagai macam ide ini untuk membuat anak anak menjadi terbiasa berkegiatan di luar kelas, sebagai kegiatan belajar, atau untuk menyiapkan mereka

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Murniyati, data yang diperoleh adalah (1) ejaan yang digunakan pada surat pribadi peserta didik belum mencerminkan ketentuan yang

Gaol, Ak., CPA dari Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali untuk mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk