• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jupiter Sitorus Pane, Kadarusmanto, Imron, Sentot Alibasya Harahap Pusat Pengembangan TeknoIogi Reaktor Riset -BATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jupiter Sitorus Pane, Kadarusmanto, Imron, Sentot Alibasya Harahap Pusat Pengembangan TeknoIogi Reaktor Riset -BATAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar HasH Penelitian P2TRR Tahun 2003

ISSN 0854-5278

PENGEMBANGAN PERANGKA T LUNAK SISTEM MANAJEMEN

PERAW ATAN BERBASIS KEANDALAN (RELIABILITY CENTERED

MAINTENANCE) DALAM RANGKA PENINGKATAN KINERJA.

PERA WATAN DAN A GING MANA GEMENT

Jupiter Sitorus Pane, Kadarusmanto, Imron, Sentot Alibasya Harahap Pusat Pengembangan TeknoIogi Reaktor Riset -BATAN

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN

BERBASIS KEANDALAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KINERJA.

PERAWATAN DAN AGING MANAGEMENT. Telah dibuat perangkat lunak sistem pera\\atan berbasis keandalan untuk meningkatkan kinerja perawatan dan manajemen penuaan. Program akan mengeluarkan informasi tentang component boundmy, -spesifikasi, manufaktur, data kegagalan, ketersediaan dan kecendrungan penurunan kinerja komponen reaktor riset tire MTR yang akan digunakan oleh manajer perawatan untuk mengevaluasi kinerja perawatan maupun prosedur perawatannya untuk mencapai efektifitas daD ekonomisasi. Program disusun dengan mempelajari sistem yang sudah ada dan merancang sllatu sistem yang dapat meningkatkan keefektifan evaluasi keandalannya. Sebagai bahan e\'alliasi dihitung parameter-parameter keandalan seperti laju kegagalan, MTTF, MITR, analisis modus kegagalan daD efek, analisis akar kegagalan. Dengan menggunakan program ini dapat dengan segera diketahui komponen-komponen yang banyak mengalami kegagalan clan bagaimana kecendrungannya dimasa yang akan datang sekaligus merekomendasikan tindakan preventive maintenance.

ABSTRACT

DEVELOPING RELIABILITY BASED MAINTENANCE SOFTWARE FOR

ENHANCING MAINTENANCE PERFORMANCE AND AGEING MANAGEMENT.

The software of Reliability based Maintenance had been developed for maintenance and ageing maintenance purposes. The program generates information on component boundary, specification, manufacture, maintenance history, failure data, availability and degradation or ageing trend of research reactor components for use of maintenance manager for evaluating. The program was established by analyzing an existing system and designing a system that could enhance the effectiveness of the maintenance. As reference of evaluation, the program was equipped with calculation of failure rate, MTTF, MTTR, FMEA, and Root cause analysis. By using this program technician and manager could easily know status of component weather they suffer from frequent failure or degradation tendency and recommend preventive maintenance.

PENDAHULUAN

mengindikasikan bahwa ada keterkaitan

yang jelas antara keefektifan perawatan

clan keselamatan yang ditunjukkan dalam

frekuensi

kejadian,

gangguan

terhadap

sistem keselamatan,

clan kebutuhan yang

akan tingkat keandalan clan ketersediaan

Keefektifan perawatan sangatlah

renting

bagi

keselamatan

reaktor.

Analisis

terhadap

peraturan

clan

pengalaman

dalam

perawatan

(2)

ISSN 0854-5278

suatu

peralatan

keselamatan.

Perawatan

yang

efektif

dapat

meminimasi kegagalan struktur yang

berkaitan

maupun

tak

berkaitan

dengan

keselamatan,

sistem

clan

komponen

(SSC)

yang

dapat

mengarah pada

suatu kejadian atau

kecelakaan,

atau

merusak

sistem

aktuasi keselamatan.

Keefektifan

perawatan

juga

penting

untuk

menjamin bahwa asumsi dalam desain

clan batas-batas

dalam desain telah

dipertahankan atau tidak diturunkan.l)

Oleh

karena

itu

evaluasi

terhadap

keefektifan

perawatan

sangatlah

diperlukan.

Langkah-langkah yang diambil dalam evaluasi

ini adalah (1) memilih struktur, sistem,

clan komponen yang termasuk dalam

lingkup perawatan (2) menetapkan clan

mengaplikasikan

kriteria resiko, (3)

menetapkan

clan

mengaplikasikan

kriteria

kinerja,

(4)

menetapkan

sasaran

clan pengamatan

terhadap

struktur, sistem clan komponen untuk

menjamin bahwa fungsi instalasi clan

sistem dirawat dengan baik clan untuk

mendemonstrasikan

keefektifan

pelaksanaan pe;rawatan, (5) melakukan

evaluasi

periodik

terhadap

kinerja

sistem clan komponen.2.3)

Dengan

demikian perlu dihitung

parameter-parameter

keandalan

berupa

laju

kegagalan

mean

time

to

failure

(MTTF),

mean

time

to

repair

(MTTR),

analisis modus kegagalan

clan efek,

analisis

akar kegagalan.

Perawatan

dengan

memperhatikan

umpan batik dari basil evaluasi data

keandalan disebut .sebagai Manajemen

PerawatanBerbasis

Keandalan

(MPBK)

Untuk membangun suatu sistem

perawatan yang handal maka perlu

diorganisir suatu sistem Manajemen

Perawatan Berbasis Keandalan yang

akan

mengkordinasi

kegiatan

Pengembangan Perangkat Lunak... Jupiter Sitorus Pane. dkk

pendokumen-tasian permintaan perawatan, proses perawatan, proses analisis data, clan pengambilan keputusan oleh pimpinan.

Mengingat cukup kompleknya

pelaksanaan Manajemen Perawatan Berbasis Keandalan maka perlu dibuat suatu perangkat lunak sistem MPBK Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk membangun suatu sistem MPBK yang didukung oleh perangkat lunak yang memadai.

TEOR!

Sistem perawatan berbasis keandalan pada awalnya digunakan secara komersil pada industri pesawat terbang tahun 1960 kemudian diadopsi oleh Departemen Pertahanan US 1970 clan oleh EPRl dinyatakan sebagai metoda perawatan yang akan diaplikasi pad a industri energi (power plant). Selanjutnya penggunakan secara luas metode ini menjadi semakin luas diberbagai industri. Berbagai keuntungan dalam menerapkan sistem manajemen perawatan berbasiskan keandalan ini antara lain dapat meningkatkan ketersediaan clan

keandalan sistem komponen,

mengoptimasi preventive maintenance,

meminimasi biaya perawatan, pendekatan, lebih terfokus pada predictive maintenance, program per-panjangan waktu hidup sistem clan komponen melalui peningkatan perawatan clan terdapatnya dokumentasi yang akurat seluruh program perawatan.4)

Analisis keandalan sistem umumnya ditandai dengan perhitungan parameter berikut ini 5,6),

I. laju kegagalan atau failure rate A(t),

2. keandalan atau reliability R(t), 3. ketidakandalan atau peluang

kegagalan kumulatif atau

unreliabilily F(t),

4. fungsi rapat peluang kegagalan

ataufailure density f(t) ,

Fungsi rapat peluang kegagalan atau rapat

(3)

Prosiding Seminar Hasil Penelitian P2TRR Tahun 2003

kebolehjadian kegagalan persatuan waktu atau dengan kata lain f(t)dt adalah kebolehjadian suatu komponen mengalami kegagalan di dalam rentang waktu dt di sekitar saat t. Fungsi kebolehjadian gagal kumulatif

F(t) adalah kebolehjadian tcrjadinya

kegagalan yang pertama kali sebelum batas waktu t.Laju kegagalan A(I)

adalah kebolehjadian bersyarat terjadinya kegagalan persatuan waktu

dt. Atau A(t)dt adalah kebolehjadian

suatu komponen mengalami kegagalan dalam rentang waktu antara t clan

(t+dt), dengan catalan bahwa

komponen terse but tidak mengalami kegagalan sampai batas waktu t.

Secara matematis hubungan lengkap di antara keempat fungsi keandalan butir 1 sampai butir 4 adalah

A(t)=- dR = j(t) j(t).. 1)

Rdt (1- F(t)) R(t)

R(I)=

(-

!j(t)dr) =(1- F(t»= exp( -

[

A(r)dr) 2) F(I)= If(r)dr= I-R(t)= I-exp( - /~.(r)dr}3)

/(1)

=

dF(t)

dt

= -

dR(t)

dt

= A(t)R(t) 4)

Dalam kenyataannya komponen yang terpasang di dalam sistem atau instalasi diklasifikasikan berada dalam

daerah pemakaian dengan laju

kegagalan sebesar A(t). Nilai laju kegagalan sebagai fungsi waktu A(t)

pada daerah

-

operasional

umumnya

dianggap konstan sehingga nilai A(t)

=

A

Kebolehjadian

gagal

kumulatif

komponen sebagai fungsi waktu ; F(t)

seperti dijelaskan pada persamaan (3)

untuk nilai A(t) konstan, (A(t) = A)

adalah mernpakan fungsi eksponensial

clandapat dilliEs sebagai

ISSN 0854-5278

F(t) = 1 - e°).t . .. ... 5)

Dengan

melakukan

penderetan

fungsi

Taylor

clan mengabaikan

nilai

suku

berpangkat dua, tiga clan seterusnya, maka

persamaan (5) dapat didekati dengan

F(t)

=

At

6)

MTTF (Mean Time to failure)

adalah

waktu rata-rata kegagalan komponen yang

nilainya dapat ditulis sebagai MTTF

=

1/A.

Pada umumnya MTTF digunakan untuk

komponen-komponen

sederhana

yang

tidak memerlukan adanya perbaikan jika

komponen gaga!.

Dalam

analisis

keandalan

komponen

/sistem clan unsur penyusun sistem yang

ditinjau

hanya

diklasifikasikan

dalam

salah satu diantara

dua kondisi yang

mungkin, yaitu baik atau gagal (kondisi

biller).

Dalam

analisis

tidak

ditinjau

komponen berada pada kondisi

tengah-tengah yaitu setengah-tengah baik atau setengah-tengah

gaga!.

Untuk kondisi kegagalan clan perbaikan

mengikuti distribusi eksponensial maka

ketidak

tersediaannya

dihitung

dengan

rum us, 7) Q(t) = A {I- expl-().+P)I}

(A + ,u)

dimana :

A = l/MTTF = laju kegagalan

= l/MTTR = laju perbaikan

Rata-Rata ketidak tersediaan

A

Q(t)

=

(A + ,u)

Berdasarkan

perhitungan

di

atas

dirancanglah program olah data perawatan

untuk menganalisis kondisi komponen yang

actadi RSG-GAS.

(4)

ISSN 0854-5278

Untuk melaksanakan Sistem Manajemen Perawatan berbasis keandalan diperlukanlangkah-Iangkahsebagaiberikut: 0 Mendefinisikan batas-batas sistem

dan sub sistem (System Boundary) 0 Mengumpulkan sejarah kinerja

komponen, informasi perawatan, asuransi, kode yang digunakan 0 mendefinisikan fungsi sistem,

interface, dan kegagalan fungsi

0 Menentukan modus kegagalan melalui failure mode evaluasi analysis (FMEA) dan Fault-Tree

Analysis

0 Menseleksi kegiatan perawatan dan monitoring

0 Melakukan evaluasi terhadap komponen yang tidak kritis.

0 Membandingkan rekomendasi

RCM dengan program perawatan 0 Melaporkan kegiatan evaluasi

disertai dokumentasi dan dasar dilakukannya aktivitas perawatan untuk sistem yang dipelajari

0 Menetapkan langkah-Iangkah pe-laksanaan rekomendasi

0 Menyusun program perawatan berkelanj ulan.

TATAKERJA

Oalam perancangan ini dilakukan langkah sebagai berikut. Pertama menganalisis sistem yang sedang berjalan sekaligus menggambarkan diagram aliran data untuk evaluasi perawatan yang efektif. Selanjutnya dibuat diagram yang lebih rinci untuk menjelaskan detil dari setiap aliran data tersebut. Untuk mencapai tujuan sistem manajemen perawatan berbasis keandalan maka dirancanglah keluaran-keluaran yang diperlukan untuk menggambarkan keandalan komponen, masukan data, proses dan struktur database yang seterusnya dibuatkan kode program- Oalam hal ini program yang dibuat dengan menggunakan bahasa MS-ACCESS. Untuk menguji program dilakukan evaluasi dengan memasukkan data-data yang tersedia pada PPIK untuk reaktor RSG-GAS Siwabessy.

Pengembangal1 Perangkat Lunak.. Jupiter Sitorus Pane, dkk

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Sistem

Setelah mempelajari sistem yang berjalan daB rencana peningkatan kinerja perawatan maka dibuat diagram aliran data sistem manajemen perawatan berbasis keandalan seperti terlihat pacta Gambar I.

Gambar 1. Diagram alir data perawatan berbasis keandalan

4.2 HasH Program

Sebagai masukan atau input dalam program ini adalah berupa data sistem daB komponen, component boundwy, data spesifikasi, .data manufaktur, data

permohonan perbaikan daB instruksi kerja, data logbook operasi. Output yang akan dikeluarkan berupa informasi pelaksanaan perbaikan yang memuat tang gal pekerjaan selesai, data lama perbaikan daB masa padam (unavailability), data laju kegagalan beserta batas alas daB bawah, data kegagalan komponen tahunan daB kecendrungan keandalannya. Secara rinei output program dapat diuraikan sebagai berikut ini.

4.2.1 Data

komponen

yang

berkaitan

dengan keandalan

Informasi komponen yang berkaitan

dengan komponen diesel dapat ditampilkan

seperti pacta Gambar 2.

Informasi ini

diperlukan agar memudahkan pelaksana

perawat dan Manajer mengenali komponen

yang dihadapinya.

(5)

Prosiding Seminar Hasil Penelitian P2TRR Tahun 2003

A.

ISSN 0854-5278

Component Boundary Diesel Generator (DGA)

--~~---BUS SUMBER AC

KLAS 4 SISTEM ARUS DC KLAS 1

,

--

--~--~-BEBAN ARUS AC

<LAS 3 SA<LAR TRANSFERDTOMATIS

-

I==-, PERALATAN SIN<RDNISASI ---",STEM eENAHAN BEBAN _n___~__-

---START SINYAl, REMOTE DAN KONCROL LOKAL, SISTEM TRIP DAN

-4-., AlARM -_J ~'

=~===

' SISTEM SISTEM ; I ! VENTILASI , PEMB~:SNGAN... --j---~----_._- --'-SISTEMMINYAK PELUMAS I ,SISTEMPENGATURAN DAN PEMINDAH TEGANGAN ---t---GOVERNOR -4' -~--~---- ~---SISTEMSTART ELEKTRIK --r-- --- - ---SISTEMAIR , eENDINGIN SISTEM BAHAN

BAKAR SISTEM UDARAeEMBAKARAN

-- - --'1-- ,--- -- .- n__-GUDANG BAHAN BAKAR ---un ----S;STEM - -, eENYUPLAI AIR PENOINGIN

B.

Specific Information

Diesel Generator Emergency AC ,DGA

- Diesel

- Diesel Emergency Sets

- Diesel Engine, Generator, Stator, Rotor, Exciter, Rectiter, Yoke ring, Fuel Pump, Water Pump, Oil Cooler, Control Equipment, Logic and Instrumentation : Brushless Synchronous Generator;

Capacity per unit :525 k V A; Voltage! Phase: 400 V!3-; rpm; Diesel; Type: VT A28G 1; Injector Torque: 50 inc-Ibs; Capacity: 675 HP at 1500 rpm and 760 HP at 1800 rpm Standby

: Siemens (Generator), Cummins (Engine) :3 Component Component Code Type System Component Boundary Detail/Specification Operating Duty Manufacturer Population

Gambar 2. Infonnasi komponen diesel generator

4.2.2 Data riwayat perbaikan

Untuk tiap komponen secara rinci

diuraikancatatankegagalan clan langkah

perbaikan yang diambil seperti pacta

Tabel 2.

Dengan riwayat ini dapat

diketahui

perkembangan

kinerja

komponen

saat

beroperasi,

gagal

beroperasi, lama gagal, clantindakan yang telah diambil untuk mengatasi kegagalan.

4.2.3 Perhitungan Keandalan

Berdasarkan data riwayat perbaikan

diatas dapat dihitung laju kegagalan

berikut batas atas clan bawah dari tiap

komponen berdasarkan waktu kalender

(6)

ISSN 0854-5278

PEMBAHASAN

Dengan tersedianya data-data di

atas

maka

akan

lebih

mudah

bagi

seorang

manajer

perawatan

untuk

mengevaluasi

kondisi

masing-masing

komponen.

Lampiran

A menguraikan

contoh pelaporan daTi seorang manajer

sistem manajemen perawatan berbasis

keandalan (RCM) dalam menganalisis

sistem Generator Diesel Darurat

RSG-GAS. Sistem pertama sekali dibagi ke

dalam sub sistem yang menggambarkan

physical boundary daTi sistem tersebut.

Masing-masing

sub-sistem

memiliki

fungsi clan interface dengan sub sistem

lain. Apabila terjadi kegagalan,

maka

dengan segera dapat diidentifikasi jenis

kegagalan

beserta

analisis

modus

kegagalan clan efeknya (FMEA) clan

analisis

penyebab

kegagalan

dengan

perangkat lunak PROACT. Dari analisis

ini kemudian dapat diketahui keterkaitan

kegagalan

ini

dengan

kemungkinan

pelepasan

bahan

radionuklida

ke

Atmosfir.

Selanjutnya

direkomendasi-kan

tindakan

perawatan

preventif

terhadap komponen tersebut

Semakin tua usia suatu komponen maka

secara

teoritis

semakin

sering

pula

komponen

tersebut

mengalami

kegagalan.

Hal ini disebabkan oleh

berubahnya

karakteristik

lingkungan

dimana

komponen

itu

berada,

menurunnya kinerja sub komponen yang

Pengembangan Perangkat Lunak... Jupiter Sitorus Pane, dkk

berada di dalam boundary komponent

tersebut,atau

memang

telah

terjadi

gejala

penuaan

(ageing).

Dengan

menggrafikkan laju kegagalan

berikut

batas atas clan batas bawahnya dapat

dilihat

kecendrungan

(trend)

laju

kegagalan

tersebut.(bath-tube

curve)

apakah masih mendatar atau sudah mulai

meningkat.

Dari

basil

pengamatan

terlihat

laju kegagalan

diesel

masih

menunjukkan

kinerja

yang

relatif

mendatar dengan kemiringan 1.18E-OS

(Gambar 3)

Unea, reano Model YI=375E-04'118E-OO'1 00010 [;j ..0> .. 0> " '" 00005 .2-.3 -"',," -- F", 0 0000 -E """ MAD OOOQ.J -so 00000 1988 1993 1998 Tahun 2003

Gambar 3. Kecendrungan laju kegagalan tahun 1989 sid 2003

Dengan menggunakan program di atas tercatat sebanyak 92 tire komponen yang terdapat pada reaktor RSG-GAS telah didokumentasi dengan akurat dengan mencatat berbagai modus

kegagalan yang pemah terjadi.

Selanjutnya data terse but akan diserahkan kepada manajer perawatan untuk analisis lebih lanjut.

(7)

89

Prosiding Seminar Hasi/ Pene/itian P2TRR /SSN 0854-5278

Tahun 2003 ! I

..

...

.. :.Ii 'l '7' 'l "' !i' 11

"'... '"i

.'

q :;t Hi ;;. L\

..

..

.

o!o

-

EI III

-

"

...

-

i .. .. ..'l ..'l

..

..'I' , 11 "'", 1 q 1 '" '" i c .. " .. !I !.' :: -

..

..

-

-D. ,;; 8 - '"e 'II'" "i .!!i!. c Ci .a .. ilili .. c >

..

"

I!. ""' :!.. E' Ii

. E

9 I! c

.

..8

.!! .a .J '" II

.

.

! Ii ! c .!!. JHI ii I!. .II 11 ir; cI Ii e'" 'I ..

i 11ii :0" 'IIR 'IIE iIi

i E . ! 'II i "

..

e 5 ,Ij I!!.I!. 'Ii

..

.a

c

-

.

iiI f !

.

c

'Ii ' .a >-.a ! -Ii c .a c '!i 1In. Ii

.

I t: ! .. - E' 'Ii oj

i

-"'

.a ..:.:: {I "11 II R . .. oj! "'... Po '" ;1 Ii Ii

.

.D

...C) Do .,

.

D-

Do :;;", 8110 0. !:' - e

.

ii

.. 1.2 'II >-. 110 '" " oj 110

.

a 11,.

.

-i! ! .;: !.:! I .:! II j -liB. ;: 1i .. oj ;: E' .. ! = Ii H E' t!. ! !. fi] .!! R Dgo

.

i :;; .. 0 1i fi'D ;; a '" a

i.

i .a .. II '9 i 11 8: N i c iil ii u

.

E'

!

E' "

.

",I:

'" ;; :OJ/; ;; :;: ;; '9 ",Ii' C)

.

...-.Doj '"i '" .ac ili '" or.'II

.

C ;

Ji

.

.a Ji 'B ! i!. 11. E- .a ! DC .a

. .

iI AE' 11. e" 1:11 11 {II -ii'll R! {I II.a c !i§

.

-

e '!i !i ;! a

.

I!.1 a "

]- 11

-

'"c. .:!.2.IIA ] 1i'{I :.: ! -'II

..-H IiIi ! > c ,t!.! . Iieo' {I H 11. .DR J/;a E 111 _8 >-§ Ii i.. ..=

: "'-." JI'D Ii.! - 11 .!! -E'

Ie.. H > E E ir; 11I!. ,d. l!J 6: U D .! I c c u .. U. c a. u '" I e 5' R !? I I I Ii I J > > > ;:; i

.:!"I" I" I" I,. I,.

i '"

I I" I; I I I: I I I

(8)

ISSN 0854-5278 Pengembangan Perangkat Lunak.. Jupiter Sitorus Pane, dkk

Tabel 3. Perhitungan laju kegagalan berikut batas alas daD bawah

90

Component Name IAEI'< Code ' Number

Repair Time Failure Rate Q

Failure Mode of Failure ()x.-o6

R 2 ::J1 009 0.98

S 1 2 005 0.59

Bus 220 VAC. 300 VAC Three P CB3

0 1 3 7.74 100

Bus DC CBO

0 1 1 0.86 0.95

Diesel Generator Emergen AC OGA

0 2 15 5.16 100

F 6 23 15.48 100

Y 8 231 20.63 100

S""chgear Panel EBA

F 10 271 002 0.92

G 1 15 000 039

T 2 79 000 0.77

Oil Heater EHO

C 1 7 084 0.99

F 3 3709 1.93 100

Y ::J1 670 23.86 100

Water Heater EHW

F 1 7 2.58 100

Inverter Static Single Phase Ell

I 1 105 035 100

Power Suppty (Instrumentaon a EPA

F 7 4J 226 100

(9)

Presiding Seminar Hasil Penelitian P2TRR Tahun 2003

KESIMPULAN

Telah dibuat perangkat lunak berbasis keandalan untuk membantu manajer perawatan dalam mengevaluasi kondisi struktur, sistem clan komponen. Dengan tersedianya perangkat lunak ini maka terdapat dokumentasi yang akurat dari seluruh tindakan perawatan termasuk analisisnya. Selanjutnya dokumen ini dapat digunakan oleh manajer untuk merencanakan langkah perawatan untuk memperkecil MTTF atau memperbesar MTTR.

ISSN 0854-5278

Pemakaian lain dari dokumen ini adalah untuk mengevaluasi kecendrungan penuaan dari suatu komponen maupun pada saat dilakukan program perpanjangan waktu hidup (extended life). Kecendrungan laju kegagalan dari tahun ke tahun akan menjadi ukuran terjadinya prosespenuaan atau kegagalan operasi.

Dengan program ini telah berhasil dikeluarkan data perbaikan & perawatan clan laju kegagalan 92 tipe komponen yang terdapat pada RSG-GAS dengan berbagai modus kegagalan.

DAFT AR rUST AKA

1. IAEA-ANL, 1993, Safety and Reliability Safety Aspect in NPP Operation, Reference Material, Argon.

2. , 1992, Monitoring The Effectiveness of Mantenance At Nuclear Power Plants, draft-for comment Regulatory, USA.

3. lAEA, 1988, Safety Aspect of The Ageing and Maintenance of Nuclear Power Plant, Proceeding ofa Symposium, 29 June- 3 July 1987, Vienna.

4. NMRC, 1992, Industry Guideline for Monitoring the Effectiveness of Maintenance at Nuclear Power Plants, Washington, DC.

5. IAEA, 1992, Manual on Reliability data Collection for Research Reactor PSAs, IAEA- TECDOC-636, Vienna.

6. IAEA, 1997, Generic Component Reliability data for PSA research Reactor PSA, IAEA- TECDOC-930, Vienna.

(10)

ISSN 0854-5278 Pengembangan Perangkat Lunak..

Jupiter Sitorus Pane, dkk

Lampiran A

Facilitas : RSG-GAS Tanggal : 20 - 02 - 04; System : Emergency Diesel Generator (DGA)

Sub System: Diesel Engine, Generator, Sistem Start, Bahan Bakar, Sirkulasi Air, Lubricant, Governor, Control.

Fungsi Diesel Engine:

1. Memberikan daya pada generator 2. Kesesuaian dengan spesifikasi teknis

3. Memberikan daya pad a sistem bahan bakar dan penanganan 4. Memberikan daya untuk sistem sirkulasi air

5. Memberi daya pada sistem exhaust

6. Menyediakan sinyal kecepatan ke sistem kontrol 7. Menghentikan mesin pad a penghentian darurat

8. Memberikan indikasi tentang kecepatan, vacum, dan suhu 9. Menyediakan batas integritas tekanan

10. Memberikan perlindungan terhadap tekanan yang berlebihan 11. Menghilangkan vibrasi torsi

12. Mengembalikan minyak yang bersih dan yang kotor ke sistem penyimnan dan Penanganan bahan bakar

In-Interface

1. Bahan bakar dari sistem penyimpanan dan penanganan bahan bakar 2. Sinyal kontrol rak bahan bakar dari sistem governor

3. Udara bertekanan dari sistem exhaust 4. udara bertekanan dari sistem start 5. minyak dari sistem lubriaksi

6. air pendingin dari sistem sirkulasi air

7. Pendingin kamar dari sistem ventilasi kamar diesel 8. Daya 125 V

9. Pengembalian minyak dari sistem exhaust Functional Failure:

1.1 Tidak memberikan cukup daya pada sistem generator 2.1 Satu diesel generator tidak beroperasi dalam waktu 7 hari 2.2 Diesel Generator gagal mencapai beban dan kecepatan

operasi dalam waktu yang dipersyaratkan Tidak memberikan daya yang cukup pada sistem penyimpanan dan penanganan bahan bakar

Tidak memberikan daya yang cukup untuk sistem Lubrikasi

Tipe Analysis FMEA FMEA FMEA 3.1 4.1 FMEA FMEA Kategori Fungsi

1. Memberikan fungsi Trip 2. Memberikan kontrol otomatis 3. Instrumentasi sistem Keselamatan 4. Memberikan alarmlindikasi ruang kontrol 5. Monitor perubahan perputaran oprator 6. Input komputer

7. Evaluasi sistem dan komponen 8. Permintaan manual operasi sistem

9. Perlu untuk dapat dioperasikan tetapi akurasi tidak diperlukan 10. Fungsi tidak diperlukan

(11)

Failure Mode and Effect Analysis Efek Lokal Efek Sistem Efek Plant «) V> Laju kegagalan Mission Time Prenvive Maint. ya ya Kcterangan Kemungkinan kerusakan clan pelepasan radiologi termasuk start lambat. a;~ :::.-0 §

~

"':s a\Q 81i? 3 :s OJ ..., ::r: OJ ~

~

'"

~

OJ '" tJ

'"

)j :u i/j C/) <: a Q:) U1 ... 0, '" '" Q:) 1.1 Tidak DGA Fail To Kehilangan Kehilangan kerusakan

memberikan Run fungsi redundansi peralatan

cukup daya lain

terhadap generator

2.2Gagal DGA Fail To Kehilangan Penurunan kerusakan

mencapai Start fungsi operasi peralatan

kecepatan clan sistem lain

(12)

ISSN 0854-5278 Pengembangan Perangkat Lunak.

Jupiter Sitorus Pane, dkk

I

j

..

" i

.

:a

} J ; x c;

~

f

.~

h

i

P

I

11

I

{J

f

H ~

11

I.

i

.i

I

)1

,l h

!t1

I

n

~ ~i .

t

t" ~ '. ; I. .t B H

;

~.Il lH;;: ~i

.:\',

.'Ii

,.

~ ! ~! ~

in

~

H

~ H

J

!

:

~

S if

r

IH.;I

i t! :!

:>~. ~! ~ j : i

.

:8

} F ;" ~ c:Q = ~

I-'6.

e

~ ...;j c ro

~~

ro ~

:ig

:::c 1:1 ... "" .!]: ~~ IJ! om

~

~i8

~

::>

~

:II ~

!

!.1.

1ii'1I,

;Z..,.~-!~ II

~j ~.,

~

-i os

I

"

i

~ ~

!

~-.1/~ ~ 'D "e

!

i~J

II

[~

~ .,,~

1 ~

~ ! b .... t

"

I

:;

j : i. ]I J F .. :I x ~ ~ 94

h

'z 2fj :

ti-!f I

.

n ,-t .I:

-l

j"}

.

t"1

-

H! 4lj ! Ii .of . "' j' 'i 4 'f j I 1 .. ".: r 6.- . Ii ! i i J

i1b

I '5 .iJ - 1 I".. S

.

.. !!

.

.

°q

-

!, I I 1 ; 1h J! I t .I! .... ...- :>

Gambar

Gambar 1. Diagram alir data perawatan berbasis keandalan
Gambar 2. Infonnasi komponen diesel generator
Gambar 3. Kecendrungan laju kegagalan tahun 1989 sid 2003
Tabel 3. Perhitungan laju kegagalan berikut batas alas daD bawah

Referensi

Dokumen terkait

(4) Pada peserta didik dengan kecerdasan matematis-logis, kecerdasan linguistik dan kecerdasan interpersonal, model pembelajaran two stay two stray dengan tutor sebaya

Benda-benda ter- sebut diperolehnya dengan nyepi ( menjauhkan diri dari keramai- an).. Nama Upacara dan Tahap-Tahapnya. Kegiatan upacara tra- disional itu ialah Upacara

Bagaimana alternatif trase jalur monorel pada koridor timur- barat yang dapat melayani pusat-pusat kegiatan di Kota Bandung serta terintegrasi dengan moda

Produk yang diharapkan akan dihasilkan melalui penelitian pengembangan berupa model sarana pembelajaran atletik alat lempar cakram melalui modifikasi ukuran berat,

Tenaga atau pancaran yang memancar melalui jari2 kanan itu adalah ia bersifat QUDRAT (kuasa) ILAHIAH,ianya berfungsi mentadbir atau mengadakan sesuatu yang bersifat

(1) Pengurus Pusat wajib melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas), Rapat Kerja (Raker); Rapat Tahunan, dan dapat melaksanakan Musyawarah Nasional Luar Biasa

Penempatan kerja Penempatan kerja, konseling kerja, pengembangan tawaran kerja Tunjangan asuransi ketenagakerjaan - Pembayaran tunjangan asuransi ketenagakerjaan - Pengajaran

Asumsi-asumsi ini bersifat manipulatif karena kenyataan menunjukan terjadinya penumpukan modal dan kekayaan pada segelintir kecil orang, sementara sejumlah besar orang hidup