Sepanjang caturwulan pertama 2021, ICON+ berhasil meraih sejumlah penghargaan. Seperti disampaikan Direktur Utama ICON+ Yuddy Setyo Wicaksono, meraih penghargaan bukan merupakan tujuan ICON+. Namun, mendapat penghargaan akan memompa semangat ICONers untuk berjuang mewujudkan tujuannya.
DATA & ANGKA
Empat
Penghargaan
di Caturwulan
Pertama
EDISI III/2021HADIR MENJAWAB
KEBUTUHAN PELANGGAN
BEYOND CONNECTIVITY:
“ONE STOP SOLUTION”
P
ada 2013 lalu, untuk pertama kalinya ICON+ mengenalkan slogan“We Speak Beyond Connectivity”. Sebuah slogan yang kehadirannya
diiringi semangat untuk memberikan ragam produk dan layanan terbaik untuk negeri.
Semangat itu, seperti hari ini bisa kita rasakan, masih tetap ada dan justru semakin menyala. Tekad kuat ICONers untuk memberikan kontribusi terbaiknya bagi Tanah Air, terlihat dari beragamnya produk dan layanan yang telah dan masih akan terus dihasilkan ICON+.
Produk dan layanan itu, bagaimanapun, tentu sekadar alat. Ada cita-cita atau tujuan penting dari kehadiran produk dan layanan tersebut. Yakni, terciptanya kemudahan hidup, peningkatan kesejahteraan, menggeliatnya kehidupan perekonomian, semakin majunya dunia pendidikan, dan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Dalam kalimat yang singkat: untuk kehidupan yang lebih baik.
Dalam bidang pendidikan, ICON+ menghadirkan platform solusi layanan, termasuk dalam situasi pandemi yang belum selesai ini. Bukan sekali-dua, ICON+ juga membuka dirinya untuk menjadi tempat belajar bagi siswa dan mahasiswa di bidang teknologi informasi. Demikian pula halnya di bidang kesehatan. ICON+ telah menghadirkan platform yang mendukung penyelenggaraan manajemen rumah sakit, misalnya.
Kiprah ICON+ juga dirasakan sampai ke desa, melalu kolaborasi bersama pemerintah daerah di berbagai wilayah Indonesia, sebagai penyedia infrastruktur jaringan dan solusi ICT, yang bertujuan untuk penyelenggaraan pelayanan digital bagi masyarakat, pelaku ekonomi desa, sektor pariwisata, dan lainnya.
Pada edisi kali ini, ICON+NEWS hadir dengan mengulas semangat ICON+ dalam menghadirkan solusi layanan optimal bagi pelanggannya, lebih dari sekadar produk. Yang juga istimewa, ICON+NEWS edisi kali ini terbit dengan menghadirkan seluruh narasumber perempuan. Ini merupakan salah satu cara kami memperingati Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April. Kami percaya, ada begitu banyak srikandi hebat di ICON+ yang telah dan masih akan terus memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
EDISI III/2021
HADIR MENJAWAB KEBUTUHAN PELANGGAN
BEYOND CONNECTIVITY:
“ONE STOP SOLUTION”
UNTUK INDONESIA GATEWAY TERINTEGRASISOLUSI PAYMENT SRIKANDI DALAM KANCAHTEKNOLOGI INFORMASI
Selamat Membaca.
Tetty Indrawati
Corporate Secretary
Redaksi ICON+ menerima kontribusi tulisan dan foto dari pembaca. Redaksi berhak menyunting kontribusi yang masuk.
EDISI III/2021
UNTUK INDONESIA
DAFTAR ISI & EDITORIAL
Rekreasi Alternatif di Masa Pandemi
Srikandi dalam Kancah Teknologi Informasi
Di Balik Layar Produk dan Layanan ICON+
“One Stop Solution” untuk Indonesia
Solusi Payment Gateway Terintegrasi
Semakin Mudah Jalani Pelatihan Online
Galeri Kegiatan ICON+
Resensi Buku
iFOCUS
iEXPLORE
iNSIGHT
iCONERS
iSOLUTION
iUPDATE
iCULTURE
iREVIEW
3
12
6
14
8
16
10
19
Penanggung Jawab Tetty Indrawati (Corporate Secretary)
Pemimpin Redaksi Yulia Takuma Dewi (Manajer Stakeholder Relation & Corporate Communication) Koordinator Liputan Afifah Aini
Kontributor Lita Kusumaning Ayu, Afifah Aini
Sirkulasi Khasbullah, Arief Santoso
Alamat Redaksi Stakeholder Relation & Corporate Communication ICON+ Kawasan PLN Cawang Jl. Mayjend Sutoyo No. 1 Cililitan, Jakarta Timur, 13640
Telp. 021-525 3019 | Fax. 021-525 3659 | Email: humas@iconpln.co.id
Konsultan Media
MEDIAVISTA Publishing Services PT Tanair Media Seruni Telp. 021–22538526
www.mediavista.id
DAPATKAN BERITA AKTUAL DAN LEBIH LENGKAP DI https://iconews.iconpln.co.id
“ONE STOP SOLUTION”
UNTUK INDONESIA
Solusi layanan digital ICON+ dihadirkan sebagai bakti pada negeri
sekaligus itikad melayani kebutuhan pelanggan dengan sepenuh hati.
D
i usianya yang ke-13 tahun pada 2013 silam, ICON+ untuk kali pertama mengobarkan slogan “We Speak Beyond Connectivity”. Slogan ini mengisyaratkan komitmen ICON+ untuk tak sekadar menghadirkan konektivitas berupa jaringan internet ke seluruh penjuru Tanah Air. Kini, hampir delapan tahun berlalu, komitmen itu tak memudar sedikit pun. Justru semakin mengakar di dalam ICON+.Seperti disampaikan Direktur Enterprise Business ICON+ Julita Indah. Menurut Julita, pesan yang ingin disampaikan melalui tagline Beyond Connectivity, komitmen ICON+ tidak hanya berhenti pada upaya menyambungkan jaringan fiber optik ke seluruh negeri, tetapi juga menghadirkan beragam produk, layanan, serta dukungan terbaik kepada pelanggan.
Beyond Connectivity
“Visi ICON+ tidak hanya menghadirkan konektivitas, tetapi juga ragam layanan seperti aplikasi dan
manage service. Layaknya perusahaan ICT, kami all-purpose, apa yang dibutuhkan pelanggan, kami
penuhi,” terang Julita.
Kebutuhan pelanggan akan solusi digital memang sangat beragam. Demikian pula halnya produk dan layanan yang ditawarkan ICON+. Dalam kapasitasnya sebagai enabler proses bisnis PT PLN (Persero), misalnya. Layanan yang diberikan ICON+, terutama dalam digitalisasi kelistrikan, terentang mulai dari otomasi transmisi, pembangkit, distribusi, hingga layanan terhadap pelanggan seperti solusi
connectivity, data center, manage sevice electricity,
aplikasi, hingga contact center.
Demikian pula halnya pada segmentasi government. ICON+ terus berkomitmen mendukung program pemerintah. Salah satu contohnya, Julita menggambarkan dukungan ICON+ terhadap program Kementerian Koperasi dan Usaha, Kecil, dan Menengah. Program yang menyasar UMKM hingga ke desa-desa ini didukung oleh ICON+ melalui suplai jaringan dan manage service-nya.
Julita menambahkan, ICON+ juga terus mendukung upaya pemerintah untuk menghadirkan pemerataan internet ke seantero negeri. Hal tersebut terlihat dari berbagai produk ICON+ yang menghadirkan koneksi internet hingga menyentuh wilayah-wilayah yang selama ini sulit dan belum menikmati koneksi internet. Di ratusan desa di berbagai wilayah di Indonesia, ICON+ menggagas keberadaan Internet Desa, yang banyak bermanfaat untuk pemerintahan desa, pelaku UMKM, BUMDES, hingga dunia pendidikan.
Partner yang Mengerti
Pada segmentasi korporasi, layanan ICON+ yang meliputi konektivitas dan manage service pendukung ICT dihadirkan mulai dari kantor pusat hingga kantor cabang partner ICON+. Seperti pada sektor perbankan, layanan yang diberikan ICON+ meliputi kantor pusat, kantor cabang, hingga kantor cabang pembantu. Dengan ragam produk, layanan, dan solusi yang dihadirkan terhadap berbagai segmentasi pelanggan, ICON+ berupaya menuju arah
one stop solution.
Julita menekankan bahwa tujuan one stop solution tak lain ialah menjadikan ICON+ sebagai partner yang baik bagi pelanggan dalam memenuhi kebutuhan
multipurpose terkait ICT. Ketika perusahaan
menganggap pelanggan sebagai mitra, maka cara berpikirnya pun berada pada satu langkah di atas cara berpikir antara provider dengan customer. “Sebagai partner, ICON+ selalu memikirkan apa yang mereka (pelanggan) butuhkan. Kami tidak bisa bilang ‘tidak’ karena tidak mau mengecewakan. Ketika mereka puas, otomatis produk kami akan terus digunakan,” ucap Julita.
Layaknya perusahaan
ICT, kami all-purpose,
apa yang dibutuhkan
pelanggan, kami penuhi.
Julita Indah
Direktur Enterprise Business ICON+
iFOCUS
ICON+ Pasti Bisa
Agar mampu menjadi ICT strategic partner, ICON+ harus mengomptimalkan semua layanan terhadap pelanggan. Terkait hal ini, Julita meyakini bahwa iklim tersebut sudah terbangun sangat baik di ICON+. Yang perlu dilakukan adalah rise up terhadap iklim yang ada. Apabila selama ini ICONers berlari dengan kecepatan 100 meter, kini saatnya ICONers harus bisa berlari 400 meter.
Hal lain yang membuat Julita yakin ialah budaya komunikasi yang baik di dalam perusahaan. Melalui komunikasi yang dibangun secara intensif, seluruh ICONers mengetahui arah tujuan perusahaan dan cara mencapainya. Agar pesan tersampaikan kepada ICONers dengan sempurna, sharing knowledge dilakukan langsung oleh Board of Director secara berkala. Informasi-informasi ini terus digaungkan sehingga menjadi pengingat serta penyemangat bagi ICONers untuk melangkah.
Hal yang tidak kalah penting ialah menumbuhkan iklim kerja sama antarkaryawan. Dengan teamwork yang solid akan tercipta budaya gotong royong sehingga beban yang harus dihadapi tak berat sebelah. Iklim kolaborasi terus dibangun di ICON+ secara terus-menerus sehingga bisa menjadi
booster perubahan di dalam perusahaan.
Perihal penguasaan teknologi, Julita pun tak memiliki keraguan pada ICONers. “ICONers merupakan orang-orang pilihan yang memiliki kompetensi yang cukup tinggi di dunia ICT. Saya Optimistis ICON+ pasti bisa menjawab tantangan yang ada dan mencapai tujuannya,” ucap Julita.
“Sebagai partner, ICON+
selalu memikirkan apa
yang mereka (pelanggan)
butuhkan. Kami tidak bisa
bilang ‘tidak’ karena tidak
mau mengecewakan.
Ketika mereka puas,
otomatis produk kami
akan terus digunakan.”
Julita Indah
Direktur Enterprise Business ICON+
Srikandi ICON+
D
alam menciptakan sebuah solusi layanan digital, ada beragam peran dan kompetensi yang memiliki andil di dalamnya. Mulai dari Business Analyst, Business Development, Product Development, Programmer, Designer, Quality Assurance, dan lainnya. Di ICON+, banyak solusi layanan digital yang tak terlepas dari kontribusi para Srikandi-Srikandi ICON+. Para Srikandi ICON+ ini memberikan kemampuan terbaiknya sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Berikut sejumlah pengalaman Srikandi ICON+ dalam menghadirkan solusi layanan digital ICON+.BIDANG YANG
SANGAT MENANTANG
CEPAT DAN FLEKSIBILITAS
DALAM MENYELESAIKAN
KENDALA
“Satu tahun kemarin, saya fokus ke development sebagai product owner. Saya mengembangkan produk dengan membuat service design yang akan dikembangkan, melakukan scrum development untuk mengembangkan fitur-fitur yang sudah didesain, hingga melakukan review ke user dengan melakukan
User Acceptance Testing serta Deployment. Saat ini
di Bidang Service Monitoring dan QA, saya berfokus untuk melakukan support terhadap layanan yang sudah pada tahap operational dan melakukan
monitoring dari project yang sedang berlangsung.
Bekerja di bidang teknologi informasi ini sangat
challenging. Kita dituntut untuk mengerti proses
bisnis dari tiap-tiap produk atau project yang dikerjakan. Banyak orang melihat IT itu rumit, buat saya justru menarik untuk dipelajari. IT terus berkembang dan tak ada habisnya. Bagi perempuan yang mau terjun ke dunia IT, jangan merasa takut karena bidang ini luas sekali. Ada basis data, cloud, dan beragam lainnya yang menarik untuk dipelajari.”
“Sebagai backend developer, saya mengerjakan proses development produk dengan menyediakan API Service, authorization, authentication, database
design and maintenance, dan security. Lingkup
pekerjaan backend berada pada server side sehingga cakupan pekerjaannya juga bergantung pada role yang tersedia di organisasi.
Dalam mengembangkan suatu produk, tentunya terdapat berbagai tantangan yang harus dilewati. Contohnya, di masa pandemi, untuk mempelajari proses bisnis terkait tupoksi, transfer knowledge-nya dilakukan dengan interaksi jarak jauh. Dalam konteks perempuan, tantangannya ialah bagaimana menyatu dan menyesuaikan diri dengan pria terkait karateristik seperti kecepatan dan fleksibilitas ketika menyelesaikan kendala-kendala yang muncul.”
DI BALIK LAYAR
SOLUSI LAYANAN
DIGITAL ICON+
Rizky Amalia Cahya Eka Putri Engineer Service Knowledge Management, Bidang Service Monitoring dan QA ICON+
Anita Amalia Hak Bisyu
Engineer Developer, Bidang Electricity Service Developer ICON+.
iCONERS
TAK HENTI MENGIKUTI
PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI
TANTANGANNYA,
CREATIVE BLOCK
BANGGA MENJADI BAGIAN
DARI SOLUSI ICON+
DUNIA IT BUTUH
SENTUHAN PEREMPUAN
“Senang dan bangga pastinya menjadi bagian dari hadirnya solusi dan layanan ICON+. Apalagi jika layanan yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik dan digunakan untuk mempermudah proses bisnis pelanggan. Kebetulan saya berada di Divisi Electricity Digital Solution, bagian dari solusi digital dalam melayani kebutuhan PLN.Adaptasi terhadap lingkungan kerja dan
mengeksekusi pekerjaan, terutama pekerjaan baru yang menuntut kita terlebih dahulu mempelajari proses bisnis seperti proses bisnis PLN, menjadi tantangan yang harus dihadapi. Tantangan lainnya, harus selalu mampu berpikir logis dan mengesampingkan perasaan dalam mengerjakan tugas. Ini menjadi tantangan karena sebagai perempuan kita dianggap lebih emosional.”
“Menjadi bagian solusi dan layanan ICON+ rasanya menyenangkan sekaligus tertantang untuk selalu bisa berinovasi, apalagi dalam lingkup desain yang trennya akan terus berubah. Kita harus bisa mengikuti tren, namun tetap menyesuaikan dan mempertahankan desain guideline perusahaan. Tantangan paling umum adalah creative block, saat tak terpikirkan akan membuat desain seperti apa. Ketika itu terjadi, saya akan membaca ulang
requirement yang dibutuhkan, melakukan sketching,
dan mencari inspirasi desain lainnya. Selain itu,
deadline yang singkat dan revisi yang berulang juga
cukup menjadi tantangan selama mengerjakan desain.”
“Lingkup pekerjaan saya adalah mengkaji dan menganalisa kebutuhan pasar di bidang digital solution, menyusun business plan yang berisi
product description, market analysis, business & operating model, business case, risk & legal analysis
hingga financial model atau cost structure untuk digital product yang akan dikembangkan oleh ICON+. Berbicara mengenai inovasi dan solusi terbaik, pastinya tidak luput dari tantangan dan peluang. Di era Industri 4.0 ini, tantangan yang dihadapi beragam, di antaranya harus selalu update terkait informasi mengenai keandalan dan stabilitas teknologi yang digunakan. Tantangan lainnya ketika menghadapi kecenderungan manusia untuk bertahan terhadap perubahan, serta kemampuan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai satu tujuan dengan hasil yang lebih cepat dan lebih baik.”
“Menjadi perempuan di dunia IT, membuat saya dituntut menjadi perempuan yang tangguh dan harus bisa menyelaraskan diri dengan kaum pria yang mayoritas di lingkungan pekerjaan. Dunia IT dirasa perlu sentuhan perempuan baik dalam pola pikir maupun bernegosiasi dengan pelanggan karena banyak ahli IT yang belum tentu bisa berkomunikasi secara baik dengan banyak orang.
Suatu hal yang menyenangkan, karena ikut andil dalam digitalisasi bisnis seluruh pelanggan yang bekerja sama dengan ICON+. Menjadi bagian dalam inovasi produk dan layanan ICON+ merupakan kesenangan tersendiri karena dapat ikut andil dalam persaingan era digital di Indonesia.”
Natassya Anza Engineer Product Validation & Prototyping, Div. Digital & Business Solution ICON+
Muthia Indah Kamila Isnoor Engineer Business Model Validation, Bidang Digital Service Development ICON+
Nisriinaa Ulfah
Engineer Developer, Bidang Electricity Service Developer ICON+
Monika Stevani
Engineer User Interface/User Experience, Bidang Electricity Digital Solution ICON+
ICONPay
SOLUSI
PAYMENT
GATEWAY
TERINTEGRASI
P
erkembangan financial technology (fintech) terus mengalami pertumbuhan pesat. Diperkirakan hadir di Indonesia sejak 2016, fintech yang semula digunakan sebagai pembayaran digital dan pinjamanonline, kini telah merambah banyak sisi lain seperti aggregator, innovative credit scoring, perencana
keuangan, layanan urun dana (equity crowdfunding), hingga project financing. Perkembangan inilah yang kemudian dilihat ICON+ sebagai peluang bisnis di masa depan.
Puspa Indah Pasaribu, Plt Vice President
Infrastructure Services ICON+ mengatakan, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi, Komunikasi, dan Informasi, ICON+ memiliki infrastruktur dan sumber daya teknologi informasi yang cukup kuat untuk terjun ke bisnis fintech. “SoIusi biaya administrasi bank yang gratis atas pembayaran non tagihan listrik PLN, seperti tagihan listrik dan pembelian token listrik, semakin mendorong ICON+ terjun ke bisnis fintech. Kemudian lahirlah ICONPay,” jelas Puspa.
Hadir sebagai solusi sistem pembayaran,
ICONPay memiliki potensi bisnis yang
sangat menjanjikan di masa depan.
Sebagai perusahaan
yang bergerak di bidang
Teknologi, Komunikasi,
dan Informasi, ICON+
memiliki infrastruktur
dan sumber daya
teknologi informasi
yang cukup kuat untuk
terjun ke bisnis fintech.
Puspa Indah Pasaribu Plt Vice President Infrastructure Services ICON+
iSOLUTION
Tujuan utama pengembangan sistem payment
gateway ini sebagai bentuk layanan dan dukungan
untuk memenuhi kebutuhan Layanan Satu Pintu PLN. Dirancang dari awal dikarenakan tak memungkinkannya disatukan dalam gateway
existing PLN, basis teknologi ICONPay telah
mengalami banyak perubahan. Yang semula menggunakan ISO 8583 kemudian API Modern untuk ke arah merchant modernnya.
Lebih jauh Puspa menjelaskan, dikembangkan sejak 2017, ICONPay resmi go live pada Maret 2018, sebagai Pembayaran Non Tagihan Listrik Layanan Satu Pintu (LSP) PLN daya 100 sd 200 kVA. Tujuh bulan setelahnya, tepatnya pada September 2018, ICONPay digunakan sebagai Pembayaran Non Tagihan Listrik LSP PLN untuk Semua Daya Tegangan Rendah. Sementara Pembayaran NonTaglis, postpaid dan prepaid pada PLN Mobile mulai dilakukan pada Maret 2019.
“ICONPay digunakan sebagai pembayaran Stroomnet pada Agustus 2019. Setelah menjalin kerja sama dengan perbankan, perusahaan financial technology, dan payment gateway, ICONPay juga terintegrasi dengan Indomaret dan Alfamart untuk pembayaran Stroomnet,” jelas Puspa.
Keandalan ICONPay dalam mendukung getting
electricity dalam pembayaran LSP PLN membuka
peluang baru bagi ICON+. Peluang tersebut terlihat melalui jalinan kerja sama antara ICON+ dengan Lembaga Inspeksi Teknis (LIT) untuk Layanan Satu Pintu dan kerja sama dengan instalatir serta beberapa badan usaha di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Nilai Lebih ICONPay
Payment gateway yang dikembangkan ICON+
ini memiliki banyak kelebihan. Sebagai digital
payment platform yang didukung dengan teknologi Application Programming Interface (API), ICONPay
memudahkan para mitra bisnis untuk melakukan integrasi dan mengembangkan bisnis. Teknologi API juga difungsikan sebagai standar keamanan data sehingga data-data PLN lebih terjamin keamanannya. Melalui fitur ICONCash, ICONPay dapat digunakan sebagai alat pembayaran baik oleh pelanggan PLN maupun mitra bisnis.
Pembayaran semakin dimudahkan dengan ragamnya
channel pembayaran yang dihadirkan oleh ICON+.
ICONPay telah membangun kerja sama dengan bank, perusahaan fintech, dan payment gateway lainnya, tentunya dengan tujuan untuk memudahkan layanan dalam memilih metode pembayaran yang sesuai dengan pilihan pelanggan.
Dengan segala keunggulan ini, Puspa meyakini ICONPay memiliki potensi yang menjanjikan. Keyakinan Puspa didukung oleh perubahan tren transaksi yang mengarah ke cashless dan dilakukan secara online. Di samping itu, ICONPay yang saat ini terus dikembangkan memiliki potensi yang sangat menjanjikan di masa depan.
“Rencana ke depan, ICONPay akan menerbitkan ICONCash, Electronic Wallet untuk lebih memudahkan pengguna dalam bertransaksi. Kerjasama dengan channell akan terus diperbanyak lagi,” terang Puspa.
Semakin Mudah
Jalani Pelatihan Online
Microlearning dikembangkan dengan
bersandar pada filosofi pengembangan
Human Capital ICON+ dengan metode
termutakhir dan biaya efisien.
K
onsep E-Learning atau belajar online digunakan banyak perusahaan untuk meningkatkan kompetensi karyawan. Metode belajar dan pelatihan secara daring dipercaya sebagai salah satu metode efektif yang tidak hanya mampu meningkatkan kompetensi karyawan, tetapi juga efisien dari segi waktu serta biaya. Tanpa terbatas jarak dan waktu, pelatihan dapat dilaksanakan tanpa perlu tatap muka. Cukup dilakukan di dunia maya.Metode pelatihan daring telah cukup lama menjadi perhatian ICON+. Plt Vice President Human Capital ICON+ Gloria Magdalena Ndoen mengatakan, filosofi pengembangan human capital ICON+ ialah menyiapkan kualitas sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dengan metode termutakhir dan biaya yang efisien.
Metode mutakhir ditekankan secara khusus oleh Gloria. Menurutnya, implementasi pelatihan harus disesuaikan dengan tipe generasi di dalam perusahaan. Jika perusahaan hanya berfokus pada efisiensi tanpa melihat sisi modernitas, maka dipastikan traning menjadi tidak menarik. Kalau tidak menarik, maka tidak akan menjadi budaya perusahaan.
“Generasi milenial senang dengan yang berbau teknologi. Generasi ini enggan dengan bentuk hard
copy. Maka pelatihan harus dirancang yang mudah
dicerna dan singkat,” ucap Gloria.
Dimatangkan sejak semester kedua pada 2019, sistem pelatihan daring rancangan ICON+ yang dikenal dengan Learning Management
System (LMS), resmi meluncur pada April 2020.
Sebagai akselarasi sistem pelatihan daring, LMS memang masih sederhana. LMS digunakan untuk mendigitalisasikan administrasi pendidikan dan pelatihan (Diklat) di ICON+. Melalui LMS, registrasi yang sebelumnya dilakukan manual, beralih secara digital. Begitupun dengan post test, pre test, dan mengunduh materi pelatihan.
Microlearning
iCULTURE
Gloria menambahkan, Microlearning dilengkapi dengan fitur ask expert. Peserta yang tidak memahami materi dapat mengakses fitur chat untuk kemudian diteruskan kepada expert. Fitur lain yang juga membantu ICONers ialah knowledge
management (KM). ICONers yang telah mengikuti
pelatihan atau mengetahui best practice terhadap isu tertentu bisa berbagi informasi di fitur KM ini. Gloria mengakui, implementasi Microlearning di perusahaan manapun tidak hanya dimatangkan oleh Divisi Human Capital saja. Maturitas platform Microlearning dilakukan secara interaktif dan melibatkan lintas divisi. Selain berfungsi sebagai
sharing informasi, fitur KM berfungsi sebagai bank
data dan data base-nya akan terus ditingkatkan. Tidak hanya efisien dari sisi waktu, keunggulan Microlearning juga terdapat pada efisiensi biaya. Biaya yang biasanya dikeluarkan pada pelatihan
offline seperti biaya transportasi, ruang pelatihan,
dan pendamping, dapat dihilangkan. Keunggulan lainnya, Microlearning memiliki potensi untuk dimonetisasi.
Salah satu yang juga telah direncanakan, ialah menjadikan platform LMS, Microlearning, dan Knowledge Management Tool yang telah dikembangkan ICON+ ini menjadi juga dapat digunakan pihak lain, termasuk PLN Group. Apalagi, seperti disampaikan Gloria, saat ini PLN memiliki sebelas Pilar Knowledge di mana IT menjadi salah satu pilarnya. ICON+, menurut Gloria, berharap dapat menjadi salah satu pendukung utama sebelas Pilar Knowledge tersebut, khususnya bidang IT. Lebih jauh, Gloria bahkan berharap suatu hari nanti ICON+ akan berkembang menjadi Corporate University. “Jadi, seluruh anak perusahaan PLN yang ingin belajar IT, tidak perlu ke tempat lain, cukup di ICON+ saja,” ucap Gloria.
Ke depan, seluruh anak
perusahaan PLN yang
ingin belajar IT, tidak
perlu ke tempat lain,
cukup di ICON+ saja.
Gloria Magdalena Ndoen
Plt Vice President Human Capital ICON+
Menurut Gloria, LMS memang dirancang sebagai langkah pertama improvement human capital ICON+, terutama dalam pelatihan daring. “Selalu saya tekankan, improvement yang dilakukan jangan langsung terjebak pada hal yang kompleks dan spektakuler. Biasanya malah tidak jalan. Ambil langkah pertama yang sederhana, kemudian diikuti langkah-langkah berikutnya,” jelas Gloria.
Langkah berikutnya yang dimaksudkan Gloria ialah membangun sistem yang tidak hanya memindahkan sistem pelatihan offline menjadi online, melainkan sistem pelatihan yang lebih komprehensif. Sistem ini dikenal dengan Microlearning.
Lebih Efisien
Lebih jauh Gloria menjelaskan, berbeda dengan LMS yang sifatnya live, Microlearning merupakan sistem pelatihan yang dapat diakses ICONers tanpa terikat waktu dan tempat, serta bisa diakses berulang kali. Cara kerjanya pun sangat mudah. Peserta pelatihan cukup melakukan registrasi di LMS, lalu mengakses modul yang terdapat di Microlearning.
Modul-modul di Microlearning terdiri dari beberapa bagian, mulai dari introduction, hingga materi yang dipecah-pecah menjadi beberapa sub materi. Pada setiap sub materi yang disajikan, durasinya dibatasi mulai dari lima menit dan maksimal sepuluh menit. Menurut Gloria, dalam menentukan durasi tersebut, ICON+ melakukan uji doba dan user acceptance
testing. Sub materi yang terlalu
panjang akan dibongkar dan diefisienkan lagi.
“Dengan durasi singkat, peserta dapat melakukan pelatihan sesuai dengan kesempatan yang dimilikinya. Misalnya, ketika harus mengikuti meeting, maka cukup dihentikan, kemudian dapat dilanjutkan setelah meeting berakhir,” terang Gloria.
iCULTURE
11
Ragam kegiatan bisa kita lakukan di
hutan kota, mulai dari melepas penat,
bersantai, hingga berolahraga.
D
i tengah kepadatan kota, hutan memiliki beberapa fungsi utama, sebagai daerah resapan air dan paru-paru sebuah kota, area olahraga seperti jogging maupun jalan kaki, hingga ruang untuk liburan. Di masa pandemi, ruang terbuka hijau semakin diminati. Hutan Kota menjadi destinasi yang diincar dan dipilih lantaran dirasa lebih aman untuk berwisata saat pandemi seperti saat ini.Hutan kota di berbagai wilayah di Indonesia ini memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Tak hanya soal luas, beragam tumbuhan, desain, dan fasilitas di dalamnya menarik untuk ditelusuri. Namun ingat, kendati berada di ruang terbuka, mematuhi protokol kesehatan standar Covid-19 merupakan sebuah keharusan. Berikut destinasi hutan kota di Indonesia yang bisa kita kunjungi.
Rekreasi
Alternatif
di Masa Pandemi
Hutan Kota
Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk terletak di Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Masyarakat menjadikan taman wisata alam ini sebagai destinasi wisata alternatif ketika ingin menghindari bisingnya kota sekaligus menghirup udara segar. Pengunjung dapat mengelilingi kawasan hutan mangrove ini dengan menyusuri jembatan kayu. Menyewa perahu mesin untuk mengelilingi kawasan hutan mangrove disarankan bagi para pengunjung yang ingin mendapatkan pengalaman berbeda. Tersedia juga fasilitas wahana permainan anak dan villa dalam kawasan hutan mangrove ini. Taman Wisata ini juga menyediakan jalur khusus bagi pesepeda yang ingin mengelilingi hutan mangrove dengan bersepeda.
Taman Wisata Alam
Mangrove Angke,
Jakarta
iEXPLORE
13
Forest Walk
Babakan Siliwangi,
Hutan Kota Malabar,
BANDUNG
Malang
Letaknya yang sangat strategis, dekat dengan kampus Institut Teknologi Bandung dan Kebun Binatang Bandung, membuat Forest Walk Babakan Siliwangi menjadi salah satu hutan kota yang digemari. Taman yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda ini memiliki luas empat hektare dan berfungsi sebagai paru-parunya kota Bandung.
Selain rekreasi, pengunjung memanfaatkan Forest Walk Babakan Siliwangi sebagai area berolahraga baik berjalan kaki maupun jogging mengelilingi kawasan hutan kota ini di atas jembatan kayu. Taman ini juga digemari lantaran nuansa alam yang dihadirkannya menarik untuk diabadikan dalam kamera. Setelah berjalan-jalan dan bersantai di Forest Walk Babakan Siliwangi, pengunjung bisa menikmati kuliner khas Bandung.
Hawa sejuk kontan terasa begitu memasuki Kawasan Hutan Kota Malabar. Hutan seluas 16.718 meter persegi ini memang ditumbuhi pepohonan rimbun yang tidak hanya menghadirkan suasana yang teduh tapi juga udara yang sejuk untuk dihirup.
Lahan terbuka hijau ini tidak hanya berfungsi sebagai paru-parunya Kota Malang, tetapi juga alternatif rekreasi yang murah bagi masyarakat. Banyak masyarakat yang mendatangi hutan kota Malabar ini untuk melepas penat atau sekadar berjalan santai hingga berolahraga. Dengan jalur paving stone yang dibangun mengelilingi kawasan, hutan ini memang asyik untuk berolahraga.
Hutan Pinus Mangunan yang terletak di dusun Sudimoro, desa Muntuk, kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta ini menjadi salah satu detinasi wisata pilihan para wisatawan. Berjarak sekitar 24 km dari pusat kota, hutan pinus ini merupakan kawasan hutan lindung seluas 500 hektar yang dikelola RPH (Resort Pengelolaan Hutan) Mangunan. Selain menikmati suasana hutan yang masih asri nan sejuk, kita dapat menikmati sunrise yang indah di saat cuaca mendukung. Hutan Pinus Mangunan juga menjadi primadona para remaja karena lokasinya yang Instagrammable dan terkesan romantis.
Fasilitas lain seperti spot foto di rumah pohon dan panggung alam sederhana, dilengkapi dengan gardu pandang.
Pengunjung juga bisa menikmati keindahan hamparan bunga berwarna-warni, berkemah di tengah hutan pinus dan berkeliling dengan jeep wisata untuk merasakan sensasi
offroad di sekitar lokasi.
Hutan Pinus Mangunan,
Yogyakarta
iNSIGHT
14
SRIKANDI
DALAM KANCAH
TEKNOLOGI INFORMASI
Women for IT
D
unia teknologi selalu dikaitkan sebagai ranah bidang yang didominasi laki-laki. Belakangan stigma ini kian memudar seiiring muncuatnya sejumlah nama perempuan Indonesia yang memiliki peran sentral dalam dunia digital Tanah Air. Para perempuan tangguh ini memiliki segudang pencapaian, baik dalam kiprahnya sebagai petinggi perusahaan maupun sebagai pendiri perusahaan rintisanN
ama Alamanda Shantika dalam bidang teknologi informasi mencuat saat mengampu jabatan sebagai Vice President of Produk Gojek. Perempuan yang pernah mengeyam pendidikandouble degree, Matematika, Teknologi Informasi,
dan Desain di Universitas Bina Nusantara ini telah mengenal coding sejak usia 14 tahun. Ketertarikannya pada bidang teknologi informasi disalurkan dengan mendirikan perusahaan rintisan bernama Pentool Studio. Perusahaan yang didirikannya saat masih berstatus mahasiswa ini bergerak pada pembuatan situs website bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ala, demikian ia akrab disapa, memulai karier profesionalnya dengan bergabung ke Berrybenka.com sebagai Head of Technology and UI/UX.
Tercatat sebagai Vice President, People’s Journey – People and Culture, Ala memutuskan hengkang dari Gojek pada 2016 lalu. Ia kemudian mendirikan Binar Academy, sekolah teknologi informasi yang menyediakan berbagai pembelajaran software engineer, product
designer, hingga product owner. Melalui Binar
Academy, ia ingin menyediakan pusat edukasi sekaligus menciptakan talenta digital berkualitas di Tanah Air.
sumber Photo: www.hipwee.com
sumber Photo: https://medium.com
D
egenics, perusahaan yang telah meluncurkan platform pengujian DNA berbasis blockchain, berhasil memenangkan Impact Bounty pada ajang hackathon ETHDenver, perlombaan yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan InterPlanetary File System (IPFS). Keberhasilan ini tak lepas dari founder sekaligus inisiator Degenics, Pandu Sastrowardoyo.Sosok Pandu memang telah dikenal luas dalam dunia blockchain Tanah Air. Perempuan yang awalnya berkarier di bidang pemasaran di sejumlah perusahaan seperti P&G dan Sampoerna ini memiliki minat besar pada bidang teknologi informasi. Minat ini pula yang kemudian membawanya berkarier di IBM. Sejumlah posisi yang pernah ditempatinya di IBM, mulai dari Country Product Leader hingga Territory General Manager.
Bersama dua rekannya, Pandu kemudian mendirikan Blockchain Zoo pada pertengahan 2017 lalu. Co-Founder ini duduk sebagai Chairwoman of the Board of Directors Blockchain Zoo. Pandu yang kini mengampu posisi CIO Blocksphere juga merupakan
founder Decentralized Bio Network, Myriad.Social,
dan merupakan salah satu inisitor lahirnya Asosiasi Blockchain Indonesia. Dalam asosiasi ini ia duduk sebagai anggota Dewan Pengawas.
ALAMANDA SHANTIKA
PANDU SASTROWARDOYO
Founder dan CEO Binar Academy
CIO Blocksphere & Founder Degenics
iNSIGHT
iNSIGHT
15
P
andemi tak selalu membawa berita buruk, setidaknya bagi Melanie Perkins. Pendiri dan CEO Canva ini dinobatkan sebagai wanita terkaya ke-3 di Australia dengan nilai kekayaan mencapai Rp36,3 triliun. Pencapaian ini tak lain lantaran perusahaan rintisannya, Canva mengalami peningkatan sebesar 50 persen selama pandemi. Canva merupakan Unicorn perangkat lunak desain grafis online. Melalui platform dan software Canva, seseorang bisa dengan mudah merancang desain untuk berbagai kebutuhan seperti CV, grafis web, poster, kartu nama, hingga undangan pernikahan. Perusahaan rintisan yang berhasil dan berkembang menjadi Unicorn ini berawal dari kecintaan Perkins pada desain grafis.Sebelum mendirikan Canva, bersama tunangannya, Cliff Obrecht, Perkins memulai bisnis desain buku tahunan di kota asalnya, Perth. Proses mendirikan Canva tak mudah bagi Perkins. Kesulitan mencari investor, ia kemudian tinggal di California. Selama di sana, Perkins telah mengajukan proposal kepada lebih 100 investor yang semuanya menolak. Kini Canva telah memiliki 20 juta pengguna dan terdaftar di 190 negara dengan 100 bahasa berbeda.
sumber Photo: https://www.thesoftwarereport.com
sumber Photo: https://cdn.techinasia.com
S
heryl Sandberg menjadi perempuan pertama yang mengisi kursi dalam jajaran direksi Facebook. Diajak bergabung oleh Mark Zuckerberg untuk mengembangkan Facebook, Sheryl lantas mengubah kebijakan bisnis media sosial yang semula begitu santai menjadi mesin bisnis yang mampu mencetak keuntungan besar.Kepiawaian Sheryl dalam meningkatkan laju bisnis perusahaan memang telah dibuktikan saat ia masih bekerja di Google. Mengampu jabatan sebagai Vice President of Global Online Sales and Operations
Google, Sheryl yang bertangung jawab terhadap penjualan online iklan Google, Sales Operations
Google consumer product dan Google Book Search berhasil meningkatkan tim iklan dan pemasaran dari empat orang menjadi 4.000 ribu orang.
Perempuan yang pada 2012 dan 2013 lalu ini masuk dalam daftar bergengsi Time 100, yakni daftar tokoh paling berpengaruh di dunia menurut majalah Time, ini pernah menduduki sejumlah posisi strategis lainnya seperti Direksi The Walt Disney Company dan Direksi di Starbuck. Sheryl juga kerap mewarnai majalah Fortune dalam daftar perempuan paling berpengaruh dalam dunia bisnis.
MELANIE PERKINS
SHERYL SANDBERG
CEO Canva
Chief Operating Officer Facebook
I
CON+ mendapat apresiasi berupa penghargaan dalam ajang Apresiasi untuk Prestasi, acara penghargaan yang diinisiasi oleh majalah ListrikIndonesia. Penghargaan yang diraih ICON+
ialah penghargaan untuk kategori Korporasi/
Perusahaan, dengan subkategori Keberhasilan dalam Transformasi Digital Ketenagalistrikan.
Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Direktur Utama ICON+ Yuddy Setyo Wicaksono, pada malam penghargaan yang dihelat di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis, 18 Maret 2021. Acara tersebut berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Para undangan yang hadir juga diwajibkan melakukan tes COVID-19. Seusai menerima penghargaan, Yuddy menyampaikan bahwa ICON+ mengapresiasi sepenuhnya penghargaan yang luar biasa dari majalah Listrik Indonesia ini. Mendapatkan atau mengejar penghargaan tentu bukan tujuan utama, namun merupakan penyemangat bagi ICON+ dalam meraih tujuan perusahaan.
ICON+ Raih Penghargaan
di Ajang Apresiasi untuk Prestasi
Ia mengatakan, sejak April 2020 lalu PLN Group menggulirkan Transformasi PLN. Meski berlangsung saat Indonesia masih terbelit pandemi, Transformasi PLN telah berhasil memperbaiki proses bisnis di PLN Group dalam meningkatkan kinerja korporasi, yang pada gilirannya berdampak pada peningkatan layanan yang lebih baik untuk pelanggan PLN dan masyarakat. “Salah satu kunci keberhasilan dari Transformasi PLN adalah program digitalisasi dari hulu sampai hilir. Kemudian kami juga menyediakan beyond electricity yang kami namakan Beyond kWh. ICON+ menjadi salah satu bagian penting dalam program digitalisasi ini, termasuk menyediakan layanan jaringan internet yang berkualitas di Tanah Air,” tutur Yuddy.
Penghargaan Apresiasi untuk Prestasi merupakan bagian dari rangkaian peringatan ulang tahun ke-12 majalah Listrik Indonesia. Herman Darnel Ibrahim, anggota Dewan Energi Nasional yang juga merupakan salah satu Dewan Juri pada ajang penghargaan ini mengatakan apresiasi ini merupakan bentuk penghargaan atas kontribusi para pihak di ketenagalistrikan.
Dinilai sukses gawangi digitalilisasi kelistrikan
tanah air, ICON+ dianugerahi penghargaan
dalam ajang Apresiasi untuk Prestasi.
iUPDATE
I
CON+ berhasil meraih pencapaian gemilang dalam ajang Public Relations Indonesia Awards (PRIA) 2021. Majalah digital ICON+NEWS yang diterbitkan oleh ICON+ berhasil meraih Bronze Winner untuk Sub Kategori e-Magazine, Kategori Anak Usaha BUMN. ICON+NEWS yang memperoleh penghargaan tersebut ialah ICON+NEWS edisi November 2020 yang mengangkat tema Menghadirkan Konektivitas untuk Negeri.P
engguna PLN Mobile kembali mendapatkan kemudahan terbaru. Kali ini PLN Mobile dilengkapi dengan fitur registrasi Stroomnet. Para pelanggan cukup hanya melakukan registrasi di ponsel mereka dan kemudian petugas Stroomnet akan segera melakukan aktivasi.Acara bertajuk “Komunikasi untuk Negeri” ini diselenggarakan secara virtual di akun Youtube PR Indonesia pada Rabu, 31 Maret 2021. PRIA merupakan event tahunan yang diselenggarakan oleh Majalah PR Indonesia. Diiikuti 599 entry kinerja komunikasi dari 124 Instansi dan korporasi, PRIA merupakan kompetisi bergengsi sekaligus barometer kinerja kehumasan sebuah lembaga maupun korporasi.
Uji coba fitur tersebut dilakukan dalam kunjungan kepada pelanggan di Lake View Bukit Dago, pada Rabu, 10 Maret 2021 lalu. Adapun kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan uji sistem Stroomnet melalui PLN Mobile sehingga nantinya Stroomnet bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat melalui PLN Mobile.
Hadir dalam kunjungan tersebut VP Retail ICON+ Wuri Yulianto, GM SBU Jakarta dan Banten Ajat Munajat, dan Wira, Manager Bagian Pemasaran PLN UP3 Ciputat.
ICON+NEWS
Raih Penghargaan
di PRIA 2021
Registrasi Stroomnet,
Lebih Mudah dengan
PLN Mobile
S
ebanyak 16 peserta mengikuti Pelatihan Teknisi Jaringan Komputer Muda pada Rabu, 3 Maret 2021. Pelatihan ini merupakan bentuk kolaborasi sosial berskala besar (KSBB) antara ICON+ dengan Pusat Pelatihan Kerja Pengembangan Industri (PPKPI) Provinsi DKI Jakarta. Bertempat di PPKPI Pasar Rebo, Jakarta Timur, pelatihan ini berlangsung hingga 11 Maret 2021.D
alam upaya untuk terus meningkatkan pemahaman akan perilaku konsumen di era digital, ICON+ menggelar Sharing Session bersamaTeam Leader ICON+, pada Selasa (2/3). Acara
sharing session ini menghadirkan Alamanda
Shantika, Founder sekaligus Presiden Direktur Binar Academy. Dalam acara tersebut Alamanda menyampaikan, pentingnya mempelajari human behavior dan human brain saat menciptakan produk.
Manager Bidang Stakeholder Relation and Corporate Communication ICON+ Yulia Takuma Dewi mengatakan, kolaborasi ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial kemasyarakatan ICON+. Sebagai entitas bisnis, ICON+ memberi peran dan menjalankan tanggung jawab kepada masyarakat, salah satunya melalui program yang mendukung peningkatan sumber daya manusia. Tidak hanya pelatihan, ICON+ selama ini membuka diri untuk berbagai program kerja sama dan magang dengan berbagai institusi Pendidikan.
Alamanda menilai, produk yang diciptakan sangat berpengaruh pada otak manusia. Itu sebabnya, penting untuk mendalami human behavior dan
human brain. Acara yang diikuti oleh ICONers dari berbagai wilayah di Indonesia ini mendapat antuasias yang tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan menarik yang diajukan oleh ICONers. Acara ini kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama.
Kolaborasi dengan Provinsi
DKI Jakarta, ICON+ Gelar
Pelatihan Teknisi Jaringan
Komputer Muda
ICON+ Gelar Sharing Session
bersama Team Leader
iUPDATE
iREVIEW
19
iREVIEW
19
Resensi Buku
N
orma kecantikan kerap dipandang dari warna kulit. Kulit putih, bersih, menjadi definisi kecantikan yang sampai saat ini masih dilekatkan pada perempuan. Produk pemutih kulit yang menduduki tempat teratas dalam penjualan produk kosmetik menegaskan bahwa masih banyak yang terobsesi memiliki kulit yang putih.Belum lagi definisi lain yang masih saja berkutat pada fisik semata. Perempuan kerap dihadapkan pada sebuah keharusan memiiliki tubuh yang langsing atau jenis rambut tertentu untuk dianggap cantik. Seolah hanya ada definisi tunggal mengenai cantik dan seluruhnya harus diseragamkan. Padahal tak demikian.
Rieke Indriyati, penulis buku ini, memaparkan bahwa cantik tak melulu hanya bicara mengenai fisik. Kecantikan hakiki juga bersumber dari isi kepala, hati, serta jiwa yang tercermin melalui sikap dan tindakan.
Menurutnya, di era teknologi yang semakin maju, memperoleh kecantikan fisik bukan hal yang sulit. Ada beragam cara yang memungkinkan perempuan memoles atau membentuk tubuh seperti yang diinginkan. Semua bisa dilakukan dengan cepat. Namun tidak ada teknologi yang mampu mengubah kecantikan jiwa secepat perubahan fisik.
Inner beauty bisa diperoleh melalui proses yang
panjang. Dilakukan secara terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan. Semua bermula dari cara berpikir. Tak ada yang bisa membuat perempuan merasa lebih cantik selain keyakinan dirinya bahwa dia cantik.
Tuhan tidak menciptakan pikiran, hati, dan jiwa yang buruk. Tuhan menciptakan semuanya dengan sempurna. Tinggal kita yang menyadari betapa cantiknya pikiran, hati, dan jiwa kita. Mau atau tidak kita menyadarinya?
MEMAKNAI
ULANG
ARTI
KECANTIKAN
Judul Penulis Halaman Penerbit Tahun Terbit ISBN Beauty Inside Rieke Indriyati 230Elex Media Komputindo 18 Februari 2016 9786237100294 : : : : : :
iREVIEW
19
Bawaannya
Tidur Terus?
Sudah mulai puasa, tapi bawaannya jadi ngantuk terus? Padahal kerjaan lagi banyak-banyaknya. Yuk, atasi dengan kiat-kiat di bawah ini.Atur Jam Tidur
Ubah Suasana
Regroup!
Olahraga
Ganti layout ah... biar Fressh...biar instagramable
Olahraga entang aja... yang berat berat takut haus
Jam tidur pasti berubah. Tidur lebih awal dari biasanya, bisa jadi solusi.
Masa main games terus?
Kalau meja kerja masih gitu-gitu aja, coba deh di-modif dikit-dikit. Suasana
baru bikin ngantuk menjauh!
Ngobrol. Sering-sering regroup dengan rekan kerja. Baik yang masih WFH maupun sudah di kantor. Membicarakan
pekerjaan bisa bikin melek. Mengawali hari dengan berolahraga
ringan juga jitu untuk bikin mood seger sepanjang hari. Cobain deh
h t t p s : / / i c o n e w s . i c o n p l n . c o . i d
GROUP TEAM WORK THE BEST
Bro Nick, Kerjaan kemarain sudah selesai
Thanks, ma broooo. kita nant i ngadai bukber ngak ya...
Heheheheh, iya juga ya, bukber online aja giman
?
Sudah Bro Ger, sudah saya kerjakan semaksimal mungkin... di tunggu revisinya sekalian ya...
Kayaknya ngak deh... soalnya masih ad Covi d
Boleh juga tuh idenya ajukan aja bro....