BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1 1..11.. LLaattaar r BBeellaakkaannggKetika seseorang memasuki tahap lansia (lanjut usia) akan meningkatkan resiko Ketika seseorang memasuki tahap lansia (lanjut usia) akan meningkatkan resiko terjadinya demensia pada lansi. Hal ini disebabkan karena beberapa penyebab dimulai terjadinya demensia pada lansi. Hal ini disebabkan karena beberapa penyebab dimulai dar
dari i menmenuruurunnya nnya funfungsi gsi orgorgan, an, psipsikolkologiogis, s, dan dan bisbisa a jugjuga a disdisebabebabkan kan karkarena ena adanadanyaya penyakit lain.
penyakit lain.
Usia di atas 65 tahun mempunyai risiko tinggi untuk mengalami demensia dan hal Usia di atas 65 tahun mempunyai risiko tinggi untuk mengalami demensia dan hal ini tidak bergantung pada bangsa, suku, kebudayaan dan status ekonomi. Hasil penelitian ini tidak bergantung pada bangsa, suku, kebudayaan dan status ekonomi. Hasil penelitian di seluruh dunia menunjukkan bahwa demensia terjadi sekitar ! pada warga di atas di seluruh dunia menunjukkan bahwa demensia terjadi sekitar ! pada warga di atas usia 65 tahun dan meningkat sangat pesat menjadi "5 ! pada usia di atas # tahun dan usia 65 tahun dan meningkat sangat pesat menjadi "5 ! pada usia di atas # tahun dan hampir $# ! pada usia di atas %# tahun.
hampir $# ! pada usia di atas %# tahun.
&er
&erkemkembabangangan n dedememensnsia ia padpada a sesetitiap ap ororanang g beberbrbededa. a. &ad&ada a sesebabagigian an besbesarar dem
demensensia ia ststadiadium um lanlanjutjut, , terterjadjadi i penupenurunrunan an funfungsi gsi otaotak k yanyang g hamhampir pir menmenyelyeluruuruh.h. &enderita menjadi lebih menarik dirinya dan tidak mampu mengendalikan perilakunya. &enderita menjadi lebih menarik dirinya dan tidak mampu mengendalikan perilakunya. 'uas
'uasana ana hathatinyinya a sersering ing berberubahubahububah ah dan dan sensenang ang berberjaljalananjaljalan an (be(berkerkelanlana). a). &ad&adaa akhi
akhirnyrnya a penpenderderita ita tidtidak ak mammampu pu menmengikgikuti uti suasuatu tu perperakaakapan pan dan dan bisbisa a kehkehilailangangann kemampuan berbiara. kemampuan berbiara. 1 1..22.. TTuujjuuaann * *.. ++uujjuuaan n UUmmuumm ampu untuk
ampu untuk mengimengidentidentifikasi dan membefikasi dan memberikan asuhan keperikan asuhan keperawatrawatan gerontikan gerontik pada lansia dengan -emensia.
pada lansia dengan -emensia.
".
". +u+ujujuan an KhKhususuuss a.
a. enenjeljelaskaskan an pengpengertertian ian demdemensensia.ia. b.
b. enjelaskan etiologi demensia.enjelaskan etiologi demensia. .
d. enjelaskan penatalaksanaan demensia
e. engidentifikasi asuhan keperawatan gerontik pada lansia dengan demensia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
stilah demensia pertama kali digunakan oleh &hillipe &inel (*/$5 *"6) dalam bukunya 0+123+'2 4 '3+7 dengan kata 8-emene7.
-emensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan ingatan9memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup seharihari (:roklehurst and 3llen, *%/ dalam :oedhi-armojo, "##%).
-emensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat mempengaruhi aktifitas seharihari. &enderita demensia seringkali menunjukkan beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (beha;ioral symptom) yang mengganggu (disrupti;e) ataupun tidak menganggu (nondisrupti;e) (<olier, =., Hurley, 3.>., ahoney, 2. *%%).
?rayson ("##$) menyebutkan bahwa demensia bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku (Kusumawati, "##/).
&enyebab demensia yang re;ersibel sangat penting untuk diketahui, karena dengan pengobatan yang baik penderita dapat kembali menjalankan hidup seharihari yang
normal. Keadaan yang seara potensial re;ersibel atau bisa dihentikan yaitu @ a. ntoksikasi (4bat, termasuk alkohol dan lainlain)
b. nfeksi susunan saraf pusat . ?angguan metabolik @
*) 2ndokrinopati (penyakit 3ddison, sindroma >ushing, Hiperinsulinisme, Hipotiroid, Hipopituitari, Hipoparatiroid, Hiperparatiroid),
") ?agal hepar, gagal ginjal, dialisis, gagal nafas, hipoksia, uremia kronis, gangguan keseimbangan elektrolit kronis, hipo dan hiperkalsemia, hipo dan hipernatremia, hiperkalemia,
A) 1emote efek dari kanker atau limfoma.
d. ?angguan nutrisi @
*) Kekurangan ;itamin :*" (anemia pernisiosa), ") Kekurangan iasin (pellagra),
A) Kekurangan +hiamine (sindroma BernikeKorsakoff), $) ntoksikasi ;itamin 3, ;itamin -, &enyakit &aget.
e. ?angguan ;askuler @
*) -emensia multi infark, ") 'umbatan arteri arotis, A) 'troke,
$) Hipertensi,
5) 3rthritis Kranial. f. =esi desak ruang
g. Hidrosefalus bertekanan normal h. -epresi (pseudodemensia depresif)
&enyakit degeneratif progresif @
a. +anpa gejala neurologik penting lain @ *) &enyakit 3lCheimer,
") &enyakit &ik.
b. -engan gangguan neurologik lain yang prominen @ *) &enyakit &arkinson,
") &enyakit Hutington,
A) Kelumpuhan supranuklear progresif,
$) &enyakit degeneratif lain yang jarang didapat. (:oedhi-armojo, "##%)
2.. Manifestasi !linis
&ada awal perjalanan penyakit, pasien mengalami pegalpegal, enderung mengalami kegagalan dalam melakukan tugas tertentu yang kompleks dan memerlukan pemeahan masalah. :eberapa hal yang sering ditemui pada demensia adalah @
a. Kemunduran intelektual yang disertai dengan gangguan @ *) emori (daya ingat).
") 4rientasi @ ?angguan orientasi orang, tempat dan waktu tetapi kesadarannya tidak mengalami gangguan.
A) :ahasa @ 3phasia, stereotipik, sirkumstansial, gangguan penamaan objek. $) -aya pikir dan daya nilai @ -aya pikir lebih lambat, aliran ide dan
konsentrasi berkurang, sudut pandang yang jelek dan kurang, pikiran paranoid, delusi, dll.
5) Kapasitas belajar komprehensif @ ?angguan otak dalam memproses informasi yang masuk.
b. &erubahan emosional
2mosi sering gampang terstimulasi serta tidak dapat mengontrol tawa dan tangis.
. Kemunduran kepribadian *) 'ering egois.
") Kurang bisa mengerti perasaan orang lain, kurang perhatian, intro;ert. A) Kemunduran kebiasaan pribadi, makan, toilet, kebersihan, dll.
d. &erubahanperubahan pada sistem tubuh @ *) Kardio;askuler
>ardia output menurun, kemampuan respon terhadap stress berkurang, tekanan darah meningkat, denyut jantung setelah pemulihan melambat, epat pegal bila akti;itas meningkat.
") 1espirasi
<olume residu paru meningkat, kapasitas ;ital paru menurun, kapasitas difusi dan pertukaran gas menurun, efekti;itas batuk menurun, pada akti;itas berat epat lelah dan sesak, oksigenasi berkurang sehingga luka susah sembuh, susah mengeluarkan sekret batuk.
A) ntegumen
&erlindungan terhadap trauma dan suhu yang ekstrem menurun, perlindungan oleh kelenjar minyak alami dan berkeringat menurun, kulit tipis kering, dan keriput, sering memar, kebiruan dan epat terbakar sinar matahari, intoleransi terhadap panas, struktur tulang kelihatan pada kulit yang tipis.
&ada wanita terjadi penyempitan, penurunan elastisitas dan sekresi pada dinding ;agina, sehingga menimbulkan hubungan seksual yang sakit, perdarahan, gatal, iritasi dan lambat orgasme. &ada laki Dlaki terjadi penurunan ukuran penis dan testes dan respon seksual yang melambat.
5) ?enitoUrinaria
Kapasitas buli menurun, menurunnya sensasi untuk bak sehingga sering retensi dan kesulitan bak. &ada lakilaki terjadi :&H, dan pada wanita terjadi relaksasi otot perineum dan inkontinensia urine.
6) ?astrointestinal
'ali;asi berkurang, susah menelan makanan, mengeluh mulut kering, pengosongan esofagus dan lambung yang melambat sehingga sering terjadi gejala penuh, sakit ulu hati, mobilisasi usus berkurang sehingga sering konstipasi, bersendawa, perut tidak nyaman.
/) uskuloskeletal
Hilangnya densitas tulang, kekuatan dan ukuran otot, degenerasi tulang rawan sendi, sehingga terjadi penurunan tinggi badan, kyphosis, fraktur, sakit pada punggung, merasa hilang tenaga, fleEibilitas dan ketahanan sendi menurun dan sering sakit sendi.
) 'araf
:erkurangnya keepatan konduksi saraf sehingga terjadi konfusi disertai dengan keluhan fisik dan kehilangan respon lingkungan. 'irkulasi serebral menurun sehingga terjadi penurunan reaksi dan respon, belajar perlu waktu yang lama, sering bingung, sering lupa dan jatuh.
*) &englihatan @ Kemampuan untuk fokus pada objek yang dekat berkurang, tidak toleransi terhadap sinar, kesulitan mangatur intensitas ahaya masuk mata, dan penurunan kemampuan membedakan warna.
") &endengaran @ enurunnya kemampuan mendengarkan suara frekuensi tinggi.
A) 1asa dan bau @ &enurunan kemampuan mengeap dan membau sehingga dapat menggunakan gula dan garam berlebih pada makanannya.
f. Halusinasi dan delusi.
g. +anda dan ?ejala lainnya @ *) &sikiatrik
?angguan emas, depresi, perubahan kepribadian sehingga sering menangis atau tertawa patologis, emosi ekstrim tanpa pro;okasi.
") eurologis
3praEia dan agnosia, kejang, sakit kepala, pusing, kelemahan, sering pingsan, gangguan tidur, disartria, disfagia.
A) 1eaksi katastropi
3gitasi yang munul sekunder akibat kesadaran subjektif terhadap defisit intelektual yang dialami pada keadaan yang penuh stres.
$) 'undown syndrome
engantuk, konfusi, ataksia, jatuh. 'indrome ini bisa munul saat stimulus eksternal berkurang atau karena pengaruh obat benCodiaCepine.
&roses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya demensia. &enuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi di susunan saraf pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak sekitar *# ! pada penuaan antara umur A# sampai /# tahun. :erbagai faktor etiologi yang telah disebutkan di atas merupakan kondisikondisi yang dapat mempengaruhi selsel neuron korteks serebri. &enyakit degeneratif pada otak, gangguan ;askular dan penyakit lainnya, serta gangguan nutrisi, metabolik dan toksisitas seara langsung maupun tak langsung dapat menyebabkan sel neuron mengalami kerusakan melalui mekanisme iskemia, infark, inflamasi, deposisi protein abnormal sehingga jumlah neuron menurun dan mengganggu fungsi dari area kortikal ataupun subkortikal. -i samping itu, kadar neurotransmiter di otak yang diperlukan untuk proses konduksi saraf juga akan berkurang. Hal ini akan menimbulkan gangguan fungsi kognitif (daya ingat, daya pikir dan belajar), gangguan sensorium (perhatian, kesadaran), persepsi, isi pikir, emosi dan mood. Fungsi yang mengalami gangguan tergantung lokasi area yang terkena (kortikal atau subkortikal) atau penyebabnya, karena manifestasinya dapat berbeda. Keadaan patologis dari hal tersebut
akan memiu keadaan konfusio akut demensia (:oedhi-armojo, "##%).
2.#. Pe$eriksaan Penunjang
-iagnosis demensia ditegakkan berdasarkan penilaian menyeluruh, dengan memperhatikan usia penderita, riwayat keluarga, awal dan perkembangan gejala serta adanya penyakit lain (misalnya tekanan darah tinggi atau kening manis). -ilakukan pemeriksaan kimia darah standar. &emeriksaan >+ san dan 1 dimaksudkan untuk
menentukan adanya tumor, hidrosefalus atau stroke.
Gika pada seorang lanjut usia terjadi kemunduran ingatan yang terjadi seara bertahap, maka diduga penyebabnya adalah penyakit 3lCheimer. -iagnosis penyakit 3lCheimer terbukti hanya jika dilakukan otopsi terhadap otak, yang menunjukkan banyaknya sel saraf yang hilang. 'el yang tersisa tampak semrawut dan di seluruh jaringan otak tersebar plak yang terdiri dari amiloid (sejenis protein abnormal). etode diagnostik yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit ini adalah pemeriksaan pungsi lumbal dan &2+ (positron emission tomography), yang merupakan pemerisaan skening otak khusus.
2++,-Balaupun penyembuhan total pada berbagai bentuk demensia biasanya tidak mungkin, dengan penatalaksaan yang optimal dapat diapai perbaikan hidup seharihari dari penderita. &rinsip utama penatalaksanaan penderita demensia adalah sebagai berikut@
a. 4ptimalkan fungsi dari penderita
*) 4bati penyakit yang mendasarinya (hipertensi, penyakit parkinson) ") Hindari pemakaian obat yang memberikan efek samping pada ''& A) 3kses keadaan lingkungan, kalau perlu buat perubahan
$) Upayakan akti;itas mental dan fisik
5) Hindari situasi yang menekan kemampuan mental, gunakan alat bantu memori bila memungkinkan
b. Kenali dan obati komplikasi
*) engembara dan berbagai perilaku merusak ") ?angguan perilaku lain
A) -epresi
$) 3gitasi atau agresi;itas 5) nkontinensia.
. Upayakan perumatan berkesinambungan *) 1eakses keadaan kognitif dan fisik ") &engobatan gangguan medi.
d. Upayakan informasi medis bagi penderita dan keluarganya *) 1eakses keadaan kognitif dan fisik
e. Upayakan informasi pelayanan sosial yang ada pada penderita dan keluarganya *) :erbagai pelayanan kesehatan masyarakat
") asihat hukum dan9keuangan.
f. Upayakan nasihat keluarga untuk @
*) &engenalan dan ara atasi konflik keluarga ") &enanganan rasa marah atau rasa bersalah A) &engambilan keputusan
$) Kepentingankepentingan hukum9masalah etik
BAB III
ASUHAN !EPEA/ATAN
.1. Pengkajian
a. -ata 'ubyektif
*) &asien mengatakan mudah lupa akan peristiwa yang baru saja terjadi. ") &asien mengatakan tidak mampu mengenali orang, tempat dan waktu. b. -ata 4byektif
*) &asien kehilangan kemampuannya untuk mengenali wajah, tempat dan objek yang sudah dikenalnya dan kehilangan suasana kekeluargaannya. ") &asien sering mengulangngulang erita yang sama karena lupa telah
meneritakannya.
.2. Diagnosis !e0eraatan
a. &erubahan proses pikir berhubungan dengan degenerasi neuronal dan demensia progresif.
b. 1isiko terhadap edera berhubungan dengan defisit sensori dan motorik.
. 'yndrome defisit perawatan diri berhubungan dengan konfusi, kehilangan kognitif dan perilaku disfungsi.
d. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan kerusakan kognitif I perilaku disfungsi.
.. Interensi !e0eraatan o. -iagnosa
Keperawatan
+ujuan nter;ensi 1asional *. &erubahan proses pikir b9d degenerasi neuronal dan demensia progresif.
'etelah diberi askep AJ"$ jam
diharapkan pasien mampu memelihara fungsi kognitif yang optimal dengan kriteria @
*. empertahankan fungsi ingatan yang optimal, ". emperlihatkan penurunan
dalam prilaku yang bingung, A. enunjukkan respons yang
sesuai untuk stimuli taktil, ;isual dan auditori,
$. engungkapkan rasa keamanan dan perlindungan,
5. enunjukkan orientasi optimal terhadap waktu, tempat dan orang.
*. Kurangi konfusi lingkungan. a. -ekati pasien dengan ara menyenangkan dan kalem.
b. >obalah agar mudah ditebak dalam sikap dan perakapan perawat.
. Gaga lingkungan tetap sederhana dan
menyenagkan. d. &ertahankan jadwal
seharihari yang teratur.
e. 3lat bantu mengingat sesuai yang diperlukan. ". +ingkatkan isyarat lingkungan. a. &erkenalkan diri perawat ketika berinteraksi dengan pasien.
b. &anggil pasien dengan menyebutkan
namanya. . :erikan isyarat
lingkungan untuk orientasi waktu, tempat
*. 'timuli yang sederhana dan terbatas akan memfasilitasi interpretasi dan mengurangi distorsi input perilaku yang dapat ditebak kurang menganam disbanding perilaku yang tidak dapat ditebak alat bantu ingatan akan membantu pasien untuk mengingat. ". syarat lingkungan akan meningkatkan orientasi terhadap waktu, tempat dan orang dan indi;idu akan mengisi kesenjangan ingatan dan berfungsi sebagai pengingat.
dan orang. ". 1isiko terhadap edera b9d defisit sensori dan motorik.
'etelah diberi askep AJ"$ jam diharapkan pasien mampu
mempertahankan keselamatan fisik dengan kriteria @
*. ematuhi prosedur keselamatan,
". -apat bergerak dengan bebas dan mandiri disekitar rumah, A. engungkapkan rasa keamanan
dan terlindungi.
*. Kendalikan lingkungan. a. 'ingkirkan bahaya
yang tampak jelas. b. Kurangi potensial
edera akibat jatuh ketika tidur. . &antau regimen
medikasi.
d. jinkan merokok hanya dalam pengawasan. e. &antau suhu makanan. f. 3wasi semua akti;itas
diluar rumah. ". jinkan kemandirian dan
kebebasan maksimum. a. :erikan kebebasan
dalam lingkungan yang aman. b. Hindari penggunaan restrain. . Ketika pasien melamun, alihkan perhatiannya.
d. 'impan tag identifikasi pada pasien.
A. Kaji adanya hipotensi ortostatik.
$. 3jarkan klien bergerak dari posisi tidur ke berdiri seara bertahap.
*. =ingkungan yang bebas bahaya akan mengurangi risiko edera dan membebaskan keluarga dari kekhawatiran yang konstan.
". Hal ini akan memberikan pasien rasa otonomi.1estrain dapat meningkatkan agitasi.&engalihan perhatian difasilitasi oleh kehilangan ingatan segera.ama dan nomor telpon akan memfasilitasi kembalinya dengan aman pasien yang sedang melamun.
5. 3jarkan latihan untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas A. -apat menyebabkan edera. $. enegah terjadinya hipotensi ortostatik yang dapat menyebabkan edera. 5. -engan meningkatnya kekuatan otot akan menegah terjadinya edera. A. -efisit perawatan diri berhubungan dengan konfusi, kehilangan kognitif dan perilaku disfungsi. &asien akan@
*. enerima bantuan atau perawatan total dari pemberi
asuhan, jika diperlukan. ". engungkapkan seara ;erbal
kepuasan tentang kebersihan tubuh dan hygiene oral. A. empertahankan mobilitas
yang diperlukan untuk ke kamar mandi dan menyediakan perlengkapan mandi.
$. ampu menghidupkan dan mengatur panaran dan suhu air.
5. embersihkan dan mengeringkan tubuh.
6. elakukan perawatan mulut. /. enggunakan deodorant.
*. Kaji kemampuan untuk melakukan 3K' seara mandiri, menggunakan skala yang berterima.
". Kaji dan akomodasi perubahan fisik atau kognitif yang dapat menyebabkan defiit
perawatan diri.
A. -orong berjalan dan latihan fisik untuk membentuk kekuatan.
$. &astikan terdapat susur tangan dan permukaan asntiselip dikamar mandi.
5. ?unakan pembersih tanda deterjen, bukan sabun, gunakan air hangathangat kuku.
6. &ertahankan lingkungan mandi hangat dan pajankan hanya
area tubuh yang sedang dimandikan.
/. =akukan mandi penuh sekali atau dua kali seminggu, sisanya madi parsial, untuk menegah kulit kering. . andikan dan keringkan
perlahan untuk melindungi kulit rapuh.
%. +ingkatkan kemandirian seoptimal mungkin, sesuai kemampuan klien. $. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan kerusakan kognitif I perilaku disfungsi. &asien akan@
*. emahami dampak perilaku diri pada interaksi sosial. ". enunjukkan perilaku yang
dapat meningkatkan atau memperbaiki interaksi sosial. A. endapatkan9meningkatkan
keterampilan interaksi sosial (misalnya@ kedekatan, kerja sama, sensiti;itas, keasertifan, ketulusan dan saling
memahami).
$. engungkapkan keinginan untuk berhubungan dengan orang lain.
5. :erpartisipasi dalam dan menikmati permainan yang sesuai.
*. Kaji defisit pendengaran dan defisit fungsional lain yang mengganggu komunikasi. ". Kaji depresi.
A. :eri alat bantu adaptif untuk memfasilitasi defisit fungsi. $. Untuk pasien rawat inap, beri
akti;itas keterampilan, permainan, musik, dan
akti;itas kelompok keil lain. 5. :iarkan pasien memilih teman
sosialisasi beri arahan untuk pertama kali.
6. :eri akti;itas fisik.
/. 3njurkan partisipasi dalam program, seperti Foster
?randparents.
.". Ealuasi
a. engurangi resiko terhadap edera.
b. enunjukkan perawatan diri@ 3kti;itas Kehidupan 'eharihari (3K'). . Klien mampu meningkatkan interaksi sosial.