• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional variabel penelitian merupakan batasan pengertian yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional variabel penelitian merupakan batasan pengertian yang"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. DEFINISI OPPERASIONAL VARIABEL

Definisi operasional variabel penelitian merupakan batasan pengertian yang dibuat oleh peneliti terhadap variabel penelitian sehingga diharapkan terdapat suatu kejelasan pemahaman terhadap makna pengertian variabel yang dimaksud dalam penelitian. Adapun definisi operasional akan diuraikan di bawah ini.

1. Sistem Kompensasi

Sistem kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. (Malayu S.P. Hasibuan, 2001 : 18 )

Jadi sistem kompensasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala bentuk balas jasa dari pihak perusahaan terhadap pegawainya atas jasa yang telah diberikannya, balas jasa tersebut dapat berupa uang, barang langsung atau barang tidak langsung. Adapun indikator dari sistem kompensasi tersebut adalah gaji, bonus, tunjangan, insentif dan fasilitas.

2. Motif Berprestasi

Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri pegawai untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. (Anwar Prabu Mangkunegara, 2000 : 68 ).

(2)

Motif berprestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu dorongan dari dalam diri individu atau pegawai untuk mengerjakan segala tugas yang dibebankan kepada dirinya dengan sebaik mungkin sehingga menghasilkan prestasi yang sangat memuaskan. Indikatornya adalah kedisiplinan, keuletan, kerativitas, inovatif dan tanggung jawab.

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan sekumpulan objek atau subjek yang dapat berupa benda peristiwa, maupun gejala yang ada di sekeliling kita. Selain itu populasi bukan hanya sekedar kumpulan yang menentukan kuantitas suatu objek atau subjek penelitian, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut. Hal itu sesuai dengan pendapat Sugiono (2001 : 57) bahwa populasi adalah : “ Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Surakhmad (1982 : 93): “...Populasi adalah sekelompok subjek baik berupa manusia, gejala, nilai tes, benda-benda atau peristiwa-peristiwa”.

Sementara itu Sudjana (1984 : 5) mengemukakan bahwa populasi adalah “ Totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari”.

(3)

Berdasarkan pengertian di atas, untuk mendapatkan populasi yang relevan, seorang peneliti harus terlebih dahulu mengidentifikasi jenis-jenis data yang diperlukan dalam penelitian tersebut, yaitu mengacu pada permasalahan penelitian. Hal ini mengandung arti bahwa data yang diperoleh harus disesuaikan dengan permasalahannya dan jenis instrumen pengumpulan data yang dipergunakan.

Adapun yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah seberapa besar konstribusi sistem kompensasi terhadap motif berprestasi pegawai Dinas Pendidikan Kota Bandung. Atas dasar permasalahan tesebut dan jenis instrumen pengumpulan data yang dipergunakan, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Pendidikan Kota Bandung .

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

2. Sampel Penelitian

a. Teknik Pengambilan sampel

No Unit/ Bagian Jumlah

1. TU 14

2. Keuangan 16

3. Kepegawaian 14

4. Perlengkapan 11

5. Rencana dan Program 8

6. Sub Din TK/SD 32

7. Sub Din SMP 19

8. Sub Din Dikmenum 25

9. Sub Din Dikmenjur 21

10. Sub Din Dikluseporabud 24

(4)

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang dianggap mewakili karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh populasi tersbut. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Sugiono (1994 : 57) bahwa : “ Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi .” Lebih lanjut, Ali (1993: 46) mengemukakan :

“...dalam mengambil sampel dalam populasi memerlukan teknik tersendiri, sehingga sampel yang diperoleh dapat representatif atau mewakili populasi dan kesimpulan yang dibuat dapat diharapkan tepat atau sah (valid) dan dapat dipercaya (signifikan)”.

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian diberlakukan bermacam-macam teknik pengambilan sampel. (teknik sampling). Sampling adalah pemilihan sejumlah subjek penelitian sebagai wakil dari populasi sehingga dapat dihasilkan sampel yang mewakili populasi yang dimaksudkan.

Dari pendapat di atas dapat dikatakan dalam mengambil sampel yang representatif diperlukan cara-cara atau teknik pengambilan sampel yang tepat. Dalam hal ini penulis mengambil sampel dengan dengan mempergunakan teknil probability sampling yaitu teknik sampling dengan memberikan peluang yang sama bagi tiap anggota populasi untuk dijadikan sampel, cara pengambilan sampel dengan proportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan kerena populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiono, 1999 : 75 ). Adapun pengambilan dan penentuan

(5)

jumlah sampel dalam penelitian ini didasarkan pada urutan jabatan, yaitu : kepala dinas pendidikan, kepala bidang, kepala seksi, kepala sub bagian, dan anggota. b. Penentuan Jumlah Sampel

Dari jumlah populasi yang ada di dinas Pendidikan Kota Bandung yaitu sebanyak orang , maka akan diambil sejumlah pegawai sebagai sampel penelitian.

Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus yang dikemukakan Rakhmat Jalaludin, (1992 : 82 ) sebagai berikut :

N n =

Nd ² + 1

Keterangan : n = ukuran sampel minimal N = ukuran populasi D = presisi

1 = angka konstan

Secara kuantitatif Mantra dan Kastto (Singarimbun dan Effendi sofian, 1989 : 149-150 ) mengemukakan bahwa presisi adalah kesalahan baku, standar eror. Dalam penelitian-penelitian sosial besarnya presisi besarnya antara 5% sampai 10%. Pada penelitian ini peneliti mengambil presisi sebesar 10% sehingga diperoleh

184

n = = 64,79 ≈ 65 184(0,1)² + 1

(6)

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 65 pegawai . Selanjutnya untuk penentuan jumlah sampel ditentukan secara proporsional. Daftar jumlah sampelnya adalah sebagai berikut :

Unit/ Bagian Jumlah sampel

TU 5

Keuangan 6

Kepegawaian 5

Perlengkapan 4

Rencana dan Program 3

Sub Din TK/SD 11

Sub Din SMP 7

Sub Din Dikmenum 9

Sub Din Dikmenjur 7

Sub Din Dikluseporabud 8

Jumlah 65

C. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan dan menyusun data serta analisis dan interpretasi mengenai arti data yang diteliti. Mengenai hal ini Surakhmad ( 1985 : 131 ), mengemukakan :

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalkan untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-aat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

2. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Nazir (1983 : 211), pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dengan demikian teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah suatu teknik yang digunakan dalam

(7)

rangka pengumpulan data atau informasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Dalam hal ini ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu :

a. Tahap Penentuan Alat Pengumpul Data

Dalam penelitian, ini penulis menggunakan alat epngumpul data berupa angket. Sedangkan angket atau kuisioner merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data yang berdasarkan sifatnya termasuk pada teknik komunikasi tidak langsung. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang memerlukan jawaban dari responden secara tertulis, dengan tujuan untuk mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan.

Mengenai angket atau kuisioner ini, Kartadinata (1988 : 176), mengemukakan bahwa : “ Angket merupakan perangkat pernyataan tertulis yang harus dijawab responden secara tertulis pula.”

Angket yang digunakan dalam penelitan ini adalah angket tertutup. Dalam angket tertutup ini kemungkinan-kemungkinan jawaban telah disediakan dan responden tinggal memilih jawabannya, hal tersebut sesuai dengan pernyataan John W Best (Faisal, 1982 : 178 ):

Angket yang menghendaki jawaban pendek atau jawabannya diberikan dengan memberi tanda tertentu, disebut angket tertutup. Angket demikian biasanya meminta jawaban singkat dan jawaban yang membutuhkan “checlist” (

√ ) pada item yang terminat pada alternatif jawaban.

Adapun keuntungan menggunakan angket menurut Arikunto (1993 : 25), adalah :

1. Tidak memerlukan hadirnya penulis

2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

3. Memberi kemudahan kepada responden untuk menganalisa alternatif jawaban yang ada

(8)

5. Agar memperoleh jawaban-jawaban singkat dan objektif serta untuk memudahkan tabulasi dan perhitungan.

b. Tahap Penyusunan Alat Pengumpul Data

Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam penyusunan alat pengumpulan data adalah :

1) Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu variabel X (sistem kompensasi ) dan variabel Y (Motif Berprestasi)

2) Menyusun kisi-kisi angket dari setiap variabel penelitian tersebut ke dalam bentuk matriks seperti pada tabel berikut

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Variabel X (Sistem Kompensasi)

NO INDIKATOR SUB INDIKATOR ITEM JUMLAH

ITEM

1. Gaji

a. Memberikan gaji lembur jika melaksanakan pekerjaan tambahan di luar jam kerja.

(9)

b. Gaji yang diberikan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

c. Gaji yang diberikan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

d. Lembaga membayar gaji sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

2. Insentif

a. Memberikan insentif yang lebih tinggi untuk pegawai yang berprestasi.

b. Memberikan insentif secara adil untuk mendorong prestasi kerja. c. Insentif yang diberikan sesuai

dengan prestasi kerja.

6-10 5

3. Fasilitas

a. Menyediakan fasilitas kantor yang memadai.

b. Kebebasan untuk menggunakan dan memanfaatkan fasilitas kantor untuk menunjang pekerjaan.

c. Tempat kerja yang nyaman serta menunjang kelancaran pekerjaan.

11-15 5

4. Tunjangan

a. Memberikan tunjangan istri dan anak.

b. Memberikan tunjangan hari raya atau hari besar keagamaan. c. Memberikan dana pensiun bagi

pegawai yang telah habis masa

(10)

kerjanya.

d. Memberikan dana bantuan untuk melanjutkan pendidikan. e. Memberikan tunjangan

kesehatan.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Angket Variabel Y (Motif Berprestasi)

NO INDIKATOR SUB INDIKATOR ITEM JUMLAH

ITEM

1. Keuletan

a. Yakin dan percaya pada kemampuan sendiri.

b. Melaksanakan pekerjaan sampai tuntas.

c. Tidak suka menunda-ninda pekerjaan.

d. Yakin bahwa dengan kerja keras prestasi dapat diraih.

1-4 4

2. Kedisiplinan

a. Selalu datang dan pulang kantor tepat waktu.

b. Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. c. Mematuhi dan mentaati

peraturan yang berlaku.

d. Tidak mudah menyerah jika mendapatkan pekerjaan yang sulit.

5-8 4

3. Inovatif

a. Berani mengambil resiko dalam menerima dan melaksanakan pekejaan.

(11)

b. Berusaha mencari cara-cara yang lebih efektif dalam menyelesaikan pekerjaan. c. Suka mencoba hal-hal baru

yang berkaitan dengan teknologi.

d. Mau belajar dari keberhasilan orang lain.

4. Tanggung jawab

a. Melaksanakan pekerjaan meskipun tanpa pengawasan pimpinan.

b. Melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

c. Melaksanakan pekerjaan tanpa mengeluh

13-16 4

5. Kretivitas

a. Memulai pekerjaan tanpa menunggu perintah atasan. b. Berpartisipasi dalam setiap

kegiatan yang dilaksanakan kantor.

c. Suka memberikan bantuan kepada rekan kerja.

d. Memberikan ide, saran dan kritik kepada pimpinan.

17-20 4

3) Merumuskan pertanyaan-pertanyaan dari masing-masing variabel disertai alternatif jawabannya agar responden tidak keliru dalam menjawab.

(12)

4) Menentukan jumlah item untuk menetapkan skor setiap alternatif jawaban, yaitu dengan skala Likert dengan lima option, untuk angket yang bersufat positif (+), yaitu :

Alternatif Jawaban Bobot

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu-ragu (R) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sedangkan untuk angket yang bersifat negatif (-), penilaian menjadi sebaliknya, yaitu :

Alternatif Jawaban Bobot

Sangat Setuju (SS) 1

Setuju (S) 2

Ragu-ragu (R) 3

Tidak Setuju (TS) 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 5

c. Tahap Uji Coba Angket

Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, angket yang digunakan terlebih dahulu diujicobakan. Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item angket, baik dalam hal redaksi,

(13)

alternaif jawaban yang tersedia maupun maksud dalam pernyataan dan jawaban tersebut. Faisal (1982 : 189) mengemukakan pentingnya dilakukan uji coba sebagai berikut :

Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk penggunaan sesungguhnya (tidak langsung dipakai dalam pengumpulan data yang sebenarnya ). Sebelum pemakaian sesungguhnya sangatlah mutlak diperlukan uji coba terhadap isi maupun bahasa angket yang telah disusun.

Untuk uji coba ini, penulis melakukan uji coba terhadap 15 orang pegawai Dinas Pendidikan Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Dipilihnya Dinas Pendidikan Kecamatan Sukasari ini sebagai lokasi dalam pengujian angket, dikarenakan memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang sebenarnya.

Setelah data untuk uji coba angket terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Ukuran bagi memadai atau tidaknya instrumen sebagai alat pengumpul data dan sebagai alat pengukur variabel penelitian, harus memenuhi syarat utama, yaitu syarat validitas atau kesahihan dan syarat reliabilitas atau keajegan. Angket dianggap valid, apabila tedapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Angket dianggap reliabel jika terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

Faisal dan Mulyadi (1982 : 24) menjelaskan maksud dari validitas dan reliabilitas sebagai berikut :

Validitas pengukuran berhubungan dengan kesesuaian dan kecermatan fungsi ukur dari alat ukur yang digunakan. Suatu alat pengukuran dikatakan valid jika benar-benar sesuai dan menjawab secara cermat tentang variabel yang akan diukur. Sedangkan reliabilitas pengukuran berhubungan dengan daya konstan alat pengukur di dalam melahirkan ukuran-ukuran yang sebenarnya dari apa yang

(14)

diukur. Alat pengukur yang reliabel kecil kemungkinannya melahirkan ukuran yang berbeda-beda bila kenyataan objeknya memang sama, walaupun dilakukan oleh lain petugas atau lain kesempatan.

Dengan diketahui keterjaminan validitas dan reliabilitas alat pengumpul data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi atau memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan.

c. 1. Uji Validitas Instrumen

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data yang diteliti secara tepat. Sautu alat tes dapat dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang seharusnya dapat diukur oleh alat tes tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Sugiono (1999 : 267), bahwa : “ valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa ynag hendak diukur.”

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan atau kevalidan suatu instrumen. Uji validitas terhadap angket, dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui apakah angket yang telah disusun tepat untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data atau tidak. Dalam uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment. Dengan rumus sebagi berikut :

n.∑xy – (∑xy)( ∑y) rxy =

{n.

∑ x² - (∑ x)²}{

n.

∑ y² - (∑y)²}

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

∑X = Jumlah skor tiap item

∑Y = Jumlah skor total

n = Jumlah responden uji coba

(15)

Hasil perhitungan tersebut dikonsultasikan pada klasifikasi Guilford sebagaimana dikutip oleh Muhammad Ali (1982:105), sebagi berikut :

Tabel 3.4

Klasifikasi dari Guilford

Koefisien (r) Hubungan

0.00 – 0.20 Hampur tidak ada korelasi (alat tes tidak valid)

0.20 – 0.40 Korelasi rendah (validitas rendah) 0.40 - 0.60 Korelasi sedang (validitas sedang) 0.60 – 0.80 Korelasi tinggi (validitas tinggi) 0.80 – 1.00 Korelasi sempurna/ tinggi sekali

(validitas sempurna)

1) Validitas Angket Variabel X

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, untuk variabel X (Sistem Kompensasi) diperoleh bilai sebesar 0,81. Hal ini menunjukkan bahwa angket variabel X mempunyai kadar validitas tinggi sekali, dengan dikonsultasikan pada klasifikasi Guilford berada di antara 0,80 – 1,00.

2) Validitas Angket Variabel Y

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas untuk variabel Y (Motif Berprestasi Pegawai) diperoleh nilai sebesar 0,94. Hal ini menunjukkan bahwa angket variabel Y mempunyai kadar validitas tinggi sekali.

(16)

Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan teknik belah dua (split half methods) terhadap instrumen yang disusun. Belahan pertama merupakan item bernomor ganjil kemudian belahan yang kedua merupakan item bernomor genap. Kemudian keduanya dikorelasikan dengan menggunakan korelasi rank atau sperman (Sujana, 1992 : 455), dengan rumus sebagai berikut :

6 ∑ bi² r = 1 - n ( n² - 1) Keterangan : r = Koefisien korelasi bi = Beda rank n = Banyaknya responden (Sujana, 1992: 277) Kriteria Pengujian:

Hipotesis nol ditolak jika thitung > ttabel, artinya terdapat korelasi, dengan kata lain instrumen tersebut reliabel.

1) Reliabilitas Angket Variabel X (Sistem Kompensasi)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 3,08 sedangkan ttabel pada tingkat kepercayaan 99% dan dk = n-2 (8), sebesar 2,89. hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel. Dengan demikian Ho ditolak, artinya terdapat hubungan antara item-item ganjil dengan item-item genap, dengan demikian instrumen pengumpul data variabel X adalah reliabel.

2) Reliabilitas Angket Variabel Y (motif Berprestasi Pegawai)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 3,64 sedangkan ttabel pada tingkat kepercayaan 99% sebesar 2,89. hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel. Dengan demikian Ho ditolak, artinya terdapat hubungan antara

(17)

item-item ganjil dengan item-item genap, dengan demikian instrumen pengumpul data variabel Y adalah reliabel.

d. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Angket

Setelah angket diujicobakan dan hasil uji coba angket menunjukkan bahwa instrumen tersebut telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan penyebaran angket untuk mendapatkan data yang diinginkan. Angket yang disebarkan sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditentukan.

D. PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

Mengolah data adalah suatu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Langkah ini dilakukan agar data yang terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik kesimpulan sebagai suatu jawaban dari permasalahan yang diteliti. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Surakhmad (1985 : 109) sebagai berikut :

Mengolah data adalah usaha yang kongkrit yang membuat data itu “berbicara” , sebab betapapun besarnya jumlah dan tingginya nilai data yang terkumpul (sebagai fase pelaksanaan pengumpulan data ), apabila tidak disusun dalam suatu organisasi dan diolah menurut sistematik yang baik, niscaya data itu tetap mempunyai bahan-bahan yang “membisu seribu bahasa”

Langkah-langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(18)

1. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penelitian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya.

3. Menghitung kecenderungan rata-rata dari variabel X dan variabel Y untuk menentukan gambaran umum atau kecenderungan umum responden pada variabel penelitian. Untuk mengetahui kecenderungan rata-rata tersebut, dilakukan dengan cara menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel, baik variabe X maupun variabel Y, dengan formula weight mean score (WMS) sebagai berikut :

X

X = n

X = Rata-rata skor responden

X =Jumlah skor dari jawaban responden n = Jumlah responden

Jika nilai rata-rata telah diketahui maka langkah selanjutnya adalah penentuan kriteria dengan menggunakan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS di bawah ini :

Tabel 3.6

Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

No Rentang Nilai Kategori

1. 4,01-5,00 Sangat Tinggi

2. 3,01-4,00 Tinggi

3. 2,01-3,00 Sedang

4. 1,01-2,00 Rendah

(19)

4. Mengubah skor mentah menjadi skor baku Ti = 50 + 10

( Xi – X )

S

Keterangan :

Ti = Skor baku

Xi = Data skor dari masing-masing responden X = Rata-rata

S = Simpangan baku

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku, terlebih dahulu perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :

a) Rentang (R), yakni skor tertinggi dikurangi skor terendah b) Banyak kelas interval (BK) dengan menggunakan rumus

BK = 1+ 3,3 log n (Sujana, 1992 : 67)

c) Panjang kelas interval (P), yakni rentang dibagi banyaknya kelas d) Rata-rata ( X ), dengan menggunakan formula :

X = ∑ fi Xi (Sujana, 1992 : 67)

fi

e) Simpangan baku (S), dengan menggunakan rumus : S² = ∑n ∑fiXi – ( ∑fiX )² (Sujana, 1992 : 95 )

n ( n-1 )

5. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan memnentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis parametrik atau non parametrik. Apabila hasil perhitungan uji normalitas ini lebih kecil dari tabel, hal ini berarti

(20)

distribusi data normal, sehingga dalam pengolahan data dapat digunakan statistik parametrik, dan sebaliknya apabila hasil peritungan lebih besar dari tabel berarti hasil perhitungan tidak normal sehingga statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik. Dalam uji normalitas distribusi ini, penulis menggunakan perhitungan Chi kuadrat ( x² ) sebagai berikut :

X² = ( fo - fh)²

Fh

Keterangan :

X² = Chi kuadrat

Fo = Frekuensi hasi obsevasi Fh = Frekuensi yang diharapkan 6. Menguji Hipotesis Penelitian

Setelah selesai pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis guna menganalisis data yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Adapun hal-hal yang akan dianalisis berdasarkan hubungan antar variabel tersebut yaitu : a. Menghitung koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

Perhitungan koefisien korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui arah dari koefisien korelasi dan kekuatan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Disini penulis menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Peorson, yaitu :

n.∑xy – (∑xy)( ∑y) rxy =

{n.

∑x² - (∑ x)²}{

n.

∑ y² - (∑y)²}

Dari rumus di atas dapat dijelaskan bahwa r xy merupakan koefisien korelasi dari variabel X dan variabel Y yang dikorelasikan. Yakni dengan membandingakan harga r hitung dengan r tabel pada tingkat derajat kesalahn 5%

(21)

atau 10%. Bila r hitung > r tabel , kemudian bernilai positif maka terdapat hubungan yang positif sebesar angka tersebut. Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga koefisien korelasi, maka di bawah ini disajikan tabel menuru Sugiono (2001: 150) :

Tabel 3.7

Kriteria Nilai Koefisien Korelasi

Nilai r Kategori 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Tinggi 0,80 – 1,00 Sangat tinggi

Untuk menguji signifikansi korelasi antara variabel dengan maksud mengetaui apakah hubungan itu signifikan atau berlaku abgi seluruh populasi yaitu seluruh pegawai Dinas Pendidikan Kota Bandung, maka digunakan rumus : t = √ n - 2 √ 1- r² Keterangan : r = koefisien korelasi n = jumlah populasi

Analisis hipotesis dari uji t pada taraf signifikansi 95% diperoleh kriteria sebagai berikut:

(22)

1) Jika t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak dan Ha diteima. 2) Jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

b. Mencari besarnya derajat determinasi

Derajat determinasi digunakan dengan maksud mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mengujinya digunakan rumus sebagai berikut :

KD = r² x100% (Sudjana, 1992 : 369 ) Keterangan :

KD = Koefisien determinasi r² = Koefisien korelasi c. Uji Linearitas Regresi

Uji linearitas regresi digunakan untuk mencari hubungan fungsional antara variabel X dengan variabel Y. Dengan kata lain analisis regresi ini digunakan untuk memprediksikan nilai variabel terikat apabila nilai varibel bebas diubah. Uji ini dilaksanakan dengan menggunakan rumus sederhana yaitu :

Y = a + bX Keterangan:

Y = Nilai variabel Y yang diprediksi a = Nilai garis regresi, yaitu jika X = 0

(23)

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan terjadi pada X

d. Analisis Varians

Untuk menguji linearitas sederhana Y atas X tersebut digunakan analisis Varian dengan rumus-rumus sebagi berikut:

1) Menghitung jumlah kuadrat total JK (T) = ∑Y²

2) Menghitung jumlah kuadrat-kuadrat regresi (∑Y)²

JK (a) = n

3) Mengitung jumlah kuadrat karena regresi [∑XY-(∑X)(∑Y)]

JK (b\a) =

n

4) Menghitung jumlah kuadrat residu JK (S) = JK (T) – JK (a) – JK (b\a)

5) Menghitung jumlah kuadrat karena kekeliruan JK (E) = ∑

[

Y² - ∑Y²

]

n

6) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok JK (TC) JK (S) – JK (E)

(24)

Tabel 3.8 Tabel ANAVA Sumber

Varians DK JK RJK F

Jumlah N Y² Y²

Regresi (a) Regresi (b/a) Residu 1 1 n-2 JK (a) JK (b/a) JK (S) JK (a) S²reg = JK (b/a) 1 S²res= JK (S) n-2 S² reg S²res Tuna cocok Kekeliruan k-2 n-k JK (TC) JK (E) S²tc = JK (TC) k - 2 S²e = JK (E) n - k S²tc S²e

Langkah-langkah dalam teknik pengolahan data dan analisis data di atas diharapkan dapat ,membantu penulis dalam menghasilkan penelitian yang berkualitas yang ditandai dengan pemecahan masalah dan pencapaian tujuan penelitian

Gambar

Tabel 3.1  Populasi Penelitian
Tabel 3.8  Tabel ANAVA  Sumber

Referensi

Dokumen terkait

f) Guru menjelaskan kepada siswa mengenai peta pikiran dan memberikan contoh, sehingga siswa dapat membuat peta pikiran dengan kreasinya sendiri pada waktu yang telah

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan mengenai keterampilan proses Fisika pada siswa kelas X SMA Seri Rama YLPI Pekanbaru didapatkan informasi sebagai

Berdasarkan kerangka pikir diatas, diduga bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD serta metode tanya jawab, ceramah, kerja kelompok atau

Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu software tutorial yang dapat digunakan untuk membantu mengenalkan aksara Jawa dengan menggunakan interface yang dapat menarik

Merapin Kec.Gerunggang Kota Pangkalpinang Ekonomi 300,000. Santunan Mustahiq

(KALENHUDİN)kalnehudin, Berişanin.: İsimleri Dahi ;Eğer İstersen HAlvette Ervah İle Konuşmak İ ersen Öd Günlük Mahlep İle Buhurladıktan sonra İsimleri Tilavet Edip 12

Penambahan kapur + abu sekam padi dan penambahan kapur + abu terbang (fly ash) menunjukkan terjadi peningkatan kekuatan geser terutama pada nilai sudut geser

1) Arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan, masing-masing diungkapkan secara terpisah. Bunga dan dividen diklasifikasikan secara konsisten