• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INTRINSIC GOALS PADA COMPULSIVE BUYING (STUDI PADA MAHASISWI DI SEMARANG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH INTRINSIC GOALS PADA COMPULSIVE BUYING (STUDI PADA MAHASISWI DI SEMARANG)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH

PADA

(STUDI PADA MAHASISWI DI SEMARANG)

INTRINSIC GOALS

COMPULSIVE BUYING

Euis Soliha, Pudji Utomo dan Suzy Widyasari

ABSTRAK

ABSTRACT

Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang

Penelitian ini mencoba mempelajari fenomena perilaku pembelian negatif dalam dunia pemasaran yaitu tentang pembelian kompulsif. Pembelian kompulsif didefinisikan sebagai kondisi kronis, dimana seseorang melakukan pembelian berulang yang terjadi sebagai peristiwa negatif atau perasaan (Faber dan O "Guinn, 1989). Dalam penelitian ini, peneliti meneliti bagaimana pengaruh tujuan intrinsik dari pembelian kompulsif. Tujuan intrinsik adalah tujuan nyata seseorang, seperti self-acceptance, affiliation, and community feeling. Populasi dalam penelitian ini adalah pelajar di Kota Semarang dengan jumlah sampel sebanyak 104 responden. Peneliti menggunakan Regresi Linier berganda untuk menjawab permasalahan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Self-penerimaan Turun (SAC), Afiliasi Turun (AFC), dan Komunitas Pentingnya Merasa (CFI) mempengaruhi pembelian kompulsif .

pembelian kompulsif, tujuan intrinsik, penerimaan diri, afiliasi, perasaan masyarakat.

This research tries studies phenomenon behavior of negative purchasing in marketing world that is about compulsive buying. Compulsive buying defined as a chronic condition, where someone does repetitive purchasing that occurs as a negative events or feeling (Faber and O"Guinn, 1989). In this research, researcher examines how influence intrinsic goals at compulsive buying. Intrinsic goals are purpose of real person, like as self-acceptance, affiliation, and community feeling. Population in this research is students in Kota Semarang, with 104 respondents as sample. Researcher applies Multiple Linier Regression for answer the problem. Result of research indicates that Self-Acceptance Chance (SAC), Affiliation Chance (AFC), and Community Feeling Importance (CFI) influence compulsive buying.

compulsive buying, intrinsic goal, self-acceptance, affiliation, community feeling. Kata kunci:

Keywords:

1. PENDAHULUAN

Penelitian-penelitian yang mempelajari fenomena perilaku pembelian yang negatif sangatlah penting dalam perkembangan dunia pemasaran, khususnya terhadap ilmu perilaku konsumen. Dittmar (2005) menyatakan terdapat empat tipe kelainan terkait dengan perilaku pembelian, yaitu:

dan . Salah satu yang penting untuk dibahas adalah

, karena perilaku ini dapat menimbulkan pengaruh yang negatif pada individu dan masyarakat (Gwin, ., 2005). Dampak yang kemungkinan besar dapat muncul dari meliputi berbagai aspek, misalnya dari sisi finansial adalah tingginya hutang kartu kredit dan rendahnya dana yang bisa ditabung. Sementara dari sisi psikologis

muncul rasa gelisah, depresi, frustasi, dan bahkan konflik interpersonal (Roberts, 1998).

didefinisikan sebagai suatu kondisi kronis, di mana seseorang melakukan aktivitas pembelian berulang sebagai akibat dari adanya peristiwa yang tidak menyenangkan ataupun perasaan yang negatif (Faber dan O'Guinn, 1998). Bagi sebagian besar orang, membeli sesuatu atau berbelanja merupakan kegiatan yang normal dan rutin dilakukan sehari-hari. Namun untuk mereka yang memiliki

kecenderungan sebagai ,

ketidakmampuan mengendalikan hasrat untuk membeli sesuatu akan mendorong mereka untuk melakukan apa saja asalkan hasrat tersebut dapat terpenuhi.

impulse control, compulsive, addiction, depression

compulsive buying et al compulsive buying Compulsive buying compulsive buyer

(2)

2. KERANGKA TEORITIS

Personal Goals

Compulsive Buying

Intrinsic Goals dan Compulsive Buying Banyak perilaku konsumen yang muncul diakibatkan

karena adanya tujuan yang ingin dicapai konsumen tersebut (Robert dan Pirog, 2004). Assael (2001) juga menyatakan tujuan adalah sesuatu hal yang dapat menggerakkan perilaku konsumen dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Tujuan yang dimiliki seorang konsumen dapat mempengaruhi dorongan untuk berperilaku dalam rangka untuk memuaskan dirinya (Roberts dan Pirog, 2004).

Assael (2001) juga menyatakan bahwa semakin besar hasrat yang dimiliki seorang konsumen untuk mencapai tujuan, maka semakin tinggi juga motivasi untuk memuaskan kebutuhannya. Perilaku yang tidak konsisten atau kontra produktif dengan pencapaian tujuan secara umum dipandang sebagai sesuatu yang tidak rasional dan dapat menimbulkan perasaan yang buruk.

Setiap konsumen pasti mempunyai keinginan untuk membeli sesuatu secara terus menerus. Namun jika pembelian ini berlebihan, maka hal inilah yang biasa disebut sebagai (Kwak ., 2003). Kwak . (2003) menyatakan bahwa definisi apapun untuk menjelaskan haruslah memasukkan dua kriteria, yaitu:

1) Perilakunya haruslah terjadi berulang-ulang, dan; 2) Perilakunya haruslah menimbulkan masalah bagi

individu tersebut.

Berdasarkan dua kriteria di atas, maka Kwak . (2003) mendefinisikan sebagai ”pembelian yang terus menerus, berulang-ulang yang menjadi sebuah respon utama dari peristiwa-peristiwa dan perasaan-perasaan yang negatif.” Di mana aktivitas pembelian tersebut mungkin akan memberikan penghargaan dalam jangka pendek, dan sangat sulit untuk dihentikan serta akan menimbul-kan konsekuensi yang berbahaya.

seperti dan

fokus pada pemuasan kebutuhan psikologis. Seseorang yang fokus pada

biasanya mempunyai tingkah laku yang baik, bahagia, puas dengan kehidupannya, mempunyai citra diri yang tinggi, tidak egois dan kecil kecende-rungannya untuk kecanduan alkohol dan obat-obatan (Roberts dan Pirog, 2004). Hubungan antara

dan dapat dijelaskan dengan beberapa argumen berikut. Pertama sesuai dengan definisinya adalah suatu respon dari peristiwa-peristiwa dan perasaan-perasaan negatif. Seseorang yang fokus pada

tidak berusaha untuk mendapatkan barang-barang yang mewah untuk meningkatkan citra dirinya atau membuat hidupnya menjadi lebih bermakna. Lebih lanjut, seseorang yang fokus pada

tidak mengharapkan kebutuhan psikologisnya terpuaskan karena perilaku pembelian. Kedua, seseorang yang memiliki citra diri yang tinggi dan compulsive buying et al

et al

compulsive buying

et al compulsive buying

Intrinsic goals self-acceptance, affiliation, community feeling

intrinsic goals

intrinsic goals compulsive buying

compulsive buying

instrinsic goals

instrinsic goals Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

. Faktor pertama adalah keluarga. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa

dipengaruhi oleh perilaku dari anggota keluarga yang lain (Robert, 1998). Faktor kedua adalah (penghargaan diri, status sosial yang dipersepsikan, dan fantasi). Faktor ketiga adalah (tayangan televisi, teman sebaya, frekuensi berbelanja, serta kemudahan mengakses dan menggunakan kartu kredit pada

).

Selain dari faktor-faktor tersebut, terdapat juga pengaruh dari pada

. Roberts dan Pirog (2004) melakukan penelitian tentang pengaruh pada terdiri dari dan (Robert dan Pirog, 2004). merupakan tujuan pribadi

yang hakiki, seperti dan

merupakan tujuan pribadi yang tidak hakiki, seperti

dan .

Beberapa bukti penelitian empirik menyatakan bahwa mayoritas dari adalah wanita. Wanita lebih mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan kesenangan dari kegiatan berbelanja. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Pengaruh pada

(Studi pada Mahasiswi di Semarang).

Adapun permasalahan yang ingin diteliti adalah: apakah terdapat pengaruh pada

? compulsive buying compulsive behaviors psychological sociological compulsive buying

personal goals compulsive buying

personal goals compulsive buying. Personal goals

intrinsic ekstrinsic goals Intrinsic goals

self-acceptance, affiliation, community feeling. Extrinsic goals

financial success, attractive, appearance, social recognition

compulsive buyer

Intrinsic Goals Compulsive Buying

intrinsic goals compulsive buying

(3)

puas dengan kehidupannya sekarang dapat mencegah dirinya untuk berperilaku seperti compulsive buyer. Model dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Self-Acceptance Importance Self-Acceptance Chance Affiliation Importance Affiliation Chance Community Feeling Importance Community Feeling Chance Compulsive Buying

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Hipotesis 1 H 1a : e berpengaruh negatif pada H 1b : berpengaruh negatif pada Hipotesis 2 H 2a : berpengaruh negatif pada

H 2b : berpengaruh negatif pada

Hipotesis 3 H 3a : berpengaruh negatif pada H 3b : berpengaruh negatif pada Self-acceptance importanc compulsive buying Self-acceptance chance compulsive buying Affiliation importance compulsive buying Affiliation chance compulsive buying

Community feeling importance compulsive buying Community feeling chance

compulsive buying

3. METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Populasi dan Sampel

Teknik Pengambilan Sampel

Metode Pengumpulan Data

Instrumen Penelitian Untuk menguji hipotesis, peneliti melakukan survei.

Survei merupakan proses pengukuran yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner ataupun dengan wawancara (Cooper dan Schindler, 2006)

Populasi penelitian ini adalah mahasiswi Universitas Stikubank Semarang.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah . Sampel yang dipilih adalah mahasiswa S1 yang berusia antara 18-24 tahun, dengan alasan sebagai berikut: a. Beberapa tulisan mengatakan bahwa anggota

generasi X (20-32 tahun) memiliki sifat materialistis yang tinggi, dan Assael (2001) juga menyatakan bahwa umur belasan tahun atau teens (13-19 tahun) lebih materialistik daripada generasi-generasi sebelumnya. Roberts (2000) menunjukkan adanya hubungan positif antara materialisme dan . Oleh karena itu mereka yang berusia 18-24 tahun memiliki kecenderungan untuk melakukan compulsive buying.

b. Penelitian yang dilakukan Roberts (2000) menunjukkan bahwa adanya sebuah peningkatan dari tingkat pada anggota-anggota generasi X dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.

c. Assael (2001) menyatakan bahwa remaja usia belasan tahun (13-19 tahun) lebih banyak menghabiskan waktunya bersama teman sebaya dan menonton tayangan televisi. Roberts (1998) menyatakan bahwa terdapat pengaruh dari teman sebaya dan tayangan televisi pada

. Oleh karena itu mereka dapat mempunyai kecenderungan untuk melakukan

.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden secara langsung.

Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Dimensi

(SAI): pandangan mengenai penting atau tidaknya penerimaan purposive sampling compulsive buying compulsive buying compulsive buying compulsive buying Importance - Self-Acceptance Importance

(4)

diri yang mengarah pada keinginan untuk mengembangkan kejiwaan, penghargaan diri, dan otonomi.

(AFI): pandangan mengenai penting atau tidaknya affiliasi dengan keluarga dan teman.

(CFI): pandangan mengenai penting atau tidaknya

b. Dimensi

(SAC): kesempatan untuk mencapai penerimaan diri yang mengarah pada keinginan untuk mengembangkan kejiwaan, penghargaan diri, dan otonomi.

(AFC): kesempatan untuk beraffiliasi dengan keluarga dan teman.

(CFC): kesempatan

untuk merasakan .

Masing-masing dimensi diukur dengan skala

. Dimensi diukur

dengan skala 5 point: sangat tidak penting (1), tidak penting (2), netral (3), penting (4), dan sangat penting (5). Dimensi diukur dengan skala 5 point: sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), dan sangat setuju (5).

c. Compulsive Buying

diukur dengan menggunakan 11 item pertanyaan (CBS) yang dikembangkan oleh D'Astous, (1990). Skala yang digunakan adalah skala dengan skala 6 point, dari sangat tidak setuju (1) sampai sangat setuju (6).

Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur konstruk yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan

dengan (CFA). Uji

reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran berulang kali terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan

.

Untuk menguji pengaruh pada digunakan regresi linier berganda

( ).

- Affiliation Importance

- Community Feeling Importance sense of community.

Chance

- Self-Acceptance Chance

- Affiliation Chance

- Community Feeling Chance

sense of community Likert intrinsic goals importance

chance

Compulsive buying

compulsive buying scale et al. Likert

Confirmatory Factor Analysis

Cronbach Alpha

intrinsic goals compulsive buying

Multiple Linier Regression Uji Validitas dan Reliabilitas

Metode Analisis Data

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 104 orang mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang. Adapun karakteristik responden berdasarkan umur sebagai berikut:

Tabel 1

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari 104 orang responden berusia antara 17- 23 tahun. Persentase terbesar adalah mahasiswi berusia 20

tahun yaitu sebanyak 34% dan yang terkecil adalah mahasiswi usia 17 tahun dan 23 tahun yang masing-masing sebesar 2%.

Pengujian validitas dilakukan melalui

(CFA) melalui Software SPSS 15. Pengujian Validitas pertama menunjukkan nilai KMO MSA sebesar 0,590>0,50. Sedangkan

dengan 2087,455 maka dapat disimpulkan bahwa uji analisis faktor dapat dilanjutkan. Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa semua item pertanyaan valid karena semua item mempunyai faktor lebih dari 0,40 (Riyanto, 2006) kecuali untuk item-item SAI1, SAC8, AFI9, AFI10, AFC14, CFI19, CFC24, CFC25, CB35, CB36, CB37, dan CB38 mempunyai faktor loading kurang dari 0,40 sehingga didrop.

Pengujian validitas kedua setelah mengeluarkan item-item yang mempunyai faktor kurang dari 0,40 menunjukkan nilai KMO MSA sebesar 0,677>0,50. Sedangkan nilai dengan Hasil Uji Validitas

Confirmatory Factor Analysis Barlett Test Chi Square loading loading Barlett Test Frekuensi Umur Persentase 1,9 5,8 23,1 32,7 26,9 7,7 1,9 100 17 tahun 18 tahun 19 tahun 20 tahun 21 tahun 22 tahun 23 tahun Total 2 6 24 34 28 8 2 104

(5)

Chi Square

loading

Rules of Thumb Cronbach's

Alpha

1329,880 dan signifikan pada 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa uji analisis faktor dapat dilanjutkan. Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa semua item pertanyaan valid karena semua item mempunyai faktor lebih dari 0,40 (Riyanto, 2006) serta indikator SAI2 sampai SAI4 mengelompok pada faktor 5, indikator SAC5 sampai SAC7 mengelompok pada faktor 6, indikator AFI11 sampai AFI13 mengelompok pada faktor 3, indikator AFC15 sampai AFC18 mengelompok pada faktor 2, indikator CFI20 sampai CFI23 mengelompok pada faktor 4, indikator CFC26 sampai CFC28 mengelompok pada faktor 7, serta indikator CB29, CB30, CB31, CB32, CB33, CB34 dan CB39 mengelompok pada faktor 1 sebagaimana terlihat pada Tabel 2.

yang dipakai adalah

harus lebih besar dari 0,60 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2006). Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel telah memenuhi uji reliabilitas di mana > 0,60 sebagaimana terlihat pada Tabel 3.

Persamaan Regresinya sebagai berikut:

Y = -1,585X1 - 2,017X2 + 0,659X3 + 2,457X4 + 2,348X5 – 1,235X6 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 5 Tabel 6 Hasil Analisis Faktor

Hasil Pengujian Reliabilitas

ANOVA

Hasil Uji Regresi Berganda

Hasil Uji Reliabilitas

α

(b)

Uji Regresi Linier Berganda

Tabel 4 Model Summary SAI2 SAI3 SAI4 SAC5 SAC6 SAC7 AFI11 AFI12 AFI13 AFC15 AFC16 AFC17 AFC18 CFI20 CFI21 CFI22 CFI23 CFC26 CFC27 CFC28 CB29 CB30 CB31 CB32 CB33 CB34 CB39 -.110 -.064 -.036 -.105 -.068 -.078 .095 .057 .032 .160 .058 .194 .096 .062 .194 .189 -.029 .114 .035 -.341 .644 .489 .706 .777 .760 .738 .574 1 2 3 4 5 6 7 -.030 .074 .081 .052 .045 .051 .204 .188 .179 .730 .883 .792 .889 -.018 -.023 -.067 .365 -.016 .034 .115 .219 .178 .127 .024 -.046 .186 .006 .004 .203 .049 .000 .094 .037 .905 .881 .815 .140 .171 .318 .069 .240 .033 -.033 -.177 .038 .010 -.102 -.178 .085 .207 -.069 .104 -.051 .120 -.010 .019 -.007 -.014 .099 .076 .039 -.013 .096 -.027 -.008 .055 .029 .804 .714 .755 .573 .076 .251 .542 .222 .142 .018 .045 .048 -.190 .140 .819 .744 .828 .237 -.100 .086 .090 .058 .135 -.008 .116 .010 .040 -.006 .063 -.055 -.067 -.144 -.015 .099 -.046 -.166 -.135 -.030 -.114 -.031 .229 .015 .057 .124 .790 .788 .798 .054 .037 .063 .244 .008 .017 -.042 .004 .124 .219 -.221 -.072 -.076 -.041 -.138 .048 -.160 -.055 .043 -.143 .008 -.147 .003 .013 .036 -.122 -.060 .092 .042 -.095 .054 -.030 -.061 .080 .079 .213 .246 -.306 .783 .752 .534 -.201 -.110 .070 .086 .147 .186 -.115 Component

Cronbach's Alpha Rule of Thumb Keterangan Variabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,759 0,750 0,895 0,885 0,725 0,683 0,818 SAI SAC AFI AFC CFI CFC CB Std. Error of the Estimate Adjusted R.Square R Square Model R .57767 .128 .179 .423(a) 1 a

Predictors : (Constant), CFCmean, AFImean, SACmean, SAImean, AFCmean, CFImean

Sig. F DF Model Sum of Squares .003(a) 3.531 Mean Square 1Regression Residual Total 7.069 32.369 39.438 6 97 103 1.178 .334 a b

Predictors: (Constant), CFCmean, AFImean, SACmean, SAImean, AFCmean, CFImean

Dependent Variable: CBmean

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients 2.490 -.150 -.333 .070 .329 .349 -.177 1(Constant) SAImean SACmean AFImean AFCmean CFImean CFCmean Std.Error B Beta Std.Error B t Sig. Model 1.065 .095 .165 .106 .134 .149 .143 -.151 -.191 .067 .248 .238 -.124 2.338 -1.585 -2.017 .659 2.457 2.348 -1.235 .021 .116 .046 .511 .016 .021 .220

(6)

Dari hasil regresi menunjukkan bahwa: e (X1) berpengaruh negatif pada (X2) berpengaruh negatif pada (X3) berpengaruh positif pada

(X4) berpengaruh positif pada (X5) berpengaruh positif pada

(X6) berpengaruh

negatif pada .

Dari hasil uji hipotesis terlihat bahwa:

H 1a: e berpengaruh

negatif pada

H 1b: berpengaruh negatif

pada

Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas, tingkat signifikansi terhadap SAI sebesar 0,116 > 0,05 berarti hipotesis tidak didukung. Sedangkan tingkat signifikansi SAC sebesar 0,046 < 0,05 berarti hipotesis

didukung. (SAI)

merupakan pandangan mengenai penting atau tidaknya penerimaan diri yang mengarah pada keinginan untuk mengembangkan kejiwaan, peng-hargaan diri, dan otonomi ternyata tidak berpengaruh secara signifikan terhadap . Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya

dimana seseorang melakukan aktivitas pembelian berulang sebagai akibat dari adanya peristiwa yang tidak menyenangkan ataupun perasaan negatif ini tidak dipengaruhi oleh pandangan mengenai penting tidaknya penerimaan diri.

ini yang mengarah pada keinginan untuk mengem-bangkan kejiwaan, penghargaan diri, dan otonomi ini merupakan proses kesadaran dalam diri seorang manusia.

(SAC) merupakan kesempatan untuk mencapai penerimaan diri yang mengarah pada keinginan untuk mengembangkan kejiwaan, penghargaan diri, dan otonomi ternyata berpengaruh negatif signifikan terhadap

. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

meningkatnya akan

menyebabkan penurunan pada . Adanya Self-Acceptance Chance ini menyebabkan seseorang mempunyai kesempatan untuk mencapai penerimaan diri yang mengarah pada keinginan

untuk mengembangkan kejiwaan, penghargaan diri, dan otonomi sehingga seseorang akan dapat mengendalikan adanya peristiwa yang tidak menyenangkan ataupun adanya perasaan negatif.

H 2a: berpengaruh negatif pada

H 2b: berpengaruh negatif pada

Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas, tingkat signifikansi terhadap AFI sebesar 0,511 > 0,05 berarti hipotesis tidak didukung. Sedangkan tingkat signifikansi AFC sebesar 0,016 < 0,05 berarti hipotesis didukung.

(AFI) merupakan pandangan mengenai penting atau tidaknya affiliasi dengan keluarga dan teman ternyata tidak berpengaruh secara signifikan terhadap . Hal ini menunjukkan

bahwa terjadinya dimana

seseorang melakukan aktivitas pembelian berulang sebagai akibat dari adanya peristiwa yang tidak menyenangkan ataupun perasaan negatif ini tidak dipengaruhi oleh pandangan mengenai penting tidaknya afiliasi dengan keluarga dan teman.

(AFC) merupakan kesempatan untuk beraffiliasi dengan keluarga dan teman ternyata berpengaruh positif signifikan terhadap

. Semakin besar kesempatan untuk berafiliasi dengan keluarga dan teman akan berpengaruh terhadap terjadinya . Seseorang yang berafiliasi dengan keluarga dan teman akan menerima banyak informasi dari keluarga dan teman sehingga akan mempengaruhi terjadinya

H 3a: berpe-ngaruh

negatif pada

H 3b: berpengaruh

negatif pada

Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas, tingkat signifikansi terhadap CFI sebesar 0,021 < 0,05 berarti hipotesis didukung. Sedangkan tingkat signifikansi CFC sebesar 0,220 > 0,05 berarti hipotesis tidak

didukung. (CFI)

merupakan pandangan mengenai penting atau tidaknya ternyata berpengaruh positif signifikan terhadap Adanya peningkatan pada

akan meningkatkan terjadinya

Adanya ini

menyebabkan orang merasa penting terhadap Self-acceptance importanc compulsive buying Self-acceptance chance compulsive buying Affiliation importance compulsive buying Affiliation chance compulsive buying

Community feeling importance compulsive buying Community feeling chance

compulsive buying Self-acceptance importanc compulsive buying Self-acceptance chance compulsive buying Self-Acceptance Importance compulsive buying compulsive buying Self-Acceptance Importance Self-Acceptance Chance compulsive buying Self-Acceptance Chance compulsive buying Affiliation importance compulsive buying Affiliation chance compulsive buying Affiliation Importance compulsive buying compulsive buying Affiliation Chance compulsive buying compulsive buying compulsive buying.

Community feeling importance compulsive buying Community feeling chance

compulsive buying

Community Feeling Importance sense of community

compulsive buying.

Community Feeling Importance compulsive buying. Community Feeling Importance

sense of Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis 1

Pengujian hipotesis 2

(7)

community/

compulsive buying. Community Feeling Chance

sense of community

compulsive buying Community Feeling Chance

compulsive buying kesadaran untuk berkomunitas yang akan

mempengaruhi terjadinya

(CFC) merupakan kesempatan untuk merasakan

ternyata tidak berperngaruh secara signifikan

terhadap . Adanya

tidak mempe-ngaruhi terjadinya .

5. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Implikasi Penelitian

3. Keterbatasan dan Saran Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh

intrinsic goals pada ini terjadi pada (SAC),

(AFC), dan (CFI).

Atau dapat dikatakan bahwa

berpengaruh negatif secara signifikan pada

. (AFC) berpengaruh positif secara signifikan pada . Sedangkan (CFI) berpengaruh positif secara signifikan pada . Jadi akan meningkat dipengaruhi oleh

peningkatan dan

. Sedangkan adanya peningkatan akan mempengaruhi

penurunan pada .

yang lain seperti

(SAI), (AFI), dan

(CFC) ternyata tidak berpengaruh secara signifikan pada

.

Bagi pemasar ini merupakan hal yang menguntungkan karena terjadi aktivitas pembelian berulang. Berdasarkan penelitian ini

ternyata peningkatan ini

dipengaruhi oleh peningkatan dan .

merupakan kesempatan untuk berafiliasi dengan keluarga dan teman. Pemasar dalam hal ini bisa meningkatkan pemasarannya dengan meningkatkan

proses komunikasi yang bisa berupa periklanan. Periklanan akan menyebarluaskan informasi mengenai produk atau jasa yang ditawarkan. Pemasar hendaknya meningkatkan / pelayanan kepada konsumennya karena hal ini akan mempengaruhi adanya atau informasi dari mulut ke mulut. Adanya afiliasi ini akan mempengaruhi terjadinya . Jika perusahaan membe-rikan pelayanan yang tidak memuaskan maka dengan adanya akan cepat tersebar luas.

merupakan pandangan mengenai penting atau tidaknya

. P emasar dalam hal i ni bisa mempengaruhi konsumen dengan adanya

dalam periklanannya. Adanya

ini dapat mempengaruhi konsumen dalam sumber rujukan terjadinya proses pengambilan keputusan pembelian.

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan. Pertama, dalam penelitian ini peneliti hanya melihat faktor saja yang mempengaruhi . Untuk penelitian mendatang hendaknya melihat juga faktor

Kedua, populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi. Mahasiswi ini pada umumnya belum mempunyai penghasilan sendiri sehingga daya belinya dibatasi oleh uang sakunya. Untuk penelitian mendatang hendaknya bisa dijadikan sebagai populasi adalah para wanita pekerja. Wanita pekerja ini tentu saja sudah mempunyai penghasilan sendiri sehingga mempunyai daya beli yang tinggi.

compulsive buying

Self-Acceptance Chance Affiliation Chance Community Feeling Importance

Self-Acceptance Chance compulsive buying Affiliation Chance

compulsive buying Community Feeling Importance

compulsive buying compulsive buying

Affiliation Chance Community Feeling Importance

Self Acceptance Chance compulsive buying

Intrinsic goals Self-Acceptance Importance Affiliation Importance

Community Feeling Chance

compulsive buying

compulsive buying

compulsive buying Affiliation Chance Community Feeling Importance Affiliation Chance

service word of mouth

word of mouth word of mouth ini

Community Feeling Importance

sense of communit y

reference

group reference group

intrinsic goals compulsive buying

(8)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Assael, H, 2001. , 6 Ed. Singapore, Thomson Learning. Cooper, D.R, and Schindler, P.S. 2006. , 9 Ed. New York, McGraw-Hill.

Crask, M, Fox, R.J., and Stout, R.G. 1995. , Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

D'Astous, A., Maltais, J., and Roberge, C. 1990. “Compulsive Buying Tendencies of Adolescent Consumers,” , Vol. 17, pp. 306-313.

Dittmar, H, 2005. “Compulsive Buying-A Growing Concern? An Examination of Gender, Age, and Endorsement of Materialistic Values As Predictors,” , Vol.96, pp. 467-491.

Faber, R.J. and O'Guinn, T.C, 1989. “Compulsive Buying: A Phenomenological Exploration,” , Vol. 16, pp. 147-157.

Ghozali, Imam, 2006. , Semarang, Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Gwin, C.F., James, A.R.; and Carlos, R.M, 2005. “Nature Vs Nurture: The Role of Family in Compulsive

Buying,” , Vol. 15, pp. 95-107.

Hair, Jr, Joseph, F., William, C.B, Babin, B.J., Anderson, R.E., and Tatham, R.L.. 2006. , 6 Ed. Upper Saddle River, NJ: Pearson Education, Inc.

Kwak, H.;Zinkhan, G.M.; and Crask, M.R, 2003. “Diagnostic Screener for Compulsive Buying: Applications to the USA and South Korea,” , Vol. 37, No. 1, pp. 161-169.

Riyanto LS dan Bambang, 2006. , Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada.

Roberts, J.A, 1998. “Compulsive Buying Among College Students: An Investigation of its Antecedents, Consequences, and Implications for Public Policy,” , Vol. 32, No.2, pp. 295-319.

Roberts, J.A, 2000. “Consuming In A Consumer Culture: College Students, Materialism, Status Consumption, and Compulsive Buying,” Vol.10, Issue 2, pp. 76-91.

Roberts, J.A. and Pirog, S.F, 2004. “ Personal Goals and Their Role in Consumer Behavior: The Case of

Compulsive Buying,” Summer, pp. 61-73

Consumer Behavior and Marketing Action Business Research Methods

Marketing Research: Principles and Applications

Advances in Consumer Research

British Journal of Psychology

Journal of Consumer Research

Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS

Marketing Management Journal

Data Analysis Multivariate

The Journal of Consumer Affairs

Hand Out Kuliah Praktikum Analisis Statistika

The Journal of Consumer Affairs

The Marketing Management Journal,

Journal of Marketing Theory & Practice, . th

th

Referensi

Dokumen terkait