• Tidak ada hasil yang ditemukan

kg/m3 sampai dengan 2500 kg/m3.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "kg/m3 sampai dengan 2500 kg/m3."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Pada bab ini berisikan tentang penjelasan-penjelasan mengenai teori-teori

yang digunakan, materi penyusun beton, penghitungan dan hipotesis.

3.1. Umum

Salah satu material yang banyak digunakan untuk struktur teknik sipil adalah beton. Beton didapat dari campuran semen portland, air dan agregat pada

perbandingan tertentu. Sifat-sifat beton tergantung pada sifat-sifat bahan

penyusunnya, cara pengadukan, penuangan, pemadatan dan perawatan beton

selama proses pengerasannya. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat, diupayakan oleh para ahli untuk meningkatkan sifat-sifat

beton antara lain : workability, placebility, strenght, durability, permeability dan

corrosivity.

Menurut SK SNIT-15-1991-03, berdasarkan berat volumenya beton dapat

digolongkan menjadi tiga golongan sebagaiberikut ini.

1. Beton Ringan.

Beton ringan adalah beton yang mempunyai berat volume kurang dari

1900 kg/m3.

2. Beton Normal.

Beton normal adalah beton yang mempunyai berat volume antara 2200

(2)

3. Beton Berat

Beton berat adalah beton yang mempunyai berat volume lebih besar

dari 2500 kg/m3.

Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material, yaitu : semen, agregat, air serta bahan tambahan lain dengan penambahan tertentu. Semen tersusun atas bahan-bahan dasar yang terdiri dari bahan-bahan yang terutama mengandung kapur, silika, alumina, dan oksida besi.

Empat unsur yang paling penting adalah C3S, C2S, C3A, dan C4AF. dua unsur

pertama biasanya merupakan 70%-80% dari semen sehingga merupakan bagian

yang paling dominan dalam memberikan sifat semen (Kardiyono, 1992).

Untuk menenrukan kekuatan semen ditentukan oleh suatu prosentase komposisi senyawa penyusun semen tersebut yaitu C3S, C2S, C3A, dan C4AF

dengan dipengaruhi oleh umur dalam proses pengerasannya, dan sangat berperan

dalam menenrukan kekuatan beton. Selain itu hal lain yang menennikan kekuatan suatu beton juga dapat dilihat dari faktor air semen (fas)l(\i'ater-cement ratio)

(Popovics, 1998).

Beton biasa merupakan bahan yang cukup berat, dengan berat 2400 kg/mJ

dan menghantarkan panas untuk mengurangi beban mati suatu struktur beton atau

mengurangi sifat penghantaran panasnya maka telah banyak dipakai beton ringan.

Beton disebut sebagai beton ringan jika beratnya kurang dari 1800 kg/m3

(3)

3.2. Beton Ringan

Beton ringan (Light Weight Concrete) sangat dipengaruhi oleh berat jenis

bahan-bahan penyusun beton itu sendiri, terutama berat jenis agregatnya. Untuk

mendapatkan berat jenis yang ringan dapat ditempuh dengan beberapa cara,

misalnya dengan memanfaatkan kandungan udara di dalam beton maupun

agregatnya. Beton ringan digunakan untuk berbagai tujuan, misalnya untuk

penyekat, sebagai bahan pengisi yang mempunyai kekuatan dan untuk

penggunaan elemen struktur.

Pembuatan beton ringan selain dengan cara memberikan

gelembung-gelembung udara ke dalam adukan semen juga bisa dengan menggunakan agregat

ringan yang mempunyai berat jenis kurang dari 2000 kg/m3 yang misalnya tanah

liat bakar, batu apung dan Iain-lain (Kardiyono, 1992).

Agregat ringan biasanya mempunyai daya serap air yang tinggi sehingga

dalam pengadukan beton cepatmengeras hanya dalam beberapa menit saja setelah

pencampuran, untuk itu agregat dibuat sampai keadaan SSD sebelum pengadukan. Dalam pencampuran sebaiknya air yang digunakan dan agregat dicampur dahulu

baru semen (Kardiyono, 1992).

Di Amerika Serikat telah diterapkan bahwa beton ringan untuk struktur

harus mempunyai kuat desak lebih besar dari 170 kg/cm2 pada umur 28 hari,

dengan berat jenis 1400 kg/m3. Beton ringan untuk bahan isolasi atau dinding

penyekat mempunyai kuat desak antara 7 kg/cm2 sampai dengan 70 kg/cm2,

(4)

Berdasarkan berat volume kering udara pada umur 28 hari, beton ringan

dapat digolongkan dalam 3 golongan (Wang dan Salmon, 1993) sebagai berikut.

1. Beton dengan kepadatan rendah

Beton dengan kepadatan rendah adalah beton yang mempunyai berat

volume antara 350 kg/m3 sampai dengan 800 kg/m3.

2. Beton dengan kepadatan medium

Beton dengan kepadatan medium adalah beton yang mempunyai berat

volume antara 800 kg/m3 sampai dengan 1350 kg/mJ.

3. Beton untuk konstruksi

Beton untuk konstruksi adalah beton yang mempunyai berat volume

antara 1350 kg/m3 sampai dengan 1900 kg/m3.

Beton struktural yang mengandung agregat ringan digolongkan menjadi 2

golongan (SK-SNIT-15-1991) sebagai berikut ini.

1. Beton ringan total (All low densityconcrete)

Beton ringan total (All low density concrete) adalah beton yang

menggunakan agregat ringan secara keseiuruhan, baik agregat kasar

maupun halus.

2. Beton ringan berpasir (Sandlow density concrete)

Beton ringan berpasir (Sand low density concrete) adalah beton ringan yang menggunakan agregat halus pasir alami.

(5)

Sifat dasar dari agregat ringan adalah porositas yang tinggi, akibatnya

agregat ringan mempunyai berat jenis yang rendah. Agregat ringan dapat

dibedakan menjadi 2 macam sebagai berikut. 1. Agregat alam

Agregat alam misalnya diatomite, pumice, scoria, dan abu vulkanik,

hanya terdapat di beberapa ternpat saja. Oleh karena itu agregat ringan

yang terdapat dari alam jarang digunakan secara umum. 2. Agregat buatan

Agregat buatan misalnya leca, kermasite, aglite, agloporite, foamed slag dan lytag (Neville, 1975).

Pada dasamya, beton ringan diperoleh dengan cara pemberian gelembung udara ke dalam campuran betonnya. Oleh karena itu pembuatan beton ringan dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut (Kardiyono, 1992).

1. Dengan membuat gelembung-gelembung gas/udara dalam adukan

semen. Dengan demikian banyak pori-pori udara yang akan terjadi di

dalam betonnya.

2. Dengan menggunakan agregat ringan, misalnya tanah liat bakar, batu apung. Dengan demikian beton yang terjadi akan lebih ringan daripada

beton biasa.

3. Pembuatan beton dengan tanpa butir-butir agregat halus. Dengan demikian beton ini disebut "beton non-pasir" dan hanya dibuat dari semen dan agregat kasar saja (dengan butir maksimum agregat kasar sebesar 20 mm atau 10 mm).

(6)

Beton ringan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut (Gambhir, 1986).

1. Ringan

Berat jenis beton biasa sekitar 2500 kg/m3, adapun beton ringan

mempunyai berat jenis dari 300 kg/m3 sampai 1800 kg/m3. beton yang

sangat ringan biasanya dipakai untuk bahan isolasi, adapun beton yane

tidak begitu ringan dapat digunakan untuk struktur ringan.

2. Tidak menghantarkan panas

Beton ringan mempunyai nilai isolasi sebesar 3 sampai 6 kali batu bata

dan 10 kali beton biasa. Dinding tembok tebal 200 mm yang terbuat

dari beton ringan dengan berat jenis 800 kg/m3 mempunyai tingkat

isolasi sama dengan dinding batu bata setebal 400 mm yang berat

jenisnya 1600 kg/m3.

3. Tahan api

Beton ringan mempunyai sifat yang baik sekali dalam menahan

kebakaran. Sifatnya yang tidak baik dalam menghantarkan panas

membuat beton ringan amat baik untuk melindungi bagian struktur

dari pengaruh api.

4. Bahan isolasi suara yangkurang baik

Beton ringan juga dipakai sebagai bahan isolasi suara tidak sebaik beton biasa yang lebih padat.

5. Mudah dikerjakan

Beton ringan dapat dengan mudah digergaji, dipotong, dibor atau

(7)

juga mudah dilakukan tanpa merusak bagian lain yang tidak

diperbaiki.

6. Keawetan

Karena beton ringan biasanya bersifat kedap air, maka akan lebih

mudah menyebabkan terjadinya karat pada baja tulangannya. Oleh karena itu maka baja tulangan yang dipakai perlu diberi lapisan khusus

untuk mencegah terjadinya karat.

7. Harga murah

Karena beratnya ringan dan nilai banding antara kuat tekan dan berat

jenisnya. Pemakaian beton ringan dapat menghemat pemakaian baja

tulangan. Struktur pelat komposit yang memakai blok beton pracetak

tanpa tulangan dan balok grid beton bertulang membutuhkan semen

dan baja lebih sedikit, sehingga harga pembuatan struktur pelat lantai

dan pelat atap dapat dihemat. Penghematan harga pelat lantai dan atap

bisa mencapai 19% sampai 20%.

3.3. Materi Penyusun Beton

Beton adalah suatu bahan elemen stniktur yang memiliki karakteristik

spesifik yaitu kuat desaknya yang tinggi yang terdiri dari beberapa bahan

penyusun sebagai berikut ini.

3.3.1. Semen Portland

Semen Portland adalah bahan berupa bubuk halus yang mengandung

(8)

15

terbesar dari penyusun semen adalah kapur (60%-65%). Semen Portland dibuat

dengan membakar bahan dasar semen dengan suhu 1550°C dan menjadi klinker.

Kemudian klinker tersebut digiiing halus menjadi semen dan ditambahkan

gypsum. Semen bermngsi untuk merekatkan butir-butir agregat agar terjadi suatu

massa yang kompak/padat.

Bagian uiama bahan pembentuk semen dan merupakan unsur terpenting

dalam menentukan kekutan beton adalah :

1. dikalsium silikat (C2S) 2 CaO. Si02,

2. trikalsium silikat (C3S) 3 CaO. Si02, 3. trikalsium aluminat (C3A) 3 CaO. AI2O3, dan 4. tetrakalsium aluminatferit (C4AF) 4 CaO. AI2O3 Fe203.

Menurut jenisnya semen portland dibedakan menjadi 5 macam sebagai berikut.

1. Jenis I

: Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak

memerlukan persyararan kliusus.

2. Jenis II

: Semen Portland dalam penggunaannya memerlukan

ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang.

3. Jenis III

: Semen

Portland

yang

penggunaannya

menuntut

persyaratan kekuatan awal yang tinggi.

4. Jenis IV

: Semen Portland dengan panas hidrasi rendah.

5. Jenis V

: Semen Portland dengan ketahanan sulfat tinggi.

3.3.2. Air

Air mempakan bahan yang penting dalam pembuatan beton, karena air

(9)

bahan pelumas antara butir-butir agregat agar dapat mudah dikerjakan. Air yang

digunakan untuk bereaksi dengan semen sekitar 33% berat semen. Kelebihan air

pada campuran beton akan menurunkan kekuatan beton karena meninggalkan

pori-pori yang mengurangi kepadatan beton.

3.3.3. Agregat

Agregat ialah butiran partikel mineral yang digunakan bersama-sama

semen untuk membentuk beton. Karena menempati kurang lebih 70% volume

beton, maka pemilihan agregat sangat penting dalam pembuatan beton.

Menurut ukurannya, agregat dapat dibedakan menjadi 2, yaitu agregat

halus dan agregat kasar, sebagaimana penjelasan berikut ini.

1. Agregat halus

Agregat yang berukuran lebih kecil dari 4,8 mm, sering disebut

sebagai pasir, baik berupa pasir alami yang diperoleh dari sungai atau

tanah galian, atau dari hasil pemecahan batu.

2. Agregat kasar

Agregat yang berukuran lebih dari 4,8 mm, sering disebut kerikil, bam

pecah atau split. Yang dalam penelitian ini digunakan batu bentonit

sebagai agregat kasar. Batu bentonit tennasuk agregat alami yang

didapat dari penambangan di alam yaitu dari Kecamatan Nanggulan

Kulon Progo. Batu bentonit terjadi dari batuan sedimen yaitu magma

bumi yang membeku (batuan beku) yang kemudian mengalami

(10)

Batu bentonit dari penambangan oleh PD Anindya mempunyai

spesifikasi yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Sifat-Sifat Batu Bentonit

Berat Jenis l,6T/mJ

Kadar Si03 83,91%

Kadar A1203 2,97%

Menurut sumber asal batuan, agregat dapat dibedakan menjadi 2, yaitu

agregat alami dan agregat buatan, sebagaimana penjelasan berikut ini.

1. Agregat alami

Agregat alami diperoleh dari sumber daya alam yang telah mengalami

pengecilan baik secara alami atau dengan mesin pemecah batu. Bam

bentonit termasuk agregat alami yang didapat dari penambang dialam

dan dipecah dalam ukuran tertentu.

Agregathalus alami dibedakan menjadi 3 macam sebagai berikut ini.

a. Pasir galian, diperoleh dari permukaan tanah atau dengan cara

menggali sampai kedalaman tertentu. Pasir ini berteksfur tajam,

bersudut, berpori, bebas kandungan garam, tetapi biasanya kotor

oleh tanah.

b. Pasir sungai, diperoleh dari dasar sungai, berbentuk bulat dan

berbutir halus.

c. Pasir laut, diperoleh dari pantai, biasanya butirannya halus dan

bulat. Pasir ini banyak mengandung garam yang akan menyerap

air.

(11)

tanur tinggi {blastfurnace slag).

3.3.4. Bahan Tambah (Additive)

Bahan tambah ini diberikan atau ditambahkan pada campuran adukan beton dengan takaran tertentu dan untuk tujuan tertenfti. Pada penelitian ini, kami menggunakan bahan tambah atau additive silicafume dari PT Sika Nusa Pratama. Silica fame di dalam beton memiliki 2 pengamh, yaitu sebagai bahan filler dan pozzolan yang bereaksi secara kimia. Pengaruhfiller yang dikenali sebagai faktor fisik terjadi secara drastis pada tahap awal yang dalam reaksi kimia masih

berlangsung lambat. Ukuran partikel silicafume yang sangat halus mengisi ruang-ruang kosong yang berisi air dan Ca(OH)2 yang terdapat antara agregat dan bahan pengikat serta memasuki sampai ke lapisan yang paling sempit antara agregat dan

pasta semen yaitu lapisan agregat-pasta semen. Lapisan agregat-pasta semen ini mengalami proses penjenuhan (lebih rapat) yang dapat meningkatkan kuat tekan

dan permeabilitas beton. Fungsi kedua sebagai bahan pozzolan yang bereaksi antara Si02 dan Ca(OH)2 menghasilkan kalsium silikathidrat yang mengisi raang-ruang kosong lapisan agregat pasta semen menunit Artigues dkk. (1990), Yueming dkk (1999), Kuroda dkk. (2000), dan Saefuddin dkk. (2001).

Data teknis silica fume menunit hasil pengamatan Laboratorium Teknik Kimia ITS seperti tercantum pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3.

(12)

19

Tabel 3.2 Sifat Fisik Silica Fume

No i Spesifikasi Keterangan

1 i Wama Putih, abu-abu, gelap

2 Berat Jenis 2,2 kg/m-'

3 | Berat Volume 250-300 kg/mJ

4 i Kehalusan 20.000 m7kg

5 Diameter 0,1 micron (1/100 0 semen)

Tabel 33 Komposisi Kimia Silica Fume

No J Kandungan Oksida % Berat

1 I Si02 94,3 2 AI2O3 1,1 3 Fe203 0,3 4 MgO 0,7 5 ! S04 0,0 6 Na20 0,2 7 K02 1,0 8 Hilang Pijar 2,6 3.4. Penghitungan

Penghitungan yang dilakukan adalah penghitungan berat jenis agregat,

kuat desak beton dan berat volume tiap m3 beton.

a. Berat Jenis Agregat

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berat jenis agregat halus

dan agregat kasar.

„. Ba . , 3.

Bj = —(t/m3)

Va

Dimana:

Bj

= Berat jenis agregat (t/m3)

Ba = Berat agregat (ton)

(13)

b. Kuat Desak Beton

Pengujian kuat desak beton (fc) pada umur 28 hari sesuai SK SNI

T-1991-03 dengan kekuatan rencana/'c = 20 MPa.

/•A =4 (MPa)

A

W(fb-fcrf

Sd= p

N

Hf'b

fcr=-±^T-

fc =fcr-l,64.Sd N

Dimana: fb = Kuat desak dari benda uji (MPa) fcr = Kuat desak beton rata-rata (MPa) fc = Kuat desak karakteristik (Mpa)

N = jumlah benda uji

Sd = Sudut deviasi

c. Beratvolume tiap m3 beton

W

55= (kg/mJ)

Vbt &

Dimana: Bv

= Berat volume (kg/m3)

W = Berat beton (kg)

Vbt

= Volume beton (m3)

3.5. Tinjauan Kebakaran

Menurut Surahman (1998) sifat bahan secara struktural yang penting

adalah kekuatan (dinyatakan dengan tegangan leleh) dan kekakuan (dinyatakan

(14)

21

terutama tinginya temperamr dan lama terjadinya kebakaran. Terjadinya kebakaran akan mempengaruhi kekuatan dan kekakuan beton. Hal ini dapat diketahui dengan menurunnya nilai kuat desak beton. Perubahan penurunan kekuatan dapat dilihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.4 Sifat Beton untuk berbagai suhu (Surahman, 1998)

Suhu Kekuatan Beton

25UC 100%

200UC 95%

400UC 60%

600UC 20%

3.6. Hipotesis

1. Karena bam bentonit beratnya tergolong ringan serta berpori-pori, maka diharapkan betonnya termasuk dalam keadaan beton ringan. Perbandingan berat volume beton normal dan beton ringan dapat

dilihat pada Gambar 3.1.

i 3,000 -E . 2,000 J ~

-i

0 . _ --I "~ ' - ." _ i~. 1 1,000 -i "*' ".« £ o ! '•• "-l"T.

Beton Normal Beton Ringan

J e n i s Beton

Gambar 3.1. Grafik perbandingan berat antara beton normal dengan beton ringan

(15)

2. Peningkatan salah sam unsur dalam suam pembenmk semen akan

meningkatkan kekuatannya. Pada Silicafume kandungan maximalnya adalah berupa (Si03), sehingga akan mengurangi kadar unsur C3S yang akan mengurangi panas hidrasinya dan akan mengurangi retak-retak

selama proses pengeringannya, meningkatkan kadar unsur C2S yang

akan memberikan kekuatan akhir yang lebih besar, dengan demikian kuat desaknya akan bertambah. Selain itu dengan penambahan silica

fume ini dimaksudkan agar port dalam adukan beton yang terisi oleh

air dapat diperkecil sehingga beton semakin padat karena diametemya

yang sangat kecil sehingga menjadi filler yang baik, hal ini untuk

mengurangi beton mengembang, retak-retak dan terjadinya

pengelupasan saat terbakar yang akan menumnkan kekuatan beton

tersebut. Kuat desak beton setelah dibakar akan mengalami penurunan

dibandingkan dengan kuat desak beton sebelum dibakar. Penurunan

kuat desak beton sebelum dan sesudah dibakar dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar

Tabel 3.1. Sifat-Sifat Batu Bentonit
Tabel 33 Komposisi Kimia Silica Fume
Tabel 3.4 Sifat Beton untuk berbagai suhu (Surahman, 1998)

Referensi

Dokumen terkait

pesawat uap yang didalamnya terdapat tekanan yang melebihi udara luar, dipakai untuk menampung gas atau gas campuran terma suk udara baik terkempa menjadi cair atau dalam

Kecemasan pre Op ORIF memiliki Sifat Subyektif, dan sadar perasaan tentang kecemasan serta ketegangan yang disertai perangsangan sistem saraf otonom yang dapat

Prinsip Prediksi ini dimaksudkan untuk mencapai kepastian dalam berbagai hal yang menyangkut berbagai aspek seperti proses produksi, penerapan teknologi dan sitem pengepakan

Alimin (2016) penelitian yang berjudul “Analisis Alih Kode dan Campur Kode Tabloid Pulsa Rubrik Connect (Kajian Sosiolinguistik)”. Hasil penelitian menunjukkan wujud

Dari hasil tersebut diatas yang diperoleh bahwa variabel Tindak Lanjut mempunyai nilai signifikan lebih dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan

Seorang matematikawan harus menyadari bahwa menentukan hari, tanggal, bulan dan tahun pada sebuah kalender itu tidak terlepas dari matematika, bahkan untuk memprediksi

Redaktur daerah adalah orang yang bertanggung jawab atau mengaturdesk yang nantinya bertanggung jawab atas peliputan di wilayahnya masing – masing. Misalnya redaktur kota