PEMULIAAN TANAMAN
MENYERBUK SENDIRI
Tujuan pemuliaan
Dasar genetik tanaman
Keragaman genetik
Metode pemuliaan
Tujuan
Mendapatkan tanaman superior yang
memiliki sifat-sifat unggulan
TUGAS 1 :
Cari 10 tanaman menyerbuk sendiri
Cari tujuan pemuliaan pada tanaman
Keluaran (output) pemuliaan tanaman
menyerbuk sendiri
Mendapatkan tanaman homosigot (galur)
superior yang memiliki sifat-sifat unggulan
(INBRIDA)
Mendapatkan tanaman heterosigot yang
memiliki keunggulan (HIBRIDA)
Mendapatkan populasi yang terdiri dari
galur-galur yang serupa hanya berbeda pada sifat
ketahanan yang dimiliki
Dasar genetik tanaman
Tanaman menyerbuk sendiri sebagian besar
memiliki komposisi genetik HOMOSIGOT
Dari generasi ke generasi memiliki sifat yang
sama
Proses homosigositas pada pasangan alel
heterosigot berlangsung cepat.
Proporsi tanaman homosigot tergantung
Dasar genetik tanaman
Rumus untuk mengetahui proporsi tanaman
homosigot :
{1-(1/2)
m}
ndimana m=generasi dan
n=pasangan alel heterosigot
Contoh : n=5 dan m=5, proporsi tanaman
homosigot untuk ke 5 pasangan alel setelah
5 generasi selfing adalah 85%
Tugas 2
1.
Pada sepasang alel heterosigot Aa, berapa
proporsi tanaman homosigot AA setelah
1,2,3,4,5,6 generasi selfing?
2.
Pada 5 pasang alel heterosigot
AaBbCcDdEe, berapa proporsi ke 5 pasang
alel homosigot setelah 1,2,3,4,5,6 generasi
selfing
Keragaman genetik
Pengertian :
Keragaman genetik adalah keragaman yang
disebabkan oleh faktor genetik (diwariskan).
Keragaman yang teramati (fenotip) merupakan
keragaman yang disebabkan oleh faktor genetik
dan lingkungan
Keragaman lingkungan adalah keragaman yang
Keragaman genetik
Keragaman genetik sebagai bahan dasar
dalam kegiatan pemuliaan tanaman menyerbuk
sendiri.
Pusat keragaman genetik (center of origin)
Cara mendapatkan keragaman genetik :
1. Introduksi
2. Koleksi
3. Hibridisasi
4. Mutasi,
Sumber : www.thechileman.org
Tugas 3
Cari pusat keragaman (origin of diversity,
Vavilov) tanaman menyerbuk sendiri (10
tanaman)
Introduksi
Introduksi : mendatangkan tanaman dari
tempat yang berbeda (antar kota atau antar
negara,antar lembaga)
Penanganan varietas introduksi :
1. Bahan tetua (sumber gen)
2. Koleksi
3. Bahan seleksi
Lengkeng lokal var. mutiara poncokusumo (A); lengkeng introduksi var. Itoh (B)
Sumber : balitjestro
Koleksi
Koleksi : kegiatan pengumpulan tanaman
sebagai sumber gen atau keragaman
genetik.
Koleksi tanaman dapat berupa :
1. Varietas liar/kerabat liar
2. Varietas introduksi
3. Varietas lokal
https://www.crops.org
Tugas 4
Cari lembaga-lembaga (dalam atau luar
negeri) yang berhubungan dengan koleksi
tanaman menyerbuk sendiri (10 tanaman)
Hibridisasi
Hibridisasi : persilangan buatan yang dilakukan
antar tanaman dalam satu spesies, antar spesies
dalam satu genus, antar genus atau kerabat
liarnya
Tujuan : mendapatkan kombinasi genetik (sifat)
yang diinginkan dari beberapa tetua.
Cara hibridisasi :
1. Pemilihan tetua (selection)
2. Emaskulasi (emasculation)
3. Penyerbukan (pollination) dan pembungkusan
bunga (bagging)
1. Pemilihan tetua/jumlah tetua
Pemilihan tetua : tergantung pada sifat unggul yang
diinginkan, kualitatif atau kuantitatif.
1.
Sifat kualitatif: lebih mudah diseleksi, gen
sederhana (monogenik). Perbedaan phenotipa =
perbedaan gen pengendali,pengaruh lingkungan
kecil. Diperlukan cukup 1 tetua, Contoh : warna
bunga
2.
Sifat kuantitatif : seleksi tidak mudah dilakukan,
gen kompleks (poligenik),pengaruh lingkungan
besar. Contoh : hasil tanaman. Diperlukan lebih
2. Emaskulasi dan penyerbukan
Emaskulasi : pengambilan kepala sari dari tetua
betina; untuk mencegah masuknya polen sendiri
atau polen asing.
Perlu mengetahui biologi bunga (morfologi dan saat anthesis)
Cara emaskulasi :
a. Mekanis
b. Fisik
c. Kimia
Penyerbukan (pollinating):
a. pengumpulan polen,
perlu mengetahui fertilitas dan viabilitas polen
b. kesiapan stigma (kepala putik) menerima
polen (receptivitas stigma).
Perlu mengetahui kompatibilitas polen-stigma
2. Emaskulasi dan penyerbukan
brush the anther across the stigma of the seed parent
3. Pembungkusan bunga betina
Pembungkusan bunga betina dilakukan
sebelum/setelah emaskulasi, menghindari polinator lain ( (serangga)
To protect the flower from unwanted pollen,
Catatan : pembungkusan bunga kadang perlu dilakukan pada
bunga jantan untuk menghindari tercemarnya polen dengan polen yang lain.
4. Pelabelan
Pelabelan (labeling) : nama/kode tetua, tgl penyerbukan, kode persilangan
a label containing the name of the parents, the letter X (to signify a cross), the name of the pollen parent, and the date of the cross
Tugas 5
1. Cari gambar morfologi bunga tanaman
menyerbuk sendiri (5 tanaman)
a. Saat anthesis (pecahnya kepala sari) dan
masaknya polen dari setiap tanaman (5
tanaman)
b. Receptivitas kepala putik dari setiap
tanaman (5 tanaman)
2. kompatibilitas polen-stigma
Mutasi
Perubahan genetik yang terjadi pada gen (mutasi gen) atau kromosom (mutasi kromosom)
Terjadi secara :
1. Alami (mutasi spontan) 2. Buatan (mutasi buatan) Mutagen:
1. Fisik : Radiasi (sinar X, sinar gamma, sinar neutron, dll) 2. Kimia : (ethylene imine, diethyl sulfate, dimethyl sulfate, N-nitrosoethyl urea, N-nitrosomethyl urea, methal sulfonate, diepoxy butane, ethyleneoxide)
Contoh tanaman hasil
mutasi
Sorghum hasil mutasi
Poliploidi
Perubahan pada jumlah kromosom (trisomik= 2n+1) atau penggandaan set kromosom (x) (triploid =3X,
tetraploid =4X)
Penggandaan set kromosom menggunakan kolkhisin Allopoliploidi : hasil persilangan antar tanaman
berbeda genom,
Contoh : Semangka 3X tanpa biji, berasal dari persilangan semangka 2X dengan 4X
Autopoliploidi: Penggandaan langsung dengan menggunakan Kolkhisin
Induksi poliploidi pisang secara in vitro telah
menghasilkan beberapa tanaman pisang tetraploid (Mas Madu) dengan daun jatuh, berbeda dibanding yang diploid dengan daun ke atas. Ploidi sudah dikonfirmasi dengan flow
Metode Pemuliaan Tanaman
Menyerbuk Sendiri
Introduksi
Seleksi :
Seleksi massa Seleksi galur
Hibridisasi
penanganan generasi bersegregasi dengan menggunakan : Metode silsilah (pedigree) Metode curah (bulk)
Single Seed Descent (SSD)
INTRODUKSI
INTRODUKSI KOLEKSI PLASMA NUTFAH SELEKSI Bahan Tetua Hibridisasi seleksi Varietas Baru Pengujian Varietas Baru Langsung digunakan Sebagai Varietas Baru PengujianKOLEKSI
Seleksi massa
Tujuan seleksi massa
1. Untuk memurnikan varietas
pengotoran dari percampuran, persilangan
alami, dan mutasi alami dalam produksi
benih.
2.
Memperbaiki sifat-sifat dalam varietas lokal
Diperoleh varietas unggul yang merupakan
campuran genotipa dengan fenotip yang
seragam.
Pelaksanaan:
a. Dari populasi dasar yang ditanam → dipilih individu-individu
terbaik berdasarkan fenotipe yang sesuai dengan kriteria seleksi b. Biji dari individu terpilih dipanen →di campur
c. Diambil sejumlah biji secara acak → ditanam pada satu petak → Dipilih individu-individu terbaik sesuai dengan kriteria seleksi d. Biji dari individu terpilih dipanen → dicampur
e. Diambil sejumlah biji secara acak → ditanam pada satu petak → dipilih individu-individu terbaik sesuai dengan kriteria seleksi f. Demikian seterusnya sampai diperoleh suatu populasi yang
seragam dengan sifat-sifat sesuai dengan kriteria seleksi yang telah ditentukan
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x - Populasi Dasar :
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Biasanya berupa varietas lokal x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x (landrace)
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
- Biji dari hasil seleksi generasi Biji Dicampur pertama → dipanen →
dicam-pur
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x - Biji diambil sebagian secara x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x acak → ditanam → Diseleksi.
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x - Dst sampai beberapa gene-x gene-x gene-x gene-x gene-x gene-x gene-x gene-x gene-x gene-x gene-x gene-x gene-x gene-x gene-x gene-x gene-x gene-x gene-x gene-x rasi seleksi → Diperoleh
po-pulasi yang seragam dng. si-Biji Dicampur fat yang diinginkan.
Perhatikan cara memilih individu yg diinginkan dst
Bagan Seleksi Massa
a. Menghasilkan varietas yang dapat beradaptasi luas karena lebih dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang beragam
b. Memberikan kestabilan hasil walaupun pada kondisi alam yang beragam
c. Lebih dapat bertahan terhadap kerusakan yang menyeluruh serangan suatu penyakit
Alasan Mengembangkan Varietas Bergalur
Banyak Adalah :
Keterbatasannya
:
a. Kurang menarik dibandingkan dengan varietas yang
berasal dari galur murni (seragam)
b. Lebih sulit untuk memberikan tanda pengenal diri
pada program seleksi benih.
c.
Biasanya memberi hasil lebih rendah dari galur
terbaik dalam campuran.
Galur : Individu-individu yang dikembangkan
melalui penyerbukan sendiri dari tanaman tunggal.
Jika galur tersebut dapat dianggap sudah sebagai
suatu populasi dari genotip tunggal → galur murni
→ populasi seragam karena sudah homosigot.
Seleksi galur murni
Tujuan Seleksi Galur Murni :
Untuk mendapatkan varietas yang dikembangkan
dari individu homosigot superior
Pemilihan berdasarkan fenotip
Keberhasilan tergantung ragam tanaman
homosigot
Hasil seleksi berupa galur murni
Populasi campuran bahan seleksi dapat berupa :
Kelebihan dan kelemahan seleksi galur murni
Kelebihan :
lebih menarik karena lebih seragam baik genotip maupun fenotip
Lebih mudah diidentifikasi
Hasil biasanya lebih tinggi daripada hasil seleksi massa
Kelemahannya :
Tahapan Seleksi galur murni :
a. Tahap Pertama
Memilih individu-individu terbaik (sesuai dengan yang diinginkan) dari populasi dasar → diadakan penyerbukan sendiri.
b. Tahap Kedua
Keturunan individu-individu terpilih ditanam terpisah dalam baris-baris untuk diamati/dinilai →
Penilaian dilakukan beberapa generasi → 7 – 8 generasi.
Penilaian ditekankan pada :
galur dengan sifat tertentu yang terbaik keseragaman dalam galur
c. Tahap ketiga
Jumlah galur sudah terbatas → diadakan pengujian yang
x x x x x x x x x
x x x x x x x x x Tahap kesatu x x x x x x x x x Dari populasi dasar dipilih
Individu-individu terbaik x x x x x
x x x x x x x x x x
x x x x x Tahap kedua
Terdiri dari 7 – 8 generasi x x x ………..x x x
x x x ………..x x x
x x x ………..x x x Tahap ketiga
x x x ………..x x x Sejumlah galur murni yang baik diuji dengan beberapa ulangan
Bagan Seleksi Galur
Tugas !
1. Pelajari perbedaan antara seleksi masa dan
seleksi galur !
Hibridisasi………
Untuk menggabungkan sifat dari sepasang atau lebih tetua
Diawali dengan pemilihan tetua didasarkan atas tujuan program
Hibridisasi keragaman genetik Sepasang tetua
Lebih sepasang tetua
Metode seleksi terhadap hasil
hibridisasi
Metode silsilah (pedigree)
Metode curah (bulk)
METODE PEDIGREE
Metode ini disebut pedigree atau silsilah karena dilakukan
pencatatan pada setiap anggota populasi bersegregasi dari hasil persilangan.
Seleksi dilakukan pada karakter yang memiliki heritabilitas
tinggi
• Seleksi pada famili terbaik, barisan terbaik dan tanaman terbaik.
• Seleksi dapat dilakukan pada generasi F2.
• Famili adalah kelompok galur yang berasal dari satu tanaman terseleksi pada generasi sebelumnya
Persilangan sepasang tetua homozigot yang berbeda diperoleh F1 seragam
Biji F1 ditanam disesuaikan dengan kebutuhan pertanaman generasi F2
Sebagian benih F1 disimpan
Biji F2 ditanam, jumlah biji yang ditanam tergantung pada banyaknya famili F3 yang akan ditangani biasanya 10 : 1 atau 100 : 1.
Seleksi dilakukan pada individu terbaik.
Tanam biji F3. Masing-masing biji dari satu tanaman ditanam dalam barisan. Pada generasi ini terlihat jelas ada perbedaan antar famili.
Tanaman yang dipilih adalah tanaman yang terbaik pada barisan yang lebih seragam.
Generasi F4 – F5 generasi ini banyak famili lebih homozigot.
Seleksi di antara famili, dipilih 2 atau lebih tanaman dari famili terbaik.
Generasi F6- F7 dilakukan uji daya hasil dengan varietas pembanding
Generasi F8 dilakukan uji multilokasi (pada beberapa lokasi dan musim)
Pelepasan varietas dan perbanyakan benih sebar.
Tahapan seleksi Pedigree
Tetua A x Tetua B F1
F2
Baris-baris keturunan dari satu tanaman
Ditanam dalam barisan berjarak lebar
F3 Seleksi tanaman tunggal
Seleksi tanaman tunggal
F4-F5 Baris-baris keturunan dari
satu tanaman
F6- F7 Uji Daya hasil pendahuluan
F8-F12 Uji multilokasi
Kelebihan Metode Pedigree
Hanya keturunan-keturunan unggul yang
dilanjutkan pada generasi selanjutnya, Tanaman
yang jelek dibuang
Seleksi tiap generasi, sehingga tanaman tidak
terlalu banyak
Menghemat lahan, karena jumlah tanaman tiap
generasi semakin sedikit
Kekurangan Metode Pedigree
Tiap generasi persilangan harus dilakukan
pencatatan misal (sifat morfologi, ketahanan
hama dan penyakit, umur panen dll),
sehingga perlu banyak catatan dan pekerjaan
Kemungkinan ada galur terbuang pada
METODE CURAH (BULK)
Merupakan metode untuk membentuk galur homozigot dari populasi bersegregasi melalui selfing selama
beberapa generasi tanpa seleksi.
Seleksi ditunda sampai generasi lanjut biasanya pada generasi F5 dan F6. Dari generasi F1 s/d F4 benih
ditanam secara massa (bulk)
Pada generasi tersebut adanya seleksi alami
Seleksi untuk karakter dengan heritabilitas rendah sampai sedang
Tahapan Seleksi Curah (Bulk)
Tetua A x Tetua B F1
F2- F4
Menanam F1 dalam Rumah Kaca
Populasi Bulk ditanam dilapang Seleksi tanaman tunggal
Seleksi pada baris (famili) terbaik
F5
F6
F7 Ditanam dalam jarak rapat
F8 Uji daya hasil pendahuluan
dengan varietas pembanding F9
Uji Multilokasi
Kelebihan seleksi bulk
Relatif murah dan sederhana untuk memelihara populasi bersegregasi.
Generasi F1 – F4 pekerjaan tidak terlalu berat, karena pada generasi tersebut tidak ada seleksi.
Ekonomis untuk tanaman berumur pendek dan jarak tanam sempit seperti padi, gandum dll.
Tanaman yang baik tidak terbuang, karena tidak dilakukan seleksi pada generasi awal.
Beberapa generasi dapat dilakukan pada tahun sama
Kekurangan metode bulk
Silsilah galur tidak tercatat sejak awal
Seleksi alam pada generasi awal dapat menghilangkan genotipe-genotipe yang baik
Jumlah tanaman pada generasi lanjut sangat banyak sehingga memerlukan lahan yang luas.
Tugas :
Apa persamaan metode seleksipedigree dan
bulk?
Apa berbedaan antara seleksipedigree dan
bulk?
METODE SSD
Metode ini banyak diterapkan pada tanaman
berpolong
Pada metode ini panen dilakukan satu biji dari
setiap tanaman, mulai F2 – F5, kemudian setiap
biji tersebut dicampur untuk ditanam pada
Tahapan Seleksi SSD
Tetua A x Tetua B Bulk
F1
F2- F4 Ambil secara acak 1 biji dari
1 tanaman
F5 Seleksi tanaman terbaik
F6 Barisan tanaman tunggal
F7 Uji daya hasil pendahuluan
F8-F10 Uji multilokasi
Kelebihan Metode SSD
Keperluan lahan sempit
Waktu dan tenaga yang diperlukan saat panen lebih sedikit
Pencatatan dan pengamatan jauh lebih sederhana Seleksi untuk sifat yang heritabilitas tinggi dapat
dikerjakan lebih efektif.
Dimungkinkan menanam sejumlah generasi melalui pengendalian lingkungan misal dalam rumah kaca.
Kekurangan metode SSD
Seleksi untuk karakter-karakter yang heritabilitasnya rendah tidak efisien, misal hasil
Identitas tanaman unggul F2 tidak diketahui
Bila seleksi pada awal generasi tidak tajam dalam pengamatan, dapat mengakibatkan hilangnya
Bulk
50-100 tanaman
A X B
Gambar 3. Bagan metode single seed descent (SSD). (Sumber : Poehlman, 1979). F 1 F 2 F 3 F 4 F 5 F 6 F 7 F 8 – F 12 Pertanaman barisan 300 – 500 galur (10%)
Uji daya hasil
30-50 galur (10%)
Seleksi tanaman superior
3000 – 5000 galur Pertanaman tunggal 2000 – 3000 galur Pertanaman tunggal 2000 – 3000 galur Pertanaman tunggal 2000 – 3000 galur Pertanaman tunggal 2000 – 3000 galur
Single Seed Descent Method
Action
Grow F1 plants, harvest all F2 seeds per plant
Grow F2 population, harvest one seed per plant
Grow F3 population, harvest one seed per plant
Grow F4 population, harvest one seed per plant
Space-plant to grow F5,
select best single plants Grow F5-derived plant rows In the F6 generation (F5:6)
Yield Test in F7 (F5:7 rows) Yield Test in F8 (F5:8 rows)
Yield Test in F9 (F5:9 rows) Large-scale seed increase for
variety release
Metode Silang Balik
(Back Cross)
Silang Balik : persilangan antara keturunan dengan salah satu tetuanya.
Kegunaan : untuk memperbaiki suatu sifat yang
dikendalikan oleh gen tunggal dari varietas unggul pada tanaman menyerbuk sendiri.
Perbaikan sifat kuantitatif melalui silang balik → sulit dicapai.
Masalah yang paling besar dalam pelaksanaan Metode Silang Balik adalah adanya pautan atau “linkage” antara gen atau allel yang diinginkan dengan allel yang tidak diinginkan / jelek.
Galur pendonor gen (alel) → Tetua Donor (=Donor Parent) Galur yang menerima → Tetua Penerima (=Recipient
Tahapan Metode Silang Balik
Persilangan pertama antara tetua penerima
(Resipien=Recurrent=R) dengan tetua pemberi (Donor=D) menghasilkan F1
Silang balik pertama, F1 disilangkan dengan R untuk mendapatkan populasi BC1. (F1 sebagai betina dan R sebagai tetua jantan)
Silang balik kedua, BC1 disilangkan dengan tetua R untuk
mendapatkan BC2. Tetua BC1 sebagai betina dan R sebagai tetua jantan.
Silang balik ketiga, BC2 disilangkan dengan tetua R untuk
mendapatkan BC3. Tetua BC2 sebagai betina dan R sebagai tetua jantan.
Silang balik keempat, BC3 disilangkan dengan tetua R untuk mendapatkan BC4. Tetua BC3 sebagai betina dan R sebagai tetua jantan.
Tahapan Metode Silang Balik
Pada akhir kegiatan, BC4 dikawinkan sendiri
sehingga terjadi segregasi dan diseleksi
untuk mendapatkan galur harapan baru
SKEMA METODE SILANG BALIK
Persilangan tetua HS / MLG 15151
Silang balik pertama F1 / HS 50%
Silang balik ke dua BC1 / HS 75% Silang balik ke tiga BC2 / HS 87,5%
i
Silang balik ke empat BC3 / HS 93,75
BC4
Dimana :
HS : resipien (penerima) MLG 15151 : donor
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam
program silang balik
Tersedianya tetua timbal-balik yang sesuai
Sifat-sifat yang dipindahkan dari tetua penyumbang masih mungkin dipelihara dengan intensitas yang
tidak berkurang walaupun mengalami beberapa kali persilangan balik
Untuk mendekati kemiripan sifat-sifat tetua timbal balik, kecuali sifat yang diperbaiki tetap serupa
dengan tetua penyumbang (tetua donor), diperlukan banyak persilangan balik
X
Single Gene Transfer :
Linkage Drag with Traditional Backcross Breeding
Donor
variety
Resistance
Gene
Commercial
Variety
New Variety
Prosedur silang balik
(i) Musim pertama
Recurrent Parent (RP) disilangkan dengan
Donor Parent (DP) → menghasilkan generasi
F1.
(ii) Musim kedua
F1 x RP → BC1F1
(iii) Benih BC1F1 ditanam
x x x x x x x x x x x x x Tanamanan terpilih dari
x x x x BC1F1 x x x x populasi BC1F1 yg mengan- x x x x x x x x x x x x x dung sifat yg diinginkan
x x x x x x x x x x x x x dibiarkan menyerbuk sendiri ↓
Benih BC1F2 (iv) Benih BC1F2 ditanam
x x x x x x x x x x x x x BC1F2 terpilih→ menyerbuk send x x x x x x F2 x x x x x ↓
x x x x x x x x x x x x x Benih BC1F3 x x x x x x x x x x x x x
(iv) Benih BC1F3 ditanam ↓
x x x x x x x x x x x x x BC1F3 terpilih x RP x x x x x x F3 x x x x x ↓
x x x x x x x x x x x x x Benih BC2F3 x x x x x x x x x x x x x
(v) Benih BC2F3 ditanam Tanaman terpilih yg mengan x x x x x x x x x x x x x x dung yg diinginkan dan fe- x x x x x BC2F3 x x x x x notipnya mendekati RP di- x x x x x x x x x x x x x x silang balik dengan RP → x x x x x x x x x x x x x x BC2F3 x RP
↓
BC3F3
(vi) Demikian seterusnya dilakukan silang balik ke empat, lima dan enam secara berturut-turut
BC3F3 x RP ↓
BC4F3 x RP
↓
(
vii) BC
6F
3→ Penyerbukan sendiri → BC
6F
4(viii) Galur-galur homosigot untuk sifat yang diinginkan
dari tetua donor (DP) dan memiliki kemiripan dengan tetua penerima (RP) benihnya disatukan