• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 1 No. 1 (2012) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 3 : Hal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 1 No. 1 (2012) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 3 : Hal"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

59 PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER DENGAN

MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT Yosi Asmara1), Ahmad Fauzan2), Arnellis3)

1) FMIPA UNP, email: asmarayosi@yahoo.com 2,3) Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA UNP

Abstract

Character education is effort to build the character of students, which as good as integrated into the lesson plan. The components of character lesson plan is same with the general lesson plan, but some components have modification by added the worth of character. Therefore this research wants to know about develop of character lesson plan by using Team Game Tournament model to increase the character of student’s. This research uses 4-D model. The steps of 4-D model are defined, design, develop, and disseminate. The research shows that lesson plan is valid, practical, and effective. The lesson plan is valid base on suitability of lesson plan, the component of lesson plan, and language precision. The lesson plan is practical base on feasibility and timing for lesson plan use. The lesson plan is effective to develop the character of students for discipline, careful, critical thinking, logical thinking, and creative thinking. For hard work, the character of students still need to increased, because just 39,8% of students show the increase their character.

Keywords: Lesson plan, character education, Team Game Tournament PENDAHULUAN

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Didik, 1: 2010). Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan di setiap jenjang berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik. Melalui pendidikan, diharapkan peserta didik tidak hanya cerdas dari segi intelektual tetapi juga cerdas secara emosional yang mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan, dan santun dalam berinteraksi dengan masyarakat.

Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik (Idris Harta: dalam http://idrisharta.blogspot.com/). Pendidikan karakter bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Tanpa ketiga aspek tersebut maka pendidikan karakter tidak

akan efektif, dan pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.

Dalam buku kerangka acuan pendidikan karakter tahun 2010 disebutkan bahwa karakter seseorang dalam proses perkembangan dan pembentukannya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor lingkungan (nature) dan faktor bawaan (nurture). Faktor nature dapat berasal dari keluarga, sekolah, dan masyarkat. Faktor nurture berasal dari keadaan psikologis seperti Intellegence Quotient (IQ),

Emotional Quentient (EQ), Spritual Quotient (SQ)

dan Adverse Quotient (AQ) yang dimiliki oleh seseorang (Mansyur, 2010:10). Koherensi keempat proses psikososial tersebut dapat digambarkan pada diagram sebagai berikut:

Gambar 1. Koherensi Karakter dalam Konteks Totalitas Proses Psikososial (Tim Kemendiknas:2010)

(2)

60 Matematika adalah salah satu mata pelajaran

dapat bersinergi dengan pendidikan karakter. Perpaduan atau sinergi antara pendidikan karakter dan matematika merupakan keadaan unik sebagai suatu proses pembelajaran yang dinamis. Untuk menciptakan proses pembelajaran dinamis itu ke dalam pembelajaran, maka setiap guru dituntut untuk dapat merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran yang bernuansa karakter. Salah satunya adalah dengan memasukan nilai karakter kedalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Pada dasarnya RPP berkarakter sama dengan RPP pada umumya. Perbedaanya, pada RPP berkarakter guru menambah nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan kepada siswa pada RPP tersebut. Nilai nilai karakter dapat dimasukan ke dalam RPP, dengan memodifikasi beberapa komponen-komponen RPP seperti indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian.

Saat ini belum banyak RPP yang mengintegrasikan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran. RPP yang mengitegrasikan karakter dapat membantu guru mengantisipasi masalah-masalah yang akan timbul dalam pembelajaran. Guru dapat menyisipkan pendidikan karakter di dalam setiap langkah-langkah pembelajaran yang direncanakannya. Karakter yang dikembangkan ditulis secara eksplisit pada setiap langkah-langkah di dalam RPP, dengan demikian proses pembelajaran tidak hanya menonjolkan kognitif saja tetapi juga afektif. Selain daripada itu di dalam RPP harus tergambar semua kegiatan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran, serta nilai-nilai karakter yang mungkin dapat dikembangkan melalui kegiatan tersebut (Armiati, 2011:9).

Dalam menyiapkan RPP, guru harus memilih model pembelajaran yang tepat untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament dapat membantu mengembangkan karakter siswa khususnya disiplin, teliti, bekerja keras, berpikir kritis, logis, dan kreatif. Salah satu keuntungan model pembelajaran ini adalah siswa dapat belajar dengan rileks, sehingga dengan kondisi tersebut diharapkan siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.

Model Team Game Tournament adalah salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung

reinforcement (Trianto, 2010:83). Komponen utama

pembelajaran Team Game Tournament (Trianto, 2010:84) adalah sebagai berikut:

a. presentasi kelas, guru menyampaikan materi yang akan disajikan yang biasanya dilakukan dengan metode ceramah atau diskusi kelompok,

b. tim atau kelompok, biasanya terdiri atas empat sampai enam siswa dalam satu kelompok,

c. game, terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa dari kelas atau belajar kelompok,

d. tournament, dilakukan setelah presentasi kelas.

Model pembelajaran Team Game Tournament dapat diterapkan pada materi bangun

datar. Melalui model ini, siswa dapat bersikap aktif dan lebih termotivasi dalam belajar karena model ini menuntut siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan serta berinteraksi baik antara siswa maupun dengan guru. Model pembelajaran Team

Game Tournament juga dapat membantu

pengembangan karakter siswa seperti disiplin, teliti, bekerja keras dalam mendiskusikan materi pelajaran.

METODE PENELITIAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini dikembangkan dengan model 4D, yang terdiri dari tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Tahap define terdiri dari analisis kurikulum yang bertujuan untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran. Adapun bagian yang dianalisis adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar SMP kelas VIII. Setelah dilakukan analisis kurikulum dilakukan analisis siswa yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang karakter awal siswa.

Pada tahap design dilakukan perancangan RPP berkarakter dengan model kooperatif tipe TGT sesuai dengan format Permen 41 tahun 2007. Untuk RPP berkarakter beberapa komponen RPP tersebut dimodifikasi sehingga dalam tergambar nilai karakter yang hendak dikembangkan. Komponen RPP yang dimodifikasi adalah indicator, tujuan, aktivitas pembelajaran, penilaian, dan bahan ajar yang digunakan (kalau ada).

Pada tahap develop dilakukan uji validitas oleh validator (2 orang dosen matematika Universitas Negeri Padang dan 2 orang guru matematika SMPN 1 Bukittinggi). Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas RPP yang dikembangkan dimulai dari lembar validasi yang telah dinilai,

(3)

61 disajikan dalam bentuk tabel dengan cara memberi

skor setiap jawaban seperti pada tabel berikut. Tabel 1. Skor penilaian validator Alternatif Jawaban Skor

Sangat baik 4

Baik 3

Kurang Baik 2

Tidak Baik 1

Kemudian menentukan jumlah skor dan rata-rata yang diberikan validator untuk setiap item dengan rumus:

n

x

x

n i i i 1 (Walpole, 1992:23) Keterangan:

= Rata-rata tiap item

= Skor yang diberikan validator-i = Jumlah validator.

Setelah data diperoleh, kemudian data dianalisis dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika rata-rata dari 1,00 sampai dengan 1,99 maka aspek yang dinilai dikategorikan tidak valid

b. Jika rata-rata dari 2,00 sampai dengan 2,99 maka aspek yang dinilai dikategorikan kurang valid

c. Jika rata-rata dari 3,00 sampai dengan 3,49 maka aspek yang dinilai dikategorikan valid

d. Jika rata-rata besar dari 3,50 maka aspek yang dinilai dikategorikan sangat valid. Uji praktikalitas terhadap RPP kepada siswa kelas VIII A SMPN 1 Bukittinggi. Kepraktisan RPP diketahui dari data keterlaksanaan RPP dalam pembelajaran yang dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut:

1,00 – 1,99 : tidak baik, tidak dilakukan sama sekali

2,00 – 2,99 : kurang baik, dilakukan tetapi tidak selesai

3,00 – 3,49 : baik, dilakukan tetapi kurang tepat 3,50 – 4,00 : sangat baik, dilakukan dengan tepat dan sistematis.

Efektivitas RPP diketahui melalui obeservasi aktivitas siswa. Data pengembangan karakter siswa dianalisis dengan menggunakan presentase:

P =

100

%

N

n

(Zafri, 2000: 83)

Keterangan:

P : angka persentase yang ingin didapatkan n : jumlah siswa yang memberikan respons N : jumlah total siswa

Data pengembangan karakter siswa dianalisis dengan dengan kriteria sebagai berikut sebagai berikut: (1) belum terlihat (BT), jika peserta didik belum memperlihatkan perilaku yang tertera pada indikator, (2) mulai terlihat (MT), jika peserta didik mulai memperlihatkan perilaku yang tertera pada indikator, namun belum konsisten, (3) mulai berkembang (MB), jika peserta didik telah memperlihatkan perilaku yang tertera pada indikator, (4) menjadi kebiasaan (MK) jika peserta didik secara konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera pada indikator.

Tahap disseminate dilakukan dalam skala kecil. Pada tahap ini diuji efektivitas RPP terhadap perkembangan karakter dan aktivitas siswa. Data penelitian dikumpulkan melalui lembar validasi, lembar pratikalitas, lembar observasi, dan lembar wawancara. Data yang terkumpul dianalisis secara deskripti

HASIL PENELITIAN

Untuk mendapatkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang valid, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu:

1. Analisis kurikulum

Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006, Standar Kompetensi (SK) untuk materi Bangun Ruang Sisi Datar adalah memahami sifat-sifat prisma, limas, prisma, dan limas dan bagian-bagianya serta menemukan ukurannya. Alokasi waktu yang dibutuhkan adalah 12 jam pelajaran. SK dijabarkan dalam bentuk Kompetensi Dasar sebagai kemampuan minimal yang harus dicapai siswa, yaitu:

a.

Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya.

b.

Menghitung luas permukaan dan volume

kubus, balok, prisma, dan limas. 2. analisis siswa

Untuk mengetahui tentang karakter siswa dilakukan wawancara dengan guru matematika dan wali kelas VIII A. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa:

1. Masih banyak siswa yang lalai ketika mereka diminta untuk diskusi kelompok 2. Masih banyak siswa yang terlambat

(4)

62 3. Masih ada siswa yang kurang teliti

mengerjakan latihan, khususnya soal essay. 4. Masih banyak siswa tidak membuat rumus

ketika menjawab soal, mereka cendrung langsung menjawab soal yang diberikan. Hasil wawancara di atas menunjukan bahwa karakter siswa masih belum sempurna perkembangannya khususnya disiplin, teliti, kerja keras, berpikir logis, kritis, serta kreatif.

3. Hasil analisis tugas

Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi dalam satuan pembelajaran. Analisis tugas meliputi struktur isi dan prosedural.

4.

Hasil analisis konsep

Berdasarkan analisis kurikulum, standar kompetensi untuk materi adalah Bangun Ruang Sisi Datar menggunakan konsep luas permukaan dan volume bangun ruang dalam pemecahan masalah. Kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dijabarkan menjadi dua yaitu:

a.

Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya

b.

Menghitung luas permukaan dan volume

kubus, balok, prisma, dan limas.

Kompetensi dasar tersebut kemudian dikembangkan lagi menjadi indikator. Berikut adalah peta konsep untuk bangun ruang sisi datar

Gambar 2. Peta Konsep Materi bangun ruang sisi datar Sistimatika penyusunan materi diawali

dengan pengertian dari unsur-unsur kubus, balok, prisma, dan limas. Pembahasan mengenai pengertian unsur-unsur kubus dan balok diberikan di awal karena materi ini menjadi prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya yaitu luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas. Konsep utama yang diajarkan pada materi unsur-unsur kubus dan balok adalah pengertian rusuk, sisi, titik sudut, diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang diagonal. Setelah mempelajari unsur-unsur kubus dan balok dilanjutkan dengan rumus untuk mencari diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari kubus dan balok.

Setelah dilakukan analisis kebutuhan tahap selanjutnya, maka tahap selanjutnya adalah tahap perancangan (design). Perancangan RPP dilakukan dengan memilih format yang sesuai dengan format penulisan RPP yang baik dan benar. Format ini disesuaikan dengan format yang telah ditetapkan oleh Permendiknas No. 41 Tahun 2007.

Tahap pengembangan (develop) dilakukan validasi, uji prakikalitas, dan uji efektivitas RPP berkarakter. Setelah dilakukan uji validitas, uji praktikalitas, dan uji efektivitas RPP berkarakter dengan model TGT maka diperoleh hasil pada masing-masing aspek. Berikut merupakan hasil

rata-Bangun ruang sisi datar

Kubus ban balok

unsur- unsur kubus dan balok

Diagonal bidang

Diangoal ruang

bidang diagonal luas permukaan

kubus dan balok

Volume kubus dan balok

prisma dan limas

unsur- unsur prisma dan limas

luas permukaan prisma dan limas

Volume kubus dan balok

(5)

63 rata validitas RPP berkarakter dengan model TGT

dari pakar.

Tabel . Hasil validasi RPP Berkarakter dengan Model TGT

N

o Aspek yang dinilai

Rata-rata Kategori 1 Kesesuaian format RPP 3,6 Sangat valid 2 Kesesuaian komponen RPP 3,4 Valid 3 Ketepatan penggunaan bahasa tulis 3.0 Valid Rata-Rata 3.33 Valid

Hasil validitas secara keseluruhan menunjukan bahwa RPP berkarakter dengan model TGT dikategorikan valid, namun masih ada saran-saran yang diberikan oleh validator.

Validator 1 menyarankan mencantumkan lebih banyak lagi nilai karakter yang akan dikembangkan. Validator 2 menyarankan nilai lebih memperjelas maksud nilai karakter yang akan dikembangkan pada proses pembelajaran. Validator 3 dan 4 menyarankan agar alokasi waktu yang direncanakan disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran memperbaiki cara penulisan pada RPP karena validator melihat masih banyak kata yang salah dalam pengetikan. Selain itu validator 3 juga menyarankan agar menambahkan kegiatan penutup dengan memberitahukan materi pelajaran selanjutnya. Data praktikalitas RPP berkarakter dengan model TGT diperoleh dari hasil observasi keterlaksanaan RPP berkarakter dengan model TGT dan wawancara dengan observer yakni guru matematika SMPN 1 Bukittinggi. Dari hasil wawancara dan observasi diketahui bahwa kegiatan pembelajaran sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan RPP yang telah dirancang. Dari segi waktu, RPP berkarakter dengan model TGT dikategorikan praktis. Waktu yang disediakan untuk melaksanakan langkah-langkah pada RPP dinilai cukup praktis untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

Hasil uji efektivitas menunjukkan bahwa RPP berkarakter dengan model TGT sudah efektif untuk mengembangkan karakter siswa untuk karakter disiplin, teliti, berpikir kritis, logis, dan kreatif. Untuk karakter bekerja keras masih perlu dikembangkan lagi, karena hanya 39,8% siswa yang menunjukan perkembangan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika selama digunakan RPP berkarakter dengan model TGT dapat disimpulkan bahwa RPP berkarakter dengan model TGT dapat mengembangkan karakter siswa untuk karakter disiplin, teliti, berpikir logis, kritis dan kreatif. Untuk karakter bekerja keras RPP berkarakter dengan model TGT kurang efektif mengembangkan karakter siswa, karena hanya 39,8% siswa yang menunjukan perkembangan.

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka disarankan kepada guru agar dapat menggunakan RPP berkarakter dengan model TGT dalam proses pembelajaran, agar dapat mengembangkan karakter siswa (disiplin, teliti, berpikir kritis, logis, dan kreatif). Selain itu diharapkan agar ada peneliti atau guru yang merancang RPP berkarakter lain yang dapat mengembangkan karakter siswa dalam hal bekerja keras.

DAFTAR PUSTAKA

Armiati. 2009. Integrasi Pendidikan Karakter dalam

Pembelajaran Matematika. Disajikan dalam

kegiatan Workshop Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa pada Guru Mata Pelajaran Matematikan SMP se-kota Padang. Padang Harta, Idris. “Pengintegrasian Pendidikan Karakter

dalam Pembelajaran Matematika SMP/MTs”.

Online. http://idrisharta.blogspot.com/.

Diakses pada 28 Oktober 2011

Ramly,Mansyur.2010. Penguatan Metodologi

Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai

Budaya Untuk membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa.Jakarta: Kemendiknas.

Suhardi, didik.2010.Pendidikan Karakter di Sekolah

Menengah Pertama. Jakarta. Kemendiknas

Tim Kemendiknas.2010. Kerangka Acuan Pendidikan

Karakter Tahun Anggaran 2010.

Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. ………2010. Mendesain Model Pembelajaran

Inovatif-Progesif. Jakarta : Kencana Prenada

Media Kelompok.

Walpole,E Ronal. 1992. PengantarStatistika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Zafri. 2000. Metode Penelitian Pendidikan. Padang: Universitas Negeri Padang

Gambar

Gambar 2. Peta Konsep Materi bangun ruang sisi datar   Sistimatika  penyusunan  materi  diawali
Tabel . Hasil validasi RPP Berkarakter dengan Model  TGT

Referensi

Dokumen terkait

Rumah tinggal tradisional Muna adalah merupakan wujud budaya yang berkaitan dengan hasil karya salah satu etnis dari tiga etnis besar yang ada di Sulawesi Tenggara

Lebih lanjut Entus menuturkan bahwa, kenaikan laba bersih didorong oleh peningkatan penjualan perseroan pada tahun ini yang juga ditargetkan dapat meningkat

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas berkat, rahmat, dan karunia yang dilimpahkan-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul

 Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan,

Sorgum memiliki potensi untuk dikembangkan dengan kandungan gizi yang bermutu dan salah satu upayanya adalah dengan pembuatan susu kedelai dengan adanya penambahan

Mie yang paling elastis adalah mie kontrol atau mie tanpa substitusi tepung kedelai hitam, yaitu dengan rerata sebesar 1,77 mm Sedangkan pada mie bahan tepung terigu dan

rasa asin dan gurih; beberapa informasi mengenai penggunaan herbal dalam pengobatan hipertensi ; sebagian besar informan menyatakan bahwa mendapatkan makanan instan sangat

Sesuai dengan latar belakang diatas, tujuan penelitian ini adalah agar dapat melakukan pemasangan turbin ventilator untuk menstabilkan suhu pada ruang produksi pada