IDENTIFIKASI POTENSI AIRTANAH
DENGAN METODE WENNER-SCHLUMBERGER DAN
PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH
MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM WATERCAD V8i
(STUDI KASUS DESA SEMAMBUNG, SITUBONDO)
JURNAL
TEKNIK PENGAIRAN
KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik
Disusun Oleh:
ANANG DWI WICAKSONO NIM. 125060400111032
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2017
Identifikasi Potensi Airtanah dengan Metode Wenner-Schlumberger dan Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih Menggunakan Paket Program
WaterCad V8i (Studi Kasus Desa Semambung, Situbondo)
Anang Dwi Wicaksono¹, Runi Asmaranto², M. janu Ismoyo²
¹Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya ²Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
e-mail: anangdwiw@gmail.com
ABSTRAK
Desa Semambung adalah salah satu desa di Kabupaten Situbondo yang mengalami kekurangan air bersih. Studi ini membahas pendugaan potensi airtanah dengan metode Wenner-Schlumberger sebagai dasar perencanaan sumur pompa. Kedalaman akuifer pada 100-120 m dengan penempatan pompa submersible pada kedalaman 105 m. Perencanaan jaringan distribusi air bersih untuk Desa Semambung memanfaatkan pengambilan debit dari sumur pompa sebesar 4,5 liter/detik dengan kebutuhan air baku hingga proyeksi penduduk tahun 2035 sebesar 2,58 liter/detik. Analisa jaringan air bersih menggunakan paket program WaterCad V8i, dari hasil analisa perencanaan jaringan distribusi air
menggunakan satu pompa dengan satu tandon berkapasitas 56 m3, dari hasil simulasi
menggunakan WaterCad v8i diperoleh tekanan berkisar antara 1,04-6,99 atm, headloss gradient berkisar antara 0,09-13,07 m/km, dan kecepatan berkisar antara 0,1-0,88 meter/detik. Hasil ini sudah sesuai dengan syarat perencanaan. Anggaran biaya untuk pembangunan sistem jaringan air bersih desa Semambung sebesar Rp 996,856,000
Kata kunci: Pendugaan Potensi Airtanah, WaterCAD V.8i, Rencana Anggaran Biaya.
ABSTRACT
Semambung Village is one of the villages in Situbondo Regency which each year lacks of clean water. The aim of this study is identification of groundwater potential with Wenner-Schlumberger configuration as a reference for pump well planning. There is an aquifer at a depth of 100-120 m,with submersible pump placement at a depth of 105 m. Water distribution network planning in Semambung village utilizing pump wells discharge of 4,5 liters/second with the requirement of demand water using projected population of 2035 equal to 2,58 liter/second. Water network analysis using WaterCad V8i, water distribution
network planning using one pump with a tank capacity 56 m3, from the results of the
simulation, obtained the pressure is 1,04-6,99 atm, headloss gradient of 0,09-13,07 m/km, and velocity of 0,1-0,88 meter/second. This results suitable with the planning requirements. The cost budget for the construction of water network in Semambung village is Rp 996,856,000
SUMBER MATA AIR TEKNIK PENGAIRAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 0 U 1 2 Km. SKALA : KA B. P R O BO LI N G G
O BATAS KABUPATEN / KOTA
BATAS KECAMATAN BATAS DESA / KELURAHAN JALAN REL KERETA API SUNGAI IBUKOTA KECAMATAN IBUKOTA KABUPATEN / KOTA
GARIS PANTAI PEKERJAAN : IDENTIFIKASI AIR BAKU ALTERNATIF UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH LOKASI : KECAMATAN JATI BANTENG
KABUPATEN SITUBONDO
GAMBAR : PETA WILAYAH ADMINISTRASI LEGENDA :
Sumber : Hasil Analisa No. Gambar No. Halaman SUMBER MALANG BANYUGLUGUR JATIBANTENG 113°80' 00" 8°50'00 1. PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan pokok umat manusia untuk berbagai keperluan hidup. Terutama air bersih yang merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Seiring
berkembangnya peradaban manusia,
tingkat kebutuhan air bersih semakin meningkat.
Masalahnya adalah keberadaan air (mata air, sungai, danau, dan sebagainya)
yang biasa digunakan, kondisinya
mengalami perubahan dari tahun-tahun sebelumnya. Beberapa sumber telah mati dan mengecil debitnya, sungai dan danau mulai tercemar dan kering akibat manusia yang mengeksplorasi keberadaan air secara berlebihan.
Desa Semambung adalah satu dari 15 Desa di Kabupaten Situbondo yang sering mengalami masalah kekurangan air bersih. Lokasi dari Desa Semambung terletak di Kecamatan Jatibanteng. Desa Semambung mengalami krisis air bersih karena sumur-sumur dan sumber mata air yang sering dipergunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih selama ini mengalami
pengecilan debit bahkan mengalami
kematian. Alternatif untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dengan pendugaan
potensi airtanah, perencanaan sumur
pompa, dan perencanaan jaringan air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih Dusun Gebang Utara dan Gebang Selatan.
Kondisi realita pada wilayah Desa Semambung, terbagi menjadi 5 dusun yaitu Dusun Semambung Barat, Dusun Krajan, Dusun Langsat, Dusun Gebang Utara dan Dusun Gebang Selatan. Desa Semambung secara keseluruhan dihuni oleh 1.529 KK. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih Desa Semambung mengambil sumber mata air yang berada di Desa Alas Tengah yang mempunyai jarak yang cukup jauh dari Desa Semambung dan air yang diambil dari sumber mata air tersebut masih harus dibagi dengan Desa Taman yang berada diatas Desa Semambung dan hanya dapat memasok kebutuhan air bersih untuk 3 Dusun yaitu Dusun Semambung Barat, Krajan, dan Langsat karena kondisi
topografi tidak memungkinkan untuk mengalirkan air ke Dusun Gebang Utara dan Dusun Gebang Selatan.
Sebagai informasi tambahan, target untuk beberapa tahun kedepan adalah dengan pembuatan sumur pompa yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan 487 KK yang menghuni Dusun Gebang Utara dan Dusun Gebang Selatan.
Tujuan dari studi ini adalah
mengasilkan dugaan lapisan geolgi yang akan digunakan sebagai dasar perencanaan sumur bor, mengetahui kondisi hidrolis sistem jaringan air bersih dan menghitung besarnya Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada tahap perencanaan.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Desa Semambung terletak di
Kecamatan Jatibanteng, Kabupaten
Situbondo, Provinsi Jawa Timur., , secara geografis terletak di antara 113ᵒ 41’ 7,71” BT dan 7ᵒ 48’ 2,97” LS. Penduduk Desa
Semambung mayoritas bermata
pencaharian sebagai petani. Komoditas produksi utama yang menjadi andalan Desa Semambung adalah tembakau.
Gambar 2.1. Peta Batas Administrasi Desa
Gambar 2.2. Skema Jaringan Pipa Distribusi
Untuk mencapai tujuan yang
diharapkan maka diperlukan suatu langkah
pekerjaan yang sistematis. Adapun
langkah-langkah pengerjaan studi sebagai berikut :
1. Pengumpulan data-data primer dan data sekunder yang berupa data teknis maupun data pendukung lainnya yang digunakan dalam analisa sistem jaringan distribusi air bersih.
2. Menentukan potensi debit airtanah
dengan menggunakan program
RES2DINV dan pendugaan potensi debit airtanah pada lokasi studi dengan bantuan dari peta hidrogeologi.
3. Mengolah data penduduk dan layanan. 4. Menghitung kebutuhan air bersih. 5. Merencanakan jaringan yang dilakukan
sampai tahun 2035
6. Mensimulasikan sistem jaringan
distribusi air dengan menggunakan program WaterCAD V8i.
7. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
3. ANALISA DAN PEMBAHASAN Pendugaan Potensi Airtanah
Analisa dan pemodelan data hasil pengukuran dengan metode
Wenner-Schlumberger dilakukan dengan
menggunakan aplikasi RES2DINV untuk mendapatkan gambaran bawah permukaan lokasi penelitian.
Penampang bawah permukaan
dihasilkan dengan suatu inversi, yaitu melakukan pemodelan dari data-data hasil pengukuran dengan menggunakan rumusan fisika-mathematic tertentu.
Gambar 3. 1. Hasil Analisa Geolistrik di Desa Semambung Kecamatan Jatibanteng.
Dari hasil analisa pada (Gambar 3.1) dapat dilihat tahanan jenis dari setiap warna pada gambar. Warna biru tua hingga warna biru muda memiliki tahanan jenis antara 1,2-32,4 ohm meter, warna hijau muda hingga kuning memiliki tahanan jenis antara 32,4-193 ohm meter, warna cokelat hingga merah memiliki tahanan jenis antara 193-1150 ohm meter, dan warna ungu memiliki tahanan jenis lebih dari 1150 ohm meter.
Gambar 3. 2. Interpretasi data log di Desa Semambung 3 (280 m dari jarak bentang) Lapisan batuan yang diinterpretasikan sebagai lapisan pembawa air (akuifer), adalah Batupasir tufan, Breksi tuf dan Breksi batuapung. Dilihat dari data log diatas akuifer di Desa Semambung
TEKNIK PENGAIRAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA LOKASI : KABUPATEN SITUBONDO GAMBAR : SKEMA JARINGAN PIPA DESA
SEMAMBUNG
Sumber : Hasil Perencanaan No. Gambar No. Halaman LEGENDA :
KECAMATAN JATI BANTENG
NO KEDALAMAN (M) (OHM.M) RESIST LITOLOGI KET. LOG RESISTIVITAS
1 0.0 - 10 300 - 400 Tanah Tanah
3 10 - 30 100 - 300 Batupasir
tufan Akuifer
4 30 - 40 79.1 - 100 Tuf Kedap air
5 40 -70 32.4 - 79.1 Lempung Kedap air
6 70 - 90 79.1 - 193 Lanau Pasiran Akuifer tidak
produktif
7 90 - 100 79,1 - 100 Tuf Kedap air
8 100 - 120 193 - 471 Breksi
batuapung Akuifer
Kecamatan Jatibanteng, berada pada kedalaman antara 15 - 35, 70 - 90 dan 100 - 120 meter dibawah muka tanah setempat.
Pendugaan Debit akuifer pada skripsi ini berdasarkan pada kondisi hidrogeologi yang dilihat dari peta hidrogeologi yang didapat dari Badan Informasi Geospasial (BIG) Bandung.
Desa Semambung Kecamatan
Jatibanteng termasuk di dalam wilayah Cekungan Air Tanah (CAT) Besuki. Sungai yang mengalir di daerah ini diantaranya adalah Curah Kedungdowo, Curah Bayeman, Kali Kunir, Kali Bales, Kali Pategalan, Kali Pakel dan Kali Kasian. Sistem akuifer di lokasi studi adalah Akuifer dengan aliran melalui celahan dan antar butir, termasuk akuifer produktifitas yang sedang dan penyebaran luas, dengan keterusan rendah - tinggi. Debit air tanah 5 - 10 liter/detik. Yang termasuk ke dalam wilayah ini adalah Desa Semambung Kecamatan Jatibanteng dan Desa Ketowan Kecamatan Arjasa.
Gambar 3. 3. Peta Jenis Litologi Desa Semambung, Situbondo.
Gambar 3. 4. Peta Produktifitas Akuifer Desa Semambung, Situbondo. Dari Pembacaan peta hindrogeologi diatas dapat disimpulkan debit yang terdapat pada lokasi studi berkisar 5-10 liter/detik. Untuk skripsi ini akan dipakai perkiraan debit yang terkecil untuk keamanan perencanaan jaringan distribusi air bersih di Desa Semambung, Situbondo yaitu 5 liter/detik.
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan jumlah penduduk
dihitung menggunakan 3 metode yaitu aritmatik, geometrik dan eksponensial. Kemudian dari ketiga metode tersebut dipilih salah satu berdasarkan standar deviasi terkecil dan koefien korelasi mendekati +1.
Tabel 1. Prosentase Laju Pertumbuhan Penduduk Desa Semambung, Situbondo
No Tahun Total Jiwa Pertumbuhan Per Tahun Jiwa % 1 2015 3765 2 2014 3742 23 0.61% 3 2013 3705 37 1.00% 4 2012 3655 50 1.37% 5 2011 3619 36 0.99% Rata-rata Pertumbuhan Penduduk 0.99%
Tabel 2. Rekapitulasi Perhitungan Standar Deviasi Dusun Metode Aritmatik Metode Geometrik Metode Eksponensial Gebang Utara 46.0107 50.6158 50.8927 Gebang Selatan 39.473 43.4238 43.6613
Tabel 3. Rekapitulasi Koefisien Korelasi
Dusun Metode Aritmatik Metode Geometrik Metode Eksponensia l Gebang Utara 1.0000 0.9996 0.9996 Gebang Selatan 1.0000 0.9996 0.9996
Dari ketiga metode tersebut dipilih salah satu berdasarkan hasil uji standar deviasi yang paling kecil dan koefisien korelasi yang mendekati +1 yaitu metode
aritmatik.
Tabel 4. Proyeksi Penduduk dengan Metode Aritmatik No Tahun Dusun Gebang Utara Gebang Selatan 1 2016 753 646 2 2020 783 672 3 2025 820 704 4 2030 857 735 5 2035 894 767 Standar Deviasi 46.0107 39.473 Koef. Korelasi 1 1
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Perhitungan kebutuhan air bersih dilakukan sampai tahun 2035. Berikut ini adalah perhitungan kebutuhan air bersih:
Tabel 5. Kebutuhan Tiap Junction dan Hidran Umum
maka didapatkan total kebutuhan air untuk memenuhi Dusun Gebang Utara dan Gebang Selatan dengan menjumlahkan total kebutuhan air dan total kebutuhan Hidran Umum sebesar 1,8011 l/dt + 0,7831 l/dt = 2,5842 l/dt.
Perencanaan Pompa
Pompa direncanakan dengan panjang pipa jambang 105 m (6 inch), pipa buta sepanjang 100 m (3,5 inch), pipa saringan sepanjang 4 m, dan gravel pack hingga kedalaman 123 m.
Debit (Q) = 0,0045 m3
/det Panjang Pipa (L) = 117,5 m Koefisien (Chw) =120 (pipa GI) Diameter Pipa (D) = 0.0889 m (3,5”) Diperoleh:
hf =1,072 m
hlm = 0,104 m
Pada perencanaan, pompa diletakkan pada dedalaman 105 m dari permukaan tanah (+301) dan ketinggian penampungan air (tandon) direncanakan pada ketinggian 7 m dari permukaan tanah (+412,5) sehingga didapat perbedaan tinggi (Zb) sebesar 112 m.
Dari hasil analisa perhitungan yang telah dilakunan diatas maka diperlukan head pompa minimal sebesar 114 m dan dapat mengalirkan debit sebesar 4,5 liter/det.
Berdasar dari spesifikasi teknis pompa diatas, jenis pompa yang sesuai dan akan digunakan dalam penyediaan air baku pada studi ini adalah pompa submersible dengan merk GRUNDFOS tipe SP 215-3 dengan data teknis sebagai berikut:
No Nama Junction Elevasi Jumlah Penduduk Terlayani Kebutuhan Air Total Kebutuhan Air Harian Maksimum (jiwa) (lt/org/hr) (lt/dt) (lt/dt) 1 J-21 399 340 60 0.3204 0.3685 2 J-22 378 313 60 0.2950 0.3392 3 J-23 372 349 60 0.3289 0.3782 4 J-24 350 345 60 0.3251 0.3739 5 J-25 316 315 60 0.2968 0.3414 TOTAL 1.8011 No Hidran Umum Elevasi Jumlah Penduduk Terlayani Kebutuhan Air Total Kebutuhan Air Harian Maksimum (jiwa) (lt/org/hr) (lt/dt) (lt/dt) 1 HU 1 399 340 30 0.1393 0.1602 2 HU 2 378 313 30 0.1282 0.1475 3 HU 3 372 349 30 0.1430 0.1644 4 HU 4 350 345 30 0.1414 0.1626 5 HU 5 316 315 30 0.1291 0.1484 TOTAL 0.7831
Tipe Pompa : SP 215-3
Tipe Motor : MS8000 dengan
diameter motor 8” (Putaran 2900 rpm) Daya Motor P2 : 63 kW
Perhitungan daya input pompa (P1) sebesar 47,62 kW dan (P2) sebesar 40,91 kW (diperoleh dari (Gambar 4.8), tentang grafik power curve).
12,9 %
Maka dengan menggunakan motor 3x400
V, didapatkan data efisiensi
Gambar 3.5. Power curve.
Penentuan Daya Generator
Daya Generator adalah besarnya daya yang dihasilkan untuk menjalankan pompa. Dari perhitungan Daya pompa diatas, dapat dihasilkan daya sebesar 47,62 kW. Sehingga perhitungan daya generator dapat dihitung sebagai berikut.
Untuk lebih aman, maka diambil lebih besar 30% dari daya pompa, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut.
( )
( )
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat diperoleh kebutuhan daya generator dengan daya pompa sebesar 47,62 kW
adalah sebesar 61,906 kW. Dengan efisiensi maksimal generator berkisar antara 85%-90% dari total daya generator.
Analisa Perencanaan Jaringan Air Bersih Menggunakan WaterCAD V8i
Dari analisa perencanaan 100%
kebutuhan air bersih terlayani dengan kebutuhan air bersih sebesar 2,5842 l/dt, jalur perpipaan distribusi sepanjang 1892,9 m dan panjang pipa transisi 117,5 m.
Hasil Running WaterCAD V8i
Besarnya kehilangan tinggi tekan
mayor pada studi ini dihitung
menggunakan metode Hazen-Williams
(Priyantoro, 1991: 21). Metode ini sering digunakan oleh para teknisi dalam analisa sistem pipa bertekanan (Bentley, 2007: 934). Analisa dilakukan dengan waktu simulasi 24 jam dan kondisi tidak permanen. Corak variasi kebutuhan air bersih harian yang terjadi pada titik simpul
dihitung dengan metode pendekatan
penelitian corak fluktuasi kebutuhan air bersih harian yang dilakukan oleh DPU Ditjen Cipta Karya Direktorat Air Bersih (DPU, 1994:24). Tanda hijau yang muncul pada Calculation Summary dari hasil
running program WaterCAD v8i
menunjukkan tidak ada masalah dengan simulasi yang dijalankan.
Gambar 3.6. Grafik debit pada pompa.
Gambar 3.8. Grafik fluktuasi tinggi muka air pada tandon.
Evaluasi Kondisi Aliran Pada Pipa
Tabel 6. Hasil Kondisi Hidrolis Pipa
No Kondisi Hidrolis Jaringan Distribusi Air Bersih 1 Kecepatan Tertinggi = 0.88 m/det Terendah = 0.10 m/det 2 Headloss Gradient Tertinggi = 13.08 m/km Terendah = 0.09 m/km 3 Tekanan Tertinggi = 6.99 atm Terendah = 1.04 atm
Hasil tersebut sesuai dengan SNI yang diijinkan, dan meskipun kecepatan berada dibawah batas kecepatan minimum hal ini dapat diterima
dikarenakan berada pada jam minimum penggunaan air.
Rencana Anggaran Biaya
Perhitungan harga pekerjaan mengacu pada Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) PU Ciptakarya tahun 2013.
Tabel 4. 1. Tabel Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No Jenis Kegiatan Total Harga (Rp)
1 Pekerjaan Pompa
dan Sumur Bor Rp 514,215,632
2 Pekerjaan Tandon Rp 216,025,728
3 Pengadaan Pipa
dan Aksesoris Pipa Rp 111,058,017
4 Pekerjaan Hidran Umum Rp 64,933,985 Total Rp 906,233,362 PPN 10% Rp 90,623,336 Total + PPN 10% Rp 996,856,699 Dibulatkan Rp 996,856,000 4. KESIMPULAN
Mengacu pada rumusan masalah dan analisa yang sudah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Lapisan geologi pada lokasi studi dapat
diketahu yaitu tanah lempung, breksi aneka bahan, batu pasir tufan, breksi tuf, tuf, breksi tufm breksi vulkanik, dan breksi batu apung. Kedalaman akuifer berada pada kedalaman antara 20-30 m pada batu pasir tufan dan kedalaman 100-120 m pada breksi batu apung. Pada studi ini menggunakan akuifer dengan kedalaman antara 100-120 m. 2. Potensi debit airtanah dapat diketahui
dari peta hidrogeologi, Desa
Semambung masuk dalam Cekungan
Air Tanah Besuki. Sungai yang
mengalir di daerah ini diantaranya adalah Curah Kedungdowo, Curah Bayeman, Kali Kunir, Kali Bales, Kali Pategalan, Kali Pakel dan Kali Kasian. Sistem akuifer di lokasi studi adalah Akuifer dengan aliran melalui celahan dan antar butir, merupakan akuifer produktifitas sedang dengan penyebaran luas, dengan keterusan rendah hingga tinggi. Debit air tanah 5 - 10 liter/detik. Untuk keamanan debit yang dipakai maksimal 5 liter/detik.
3. Perkiraan debit kebutuhan air baku
dengan proyeksi pertumbuhan
penduduk hingga tahun 2035, dengan tingkat pelayanan 100% pengguna air terlayani dan kebutuhan air sebesar 60 lt/org/hr adalah sebagai berikut:
Kebutuhan air rata-rata : 1,56 l/det
Kebutuhan air maksimum : 1,80 l/det Kebutuhan Hidran Umum : 0,78 l/det
Kebutuhan Total : 2,58 l/det
4. Perencanaan penambahan sumur pompa
dengan memanfaatkan kedalaman
airtanah 120 m. Konstruksi sumur pompa terdiri dari pipa jambang (105 m), pipa buta (100 m), pipa saringan (14 m) dan gravel pack (hingga kedalaman 123 m).
5. Hasil analisa jaringan perpipaan
ini dengan menggunakan program WaterCAD V8i sebagai berikut:
Pressure Head atau Tinggi tekan sisa berkisar diantara 1,04-6,99 atm Velocity atau kecepatan 0,1 – 0,88
m/det. Ada pada situasi tertentu kecepatan aliran pada pipa tidak sesuai dengan ketentuan. Namun kejadian tersebut terjadi pada jam minimal pemakaian air yaitu jam 0.00, sehingga hal tersebut dapat ditoleransi.
Headloss Gradient atau kemiringan garis hidrolis berkisar antara 0,09 – 13,075 m/km
Hasil simulasi diatas, dipengaruhi perencanaan komponen seperti dibawah ini:
Pompa submersible dengan head pompa 112 m. Pompa dengan merk GRUNDFOS tipe SP 215-4-AA.
Pengoperasian pompa secara
automatic pada saat elevasi muka air tandon pada 3,5 m (+412,5) maka pompa akan mati dan jika elevasi muka air tandon kurang dari 1 m (+410) maka pompa akan menyala. Tandon dengan volume efektif 56
m3, maka direncanakan tandon
dengan dimensi tampungan balok dengan panjang lebar 4 m dan tinggi 3,5 m.
6. Rencana anggaran biaya yang
dibutuhkan untuk pembangunan
jaringan air bersih di Desa Semambung
dengan total biaya sebesar Rp
996,856,000 (sembilan ratus sembilan puluh enam juta delapan ratus lima puluh enam ribu rupiah).
5. SARAN
Berikut saran-saran yang dapat
dijadikan untuk bahan pertimbangan dalam
studi ini dan studi lainya yang
berhubungan dapat dianalisa sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui debit secara kualitas dan juga kuantitas dapat dilakukan dengan uji sumu (pumping test).
Pelaksanaan eksplorasi pengeboran
diusahakan tetap dalam titik duga pengukuran geolistrik.
2. Sebagai bentuk konservasi terhadap airtanah, maka untuk eksplorasi airtanah sebaiknya 80% - 90% dari potensi airtanah yang ada.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada penduduk Desa Semambung dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Situbondo yang telah membantu dalam proses
pengumpulan data primer maupun
sekunder sehingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Penyelenggaraan
Pengembangan SPAM. Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum.
Anonim. 2008. Peraturan Pemerintah RI No.43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah.
Jakarta: Departemen Pekerjaan
Umum.
Asmaranto, Runi. et al. 2017. IbM (Ipteks bagi Masyarakat) Pompa Hydram (Hydrolic Ram) Desa Gunungronggo
Kecamatan Tajinan Kabupaten
Malang
http://jurnalpengairan.ub.ac.id/index.p hp/jtp/article/view/329/290
Bisri, Muhammad. 1988. Aliran Airtanah. Malang: Bagian Penerbitan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Bisri, Muhammad. 2008. Air Tanah. Malang: Tirta Media
Bentley Methods. 2007. User’s Guide
WaterCAD v8i for Windows
WATERBUY CT. USA: Bentley. Press. Dake. JMK. 1985. Hidrolika Teknik. Terjemahan Oleh Endang P. Tacyhan dan Y. P. Pangaribuan. Jakarta: Erlangga.
DPU Ditjen Cipta karya. 1994. Pedoman
Kebijakan Program Pembangunan
Prasarana Kota Terpadu (P3KT). Jakarta: DPU Ditjen Cipta karya. http://www.metaltekhnikraya.com , diakses 20 September 2015
Kodoatie, Robert. J. 1996. Pengantar Hidrogeologi, Yogyakarta: Andi Linsley, Ray K, dan Yoseph B. Franzini.
1996. Teknik Sumber Daya Air. Terjemahan Oleh Djoko Sasongko Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Muliakusumah, Sutarsih. 2000. Proyeksi Penduduk. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.
Priyantoro, Dwi. 1991. Hidraulika Saluran Tertutup. Malang: Jurusan Pengairan
Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya.
Sjarief, Roestam dan Robert J. Kodoatie. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta: Andi.
Sosrodarsono, Suyono dan Kensaku Takeda. 1977. Hidrologi Untuk
Pengairan. Jakarta: Pradyna Paramita. Triatmojdo, Bambang. 1996. Hidraulika I.
Edisi kedua. Yogyakarta: Beta Offset. Triatmojdo, Bambang. 2003. Hidraulika II
edisi 2003. Yogyakarta: Beta Offset. Wahyudi, Eko. 2012. Studi Perencanaan
Sumur Pompa dan Jaringan Perpipaan Berdasarkan Hubungan antara Potensi Airtanah dan Lapisan Akuifer. Malang
: Jurusan Teknik Pengairan
Universitas Brawijaya.
Webber, N. B. 1971. Fluid Mechanics For Civil Engineering, S. I Edition. London: Chapman and Hall Ltd.