Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Compulsive buying adalah perilaku pembelian yang berulang - ulang atau tidak terkontrol
dikarenakan karena adanya respons dari perasaan negatif, compulsive buying ini dilakukan dengan tujuan utamanya yaitu mencari atau memperoleh kesenangan pada proses pembeliannya bukan pada produk pembelian tersebut. Dalam Pembelian Kompulsif ini terdapat salah satu faktor yang mempengaruhi compulsive buying yaitu intrinsic goals yang terdiri dari self –
accpetance, affiliation, dan community feeling. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh
intrinsic goals terhadap compulsive buying dengan gender sebagai variabel moderasi.
Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah masyarakat disekitar Jalan Surya Sumantri Bandung dengan jumlah respondennya sebesar 100 responden. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sample ini adalah purposive sampling atau dengan cara penyebaran kuisioner kepada responden.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari empat hipotesis yang diajukan terdapat dua yang menunjukkan hasil yang signifikan yaitu community feeling dan gender berpengaruh tehadap compulsive buying. Sedangkan self – acceptance dan affiliation tidak berpengaruh
terhadap compulsive buying.
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
Compulsive buying is a repeat purchase behavior - because of repeated or uncontrolled because of the response of negative feelings, compulsive buying is done with the primary purpose of seeking or obtaining pleasure in their purchasing process rather than on product purchase. In Compulsive Buying have one of the factors that affect compulsive buying is the intrinsic goals of self - accpetance, affiliation, and community feeling. This research was conducted to examine the influence of the intrinsic goals of compulsive buying with gender as a moderating variable.
Respondents selected in this research is development around Surya Sumantri Street Bandung, with respondents of 100 respondents. Techniques used in this sampling is purposive sampling or by way of questionnaires to the respondents.
The results of this study indicate that the four hypotheses proposed that there are two significant results which indicate a community feeling and gender influence tehadap compulsive buying. While self - acceptance and affiliation did not affect compulsive buying.
Universitas Kristen Maranatha
BAB II KAJIAN PUTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 9
2.1.1 Personal Goals... 9
2.1.2 Compulsive Buying ... 15
Universitas Kristen Maranatha
2.3 Pengaruh Gender pada Personal Goals dan Compulsive Buying ... 20
2.4 Model Penelitian dan Hipotesis ... 22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 24
3.2 Populasi Sampel dan Penelitian ... 25
3.3 Metode Pengambilan Sampel ... 25
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 26
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 26
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 28
3.6.1 Uji Validitas Kuesioner Penelitian... 28
3.6.2 Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian ... 37
3.7 Metode Analisis Data ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Respon Kuesioner ... 40
4.2 Karateristik Responden ... 40
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 41
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan ... 43
4.3 Pengujian Pengaruh Intrinsic Goals terhadap Compulsive Buying ... 44
4.4 Pengujian Variabel Moderasi Gender ... 48
Universitas Kristen Maranatha BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 57
5.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran Untuk Penelitian Selanjutnya ... 58
5.3 Implikasi Penelitian ... 59
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 KMO and Bartlett's Test Analisis Faktor Awal ... 28
Tabel 3.2 Anti - Image Matrics (Correlation) Awal... 30
Tabel 3.3 Rotated Component Matrix Awal... 31
Tabel 3.4 KMO and Bartlett's Test Analisis Faktor Akhir ... 33
Tabel 3.5 Anti - Image Matrics (Correlation) Akhir... 34
Tabel 3.6 Rotated Component Matrix Akhir... 36
Tabel 3.7 Reability Analysis Scale (Alpha) Awal... 37
Tabel 3.8 Reability Analysis Scale (Alpha) Akhir... 38
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 41
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 42
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan... 43
Tabel 4.4 Uji Signifikansi Simultan ………... 44
Tabel 4.5 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)... 45
Tabel 4.6 Hasil Regresi Total Observasi (Pria dan Wanita) ... 48
Tabel 4.7Hasil Regresi Total Observasi Pria ... 50
Tabel 4.8Hasil Regresi Total Observasi Wanita ... 51
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Pengaruh Self Acceptance, Affiliation, Self Acceptance, dan
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Kuesioner Penelitian
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada zaman dahulu sebagian besar manusia memenuhi kebutuhannya dengan menggunakan
sistem barter (pertukaran) karena pada saat itu manusia belum mengenal uang, namun dengan seiringnya perkembangan jaman pemikiran manusia bertambah pandai sehingga
mereka mulai menciptakan alat pertukaran yaitu uang. Dengan uang tersebut manusia dapat memenuhi kebutuhannya. Sampai sekarang uang masih digunakan sebagai alat pertukaran
yang paling mudah dan praktis, jadi bisa dikatakan bahwa uang adalah sarana untuk pemuas kebutuhan manusia. Di zaman yang boleh dikatakan modern sekarang ini kebutuhan manusia semakin banyak dan bermacam-macam bukan hanya kebutuhan primer
dan sekunder saja namun ada juga kebutuhan yang bersifat tambahan. Kebutuhan tambahan ini lebih bersifat sebagai pemuasan diri atau penambahan profile. Selain itu sekarang -
sekarang ini banyak orang yang melakukan belanja untuk refreshing saja, perilaku ini dapat juga disebut sabagai perilaku kompulsif yang di definisikan sebagai suatu kondisi kronis, dimana seseorang melakukan aktivitas pembelian berulang sebagai akibat dari adanya
peristiwa yang tidak menyenangkan ataupun perasaan yang negatif. (Stern dan Cobb, 1978) menemukan bahwa 78% dari sampel individu kompulsif memandang ritual mereka sebagai “cukup bodoh atau aneh” walaupun mereka tidak mampu menghentikannya. Teori
2 Universitas Kristen Maranatha reduksi rasa takut (Meyer & Chesser,1970), Disamping itu, juga dampak dari pembelian
kompulsif akan menyebabkan penderitaan psikologis dan dampak serius pada kehidupan individu seperti berhutang (Benson, 2000; Dittmar,2004b dalam Dittmar 2005) Perilaku
pembelian yang kompulsif menjadi masalah yang penting dalam pemasaran dan perilaku konsumen, karena perilaku ini dapat menimbulkan pengaruh yang negatif pada individu dan masyarakat. Perilaku pembelian kompulsif dapat terjadi pada semua orang, baik itu
pria maupun wanita (gender), tua atau muda dan lain sebagainya. Pembelian kompulsif juga sering dihubungkan dengan gaya hidup contohnya adalah dalam gaya hidup
berpakaian (Park dan Burns,2005:135). Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap individu itu sendiri yakni personal goals. Personal goals terdiri dari intrinsic dan extrinsic
goals (Roberts dan Pirog, 2004, dalam Suwarno, 2007). Intrinsic goals merupakan tujuan
pribadi yang hakiki, seperti self-acceptance, affilition, dan community feeling.
Self-Acceptance adalah suatu hasrat atau keinginan mengembangkan kejiwaan, penghargaan
diri, dan otonomi. Affiliation adalah penggabungan diri kedalam kehidupan keluarga dan teman, sedangkan community feeling merupakan keinginan untuk membuat dunia menjadi
lebih baik melalui sebuah tindakan. Personal goals yang kedua adalah extrinsic goals dimana personal goals yang kedua ini memiliki tujuan yang tidak bersifat hakiki seperti
financial success, attractive appearance, dan social recognition. Financial success
mengandung arti pencapaian kesuksesan berdasarkan materi. Attractive appearance mengandung arti keinginan untuk dilihat menarik oleh orang lain atau motivasi peningkatan
profile, Sedangkan social recognition mengandung arti keinginan untuk dikagumi dan
3 Universitas Kristen Maranatha
University mengatakan bahwa pembeli kompulsif adalah konsumen yang cenderung suka
membelanjakan uang untuk membeli barang meskipun barang tersebut tidak mereka butuhkan (Koran, 2006) dan terkadang tidak mampu dibeli dalam jumlah yang berlebihan
(Hoyer dan MacInnis, 2001 dalam Park dan Burn,2005), perilaku semacam ini disebut juga sebagai keranjingan belanja (shopaholics). (Shiffman dan Kanuk, 2000 dalam Park dan Burn, 2005) juga menyatakan bahwa pembelian kompulsif merupakan pembelian yang
kronis berulang-ulang yang menjadi respon utama dari suatu kejadian atau perasaan yang negative, sehingga pembelian kompulsif adalah satu bentuk konsumsi yang merupakan
perilaku konsumen abnormal yang dianggap sebagai sisi gelap konsumsi. Karena ketidakmampuan konsumen dalam mengendalikan dorongan hati yang kuat untuk selalu melakukan pembelian, dan terkadang mempunyai konsekuensi yang berat (O’Guinn dan
Faber, 1989). O’Guinn dan Faber (1989) juga mengungkapkan bahwa yang menjadi
motivasi utama terjadinya pembelian kompulsif adalah pencarian terhadap manfaat
psikologis dari proses pembelian tersebut, bukan pada produk yang dibeli.
Banyak dari peneliti-peneliti consumer behavior kurang memperhatikan dan
memahami mengenai apa tujuan dari konsumen berbelanja (Roberts dan Pirog, 2004, dalam Yulistian, 2010). Padahal, semestinya konsumen sebagai goal seeking individual dapat memberikan informasi mengenai pemahaman kita tentang “Apa yang ingin dicapai seorang konsumen ketika mereka membeli dan mengkonsumsi barang dan jasa?” (Roberts dan
Pirog, 2004). Umumnya dalam hal ini konsumen berbelanja untuk keinginan untuk dilihat
4 Universitas Kristen Maranatha dikenal seperti yang tercantum dalam unsur - unsur extrinsic goals, namun selain itu pula
ada tujuan hakiki yang bersifat intrinsic yang menarik untuk diteliti.
Penelitian ini mengambil objek dari masyarakat di daerah Jalan Surya Sumantri
Bandung, karena di daerah ini banyak orang yang bergaya hidup modern dan selain itu juga dekat dengan Universitas Kristen Maranatha, sehingga daerah tersebut memiliki keramaian yang cukup padat dan setiap orang memiliki kepribadian yang beragam.
Terdapat banyak pertentangan penelitian bila dilihat dari gender atau jenis kelamin sebagai variabel moderasi anatara personal goals terhadap compulsive buying. Suseno dkk
(2005) dalam penelitiannya tentang Pola Konsumsi Masyarakat Yogyakarta, menemukan bahwa perbedaan jenis kelamin berkaitan erat dengan perbedaan tingkat konsumsi rata-rata
dimana tingkat konsumsi rata-rata wanita lebih tinggi daripada kelompok laki-laki, walaupun tingkat konsumsi wanita lebih tidak merata dibanding kelompok laki-laki. Dalam penelitiaan lain juga dikatakan Robert dan Pirog (2004), dalam Suwarno (2007)
menunjukan bahwa antara pria dan wanita tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam konteks compulsive buying. Namun menurut, (Babin, Darden, & Griffin, 1994; Dittmar,
Long, & Meek, 2004) mengatakan bahwa Emosional dan dimensi identitas-terkait belanja lebih penting bagi perempuan daripada laki-laki, sedangkan hasil penelitian Koran (2006) menyebut bahwa perilaku pembelian kompulsif dari 2500 responden dengan menggunakan
skala pembelian kompulsif (compulsive buying scale) didapatkan bahwa fenomena pembelian kompulsif sudah sedemikian parah terjadi pada masyarakat baik pada kaum
5 Universitas Kristen Maranatha perbedaan antara laki-laki dan wanita dalam berperilaku pembelian kompulsif dimana
wanita lebih cenderung untuk melakukan pembelian kompulsif. Lebih lanjut mengenai pembelian compulsive buying berdasarkan gender sebagai vaiabel moderasi Wahyuni
(2000) juga menyebutkan bahwa 2-3 persen wanita di Amerika diindikasikan memiliki gangguan penyimpangan dalam berbelanja. Selama ini sebagian kalangan berpendapat bahwa wanita merupakan golongan pembelanja terbesar (Hastuti 2003) pencitraan ini
berkaitan erat dengan peran gender wanita sebagai pengurus rumah tangga dan pemelihara kecantikan sehingga mereka lebih dominan dalam melakukan belanja dibanding dengan
pria. Lebih lanjut Koran (2006), dalam Suwarno (2007) menunjukan bahwa pria dan wanita memiliki kecenderungan yang sama untuk melakukan compulsive buying. Dalam teori lain
juga dikatakan kecenderungan umum mungkin kurang kuat atau bahkan bisa dikatakan terbalik untuk jenis barang tertentu (Misalnya perkakas atau peralatan komputer), tetapi bisa dikatakan bahwa, secara keseluruhan, belanja memainkan peran kuat emosional,
psikologis dan simbolis bagi perempuan dibandingkan dengan laki-laki (Dittmar & Drury, 2000)
Dari uraian yang telah tertera diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Intrinsic Goals (Self – Accpetance, Affiliation, Dan Community Feeling Terhadap Compulsive Buying) Dengan Gender Sebagai Variabel
6 Universitas Kristen Maranatha
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka peneliti merumuskan bahwa masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah intrinsic goals (self – accpetance, affiliation, dan community feeling)
berpengaruh terhadap compulsive buying dengan gender sebagai variabel moderasi?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis sehubungan dengan masalah yang dirumuskan diatas adalah menganalisis pengaruh intrinsic goals (self – accpetance, affiliation, dan community feeling) terhadap compulsive buying dengan gender
sebagai variabel moderasi.
1.4 Manfaat Penelitian
Penulis berharap bahwa hasil yang diperoleh akan bermanfaat bagi:
1. Peneliti
7 Universitas Kristen Maranatha 2. Bagi akademisi dan praktisi
Agar penelitian ini dapat memberikan informasi yang disertai dengan bukti - bukti empiris untuk kalangan akademisi maupun praktisi tentang pengaruh
intrinsic goals terhadap compulsive buying dengan gender sebagai variabel
moderasinya.
1.5 Batasan Penelitian
Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka diberi batasan yang fokusnya
adalah pengaruh intrinsic goals terhadap compulsive buying dengan gender sebagai variabel moderasinya.
Responden penelitaian ini adalah masyarakat di daerah Jalan Surya Sumantri Bandung karena untuk mempemudah memperoleh informasi dan data.
1.6 Sistematika Pembahasan
Sistematika yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang dibuatnya penelitian,
8 Universitas Kristen Maranatha BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Dalam bab ini menguraikan landasan teori tentang intrinsic goals, gender
sebagai sebagai variabel moderasi, compulsive buying, pernyataan hipotesis
dan model penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi penjelasan metode penelitian seperti pengambilan sampel dan lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, definisi operasional dari
variabel – variabel penelitian, uji validitas dan realibilitas, metode analisis data dan criteria pengujian hipotesis.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini mengenai tentang hasil analisis data dan pembahasan hasil temuan yang telah didapatkan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
57 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab V ini akan diperlihatakan mengenai beberapa hal, yaitu hasil dari penelitian,
implikasi dari penelitian, keterbatasan penelitian, dan selain itu juga saran untuk penelitian selanjutnya.
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu menganalisis pengaruh intrinsic goals pada compulsive buying. Intrisic goals terdiri dari self – accpetance, affiliation, dan community feeling yang mengandung arti sebagai berikut self – acceptance adalah suatu hasrat atau keinginan mengembangkan kejiwaan, penghargaan diri, dan otonomi, affiliation
adalah penggabungan diri kedalam kehidupan keluarga dan teman, sedangkan community
feeling merupakan keinginan untuk membuat dunia menjadi lebih baik melalui sebuah
tindakan. Menurut teori variabel - variabel dalam intrinsic goals mempengaruhi compulsive
buying secara negative. Berpengaruh negative karena pada umumnya orang - orang yang
berfokus pada intrinsic goals tidak memandang bahwa perilaku compulsive buying akan
memberikan kebahagiaan pada dirinya atau mampu mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya. Dari ketiga variabel intrinsic goals yang telah dijelaskan diatas yakni variabel
58 Universitas Kristen Maranatha
compulsive buying yaitu variabel self – acceptance, sedangkan affiliation, dan community feeling tidak berpengaruh terhadap compulsive buying.
Penelitian ini juga menguji pengaruh moderasi gender terhadap intrinsic goals dan
compulsive buying. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada ada pengaruh moderasi
gender pada intrinsic goals dan compulsive buying. Artinya ada perbedaan yang signifikan
antara pria dan wanita dalam konteks compulsive buying. Dengan hal ini member informasi
bahwa kecenderungan pembelian kompulsif lebih besar dialami pada gender wanita.
5.2. Keterbatasan Penelitian dan Saran Untuk Penelitian Selanjutnya
Keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah convenience sampling. Teknik ini sebenarnya tepat karena informasinya bervariasi. Responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel seperti ini memungkinkan lebih dai berbagai macam
kalangan, baik dari mahasiswa - mahasiswi Maranatha yang berada di Jalan Surya Sumantri, kalangan pekerja di daerah Surya Sumantri, dan penduduk yang bertempat
tinggal di daerah Surya Sumantri tersebut. Teknik purposive sampling bila dilakukan tidak secara optimal dapat menyebabkan adanya pengambilan sampel yang tidak relefan sehingga jawaban - jawaban dalam kuisioner menjadi bias.Untuk penelitian selanjutnya
59 Universitas Kristen Maranatha saja, namun juga dapat mengambil sampel dari beberapa daerah yang padat
penduduknya juga.
2. Penelitian ini tidak mempertimbangkan usia responden - respondennya, karena
sebenarnya faktor usia juga sangat berpengaruh terhadap penelitian yang dilakukan ini. Usia yang berbeda rentangnya akan berpengaruh juga terhadap perilaku pembelian. Untuk penelitian selanjuttnya diharap agar rentang usia juga dipertimbangkan, karena
usia rentang usia juga berpengaruh dalam penelitian ini.
3.Penelitian ini tidak menganalisis faktor - faktor yang menjadi penyebab munculnya nilai -
nilai intrinsik pada diri responden misalnya keluarga, media , dan teman sebaya. Oleh karena itu penelitian selanjutnya diharapkan dapat membahas faktor -faktor munculnya
nilai intrinsik tersebut.
5.3. Implikasi Penelitian
Pembelian kompulsif merupakan pembelian yang “berulang-ulang yang menjadi respon utama dari suatu kejadian atau perasaan negative” sehingga pembelian kompulsif
adalah satu bentuk konsumsi yang merupakan perilaku konsumen abnormal yang dianggap sebagai sisi gelap konsumsi (Shiffman dan Kanuk, 2000 dalam Park dan Burn, 2005). Konsumen yang membeli secara kompulsif lebih sering melakukan pembelian secara tidak
60 Universitas Kristen Maranatha Dari hasil pengolahan penelitii dapat menarik suatu kesimpulan bahwa terdapat
intrinsic goals yang didalamnya terdapat (self – accpetance, affiliation, dan community feeling) berpengaruh terhadap compulsive buying dengan gender sebagai variabel moderasi.
61 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Allport, (1971), http://www.slideshare.net/bocahbancar/psikologi-kepribadian.
Baumgartner, (2002) Converging Perspectives on Interest-Group Research in Europe and America.
Benson, 2000; Dittmar,2004b dalam Dittmar 2005.Compulsive buying--a growing
concern? An examination of gender, age, and endorsement of materialistic values as
predictors
Faber, R.J. and O‟Guinn, T.C (1998). Compulsive Buying ; A Phenomenological
Exploration. Journal of Consumer Research, vol. 16, pp. 145-157.
Ghozali, I. (2005), Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, 3th ed., Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kwak, H.; Zinkhan, G.M.; and Crask, M.R. (2003), “Diagnostic Screener for Compulsive Buying: Applications to the USA and South Korea,” The Journal of Consumer
Affairs, vol. 37, no.1, pp.161-169.
Lorrin Koran dalam Ninik Sri Rahayu, SE, MM dan Harum Murah Marpaung, SE dalam usulan penelitian Apakah Perbedaan Gender Memunculkan Perbedaan Perilaku
Pembelian Kompulsif Remaja Di Yogyakarta
62 Universitas Kristen Maranatha Park dan Burns,2005:135. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian „impulsif‟ dan
„kompulsif‟http://herison.pinkynet.web.id/2009/05/proses
-pengambilan-keputusan-pembelian-impulsif-dan-kompulsif
Roberts, J.A. (1998), “Compulsive Buying Among College Students: An Investigation of
Its Antecedents, Consequences, and Implications For Public Policy,” The Journal of
Consumer Affairs, vol. 32, no.2, pp. 295-319.
Roberts, J.A. (2000), “Consuming In A Consumer Culture: College Students, Materialism,
Status Consumption, and Compulsive Buying,” Marketing Management Journal.
Roberts, J.A dan Pirog, S.F. (2004). Personal Goals and Their Role inConsumer Behaviour : The Case of Compulsive Buying. Journal of Marketing.
Sekaran, U. (2000), Research Methods For Business, 3
rd
ed, New York: John Wiley & Sons, Inc.
Shoham, A. dan Brenerick, M.M (2003).Compulsive Buying Behavior. Journal of Marketing Research , vol. 15, no. 2, pp 225
Stern dan Cobb, 1978. (http://felinophobia.blogspot.com/2009/10/obsessive-compulsive- disorder-ocd.html)
Suseno dkk, (2005), dalam Sri Rahayu, SE, MM dan Harum Murah Marpaung, SE dalam usulan penelitian Apakah Perbedaan Gender Memunculkan Perbedaan Perilaku Pembelian Kompulsif Remaja Di Yogyakarta
Suwarno, H.L.(2007). Pengaruh Personal Goals Pada Compulsive Buying dengan Jenis Kelamin Sebagai Variabel Moderasi. Tesis Magister Sains, Program Pascasarjana
63 Universitas Kristen Maranatha Yulistian, Rifan (2010).Pengaruh Intrinsic Goals: Self - Acceptance, Affiliation, dan