• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

x

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA

BRESING TAHAN GEMPA

Alderman Tambos Budiarto Simanjuntak NRP : 0221016

Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, S.T.,M.T.

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

ABSTRAK

Material baja sebagai bahan konstruksi telah digunakan sejak lama mengingat keunggulannya dibandingkan material konstruksi yang lain. Dalam perencanaan struktur bangunan, kita juga tidak boleh mengabaikan faktor gempa yang mungkin sewaktu-waktu dapat terjadi. Sebagaimana kita ketahui bersama, wilayah Indonesia merupakan daerah rawan terjadinya gempa. Dampak yang terjadi akibat gempa tentu akan mengakibatkan kerugian. Baik dari segi material maupun korban jiwa. Yang lebih parahnya lagi adalah, gempa dapat melumpuhkan aktivitas suatu daerah tertentu.

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah merencanakan struktur gedung baja tahan gempa dengan menggunakan Bresing tipe D dan Bresing tipe V terbalik. Pembahasan meliputi penentuan profil baja yang akan digunakan sebagai elemen struktur balok dan kolom, gaya geser, desain sambungan, penentuan profil Bresing.

Hasil desain bangunan dengan menggunakan Bresing tipe D dan V terbalik memberikan hasil yang tidak jauh berbeda untuk nilai rasio P/M. Nilai gaya geser arah-y (Vy) mempunyai perbedaan sebesar 0,84%, sedangkan nilai

gaya geser nominal arah-x (Vx) mempunyai perbedaan sebesar 8,23%. Hal ini

terjadi karena perbedaan berat total dari kedua jenis bangunan. Perbedaan nilai Vu

pada balok sebesar 25,24%, dan Mu memiliki perbedaan sebesar 7,13%.

Perbedaan nilai Vu pada kolom memiliki perbedaan sebesar 57,77%, sedangkan

untuk nilai Mu memiliki perbedaan sebesar 19,56%, dan untuk nilai Nu sebesar

33,49%. Sedangkan pada reaksi tumpuan, perbedaan yang terjadi untuk nilai Nu

sebesar 37,73%, Vu sebesar 4,55%, dan Mu sebesar 22,19%. Pada desain

sambungan terdapat perbedaan jumah baut pada sayap untuk desain sambungan balok-kolom sebesar 50% dan jumlah baut pada sambungan bresing sebesar 50%. Tebal las yang dibutuhkan juga tidak ada perbedaan, kecuali panjang las dimana mengalami perbedaan sebesar 25%. Secara umum, kedua jenis bresing ini tidak begitu berbeda, tetapi lebih baik menggunakan bresing tipe V terbalik.

(2)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... ii

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... vi

ABSTRAK ... x

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 2

1.3 Ruang Lingkup Penulisan ... 2

1.4 Sistematika Penulisan... 3

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR ... 4

2.1 Baja ... 4

2.1.1 Perilaku Tegangan-Regangan ... 6

2.1.2 Sifat Mekanis Baja ... 8

2.1.3 Jenis Profil Baja Struktur ... 8

2.1.4 Struktur Balok Baja WF ... 9

2.1.5 Lendutan (Deflection) ... 18 2.1.6 Sambungan ... 19 2.1.7 Bracing ... 22 2.2 Beban... ... 24 2.2.1 Beban Gravitasi ... 24 2.2.2 Beban Gempa ... ... 25

(3)

xii

2.3 Peraturan Gempa SNI 1726 - 2002 ... 26

2.3.1 Gempa Rencana dan Kategori Gedung ... 26

2.3.2 Struktur Gedung Beraturan dan Tidak Beraturan ... 31

2.3.3 Wilayah Gempa ... 32

2.3.4 Pembatasan waktu getar alami fundamental ... 34

2.3.5 Beban Gempa Nominal Statik Ekuivalen ... 34

2.3.6 Waktu Getar Alami Fundamental ... 35

2.3.7 Analisis Statik Ekuivalen ... 36

2.3.8 Kinerja Struktur Gedung ... 36

BAB 3 STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ... 37

3.1 Data Struktur dan Diagram Bagan Alir Studi ... 37

3.1.1 Data Gedung... 39

3.1.2 Data Material ... 39

3.1.3 Diagram Bagan Alir Studi ... 40

3.2 Analisis Struktur Terhadap Beban Gempa ... 42

3.2.1 Analisis Struktur Terhadap Beban Gempa Untuk Gedung A ...43

3.2.2 Analisis Struktur Terhadap Beban Gempa Untuk Gedung B...53

3.3 Hasil Analisis Struktur dan Desain ... 53

3.3.1 Hasil Analisis Struktur Gedung ... 59

3.3.2. Desain Sambungan ... 64

3.4 Pembahasan ... 65

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

4.1 Kesimpulan ... 69

4.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(4)

xiii

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

A Luas penampang profil melintang, mm2

Ae Luas efektif per satuan panjang, mm2

g

A Luas penampang bruto, mm2 n

A Luas penampang netto, mm2 Aw Luas pelat badan, mm2

f

b Lebar pelat sayap, mm b

C Faktor untuk menghitung gradien momen kekuatan balok b

d Diameter baut nominal pada daerah tak berulir, mm Es Modulus elastisitas baja, MPa

fr Tegangan sisa; 70 MPa untuk penampang giling, 114 MPa untuk

penampang las

fu Tegangan putus minimum, MPa

fy Tegangan leleh minimum, MPa cr

f Tegangan tekan kritis, MPa

fL Tegangan leleh dikurangi tegangan sisa, MPa

b u

f Tegangan tarik putus baut, MPa fuw Kuat nominal las, N

G Modulus geser baja

Ix Momen inersia sumbu-x, mm4

Iy Momen inersia sumbu-y, mm4 J Konstanta puntir, mm4

c

k Faktor panjang tekuk kn Koefisien tekuk geser

L Panjang bentang, mm

Lb Jarak antara penopang lateral, mm p

L Panjang penampang primer, mm

Lr Panjang bentang minimum untuk balok yang kekuatannya mulai

ditentukan oleh momen kritis tekuk lateral, mm 1

M Momen ujung terkecil, N-mm 2

M Momen ujung terbesar, N-mm nx

M Momen lentur nominal penampang komponen struktur terhadap sumbu x ny

M Momen lentur nominal penampang komponen struktur terhadap sumbu y m Jumlah bidang geser

p

M Momen lentur yang menyebabkan seluruh penampang mengalami tegangan leleh, N-mm

Mr Momen batas tekuk, Nmm

My Momen leleh, Nmm

n Jumlah baut

(5)

xiv u

P Beban aksial terfaktor, N Pbr Kuat minimal bresing, kips

Py Gaya aksial leleh, Nmm

d

R Kuat rencana, N Rn Kuat nominal, N

Ru Beban terfaktor atau kuat perlu, N y

r Jari-jari girasi terhadap sumbu lemah, mm x

r Jari-jari girasi terhadap sumbu kuat, mm x

S Modulus elastis penampang pada sumbu-x, 3 mm y

S Modulus elastis penampang pada sumbu-y, mm 3 T Kapasitas tarik leleh, N

d

T Kuat tarik rencana, N f

t Tebal sayap, mm p

t Tebal pelat, mm w

t Tebal badan dari profil, mm d

V Kuat geser rencana baut, N Vn Kuat geser nominal baut, N Vu Kuat geser nominal, N

X1 Koefisien untuk perhitungan momen tekuk lateral, MPa

X2 Koefisien untuk perhitungan momen tekuk lateral, MPa

Z Modulus plastis

μ Rasio poisson c

 Parameter kelangsingan p

 Batas perbandingan lebar terhadap tebal untuk penampang kompak r

 Batas maksimum untuk penampang tak kompak

λw Perbandingan lebar terhadap tebal badan

λf Perbandingan lebar terhadap tebal sayap

 Faktor reduksi b

 Faktor reduksi kuat lentur

ϕc Faktor reduksi kuat tekan

ϕPn Batas leleh n

R

 Kuat rencana menggunakan resultan, N/mm

ϕRnw Tahanan las rencana, N/mm

(6)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Tegangan-Regangan Baja ... 7

Gambar 2.2 Profil-Profil Standar ... 9

Gambar 2.3 Elemen Tarik dan Tekan Kondisi Elatis ... 10

Gambar 2.4 Diagram Distribusi Tegangan Lentur ... 11

Gambar 2.5 Penampang Balok Profil IWF ... 12

Gambar 2.6 Balok yang Ditumpu Lateral ... 14

Gambar 2.7 Perilaku Balok ... 15

Gambar 2.8 Tata Letak Baut ... 22

Gambar 2.9 Respons Spektrum Gempa Rencana ... 33

Gambar 3.1 Model 3D... 39

Gambar 3.2 Diagram Bagan Alir ... 41

Gambar 3.3 Gedung dengan Bresing tipe D ... 42

Gambar 3.4 Gedung dengan Bresing tipe V terbalik ... 43

Gambar 3.5 Nilai Periode Getar ... 44

Gambar 3.6 Input Beban Statis ... 44

Gambar 3.7 Massa Bangunan A ... 45

Gambar 3.8 Massa Bangunan B... 45

Gambar 3.9 Respons Spektrum Wilayah 4 ... 46

Gambar 3.10 Input Beban (Fy) pada Statik ekuivalen ... 50

Gambar 3.11 Input Beban (Fx) pada Statik ekuivalen ... 50

Gambar 3.12 Input Beban (Fy) pada Statik ekuivalen ... 56

Gambar 3.13 Input Beban (Fx) pada Statik ekuivalen ... 57

Gambar 3.14 Tampak atas Gedung dengan Bresing tipe D ... 60

Gambar 3.15 Tampak Portal Potongan 1-1 ... 60

Gambar 3.16 Lendutan pada Balok B1 pada Portal 1-1... 61

Gambar 3.17 Tampak Portal Potongan 2-2 ... 61

Gambar 3.18 Lendutan pada Balok B2 pada Portal 2-2... 61

Gambar 3.19 Tampak atas Gedung dengan Bresing tipe V terbalik ... 62

Gambar 3.20 Tampak Portal Potongan 1-1 ... 63

(7)

xvi

Gambar 3.22 Tampak Portal Potongan 2-2 ... 64 Gambar 3.23 Lendutan pada Balok B4 pada Portal 2 ... 64

(8)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sifat Mekanis Baja ... 8

Tabel 2.2 Batas Lendutan Maksimum ... 19

Tabel 2.3 Berat Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung ... 25

Tabel 2.4 Faktor Keutamaan I Untuk Berbagai Kategori Gedung dan Bangunan... 26

Tabel 2.5 Faktor Daktilitas Maksimum, Faktor Reduksi Gempa Maksimum, Faktor Tahanan Lebih Struktur dan Faktor Tahanan Lebih Total Beberapa Jenis Sistem dan Subsistem Struktur Gedung ... 27

Tabel 2.6 Koefisien ζ yang membatasi waktu getar alami fundamental struktur gedung ... 34

Tabel 3.1 Nilai Vby pada Bresing tipe D ... 47

Tabel 3.2 Nilai Vbx pada Bresing tipe D ... 47

Tabel 3.3 Nilai Fy Berdasarkan Bresing tipe D ... 48

Tabel 3.4 Nilai Fx Berdasarkan Bresing tipe D ... 49

Tabel 3.5 Nilai Ty(Ray) pada Bresing tipe D ... 51

Tabel 3.6 Nilai Tx(Ray) pada Bresing tipe D ... 52

Tabel 3.7 Nilai Vby pada Bresing tipe V terbalik ... 53

Tabel 3.8 Nilai Vbx pada Bresing tipe V terbalik ... 54

Tabel 3.9 Nilai Fy Berdasarkan Bresing tipe V terbalik... 55

Tabel 3.10 Nilai Fx Berdasarkan Bresing tipe V terbalik... 55

Tabel 3.11 Nilai Ty(Ray) pada Bresing tipe V terbalik ... 57

Tabel 3.12 Nilai Tx(Ray) pada Bresing tipe V terbalik ... 58

Tabel 3.13 Perbandingan Nilai Fy ... 65

Tabel 3.14 Perbandingan Nilai Fx ... 65

Tabel 3.15 Perbandingan Waktu Getar Alami ... 66

Tabel 3.16 Perbandingan Nilai pada Gaya-Gaya Dalam dan Lendutan ... 66

Tabel 3.17 Perbandingan Nilai pada Gaya-Gaya Dalam pada Kolom ... 67

Tabel 3.18 Perbandingan Nilai Reaksi Tumpuan ... 67

Tabel 3.19 Perbandingan Desain Sambungan Balok-Kolom ... 67

Tabel 3.20 Perbandingan Nilai Desain Sambungan Balok Induk-Balok Anak ... 68

(9)

xviii

Tabel 3.22 Perbandingan Tebal Las ... 68 Tabel 3.23 Perbandingan Panjang Las ... 69

(10)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pemodelan Gedung ... 73

Lampiran 2 Nilai Periode Getar ... 89

Lampiran 3 Pembahasan Rasio P/M ... 93

Lampiran 4 Desain Sambungan ... 122

Lampiran 5 Kuat Las Rencana ... 145

Lampiran 6 Perhitungan Bresing ... ... 149

Lampiran 7 Preliminary Desain ... ... 152

Referensi

Dokumen terkait

menyebutkan bahwa mashlahat mursalat yang diungkapkan oleh Imam Malik adalah sebuah kemashlahatan yang pembatalannya tidak ada dari nash dan juga nash tidak

Berdasarkan Tabel 1 dapat dianalisis bahwa unsur kepuasan pelayanan yang pertama berkenaan dengan kemudahan prosedur pelayanan yang diberikan pada Perputakaan

Seksyen 119 hendaklah dipakai secara ketat dan ianya bukanlah satu laluan bagi orang-orang yang ingin murtad, sebaliknya sebagai satu kaedah mengawal dan

Dengan planetary carrier diam, ketika roda gigi matahari berputar searah jarum jam, roda gigi pinion idle dan roda gigi cincin digerakkan dalam arah

Bahwa sebagaimana tujuan pemidanaan itu sendiri, antara lain sebagai pembinaan memperbaiki diri Terdakwa (korektif), juga bersifat membuat pelaku jera dan adanya sifat

MikroTik RouterOS adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer menjadi router network yang handal, mencakup berbagai

Tingkat korosi atmosferik berdasarkan jarak dari garis pantai terhadap laju korosi atmosferik pada baja tulangan. 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

Dan kemampuan membaca anak dalam memahami arti kata dalam cerita sebelum diberi perlakuan (media mind mapping) dikategorikan rendah yaitu 39,58% dan sesudah penggunaan