BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.
1.11 LaLatar tar BeBelalakakangng
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit
penyakit khususnya khususnya penyakit penyakit degeneratif degeneratif dan dan untuk untuk aktualisasi aktualisasi (Mubarak,(Mubarak, 200!.
200!.
"ransportasi pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut "ransportasi pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penderita atau
penderita atau korban dari lokasi korban dari lokasi bencana ke sarbencana ke sarana kesehatan ana kesehatan yang memadaiyang memadai dengan aman tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang dengan aman tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai.
memadai.
#e$asa ini banyak pasien yang harus bisa kita ajarkan untuk dapat #e$asa ini banyak pasien yang harus bisa kita ajarkan untuk dapat mela
melakukkukan an aktakti%ii%itas tas sepseperti erti biabiasansanya, ya, karkarena ena jikjika a tidtidak, ak, paspasienien&pa&pasien sien ituitu tidak akan bisa berjalan dengan mandiri.
tidak akan bisa berjalan dengan mandiri. 'n
'ntutuk k ititu u kakami mi memenynyususun un mamakakalalah h inini i dedengngan an tutujujuan an beberbrbagagii pengetahuan tentang bagaimana cara
pengetahuan tentang bagaimana caranya memenuhi kebutuhan mobilisasi dannya memenuhi kebutuhan mobilisasi dan transportasi pasien kepada masyarakat luas yang mana di negara ndonesia transportasi pasien kepada masyarakat luas yang mana di negara ndonesia masih kurang mengetahuinya.
masih kurang mengetahuinya.
1.
1.22 )u)umumusan Msan Masaasalalahh 1.2.1
1.2.1 *pa *pa pengepengertian rtian dari dari kebukebutuhan tuhan mobilmobilisasi isasi dan dan transptransportasi+ortasi+ 1.2
1.2.2.2 *pa *pa saja saja tekteknik nik mobmobiliilisasi sasi dan dan trantransposportartasi+si+ 1.
1.2.2. *p*pa a fafaktktoror&fa&faktktor or yayang ng memempmpenengargaruhuhi i kekebubututuhahan n momobibililisasasi si dadann transportasi+
transportasi+ 1.2
1.2.-.- *pa m*pa masalasalah padah pada kebua kebutuhtuhan moban mobiliilisasi dasasi dan trann transposportasrtasi+i+ 1.2
1.2.. BagBagaimaimana asuhana asuhan kepean kepera$ara$atan dalatan dalam lingkm lingkup kebuup kebutuhtuhan mobian mobilisalisasisi dan transportasi+
dan transportasi+ 1.2
1.2././ *pa saj*pa saja tindaa tindakan dalkan dalam upayam upaya pemena pemenuhauhan kebun kebutuhtuhan moban mobilisilisasi danasi dan transportasi+
1.
1. "u"ujuajuan n enenuliulisansan 1.
1...11 ''ntntuuk k memenngegetatahhui ui pepenngegertrtiaian n ddarari i kkebebututuuhahan n momobibililisasasi si dadann transportasi.
transportasi. 1.
1..2.2 'nt'ntuk menuk mengetgetahuahui tekni teknik mobik mobilisilisasi dan traasi dan transpnsportortasi.asi. 1.
1... 'n'ntutuk k memengngetetahahui ui fafaktktoror&f&fakaktotor r yayang ng memempmpenengagaruruhi hi kekebubututuhahann mobilisasi dan transportasi.
mobilisasi dan transportasi. 1
1....-- ''nnttuuk k mmeenngegettaahhui ui mmasasaalalah h ppadada a kkeebbuuttuuhhaan n mmoobbiilliisasassi i ddaann transportasi.
transportasi. 1.
1... 'n'ntutuk k memengngetaetahuhui i asuasuhahan n kekepeperara$a$atan tan dadalam lam lilingngkukup p kekebubututuhanhan mobilisasi dan transportasi.
mobilisasi dan transportasi. 1.
1...// 'n'ntutuk k memengngetetahahui ui titindndakakan an dadalalam m upupayaya a pepememenunuhahan n kekebubututuhahann mobilisasi dan transportasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 engertian ebutuhan Mobilisasi dan "ransportasi
Mobilisasi merupakan kemampuan indi%idu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akti%itas
guna memprtahankan kesehatannya.
"ransportasi pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penderita atau korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai.
2.2 "eknik Mobilisasi dan "ransportasi
"eknik mobilisasi dan transportasi adalah teknik yang dapat digunakan oleh pera$at untuk memberi pera$atan pada klien imobilisasi. "eknik ini membutuhkan mekanika tubuh yang sesuai sehingga memungkinkan pera$at untuk menggerakan, mengangkat atau memindahkan klien dengan aman, dan juga melindungi pera$at dari cedera sistem musculoskeletal .
2. aktor&faktor yang Mempengaruhi ebutuhan Mobilisasi dan "ransportasi 2..1 3aya 4idup
erubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilisasi seseorang karena gaya hidup berdampak oada perilaku atau kebiasaan sehari&hari. erokok berat akan cenderung mempunyai pola pernapasan pendek. *nak&anak yang senang bermain akan mengembangkan keterampilan akti%itas lebih cepat dibandingkan anak&anak yang tidak senang bermain atau kurang aktif.
2..2 roses enyakit atau 5edera
roses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilisasi karena dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh. 6ebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakkan dalam ekstremitas bagian ba$ah, cedera pada urat saraf
tulang belakang, pasien pasca operasi atau yang mengalami nyeri cenderung membatasi gerakan.
2.. ebudayaan
emampuan melakukan mobilisasi dapat juga dipengaruhi oleh kebudayaan. 5ontoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilisasi yang kuat7 sebaliknya ada orang yang memiliki budaya tertentu dilarang untuk berakti%itas, misalnya -0 hari sesudah melahirkan tidak boleh keluar rumah.
2..- "ingkat 8nergi
8nergi adalah sumber untuk melakukan mobilisasi. *gar seseorang dapat melakukan mobilisasi dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.
2.. 'sia dan 6tatus erkembangan
"erdapat perbedaan kemampuan mobilisasi pada tingkat usia yang berbeda. 4al ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia. Misalnya orang oada usia pertengahan cenderung mengalami penurunan akti%itas yang berlanjut sampai usia tua.
2.- Masalah ada ebutuhan Mobilisasi dan "ransportasi
Masalah pada kebutuhan mobilisasi dan transportasi adalah imobilitas. mobilitas merupakan keadaan diamana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakkan (akti%itas!, misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya.
ada keadaan lebih lanjut pasien mengalami perubahan konsep diri serta memberikan reaksi emosi yang sering tidak sesuai dengan situasi.
2.-.1 erubahan Metabolisme
erubahan metabolisme imobilitas dapat mengakibatkan proses anabolisme menurun dan katabolisme meningkat. eadaan ini dapat berisiko meningkatkan gangguan metabolisme. Beberapa dampak perubahan metabolisme, diantaranya adalah pengurangan jumlah
metabolisme, atrofi kelenjar dan katabolisme protein, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, demineralisasi tulang, gangguan dalam mengubah 9at gi9i, dan gangguan gastrointestinal. 2.-.2 etidakseimbangan 5airan dan 8lektrolit
"erjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai dampak dari imobilitas akan mengakibatkan persediaan protein menurun dan konsentrasi protein serum berkurang sehingga dapat mengganggu kebutuhan cairan tubuh. #i samping itu, berkurangnya perpindahan cairan dari intra%askular ke interstisial dapat
menyebabkan edema, sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. mobilitas juga dapat menyebabkan demineralisasi tulang akibat menurunnya akti%itas otot, sedangkan meningkatnya demineralisasi tulang dapat mengakibatkan reabsorpso kalsium.
2.-. 3angguan :at 3i9i
"erjadinya gangguan 9at gi9i yang disebabkan oleh menurunnya pemasukan protein dan kalori yang dapat mengakibatkan berubahnya 9at&9at makanan pada tingkat sel menurun, dimana sel tidak lagi menerima glukosa, asam amino, lemak, dan oksigen dalam jumlah yang cukup untuk melaksanakan akti%itas metabolisme.
2.-.- 3angguan ungsi 3astrointestinal
mobilitas dapat menyebabkan gangguan fungsi gastrointestinal, hal ini disebabkan karena imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna, sehingga penurunan jumlah masukan yang cukup dapat menyebabkan keluhan, seperti perut kembung, mual, dan nyeri lambung yang dapat menyebabkan gangguan proses elimiansi.
2.-. erubahan 6istem ernapasan
asien dalam keadaan imobilitas cenderung mengalami gangguan pernapasan, yaitu penurunan gerakan pernapasan yang disebabkan oleh pembatasan gerakan, kehilangan koordinasi otot atau mungkin akibat otot kurang digunakan, dapat juga akibat obat&obat tertentu misalnya sedatif dan anestesik. "erakumulasinya sekret juga dapat terjadi akibat pasien sulit batuk dan mengubah posisi.
etidakseimbangan oksigen dan karbondioksida akibat penurunan gerakan pernapasan sehingga pemasukan oksigen dan pengeluaran karbondikosida menurun.
2.-./ erubahan ardio%askuler
mobilitas dapat menyebabkan masalah pada sistem kardio%askuler, yaitu hipotensi ortostatik yang disebabkan oleh sistem saraf autonom tidak dapat menjaga keseimbangan suplai darah ke tubuh se$aktu seseorang berbaring dalam $aktu yang lama. ada posisi yang tetap dan lama, refleks neuro%askular akan menurun dan mengakibatkan %asokontriksi, kemudian darah terkumpul pada %ena bagian ba$ah, sehingga aliran darah ke sistem sirkulasi pusat terhambat. Meningkatnya kerja jantung dapat disebabkan karena imobilitas dengan posisi hori9ontal. #alam keadaan normal, darah yang terkumpul pada ekstremitas ba$ah bergerak dan meningkatkan aliran %ena kembali ke jantung dan akhirnya jantung akan meningkatkan kerjanya. "erjadinya trombus juga disebabkan oleh meningkatnya statis %ena yang merupakan hasil penurunan kontraksi muskular sehingga meningkatkan arus balik %ena.
2.-.; erubahan 6istem Muskuloskeletal
Masalah muskuloskeletal yang dapat terjadi adalah osteoporosis (tulang menjadi rapuh dan mudah rusak!, rasa sakit pada persendian akibat terkumpulnya kalsium pada area persendian, atrofi otot karena otot tidak dipergunakan dalam $aktu yang lama, kontraktur (dimana otot mengalami pemendekan atau kontraksi!, ulkus dekubitus akibat sirkulasi pada area tertentu tidak baik dan disertai dengan adanya penekanan secara terus&menerus.
2.-. erubahan 6istem ntegumen
erubahan sistem integumen yang terjadi berupa penurunan elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi darah akibat imobilitas dan terjadinya iskemia serta nekrosis jaringan superfisial dengan adanya luka dekubitus sebagai akibat tekanan kulit yang kuat dan sirkulasi yang menurun ke jaringan.
2.-.< erubahan 8liminasi
Mungkin dapat terjadi stasis urine yang disebabkan pasien pada posisi berbaring tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara sempurna. Retensi urine dan inkontinesia dapat pula terjadi akibat kurang akti%itas dan pengontrolan urinasi menurun.
2.-.10 erubahan erilaku
erubahan perilaku akibat imobilitas, antara lain timbulnya rasa bermusuhan, bingung, cemas, emosional tinggi, depresi, perubahan siklus tidur, dan menurunnya mekanisme koping. "erjadinya perubahan perilaku tersebut merupakan dampak imobilitas karena selama proses imobilitas seseorang akan mengalami perubahan peran, konsep diri, kecemasan, dan lain&lain.
2. *suhan epera$atan dalam Lingkup ebutuhan Mobilisasi dan "ransportasi 2..1 engkajian
2..1.1 *kti%itas = stirahat
"anda > eterbatasan atau kehilangan fungsi pada bagian yang terkena.
2..1.2 6irkulasi
"anda > 4ipertensi (kadang&kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri! atau hipotensi (kehilangan darah!.
2..1. ?eurosensori
3ejala > 4ilang gerakan atau sensasi, spasme otot, dan kesemutan (parestesis!.
"anda > #eformitas lokal angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi (bunyi berderit!, spasme otot, terlihat kelemahan = hilang fungsi. *gitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri = ansietas atau trauma lain!.
2..1.- ?yeri atau enyamanan
3ejala > ?yeri berat tiba&tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area jaringan = kerusakan tulang dapat berkurang pada imobilisasi!, tak ada nyeri akibat kerusakan saraf. 6pasme = kram otot (setelah imobilitasi!.
2..1. eamanan
"anda > Laserasi kulit, a%ulse jaringan, perdarahan, dan perubahan $arm. embengkakan lokal (dapat
meningkat secara bertahap atau tiba&tiba!. 2..2 erumusan Masalah dan "ujuan
2..2.1 ntoleransi *kti%itas
#efinisi > ondisi dimana seseorang mengalami penurunan energi fisiologis dan psikologis
untuk melakukan aktifitas sehari&hari. emungkinan berhubungan dengan >
2..2.1.1 elemahan umum
2..2.1.2 Bedres yang lama (imobilisasi! 2..2.1. Moti%asi yang kurang
2..2.1.- embatasan pergerakan 2..2.1. ?yeri
2..2.2 eletihan
#efinisi > ondisi dimana seseorang mengalami perasaan letih yang berlebihan secara terus&menerus dan penuruna kapasitas kerja fisik dan mental yang
tidak dapat hilang dengan istirahat. emungkinan berhubungan dengan>
2..2.2.1 Menurunnya produksi metabolism 2..2.2.2 embatasan diet
2..2.2. *nemia
2..2. 3angguan Mobilitas isik
#efinisi > ondisi dimana pasien tidak mampu melakukan pergerakan secara mandiri.
emungkinan berhubungan dengan> 2..2..1 3angguan persepsi kognitif 2..2..2 mobilisasi
2..2.. 3angguan neuro muskuler 2..2..- elemahan
2..2.. asien dengan traksi 2..2.- #efisit era$atan #iri
#efinisi > ondisi dimana pasien tidak dapat melakukan sebagian atau seluruh akti%itas sehari&hari seperti7 makan, berpakaian dan mandi, dan lain& lain.
emungkinan berhubungan dengan> 2..2.-.1 3angguan neuromuskuler 2..2.-.2 Menurunnya kekuatan otot
2..2.-. Menurunnya control otot dan koordinasi 2..2.-.- erusakan persepsi kognitif
2..2.-. #epresi
2..2.-./ 3angguan fisik 2.. erencanaan
2...1 ntoleransi *kti%itas nter%ensi>
1. Monitor keterbatasan akti%itas, kelemahan saat akti%itas 2. Bantu pasien dalam melakukan akti%itas sendiri
. 5atat tanda %ital
-. olaborasi dengan dokter . Lakukan akti%itas yang adekuat )asional>
1. Merencanakan inter%ensi dengan tepat
. Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama akti%itas
-. Mempercepat proses penyembuhan . 'ntuk mengoptimalkan pergerakan 2...2 eletihan
nter%ensi>
1. Monitor keterbatasan akti%itas
2. Bantu pasien dalam melakukan akti%itas sendiri . 5atat tanda %ital sebelum dan sesudah akti%itas -. olaborasi dengan dokter dalam latihan akti%itas . Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet /. Berikan pendidikan kesehatan
)asional>
1. Merencanakan inter%ensi dengan tepat
2. asien dapat memilih dan merencanakannya sendiri
. Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama akti%itas
-. Mempercepat proses penyembuhan
. #iet adekuat dapat menambah energy untuk mencegah keletihan
/. Menambah pengetahuan pasien 2... 3angguan mobilitas fisik
nter%ensi>
1. ertahanan body aligment dan posisi yang nyaman 2. 5egah pasien jatuh
. Lakukan latihan aktif maupun pasif -. Lakukan fisiotheraphy dada dan postural . "ingkatkan akti%itas sesuai batas toleransi )asional>
1. Mencegah iritasi dan komplikasi 2. Mempertahankan keamanan pasien
-. Meningkatkan fungsi paru . Memaksimalkan mobilisasi 2...- #efisit era$atan #iri
nter%ensi>
1. Lakukan kajian kemampuan pasien dalam pera$atan diri terutama *#L
2. @ad$alkan jam kegiatan tertentu untuk *#L . @aga pri%asi dan keamanan pasien
-. Lakukan latihan aktif dan pasif
. Monitor tanda %ital, tekanan darah, sebelum dan sesudah *#L
)asional>
1. Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana kepera$atan
2. erencanaan yang matang dalammelakukan kegiatan sehari&hari
. Memberikan keamanan
-. Meningkatkan sirkulasi darah
. Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama akti%itas
2..- "indakan yang Berkaitan dengan Mobilisasi dan "ransportasi
2..-.1 Mengkaji tingkat intensitas dan frek$ensi nyeri dan obser%asi ""A.
2..-.2 Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik.
2..-. Mengajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu.
2..-.- Mengajarkan dan dukung pasien dalam latihan )M aktif dan pasif.
2..-. Memantau ""A
2..-./ Melakukan pera$atan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka, dll.
2..-.; Melakukan kolaborasi untuk pemberian antibiotik. 2.. 8%aluasi
2...1 ?yeri dapat berkurang atau hilang setelah dilakukan tindakan kepera$atan.
2...2 asien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal. 2... nfeksi tidak terjadi = terkontrol
2./ "indakan dalam 'paya emenuhan ebutuhan Mobilisasi dan "ransportasi 2./.1 Mengatur osisi
2./.1.1 osisi 6emifo$ler
osisi semifo$ler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. osisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien. 5ara erja>
1. Baringkan pasien terlentang dengan kepalanya dekat dengan papan kepala.
2. "inggikan kepala tempat tidur -o sampai /0o.
. Letakkan kepala pasien di atas kasur atau bantal yang kecil.
-. 3unakan bantal untuk menyangga tangan dan lengan pasien bila pasien tidak mempunyai kontrol %olunter atau
menggunakan lengan dan tangan.
/. "empatkan bantal kecil atau gulungan handuk di ba$ah paha dan pergelangan kaki.
2./.1.2 osisi Miring
osisi miring adalah posisi miring ke kanan atau kiri. osisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan, membersihkan punggun, dan memberi obat per anus (supositoria).
5ara erja>
1. Baringkan pasien pada posisi terlentang di tengah tempat tidur.
2. 3ulingkan pasien hingga ke posisi miring. . Letakkan bantal di ba$ah kepala dan leher. -. *rahkan bilah bahu ke depan.
. osisikan kedua lengan pada posisi fleksi> lengan atas didukung dengan bantal setinggi bahu.
/. Letakkan gulungan bantal sejajar pada punggung pasien. ;. Letakkan satu atau dua bantal di ba$ah tungkai atas. . Letakkan penyangga seperti kantung pasir atau penghenti
2./.1. osisi 6im (6emi rone!
osisi sim adalah posisi miring setengah tengkurap ke kanan atau ke kiri. osisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberi obat per anus (suspositoria).
5ara erja>
1. Baringkan pasien pada posisi terlentang di tengah tempat tidur yang datar.
2. Baringkan pasien posisi lateral sebagian berbaring pada abdomennya.
. Letakkan bantal kecil di ba$ah kepala dan bantal besar di ba$ah lengan pasien yang fleksi, tungkai yang fleksi (dengan menyangga tungkai setinggi pinggul!.
2./.1.- osisi rone
osisi prone adalah posisi tengkurap. osisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan untuk melakukan tindakan tertentu seperti massage punggung.
5ara erja>
1. Baringkan pasien pada posisi terlentang di tengah tempat tidur.
2. osisikan tengkurap di atas tempat tidur yang datar.
. utar kepala pasien ke salah satu posisi dan sokong dengan bantal kecil, sokong abdomen pasien di ba$ah ketinggian diafragma.
-. osisikan kaki pada sudut yang tepat, gunakan bantal untuk meninggikan jari kaki.
2./.1. osisi "rendelenburg
osisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki. osisi ini
dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak. osisi ini digunakan pada operasi abdomen bagian ba$ah atau pel%is.
2./.1./ osisi *nti "rendelenburg
osisi ini pasien berbaring di tengah tempat tidur dengan bagian kepala lebih tinggi dari pada bagian kaki. osisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah, mencegah edema pada otak, serta mencegah peningkatan tekanan intrakrinial ("!, dilakukan misalnya pada pasien pasca operasi trepanasi, pasien stroke jika tidak ada kontra
indikasi. #igunakan pada bedah kandung empedu. 2./.1.; osisi #orsal )ecumbent
osisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau diregangkan! di atas tempat tidur. osisi ini dilakukan untuk mera$at dan memeriksa genetalia, memasang kateter, serta pada proses persalinan. osisi ini digunakan pada kebanyakan bedah abdomen, kecuali untuk bedah kandung empedu dan pel%is.
2./.1. osisi Litotomi
ada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. osisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada prose persalinan, operasi "'), dan memasang alat kontrasepsi.
#igunakan pada bedah parineal, rektal, dan %agina. 2./.1.< osisi 3enupektoral
ada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur. osisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
2./.2 Latihan *mbulasi
*mbulasi adalah latihan yang paling berat dimana pasien yang dira$at di rumah sakit dapat berpartisipasi kecuali dikontraindikasikan oleh kondisi pasien.
Latihan>
2./.2.1 #uduk di *tas "empat "idur 5ara>
1. @elaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. *njurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badannya dengan telapak tangan menghadap ke ba$ah. . Berdirilah di samping tempat tidur kemudian letakkan
tangan pada bahu pasien.
-. Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang atau bantal. 2./.2.2 "urun dan Berdiri
5ara>
1. @elaskan prosedur yang akan dilakukan. 2. *tur kursi roda dalam posisi terkunci.
. Berdirilah menghadap pasien dengan kedua kaki merenggang.
-. leksikan lutut dan pinggang *nda (pemeriksa!.
. *njurkan pasien untuk meletakkan kedua tangannya di bahu *nda dan letakkan kedua tangan *nda di samping
kanan dan kiri pinggang pasien.
/. etika pasien melangkah ke lantai, tahan lutut *nda pada lutut pasien.
;. Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi.
. Bantu pasien duduk di kursi dan atur posisi agar nyaman.
2./.2. Membantu Berjalan 5ara>
1. @elaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. *njurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badan atau memegang telapak tangan *nda.
. Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengan bahu pasien.
2./. "eknik emindahan lien dari "empat "idur ke ursi )oda
6uatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi. 2./..1 Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur.
2./..2 aji postural hipotensi.
2./.. ntruksikan pasien untuk bergerak ke depan dan duduk di tepi bed.
2./..- ntruksikan mencondongkan tubuh ke depan mulai dari pinggul.
2./.. ntruksikan meletakkan kaki yang kuat di ba$ah tepi bed, sedangkan kaki yang lemah berada di depannya.
2./../ Meletakkan tangan pasien di atas permukaan bed atau diatas kedua bahu pera$at.
2./..; Berdiri tepat di depan pasien, condogkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut, dan pergelangan kaki. Lebarkan kaki dengan salah satu di depan dan yang lainnya di belakang. 2./.. Lingkari punggung pasien dengan kedua tangan pera$at. 2./..< "angan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot lengan anda
siap untuk melakukan gerakan.
2./..10 Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak&gerak bersama menuju korsi roda.
2./..11 Bantu pasien untuk duduk, minta pasien untuk membelakangi kursi roda, meletakkan kedua tangan di atas lengan kursi roda atau tetap pada bahu pera$at.
2./..12 Minta pasien untuk menggeser duduknya sampai pada posisi yang paling aman.
2./..1 "urunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki pasien di atasnya.
2./.- "eknik emindahan lien dari "empat "idur ke Brankar
Merupakan tindakan kepera$atan dengan cara memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan sendiri dari tempat
tidur ke brankar.
2./.-.1 *tur posisi brankar dalam posisi terkunci. 2./.-.2 Bantu pasien dengan 2 C pera$at.
2./.-. Berdiri menghadap pasien. 2./.-.- 6ilangkan tangan di depan dada.
2./.-. "ekuk lutut anda, kemudian masukkan tangan ke ba$ah tubuh pasien.
2./.-./ era$at pertama meletakkan tangan di ba$ah leher atau bahu dan ba$ah pinggang, pera$at kedua meletakkan tangan di ba$ah pinggang dan pinggul pasien, sedangkan pera$at
ketiga meletakkan tangan di ba$ah pinggul dan kaki. 2./.-.; *ngkat bersama&sama dan pindahkan ke brankar. 2./. Melatih asien menggunakan *lat Bantu @alan
ruk dan tongkat sering diperlukan untuk meningkatkan mobilitas pasien. Melatih berjalan dengan menggunakan alat bantu jalan merupakan ke$enangan team fioterapi. ?amun pera$at tetap bertanggungja$ab untuk menindaklanjuti dalam menjamin bah$a pera$atan yang tepat dan dokumentasi yang lengkap dilakukan.
BAB III PENUTUP
.1 esimpulan
Mobilisasi merupakan kemampuan indi%idu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur. "ransportasi pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penderita atau korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai.
aktor&faktor yang mempengaruhi kebutuhan mobilisasi dan transportasi, yaitu gaya hidup, proses penyakit atau cedera, kebudayaan, tingkat energi, dan usia dan status perkembangan.
Masalah pada kebutuhan mobilisasi dan transportasi, yaitu perubahan metabolisme, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan 9at gi9i, gangguan fungsi gastrointestinal, perubahan sistem pernapasan, perubahan kardio%askular, perubahan sistem muskuloskeletal, perubahan sistem integumen, perubahan eliminasi, dan perubahan perilaku.
.2 6aran
8%aluasi kepera$atan yang diharapkan dari hasil tindakan kepera$atan untuk mengatasi masalah mobilisasi dan transportasi adalah untuk menilai kemampuan pasien dalam penggunaan tubuhnya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
*nonim. 201. engertian *mbulasi #ini. http>==$$$.landasanteori.com=201=0;=pengertian&ambulasi&dini&
definisi.html, diakses tanggal / ebruari 201;
*nonim. 201. Macam&macam osisi asien. http>==$$$.trendilmu.com=201=0-=macam&macam&posisi&pasien.html,
diakses tanggal / ebruari 201;
*smadi. 200. onsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. @akarta> 6alemba Medika.
4eriana, . 201-. Buku *jar ebutuhan #asar Manusia. "angerang> Binarupa *ksara
Millati, *. ?. Memindahkan asien dari "empat "idur ke ursi )oda. http>==anni1.mahasis$a.unimus.ac.id=201=10=1<=memindahkan&pasien& dari&tempat&tidur&ke&kursi&roda=, diakses tanggal / ebruari 201;
erry D otter. 200/. Buku *jar undalmental epera$atan onsep, roses dan raktik. 8disi -. @akarta > 835.
Eilkinson, @udith M. 200;. Buku 6aku #iagnosa epera$atan #engan nter%ensi ?5 dan riteria 4asil ?5. @akarta> 835.