• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG

Pada awal pemenuhan kebutuhannya, manusia hanya mengambil dari alam sekitar Pada awal pemenuhan kebutuhannya, manusia hanya mengambil dari alam sekitar tanpa kegiatan budidaya

tanpa kegiatan budidaya (farming),(farming), dengan demikian belum memerlukan sarana produksidengan demikian belum memerlukan sarana produksi  pertanian. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia, alam tidak

 pertanian. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia, alam tidak dapat menyediakandapat menyediakan semua kebutuhan itu sehingga manusia mulai membudidayakan

semua kebutuhan itu sehingga manusia mulai membudidayakan (farming)(farming) secara ekstensifsecara ekstensif  berbagai tanaman, hewan

 berbagai tanaman, hewan dan dan ikan untuk ikan untuk memenmemenuhi uhi kebutuhannyakebutuhannya. . Pada tahap Pada tahap ini ini kegiatakegiatann  budidaya

 budidaya mulai mulai menggunamenggunakan kan sarana sarana produksi, produksi, dilakukan dilakukan dalarn dalarn pertanian pertanian itu itu sendirisendiri (on(on  farm)

 farm) dan hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiridan hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri (home (home consumptionconsumption).).

Tahap selanjutnya, ditandai dengan adanya spesialisasi dalam kegiatan budidaya Tahap selanjutnya, ditandai dengan adanya spesialisasi dalam kegiatan budidaya sebagai akibat pengaruh perkembangan diluar sektor pertanian dan adanya perbedaan potensi sebagai akibat pengaruh perkembangan diluar sektor pertanian dan adanya perbedaan potensi sumberdaya alam

sumberdaya alam (natural endowment)(natural endowment) antar daerah, perbedaan ketrampilan (antar daerah, perbedaan ketrampilan ( skill  skill ) dalam) dalam masyarakat serta terbukanya hubungan lalulintas antar daerah. Pada tahap ini, selain masyarakat serta terbukanya hubungan lalulintas antar daerah. Pada tahap ini, selain dikonsumsi sendiri, hasil-hasil pertanian mulai dipasarkan dan diolah secara sederhana dikonsumsi sendiri, hasil-hasil pertanian mulai dipasarkan dan diolah secara sederhana sebelum dijual.

sebelum dijual.

Perkembangan sektor pertanian selanjutnya dipacu oleh kemajuan teknologi yang Perkembangan sektor pertanian selanjutnya dipacu oleh kemajuan teknologi yang sangat pesat di sektor industri (kimia dan mekanik) dan transportasi. Pertanian menjadi sangat pesat di sektor industri (kimia dan mekanik) dan transportasi. Pertanian menjadi semakin maju dan kompleks dengan ciri produktivitas per hektar yang semakin tinggi berkat semakin maju dan kompleks dengan ciri produktivitas per hektar yang semakin tinggi berkat  penggunaa

 penggunaan n sarana sarana produksi produksi pertaniapertanian n yang yang dihasilkadihasilkan n oleh oleh industri industri (pupuk (pupuk dan dan pestisida).pestisida). Kegiatan pertanian semakin terspesialisasi menurut komoditi dan kegiatannya. Namun, petani Kegiatan pertanian semakin terspesialisasi menurut komoditi dan kegiatannya. Namun, petani hanya melakukan kegiatan budidaya saja, sementara pengadaan sarana produksi pertanian hanya melakukan kegiatan budidaya saja, sementara pengadaan sarana produksi pertanian didominasi oleh sektor industri.

didominasi oleh sektor industri.

Dipihak lain karena proses pengolahan hasil-hasil pertanian untuk berbagai keperluan Dipihak lain karena proses pengolahan hasil-hasil pertanian untuk berbagai keperluan membutuhkan teknologi yang semakin canggih dan skala yang besar agar ekonomis, maka membutuhkan teknologi yang semakin canggih dan skala yang besar agar ekonomis, maka kegiatan ini pun didominasi oleh sektor industri pengolahan. Melalui proses pengolahan, kegiatan ini pun didominasi oleh sektor industri pengolahan. Melalui proses pengolahan,  produk-produk pertanian menjad

 produk-produk pertanian menjadi lebih i lebih beragam penggberagam penggunaan dan pemasarannyapun menjadunaan dan pemasarannyapun menjadii lebih mudah

lebih mudah (storable and (storable and transportabletransportable)) sehingga dapat diekspor. Pada tahap ini pembagiansehingga dapat diekspor. Pada tahap ini pembagian kerja di dalam kegiatan pertanian menjadi semakin jelas, yaitu: kegiatan kerja di dalam kegiatan pertanian menjadi semakin jelas, yaitu: kegiatan  budidaya

(2)

 pertanian (farm supplies) sebagai industri hulu dan kegiatan pengolahan komoditi pertanian sebagai industri hilir. Spesialisasi fungsional dalam kegiatan pertanian seperti yang telah dikemukakan diatas meliputi seluruh kegiatan usaha yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pertanian dan keseluruhannya disebut sistem "Agribisnis'. Namun  pada pelaksanaannya diperlukan strategi atau cara-cara yang bisa membantu dalm  pengembangannya.

TUJUAN :

1. Mengetahui cara atau strategi yang dapat dilakukan yang dapat meningkatkan dan mengembangkan kegiatan agribisnis.

RUMUSAN MASALAH :

1. Bagaimana cara atau strategi yang dapat meningkatkan dan mengembangkan kegiatan agribisnis.

(3)

PEMBAHASAN

MODEL DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN

AGRIBISNIS

Oleh :

Drs.H.Sudradjat Laksana,M.Ikom[1]

Dalam arti yang sempit pertanian adalah usaha atau kegiatan bercocok tanam. Sedangkan dalam arti luas pertanian adalah segala kegiatan manusia yang meliputi kegiatan bercocok tanam, perikanan, peternakan dan kehutanan. cocok tanam perikanan

Terkait dengan pertanian, maka dikenal istilah

 petani 

(farmer) dan

usaha

tani

(farming). Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh “petani tembakau” atau “petani ikan”. Usaha Tani (farming) adalah

sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Cakupan obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman (termasuk tanaman  pangan, hortikultura, dan perkebunan), kehutanan, peternakan, dan perikanan.

(4)

Ruang L ingkup Pertanian

Ada beberapa jenis pertanian berdasarkan perkembangannya yaitu:

a.  Pertanian ekstraktif , yaitu pertanian yang dilakukan dengan hanya mengambil atau mengumpulkan hasil alam tanpa upaya reproduksi. Pertanian semacam ini meliputi sektor perikanan dan ekstraksi hasil hutan.

 b.  Pertanian generatif yaitu corak pertanian yang memerlukan usaha pembibitan atau  pembenihan, pengolahan, pemeliharaan dan tindakan agronomis lainnya. Berdasarkan

tahapan perkembangannya pertanian generatif dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: 1. Perladangan berpindah (shifting cultivation),

2. Pertanian menetap (settled agricultured)

Selanjutnya berdasarkan ciri ekonomis yang lekat pada masing-masing corak pertanian

dikenal dua kategori pertanian yakni

 pertanian subsisten

 dan

 pertanian komersial

. Pertanian subsisten ditandai oleh ketiadaan akses terhadap pasar. Dengan kata lain produk pertanian yang dihasilkan hanya untuk memenuhi konsumsi keluarga, tidak dijual. Pertanian komersial  berada pada sisi dikotomis pertanian subsisten. Umumnya pertanian komersial menjadi

karakter perusahaan pertanian (farm) di mana pengelola usahatani telah berorientasi pasar. Dengan demikian seluruh output pertanian yang dihasilkan seluruhnya dijual dan tidak dikonsumsi sendiri.

Pertanian Sebagai Kegi atan E konomi 

Sebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem yang dinamakan agribisnis.Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir" mengacu  pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan ( food supply

chain). Dalam kerangka berpikir sistem ini, pengelolaan tempat usaha pembibitan,penyediaan input produksi,dan sarana produksi, biasa diistilahkan sebagai aspek “hulu”.   Sementara kegiatan pasca panen seperti ; distribusi, pengolahan, dan pemasaran dimasukkan dalam aspek “hilir”. Sedangkan Budidaya dan pengumpulan hasil merupakan bagian dari aspek  proses produksi.

Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandang  ekonomi bagi usaha penyediaan  pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan

(5)

dengan mengelola aspek  budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.

Agribisnis itu adalah suatu sistem yang utuh mulai sub-sistem penyediaan sarana produksi dan peralatan pertanian; sub-sistem usahatani; sub-sistem pengolahan atau agroindustri dan sub-sistem pemasaran. Agar sub-sistem ini bekerja dengan baik maka diperlukan dukungan sub-sistem kelembagaan sarana dan prasarana serta sub-sistem penunjang dan pembinaan.

 Agri bisnis sebagai suatu sistem

Agribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Disini dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yang tergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, serta terorganisir sebagai suatu totalitas.

Adapun kelima mata rantai atau subsistem tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Subsistem Penyediaan Sarana Produksi

Sub sistem penyediaan sarana produksi menyangkut kegiatan pengadaan dan penyaluran. Kegiatan ini mencakup Perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi, teknologi dan sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau input usahatani memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk.

2. Subsistem Usahatani atau proses produksi

Sub sistem ini mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian. Termasuk kedalam kegiatan ini adalah perencanaan  pemilihan lokasi, komoditas, teknologi, dan pola usahatani dalam rangka meningkatkan  produksi primer. Disini ditekankan pada usahatani yang intensif dan sustainable (lestari), artinya meningkatkan produktivitas lahan semaksimal mungkin dengan cara intensifikasi tanpa meninggalkan kaidah-kaidah pelestarian sumber daya alam yaitu tanah dan air. Disamping itu juga ditekankan usahatani yang berbentuk komersial bukan usahatani yang subsistem, artinya produksi primer yang akan dihasilkan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam artian ekonomi terbuka

(6)

3. Subsistem Agroindustri/pengolahan hasil

Lingkup kegiatan ini tidak hanya aktivitas pengolahan sederhana di tingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan pasca panen produk pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan dengan maksud untuk menambah value added (nilai tambah) dari produksi primer tersebut. Dengan demikian proses pengupasan,  pembersihan, pengekstraksian, penggilingan, pembekuan, pengeringan, dan peningkatan

mutu.

4. Subsistem Pemasaran

Sub sistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usahatani dan agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama subsistem ini adalah pemantauan dan  pengembangan informasi pasar dan market intelligence pada pasar domestik dan pasar luar

negeri.

5. Subsistem Penunjang

Subsistem ini merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen yang meliputi: a. Sarana Tataniaga  b. Perbankan/perkreditan c. Penyuluhan Agribisnis d. Kelompok tani e. Infrastruktur agribisnis f. Koperasi Agribisnis g. BUMN h. Swasta

i. Penelitian dan Pengembangan  j. Pendidikan dan Pelatihan

k. Transportasi

(7)

Strategi Pengembangan Agribisnis

Ada beberapa aspek yang dapat ditempuh dalam upaya mengembangkan kegiatan agribisnis diantaranya :

1. Pembangunan Agribisnis merupakan pembangunan industri dan pertanian serta jasa yang dilakukan sekaligus, dilakukan secara simultan dan harmonis. Yang sering kita dapatkan selama ini adalah industri pengolahan (Agroindustri)  berkembang di Indonesia, tapi bahan bakunya dari impor. Dipihak lain, peningkatan  produksi pertanian tidak diikuti oleh perkembangan industri pengolahan ( Membangun industri berbasis sumberdaya domestik/lokal). Sehingga perlu pengembangan Agribisnis Vertikal.

2. Membangun Agribisnis adalah membangun keunggulan bersaing diatas keunggulan komparatif 

Dalam arti bahwa membangun daya saing produk agribisnis melalui transformasi keunggulan komparatif menjadi keunggulan bersaing, yaitu dengan cara:

 Mengembangkan subsistem hulu (pembibitan, agro-otomotif, agro-kimia) dan pengembangan

subsistem hilir yaitu pendalaman industri pengolahan ke lebih hilir dan membangun jaringan  pemasaran secara internasional, sehingga pada tahap ini produk akhir yang dihasilkan sistem

agribisnis didominasi oleh produk-produk lanjutan atau bersifat capital and skill labor intensive.

 Pembangunan sistem agribisnis yang digerakkan oleh kekuatan inovasi. Dengan demikian

 produk utama dari sistem agribisnis pada tahap ini merupakan produk bersifat Technology intensive and knowledge based.

 Perlu orientasi baru dalam pengelolaan sistem agribisnis yang selama ini hanya pada

 peningkatan produksi harus diubah pada peningkatan nilai tambah sesuai dengan permintaan  pasar serta harus selalu mampu merespon perubahan selera konsumen secara efisien..

(8)

3. Menggerakkan kelima subsistem agribisnis secara simultan, serentak dan harmonis.

Untuk menggerakkan Sistem agribisnis perlu dukungan semua pihak yang berkaitan dengan agribisnis/ pelaku-pelaku agribisnis mulai dari Petani, Koperasi, BUMN dan swasta serta perlu seorang Dirigent yang mengkoordinasi keharmonisan Sistem Agribisnis.

4. Menjadikan Agroindustri sebagai A Leading Sector.

Agroindustri adalah industri yang memiliki keterkaitan ekonomi (baik langsung maupun tidak langsung) yang kuat dengan komoditas pertanian. Keterkaitan langsung mencakup hubungan komoditas pertanian sebagai bahan baku (input) bagi kegiatan agroindustri maupun kegiatan pemasaran dan perdagangan yang memasarkan produk akhir agroindustri. Sedangkan keterkaitan tidak langsung berupa kegiatan ekonomi lain yang menyediakan bahan baku(input) lain diluar komoditas pertanian, seperti bahan kimia, bahan kemasan, dll. Dalam mengembangkan agroindustri, tidak akan berhasil tanpa didukung oleh agroindustri penunjang lain seperti industri pupuk, industri  pestisida, industri bibit/benih, industri pengadaan alat-alat produksi pertanian dan  pengolahan agroindustri seperti industri mesin perontok dan industri mesin pengolah

lain.

5. Membangun Sistem agribisnis melaluiIndustri Perbenihan

Industri Perbenihan merupakan mata rantai terpenting dalam pembentukan atribut  produk agribisnis secara keseluruhan. Atribut dasar dari produk agribisnis seperti atribut nutrisi (kandungan zat-zat nutrisi) dan atribut nilai (ukuran, penampakan, rasa, aroma dan sebagainya) serta atribut keamanan dari produk bahan pangan seperti kandungan logam berat, residu pestisida, kandungan racun juga ditentukan pada industri perbenihan. Oleh karena itu Pemda perlu mengembangkan usaha perbenihan (benih komersial) berdasar komoditas unggulan masing-masing daerah, yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi industri perbenihan modern.

(9)

6. Dukungan Industri Agro-otomotif dalam pengembangan sistem agribisnis. Perlu adanya rental Agro-otomotif yang dilakukan oleh Koperasi Petani atau  perusahaan agro-otomotif itu sendiri.

7. Dukungan Industri Pupuk dalam pengembangan sistem agribisnis.

Pada waktu yang akan datang industri pupuk perlu mengembangkan sistem  Networking baik vertikal (dari hulu ke hilir) maupun Horisontal (sesama perusahaan  pupuk), yaitu dengan cara penghapusan penggabungan perusahaan pupuk menjadi satu dimana yang sekarang terjadi adalah perusahaan terpusat pada satu perusahaan pupuk  pemerintah. Oleh karena perusahaan-perusahaan pupuk harus dibiarkan secara mandiri

sesuai dengan bisnis intinya dan bersaing satu sama lain dalam mengembangkan usahanya. Sehingga terjadi harmonisasi integrasi dalam sistem agribisnis. Serta perlu dikembangkan pupuk majemuk, bukan pupuk tunggal yang selama ini dikembangkan.

8. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui Reposisi Koperasi Agribisnis.

Koperasi perlu mereformasi diri agar lebih fokus pada kegiatan usahanya terutama menjadi koperasi pertanian dan mengembangkan kegiatan usahanya sebagai koperasi agribisnis. Untuk memperoleh citra positif layaknya sebuah koperasi usaha misalnya: Koperasi Agribisnis atau Koperasi Agroindustri atau Koperasi Agroniaga yang menangani kegiatan usaha mulai dari hulu sampai ke hilir.

9. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui pengembangan sistem informasi agribisnis.

Dalam membangun sistem informasi agribisnis, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah informasi produksi, informasi proses, distribusi, dan informasi  pengolahan serta informasi pasar.

(10)

10. Membumikan pembangunan sistem Agribisnis dalam otonomi daerah

Pembangunan Ekonomi Desentralistis-Bottom-up, yang mengandalkan industri  berbasis Sumberdaya lokal. Pembangunan ekonomi nasional akan terjadi di setiap

daerah.

11. Dukungan perbankan dalam pengembangan sistem agribisnis di daerah.

Untuk membangun agribisnis di daerah, peranan perbankan sebagai lembaga  pembiayaan memegang peranan penting. Ketersediaan skim pembiayaan dari  perbankan akan sangat menentukan maju mundurnya agribisnis daerah. Selama ini yang terjadi adalah sangat kecilnya alokasi kredit perbankan pada agribisnis daerah, khususnya pada on farm agribisnis.

12. Pengembangan strategi pemasaran

Pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat penting peranannya terutama menghadapi masa depan, dimana preferensi konsumen terus mengalami perubahan, keadaan pasar heterogen. Dari hal tersebut, sekarang sudah mulai mengubah paradigma  pemasaran menjadi menjual apa yang diinginkan oleh pasar (konsumen).

13. Pengembangan sumberdaya agribisnis.

Dalam pengembangan sektor agribisnis agar dapat menyesuaikan diri terhadap  perubahan pasar, diperlukan pengembangan sumberdaya agribisnis, khususnya  pemanfaatan dan pengembangan teknologi serta pembangunan kemampuan

Sumberdaya Manusia (SDM) Agribisnis sebagai aktor pengembangan agribisnis.

14. Pengembangan Pusat Pertumbuhan Sektor Agribisnis.

Perlu pengembangan pusat-pusat pertumbuhan sektor agribisnis komoditas unggulan yang didasarkan pada peta perkembangan komoditas agribisnis, potensi perkembangan dan kawasan kerjasama ekonomi.

(11)

15. Pengembangan Infrastruktur Agribisnis.

Dalam pengembangan pusat pertumbuhan Agribisnis, perlu dukungan pengembangan Infrastruktur seperti jaringan jalan dan transportasi (laut, darat, sungai dan udara),  jaringan listrik, air, pelabuhan domestik dan pelabuhan ekspor dan lain-lain.

16. Kebijaksanaan terpadu pengembangan

Ada beberapa bentuk kebijaksanaan terpadu dalam pengembangan agribisnis. a. Kebijaksanaan pengembangan produksi dan produktivitas ditingkat perusahaan.  b. Kebijaksanaan tingkat sektoral untuk mengembangkan seluruh kegiatan usaha

sejenis.

c. Kebijaksanaan pada tingkat sistem agribisnis yang mengatur keterkaitan antara  beberapa sektor.

d. Kebijaksanaan ekonomi makro yang mengatur seluruh kegiatan perekonomian yang  berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap agribisnis.

17. Pengembangan agribisnis berskala kecil. Ada 3 kebijaksanaan yang harus dilakukan adalah:

a. Farming Reorganization

Reorganisasi jenis kegiatan usaha yang produktif dan diversifikasi usaha yang menyertakan komoditas yang bernilai tinggi serta reorganisasi manajemen usahatani. Dalam hal ini disebabkan karena keterbatasan lahan yang rata-rata kepemilikan hanya 0,1 Ha.

b. Small-scale Industrial Modernization

Modernisasi teknologi, modernisasi sistem, organisasi dan manajemen, serta modernisasi dalam pola hubungan dan orientasi pasar.

(12)

c. Services Rasionalization

Pengembangan layanan agribisnis dengan rasionalisasi lembaga penunjang kegiatan agribisnis untuk menuju pada efisiensi dan daya saing lembaga tersebut. Terutama adalah lembaga keuangan pedesaan, lembaga litbang khususnya  penyuluhan.

18. Pembinaan Sumberdaya Manusia untuk mendukung pengembangan agribisnis dan ekonomi

Dalam era Agribisnis, aktor utama pembangunan agribisnis dan aktor pendukung  pembangunan agribisnis perlu ada pembinaan kemampuan aspek bisnis, manajerial dan  berorganisasi bisnis petani serta peningkatan wawasan agribisnis. Dalam hal ini perlu reorientasi peran penyuluhan pertanian yang merupakan lembaga pembinaan SDM  petani. Oleh karena itu perlu peningkatan pendidikan penyuluh baik melalui  pendidikan formal, kursus singkat, studi banding. Serta perlu perubahan fungsi BPP yang selama ini sebagai lembaga penyuluhan agro-teknis, menjadi

K L I N I K

KONSULTASI AGRI BI SNIS

(13)

PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam peaksanaannya agribisnis memerlukan strategi atau cara umtuk membuatnya dapat berkembang yaitu dalam setiap sub-subsistem agribisnis seperti subsistem penyedia usahatani, usahatani, pemasaran, pengelolaan, dan subsistem penunjang.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Laksana, Sudrajat. 2012. Model dan Strategi Pengembangan Pertanian Agribisnis. http://disperta.cianjurkab.go.id ( diakses pada tanggal 5 desember 2014).

Mulyana, Iyan. 2014. Sektor Agribisnis. http://repository.mb.ipb.ac.id (diakses pada tanggal 5 desember 2014)

Irma. 2012. Strategi Pengembangan Sistem Agribisnis. http://irma-agribisnis.blogspot.com (diakses pada tanggal 5 desember 2014).

Purba, Frans Heron Kamsia. 2008. Strategi Agribisnis Di Era Global. http://heropurba.blogspot.com (diakses pada tanggal 5 desember 2014).

(15)

MAKALAH PENGANTAR ILMU

PERTANIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

 NAMA: YUDHA RINANDA

 NIM: 2051411045

KELAS: AGRIBISNIS A

FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN

DAN BIOLOGI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

TAHUN 2014/2015

Referensi

Dokumen terkait

Karya untuk disahkan dengan Surat keputusan Pengurus satu tingkat diatasnya dan dapat dilantik oleh Pembina Umum (Kepala Daerah) dimasing-masing tingkatannya,

digunakan dengan sangat efisien dalam sebagian kecil penulisan Keterampilan penulisan: Tulisan hasil pengamatan dibuat dengan benar, sistematis dan jelas, yang

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Putri,R (2016) yang menyatakan bahwa hampir seluruh anak usia 5-12 tahun di Desa Sukodadi Kecamatan Wagir

Pengambilan Kota Banda Aceh sebagai lokasi studi adalah karena kondisi pengelolaan persampahan terutama dalam aspek teknis operasional yang menjadi penekanan studi ini di

Semakin kecil nilai FCR mempunyai arti bahwa semakin efisien pemanfaatan pakan, kualitas pakan dapat diketahui melalui konversi pakan karena nilai FCR memberikan

Pada umumnya perempuan lebih sering terkena Hipertensi dibandingkan laki-laki, karena disebabkan perempuan banyak mempunyai faktor yang mendorong terjadinya

Kandungan selulosa, hemiselulosa, serta lignin pada tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang sangat tinggi menyebabkan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) berpotensi untuk

19 Simpang Tiga - Meunasah Raya Paya Mesjid Bungie Liliep Bungie Ujong Baroh Seuk Cukok Pulo Tu Paloh Tok Dhue Meunasah Jurong Kampung Blang Kulam Baro Linggong Sagoe Blang Leuen