• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ma mar bin Rasyid, dari Hammam bin Munabbih, dari Abu Hurairahradhiyallahu anhu. Al-

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ma mar bin Rasyid, dari Hammam bin Munabbih, dari Abu Hurairahradhiyallahu anhu. Al-"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

AMALAN-AMALAN PERISAI API NERAKA

Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

َﻞَﻌَﺟَو ﺎَﻬﻴِﻓ َﻦْﻌَﻘَﻳ ِرﺎﻨﻟا ﻲِﻓ ﻲِﺘﻟا باَوﺪﻟا ِهِﺬَﻫَو ُشاَﺮَﻔْﻟا َﻞَﻌَﺟ ﺎَﻬَﻟْﻮَﺣ ﺎَﻣ ْتَءﺎَﺿَأ ﺎﻤَﻠَﻓ اًرﺎَﻧ َﺪَﻗْﻮَﺘْﺳا ٍﻞُﺟَر ِﻞَﺜَﻤَﻛ ﻲِﻠَﺜَﻣ !ِرﺎﻨﻟا ِﻦَﻋ ﻢُﻠَﻫ !ِرﺎﻨﻟا ْﻦَﻋ ﻢُﻠَﻫ ؛ِرﺎﻨﻟا ﻦَﻋ ْﻢُﻛِﺰَﺠُﺤِﺑ ٌﺬِﺧآ ﺎَﻧَأ ْﻢُﻜُﻠَﺜَﻣَو ﻲِﻠَﺜَﻣ ْﻢُﻜِﻟَﺬَﻓ :َلﺎَﻗ .ﺎَﻬﻴِﻓ َﻦْﻤﺤَﻘَﺘَﻴَﻓ ُﻪَﻨْﺒِﻠْﻐَﻳَو ﻦُﻫُﺰُﺠْﺤَﻳ ﺎَﻬﻴِﻓ َنﻮُﻤﺤَﻘَﺗ ﻲِﻧﻮُﺒِﻠْﻐَﺘَﻓ “Permisalan diriku adalah seperti orang yang menyalakan api. Ketika api telah menyinari apa yang ada di sekelilingnya, berdatanganlah anai-anai dan hewanhewan yang berjatuhan ke dalamnya. Sementara itu, orang ini terus berusaha menghalangi mereka dari api, namun serangga-serangga itu mengabaikannya hingga berjatuhan ke dalamnya.”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Itulah permisalan diriku dan diri kalian (umatku). Aku menarik ikat-ikat pinggang kalian untuk menyelamatkan dari neraka (seraya berseru,), ‘Jauhilah neraka! Jauhilah neraka!’ Namun, kalian (kebanyakan umatku) tidak menghiraukanku dan menerjang berjatuhan ke dalamnya.”

Takhrij Hadits

Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu di atas diriwayatkan oleh al-Imam

Muslim rahimahullah dalamash-Shahih “Kitabul Fadhail” (4/1789 no. 2284), dan al-Imam Ahmad rahimahullah dalam al- Musnad(no. 27333), dari jalan Abdurrazaq bin Hammam, dari Ma’mar bin Rasyid, dari Hammam bin Munabbih, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Silsilah (rantai) rawi ini disepakati kesahihannya oleh al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah dan terdapat dalam shahifah (lembaran) Hammam bin Munabbih, yaitu lembaran yang semua haditsnya diriwayatkan melalui sanad Abdurrazaq bin Hammam ash-Shan’ani, dari Ma’mar bin Rasyid, dari Hammam bin Munabbih, dari Abu Hurairahradhiyallahu ‘anhu.

(2)

Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah mengeluarkan semua hadits shahifahdalam al-Musnad (2/312—319).

Sementara itu, Syaikhain, yakni al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah, hanya meriwayatkan sebagian dari haditshadits shahifah, termasuk di dalamnya hadits di atas. Sanad ini tidak diragukan kesahihannya. Al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah mengeluarkan sanad ini dalam Shahihkeduanya. Dua perawi menyertai Hammam bin Munabbih dalam meriwayatkan dari Abdurrazzaq. Mereka adalah:

1. Al-A’raj Abdurrahman bin Hurmuz, diriwayatkan oleh al-Bukhari rahimahullah dalam ash-Shahih(no. 6483) dan at-Tirmidzi rahimahullah dalam as-Sunan (no. 2874).

2. Yazid bin al-Asham Abu ‘Auf al- Kufi, dikeluarkan oleh al-Imam Ahmad rahimahullah dalam al-Musnad.

Semangat Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam Menyelamatkan Manusia dari Kebinasaan

Duhai, betapa indahnya permisalan yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Permisalan beliau sangat mendalam dan penuh arti. Tentu saja, bagi orang-orang yang berakal dan memiliki kalbu. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

َنﻮُﻤِﻟﺎَﻌْﻟا ﻻِإ ﺎَﻬُﻠِﻘْﻌَﻳ ﺎَﻣَو ۖ ِسﺎﻨﻠِﻟ ﺎَﻬُﺑِﺮْﻀَﻧ ُلﺎَﺜْﻣَ ْﻷا َﻚْﻠِﺗَو “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” (al-Ankabut: 43)

Permisalan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menunjukkan semangat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam membimbing umatnya agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, serta menyelamatkan mereka dari jurang kebinasaan. An-Nawawi rahimahullahdalam al- Minhaj memberikan judul bab bagi hadits ini, bab

“Syafaqatuhu ‘ala ummatihi wa mubalaghatuhu fi tahdzirihim mimma yadhurruhum. (Bab “Kasih Sayang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Umatnya dan Kesungguhan Beliau Memberi Peringatan dari Segala Hal yang Membahayakan Mereka).”

Manusia Terbagi Menjadi Dua: Selamat dan Celaka Meskipun Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan umat dari neraka dengan penuh kesungguhan, telah

(3)

mengorbankan segala upaya siang dan malam, tetapi tetap saja sebagian mereka tidak taat dan memilih jalan kebinasaan. Perhatikan permisalan yang dibuat oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Di saat api menyala, anai-anai atau serangga sejenisnya bersikeras menuju kebinasaan. Ia berusaha keras mengusir dan menjauhkan serangga-serangga itu dan

menyelamatkan mereka dari api. Tetapi, mereka tidak menghiraukannya, justru terus menerjang sehingga banyak yang berjatuhan ke dalam api dan sedikit yang terselamatkan. Demikian pula manusia di hadapan syariat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka terbagi menjadi dua golongan. Satu golongan selamat dan golongan lainnya lebih mencintai kebinasaan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ﻰَﺑَأ ْﺪَﻘَﻓ ﻲِﻧﺎَﺼَﻋ ْﻦَﻣَو َﺔﻨَﺠْﻟا َﻞَﺧَد ﻲِﻨَﻋﺎَﻃَأ ْﻦَﻣ ؟ِﻪﻠﻟا َلﻮُﺳَر ﺎَﻳ ﻰَﺑْﺄَﻳ ْﻦَﻣَو :اﻮُﻟﺎَﻗ .ﻰَﺑَأ ْﻦَﻣ ﻻِإ َﺔﻨَﺠْﻟا َنﻮُﻠُﺧْﺪَﻳ ﻲِﺘﻣُأ ﻞُﻛ “Semua umatku akan masuk jannah, kecuali mereka yang enggan.” Sahabat bertanya,

“Siapa yang enggan, wahai Rasulullah?” “Orang yang taat kepadaku akan masuk jannah, dan orang yangmemaksiatiku sungguh telah enggan (masuk jannah).”

An – Nawawi rahimahullah berkata , “Maksud hadits di atas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallammenyerupakan terjatuhnya orang-orang jahil dan menyimpang dalam neraka akhirat karena kemaksiatan-kemaksiatan dan syahwat padahal beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang mereka, seperti terjatuhnya anai-anai ke dalam api dunia karena hawa nafsu dan ketidakmampuan membedakan (api dan bukan api). Keduanya (baik manusia yang melakukan kemaksiatan maupun anai-anai yang memilih api) sama-sama bersemangat atas kebinasaan dirinya.” (Syarah Shahih Muslim) Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

َنوُﺪَﺘْﻬﻣ ﻢُﻬﻧَأ َنﻮُﺒَﺴْﺤَﻳَو ِﻪﻠﻟا ِنوُد ﻦِﻣ َءﺎَﻴِﻟْوَأ َﻦﻴِﻃﺎَﻴ ﺸﻟا اوُﺬَﺨﺗا ُﻢُﻬﻧِإ ۗ ُﺔَﻟ َﻼﻀﻟا ُﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ ﻖَﺣ ﺎًﻘﻳِﺮَﻓَو ٰىَﺪَﻫ ﺎًﻘﻳِﺮَﻓ “Sebagian diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka.

Sesungguhnya mereka menjadikan setan-setan sebagai pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.” (al-A’raf: 30)

Semangat Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam Memperingatkan Umatnya dari Neraka

(4)

Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ِرﺎﻨﻟا ْﻦَﻋ ﻢُﻠَﻫ ،ِرﺎﻨﻟا ِﻦَﻋ ﻢُﻠَﻫ “Jauhilah neraka! Jauhilah neraka!”

Seruan beliau semisal dengan firman Allah Subhanahu wata’ala,

ْﻢُﻫَﺮَﻣَأ ﺎَﻣ َﻪﻠﻟا َنﻮُﺼْﻌَﻳ ﻻ ٌداَﺪِﺷ ٌظ َﻼِﻏ ٌﺔَﻜِﺋ َﻼَﻣ ﺎَﻬْﻴَﻠَﻋ ُةَرﺎَﺠِﺤْﻟاَو ُسﺎﻨﻟا ﺎَﻫُدﻮُﻗَو اًرﺎَﻧ ْﻢُﻜﻴِﻠْﻫَأَو ْﻢُﻜَﺴُﻔﻧَأ اﻮُﻗ اﻮُﻨَﻣآ َﻦﻳِﺬﻟا ﺎَﻬﻳَأ ﺎَﻳ َنوُﺮَﻣْﺆُﻳ ﺎَﻣ َنﻮُﻠَﻌْﻔَﻳَو “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (at-Tahrim: 6)

Saudaraku, di antara semangat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjauhkan manusia dari neraka ialah beliau mengabarkan tentang neraka, sifat-sifatnya, dan sifat para

penghuninya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melihat neraka dalam beberapa kesempatan. Di antara kesempurnaan nasihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau mengabarkan sifat-sifat neraka kepada umatnya agar mereka takut dan menghindar. Akan tetapi, kebanyakan manusia mengabaikan peringatan itu. Sebagai misal, al-Imam

Muslim rahimahullah meriwayatkan sebuah hadits yang menunjukkan bahwasanya

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah melihat neraka, sekaligus memperingatkan apa yang beliau lihat, yaitu pedihnya azab neraka. Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau pun shalat (gerhana) bersama manusia.

Beliau berdiri lama seperti membaca surat al-Baqarah, kemudian rukuk dengan lama. Setelah itu, beliau bangkit dan berdiri lama, lebih pendek dari yang pertama. Kemudian beliau rukuk dengan lama, tetapi lebih pendek dari rukuk yang pertama. Kemudian beliau sujud, lalu bangkit berdiri lama, tetapi lebih pendek dari rakaat pertama. Kemudian beliau rukuk dengan lama, tetapi lebih pendek dari rakaat pertama. Kemudian beliau bangkit dan berdiri lama tetapi lebih ringan dari sebelumnya, lalu rukuk dengan lama, tetapi lebih ringan dari yang awal. Kemudian sujud dan menyelesaikan shalatnya saat matahari telah muncul

(5)

(shalat gerhana dalam hadits ini adalah dengan dua rukuk setiap rakaatnya, -red.).

Kemudian beliau berkata, ‘Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari sekian tanda kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala. Terjadinya gerhana atas keduanya bukanlah karena kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat gerhana, berzikirlah kepada Allah Subhanahu wata’ala(shalatlah)!’ Para sahabat rkata, ‘SeWahai Rasulullah, kami melihat engkau di tempat rkadirimu (ketika shalat gerhana) seakanakan mengambil sesuatu, kemudian kita melihat engkau menghindar dari sesuatu? (Apa yang terjadi wahai Rasulullah?)’

Rasulullah Shallallahu ealaihi wasallam rkasabda , ‘Sesungguhnya aku melihat jannah (suaga), maka aku memegang seuntai anggur. Andai aku mengambilnya, sungguh kalian akan makan darinya selama dunia ini masih ada. Aku juga melihat neraka yang aku belum pernah melihat pemandangan seperti ini dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita.’ Sahabat bertanya, ‘Apa sebabnya, wahai Rasulullah?’ ‘Mereka berbuat kekufuran,’ Sahabat bertanya, ‘Apakah kekufuran kepada Allah Subhanahu wata’ala?’ Rasulullah Shallallahu ealaihi

wasallam rkasabda, ‘Kekufuran kepada suami yakni dengan mengingkari kebaikannya. Seandainya engkau (suami) berbuat baik kepada salah seorang istri seumur hidupmu kemudian dia melihat satu kejelekan darimu, dia akan rkata, ‘SeBelum pernah aku melihat satu kebaikan pun darimu’.” ( HR. Muslim dalam ash-Shahih no. 907)

Hadits tentang shalat gerhana di atas menjadi salah satu dalil dari sekian banyak dalil bahwa neraka sudah ada saat ini dan bahwasanya Rasulullah Shallallahu ealaihi wasallam telah melihatnya.

Semangat Rasulullah Shallallahu ealaihi wasallam Mengajarkan Amalan yang Menyelamatkan dari Neraka

Di samping menyebutkan sifat neraka dan memperingatkan umat darinya,

Rasulullah Shallallahu ealaihi wasallam sangat rkasemangat mengajarkan amalan-amalan yang dapat menyelamatkan manusia darinya. Semua ini adalah bentuk kasih sayang yang besar dan tulus kepada manusia. Pada hakita,nya, semua amalan kebaikan, meski sedikit, akan menjadi benteng dari api neraka, insya Allah. Siapa yang melakukan amalan kebaikan

(6)

walau seberat zarah, dia akan melihat balasan baik atas amalannya. Demikian janji Allah Subhanahu wata’ala dalam firman-Nya,

ُهَﺮَﻳ اًﺮْﻴَﺧ ٍةرَذ َلﺎَﻘْﺜِﻣ ْﻞَﻤْﻌَﻳ ﻦَﻤَﻓ “Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat

(balasan)nya.” (az-Zalzalah: 7)

Amalan Khusus yang Menjadi Sebab Keselamatan dari Api Neraka

Secara khusus, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyebutkan beberapa amalan sebagai benteng dari api neraka. Di antara amalan-amalan tersebut adalah:

1. Mentauhidkan Allah Subhanahu wata’ala dan menjauhkan diri dari kesyirikan Inilah pokok keselamatan dari azab Allah Subhanahu wata’ala di dunia dan di akhirat. Tauhid adalah fondasi semua amalan. Amalan seseorang tidak akan diterima tanpa tauhid.

Disebutkan dalam sebuah hadits,

؟ِدﺎَﺒِﻌْﻟا ﻰَﻠَﻋ ِﻪﻠﻟا ﻖَﺣ ﺎَﻣ يِرْﺪَﺗ ْﻞَﻫ :ﺎًﺛ َﻼَﺛ ُﻪَﻠْﺜِﻣ َلﺎَﻗ ﻢُﺛ .َﻚْﻳَﺪْﻌَﺳَو َﻚْﻴﺒَﻟ : ُﺖْﻠُﻗ .ُذﺎَﻌُﻣ ﺎَﻳ :َلﺎَﻘَﻓ ﻲِﺒﻨﻟا ُﻒﻳِدَر ﺎَﻧَأ َلﺎَﻗ ٍذﺎَﻌُﻣ ْﻦَﻋ .َﻚْﻳَﺪْﻌَﺳَو َﻚْﻴﺒَﻟ : ُﺖْﻠُﻗ .ُذﺎَﻌُﻣ ﺎَﻳ :َلﺎَﻘَﻓ ًﺔَﻋﺎَﺳ َرﺎَﺳ ﻢُﺛ .ﺎًﺌْﻴ َﺷ ِﻪِﺑ اﻮُﻛِﺮ ْﺸُﻳ َﻻَو ُهوُﺪُﺒْﻌَﻳ ْنَأ ِدﺎَﺒِﻌْﻟا ﻰَﻠَﻋ ِﻪﻠﻟا ﻖَﺣ َلﺎَﻗ . َﻻ : ُﺖْﻠُﻗ ْﻢُﻬَﺑﺬَﻌُﻳ َﻻ ْنَأ ؟َﻚِﻟَذ اﻮُﻠَﻌَﻓ اَذِإ ا ﻰَﻠَﻋ ِدﺎَﺒِﻌْﻟا ﻖَﺣ ﺎَﻣ يِرْﺪَﺗ ْﻞَﻫ :َلﺎَﻗ Dari Muadz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Suatu saat saya dibonceng

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam di atas keledai. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, ‘Wahai Muadz.’ Saya menjawab, ‘Aku selalu menyambutmu.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi

wasallammengatakan hal itu tiga kali (dan saya jawab tiga kali juga). Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, ‘Tahukah engkau apa hak Allah Subhanahu wata’ala atas para hamba?’ Saya menjawab, ‘Tidak.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,‘Hak

Allah Subhanahu wata’ala atas para hamba adalah mereka mengibadahi-Nya dan

tidakmenyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.’ Kemudian beliau berjalan beberapa saat, dan berkata, ‘Wahai Mu’adz.’ Dijawab, ‘Aku selalu menyambutmu.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, ‘Tahukah kamu, apa hak mereka atas Allah Subhanahu wata’ala apabila mereka melakukannya? AllahSubhanahu wata’ala tidak akan mengazab mereka’.” (HR. al-Bukhari no. 6267)

(7)

memberikan curahan waktu dan upaya untuk mengenal tauhid dan syirik, kemudian

mengamalkannya sepanjang hayat. Seorang muslim harus memahami dengan benar hal-hal yang membahayakan tauhidnya dan yang menyuburkan pohon tauhid dalam hatinya. Tidak ada jalan lain untuk mendapatkannya kecuali dengan terus meminta kepada

Allah Subhanahu wata’ala dan menempuh sebab-sebabnya, di antaranya adalah menuntut ilmu.

2 . Menjaga shalat lima waktu beserta syarat, rukun, dan kewajibannya, seperti wudhu, rukuk, dan sujud.

Dalil bahwa amalan ini termasuk benteng neraka adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,

ِرﺎﻨﻟا ﻰَﻠَﻋ َمﺮُﺣ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ﺎﻘَﺣ ﺎَﻫاَﺮَﻳ ﺎَﻫِدﻮُﺠُﺳَو ﺎَﻬِﻋﻮُﻛُرَو ﺎَﻬِﺘﻴِﻗاَﻮَﻣَو ﺎَﻬِﺋﻮُﺿُو ﻰَﻠَﻋ ِﺲْﻤَﺨْﻟا ِتاَﻮَﻠﺼﻟا ﻰَﻠَﻋ َﻆَﻓﺎَﺣ ْﻦَﻣ “Barang siapa menjaga shalat lima waktu, menjaga wudhunya, menjaga waktu-waktunya, menjaga rukukrukuknya, dan menjaga sujud-sujudnya, yakin bahwa shalat adalah hak

Allah Subhanahu wata’ala atasnya, dia diharamkan dari neraka.” (HR. Ahmad no. 17882 dari Hanzhalah al-Asadiradhiyallahu ‘anhu)

3. Berbakti kepada kedua orang tua

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ْﻢَﻠَﻓ ﺎَﻤِﻬْﻴَﻠِﻛ ْوَأ ﺎَﻤُﻫَﺪَﺣَأ ِﺮَﺒِﻜْﻟا َﺪْﻨِﻋ ِﻪْﻳَﻮَﺑَأ َكَرْدَأ ْﻦَﻣ :َلﺎَﻗ ؟ِﻪﻠﻟا َلﻮُﺳَر ﺎَﻳ ْﻦَﻣ :َﻞﻴِﻗ .ُﻒْﻧَأ َﻢِﻏَر ﻢُﺛ ُﻒْﻧَأ َﻢِﻏَر ﻢُﺛ ُﻒْﻧَأ َﻢِﻏَر َﺔﻨَﺠْﻟا ِﻞُﺧْﺪَﻳ “Celaka, kemudian celaka, kemudian celaka.” Beliau ditanya, “Siapa yang celaka, wahai Rasulullah?”Beliau menjawab, “Orang yang menjumpai masa tua dari salah satu atau kedua orang tuanya, tetapi dia tidak masuk surga.” (HR. Muslim no. 2881 dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

4. Menjaga shalat sunnah empat rakaat sebelum dan sesudah zuhur Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ِرﺎﻨﻟا ﻰَﻠَﻋ َمُﺮَﺣ ﺎَﻫَﺪْﻌَﺑ ٍﻊَﺑْرَأَو ِﺮْﻬﻈﻟا َﻞْﺒَﻗ ٍتﺎَﻌَﻛَر ِﻊَﺑْرَأ ﻰَﻠَﻋ َﻆَﻓﺎَﺣ ْﻦَﻣ ‘Barang siapa menjaga empat rakaat sebelum zuhur dan empat rakaat sesudahnya, haram

(8)

atasnya neraka’.” (HR. Abu Dawud no. 1269 dan dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al- Albani) 5. Berlindung kepada Allah Subhanahu wata’ala dari azab neraka

Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ﻢُﻬﻠﻟا :ُرﺎﻨﻟا ِﺖَﻟﺎَﻗ ٍتاﺮَﻣ َث َﻼَﺛ ِرﺎﻨﻟا َﻦِﻣ َرﺎَﺠَﺘْﺳا ِﻦَﻣَو .َﺔﻨَﺠْﻟا ُﻪْﻠِﺧْدَأ ﻢُﻬﻠﻟا :ُﺔﻨَﺠْﻟا ِﺖَﻟﺎَﻗ ٍتاﺮَﻣ َث َﻼَﺛ َﺔﻨَﺠْﻟا َﻪﻠﻟا َلَﺄَﺳ ْﻦَﻣ ِرﺎﻨﻟا َﻦِﻣ ُهْﺮِﺟَأ “Barang siapa meminta jannah (surga) kepada Allah Subhanahu wata’ala tiga kali, jannah akan berkata, ‘Ya Allah, masukkan dia ke dalam jannah!’ Barang siapa meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wata’ala dari neraka, neraka pun berkata, ‘Ya Allah, lindungilah dia

(9)

7. Bersedekah dan bertutur kata yang baik Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu berkata,

ِﻞﻴِﺒﺴﻟا ُﻊْﻄَﻗ ﺎﻣَأ :ِﻪﻠﻟا ُلﻮُﺳَر َلﺎَﻘَﻓ ِﻞﻴِﺒﺴﻟا َﻊْﻄَﻗ ﻮُﻜ ْﺸَﻳ ُﺮَﺧ ْﻵاَو َﺔَﻠْﻴَﻌْﻟا ﻮُﻜ ْﺸَﻳ ﺎَﻤُﻫُﺪَﺣَأ ِن َﻼُﺟَر ُهَءﺎَﺠَﻓ ِﻪﻠﻟا ِلﻮُﺳَر َﺪْﻨِﻋ ُﺖْﻨُﻛ ْﻢُﻛُﺪَﺣَأ َفﻮُﻄَﻳ ﻰﺘَﺣ ُمﻮُﻘَﺗ َﻻ َﺔَﻋﺎﺴﻟا نِﺈَﻓ ُﺔَﻠْﻴَﻌْﻟا ﺎﻣَأَو ،ٍﺮﻴِﻔَﺧ ِﺮْﻴَﻐِﺑ َﺔﻜَﻣ ﻰَﻟِإ ُﺮﻴِﻌْﻟا َجُﺮْﺨَﺗ ﻰﺘَﺣ ٌﻞﻴِﻠَﻗ ﻻِإ َﻚْﻴَﻠَﻋ ﻲِﺗْﺄَﻳ : َﻻ ُﻪﻧِﺈَﻓ ﻦَﻟﻮُﻘَﻴَﻟ ﻢُﺛ ُﻪَﻟ ُﻢِﺟْﺮَﺘُﻳ ٌنﺎَﻤُﺟْﺮَﺗ َﻻَو ٌبﺎَﺠِﺣ ُﻪَﻨْﻴَﺑَو ُﻪَﻨْﻴَﺑ َﺲْﻴَﻟ ِﻪﻠﻟا ْيَﺪَﻳ َﻦْﻴَﺑ ْﻢُﻛُﺪَﺣَأ ﻦَﻔِﻘَﻴَﻟ ﻢُﺛ ،ُﻪْﻨِﻣ ﺎَﻬُﻠَﺒْﻘَﻳ ْﻦَﻣ ُﺪِﺠَﻳ َﻻ ِﻪِﺘَﻗَﺪَﺼِﺑ َرﺎﻨﻟا ﻻِإ ىَﺮَﻳ َﻼَﻓ ِﻪِﻨﻴِﻤَﻳ ْﻦَﻋ ُﺮُﻈْﻨَﻴَﻓ .ﻰَﻠَﺑ :ﻦَﻟﻮُﻘَﻴَﻠَﻓ ؟ ًﻻﻮُﺳَر َﻚْﻴَﻟِإ ْﻞِﺳْرُأ ْﻢَﻟَأ :ﻦَﻟﻮُﻘَﻴَﻟ ﻢُﺛ .ﻰَﻠَﺑ ّﻦَﻟﻮُﻘَﻴَﻠَﻓ ؟ ًﻻﺎَﻣ َﻚِﺗوُأ ْﻢَﻟَأ :ُﻪَﻟ ٍﺔَﺒﻴَﻃ ٍﺔَﻤِﻠَﻜِﺒَﻓ ْﺪِﺠَﻳ ْﻢَﻟ ْنِﺈَﻓ ،ٍةَﺮْﻤَﺗ ﻖِﺸِﺑ ْﻮَﻟَو َرﺎﻨﻟا ْﻢُﻛُﺪَﺣَأ ﻦَﻴِﻘﺘَﻴْﻠَﻓ َرﺎﻨﻟا ﻻِإ ىَﺮَﻳ َﻼَﻓ ِﻪِﻟﺎَﻤِﺷ ْﻦَﻋ ُﺮُﻈْﻨَﻳ ﻢُﺛ Suatu saat aku berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Tiba-tiba datang dua lelaki, yang pertama mengeluhkan kemiskinan dan yang kedua mengeluhkan gangguan perampok di perjalanan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Adapun perampok, sesungguhnya tidak lama lagi datang (waktu) yang rombongan dari Makkah keluar (melakukan safar) tanpa perlindungan (maksudnya aman, -red.). Adapun kemiskinan, (ketahuilah) sesungguhnya hari kiamat tidak akan tegak hingga (datang saat) salah seorang di antara kalian berkeliling hendak memberi sedekah, tetapi tidak dia dapati orang yang mau menerimanya. Sungguh, kalian (semua) akan berdiri di hadapan Allah Subhanahu wata’ala, tidak ada hijab antara Allah Subhanahu wata’ala dan dirinya, tidak ada pula orang yang menerjemahkan untuknya. Kemudian Allah Subhanahu wata’ala berfirman kepadanya, ‘Bukankah Aku telah memberimu harta?’ Dia berkata, ‘Benar.’ Kemudian Allah Subhanahu wata’ala berfirman, ‘Bukankah Aku telah mengutus rasul kepadamu?’ Dia menjawab,

‘Benar.’Kemudian dia melihat di sisi kanannya, dia tidak melihat selain neraka. Kemudian dia melihat sebelah kirinya, dia pun tidak melihat selain neraka. Maka dari itu, jagalah diri kalian dari neraka walaupun dengan separuh kurma (yang dia sedekahkan). Jika tidak bisa, dengan tutur kata yang baik.” (HR. al-Bukhari no. 1413)

Bahkan, dalam hadits lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengisahkan berita yang sangat menakjubkan. Beliau kabarkan kisah seorang wanita pezina yang diselamatkan oleh Allah Subhanahu wata’ala dari neraka dengan sebab memberi minum seekor anjing yang kehausan. Jika perbuatan baik kepada hewan saja dibalasi dengan kebaikan,

(10)

8. Mata yang menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wata’ala, mata yang terjaga di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan mata yang menunduk dari apa yang diharamkan oleh AllahSubhanahu wata’ala.

Ini termasuk amalan yang dijadikan oleh Allah Subhanahu wata’ala sebagai benteng dari neraka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

ِﻪﻠﻟا ِﻞﻴِﺒَﺳ ﻲِﻓ ُسُﺮْﺤَﺗ ْﺖَﺗﺎَﺑ ٌﻦْﻴَﻋَو ِﻞﻠﻫ، ا ِﺔَﻴ ْﺸَﺧ ْﻦِﻣ ْﺖَﻜَﺑ ٌﻦْﻴَﻋ ،ُرﺎﻨﻟا ﺎَﻤُﻬﺴَﻤَﺗ َﻻ ِنﺎَﻨْﻴَﻋ “Dua mata yang tidak akan disentuh oleh neraka: mata yang menangis takut kepada

Allah Subhanahu wata’ala dan mata yang terbuka di malam hari, berjaga dalam jihad fi sabililah.” (HR. at-Tirmidzi no. 1639 dari hadits Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma)

ِ مِرﺎَﺤَﻣ ْﻦَﻋ ْﺖﻀَﻏ ٌﻦْﻴَﻋَو ِﻪﻠﻟا ِﻞﻴِﺒَﺳ ﻲِﻓ ْﺖَﺳَﺮَﺣ ٌﻦْﻴَﻋَو ِﻪﻠﻟا ِﺔَﻴ ْﺸَﺧ ْﻦِﻣ ْﺖَﻜَﺑ ٌﻦْﻴَﻋ :ِﺔَﻣﺎَﻴِﻘْﻟا َمْﻮَﻳ َرﺎﻨﻟا ُﻢُﻬُﻨُﻴْﻋَأ ىَﺮَﺗ َﻻ ٌﺔَﺛ َﻼَﺛ ِﻪﻠﻟا “Tiga mata yang tidak akan melihat neraka pada hari kiamat: Mata yang menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wata’ala, mata yang terjaga dalam jihad fi sabilillah, dan mata yang menundukkan dari apa yang Allah Subhanahu wata’ala haramkan.” (Lihat ash-Shahihah no. 2673)

9. Berjihad fi sabilillah

Ayat-ayat al-Qur’an dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam banyak menyebutkan besarnya pahala dan keutamaan jihad fi sabilillah. Di antara keutamaannya, Allah Subhanahu wata’alal menyelamatkan pelakunya dari api neraka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ِرﺎﻨﻟا ﻰَﻠَﻋ ُﻪﻠﻟا ُﻪَﻣﺮَﺣ ِﻪﻠﻟا ِﻞﻴِﺒَﺳ ﻲِﻓ ُهﺎَﻣَﺪَﻗ ْتﺮَﺒْﻏا ِﻦَﻣ “Orang yang kedua kakinya dipenuhi debu karena berjihad di jalan Allah Subhanahu

wata’ala, Allah Subhanahu wata’ala mengharamkan atasnya neraka.” (HR. al-Bukhari no. 907 dari Abu ‘Abs Abdurrahman bin Jabr bin ‘Amr al-Anshari radhiyallahu ‘anhu)

10. Bersabar mengemban amanat Allah Subhanahu wata’ala yang berupa anakanak perempuan, mendidik, dan menafkahi mereka

Memiliki anak perempuan bukan kekurangan, apalagi kehinaan, sebagaimana halnya orang-orang jahiliah dahulu merasa hina dengan kelahirannya. Anak perempuan adalah karunia

(11)

besar dari AllahSubhanahu wata’ala. Barang siapa mengemban amanat ini, sungguh mereka akan menjadi benteng dari api neraka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

(12)

surga dan neraka adalah satu prinsip dalam akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Surga…

Perkara yang Bermanfaat Bagi Seorang yang Telah Mati

PERKARA YANG BERMANFAAT BAGI SEORANG YANG TELAH MATI Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak hafizhahullah Kematian adalah satu perkara yang pasti akan menjemput manusia. Tak seorang…

Sebelum Petaka Menerpa

SEBELUM PETAKA MENERPA Ditulis oleh: Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafrudin hafizhahullah Teguh hati, istiqamah berada di jalan-Nya merupakan dambaan setiap insan beriman. Kekhawatiran tergelincir meniti jalan hidup…

Kita Pasti Akan Mendatanginya

KITA PASTI AKAN MENDATANGINYA “Dan tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.”…

Referensi

Dokumen terkait

Dalam sebuah hadits shohih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu : Suatu kaum yang memiliki

Karena kebenaran itu apa yang dilaksanakan oleh jama’ah yang pertama, yaitu yang dilaksanakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallamj dan para Shahabatnya tanpa melihat

Setiap orang yang membandingkan antara berbagai hal yang dinisbatkan kepada para imam mereka dengan hadits-hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa

Dalam Shahihaian, darinya radhiyallahu ‘anhu , ia berkata: Demi Allah, sesungguhnya kerabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih kucintai dari pada kerabatku

Karena umar pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, “Aku pernah bernazar i’tikaf satu malam atau satu hari di masjidil haram.” Maka Rasulullah Shallallahu

Hadits riwayat Umar bin Abu Salamah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Aku melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam shalat di rumah Ummu Salamah dengan memakai sehelai kain

Dan disunnahkan bagi wanita untuk menguraikan rambutnya ketika mandi karena haidh sesuai dengan hadits ‘Aisyah, yaitu Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam

Artinya : “Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam, “Wahai Rasulullah, firman Allah yang berbunyi ‘Dan