• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pariwisata adalah salah satu sektor yang patut dipertimbangkan dalam proses pembangunan di Indonesia. Industri pariwisata merupakan industri negara yang kebal terhadap krisis global dimana pada saat hampir sebagian sektor lain terpuruk maka industri pariwisata Nasional mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 9,39 persen pada tahun 2014 (travel.tempo.co). Peran pariwisata dalam rangka pembangunan nasional sangat besar, peran tersebut antara lain berupa memperluas dan menciptakan lapangan kerja baru, serta menurunkan angka pengangguran. Industri pariwisata dianggap mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi, sehingga mampu dijadikan sebagai modal dalam pembangunan baik tingkat lokal, regional, maupun nasional (Wihasta, 2011). Pariwisata membawa pengaruh dan fungsi sebagai media pertukaran, baik pertukaran ekonomi, sosial maupun budaya (Baiquni, 2004).

Prioritas pengembangan pariwisata adalah membangun manusianya, terutama masyarakat lokal dan yang langsung berinteraksi dengan wisatawan agar dapat mencapai kesetaraan dan terjadi pertukaran yang seimbang (Baiquni, 2004). Pariwisata adalah bidang yang sangat strategis untuk dikembangkan sebagai sektor penggerak laju ekonomi masyarakat apabila dapat melibatkan banyak stakeholder terkait dapat menempatkan pariwisata sebagai leading sector lokomotif yang menggerakkan pembangunan ekonomi. Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional, mengamanatkan bahwa tujuan pembangunan pariwisata adalah mengembangkan dan memperluas diversifikasi produk dan kualitas pariwisata nasional berbasis pada pemberdayaan masyarakat, kesenian dan sumber daya (pesona) alam lokal dengan memperhatikan kelestarian seni dan budaya tradisional serta kelestarian lingkungan hidup setempat, dan

(2)

mengembangkan serta memperluas pasar pariwisata terutama pasar luar negeri (Bappenas, 2008).

Kabupaten Magelang dengan kecamatan-kecamatan didalamnya merupakan kawasan strategis pengembangan pariwisata Nasional menurut Peraturan Pemerintah No.26 tahun 2008 (Badan Koordinasi Penataan Ruang, 2008). Potensi yang beragam dengan keberadaan Candi Borobudur yang merupakan objek vital kepariwisataan Indonesia dianggap masih kurang memiliki pengaruhnya terhadap masyarakat sekitarnya (Hakim, 2014). Candi Borobudur sebagai magnet wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan internasional belum mampu mendongkrak kesejahteraan masyarakat lokal yang tinggal di sekitar kawasan Candi Borobudur. Atraksi yang ada di Borobudur memang memiliki keunikan yang didukung oleh alam sekitar dan budaya yang diemban masyarakat. Borobudur sudah menjadi obyek sekaligus atraksi yang beragam yang dapat dinikmati dengan waktu berbeda. Kini juga telah dibuka kunjungan pada subuh dinihari untuk menikmati suasana matahari terbit. Belum lagi beragam atraksi yang dapat digali dari masyarakat kampung-kampung sekitar Borobudur, berupa kesenian dan fenomena budaya maupun kehidupan sehari-hari (Baiquni, 2009). Namun, daerah ini masih mengalami permasalahan dengan kemiskinan dan pengangguran (Kompas, Rabu 27 Agustus 2003). Kecamatan Borobudur masih menjadi kecamatan yang cukup miskin dengan tingkat kesejahteraan yang rendah di Indonesia (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2015).

Kemiskinan dan pengangguran merupakan tanggung jawab negara sesuai yang tertuang dari Pasal 34 Ayat 1 UUD 1945. Pemerintah telah mengupayakan pengentasan kemiskinan di berbagai daerah. Salah satu program dalam rangka mempercepat pembangunan untuk pengentasan kemiskinan adalah program berskala nasional yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mandiri). PNPM Mandiri dilaksanakan dengan mekanisme dan program, penyediaan pendampingan, dan pendanaan (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2010). PNPM di Indonesia terbagi atas berbagai macam yaitu PNPM Inti dan PNPM Penguatan. PNPM Mandiri di Indonesia terdiri

(3)

atas PNPM mandiri pedesaan, mandiri perkotaan, daerah tertinggal dan khusus, rural infrastructure support, PNPM pembangunan infrastuktur ekonomi wilayah, peningkatan usaha agrobisnis pertanian, kelautan dan perikanan, pariwisata, generasi, PNPM-Green, neighbourhood development, serta perumahan dan pemukiman.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat mandiri pariwisata yang dikenal dengan PNPM Mandiri Pariwisata dimulai dari tahun 2007 hingga tahun 2014. PNPM Mandiri Pariwisata merupakan program dari PNPM Mandiri non-reguler atau PNPM Penguatan dibawah kementerian kebudayaan dan pariwisata. PNPM Penguatan adalah program nasional pemberdayaan masyarakat yang terdiri dari program pemberdayaan masyarakat berbasis sektoral, kewilayahan, dan khususnya untuk mendukung penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya untuk mencapai capaian tertentu. PNPM Mandiri Pariwisata sebagai program pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui sektor pariwisata dengan kelompok sasaran berupa kelompok masyarakat pedesaan potensial. PNPM mandiri Pariwisata didasarkan pada keyakinan bahwa sektor pariwisata merupakan sektor yang sangat strategis. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata di Kabupaten Magelang tersebar di beberapa kecamatan yaitu kecamatan Borobudur, Kecamatan Mendut, dan Kecamatan Mungkid.

Kecamatan Borobudur merupakan kecamatan yang memiliki banyak potensi di bidang pariwisata yang telah ditunjang oleh keadaan alam yang mencukupi, warisan budaya Jawa yang sudah ada sejak dahulu kala serta keberadaan warisan budaya berupa candi-candi yang setiap tahunnya memiliki jumlah wisatawan yang terus meningkat. Kecamatan Borobudur yang ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) selain memiliki keuntungan warisan budaya yang tidak dimiliki oleh wilayah lain juga memiliki keunggulan dari segi letak geografisnya yang mudah akses dan memiliki kesuburan tanah yang cukup. Desa didalam wilayah kecamatan Borobudur yang mendapatkan bantuan dari PNPM Mandiri Pariwisata adalah Desa Wanurejo, Karangrejo, Karanganyar, Tanjungsari, Kebonsari, Giritengah, Maitan, Ngargoretno. Desa Borobudur dan Desa Giritengah sebagai

(4)

desa yang masuk kedalam wilayah administrasi dari Kecamatan Borobudur sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.

Desa Borobudur dengan topografi datar terbagi dalam 21 dusun. Desa Borobudur sebagai wilayah yang memiliki potensi pariwisata kesenian dan budaya yaitu Candi Borobudur dan potensi lain. Desa Borobudur yang berada dalam lingkup wilayah administrasi Kecamatan Borobudur yang ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) selain memiliki keuntungan warisan budaya yang tidak dimiliki oleh wilayah lain juga memiliki keunggulan dari segi letak geografisnya yang mudah akses dan memiliki kesuburan tanah yang cukup. Keadaan ini memiliki ketimpangan keberadaan candi Borobudur dengan kondisi perekonomian masyarkat sekitarnya. Desa Borobudur membuat banyak lembaga pemerintah serta swasta membuat program sebagai peningkatan taraf hidup masyarakat di Desa Borobudur. Program hingga perhatian yang mulai dilakukan berbagai pihak terhadap desa-desa sekitar Candi Borobudur dinilai masih minim partisipasi stakeholder dan masyarakat sekitar Candi Borobudur (Kompas, 2003).

(5)

1.2. Rumusan Masalah

Upaya pemerintah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Indonesia salah satunya adalah melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat yang diturunkan dalam sektor pariwisata menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata yang selanjutnya disingkat menjadi PNPM Mandiri Pariwisata merupakan bagian didalam program PNPM Mandiri yang pelaksanaannya melalui pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan dan pemberi bantuan melalui desa wisata dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan pembangunan kepariwisataan di desa. PNPM Mandiri Pariwisata menempatkan partisipasi masyarakat sebagai bagian penting didalamnya.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata di Provinsi Jawa Tengah terbagi atas beberapa wilayah termasuk Kabupaten Magelang. Program PNPM Mandiri Pariwisata di Kabupaten Magelang terbagi lagi Desa Wanurejo, Karangrejo, Karanganyar, Tanjungsari, Kebonsari, Giritengah, Borobudur, Ngargoretno, dan Kelurahan Mendut.

Pada laporan monitoring dan evaluasi PNPM Mandiri Pariwisata Desa Borobudur tertulis bahwa pada pelaksanaan program-program yang ada dinilai berhasil (Laporan PNPM Mandiri Pariwisata, 2012). PNPM Mandiri Pariwisata memiliki berbagai pendekatan dasar yang digunakan untuk pelaksanaan program seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No PM.26/UM.001/MKP/2010 yang salah satunya adalah pendekatan partisipatif. Pendekatan partisipatif adalah masyarakat terlibat secara aktif dalam kegiatan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan dan pemanfaatan, dengan memberikan kesempatan secara luas partisipasi aktif dari perempuan. Tujuan utama dari PNPM Mandiri pariwisata yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.26/UM.001/MKP/2010 menjelaskan pentingnya peran masyarakat dalam program PNPM Mandiri

(6)

Pariwisata. Peran masyarakat tersebut ditunjukkan dengan partisipasi masyarakat dalam program yang dinaungi PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Borobudur.

Partisipasi masyarakat dalam strategi perkembangan pariwisata pedesaan berkelanjutan baik dari segi fisik serta segi sosial perlu untuk diketahui karena dalam strategi perkembangan pariwisata perlu mempertimbangan berbagai aspek dalam peningkatan pariwisata di Indonesia. Partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata merupakan ranah yang menarik untuk diteliti karena hakikatnya pembangunan akan berhasil apabila rakyat ikut terlibat dan berpartisipasi didalamnya. Berbeda dengan program-program lainnya, PNPM Mandiri Pariwisata bersifat pemberdayaan masyarakat dengan partisipasi masyarakat sebagai bagian penting didalamnya.

Untuk dapat memahami mengenai partisipasi masyarakat terhadap pengembangan pariwisata desa yang berkelanjutan di wilayah administrasi Desa Borobudur dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata, serta kajian mengenai keberhasilan laporan akhir PNPM dengan tujuan utama dari program PNPM Mandiri Pariwisata pada pemberdayaan masyaraat maka dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apa bentuk partisipasi masyarakat dalam proses PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang?

2. Apa organisasi yang memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam program PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang? 3. Bagaimana perkembangan partisipasi masyarakat pada PNPM Mandiri

(7)

1.3. Tujuan Penelitian

Keberadaan keunggulan-keunggulan objek pariwisata yang ada di dalam Kecamatan Borobudur dari segi geografis, budaya, dan potensi daerah membuat penelitian ini menarik untuk dikaji sehingga kedepannya dapat menjadi peningkatan tercapainya visi misi pengembangan pariwisata Indonesia untuk dapat mensejahterakan masyarakat di dalamnya. Penelitian ini memuat tujuan berupa:

1. Mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarakat dalam proses PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang.

2. Mengidentifikasi organisasi masyarakat yang memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam program PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang.

3. Mengidentifikasi perkembangan partisipasi masyarakat pada PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang.

(8)

1.4. Hasil yang Diharapkan

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan data berupa:

1. Identifikasi bentuk partisipasi masyarakat di dalam PNPM Mandiri Pariwisata 2. Identifikasi lembaga yang menaungi partisipasi masyarakat di dalam PNPM

Mandiri Pariwisata

3. Identifikasi perkembangan partisipasi masyarakat di dalam PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang.

4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai saran pengembangan suatu wilayah yang menggunakan pentingnya peran dari masyarakat sehingga nantinya, program pembangunan yang selanjutnya dapat memperhatikan peran penting masyarakat dalam pembangunan.

1.5 Manfaat Penelitian

Kegunaan serta manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian partisipasi masyarakat dalam PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang ini adalah:

1. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai keadaan dari partisipasi masyarakat di Kecamatan Borobudur utamanya Desa Borobudur terhadap keadaan lapangan sehingga serta dapat menjadi pembelajaran peneliti untuk bekal penelitian yang berhubungan dengan masyarakat.

2. Secara praktis, Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membuat pemerintah melakukan evaluasi dari program PNPM Mandiri Pariwisata dan proses pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Hasil evaluasi itu nantinya dapat membuat pembelajaran yang dapat menjadi bahan pertimbangan pada program lain yang sejenis di wilayah lain ataupun di waktu yang akan datang. Pada setiap program yang menyangkut masyarakat akan dapat berkelanjutan saat masyarakat dilibatkan dan mengerti terhadap keadaan lingkungan yang ada. Pemerintah juga dapat terbuka dengan konsep pemahaman pengembangan pariwisata berbasis masyarakat lokal dan dapat memilih

(9)

langkah-langkah yang tepat. Hasil penelitian ini juga nantinya dapat menjadi bahan evaluasi bagi proses pembangunan di Indonesia.

(10)

1.6 Keaslian Penelitian

Terdapat beberapa penelitian yang selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian yang selaras tersebut diantaranya penelitian mengenai PNPM Mandiri Pariwisata oleh Firmansyah Nurul Huda dan Nisa Agistiani. Penelitian lain berupa program Kawasan Strategis Nasional Borobudur oleh Raisya Nur Nasich selaras karena merupakan program PNPM Mandiri Pariwisata merupakan program kawasan strategis nasional. Penelitian yang dilakukan oleh Retno Ayu Kusumowati dengan judul “Partisipasi masyarakat dalam pengembangan wisata desa di desa Candirejo Borobudur” selaras dengan penelitian yang dilakukan penulis dikarenakan mengedepankan partisipasi masyarakat dalam pengembangan wisata desa.

Penelitian Firmansyah Nurul Huda berjudul “Peran PNPM Mandiri Pariwisata Dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Sidoharjo, Kabupaten Pacitan” memiliki tujuan mengetahui peran PNPM Mandiri Pariwisata dalam pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Sidoharjo, Kabupaten Pacitan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan induktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata di Lingkungan Teleng, Kelurahan Sidoharjo terlaksana dengan baik. PNPM Mandiri Pariwisata di lingkungan Teleng, Kelurahan Sidoharjo telah memberikan kontribusi nyata dalam penanggulangan kemiskinan yang dilihat dari dari peningkatan di sektor pariwisata serta perubahan kegiatan social masyarakat di lingkungan Teleng (Huda, 2012).

Penelitian Nisa Agistiani dengan judul “Pengukuran Kinerja Implementasi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Studi Kasus: Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata Di Desa Wisata Brayut”. Bertujuan untuk mengetahui kinerja implementasi PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Wisata Brayut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara

(11)

mendalam, dan penelaahan dokumen. Teknik untuk menguji validitas yang digunakan adalah triangulasi data. Implementasi PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Wisata Brayut berkinerja rendah karena tidak ada satupun indikator yang berjalan efektif (Agistiani, 2014).

Penelitian Raisya Nur Nasich yang berjudul “Evaluasi Potensi Integrasi Program Kawasan Strategis Nasional Borobudur Dengan Program Pembangunan Desa Di Kawasan Borobudur”. Penenlitian ini bertujuan mendeskripsikan program kawasan strategis nasional dan program pembangunan desa di kawasan Borobudur, mengevaluasi potensi integrasi program kawasan strategis nasional Borobudur dengan program pembangunan desa di kawasan Borobudur, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang diduga mempengaruhi implementasi program kawasan strategis Borobudur. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deduktif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya potensi integrasi program kawasan strategis nasional Borobudur dengan program pembangunan desa di kawasan Borobudur. Program KSN Borobudur bertujuan melestarikan kawasan cagar budaya di Kawasan Borobudur, tetapi kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat karena selama proses penyusunannya kurangnya partisipasi masyarakat. Dalam pelaksanaannya program KSN Borobudur di dukung oleh dana APBN, APBD Provinsi Jawa Tengah dan APBD Kabupaten Magelang. Disisi lain, program pembangunan desa memiliki tujuan penelitian menyelesaikan permasalahan yang ada di desa karena pada proses pelaksanaannya melibatkan paritisipasi masyarakat, namun memiliki kekurangan dalam pendanaan yang hanya didukung oleh dana APBD Kabupaten Magelang dan APB Desa. Dalam implementasinya, terdapat dua faktor yang diduga akan mempengaruhi implementasi program KSN Borobudur yaitu komunikasi dan kesesuaian program (Nasich, 2014).

Penelitian yang diteliti oleh Retno Ayu Kusumowati dengan judul “Partisipasi masyarakat dalam pengembangan wisata desa di desa Candirejo Borobudur” memiliki tujuan Mendeskripsikan partisipasi masyarakat Desa Candirejo dalam mengembangkan desanya menjadi desa tujuan wisata dan faktor

(12)

yang mempengaruhinya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pengembangan wisata desa yang dilakukan oleh pemerintah desa dipengaruhi oleh program-program pemerintah maupun non pemerintah, budaya masyarakat, SDM, potensi dan posisi wilayah serta peranan kepala desa serta pengelolaan wisata desa itu sendiri. Pengembangan wisata desa tersebut mempengaruhi persepsi dan partisipasi masyarakat dalam mendukung kegiatan-kegiatan yang ada di desanya. Partisipasi masyarakat Desa Candirejo tidak hanya dilakukan pada program-program yang sifatnya bottom up akan tetapi juga pada program-program yang berasal dari pemerintah (top down planning). Partisipasi yang cukup tinggi antara lain tergambar dengan sudah dikelolanya pengembangan wisata di Desa Candirejo oleh koperasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa partisipasi masyarakat Desa Candirejo telah sampai pada tahap kontrol masyarakat, karena masyarakat telah bebas mengelola wisata desa lewat koperasi. Partisipasi masyarakat itu sendiri juga dipengaruhi oleh adanya perubahan Desa Candirejo menjadi desa tujuan wisata, persepsi masyarakat tentang wisata desa, local resources, dan kebanggaan menjadi warga Desa Candirejo (Kusumowati, 2006).

Penelitian yang dilakukan Fattima memiliki judul Kajian Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang. Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, penelitian fattima lebih ditekankan pada partisipasi masyarakat dalam program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata merupakan turunan dari Program nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengidentifikasi partisipasi masyarakat, bentuk partisipasi masyarakat dan lembaga yang menaungi partisipasi masyarakat dalam proses PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang. Metode yang digunakan dalam penelitian Fattima adalah analisis deskriptif kualitatif menggunakan wawancara pada masyarakat yang terlibat, indepth interview pada stakeholder penting yang berperan dalam PNPM Mandiri Pariwisata

(13)

di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang, survey lapangan yang kemudian hasilnya diolah dengan transkrip wawancara menggunakan Microsoft Word.

Tabel matrik dibawah memperlihatkan keaslian penelitian yang akan dilakukan ditunjukkan dengan penelitian yang sejenis.

(14)

Tabel 1.1 Matrik Keaslian Penelitian

No Judul Penelitian Nama Penulis Tujuan Penelitian Analisis Data Hasil Penelitian

1. Peran PNPM Mandiri Pariwisata Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Sidoharjo Kabupaten Pacitan Firmansah Nurul Huda (2012) Mengetahui peran PNPM Mandiri Pariwisata dalam pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Sidoharjo

Kabupaten Pacitan.

Metode penelitian kualitatif deskriptif dengan

pendekatan induktif.

Pelaksanaan program yang berasal dari pemerintah yaitu Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata di Lingkungan Teleng Kelurahan Sidoharjo telah dilaksanakan dengan baik.

PNPM Mandiri Pariwisata di Lingkungan Teleng Kelurahan Sidoharjo telah memberikan kontribusi yang nyata dalam penanggulangan kemiskinan, hal ini dapat dilihat dari peningkatan di sektor pariwisata serta perubahan kegiatan sosial masyarakat di Lingkungan Teleng. 2. Pengukuran Kinerja

Implementasi Kebijakan Penanggulangan

Kemiskinan Studi Kasus: Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata Di Desa Wisata Brayut.

Nisa Agistiani R (2014)

Mengetahui kinerja

implementasi PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Wisata Brayut

Metode penelitian kualitatif dengan menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan penelaahan dokumen. Teknik untuk menguji validitas yang digunakan adalah triangulasi data.

Implementasi PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Wisata Brayut berkinerja rendah karena tidak ada satupun indikator yang berjalan efektif.

3. 3. Evaluasi Potensi Integrasi Program Kawasan Strategis Nasional Borobudur

Dengan Program

Raisya Nur Nasich (2014)

Mendeskripsikan program kawasan strategis nasional dan program pembangunan desa di kawasan Borobudur,

Kualitatif Deduktif Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya potensi integrasi program kawasan strategis nasional Borobudur dengan program pembangunan desa di kawasan Borobudur.

(15)

No Judul Penelitian Nama Penulis Tujuan Penelitian Analisis Data Hasil Penelitian Pembangunan Desa Di

Kawasan Borobudur

mengevaluasi potensi integrasi program kawasan strategis nasional Borobudur dengan program pembangunan desa di kawasan Borobudur, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang diduga mempengaruhi implementasi program kawasan strategis Borobudur

Program KSN Borobudur bertujuan melestarikan kawasan cagar budaya di Kawasan Borobudur, tetapi kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat karena selama proses penyusunannya kurangnya partisipasi masyarakat. Dalam pelaksanaannya program KSN Borobudur di dukung oleh dana APBN, APBD Provinsi Jawa Tengah dan APBD Kabupaten Magelang. Disisi lain, program pembangunan desa memiliki tujuan penelitian menyelesaikan permasalahan yang ada di desa karena pada proses pelaksanaannya melibatkan paritisipasi masyarakat, namun memiliki kekurangan dalam pendanaan yang hanya didukung oleh dana APBD Kabupaten Magelang dan APB Desa. Dalam implementasinya, terdapat dua faktor yang diduga akan mempengaruhi implementasi program KSN Borobudur yaitu komunikasi dan kesesuaian program.

4. 4. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan wisata desa di desa Candirejo Borobudur

Retno Ayu Kusumowati (2006)

Mendeskripsikan partisipasi masyarakat Desa Candirejo dalam mengembangkan desanya menjadi desa tujuan wisata dan faktor yang mempengaruhinya.

Deskriptif Kualitatif Pengembangan wisata desa yang dilakukan oleh pemerintah desa dipengaruhi oleh program-program pemerintah maupun non pemerintah, budaya masyarakat, SDM, potensi dan posisi wilayah serta peranan kepala desa serta pengelolaan wisata desa itu sendiri. Pengembangan wisata desa tersebut mempengaruhi persepsi dan partisipasi masyarakat dalam mendukung kegiatan-kegiatan yang ada di desanya. Partisipasi masyarakat Desa Candirejo tidak hanya dilakukan pada program-program

(16)

No Judul Penelitian Nama Penulis Tujuan Penelitian Analisis Data Hasil Penelitian

yang sifatnya bottom up akan tetapi juga pada program-program yang berasal dari pemerintah (top down planning). Partisipasi yang cukup tinggi antara lain tergambar dengan sudah dikelolanya pengembangan wisata di Desa Candirejo oleh koperasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa partisipasi masyarakat Desa Candirejo telah sampai pada tahap kontrol masyarakat, karena masyarakat telah bebas mengelola wisata desa lewat koperasi. Partisipasi masyarakat itu sendiri juga dipengaruhi oleh adanya perubahan Desa Candirejo menjadi desa tujuan wisata, persepsi masyarakat tentang wisata desa, local resources, dan kebanggaan menjadi warga Desa Candirejo.

(17)

17 1.7 Tinjauan Pustaka

1.7.1. Konsep Partisipasi Masyarakat

Salah satu prinsip PNPM Mandiri Pariwisata adalah partisipasi masyarakat (PNPM, 2009). Partisipasi masyarakat menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No.67 Tahun 2007 adalah keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses pembangunan. Partisipasi Masyarakat terdiri atas dasar kata partisipasi dan masyarakat. Terdapat dua definisi partisipasi di Indonesia menurut Soetrisno (1995) yaitu Partisipasi rakyat dalam pembangunan dengan pemerintah sebagai perencana dan definisi yang kedua adalah suatu kerjasama antar pemerintah sebagai fasilitator dan rakyat dengan posisi bersama-sama merencanakan, melaksanakan, melestarikan, dan mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Dari definisi tersebut terdapat perbedaan pada posisi masyarakat dimana definisi pertama memposisikan masyarakat sebagai pihak penerima apa yang direncanakan pemerintah sementara posisi pada definisi kedua diposisikan sebagai pihak yang ikut terlibat dalam proses perencanaan. Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif yang muncul dari masyarakat menurut Rizqina (2010) yang dapat menjadi kegiatan yang nyata apabila tiga faktor pendukung yang penting berupa kemauan, kemampuan dan kesempatan dalam berpartisipasi yang terpenuhi.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan menurut Koentjaraningrat dalam Mardijani (2010) terbagi dalam dua tipe, yaitu:

1. Partisipasi dalam aktivitas-aktivitas bersama proyek pembangunan khusus. 2. Partisipasi sebagai individu di luar aktifitas-aktifitas bersama dalam

pembangunan.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah hal yang cukup penting dimana masyarakat memiliki bagian dan peran dalam suatu pembangunan agar dapat berjalan dengan lancar.

(18)

18 1. Ikut serta mengajukan usul atau pendapat mengenai usaha-usaha pembangunan

baik secara langsung atau melalui lembaga kemasyarakatan yang ada.

2. Ikut serta dalam bermusyawarah dalam pengambilan keputusan program pembangunan yang akan berjalan.

3. Ikut serta melaksanakan apa yang telah diputuskan dalam musyawarah termasuk sumbangan berupa uang, tenaga hingga pikiran.

4. Ikut serta dalam pengawasan program pembangunan dan dapat mengajukan kritik dan saran dalam proses pembangunan.

5. Ilut serta dalam bertanggung jawab hingga program pembangunan selesai. 6. Ikut menikmati hasil yang dicapai serta memeliharanya.

Dilihat dari konteks proses pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata, partisipasi masyarakat tampak sebagai salah satu fase penting dari 8 siklus kegiatan yaitu sosialisasi, orientasi lapangan, pengambilan keputusan, verifikasi usulan kegiatan, pencairan dana, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan (Damanik, dkk, 2015)

Partisipasi publik menurut T.Draha (1990) dapat terjadi pada 4 (empat) jenjang, yaitu:

1. Partisipasi dalam proses pembentukan keputusan; 2. Partisipasi dalam pelaksanaan

3. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil; 4. Partisipasi dalam evaluasi.

Tahap-tahap yang harus dilalui dalam pemberdayaan masyarakat adalah meliputi:

1. Tahap penyadaran dan tahap pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan kapasitas diri.

2. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan.

3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian (Ambar Teguh, 2004: 83).

(19)

19 Bentuk partisipasi yang diberikan masyarakat dalam tahap pembangunan ada beberapa bentuk. Menurut Ericson (dalam Slamet, 1994) bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan terbagi atas 3 tahap, yaitu:

1. Partisipasi di dalam tahap perencanaan (idea planing stage). Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap penyusunan rencana dan strategi dalam penyusunan kepanitian dan anggaran pada suatu kegiatan/proyek. Masyarakat berpartisipasi dengan memberikan usulan, saran dan kritik melalui pertemuan-pertemuan yang diadakan.

2. Partisipasi di dalam tahap pelaksanaan (implementation stage). Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pelaksanaan pekerjaan suatu proyek. Masyarakat disini dapat memberikan tenaga, uang ataupun material/barang serta ide-ide sebagai salah satu wujud partisipasinya pada pekerjaan tersebut.

3. Partisipasi di dalam pemanfaatan (utilitazion stage). Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pemanfaatan suatu proyeksetelah proyek tersebut selesai dikerjakan. Partisipasi masyarakat pada tahap ini berupa tenaga dan uang untuk mengoperasikan dan memelihara proyek yang telah dibangun.

1.7.2. Bentuk Partisipasi Masyarakat

Bentuk partisipasi masyarakat sebagai bagian dari keikutsertaan masyarakat di dalam suatu kegiatan. Bentuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah rupa atau wujud dari suatu hal atau kegiatan. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat menurut Keith Davis dalam Sastropoetro (1988) dikemukakan dapat berupa pikiran, tenaga, keahlian, barang dan uang. Bentuk partisipasi masyarakat ini dilakukan dalam berbagai cara, yaitu konsultasi jasa, sumbangan spontanitas yang dapat berupa uang dan barang, mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan dibiayai oleh masyarakat sendiri, sumbangan dalam bentuk kerja, aksi massa, mengadakan pembangunan di dalam keluarga dan membangun proyek masyarakat yang bersifat otonom.

(20)

20 Bentuk partisipasi yang diberikan masyarakat dalam tahap pembangunan ada beberapa bentuk. Dussedorp (dalam Slamet, 1994:10) mengemukakan bahwa bentuk partisipasi didasarkan pada sembilan hal yaitu; derajat kesukarelaan, cara keterlibatan, keterlibatan dalam proses pembangunan terencana, tingkatan organisasi, intensitas frekuensi kegiatan, lingkup liputan kegiatan, efektifitas, pihak yang terlibat, dan gaya partisipasi.

1.7.3 Organisasi dalam Masyarakat

Organisasi sebagai suatu wadah bersama di dalam suatu kelompok yang memiliki tujuan bersama. Organisasi masyarakat disebut sebagai lembaga di dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No: KM.18/HM.001/MKP/2011. Lembaga dan organisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terletak di dalam aspek keabsahan di dalamnya. Lembaga di dalam negara sebagai suatu wadah yang legal dan diakui oleh negara sedangkan organisasi dapat berupa legal ataupun illegal dan memiliki aturan yang tidak mengikat.

Menurut Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No: KM.18/HM.001/MKP/2011 Lembaga Keswadyaan Masyarakat adalah lembaga kemasyarakatan yang dibentuk dan ditetapkan oleh masyarakat di setiap desa/kelurahan/kampung, yang berfungsi secara kolektif dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan dana kegiatan PNPM Mandiri di desa/kelurahan/kampung dan bertanggung jawab kepada masyarakat melalui musyawarah desa/kelurahan/kampung.

1.7.4. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri pariwisata adalah penjabaran dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri adalah program nasional yang dilakukan dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan dengan berbasiskan pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri Pariwisata sebagai bagian dari PNPM Mandiri yang pelaksanaannya memiliki kesamaan di dalam pemberdayaan

(21)

21 masyarakat. Pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata memiliki struktur yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.26/UM.001/MKP/2010 yaitu:

1. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sebagai penanggung jawab PNPM Mandiri Pariwisata.

2. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) di tingkat pusat sebagai coordinator pelaksanaan PNPM Mandiri yang termasuk didalamnya PNPM Mandiri Pariwisata.

3. Direktor Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata sebagai penanggung jawab pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata yang dilengkapi sekretariat PNPM Mandiri Pariwisata.

4. Konsultan manajemen sebagai membantu Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata dalam proses perencanaan dan pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata agar dapat berjalan sesuai prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan.

5. SKPD Pelaksana di tingkat provinsi sebagai monitoring dan evaluasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan PNPM Mandiri yang dilengkapi dengan Tim Teknis Provinsi.

6. SKPD Pelaksana di Tingkat Kabupaten/Kota sebagai mitra dalam menjalin kerjasama dengan konsultan manajemen dan fasilitator dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata yang dibantu dengan tim teknis kabupaten/kota.

7. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Provinsi (TKPKD Provinsi) sebagai lembaga koordinator PNPM Mandiri di tingkat provinsi.

8. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten/Kota (TKPKD Kabupaten/Kota) sebagai lembaga yang mengkoordinasi PNPM Mandiri di tingkat Kabupaten/Kota.

(22)

22 9. Fasilitator sebagai pendampingan masyarakat dalam pelaksanaan

PNPM Mandiri Pariwisata.

10. Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) sebagai pengelola pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata di tingkat desa/kelurahan/kampung.

11. Kelompok Masyarakat sebagai subjek dan objek dari PNPM Mandiri Pariwisata.

Struktur pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata di jabarkan dalam bagan berikut.

Gambar 1 Struktur Pelaksanaan PNPM Mandiri

Sumber: Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.26/UM.001/MKP/2010

(23)

23 Kegiatan PNPM Mandiri Pariwisata menurut Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.26/UM.001/MKP/2010 difokuskan pada pengembangan wilayah sasaran yang memiliki keterkaitan fungsi dan pengaruh dengan unsur daya tarik wisata berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia maupun fasilitas usaha pariwisata dan industri kreatif yang menjadi penggerak aktivitas kepariwisataan di desa wisata. PNPM Mandiri Pariwisata dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kapasitas pemangku kepentingan dan bantuan pada desa.

Tujuan utama dari PNPM Mandiri pariwisata menurut Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.26/UM.001/MKP/2010 (http://www.kemenpar.go.id) adalah:

1. Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat, dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya

2. Meningkatkan modal masyarakat seperti kesadaran kritis, potensi sosial dan budaya serta kearifan lokal

3. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan pembangunan kepariwisataan yang terintegrasi dan berpihak kepada masyarakat miskin (pro poor)

4. Meningkatkan akses permodalan, inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat; dan 5. Membangun kemitraan lintas sektor untuk menunjang pembangunan

kepariwisataan di desa wisata.

Sasaran kegiatan PNPM Mandiri Pariwisata adalah:

1. Meningkatnya kapasitas Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) di desa/kelurahan dalam mendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi serta kemandirian masyarakat dalam bidang kepariwisataan 2. Tersedianya dokumen perencanaan desa/kelurahan (RPJM Desa/Kelurahan,PJM Nangkis atau sebutan yang lainnya) yang

(24)

24 memuat program penanggulangan kemiskinan melalui sektor pariwisata

3. Meningkatnya kapasitas kemampuan berusaha dan berkarya masyarakat di desa wisata dan sekitarnya, yang mencakup wilayah pedesaan atau komunitas masyarakat yang memiliki hubungan atau keterkaitan fungsi dan peran (sebagai objek pendukung, pemasok bahan baku, pemasok logistik, dan sebagainya), sehingga masyarakat miskin yang berdomisili di sekitar daya tarik wisata atau pusat-pusat kegiatan pariwisata dan budaya tersebut dapat meningkatkan kesejahteraannya

4. Meningkatnya kapasitas pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan pembangunan kepariwisataan yang terintegrasi dan berpihak kepada masyarakat miskin (pro poor)

5. Terwujudnya kemitraan atau kerjasama LKM dengan pemangku kepentingan untuk menunjang pembangunan kepariwisataan di desa wisata yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Empat program utama pengembangan pariwisata pedesaan di dalam desain PNPM Mandiri Pariwisata yaitu:

1. Penguatan kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kinerja pengelolaan bisnis pariwisata perdesaan

2. Penguatan kapasitas kelembagaan pemerintah untuk memfasilitasi kerjasama antar pemangku kepentingan di dalam pengelolaan program.

3. Bantuan manajemen untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program , termasuk kendali mutu, evaluasi, dan keberlanjutan program

4. Bantuan dana untuk pengembangan infrastruktur fisik pariwisata perdesaan (PNPM,2009)

(25)

25 Program PNPM Mandiri Pariwisata dilakukan dengan pendekatan berupa:

1. Pemberdayaan Masyrakat

2. Keberpihakan kepada yang miskin 3. Desentralisasi

4. Partisipatif

5. Keadilan dan kesetaraan gender 6. Keswadayaan

7. Keterpaduan program pembangunan 8. Penguatan kapasitas kelembagaan

9. Pembangunan pariwisata yang terintegrasi 10. Pembangunan pariwisata berkelanjutan

(PNPM,2009)

Kelompok sasaran dari penerima manfaat PNPM Mandiri Pariwisata adalah masyarakat meliputi masyarakat desa, kelompok masyarakat dan LKM serta pihak pemerintah daerah dan swasta.

(26)

26 Gambar 2 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri Pariwisata di Masyarakat

Sumber: Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No: KM.18/HM.001/MKP/2011

1.8 Batasan Operasional

PNPM Mandiri Pariwisata adalah program nasional yang dilakukan dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan dengan berbasiskan pemberdayaan masyarakat yang diangkat dari sektor pariwisata.

Bentuk partisipasi masyarakat adalah keikutsertaaan masyarakat secara sukarela yang didasari oleh determinan dan kesadaran diri masyarakat itu sendiri dalam program pembangunan (Conyer dalam Soetomo, 2006). Bentuk

(27)

27 partisipasi masyarakat yang menjadi batasan penelitian adalah berupa pikiran, tenaga, keahlian, barang dan uang.

Lembaga masyarakat adalah himpunan daripada norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat (Soekanto, 2003). Lembaga Masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan visi, misi, profesi, fungsi dan kegiatan untuk berperanserta dalam pembangunan.Lembaga masyarakat yang dimasukkan dalam kajian penelitian adalah lembaga masyarakat yang mengikuti program dalam PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Borobudur.

Stakeholder adalah individu yang memiliki pengaruh, jabatan serta peran didalam masyarakat. Stakeholder yang dipilih adalah perangkat desa yaitu Kepala Desa, Fasilitator PNPM Mandiri Pariwisata Desa Borobudur, Kepala Urusan Pembangunan, dan ketua-ketua lembaga masyarakat yang ikut dalam PNPM Mandiri Pariwisata.

1.9 Kerangka Pemikiran

PNPM Mandiri pariwisata yang merupakan program yang berlangsung dari tahun 2009 hingga 2014 terbagi atas beberapa program di dalam Desa Borobudur. Partisipasi masyarakat sebagai salah satu unsur penting dalam keberhasilan pembangunan di suatu wilayah. PNPM Mandiri melalui sektor pariwisata dikenal sebagai PNPM Mandiri Pariwisata. PNPM Mandiri Pariwisata dibuat menggunakan pendekatan dan tujuan utama yang erat kaitannya dengan masyarakat. Pendekatan yang mendasari PNPM Mandiri Pariwisata salah satunya adalah partisipasi dari masyarakat.

PNPM Mandiri pariwisata memiliki aktor penting didalamnya yaitu pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta. Penelitian ini difokuskan pada peran masyarakat sesuai dengan tujuan utama dari PNPM Mandiri Pariwisata yang ditunjukkan dengan partisipasi masyarakat dalam program-program PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Borobudur. Partisipasi masyarakat terbagi atas

(28)

28 partisipasi masyarakat pada tahapan PNPM Mandiri Pariwisata, bentuk partisipasi masyarakat, serta lembaga yang menaungi partisipasi masyarakat dalam PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Borobudur. Ketiga hal tersebut digunakan untuk melihat partisipatif masyarakat yang menjadi pendekatan dalam dasar program PNPM Mandiri Pariwisata serta nantinya akan dikaji dari tujuan utama dari PNPM Mandiri Pariwisata yang tertuang di dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.26/UM.001/MKP/201

(29)

29 Gambar 3 Kerangka Pemikiran Penelitian

PNPM Mandiri Pariwisata Modal Masyarakat Keberdayaan dan kemandirian Masyarakat Kapasitas Pemerintah Daerah Akses Permodalan dalam Pemberdayaan Masyarakat Membangun Kemitraan lintas Sektor

PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Borobudur

Pemerintah Swasta Masyarakat Perkembangan Partisipasi Masyarakat pada Tahapan PNPM Organisasi yang Memfasilitasi Partisipasi Masyarakat Bentuk Partisipasi Masyarakat

(30)

Gambar

Tabel 1.1 Matrik Keaslian Penelitian
Gambar 1 Struktur Pelaksanaan PNPM Mandiri

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Besides the scenario of Martian surrounding, with a small number of distinctive landmarks, the challenge consists of a Simultaneous Localization and Mapping (SLAM) concept using

Hasil analisis dengan menggunakan model Logit yang dilakukan oleh Soentoro (1996) menunjukkan bahwa pengambilan keputusan petani untuk menanam tebu dipengaruhi oleh luas garapan,

[r]

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada  bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian, secara umum