• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. A. Gambaran Umum Kabupaten Kutai Kartanegara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DESKRIPSI WILAYAH. A. Gambaran Umum Kabupaten Kutai Kartanegara"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

51 BAB III

DESKRIPSI WILAYAH

A. Gambaran Umum Kabupaten Kutai Kartanegara 1. Letak Gografis

Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai salah satu kabupaten di propinsi Kalimantan Timur yang Secara geografis Kabupaten Kutai Kartanegara terletak pada posisi antara 115°26’28” Bujur Timur sampai dengan 117°36’43” Bujur Barat, dan antara 1°28’21” Lintang Utara sampai dengan 1°08’06” Lintang Selatan, dengan batas administratif sebelah utara Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang, sebelah timur Selat Makasar, sebelah selatan Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kota Balikpapan, kemudian sebelah barat Kabupaten Kutai Barat.

Gambar 3.1 peta Kabupaten Kutai Kartanegara

(2)

52 2. Pembagian Wilayah Administratif

Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki luas wilayah 27.263,10 km2 dan

luas perairan kurang lebih 4.097 km2. Wilayah administrasi di Kabupaten Kutai Kartanegara dibagi menjadi 18 kecamatan dan 227 desa/kelurahan diantaranya Kecamatan Samboja, Kecamatan Muara Jawa, Kecamatan Sanga-sanga, Kecamatan Loa Janan, Kecamatan Loa Kulu, Kecamatan Muara Muntai, Kecamatan Muara Wis, Kecamatan Kota Bangun, Kecamatan Tenggarong, Kecamatan Sebulu, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kecamatan Anggana, Kecamatan Muara Badak, Kecamatan Marang Kayu, Kecamatan Muara Kaman, Kecamatan Kenohan, Kecamatan Kembang Janggut, dan Kecamatan Tabang. Ibukota dari Kabupaten ini adalah Tenggarong. Dari 18 kecamatan tersebut terbagi kembali menjadi desa/kelurahan sebanyak 237 desa/kelurahan. Untuk lebih jelasnya dapat dillihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kecamatan Kabupaten Kutai Kartanegara

No Kecamatan Luas Wilayah Km2 Persen Jumlah Desa/Kel.

1. Samboja 1045,9 3,51 23 2. Muara Jawa 754,5 2,53 8 3. Sanga-sanga 233,4 0,78 5 4. Loa Janan 644,2 2,16 8 5. Loa Kulu 1405,7 4,71 15 6. Muara Muntai 928,6 3,11 13 7. Muara Wis 1108,2 3,71 7 8. Kota Bangun 1143,7 3,83 21 9. Tenggarong 398,1 1,33 14 10. Sebulu 859,5 2,88 14 11. Tenggarong Seberang 437 1,46 18 12. Anggana 1798,8 6,03 8

(3)

53 No Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Desa/Kel.

Km2 Persen 13. Muara Badak 939,09 3,15 13 14. Marang Kayu 1165,7 3,91 11 15. Muara Kaman 3410,1 11,43 20 16. Kenohan 1302,2 4,36 9 17. Kembang Janggut 1923,9 6,45 11 18. Tabang 7764,50 34,64 19 Kabupaten 27.263,10 100,00 237

Sumber: Kutai Kartanegara Dalam Angka Tahun 2013

Di antara 18 kecamatan di Kabupatern Kutai Kartanegara, kecamatan Tabang dan Muara Kaman memiliki wilayah yang paling luas, masing-masing 34,64 persen dan 11,43 persen dari luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Dan yang wilayah pling kecil adalah kecamatan Sanga-sanga dan Tenggarong masing-masing 0,78 persen dan 1,33 persen dari luas wilaya Kabupaten Kutai Kartanegara.

3. Keadaan iklim

Iklim wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sangat dipengaruhi oleh iklim tropis basah yang bercirikan curah hujan cukup tinggi dengan penyebaran merata sepanjang tahun, sehingga tidak terdapat pergantian musim yang jelas. Iklim di

Kabupaten Kutai Kartanegara dipengaruhi oleh letak geografinyayakni iklim hutan tropika dengan suhu udara rata-rata 260C, dimana perbedaan antara suhu

terendah dengan suhu tertinggi mencapai 50– 70C.Jumlah curah hujan wilayah ini

berkisar 2.000-4.000 mm/tahun dengan jumlahhari hujan rata-rata 130-150 hari/tahun. Curah hujan terendah yaitu dari 0 –2.000 mm/tahun tersebar di wilayah pantai dan semakin meningkat ke wilayahpedalaman atau kearah barat.

(4)

54 4. Daerah Aliran Sungai (DAS)

Berdasarkan data yang ada, wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki 31 sungai besar dan kecil, Dari sungai-sungai tersebut yang tersebar dan terpanjang adalah Sungai Mahakam sebagai Wilayah Sungai Strategis Nasional dengan DAS meliputi DAS Mahakam, DAS Semboja, DAS Senipah, dan DAS Semoi. Aliran Sungai Mahakam yang lebar dan tenang memberikan pengaruh yang sangat besar terutama bagi kegiatan sosial ekonomi masyarakat.

potensi air sungai yang mengalir sepanjang sungai dan anak sungai Mahakam ini dapat diakibatkan oleh penggunaan wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang merupakan kawasan hutan, sehingga sangat berpotensi untuk daya resap air (infiltrasi) di wilayah ini dan selanjutnya menghasilkan volume/debit air yang sangat besar di daerah hulu. Bagi kepentingan sosial ekonomi dan sanitasi masyarakat, sungai/anak sungai Mahakam hingga saat ini dimanfaatkan sebagai air baku bagi penyediaan air minum penduduk di sepanjang wilayah yang dilaluinya. Sedangkan lebar dan dalamnya sungai dijadikan sarana esensial bagi kegiatan transportasi air sebagai transportasi lokal maupun antar wilayah (transportasi regional). Tabel 3.2 berikut merupakan nama sungai yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara.

(5)

55

Tabel 3.2 Nama Sungai di Kabupaten Kutai Kartanegara

Sumber: Kutai Kartanegara Dalam Angka, 2013

B. Topografi

Berdasarkan Kutai Kartanegara Dalam Angka 2013, wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagian besar bergelombang dan berbukit dengan kemiringan landai sampai curam. Daerah kemiringan datar sampai landai dengan ketinggian antara 7 – 25 m dpl terdapat di beberapa bagian yaitu pada kawasan pantai dan sebagian besar Daerah Aliran Sungai Mahakam. Berikut ini merupakan data ketinggian setiap kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang diukur dari permukaan laut. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa menurut luas wilayahnya sebagian besar wilayah Kecamatan Sebulu termasuk ke dalam kelas ketinggian 7 – 25 m dan 25 – 100 m.

Wilayah yang tergolong ke dalam kelas ketinggian 7 – 25 m memiliki sifat berupa permukaan tanah datar sampai landai, kadang tergenang, kandungan air

No

. Nama Sungai Seluruhnya Panjang Yang dapat (meter) Lebar Kedalaman (Meter) dilayari

1 Sungai Mahakam 920 823 100-800 5-12

2 Sungai Loa Haur 120 80 10-30 2-4

3 Sungai Jembayan 180 112 20-80 2-6

4 Sungai Kedang Rantau 132 132 30-100 2-4

5 Sungai Sabintulung 15 15 6-15 2-4

6 Sungai Pela 10 10 8-15 3-10

7 Sungai Kahala 77 77 2-6 3-4

8 Sungai Batangan Muntai 10 10 4-8 3-6

9 Sunagi Bongan 20 20 3-5 2-4

10 Sungai Kedang Kepala 319 266 40-150 3-10

11 Sungai Kelinjau 15 10 20-75 3-10

12 Sungai Belayan 319 319 15-150 3-10

(6)

56

tanah cukup baik, dapat diairi dan tidak ada erosi, sehingga sangat cocok untuk pertanian lahan basah.

C. Demografis

Kependudukan

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah 237.105.051orang, terdiri dari 119.264.896 laki-laki dan 117.840.155 perempuan. Penyebaran penduduk di Indonesia masih bertumpu di Pulau Jawa, sedangkan Provinsi Kalimantan Timur hanya menempati posisi ke-18 yakni sebesar 1,49 persen penduduk (3.527.334 orang) yang tinggal di wilayah Kalimantan Timur.

Sementara itu, dari hasil pelaksanaan pencacahan SP2010 di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat diketahui jumlah penduduk sebanyak 626.286 orang, terdiri dari 329.992 laki-laki dan 296.294 perempuan dimana Kecamatan Tenggarong, Tenggarong Seberang, Loa Janan, Sambojadan Loa Kulu merupakan 5 kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar yakni 96.077 orang, 61.293 orang, 55.889orang, 54.700 orang dan 39.866 orang sedangkan Kecamatan Muara Wis, Tabang dan Kenohan merupakan 3 kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil yakni 8.506 orang, 9.651 orang dan 9.847 orang.

Dari hasil tersebut masih tampak bahwa penyebaran penduduk Kutai Kartanegara masih bertumpu di Kecamatan Tenggarong yakni sebesar 15,34 persen. Hal ini dikarenakan Kecamatan Tenggarong merupakan ibu kota kabupaten yang tentunya menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian,

(7)

57

sehingga penduduk lebih cenderung untuk bertempat tinggal di kecamatan tersebut. Dapat dilhat pada tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Laki-laki +

Perempuan Sex Ratio

1 Samboja 29.108 25.592 54.700 113,74 2 Muara Jawa 17.684 16.151 33.835 109,49 3 Sanga-Sanga 9.152 8.459 17.611 108,19 4 Loa Janan 28.674 27.215 55.889 105,36 5 Loa Kulu 20.803 19.063 39.866 109,13 6 Muara Muntai 9.046 8.176 17.222 110,64 7 Muara Wis 4.465 4.041 8.506 110,49 8 Kota Bangun 16.374 14.962 31.336 109,44 9 Tenggarong 50.375 45.702 96.077 110,22 10 Sebulu 19.351 17.149 36.500 112,84 11 Tenggarong Seberang 32.874 28.419 61.293 115,68 12 Anggana 17.442 15.347 32.789 112,84 13 Muara Badak 20.897 18.944 39.841 110,31 14 Marang Kayu 12.328 11.188 23.516 110,19 15 Muara kaman 18.070 15.898 33.968 113,66 16 Kenohan 5.205 4.642 9.847 112,13 17 Kembang Janggut 12.976 10.863 23.839 119,45 18 Tabang 5.168 4.483 9.651 115,28 Kab.Kutai Kartanegara 329.992 296.294 626.286 111,37

(8)

58 Sex ratio penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 111,37 yang

berarti jumlah penduduk laki-laki di wilayah Kutai Kartanegara 11 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka nasional diamana sex rationya sebesar 101, yang artinya jumlah penduduk laki-laki hanya 1 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan.1

D. Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Kabupaten Kutai Kartanegara diantaranya adalah TK, SD, SMP, SMU/SMK yang tersebar diseluruh kelurahan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Jumlah Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Kutai Kartanegara secara keseluruhan sebanyak 284 unit, Sekolah Dasar secara keseluruhan memiliki jumlah sebanyak 460 unit yang tersebar di 18 Kecamatan. Untuk Sekolah setingkat SLTP memiliki jumlah sebanyak 126 unit yang tersebar di 18 Kecamatan. Sedangkan Jumlah SMU di Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 48 unit , sedangkan SMK sebanyak 37 unit Untuk lebih jelasnya data jumlah fasilitas sekolah, di Kabupaten Kutai Kartanegara terlihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut:

1 Sex ratio penduduk Kab. Kutai Kartanegara 2010.

http://www.kutaikartanegara.com/download/Hasil%20Sensus%20Penduduk%202010%20-%20Kabupaten%20Kutai%20Kartanegara.pdf. Diakses pada tanggal 30 september 2016

(9)

59

Tabel 3.4 Jumlah Fasilitas pendidikan Negeri/Swasta yang tersedia di Kabupaten Kutai Kartanegara

No. Kecamatan Nama

Jumlah Sarana Pendidikan Umum TK SD SLTP SMA SMK 1 Samboja 38 41 10 6 5 2 Muara Jawa 10 22 5 2 2 3 Sanga-Sanga 4 16 3 1 2 4 Loa Janan 34 30 9 2 5 5 Loa Kulu 19 30 11 2 3 6 Muara Muntai 15 17 5 1 2 7 Muara Wis 6 11 4 1 - 8 Kota Bangun 18 37 7 3 2 9 Tenggarong 18 45 14 7 8 10 Sebulu 20 26 6 2 1 11 Tenggarong Seberang 1 32 9 3 3 12 Anggana 13 21 6 1 - 13 Muara Badak 24 28 10 4 2 14 Marang Kayu 19 24 8 5 1 15 Muara Kaman 16 33 9 3 - 16 Kenohan 2 14 4 1 1 17 Kembang Janggut 12 19 4 2 - 18 Tabang 15 14 2 2 - JUMLAH 284 460 126 48 37

(10)

60 E. Kondisi Sosial

Tingkat Kesejahteraan Penduduk

Indikator tingkat kesejahteraan penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat dari angka kemiskinan, indikator kesehatan, indikator pendidikan dan indikator tenaga kerja

1. Kemiskinan

Untuk angka kemiskinan, berdasarkan data yang diperoleh dari survey Komite Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2005 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kutai Kartanegara cenderung mengalami penurunan, dimana tahun 2001 masih sebesar 85.400 orang (19,75 % dari jumlah penduduk) menurun menjadi 75.400 orang (16,39 % dari jumlah penduduk) pada tahun 2002. Kemudian pada tahun 2003 jumlah penduduk miskin menurun lagi menjadi sebanyak 72.900 orang (14,96 % dari jumlah penduduk). Pada tahun 2004 jumlah penduduk meningkat menjadi 75.404 orang (13,94 % dari jumlah penduduk). Tahun 2005 jumlah penduduk miskin menurun menjadi 70.385 orang atau sebesar 12,84 % dari jumlah penduduk.2

2. Kesehatan

indikator kesehatan yang mengalami peningkatan, diantaranya:

a. Menurunnya angka kematian bayi dari 39 per seribu kelahiran hidup pada tahun 2003 menjadi 33,8 per seribu kelahiran hidup pada tahun 2004.

(11)

61

b. Prevalensi gizi buruk pada anak balita juga mengalami penurunan dari 1,7 per seribu balita pada tahun 2003 menjadi 0,6 per seribu balita tahun 2004.

c. Kinerja pelayanan kesehatan juga mengalami peningkatan hal ini ditandai dengan meningkatnya pertolongan persalinan dengan menggunakan tenaga kesehatan dari 69,2% tahun 2003 menjadi 83,5 % tahun 2004.

d..Kondisi kesehatan lingkungan juga mengalami peningkatan ditandai dengan meningkatnya masyarakat pengguna air bersih dari 51,74 % tahun 2003 menjadi 64,8% tahun 2004.

e. Angka Harapan Hidup pada tahun 2004 adalah 64 tahun. Khusus untuk persebaran tenaga kesehatan di Kabupaten Kutai Kartanegara cenderung belum merata dimana jumlah tenaga kesehatan lebih banyak berada di daerah perkotaan. Hal ini diantaranya dapat dilihat dari data di Kecamatan Loa Janan jumlah tenaga dokter mencapai 11 orang, perawat 27 orang, bidan 27 orang, ahli kesehatan masyarakat 1 orang, dan sanitasi 3 orang, sementara di Kecamatan Tabang hanya memiliki 4 orang dokter, 6 orang perawat, dan 3 orang bidan

F. Kondisi perekonomian

Nilai PDRB Kutai Kartanegara tahun 2010 mencapai Rp 29,084 trilyun (mengalami peningkatan sebesar 3,37 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 28,051 trilyun di tahun 2009). Jika minyak bumi dan gas alam (migas) dikeluarkan dari penghitungan PDRB, maka nilai PDRB Kutai Kartanegara juga mengalami peningkatan sebesar 12,2 persen. Tahun 2009, PDRB tanpa migas mencapai Rp 9,3triliun dan meningkat menjadi Rp 10,4triliun di tahun 2010. Ada empat sektor dominan yang berpengaruh tinggi terhadap

(12)

62

PDRB dengan migas yaitu sektor Pertambangan (berperan 77,5% terhadap ekonomi Kutai Kartanegara), sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan (7,36%), sektor Bangunan (4,7%), dan sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (4,7%).

Tabel 3.5 PDBR Kabupaten Kutai Kartenegara Tahun 2005-2010 (Juta)

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Pertanian 2.058.335 2.067.586 2.075.552 2.058.509 2.071.810 2.141.619 Pertambangan dan penggalian 22.942.467 21.971.922 20.604.464 643.901 667.118 700.938 Industri Pengolahan 573.981 598.78 633.305 667.11 667.118 700.938

Listrik, Gas, dan

Air Bersih 17.431 19.000 20.715 22.671 25.136 26.549 Perdagangan, Hotel dan Restorsan 855.914 979.981 1.056.532 1.179.238 1.236.77 1.380.289 Pengangkutan dan Komunikasi 162.564 175.023 186.174 198.953 212.145 229.623 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 188.026 184.714 189.491 200.148 208.742 221.304 Jasa-Jasa 276.357 313.912 354.499 401.306 426.962 459.983 PDRB Dengan Migas 28.008.486 27.299.950 26.203.219 27.427.692 28.051.628 29.084.100 PDRB Tanpa Migas 6.650.958 7.437.449 8.148.206 8.678.089 9.288.655 10.421.950

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Kab. Kutai Kartanegara

Perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2010 tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2009. Pertumbuhan ekonominya sebesar 3,88 persen di tahun 2010, dan 2,08 persen tahun 2009. Di tahun 2010, hampir semua

(13)

63

sektor mengalami percepatan pertumbuhan, kecuali Sektor Listrik, Gas & Air Bersih.

G. Profil Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara

SKPD Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai TUGAS melaksanakan kewenangan Desentralisasi dan Tugas Dekonsentrasi di bidang perkebunan dan Kehutanan yang dalam pelaksanaannya SKPD Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara mempuyai fungsi sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang perkebunan dan kehutanan sesuai dengan rencana strategis Pemerintah daerah

2. Perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis dibidang perkebunan dan kehutanan

3. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis pengembangan perkebunan dan kehutanan

4. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis produksi perkebunan

5. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis Usaha perkebunan

6. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis perlindungan perkebunan dan kehutanan

7. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan 8. Pelaksanaan Unit Pelaksana Teknis Dinas 9. Pembinaan Kelompok Jabatan FungsionaL

(14)

64

Dengan diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah serta kemudian ditetapkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta kemudian ditetapkan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah maka Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara berusaha untuk dapat meningkatkan Kesejahteraan masyarakat guna mewujudkan masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara yang madani yaitu hidup mandiri, penuh kreativitas dan sejahtera lahir batin.

Dalam era otonomi seperti saat ini Kabupaten Kutai Kartanegara juga turut menggeliat dan bangun untuk membangun daerahnya dengan dukungan potensi yang ada. Akselerasi pembangunan dipacu terus melalui Program GERBANG RAJA dengan lebih menitikberatkan pembangunan menuju kepada masyarakat sejahtera.

Kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Kehutanan merupakan Kegiatan yang pada dasarnya berbasisnya sumberdaya domestic yang dapat diperbaharui (renewable resources). Selain itu Sub Sektor Perkebunan dan sektor kehutanan tidak saja memberikan kontribusi yang berarti bagi pembangunan secara umum maupun Devisa Negara dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tetapi juga merupakan sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk khususnya yang tinggal di pedesaan.

Memperhatikan peranan sub sector Perkebunan dan sektor kehutanan, tantangan dan peluang yang dihadapi serta tuntutan

(15)

65

pembangunan yang semakin transparan pada era otonomi daerah saat ini, maka arah pengembangan sub sektor Perkebunan dan sektor kehutanan lima tahun kedepan adalah menumbuhkan dan memantapkan agribisnis untuk mewujudkan perkebunan yang tangguh, maju dan efisien yang berbasis pada Kawasan Unggulan Ekonomi (KUE) melalui Pemamfaatan Potensi Sumber Daya Alam,Sosial Budaya dan Teknologi yang berwawasan lingkungan untuk mengantisipasi berbagai perubahan dan perkembangan pasar dunia, mengingat produk - produk perkebunan yang dihasilakan sebagian besar untuk tujuan ekspor.

Secara nasional Sub Sektor Perkebunan juga telah memberikan Kontribusi dalam menekan kesejahtraan structural dan Spasial melalui Peningkatan Pendapatan Petani dan Penyebaran Setra Produksi Perkebunan.

Sehubungan dengan hal - hal tersebut, maka Kebijakan Pembangunan Perkebunan di Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan Propeda diarahkan pada terciptanya kondisi yang kondusif untuk tumbuh, berkembang dan berdayanya Sistem Perekonomian yang memberikan peluang bagi segenap pelaku ekonomi secara proposional yang terkait secara fungsional sehingga membentuk kekuatan ekonomi iliyah yang sinergis dengan sektor lainya.

Mengacu pada kenyataan tersebut, maka diperlukan beberapa Program Pembangunan Perkebunan dan Kehutanan diantaranya Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Komoditas Andalan / Unggulan

(16)

66

Daerah yang dilakukan antara lain dengan menata berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kawasan andalan yang dikaitkan dengan Program Pengembangan Agroindustri dan Agribisnis.

Visi

" Terwujudnya Perkebunan Yang Tangguh Dan Hutan Lestari, Menuju Masyarakat Sejahtera Dan Berkeadilan "

Misi

1. Memanfaatkan sumber daya lahan untuk pembangunan perkebunan dan kehutanan secara efektif dan efisien dengan tetap memperhatikan aspek keseimbangan yang berwawasan lingkungan lestari.

2. Meningkatkan usaha pelayanan Publik dalam rangka pembangunan perkebunan dan kehutanan.

3. Mengembangkan perkebunan dan kehutanan yang berpihak pada program pengentasan kemiskinan dan kesetaraan gender.

4. Mengembangkan perkebunan dan kehutanan yang inovatif dan kreatif 5. Mengoptimalkan fungsi perkebunan dan kehutanan sebagai fungsi

ekonomi, ekologi, sosial, pendidikan dan lingkungan sehingga bermanfaat bagi kepentingan masyarakat.

6. Pembangunan Perkebunan dan kehutanan yang berorientasi agribisnis, agroindustri dan agroforestry dengan produk komoditas yang mampu bersaing pada pasar global (global market).

(17)

67

7. Pembangunan perkebunan dan kehutanan yang menitik beratkan pada usaha-usaha Intensifikasi, Diversifikasi, Ekstensifikasi dan Rehabilitasi.

8. Pemberdayaan kelembagaan kelompok tani dan keluarga tani menuju masyarakat yang sejahtera.

9. Meningkatkan Partisipasi masyarakat dalam pembangunan perkebunan dan kehutanan dengan mengembangkan jejaring kerjasama kemitraan serta kebijakan pengembangan pola kemitraan.

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Dinas Perkebunan dan Kehutanan

(18)

68 H. Profil Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Kutai Kartanegara

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara juga berfungsi untuk merumuskan kebijakan teknis operasional di bidang Kelautan dan Perikanan serta melaksanakan kebijakan operasional, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang Kelautan dan Perikanan. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara No 12/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2008 Nomor 12).

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kutai Kartanegara merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara yang bertugas untuk melaksanakan kewenangan desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang Kelautan dan Perikanan.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara No 12/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2008 Nomor 12). Berdasarkan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 41 Tahun 2008 pasal 4, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara juga berfungsi untuk merumuskan kebijakan teknis operasional di bidang Kelautan dan Perikanan serta melaksanakan

(19)

69

kebijakan operasional, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang Kelautan dan Perikanan.

Selain itu, instansi ini juga memiliki fungsi untuk memberikan perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya. Kemudian melakukan pembinaan terhadap UPTD maupun pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas Kelautan dan Perikanan.

Cabang Tingkat Kecamatan

Dari 18 Kecamatan se-Kutai Kartanegara, Dinas Kelautan & Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki 13 Cabang Dinas di tingkat kecamatan sebagai berikut:

1. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan

Tenggarong/Tenggarong Seberang

2. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Muara Kaman/Sebulu

3. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Kota Bangun 4. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Muara Wis 5. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Muara Muntai 6. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Kenohan

7. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Kembang Janggut/Tabang

8. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Marang Kayu 9. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Muara Badak

(20)

70

10. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Anggana/Sanga-Sanga

11. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Muara Jawa 12. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Samboja

13. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Loa Kulu/Loa Janan

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Adapun Visi dan Misi dari Dinas Kelautan dan perikanan Kabupaten Kukar sebagai berikut:

VISI Dan MISI

Pembangunan kelautan dan perikanan yang telah dilakukan selama ini telah membawa hasil yang cukup menggembirakan . Perubahan tatanan global serta nasional yang berkembang dinamis menuntut percepatan pembangunan kelautan dan perikanan nasional secara nyata untuk mampu menyesuaikan dan memenuhi tantangan lingkungan strategis yang bergerak cepat. Dokumen Rencana Strategis ( Renstra ) Dinas Kelautan dan Perikanan tahun 2010-2015 merupakan penjabaran dari visi dan Misi Dinas Keluatan dan Perikanan yang didasarkan pada tugas dan fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Dinas Kelautan dan Perikanan, maka Visi yang hendak dicapai dalam periode 2010–2015 adalah :

(21)

71 ” Menjadikan Kutai Kartanegara sebagai Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan yang Bernilai Tambah dan Berdaya Saing Tinggi menuju Masyarakat Perikanan yang Sejahtera”

Visi tersebut diatas mengandung beberapa pengertian, yang pertama adalah Nilai Tambah. Yang dapat diartikan sebagai jumlah nilai akhir dari suatu produk kelautan dan perikanan yang bertambah pada setiap tahapan produksi. Peningkatan nilai tambah suatu produk kelautan dan perikanan dapat dilakukan melalui perubahan bentuk (form utility), perubahan tempat (place utility), perubahan waktu (time utility) dan perubahan kepemilikan (potition utility).

Kedua adalah Daya Saing yang berarti kemampuan dari masyarakat kelautan dan perikanan untuk menunjukan keunggulan dalam hal tertentu, dengan cara memperlihatkan situasi dan kondisi yang paling menguntungkan, hasil kerja yang lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna dibanding dengan yang lain.

Yang ketiga Kesejahteraan, berbicara mengenai kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan berarti berbicara tentang:

1. Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang berpenghasilan / berpendapatan

2. Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang bekerja dan

memiliki kesempatan kerja

3. Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang sehat, memperoleh

pendidikan dan merasakan keamanan/ketentraman.

Memperhatikan visi serta perubahan paradigma dan kondisi yang akan dihadapi pada masa yang akan datang, maka dalam upaya mewujudkan visi

(22)

72

pembangunan Dinas Kelautan dan perikanan Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015, misi pembangunan sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan 2. Meningkatkan Daya Saing dan Nilai tambah Produk Hasil kelautan dan

Perikanan

3. Menjaga Daya Dukung dan Kwalitas Lingkungan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Melalui Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang berwawasan lingkungan.

Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah

Tujuan dan sasaran pembangunan daerah mempunyai peran penting sebagai rujukan utama dalam perencanaan pembangunan Dinas keluatan dan perikanan secara keseluruhan. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan kelautan dan perikanan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan tersebut. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis Dinas kelautan dan perikanan dan permasalahan pembangunan dinas kelautan dan perikanan. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.

Visi dan misi pembangunan Kelautan dan Perikanan Kutai Kartanegara 2010-2015 dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran, sebagai berikut

(23)

73

Tabel 3.5 Sasaran Visi dan Misi

MISI TUJUAN S A S A R A N Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Meningkatkan produksi

kelautan dan perikanan Meningkatnya produksi kelautan dan perikanan Meningkatnya

Pendapatan Nelayan,

pembudidaya dan

pengolah hasil perikanan

Meningkatnya Tenaga

Kerja sektor kelautan dan perikanan

Meningkatkan Daya Saing dan Nilai tambah Produk Hasil kelautan dan Perikanan

Meningkatnya Kualitas

dan Keanekaragaman

produk kelautan dan perikanan

Meningkatnya

ketersediaan produk

kelautan dan perikanan Meningkatnya Branding Produk kelautan dan perikanan di pasar luar negeri

Menjaga Daya Dukung

dan Kwalitas

Lingkungan

Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Melalui Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang berwawasan

lingkungan.

Terwujudnya

Pengelolaan lingkungan Sumberdaya ikan secara berkelanjutan

Terwujudnya pengelolaan

kawasan konservasi

kelautan dan perikanan secara berkelanjutan

Meningkatnya luasan

kawasan yang bebas illegal fihing

(24)

74 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan digambarkan seperti diagram Alur seperti dibawah ini:

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikana

Sumber: Profil Dinas kelautan dan perikanan 2013

KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG PERIKANAN KEPALA BIDANG PERIKANAN KEPALA KEPALA BIDANG KASUBAG PENYUSUN AN KASUBAG KEUANGA N KASUBAG UMUM & KEPEGAW KASI TEKNOLOGI PENANGKAPAN KASI SARANA DAN PRASARANA TANGKAP KASI TOPP KASI TEK. BUDIDAYA DAN KASI SARANA DAN PRASARANA BUDIDAYA KASI PEMBERDAYAAN KASI REHABILITASI KONSERVASI KDP KASI PENGAWASAN KASI PENGENDALIAN

KASI TEK. DAN PENGAWASAN KASI PELAYANAN KASI PENG. USAHA DAN PROMOSI Ir. A.S. Syafiuddin Muslik, S.Pi, M.Si Fadly, S.Pi Ir. M. Yasin

Akhmadiansyah, SE, M.Si

Indra Saputra, S.Pi

Drs. Muzazi

Sabar Handoyo, S.Pi

Asli Husaini, S.Pi

Ir. Noor Lely

Samsuddin, SE, M.Si

Kuntari, S.Sos Syahrul, S.Pi H. Fitri Handoko, ST, MM Helda, S.Pi Faturahman, S.Pi Ir. Armeinadi H. SEKRETARIS Ir. Dadang S. Supriatman Munarto, SP 19671203199 Neni Triani, SE Dina Marini, SE

UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS 18 KECAMATAN

(25)

75 I. Profil Badan lingkungan Hidup Daerah Kab. Kutai Kartanegara

Tugas Pokok Dan Fungsi

Badan Lingkungan Hidup Daerah merupakan unsur pendukung Pemerintah Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

Badan Lingkungan Hidup Daerah melaksanakan tugas dibidang penanganan Lingkungan Hidup.

Adapun Tugas Dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Daerah :

a. Perumusan kebijakan teknis dalam bidang pengelolaan, pengendalian dan pencegahan pencemaran, kerusakan, pemulihan serta pelestarian lingkungan hidup.

b. Perencanaan program penaatan, pengaturan, perlindungan, pengendalian dan pencegahan pencemaran kerusakan, pemulihan serta pelestarian lingkungan hidup.

c. Pengkoordinasian pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup, pencegahan pencemaran/kerusakan, pemulihan serta pelestarian lingkungan hidup.

d. Melaksanakan pencegahan, pengendalian, penanggulangan

pencemaran dan atau kerusakan lingkungan, pengelolaan limbah dan berbahaya dan beracun.

(26)

76

e. Melaksanakan penaatan hukum dan penyelesaian sengketa lingkungan dengan pengembangan sistem manajemen lingkungan, pelaksanaan AMDAL dan pengembangan teknologi ramah lingkungan.

f. Pembinaan dan pengkoordinasian baku mutu lingkungan hidup dan penetapan pedoman atau kriteria tentang pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

g. Pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengendalian lingkungan hidup, dan

h. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan Badan

V I S I :

Dalam mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang diinginkan, Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai organisasi yang berada dalam jajaran Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara perlu secara terus menerus mengembangkan peluang dan inovasi baru. Perubahan tersebut harus disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan Akuntibilitas Kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil atau manfaat.

Sehubungan dengan itu Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara harus mempunyai visi sebagai cara pandang jauh kedepan tentang kemana Badan Lingkungan Hidup Daerah Kab. Kutai Kartanegara akan diarahkan dan apa yang akan dicapai agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif.

(27)

77

Sejalan dengan Visi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, yaitu : "Menuju Terwujudnya Masyarakat Kutai Kartanegara yang Sejahtera dan Berkeadilan".

Maka Visi Badan Lingkungan Hidup Daerah Kab. Kutai Kartanegara adalah

"Terwujudnya Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan

Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan."

M I S I :

a. Peningkatan penyelenggaraan pelayanan publik di Bidang Lingkungan Hidup.

b. Peningkatan fungsi koordinasi, pembinaan dan pengawasan dalam perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.

c. Penguatan fungsi pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dalam rangka fungsi pelestarian lingkungan hidup.

d. Meningkatkan advokasi dan ketaatan para pihak terhadap peraturan perundang-undangan di Bidang Lingkungan Hidup.

e. Peningkatan upaya pencegahan dan pemulihan terhadap kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

(28)

78 Susunan organisasi badan lingkungan hidup daerah kabupaten kutai kartanegara terdiri dari

a.KEPALA

b.SEKRETARIS MEMBAWAHKAN

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Penyusunan Program

c.Bidang pengendalian dampak lingkungan kegiatan ekonomi, membawahkan

1. Sub Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan

2. Sub Bidang Pengelolaan Limbah Domestik dan Limbah B3 d. Bidang pengendalian lingkungan hidup, membawahkan 1. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan 2. Sub Bidang Tata Lingkungan

e. Bidang konservasi linkungan hidup, membawahkan 1. Sub Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan 2. Sub Bidang Pemulihan Lingkungan

f. Bidang penegakan dan advokasi hukum lingkungan, membawahkan

1. Sub Bidang Advokasi Hukum Lingkungan 2. Sub Bidang Penegakan Hukum Lingkungan g. Kelompok jabatan fungsional

Gambar

Gambar 3.1 peta Kabupaten Kutai Kartanegara
Tabel 3.1 Kecamatan Kabupaten Kutai Kartanegara
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan  dan Jenis Kelamin
Tabel 3.5 PDBR Kabupaten Kutai Kartenegara Tahun 2005-2010 (Juta)  Lapangan  Usaha  2005  2006  2007  2008  2009  2010  Pertanian  2.058.335  2.067.586  2.075.552  2.058.509  2.071.810  2.141.619  Pertambangan  dan penggalian  22.942.467  21.971.922  20.60
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pelabuhan Indonesia I (Persero). Metode Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa 1) Berdasarkan

Tujuan pada penelitian ini yaitu mengetahui apakah ada perbedaan hasil waktu baku secara tidak langsung pada bagian pengemasan dengan metode work factor, methods time

Sesuai dengan pembahasan di atas bahwa suatu perikatan dapat dikategorikan sebagai benda adalah perikatan yang mengandung prestasi atau utang di dalamnya, karena yang

17/2000 membedakan tarip dan lapisan penghasilan kena pajak untuk Adanya perubahan tarip dan lapisan penghasilan kena pajak dapat memberikan insentif bagi manajemen untuk

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut (1) prestasi belajar aspek kognitif siswa pada model pembelajaran Make a Match lebih baik dari

Tidak tertutup kemungkinan bahwa suatu saat pada sapi perah di Indonesia juga dapat terjadi resistensi cacing terhadap antelmintik yang diberikan, mengingat pola pemberian obat

3. Beberapa manfaat perencanaan usaha adalah pekerjaan atau aktivitas dapat dilakukan secara teratur dan dengan tujuan yang jelas, menghindari pekerjaan atau aktivitas yang

Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi di berbagai bidang maka dunia pendidikan juga harus menyesuaikan diri mengikuti perkembangannya, terutama Guru dan