• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelas : E-54 Mata kuliah :Sistem Informasi Manajemen (SIM) Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, Msc(SC)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kelas : E-54 Mata kuliah :Sistem Informasi Manajemen (SIM) Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, Msc(SC)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Kelas : E-54

Mata kuliah :Sistem Informasi Manajemen (SIM) Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, Msc(SC)

PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN PENDEKATAN INSOURCING ATAU OUTSOURCING DAN URGENSI

MAiNTAINABILITY SUATU SOFTWARE PADA PT. XXX

Oleh

Hesti Indri Purwaty P056133922.54E

PROGRAM PASCA SARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

DAFTAR ISI   DAFTAR ISI ... i PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Perumusan Masalah ... 2 Tujuan ... 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 3 Outsourcing ... 3 Insourcing ... 4

Sistem Informasi (SI) ... 5

Keriteria Kualitas Produk Software ... 6

PEMBAHASAN ... 8

Insourcing dan Outsourcing ... 8

Alasan Perusahaan Memilih Model Outsourcing ... 9

Kelebihan & Kekurangan Outsourcing ... 9

Profil Perusahaan & Pemilihan Model Outsourcing pada Perusahaan XXX 10 Urgensi Maintainability Suatu Software ... 11

Aktivitas Pemeliharaan Perangkat Lunak ... 11

Urgensi Maintainability Sistem Informasi ... 12

KESIMPULAN DAN SARAN ... 14

Kesimpulan ... 14

Saran ... 14

(3)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Perkembangan tekhnologi informasi yang sangat pesat beberapa tahun terakhir, menyebabkan setiap perusahaan berlomba lomba untuk terus beradaptasi terhadap situasi persaingan. Setiap konsumen menuntut adanya suatu pelayanan yang mudah, nyaman dan cepat dalam operasional perusahaan terhadap konsumennya. Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan aplikasi teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk memnuhi kebutuhan konsumen.

Tidak semua perusahaan mempunyai sumber daya yang memadai/optimal, baik sumber daya manusia (SDM), keahlian, dan modal untuk mengaplikasikan teknologi informasi yang sesuai. Maka muncul suatu alternatif dalam membantu perusahaan untuk membangun sistem informasi di beberapa perusahaan. Salah satu cara yang kini populer diterapkan adalah dengan mengadopsi sistem outsourcing.

Saat ini sudah banyak model perusahaan yang menawarkan jasa sebagai pembuat dan pengelola sistem informasi disebut model outsourcing. Terdapat juga insourcing yaitu pengembangan sistem informasi yang hanya melibatkan sumber daya internal perusahaan. Secara terminologi insourcing memiliki arti yang berlawanan dengan outsourcing. Berdasarkan fenomena tersebut diatas, penulis mencoba menganalisa masing-masing model tersebut dengan melihat kelebihan dan kelemahan penggunaan masing-masing model tersebut.

Selain permasalahn tersebut di atas, dalam makalah ini akan menjelaslan terkait dengan urgensi maintainability dalam konteks implementasi suatu sistem informasi. Perusahaan-perusahaan di dunia telah mengembangkan sistem informasi berbasis teknologi informasi untuk mendukung fungsi operasional dan fungsi menejerial (pengambilan keputusan).

Sistem informasi merupakan bagian penting dari kegiatan oprasional perusahaan, perencanaan strategis dan sering kali mempunyai peran penting terhadap keunggulan kompetitif usaha. Aplikasi perangkat lunak yang membangun sistem informasi akan mengalami beberapa penyesuaian dan perubahan sejak penginstalannya sebagai respon terhadap pemenuhan persyaratn

(4)

dan kebutuhan. Urgensi maintainability sistem informasi perlu dicermati karena biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan relatif lebih tinggi dibandingkan saat membangun sistem informasi, sehingga alokasi sumberdaya sumber daya (cost & effect) perlu diperhitungkan dengan baik.

Perumusan Masalah

Saat dahulu perusahaan cenderung untuk merencanakan, mengembangkan, mengoperasikan dan memelihara sistem informasinya sendiri. Namun, tren saat ini mulai berubah sejak beberapa perusahaan di negara-negara maju menyadari bahwa mereka harus lebih fokus dalam menjalankan bisnis utamanya dan menyerahkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan teknologi informasi (pemrograman software, kegiatan operasional harian, pemeliharaan, dan lain-lain) kepada perusahaan teknologi informasi professional. Selain itu software yang telah diterapkan atau diimplementasikan oleh perusahaan diperlukan maintainability yang optimal. Maintainability merupakan salah satu karakteristik dari berkualitas tidaknya suatu software.

Dengan adanya uraian diatas, maka muncul beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana peran pengembangan sistem informasi dengan menggunakan pendekatan insourcing atau outsourcing pada perusahaan?

2. Jelaskan urgensi maintainability dalam konteks implementasi suatu sistem informasi pada perusahaan?

 

Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui perkembangan sistem informasi dari pendekatan model outsourcing dan insourcing dengan melihat kelebihan dan kelemahan penggunaan masing-masing model tersebut. Selain itu juga untuk mengetahui seberapa penting peran urgensi maintainability dalam konteks implementasi suatu sistem informasi (tingkat keberhasilan implementasi suatu software.

(5)

TINJAUAN PUSTAKA  

Outsourcing

Menurut O’Brien dan Marakas (2010) dalam bukunya “Introduction to Information Systems”, istilah outsourcing dalam arti luas adalah pembelian sejumlah barang atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan tetapi sekarang dengan memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak ketiga. Dalam kaitannya dengan SI, outsorcing digunakan untuk menjangkau fungsi SI secara luas dengan mengontrak penyedia layangan eksternal.

Outsourcing SI juga dapat diterjemahkan dengan penyediaan tenaga ahli yang profesional di bidang SI untuk mendukung dan memberikan solusi guna meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini dikarenakan sering kali suatu perusahaan mengalami kesulitan untuk menyediakan tenaga SI yang berkompeten dalam mengatasi kendala-kendala SI maupun operasional kantor sehari-hari (www.midas-solusi.com). Jadi, outsourcing adalah pemberian sebagian pekerjaan yang tidak bersifat rutin (temporer) dan bukan inti perkerjaan di sebuah organisasi/perusahaan ke pihak lain atau pihak ketiga.

Outsourcing yaitu penggunaan pihak ketiga atau vendor untuk membangun dan mengembangkan suatu sistem informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan, sehingga pihak perusahaan cukup membeli beberapa paket sistem aplikasi yang siap dipakai karena paket aplikasi tersebut dibuat oleh vendor yang telah memiliki spesialisasi dibidang sistem aplikasinya. Sementara menurut Aalders (2002) menyatakan bahwa outsourcing adalah mengontrak/menyewa pihak ketiga untuk mengelola sebuah proses bisnis lebih efisien dan efektif daripada yang bisa dilakukan di dalam perusahaan sendiri. Pada dasa warsa terakhir ini perkembangan teknologi informasi demikian pesatnya dan menjadi faktor penentu dalam mencapai keberhasilan. Ketepatan dan kecepatan informasi menjadi faktor penting bagi organisasi dalam memenangkan persaingan. Kebutuhan organisasi akan teknologi informasi sudah tidak diragukan lagi, dan outsourcing bisa menjadi alat yang efektif dan efisien untuk memenuhi permintaan terhadap teknologi informasi tersebut.

(6)

Insourcing

Insourcing adalah mengoptimalkan karyawan dalam perusahaan untuk dipekerjakan di luar perusahaan berdasarkan kompetensi dan minat karyawan itu sendiri dan difasilitasi oleh perusahaannya. Insourcing bisa dalam bentuk bekerja di luar perusahaan secara fulltime, fifty-fifty atau temporary. Kompensasi yang diterima juga mengikuti pola tersebut. Artinya mereka akan dibayar secara penuh oleh perusahaan yang menggunakannya, atau sharing dengan perusahaan asalnya atau perusahaan asal hanya menanggung selisih gaji (Zilmahram, 2009). Pengertisn dari insourcing adalah sebuah model pengembangan dan dukungan sistem teknologi informasi yang dilakukan oleh para pekerja disuatu area fungsional dalam organisasi yaitu akunting, pemasaran, keuangan, produksi dengan bantuan dari pihak spesialis sistem informasi atau tanpa sama sekali. Model ini dikenal juga dengan istilah end user computing.

Insourcing juga dapat didefinisikan sebagai transfer pekerjaan dari satu organisasi ke organisasi lain yang terdapat di dalam negara yang sama. Selain itu, Insourcing dapat pula diartikan dengan suatu organisasi yang membangun fasilitas atau sentra bisnis baru yang mengkhususkan diri pada layanan atau produk tertentu (en.wikipedia.org). Dalam kaitannya dengan TI, Insourcing atau Contracting merupakan delegasi dari suatu pekerjaan ke pihak yang ahli (spesialis TI) dalam bidang tersebut dalam suatu perusahaan.

Pengembangan sistem umumnya dilakukan dengan menggunakan SDLC (Systems Development Life Cycle) atau daur hidup pengembangan sistem. Dengan menggunakan SDLC ini, organisasi akan mengikuti 6 langkah penting, yang mencakup berbagai tahapan berikut :

1. Perencanaan, yaitu membentuk rencana pengembangan sistem informasi yang memenuhi rencana-rencana strategis dalam organisasi.

2. Penentuan lingkup, yaitu menentukan lingkup sistem yang diusulkan untuk dibangun.

3. Analisis, yaitu menentukan kebutuhan-kebutuhan sistem yang diusulkan. 4. Desain, yaitu merancang sistem yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang

diperoleh pada tahapan analisis.

(7)

Sistem Informasi (SI)

Sebuah sistem informasi merupakan suatu kombinasi terorganisir dari kumpulan orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, data resources, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang menyimpan, memanggil, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi (O’Brien & Marakas, 2007). Aktifitas utama dalam suatu SI adalah pemasukan, pengolahan, penyimpanan, produksi dan pengendalian data atau informasi. Peranan SI yaitu, mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi sehingga informasi tersebut dapat digunakan oleh penggunanya dalam proses bisnis, dalam proses pembuatan keputusan atau dalam proses penyusunan strategi suatu organisasi.

Peranan SI dalam mendukung fungsi Operasional adalah sebagai berikut: 1. Sistem pemrosesan transaksi (transaction processing systems), misalnya:

pencatatan dan pemrosesan data dari kegiatan transaksi usaha secara real-time.

2. Sistem pengendalian proses (process control systems), yaitu monitoring dan pengendalian proses fisik di lapangan.

3. Sistem kolaborasi unit kerja perusahaan (enterprise collaboration systems), yaitu berperan dalam peningkatan komunikasi dan produktifitas unit kerja menggunakan office automated systems seperti e-mail untuk mengirim pesan dan dokumen elektronik dan videoconference untuk menggelar rapat virtual.

Peranan SI dalaxm mendukung fungsi Manajerial adalah sebagai berikut: 1. Sistem informasi manajemen (management information systems), yaitu

membantu penyediaan informasi dalam bentuk laporan.

2. Sistem pendukung pengambilan keputusan (decision support systems), yaitu dukungan fitur dari aplikasi yang membantu manajer dalam proses tersebut. 3. Sistem informasi eksekutif (executive information systems), yaitu penyediaan

highlight informasi strategis pada key area mencakup seluruh aspek dan sumber daya perusahaan yang disajikan untuk jajaran eksekutif dan manajer.

Implementasi aktual dari suatu sistem informasi merupakan perpaduan beberapa fungsi (cross-functional informational systems) yang dibangun dan dikembangkan sesuai kebutuhan organisasi. Fungsi-fungsi SI yang lain, selain

(8)

operasional dan manajerial beberapa di antaranya adalah sistem kepakaran (expert systems), sistem manajemen pengetahuan (knowledge management systems), sistem informasi strategis (strategic information systems) dan sistem fungsional bisnis (functional business systems, misal: pembukuan, keuangan, human capital, dsb).

Keriteria Kualitas Produk Software

Maintainability sebagai Salah Satu Kriteria Kualitas Produk Perangkat Lunak. ISO 9126 menjelaskan bahwa terdapat enam karakteristik kualitas perangkat lunak, yaitu functionality, reliability, usability, efficiency, maintainability dan portability sebagaimana dijelaskan dalam Gambar 1-1. Menurut penjelasan yang dimuat dalam dokumen ISO 9126, maintainability adalah kapabilitas produk perangkat lunak untuk dapat dimodifikasi. Modifikasi dapat berupa tindakan koreksi, peningkatan fungsi atau adaptasi perangkat lunak terhadap perubahan, serta modifikasi dalam kaitan kebutuhan dan spesifikasi fungsionalnya. ISO 9126 membagi aspek maintainability ke dalam lima sub kriteria yang digambarkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kriteria Kualitas Perangkat Lunak Sumber: ISO/IEC 9126 (2000)

1. Analysability yaitu kemampuan suatu produk perangkat lunak untuk dapat dianalisis atas terjadinya defisiensi, untuk dapat dipelajari penyebab-penyebab kegagalan di dalam perangkat lunak tersebut, atau kapabilitas untuk

(9)

dapat diidentifikasi bagian-bagian di dalam software tersebut bilamana diperlukan modifikasi.

2. Changeability yaitu kemampuan suatu produk perangkat lunak untuk boleh menerima modifikasi-modifikasi tertentu yang akan diimplementasikan pada software tersebut.

3. Stability yaitu kemampuan suatu produk perangkat lunak untuk terhindar dari dampak tak terduga akibat modifikasi pada software tersebut;

4. Testability, yaitu kemampuan suatu produk perangkat lunak untuk dapat dilakukan validasi atas perubahan yang telah ditanamkan di dalamnya;

5. Maintainability compliance yaitu kemampuan suatu produk perangkat lunak untuk mengikuti / sesuai standard dan ketentuan terkait maintainability.

(10)

PEMBAHASAN  

Insourcing dan Outsourcing

Sebelum tahun 1980 perusahaan cenderung untuk merencanakan, mengembangkan, mengoperasikan dan memelihara sistem informasinya sendiri. Namun, tren ini mulai berubah sejak beberapa perusahaan di negara-negara maju menyadari bahwa mereka harus lebih fokus dalam menjalankan bisnis utamanya dan menyerahkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan TI, seperti pemrograman software, kegiatan operasional harian, pemeliharaan, dan lain-lain kepada perusahaan TI profesional. Outsourcing tampaknya semakin diminati oleh sebagian besar perusahaan mengingat sering tidak jelasnya prospek dunia usaha yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat baik dari sisi demand, pasar maupun teknologi.

Selain outsourcing dikenal pula istilah insourcing. Ketika suatu organisasi mendelegasikan pekerjaannya ke entitas lainnya, yang bersifat internal namun bukan bagian dari organisasi, inilah yang disebut dengan insourcing. Entitas internal tersebut biasanya memiliki tim khusus yang mahir menyediakan layanan yang dibutuhkan. Perusahaan kadang-kadang memilih untuk melakukan insourcing karena memungkinkan mereka untuk melakukan pengawasan yang lebih baik daripada jika mereka memilih outsourcing.

Pemilihan metode pengembangan SI ini merupakan salah satu titik kritis keberhasilan pengembangan SI di sebuah perusahaan. Faktor faktor yang harus dipertimbangkan sangat kompleks, dari karakteristik perusahaan, sumber daya yang dipunyai oleh perusahaan dan faktor lainnya. Sejumlah besar keputusan outsourcing didorong oleh masalah fundamental seperti ekonomi, strategi dan teknis. Beberapa perusahaan melakukan outsource untuk mencapai fleksibilitas produksi yang lebih tinggi, untuk mengembangkan kapasitas, atau agar lebih fokus pada kompetensi inti.

Mayoritas perusahaan melakukan outsource terhadap aktifitas produksi untuk mengurangi biaya atau meningkatkan kualitas produk dengan menggunakan keahlian dari supplier mereka. Microsoft adalah salah satu perusahaan yang menggunakan outsourcing untuk memungkinkan teknologi

(11)

informasinya bisa meningkatkan kapabilitas supply chain mereka. Alasan Perusahaan Memilih Model Outsourcing

Saat ini misalnya, hanya sedikit perusahaan yang dapat memisahkan antara strategi SI dan strategi bisnisnya. Pada praktiknya dilapangan strategi SI dan strategi bisnis saling berkaitan, dan kemampuan SI dalam banyak kasus menentukan bagaimana strategi bisnis. Adapun ada beberapa las an sehingga perusahan memiliki untuk melakukan outsourcing, yaitu:

1. Meningkatkan foKus bisnis karena telah melimpahkan sebagian operasionalnya kepada pihak lain.

2. Membagi resiko operasional Outsourcing membuat resiko operasional perusahaan bisa terbagi kepada pihak lain

3. Sumber daya perusahaan yang ada bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lainnya.

4. Mengurangi biaya karena dana yang sebelumnya digunakan untuk investasi bisa difungsikan sebagai biaya operasional.

5. Memperkerjakan sumber daya manusia yang berkompeten karena tenaga kerja yang disediakan oleh perusahaan outsourcing adalah tenaga yang sudah terlatih dan kompeten dibidangnya

6. Mekanisme control menjadi lebih baik. Kelebihan & Kekurangan Outsourcing

Setelah mengetahui alasan perusahaan-perusahaan yang memilihi model otsourcing untuk sistem informasi, maka penting untuk mengetahui bagaimana keuntungan dan kerugian pada model outsourcing. Keuntungan perusahaan yang menggunakan pendekatan outsource dalam mengembangkan sistem informasinya adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan dapat lebih fokus pada bisnis intinya, karena pekerjaan telah diserahkan pada pihak ketiga untuk dikembangkan.

2. Dapat melakukan alih skill dan kepandaian yang berasal dari perusahaan atau organisasi lain dalam mengembangkan produk yang diinginkan.

(12)

4. Sistem yang dibangun perusahaan outsource biasanya merupakan teknologi yang terbaru,sehingga dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan pengguna.

5. Dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan

6. Bahasa pemrograman dan database disesuaikan dengan software yang sudah ada, sehingga menjadi seragam

7. Dapat diintegrasikan dengan software yang telah ada, karena staff IT mengetahui source codenya. Dengan tambahan keuntungan yaitu ditangani oleh tim yang lebih profesional di bidangnya, sehingga software yang dikembangkan lebih bagus kualitasnya.

8. Secara keseluruhan pendekatan outsourcing termasuk pendekatan dengan biaya yang rendah dibandingkan dengan insourcing, karena risiko kegagalan dapat diminimalisir

Kelemahan perusahaan yang menggunakan pendekatan outsource antara lain : 1. Biayanya lebih mahal dibandingkan mengembangkan sendiri.

2. Kurangnya perusahaan dalam mengerti teknik sistem informasi agar bisa dikembangkan di masa mendatang, karena yang mengembangkan tekniknya adalah perusahaan outsource..

3. Menurunkan kontrol perusahaan terhadap sistem informasi yang dikembangkan.

4. Informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan kadang diperlukan oleh pihak pengembang aplikasi, dan kadang informasi penting juga perlu diberikan, hal ini akan menjadi ancaman bagi perusahaan bila bertemu dengan pihak pengembang yang nakal..

5. Ketergantungan dengan perusahaan lain yaitu perusahaan pengembang sistem informasi akan terbentuk.

Profil Perusahaan & Pemilihan Model Outsourcing pada Perusahaan XXX PT. XXX merupakan salah satu perusahaan perbankan yang telah berdiri sejak 1999 dan mengalami perkembangan dari tahun ke tahun hingga sekarang. PT. XXX memiliki outlet sekitar 800 outlet dan memiliki jumlah pegawai sekitar puluhan ribu pegawai. Fokus bisnis perusahaan dalam mencapai target bisnis baik

(13)

pendanaan maupun pembiayaan menjadi fokus utama dalam menjalankan kegiatan operasional.

Aplikasi penerapan sistem informasi yang diaplikasikan oleh PT. XXX menggunakan sumber daya outsourcing dalam pembangunan dan pengembangan sistemnya. Akan tetapi untuk pengawasan, security dan monitoringnya, PT. XXX menggunakan model insourcing dengan memaksimalkan SDM di dalam perusahaan sendiri. Hal ini untuk mempermudah flow operasional perusahaan.

Urgensi Maintainability Suatu Software  

Aktivitas Pemeliharaan Perangkat Lunak

Pemeliharaan dilakukan untuk menjaga software tetap andal dan responsif bagi penggunanya setelah hal tersebut selesai dikembangkan dan diinstal. Jones (2010) mengungkapkan bahwa pemeliharaan merupakan hal yang lebih sulit dan kompleks untuk dianalisis dibandingkan dengan proses pengembangannya. Pemeliharaan perangkat lunak mencakup banyak aktivitas yang berbeda. Jones (2010) menyebutkan sedikitnya ada 23 jenis pekerjaan yang dapat dikelompokkan dalam lingkup pemeliharaan sebagaimana dijelaskan dalam Tabel 1. Keduapuluhtiga aktivitas pemeliharaan ini merupakan bentuk-bentuk dari modifikasi perangkat lunak eksisting. Terkadang beberapa aktivitas tersebut dapat terjadi berurutan dalam satu aliran kerja modifikasi, misanya reverse engineering seringkali mendahului aktivitas reengineering.

(14)

Tabel 1. Jenis Aktifitas Pemeliharaan Perangkat Lunak

Seperti yang telah disinggung di bagian atas, pemeliharaan merupakan pekerjaan yang relatif lebih kompleks daripada tahap pengembangan perangkat lunak. Jones (2010) mengungkapkan hal-hal yang menjadi kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam aktivitas ini.

Urgensi Maintainability Sistem Informasi

Swanson (1999) mengartikan maintainability dari suatu Sitem Informasi (SI) sebagai kapabilitas SI untuk ditingkatkan atau diperluas fungsi-fungsinya, di mana pemakaian sumberdaya dalam aktivitas pemeliharaan, pengoperasian dan

(15)

penggunaannya adalah seekonomis mungkin. Alokasi sumberdaya perlu dipertimbangkan dengan cermat, baik biaya maupun effort yang akan dikeluarkan kelak dalam pemeliharaan SI. Hal ini perlu dicermati bilamana organisasi menilai maintainability SI yang dimilikinya akan memberikan benefit dikemudian hari.

Urgensi maintainability SI perlu dicermati karena biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan cukup besar. Boehm (1982) dalam Suroso (2014) mengungkapkan hasil studinya di mana biaya pemeliharaan memakan porsi resource dana kegiatan pengembangan dan implementasi perangkat lunak yang relatif besar, di mana biaya pemeliharaan perangkat lunak mengambil porsi 49%, sedangkan biaya pengembangan adalah 43% dan sisanya (8%) untuk kegiatan lain-lain. Biaya perbaikan kesalahan pada suatu perangkat lunak juga meningkat sejalan dengan tahapan pengembangannya.

Maintainability merupakan hal yang penting karena SI harus terus beradaptasi terhadap perubahan lingkungan penggunaan maupun kebutuhan-kebutuhan yang baru, selain memenuhi tuntutan user untuk keandalan sistem perangkat lunak yang membangun SI dari koreksi atas kesalahan-kesalahan (bugs). Jika suatu aplikasi perangkat lunak yang dimiliki oleh sebuah organisasi dalam proses pengembangannya dibuat agar lebih mudah untuk dimodifikasi, misalnya dibangun dengan tingkat kerumitan yang rendah, maka usaha (effort) yang dicurahkan oleh organisasi tersebut dikemudian hari akan lebih ringan (Swanson, 1999). Maintenance effort sebagai input aktivitas pemeliharaan terdiri dari sumberdaya yang dialokasikan dan digunakan dalam tugas ini, misalnya sumberdaya mesin, workbenches dan sumberdaya manusia atau staff. Sumberdaya manusia sendiri dibedakan berdasarkan keterampilan (skills), pengalaman dan motivasinya, yang kemudian dikelompokkan lagi sesuai job class serta besaran gaji.

(16)

KESIMPULAN DAN SARAN  

Kesimpulan

Keterbatasan sumber daya yang dimiliki perusahaan baik sumber daya manuasia dan tenaga ahli yang professional, membuat beberapa perusahaan memilih model outsourcing untuk membangun sistem informasi dalam menunjang bisnis maupun operasional perusahaan. PT.XXX merupakan sampel perusahaan yang diambil oleh penulis memilih model outsourcing dalam membangun sistem informasi. Salah satu alasan perusahaan tersebut adalah agar perusahaan tetap focus dalam pencapaian target bisnis.

Pemeliharaan dilakukan untuk menjaga software tetap andal dan responsif bagi penggunanya. Kegiatan pemeliharaan memerlukan praktek manajemen yang baik untuk menjamin tersedianya sumberdaya untuk mendukung hal tersebut sehingga kebutuhan akan perubahan dan penyesuaian, yang termasuk dalam lingkup pekerjaan pemeliharaan, dapat dipenuhi. Besarnya biaya dalam aktivitas pemeliharaan perlu diseimbangkan dengan besarnya benefit yang akan diterima perusahaan.

Saran

Tingginya biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan pemeliharaan perlu dicermati sejak awal pengembangan sistem informasi. Kemampuan dan tingkat kemudahan SI untuk dimodifikasi sebaiknya dipikirkan sejak tahap pengembangan untuk mengakomodir aktivitas penyempurnaan (perfective) dikemudian hari agar bisa dikerjakan dengan resource yang seekonomis mungkin apabiladibutuhkan.

(17)

DAFTAR PUSTAKA  

Agrawal, Aditya et. al. (2009). ORE: A Framework to Measure Organizational Risk During Information Systems Evolution. (C. Barry, K. Conboy, M. Lang, G. Wojtkowski, & W. Wojtkowski, Eds.) Information Systems Development: Challenges in Practice, Theory and Education, 2, 675-686. Huber, J. R. (2009). A Thesis: Software Documentation Guidelines for

Maintainability. Grand Forks: University of North Dakota.

ISO 9126, I. (2000). Information technology – Software product quality, Part 1: Quality Model. International Organization for Standardization.

Jogiyanto. 2001. Analisis Dan Desain Sistem Informasi. Andi Offset, Yogyakarta. Jones, C. (2010). Software Engineering Engineering: Lessons from Successful

Projects in the Top Companies. New York: McGraw-Hill.

O’Brien, J. A. 1999. Management Information System: Managing Information Technology in the Internetworked Enterprise. 4rd Edition. McGraw-Hill. New York.

O’Brien, J. A. and G. M. Marakas. 2010. Introduction to Information Systems, fifteenth edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.

O’Brien, J., & Marakas, G. (2007). Management Information Systems (10 ed.). New York: McGraw-Hill/Irwin.

Suroso, I. A. (2014). Pembangunan Sistem Informasi. Bahan Kuliah Sistem Informasi Manajemen MB-IPB, (Tidak diterbitkan).

Swanson, E. B. (1999). IS “Maintainability”: Should It Reduce the Maintenance Effort? (Winter, Ed.) Database for Advances in Information Systems, 30/1, 65-76.

Zilmahram, T. 2009. Outsourcing dan

Insourcing.http://habahate.blogspot.com/2009/06/ outsourcing-dan-insourcing.html.

(18)

Gambar

Gambar 1. Kriteria Kualitas Perangkat Lunak  Sumber: ISO/IEC 9126 (2000)
Tabel 1. Jenis Aktifitas Pemeliharaan Perangkat Lunak

Referensi

Dokumen terkait

Tanah berfungsi sebagai penyedia berbagai bahan kebutuhan dasar manusia, meliputi berbagai bahan alam yang yang terkandung di dalam bumi dan berguna bagi

Algoritma melakukan scan dengan arah sumbu y sehingga memotong semua per- mukaan bidang dengan arah sumbu x dan z dan membuang garis-garis yang tersem- bunyi. Sebagai ganti

Keselamatan dan kesehatan kerja (K!), adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya penegahan (pre5enti$) timbulnya keelakaan kerja

Esrawati Jurusan PLB FIP UNP 97 kemampuan fisik, mental dan sosial penyandang cacat agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar sesuai dengan bakat,

Ternak Sapi + Kambing untuk penjualan ke RPH (Rumah Potong Hewan) Kalimalang & Cakung, baik untuk kebutuhan rutin harian maupun qurban 12) Kami (Exportir Industri

menunjukkan volume ekspor Indonesia pada periode t, adalah nilai tukar riil dalam bentuk rasio mata uang Indonesia per USD pada periode t, dan adalah pendapatan

Pengertian kata kiasan perulangan/penegasan adalah kata-kata kias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan. pengaruh kepada pendengar

Ia memulai bisnisnya tanpa modal, dan sekarang kurang lebih sudah 3 tahun dari mulai bisnis ini, omzetnya cukup besar, karyawannnya ada beberapa orang, ia bisa beli rumah,