Prosiding Seminar HasH Penelitian P2TRR Tahun 2003
ISSN 0854-5278
PENGEMBANGAN PERANGKA T LUNAK SISTEM MANAJEMEN
PERAW ATAN BERBASIS KEANDALAN (RELIABILITY CENTERED
MAINTENANCE) DALAM RANGKA PENINGKATAN KINERJA.
PERA WATAN DAN A GING MANA GEMENT
Jupiter Sitorus Pane, Kadarusmanto, Imron, Sentot Alibasya Harahap Pusat Pengembangan TeknoIogi Reaktor Riset -BATAN
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN
BERBASIS KEANDALAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KINERJA.
PERAWATAN DAN AGING MANAGEMENT. Telah dibuat perangkat lunak sistem pera\\atan berbasis keandalan untuk meningkatkan kinerja perawatan dan manajemen penuaan. Program akan mengeluarkan informasi tentang component boundmy, -spesifikasi, manufaktur, data kegagalan, ketersediaan dan kecendrungan penurunan kinerja komponen reaktor riset tire MTR yang akan digunakan oleh manajer perawatan untuk mengevaluasi kinerja perawatan maupun prosedur perawatannya untuk mencapai efektifitas daD ekonomisasi. Program disusun dengan mempelajari sistem yang sudah ada dan merancang sllatu sistem yang dapat meningkatkan keefektifan evaluasi keandalannya. Sebagai bahan e\'alliasi dihitung parameter-parameter keandalan seperti laju kegagalan, MTTF, MITR, analisis modus kegagalan daD efek, analisis akar kegagalan. Dengan menggunakan program ini dapat dengan segera diketahui komponen-komponen yang banyak mengalami kegagalan clan bagaimana kecendrungannya dimasa yang akan datang sekaligus merekomendasikan tindakan preventive maintenance.
ABSTRACT
DEVELOPING RELIABILITY BASED MAINTENANCE SOFTWARE FOR
ENHANCING MAINTENANCE PERFORMANCE AND AGEING MANAGEMENT.
The software of Reliability based Maintenance had been developed for maintenance and ageing maintenance purposes. The program generates information on component boundary, specification, manufacture, maintenance history, failure data, availability and degradation or ageing trend of research reactor components for use of maintenance manager for evaluating. The program was established by analyzing an existing system and designing a system that could enhance the effectiveness of the maintenance. As reference of evaluation, the program was equipped with calculation of failure rate, MTTF, MTTR, FMEA, and Root cause analysis. By using this program technician and manager could easily know status of component weather they suffer from frequent failure or degradation tendency and recommend preventive maintenance.
PENDAHULUAN
mengindikasikan bahwa ada keterkaitan
yang jelas antara keefektifan perawatan
clan keselamatan yang ditunjukkan dalam
frekuensi
kejadian,
gangguan
terhadap
sistem keselamatan,
clan kebutuhan yang
akan tingkat keandalan clan ketersediaan
Keefektifan perawatan sangatlah
renting
bagi
keselamatan
reaktor.
Analisis
terhadap
peraturan
clan
pengalaman
dalam
perawatan
ISSN 0854-5278
suatu
peralatan
keselamatan.
Perawatan
yang
efektif
dapat
meminimasi kegagalan struktur yang
berkaitan
maupun
tak
berkaitan
dengan
keselamatan,
sistem
clan
komponen
(SSC)
yang
dapat
mengarah pada
suatu kejadian atau
kecelakaan,
atau
merusak
sistem
aktuasi keselamatan.
Keefektifan
perawatan
juga
penting
untuk
menjamin bahwa asumsi dalam desain
clan batas-batas
dalam desain telah
dipertahankan atau tidak diturunkan.l)
Oleh
karena
itu
evaluasi
terhadap
keefektifan
perawatan
sangatlah
diperlukan.
Langkah-langkah yang diambil dalam evaluasi
ini adalah (1) memilih struktur, sistem,
clan komponen yang termasuk dalam
lingkup perawatan (2) menetapkan clan
mengaplikasikan
kriteria resiko, (3)
menetapkan
clan
mengaplikasikan
kriteria
kinerja,
(4)
menetapkan
sasaran
clan pengamatan
terhadap
struktur, sistem clan komponen untuk
menjamin bahwa fungsi instalasi clan
sistem dirawat dengan baik clan untuk
mendemonstrasikan
keefektifan
pelaksanaan pe;rawatan, (5) melakukan
evaluasi
periodik
terhadap
kinerja
sistem clan komponen.2.3)
Dengan
demikian perlu dihitung
parameter-parameter
keandalan
berupa
laju
kegagalan
mean
time
to
failure
(MTTF),
mean
time
to
repair
(MTTR),
analisis modus kegagalan
clan efek,
analisis
akar kegagalan.
Perawatan
dengan
memperhatikan
umpan batik dari basil evaluasi data
keandalan disebut .sebagai Manajemen
PerawatanBerbasis
Keandalan
(MPBK)
Untuk membangun suatu sistem
perawatan yang handal maka perlu
diorganisir suatu sistem Manajemen
Perawatan Berbasis Keandalan yang
akan
mengkordinasi
kegiatan
Pengembangan Perangkat Lunak... Jupiter Sitorus Pane. dkk
pendokumen-tasian permintaan perawatan, proses perawatan, proses analisis data, clan pengambilan keputusan oleh pimpinan.
Mengingat cukup kompleknya
pelaksanaan Manajemen Perawatan Berbasis Keandalan maka perlu dibuat suatu perangkat lunak sistem MPBK Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk membangun suatu sistem MPBK yang didukung oleh perangkat lunak yang memadai.
TEOR!
Sistem perawatan berbasis keandalan pada awalnya digunakan secara komersil pada industri pesawat terbang tahun 1960 kemudian diadopsi oleh Departemen Pertahanan US 1970 clan oleh EPRl dinyatakan sebagai metoda perawatan yang akan diaplikasi pad a industri energi (power plant). Selanjutnya penggunakan secara luas metode ini menjadi semakin luas diberbagai industri. Berbagai keuntungan dalam menerapkan sistem manajemen perawatan berbasiskan keandalan ini antara lain dapat meningkatkan ketersediaan clan
keandalan sistem komponen,
mengoptimasi preventive maintenance,
meminimasi biaya perawatan, pendekatan, lebih terfokus pada predictive maintenance, program per-panjangan waktu hidup sistem clan komponen melalui peningkatan perawatan clan terdapatnya dokumentasi yang akurat seluruh program perawatan.4)
Analisis keandalan sistem umumnya ditandai dengan perhitungan parameter berikut ini 5,6),
I. laju kegagalan atau failure rate A(t),
2. keandalan atau reliability R(t), 3. ketidakandalan atau peluang
kegagalan kumulatif atau
unreliabilily F(t),
4. fungsi rapat peluang kegagalan
ataufailure density f(t) ,
Fungsi rapat peluang kegagalan atau rapat
Prosiding Seminar Hasil Penelitian P2TRR Tahun 2003
kebolehjadian kegagalan persatuan waktu atau dengan kata lain f(t)dt adalah kebolehjadian suatu komponen mengalami kegagalan di dalam rentang waktu dt di sekitar saat t. Fungsi kebolehjadian gagal kumulatif
F(t) adalah kebolehjadian tcrjadinya
kegagalan yang pertama kali sebelum batas waktu t.Laju kegagalan A(I)
adalah kebolehjadian bersyarat terjadinya kegagalan persatuan waktu
dt. Atau A(t)dt adalah kebolehjadian
suatu komponen mengalami kegagalan dalam rentang waktu antara t clan
(t+dt), dengan catalan bahwa
komponen terse but tidak mengalami kegagalan sampai batas waktu t.
Secara matematis hubungan lengkap di antara keempat fungsi keandalan butir 1 sampai butir 4 adalah
A(t)=- dR = j(t) j(t).. 1)
Rdt (1- F(t)) R(t)
R(I)=
(-
!j(t)dr) =(1- F(t»= exp( -[
A(r)dr) 2) F(I)= If(r)dr= I-R(t)= I-exp( - /~.(r)dr}3)/(1)
=
dF(t)
dt
= -
dR(t)dt
= A(t)R(t) 4)
Dalam kenyataannya komponen yang terpasang di dalam sistem atau instalasi diklasifikasikan berada dalamdaerah pemakaian dengan laju
kegagalan sebesar A(t). Nilai laju kegagalan sebagai fungsi waktu A(t)
pada daerah
-operasional
umumnya
dianggap konstan sehingga nilai A(t)
=
A
Kebolehjadian
gagal
kumulatif
komponen sebagai fungsi waktu ; F(t)
seperti dijelaskan pada persamaan (3)
untuk nilai A(t) konstan, (A(t) = A)
adalah mernpakan fungsi eksponensial
clandapat dilliEs sebagai
ISSN 0854-5278
F(t) = 1 - e°).t . .. ... 5)
Dengan
melakukan
penderetan
fungsi
Taylor
clan mengabaikan
nilai
suku
berpangkat dua, tiga clan seterusnya, maka
persamaan (5) dapat didekati dengan
F(t)
=
At
6)
MTTF (Mean Time to failure)
adalah
waktu rata-rata kegagalan komponen yang
nilainya dapat ditulis sebagai MTTF
=
1/A.Pada umumnya MTTF digunakan untuk
komponen-komponen
sederhana
yang
tidak memerlukan adanya perbaikan jika
komponen gaga!.
Dalam
analisis
keandalan
komponen
/sistem clan unsur penyusun sistem yang
ditinjau
hanya
diklasifikasikan
dalam
salah satu diantara
dua kondisi yang
mungkin, yaitu baik atau gagal (kondisi
biller).
Dalam
analisis
tidak
ditinjau
komponen berada pada kondisi
tengah-tengah yaitu setengah-tengah baik atau setengah-tengah
gaga!.
Untuk kondisi kegagalan clan perbaikan
mengikuti distribusi eksponensial maka
ketidak
tersediaannya
dihitung
dengan
rum us, 7) Q(t) = A {I- expl-().+P)I}
(A + ,u)
dimana :
A = l/MTTF = laju kegagalan
= l/MTTR = laju perbaikan
Rata-Rata ketidak tersediaan
A
Q(t)
=
(A + ,u)
Berdasarkan
perhitungan
di
atas
dirancanglah program olah data perawatan
untuk menganalisis kondisi komponen yang
actadi RSG-GAS.
ISSN 0854-5278
Untuk melaksanakan Sistem Manajemen Perawatan berbasis keandalan diperlukanlangkah-Iangkahsebagaiberikut: 0 Mendefinisikan batas-batas sistem
dan sub sistem (System Boundary) 0 Mengumpulkan sejarah kinerja
komponen, informasi perawatan, asuransi, kode yang digunakan 0 mendefinisikan fungsi sistem,
interface, dan kegagalan fungsi
0 Menentukan modus kegagalan melalui failure mode evaluasi analysis (FMEA) dan Fault-Tree
Analysis
0 Menseleksi kegiatan perawatan dan monitoring
0 Melakukan evaluasi terhadap komponen yang tidak kritis.
0 Membandingkan rekomendasi
RCM dengan program perawatan 0 Melaporkan kegiatan evaluasi
disertai dokumentasi dan dasar dilakukannya aktivitas perawatan untuk sistem yang dipelajari
0 Menetapkan langkah-Iangkah pe-laksanaan rekomendasi
0 Menyusun program perawatan berkelanj ulan.
TATAKERJA
Oalam perancangan ini dilakukan langkah sebagai berikut. Pertama menganalisis sistem yang sedang berjalan sekaligus menggambarkan diagram aliran data untuk evaluasi perawatan yang efektif. Selanjutnya dibuat diagram yang lebih rinci untuk menjelaskan detil dari setiap aliran data tersebut. Untuk mencapai tujuan sistem manajemen perawatan berbasis keandalan maka dirancanglah keluaran-keluaran yang diperlukan untuk menggambarkan keandalan komponen, masukan data, proses dan struktur database yang seterusnya dibuatkan kode program- Oalam hal ini program yang dibuat dengan menggunakan bahasa MS-ACCESS. Untuk menguji program dilakukan evaluasi dengan memasukkan data-data yang tersedia pada PPIK untuk reaktor RSG-GAS Siwabessy.
Pengembangal1 Perangkat Lunak.. Jupiter Sitorus Pane, dkk
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Sistem
Setelah mempelajari sistem yang berjalan daB rencana peningkatan kinerja perawatan maka dibuat diagram aliran data sistem manajemen perawatan berbasis keandalan seperti terlihat pacta Gambar I.
Gambar 1. Diagram alir data perawatan berbasis keandalan
4.2 HasH Program
Sebagai masukan atau input dalam program ini adalah berupa data sistem daB komponen, component boundwy, data spesifikasi, .data manufaktur, data
permohonan perbaikan daB instruksi kerja, data logbook operasi. Output yang akan dikeluarkan berupa informasi pelaksanaan perbaikan yang memuat tang gal pekerjaan selesai, data lama perbaikan daB masa padam (unavailability), data laju kegagalan beserta batas alas daB bawah, data kegagalan komponen tahunan daB kecendrungan keandalannya. Secara rinei output program dapat diuraikan sebagai berikut ini.
4.2.1 Data
komponen
yang
berkaitan
dengan keandalan
Informasi komponen yang berkaitan
dengan komponen diesel dapat ditampilkan
seperti pacta Gambar 2.
Informasi ini
diperlukan agar memudahkan pelaksana
perawat dan Manajer mengenali komponen
yang dihadapinya.
Prosiding Seminar Hasil Penelitian P2TRR Tahun 2003
A.
ISSN 0854-5278
Component Boundary Diesel Generator (DGA)
--~~---BUS SUMBER AC
KLAS 4 SISTEM ARUS DC KLAS 1
,
--
--~--~-BEBAN ARUS AC
<LAS 3 SA<LAR TRANSFERDTOMATIS
-
I==-, PERALATAN SIN<RDNISASI ---",STEM eENAHAN BEBAN _n___~__----START SINYAl, REMOTE DAN KONCROL LOKAL, SISTEM TRIP DAN
-4-., AlARM -_J ~'
=~===
' SISTEM SISTEM ; I ! VENTILASI , PEMB~:SNGAN... --j---~----_._- --'-SISTEMMINYAK PELUMAS I ,SISTEMPENGATURAN DAN PEMINDAH TEGANGAN ---t---GOVERNOR -4' -~--~---- ~---SISTEMSTART ELEKTRIK --r-- --- - ---SISTEMAIR , eENDINGIN SISTEM BAHANBAKAR SISTEM UDARAeEMBAKARAN
-- - --'1-- ,--- -- .- n__-GUDANG BAHAN BAKAR ---un ----S;STEM - -, eENYUPLAI AIR PENOINGIN
B.
Specific InformationDiesel Generator Emergency AC ,DGA
- Diesel
- Diesel Emergency Sets
- Diesel Engine, Generator, Stator, Rotor, Exciter, Rectiter, Yoke ring, Fuel Pump, Water Pump, Oil Cooler, Control Equipment, Logic and Instrumentation : Brushless Synchronous Generator;
Capacity per unit :525 k V A; Voltage! Phase: 400 V!3-; rpm; Diesel; Type: VT A28G 1; Injector Torque: 50 inc-Ibs; Capacity: 675 HP at 1500 rpm and 760 HP at 1800 rpm Standby
: Siemens (Generator), Cummins (Engine) :3 Component Component Code Type System Component Boundary Detail/Specification Operating Duty Manufacturer Population
Gambar 2. Infonnasi komponen diesel generator
4.2.2 Data riwayat perbaikan
Untuk tiap komponen secara rinci
diuraikancatatankegagalan clan langkah
perbaikan yang diambil seperti pacta
Tabel 2.
Dengan riwayat ini dapat
diketahui
perkembangan
kinerja
komponen
saat
beroperasi,
gagal
beroperasi, lama gagal, clantindakan yang telah diambil untuk mengatasi kegagalan.
4.2.3 Perhitungan Keandalan
Berdasarkan data riwayat perbaikan
diatas dapat dihitung laju kegagalan
berikut batas atas clan bawah dari tiap
komponen berdasarkan waktu kalender
ISSN 0854-5278
PEMBAHASAN
Dengan tersedianya data-data di
atas
maka
akan
lebih
mudah
bagi
seorang
manajer
perawatan
untuk
mengevaluasi
kondisi
masing-masing
komponen.
Lampiran
A menguraikan
contoh pelaporan daTi seorang manajer
sistem manajemen perawatan berbasis
keandalan (RCM) dalam menganalisis
sistem Generator Diesel Darurat
RSG-GAS. Sistem pertama sekali dibagi ke
dalam sub sistem yang menggambarkan
physical boundary daTi sistem tersebut.
Masing-masing
sub-sistem
memiliki
fungsi clan interface dengan sub sistem
lain. Apabila terjadi kegagalan,
maka
dengan segera dapat diidentifikasi jenis
kegagalan
beserta
analisis
modus
kegagalan clan efeknya (FMEA) clan
analisis
penyebab
kegagalan
dengan
perangkat lunak PROACT. Dari analisis
ini kemudian dapat diketahui keterkaitan
kegagalan
ini
dengan
kemungkinan
pelepasan
bahan
radionuklida
ke
Atmosfir.
Selanjutnya
direkomendasi-kan
tindakan
perawatan
preventif
terhadap komponen tersebut
Semakin tua usia suatu komponen maka
secara
teoritis
semakin
sering
pula
komponen
tersebut
mengalami
kegagalan.
Hal ini disebabkan oleh
berubahnya
karakteristik
lingkungan
dimana
komponen
itu
berada,
menurunnya kinerja sub komponen yang
Pengembangan Perangkat Lunak... Jupiter Sitorus Pane, dkk
berada di dalam boundary komponent
tersebut,atau
memang
telah
terjadi
gejala
penuaan
(ageing).
Dengan
menggrafikkan laju kegagalan
berikut
batas atas clan batas bawahnya dapat
dilihat
kecendrungan
(trend)
laju
kegagalan
tersebut.(bath-tube
curve)
apakah masih mendatar atau sudah mulai
meningkat.
Dari
basil
pengamatan
terlihat
laju kegagalan
diesel
masih
menunjukkan
kinerja
yang
relatif
mendatar dengan kemiringan 1.18E-OS
(Gambar 3)
Unea, reano Model YI=375E-04'118E-OO'1 00010 [;j ..0> .. 0> " '" 00005 .2-.3 -"',," -- F", 0 0000 -E """ MAD OOOQ.J -so 00000 1988 1993 1998 Tahun 2003
Gambar 3. Kecendrungan laju kegagalan tahun 1989 sid 2003
Dengan menggunakan program di atas tercatat sebanyak 92 tire komponen yang terdapat pada reaktor RSG-GAS telah didokumentasi dengan akurat dengan mencatat berbagai modus
kegagalan yang pemah terjadi.
Selanjutnya data terse but akan diserahkan kepada manajer perawatan untuk analisis lebih lanjut.
89
Prosiding Seminar Hasi/ Pene/itian P2TRR /SSN 0854-5278
Tahun 2003 ! I
..
...
.. :.Ii 'l '7' 'l "' !i' 11"'... '"i
.'
q :;t Hi ;;. L\..
..
.
o!o-
EI III-
"
...-
i .. .. ..'l ..'l..
..'I' , 11 "'", 1 q 1 '" '" i c .. " .. !I !.' :: -..
..
-
-D. ,;; 8 - '"e 'II'" "i .!!i!. c Ci .a .. ilili .. c >..
"
I!. ""' :!.. E' Ii. E
9 I! c.
..8
.!! .a .J '" II.
.
! Ii ! c .!!. JHI ii I!. .II 11 ir; cI Ii e'" 'I ..i 11ii :0" 'IIR 'IIE iIi
i E . ! 'II i "
..
e 5 ,Ij I!!.I!. 'Ii..
.a
c-
.
iiI f !.
c
'Ii ' .a >-.a ! -Ii c .a c '!i 1In. Ii.
I t: ! .. - E' 'Ii oji
-"'
.a ..:.:: {I "11 II R . .. oj! "'... Po '" ;1 Ii Ii.
.D
...C) Do .,.
D-
Do :;;", 8110 0. !:' - e.
ii
.. 1.2 'II >-. 110 '" " oj 110.
a 11,..
-i! ! .;: !.:! I .:! II j -liB. ;: 1i .. oj ;: E' .. ! = Ii H E' t!. ! !. fi] .!! R Dgo.
i :;; .. 0 1i fi'D ;; a '" ai.
i .a .. II '9 i 11 8: N i c iil ii u.
E'
!
E' ".
",I:
'" ;; :OJ/; ;; :;: ;; '9 ",Ii' C).
...-.Doj '"i '" .ac ili '" or.'II
.
C ;Ji
.
.a Ji 'B ! i!. 11. E- .a ! DC .a. .
iI AE' 11. e" 1:11 11 {II -ii'll R! {I II.a c !i§.
-
e '!i !i ;! a.
I!.1 a "]- 11
-
'"c. .:!.2.IIA ] 1i'{I :.: ! -'II..-H IiIi ! > c ,t!.! . Iieo' {I H 11. .DR J/;a E 111 _8 >-§ Ii i.. ..=
: "'-." JI'D Ii.! - 11 .!! -E'
Ie.. H > E E ir; 11I!. ,d. l!J 6: U D .! I c c u .. U. c a. u '" I e 5' R !? I I I Ii I J > > > ;:; i
.:!"I" I" I" I,. I,.
i '"
I I" I; I I I: I I I
ISSN 0854-5278 Pengembangan Perangkat Lunak.. Jupiter Sitorus Pane, dkk
Tabel 3. Perhitungan laju kegagalan berikut batas alas daD bawah
90
Component Name IAEI'< Code ' Number
Repair Time Failure Rate Q
Failure Mode of Failure ()x.-o6
R 2 ::J1 009 0.98
S 1 2 005 0.59
Bus 220 VAC. 300 VAC Three P CB3
0 1 3 7.74 100
Bus DC CBO
0 1 1 0.86 0.95
Diesel Generator Emergen AC OGA
0 2 15 5.16 100
F 6 23 15.48 100
Y 8 231 20.63 100
S""chgear Panel EBA
F 10 271 002 0.92
G 1 15 000 039
T 2 79 000 0.77
Oil Heater EHO
C 1 7 084 0.99
F 3 3709 1.93 100
Y ::J1 670 23.86 100
Water Heater EHW
F 1 7 2.58 100
Inverter Static Single Phase Ell
I 1 105 035 100
Power Suppty (Instrumentaon a EPA
F 7 4J 226 100
Presiding Seminar Hasil Penelitian P2TRR Tahun 2003
KESIMPULAN
Telah dibuat perangkat lunak berbasis keandalan untuk membantu manajer perawatan dalam mengevaluasi kondisi struktur, sistem clan komponen. Dengan tersedianya perangkat lunak ini maka terdapat dokumentasi yang akurat dari seluruh tindakan perawatan termasuk analisisnya. Selanjutnya dokumen ini dapat digunakan oleh manajer untuk merencanakan langkah perawatan untuk memperkecil MTTF atau memperbesar MTTR.
ISSN 0854-5278
Pemakaian lain dari dokumen ini adalah untuk mengevaluasi kecendrungan penuaan dari suatu komponen maupun pada saat dilakukan program perpanjangan waktu hidup (extended life). Kecendrungan laju kegagalan dari tahun ke tahun akan menjadi ukuran terjadinya prosespenuaan atau kegagalan operasi.
Dengan program ini telah berhasil dikeluarkan data perbaikan & perawatan clan laju kegagalan 92 tipe komponen yang terdapat pada RSG-GAS dengan berbagai modus kegagalan.
DAFT AR rUST AKA
1. IAEA-ANL, 1993, Safety and Reliability Safety Aspect in NPP Operation, Reference Material, Argon.
2. , 1992, Monitoring The Effectiveness of Mantenance At Nuclear Power Plants, draft-for comment Regulatory, USA.
3. lAEA, 1988, Safety Aspect of The Ageing and Maintenance of Nuclear Power Plant, Proceeding ofa Symposium, 29 June- 3 July 1987, Vienna.
4. NMRC, 1992, Industry Guideline for Monitoring the Effectiveness of Maintenance at Nuclear Power Plants, Washington, DC.
5. IAEA, 1992, Manual on Reliability data Collection for Research Reactor PSAs, IAEA- TECDOC-636, Vienna.
6. IAEA, 1997, Generic Component Reliability data for PSA research Reactor PSA, IAEA- TECDOC-930, Vienna.
ISSN 0854-5278 Pengembangan Perangkat Lunak..
Jupiter Sitorus Pane, dkk
Lampiran A
Facilitas : RSG-GAS Tanggal : 20 - 02 - 04; System : Emergency Diesel Generator (DGA)
Sub System: Diesel Engine, Generator, Sistem Start, Bahan Bakar, Sirkulasi Air, Lubricant, Governor, Control.
Fungsi Diesel Engine:
1. Memberikan daya pada generator 2. Kesesuaian dengan spesifikasi teknis
3. Memberikan daya pad a sistem bahan bakar dan penanganan 4. Memberikan daya untuk sistem sirkulasi air
5. Memberi daya pada sistem exhaust
6. Menyediakan sinyal kecepatan ke sistem kontrol 7. Menghentikan mesin pad a penghentian darurat
8. Memberikan indikasi tentang kecepatan, vacum, dan suhu 9. Menyediakan batas integritas tekanan
10. Memberikan perlindungan terhadap tekanan yang berlebihan 11. Menghilangkan vibrasi torsi
12. Mengembalikan minyak yang bersih dan yang kotor ke sistem penyimnan dan Penanganan bahan bakar
In-Interface
1. Bahan bakar dari sistem penyimpanan dan penanganan bahan bakar 2. Sinyal kontrol rak bahan bakar dari sistem governor
3. Udara bertekanan dari sistem exhaust 4. udara bertekanan dari sistem start 5. minyak dari sistem lubriaksi
6. air pendingin dari sistem sirkulasi air
7. Pendingin kamar dari sistem ventilasi kamar diesel 8. Daya 125 V
9. Pengembalian minyak dari sistem exhaust Functional Failure:
1.1 Tidak memberikan cukup daya pada sistem generator 2.1 Satu diesel generator tidak beroperasi dalam waktu 7 hari 2.2 Diesel Generator gagal mencapai beban dan kecepatan
operasi dalam waktu yang dipersyaratkan Tidak memberikan daya yang cukup pada sistem penyimpanan dan penanganan bahan bakar
Tidak memberikan daya yang cukup untuk sistem Lubrikasi
Tipe Analysis FMEA FMEA FMEA 3.1 4.1 FMEA FMEA Kategori Fungsi
1. Memberikan fungsi Trip 2. Memberikan kontrol otomatis 3. Instrumentasi sistem Keselamatan 4. Memberikan alarmlindikasi ruang kontrol 5. Monitor perubahan perputaran oprator 6. Input komputer
7. Evaluasi sistem dan komponen 8. Permintaan manual operasi sistem
9. Perlu untuk dapat dioperasikan tetapi akurasi tidak diperlukan 10. Fungsi tidak diperlukan
Failure Mode and Effect Analysis Efek Lokal Efek Sistem Efek Plant «) V> Laju kegagalan Mission Time Prenvive Maint. ya ya Kcterangan Kemungkinan kerusakan clan pelepasan radiologi termasuk start lambat. a;~ :::.-0 §
~
"':s a\Q 81i? 3 :s OJ ..., ::r: OJ ~~
'"
~
OJ '" tJ'"
)j :u i/j C/) <: a Q:) U1 ... 0, '" '" Q:) 1.1 Tidak DGA Fail To Kehilangan Kehilangan kerusakanmemberikan Run fungsi redundansi peralatan
cukup daya lain
terhadap generator
2.2Gagal DGA Fail To Kehilangan Penurunan kerusakan
mencapai Start fungsi operasi peralatan
kecepatan clan sistem lain
ISSN 0854-5278 Pengembangan Perangkat Lunak.
Jupiter Sitorus Pane, dkk