• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru

2.1.1. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar

Keterampilan adalah kemampuan atau kompetensi yang dimiliki seseorang. Keterampilan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989 : 935) diartikan sebagai “Kecakapan untuk menyelesaikan tugas.” Secara sederhana keterampilan dasar dapat dikatakan sebagai suatu kemampuan dasar untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi apa yang dikehendaki sesuai dengan rencana. “Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar.” (Sardiman, 2011:47).

Sejalan dengan Sardiman, Uzer Usman (2010:6) mengatakan bahwa, “Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.”

Pengertian mengajar yang diungkapkan oleh para ahli tersebut merujuk pada suatu proses mengorganisasi lingkungan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut sebagian besar berada dalam pengelolaan guru. Untuk dapat mengelola suatu proses pembelajaran guru

(2)

memerlukan keterampilan dasar mengajar. Adapun keterampilan mengajar yang diutarakan oleh As. Glicman dalam Dadang Sukirman (2011:3) bahwa :

“Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien, dan professional.”

Sedangkan Dadang Sukirman (2011:3) sendiri mengatakan bahwa:

“Keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara dalam melaksanakan tugas mengajarnya.”

Selain kedua pendapat tersebut, Susiwi (2011:2) mengutarakan tentang pengertian keterampilan dasar mengajar bahwa, “Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang bersifat generik atau keterampilan dasar teknik instruksional yang harus dikuasai oleh seorang guru.”

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa keterampilan dasar mengajar guru merupakan kemampuan atau keahlian dasar seorang guru dalam melaksanakan dan mengelola kegiatan mengajar agar tercipta kualitas proses pembelajaran yang baik. Keterampilan dasar mengajar harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru sebagai kemampuan dasar untuk melaksanakan proses pembelajaran. Keterampilan dasar mengajar diperlukan oleh guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal ini didukung oleh pendapat dari Wina Sanjaya (2009:32) yang mengutarakan bahwa:

“Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Di samping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran.”

(3)

2.1.2. Peran Guru

Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal. Peranan yang paling dominan diklasifikasikan sebagai berikut (Uzer Usman, 2010 : 9-12) :

1. Guru sebagai demonstrator 2. Guru sebagai pengelola kelas

3. Guru sebagai mediator dan fasilitator 4. Guru sebagai evaluator

Adapun penjelasan dari peran guru dalam proses belajar mengajar tersebut adalah :

Ad 1. Sebagai demonstrator, seorang guru harus menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dan meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya untuk membantu menentukan hasil belajar yang dicapai siswa.

Ad 2. Sebagai pengelola kelas, guru harus mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.

Ad 3. Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai media pembelajaran agar proses pembelajaran lebih efektif. Selain itu, guru juga harus memiliki keterampilan untuk memilih, menggunakan, dan mengusahakan media tersebut dengan baik. Sedangkan sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang efektif dan menunjang pancapaian tujuan dan proses pembelajaran. Ad 4. Sebagai evaluator, guru harus memiliki kemampuan untuk menilai prestasi

(4)

dari waktu ke waktu untuk mendapatkan umpan balik yang akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran selanjutnya.

Slameto (2010 : 98-99) mengemukakan pula peran guru dalam proses pembelajaran yaitu :

1. Sebagai perencana pengajaran, seorang guru diharapkan mampu untuk merencanakan kegiatan belajar-mengajar secara efektif. 2. Sebagai pengelola pengajaran, seorang guru harus mampu

mengelola seluruh proses kegiatan belajar-mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif dan efisien.

3. Sebagai penilai hasil belajar, seorang guru hendaknya senantiasa secara terus menerus mengikuti hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu.

4. Sebagai direktur belajar, hendaknya guru senantiasa berusaha untuk menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa guru memiliki peran yang sangat penting sejak proses pembelajaran direncanakan, dilaksanakan, sampai dievaluasi. Hal ini menunjukkan bahwa guru memiliki tanggung jawab yang besar dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk menjalankan peran yang penting itulah guru memerlukan keterampilan dasar mengajar.

2.1.3. Jenis-jenis Keterampilan Dasar Mengajar

Keterampilan mengajar guru merupakan kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. Ada delapan keterampilan dasar yang mutlak harus dimiliki seorang guru untuk menjadi tenaga pendidik yang baik ( Uzer Usman, 2010 : 74-108) :

(5)

1. Keterampilan bertanya

2. Keterampilan memberi penguatan 3. Keterampilan mengadakan variasi 4. Keterampilan menjelaskan

5. Keterampilan memuka dan meutup pelajaran 6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 7. Keterampilan mengelola kelas

8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

Penjelasan dari keterampilan mengajar tersebut adalah sebagai berikut: Ad 1. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang

yang diberi pertanyaan. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan rangsangan yang efektif untuk mendorong kemampuan berpikir.

Ad 2. Penguatan adalah segala bentuk respon, baik bersifat verbal maupun non verbal yang merupakan modifikasi dari tingkah laku guru atas tingkah laku siswa yang bertujuan memberikan umpan balik kepada siswa atas perbuatannya, baik sebagai dorongan ataupun koreksi.

Ad 3. Keterampilan mengadakan variasi merupakan suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif.

Ad 4. Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. Penekanan memberikan penjelasan adalah proses penalaran siswa. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam kelas.

(6)

Ad 5. Kegiatan membuka pelajaran dilakukan oleh guru untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. Sedangkan menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran secara menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.

Ad 6. Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka yang optimal dengan tujuan berbagi pengalaman, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah.

Ad 7. Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.

Ad 8. Keterampilan mengajar kelompok kecil atau perorangan adalah jika siswa yang dihadapi oleh guru berjumlah terbatas, yaitu berkisar 3-8 orang untuk kelompok kecil dan seorang untuk perorangan. Namun bukan berarti dalam hal ini guru hanya mengahadapi satu kelompok atau satu orang saja sepanjang waktu dalam belajar. Pada dasarnya bentuk pengajaran ini dapat dikerjakan dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.

(7)

2.1.4. Indikator Keterampilan Dasar Mengajar

Dalam penelitian ini keterampilan dasar mengajar guru diukur dengan menggunakan indikator keterampilan dasar mengajar yang dikemukakan oleh Hasibuan dan Moedjiono (2010 : 58-94) yaitu :

1. Keterampilan Bertanya

a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat

b. Pemberian acuan; supaya siswa dapat menjawab dengan tepat, dalam mengajukan pertanyaan guru perlu memberikan informasi-informasi yang menjadi acuan pertanyaan.

c. Pemusatan ke arah jawaban yang diminta; pemusatan dapat dikerjakan dengan cara memberikan pertanyaan yang luas (terbuka) yang kemudian mengubahnya menjadi pertanyaan yang sempit.

d. Pemindahan giliran menjawab; pemindahan giliran menjawab dapat dikerjakan dengan cara meminta siswa yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama.

e. Penyebaran pertanyaan; untuk maksud tertentu guru dapat melemparkan pertanyaan ke seluruh kelas, kepada siswa tertentu, atau menyebarkan respons siswa kepada siswa yang lain.

f. Pemberian waktu berpikir; dalam mengajukan pertanyaan guru harus berdiam diri sesaat sebelum menunjuk siswa merespons pertanyaannya.

g. Pemberian tuntunan; bagi siswa yang mengalami kesukaran dalam menjawab pertanyaan, strategi pemberian tuntunan perlu dikerjakan.

2. Keterampilan Memberikan Penguatan a. Penguatan verbal

Penguatan verbal dapat berupa kata-kata atau kalimat yang diucapkan guru.

b. Penguatan gestural

Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerakan wajah atau anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa. c. Penguatan dengan cara mendekati

Penguatan ini dikerjakan dengan cara mendekati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa.

d. Penguatan dengan sentuhan

Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa, menjabat tangan siswa, atau mengangkat tangan siswa.

(8)

Penguatan ini dapat berupa meminta siswa membantu temannya bila dia selesai mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu dengan tepat, siswa diminta memimpin kegiatan, dan lain-lain.

f. Penguatan berupa tanda atau benda

Penguatan bentuk ini merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macam simbol penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif.

3. Keterampilan Mengadakan Variasi a. Variasi dalam gaya mengajar guru

Variasi gaya mengajar guru meliputi komponen-komponen variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan, kontak pandang, gerakan badan dan mimik, serta perubahan posisi guru.

b. Variasi penggunaan media dan bahan-bahan pengajaran

Ditinjau dari reseptor penerima rangsang yang diberikan, maka media dan bahan pengajaran penerima dapat digolongkan menjadi media dan bahan pengajaran yang dapat didengar, yang dapat dilihat, dan yang dapat disentuh, diraba atau dimanipulasikan. c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa

Rentangan interaksi dapat bergerak di antara dua kutub yang ekstrem, yakni guru sebagai pusat kegiatan dan siswa sebagai pusat kegiatan.

4. Keterampilan menjelaskan a. Merencanakan penjelasan

Dalam merencanakan penjelasan perlu diperhatikan isi pesan yang akan disampaikan dan penerima pesan.

b. Menyajikan penjelasan

Beberapa komponen yang perlu diperhatikan adalah kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, memberikan penekanan, pengorganisasian materi, dan balikan dari siswa.

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Membuka pelajaran :

a. Menarik perhatian siswa : beberapa cara yang digunakan guru untuk menarik perhatian siswa, antara lain gaya mengajar, penggunaan alat-alat bantu mengajar, pola interaksi yang bervariasi.

b. Menimbulkan motivasi : untuk menimbulkan motivasi dapat dikerjakan dengan cara menunjukkan kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide-ide yang bertentangan, serta memperhatikan minat siswa.

c. Memberikan acuan : Acuan merupakan usaha memberikan gambaran yang jelas kepada siswa mengenai hal-hal yang akan dipelajari dengan cara mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang relevan.

d. Membuat kaitan : bahan pengait sangat penting digunakn bila guru ingin memulai pelajaran baru, usaha yang dapat dilakukan guru antara lain membuat kaitan antara aspek-aspek yang relevan

(9)

dari mata pelajaran yang dikenal siswa, guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang lama, dan lain-lain.

Menutup Pelajaran :

a. Meninjau kembali inti pelajaran dengan cara merangkum keseluruhan pelajaran dan membuat ringkasan.

b. Mengevaluasi dengan berbagai bentuk evaluasi, misalnya mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru dalam situasi lain, mengekspresikan pendapat siswa sendiri, dan memberikan soal-soal tertulis.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil a. Pemusatan perhatian

Pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan cara : merumuskan tujuan atau topik diskusi, menyatakan masalah-masalah yang spesifik dan menegaskan penyimpangan, menandai dengan cermat pembicaraan yang tidak relevan, membuat rangkuman sementara.

b. Memperjelas masalah

Permasalahan dapat diperjelas dengan cara : merangkum ide-ide siswa, melacak komentar siswa, dan memperluas pandangan siswa.

c. Menganalisa pandangan siswa

Analisis pandangan siswa berkaitan erat dengan usaha guru memperjelas permasalahan. Maksudnya agar kelompok tetap berada dalam suasana partisipasi dan konstruktif.

d. Meningkatkan urunan pikiran siswa

Kemampuan guru dalam meningkatkan urunan pendapat siswa sangat penting dalam usaha mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis.

e. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

Guru perlu meningkatkan partisipasi semua anggota kelompok dengan cara : memberikan pertanyaan langsung kepada siswa yang kurang berpartisipasi, mencegah kegaduhan, mencegah secara bijaksana siswa yang memonopoli pembicaraan, dan mendorong siswa untuk memberikan komentar terhadap pendapat teman.

f. Menutup diskusi

Keterampilan ini dapat diidentifikasikan sebagai : membuat rangkuman secara jelas dan singkat tentang butir-butir yang penting, memberitahukan langkah tindak lanjut hasil diskusi, dan mengajak siswa menilai hasil dan proses diskusi.

7. Keterampilan Mengelola Kelas

a. Menunjukkan sikap tanggap : melalui perbuatan sikap tanggap ini siswa merasakan bahwa “guru hadir bersama mereka” dan “tahu apa yang mereka perbuat”.

(10)

b. Membagi perhatian : pengelolaan kelas yang efektif ditandai dengan pembagian perhatian yang efektif pula baik secara verbal maupun visual.

c. Memusatkan perhatian kelompok : perbuatan ini penting untuk mempertahankan perhatian siswa dari waktu ke waktu dan dapat dilaksanakan dengan cara menyiagakan siswa, menuntut tanggung jawab siswa.

d. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas

e. Menegur : teguran verbal yang kuat harus tegas, jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu dan tingkah laku yang harus dihentikan, menghindari peringatan kasar atau yang mengandung penghinaan, dan menghindari ocehan yang berkepanjangan. f. Memberi penguatan : pemberian penguatan dapat dilakukan

kepada siswa yang suka mengganggu jika pada suatu saat dia “tertangkap” melakukan perbuatan yang positif. Dapat pula kepada siswa yang bertingkah wajar sebagai contoh.

g. Memodifikasi tingkah laku h. Pengelolaan kelompok

i. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah

8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan a. Mengadakan pendekatan secara pribadi

Prinsip yang penting dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya hubungan yang akrab antara guru dan siswa.

b. Mengorganisasi

Sebagai organisator guru memerlukan keterampilan untuk memberikan orientasi umum mengenai kegiatan kelompok, memvariasikan kegiatan, membentuk kelompok yang tepat, mengkoordinasikan kegiatan dengan penggunaan materi dan sumber, membagi-bagi perhatian, dan mengakhiri kegiatan. c. Membimbing dan memudahkan belajar

Keterampilan ini diperlukan untuk membantu siswa maju tanpa mengalami frustasi.

d. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar Keterampilan ini meliputi membantu siswa menetapkan tujuan pelajaran, merencanakan kegiatan belajar bersama siswa, berperan sebagai penasihat bagi siswa, dan membantu menilai pencapaian dan kemajuan siswa.

2.1.5. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Keterampilan Dasar Mengajar

Beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam melaksanakan keterampilan dasar mengajar menurut Dadang Sukirman (2011 : 6-8) adalah sebagai berikut :

(11)

1. Kesesuaian (relevant) 2. Kreativitas dan inovatif 3. Ketepatan (akurasi) 4. Kebermanfaatan

5. Membangkitkan perhatian dan motivasi 6. Menyenangkan

Penjelasan mengenai prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut : Ad 1. Kesesuaian atau relevan yaitu dalam memilih dan menentukan unsur-unsur

jenis keterampilan dasar mengajar yang akan dilaksanakan harus memperhatikan kesesuaian dengan seluruh komponen pembelajaran. Ad 2. Kreativitas dan invasi dalam menentukan unsur-unsur keterampilan dasar

mengajar sangat diperlukan agar suasana pembelajaran selalu menarik dan menyenangkan bagi siswa.

Ad 3. Penggunaan unsur keterampilan dasar mengajar dimaksudkan untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Oleh karena itu saat menentukan unsur keterampilan dasar mengajar yang akan digunakan harus memperhatikan aspek ketepatan atau akurasi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

Ad 4. Keterampilan dasar mengajar yang digunakan harus dapat menambah nilai manfaat dari proses pembelajaran bagi siswa agar siswa mengalami kebermaknaan selama proses pembelajaran untuk dapat mengembangkan potensi dirinya dan untuk menciptakan kualitas pembelajaran yang baik. Ad 5. Perhatian dan motivasi merupakan unsur penting selama proses

pembelajaran sehingga keterampilan dasar mengajar yang digunakan harus dapat menjaga perhatian dan motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

(12)

Ad 6. Guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Hal ini dapat mempengaruhi semangat dan daya tahan siswa selama menjalani proses pembelajaran sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dan mengembangkan potensi dirinya.

2.2. Minat

2.2.1. Pengertian Minat

Minat merupakan salah satu faktor dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Menurut Slameto (2010:57), “Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.” Selain itu, Slameto (2010:180) juga mengemukakan pendapat lain mengenai minat, yaitu “Suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.”

Pendapat lain dari Muhibbin Syah (2010:133) bahwa, “Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.” Adapula Winkel dalam Qym (2009:2) yang menyatakan bahwa, “Minat merupakan suatu kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu.”

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa minat merupakan ketertarikan terhadap sesuatu hal atau kegiatan tertentu. Dalam hal ini minat belajar siswa dapat diartikan sebagai ketertarikan dan kesukaan siswa dalam mempelajari mata pelajaran tertentu.

(13)

2.2.2. Indikator Minat

Indikator minat yang diukur dalam penelitian ini diambil dari beberapa pendapat ahli. Purnama dalam Qym (2006:1) mengemukakan mengenai karakteristik minat sebagai berikut :

“Karakteristik individu yang memiliki minat tinggi terhadap sesuatu yaitu : adanya perhatian yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi pada keberhasilan, mempunyai kebanggaan, kesediaan untuk berusaha dan mempunyai pertimbangan yang positif.”

Sedangkan, menurut Ani Endriani (2011:1), menyebutkan bahwa, “Indikator untuk menentukan minat belajar seseorang dapat dilihat pada lima aspek yaitu: (1) Rajin dalam belajar, (2) Tekun dalam belajar, (3) Rajin dalam mengerjakan tugas, (4) Memiliki jadwal belajar, dan (5) Disiplin dalam belajar.”

Pendapat lain dari Slameto (2010:57) mengemukakan bahwa,

“Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.”

Berdasarkan pendapat Slameto tersebut indikator minat terdiri dari : 1. Rasa suka

2. Partisipasi dalam suatu aktivitas 3. Memberikan perhatian lebih besar

2.2.3. Upaya Meningkatkan Minat

Minat belajar yang dimiliki seorang siswa berasal dari dalam dirinya. Meskipun demikian, minat belajar siswa dapat diupayakan peningkatannya oleh

(14)

guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (2010:180) bahwa, “Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru.”

Guru dapat membantu siswa untuk menumbuhkan minat dengan berbagai cara antara lain dengan memberikan pandangan kepada siswa mengenai bagaimana pengetahuan tertentu mempengaruhi dirinya, mencapai tujuan-tujuannya, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Selain itu, seorang guru harus dapat melakukan pendekatan kepada siswa untuk mengetahui hal-hal yang disukai dan tidak disukai sebagai modal untuk mengembangkan minat siswa tersebut sebagaimana yang dikatakan Slameto (2010:180) bahwa, “Cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada.”

Dalam mata pelajaran akuntansi, guru akuntansi harus mengetahui minat siswa. Apabila guru sudah mengetahui minat siswa terhadap mata pelajaran akuntansi, guru dapat mengupayakan peningkatan minat siswa tersebut, antara lain dengan memberikan pandangan kepada siswa bagaimana pengaruh penguasaan akuntansi terhadap kehidupan nyata, untuk mencapai tujuan-tujuan siswa, dan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa.

2.3. Prestasi Belajar

2.3.1. Pengertian Prestasi Belajar

Sebelum membahas mengenai pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu kita harus mengetahui pengertian dari prsetasi dan belajar itu sendiri.

(15)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989 : 700), prestasi diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan oleh nilai yang diberikan oleh guru.

Syaiful Bahri Djamarah (2008:19) mengungkapkan bahwa :

”Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Prestasi tidak mungkin dicapai atau dihasilkan oleh seseorang selama ia tidak melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh atau dengan perjuangan yang gigih.” Dari beberapa definisi tersebut, dapat diketahui bahwa prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas.

Slameto (2010:2) mengatakan bahwa, “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

Sementara Sardiman (2011:20) mengatakan bahwa :

”Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Belajar akan lebih baik jika subjek belajar itu mengalami atau melakukannya.”

Adapun pengertian belajar menurut Muhibbin Syah (2010:90) adalah ”Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.”

Dari beberapa pengertian tersebut dapat kita lihat bahwa dalam pengertian belajar tidak lepas dari suatu proses dan perubahan tingkah laku, sehingga dapat kita ambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses yang berlangsung

(16)

berulang-ulang sehingga menimbulkan kesan dan mengakibatkan adanya perubahan dalam diri individu, yaitu perubahan tingkah laku.

Adapun pengertian prestasi belajar yang diungkapkan Muhibbin Syah (2008:141) adalah ”Hasil interaksi dari sebagian faktor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan.” pendapat tersebut didukung oleh Uzer Usman dan Lilis (1993:10) bahwa, ”Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yaitu faktor yang berasal dari dirinya (faktor internal) dan faktor di luar dirinya (faktor eksternal).”

Selain itu, Winkel (dalam Ridwan, 2009:2) mengatakan bahwa, ”Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.”

Senada dengan pendapat-pendapat tersebut Nana Syaodih (2005:124) menjelaskan bahwa :

”Prestasi belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki siswa sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya, meliputi semua akibat dari proses belajar yang berlangsung di sekolah atau di luar sekolah yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang disengaja maupun tidak disengaja.”

Dengan demikian kita dapat mendefinisikan prestasi belajar sebagai suatu hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Prestasi merupakan hasil akhir dari suatu proses pembelajaran secara keseluruhan, maka untuk mengetahui prestasi belajar siswa, kita dapat mengukurnya melalui evaluasi belajar yang dapat berupa tes sumatif maupun ujian nasional.

(17)

Prestasi belajar tidak akan terlepas dari proses pembelajaran karena adanya prestasi belajar disebabkan oleh proses pembelajaran. Komponen-komponen dalam proses pembelajaran sebagaimana yang disebutkan oleh Loree dalam Abin Syamsudin (2000:164) digambarkan seperti berikut :

Gambar 2.1

Komponen-komponen PBM

Berdasarkan gambar 2.1, dapat diketahui bahwa raw input, instrumental input, dan environmental input mempengaruhi proses pembelajaran dimana hasil dari proses tersebut adalah expected ouput yang berupa prestasi siswa. Raw input yang dimaksud pada gambar tersebut terdiri atas kapasitas (IQ), bakat khusus, motivasi, minat, kematangan, kesiapan, sikap/kebiasaan, dan lain-lain yang berkaitan dengan hal-hal dari dalam diri siswa. Instrumental input terdiri atas guru, metode, teknik, media, bahan, sumber, program, tugas, dan lain-lain yang berkaitan dengan sarana proses pembelajaran. Environmental input merupakan faktor lingkungan yang terdiri atas lingkungan sosial, fisik, kultural, dan lain-lain. Sedangkan expected output merupakan hasil belajar atau prestasi siswa baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Raw Input (siswa)

Environmental Input (lingkungan)

Expected Output (hasil belajar yang diharapkan) Proses Belajar Mengajar

(18)

2.3.2. Tujuan Belajar

Setiap kegiatan akan berjalan terarah jika kita mempunyai tujuan. Dalam melaksanakan suatu kegiatan kita harus mengetahui apa manfaat dari kegiatan tersebut, apa target yang harus dicapai dari kegiatan tersebut, termasuk dalam kegiatan belajar. Kita harus mengetahui apa tujuan kita belajar, tujuan kita mempelajari sesuatu, dan apa yang akan kita dapatkan dari kegiatan belajar tersebut.

Pentingnya tujuan dalam belajar adalah sebagai petunjuk dan pemberi arah bagi guru dan siswa dalam mencapai target belajar sehingga belajar yang dilakukan sesuai dengan porsi dan kebutuhannya.

Menurut Sardiman (2011 : 26-29), tujuan belajar dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok, yaitu :

1. Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan adanya kemampuan berpikir. Tujuan ini memiliki kecenderungan yang lebih besar perkembangannya dalam proses belajar. Berpikir disini memiliki arti yang seluas-luasnya termasuk kemampuan memecahkan masalah.

2. Penanaman konsep dan keterampilan

Berkaitan dengan keterampilan motorik dan informasi verbal. Keterampilan motorik yang diperoleh siswa di sekolah, diantaranya menulis, membaca, menggunakan jangka, dan menggunakan alat labolatorium. Sedangkan yang dimaksud informasi verbal adalah pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.

3. Pembentukan sikap

Pembentukan sikap dan nilai berhubngan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang.

2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Prestasi Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, seperti yang diungkapkan oleh Ngalim Purwanto (2006 :102) adalah :

(19)

1. Faktor yang terdapat pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual atau faktor intrinsik, seperti kesehatan, kecerdasan, bakat, minat dan motivasi.

2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa yang disebut dengan faktor sosial atau faktor eksternal, seperti lingkungan dan alat instrumen belajar (kurikulum, metode pembelajaran, sarana dan faslitas serta guru / pengajar).

Sedangkan dalam hal prestasi, Hamid Darmadi (2009:187) mengungkapkan bahwa :

“Prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat, yakni (a) bahan atau materi yang dipelajari; (b) lingkungan; (c) faktor instrumental; dan (d) kondisi peserta didik. Faktor-faktor tersebut baik secara terpisah maupun bersama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap prestasi belajar peserta didik.”

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar tidak berdiri sendiri melainkan merupakan hasil dari berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Apabila diuraikan satu persatu keempat faktor tersebut, maka dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Bahan atau materi yang dipelajari, berkaitan dengan tingkat kesulitan dari materi tersebut.

2. Lingkungan, terdiri dari lingkungan sosial dan non sosial. Lingkungan sosial meliputi lingkungan keluarga, sekolah, teman, dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan non sosial meliputi lingkungan alam dan fisik.

3. Faktor instrumental, menunjuk pada kualifikasi dan kelengkapan sarana yang diperlukan seperti guru, metode, bahan atau sumber, program, dan kurikulum. 4. Kondisi peserta didik, meliputi inteligensi, bakat, minat, sikap, motivasi,

(20)

2.4. Akuntansi

2.4.1. Pengertian Akuntansi

Kardiman dkk (2002:3) mengungkapkan bahwa :

“Ditinjau dari rangkaian prosedur, akuntansi didefinisikan sebagai suatu teknik atau seni (art) untuk mencatat, menggolongkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian yang mempunyai sifat keuangan dalam nilai mata uang serta menganalisis hasil dari teknik tersebut. Akuntansi ialah suatu seni pencatatan, pengelompokkan, dan pengikhtisaran menurut cara yang berarti dan dinyatakan dalam nilai uang atas segala transaksi dan kejadian yang sedikitnya bersifat keuangan dan kemudian dilakukan penafsiran terhadap hasil ikhtisar tersebut.”

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Losina dan Indah (2007:100) mengatakan bahwa :

“Definisi akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut.”

Dalam Winardi (1998:5) disebutkan pula bahwa, “Accounting adalah prinsip serta teknik pembukuan, pemeliharaan serta analisis catatan-catatan transaksi sebuah perusahaan, organisasi pemerintah atau kesatuan lain.”

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat ditarik inti akuntansi adalah sebagai suatu proses identifikasi, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomi untuk menghasilkan pertimbangan dan keputusan berupa laporan keuangan yang akan dipakai oleh pihak internal dan eksternal perusahaan.

2.4.2. Fungsi dan Tujuan Akuntansi

Fungsi dan tujuan mata pelajaran akuntansi yang dikemukakan oleh Kardiman dkk (2002:4) adalah :

(21)

“Fungsi pokok akuntansi dalam masyarakat ekonomi modern adalah untuk mengumpulkan dan menghubung-hubungkan informasi yang bersifat keuangan untuk mendapatkan gambaran mengenai aktivitas perusahaan, baik besar maupun kecil dalam bentuk perusahaan perseorangan, firma, perseroan, badan-badan yang tidak bersifat mencari keuntungan (nonprofit organization), pemerintah, dan badan-badan/lembaga-lembaga pemerintahan. Lebih spesifik lagi tujuan pokok akuntansi adalah menyediakan informasi dalam bentuk suatu laporan keuangan yang berguna bagi pimpinan perusahaan, pemilik perusahaan/pemegang saham, penanam modal, pemberi kredit, pemerintah dan badan-badan pemerintah, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi-informasi tersebut, baik ke dalam (intern) maupun ke luar (extern) perusahaan.”

Sedangkan pendapat lain menurut Losina dan Indah (2007:101) fungsi dan tujuan akuntansi adalah :

“Fungsi akuntansi adalah menyediakan informasi kuantitatif tentang unit-unit usaha ekonomi, terutama yang bersifat keuangan, yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan pokok akuntansi adalah memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi para pemakainya.”

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa fungsi dan tujuan mata pelajaran akuntansi adalah menyediakan informasi kuantitatif mengenai unit-unit usaha ekonomi berupa gambaran mengenai aktivitas perusahaan, terutama yang bersifat keuangan, yang diperlukan oleh para penggunanya untuk pengambilan keputusan.

2.4.3. Prinsip dan Konsep Dasar Akuntansi

2.4.3.1. Prinsip Akuntansi

Prinsip akuntansi merupakan suatu istilah yang menunjukkan konsep, ketentuan, prosedur, metode, dan teknik akuntansi yang tersedia. Penggunaan prinsip akuntansi diperlukan untuk menyamakan cara, metode, dan prosedur tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan dan konsisten. Adapun

(22)

prinsip-prinsip akuntansi tersebut yang dikemukakan dalam Losina dan Indah (2007 : 105) adalah :

1. Prinsip Harga Perolehan 2. Prinsip Realisasi Penghasilan 3. Prinsip Objektif

4. Prinsip Pengungkapan Penuh (Disclosure) 5. Prinsip Konsistensi

2.4.3.2. Konsep Dasar Akuntansi

Konsep dasar akuntansi adalah konsep-konsep yang dipilih untuk menentukan cara-cara menyampaikan informasi keuangan. Menurut Losina dan Indah (2007 : 105-107) konsep tersebut antara lain :

4. Kesatuan Usaha (Business Entity) 5. Konsep Beban Historis

6. Kesinambungan (Going Concern) 7. Periode Akuntansi

8. Substansi di Atas Bentuk (Substance over Form)

2.5. Pengaruh Keterampilan Dasar Mengajar Guru terhadap Prestasi

Belajar

Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai pengajar. Keterampilan dasar mengajar diterapkan sejak proses pembelajaran itu direncanakan, kemudian dilaksanakan, dan dievaluasi sehingga jelas bahwa keterampilan dasar mengajar memegang peran penting dalam proses pembelajaran.

Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah guru. Dalam hal ini, guru merupakan orang yang sangat berperan dalam

(23)

berlangsungnya suatu proses pembelajaran. Guru yang memiliki keterampilan dasar mengajar dapat mengemas proses pembelajaran sebaik dan semenarik mungkin agar dapat menumbuhkan kemauan siswa dalam belajar. Keterampilan dasar mengajar yang dipergunakan dengan tepat akan merangsang siswa untuk mengikuti mata pelajaran akuntansi dengan baik.

Nana Sudjana (2009:42) mengatakan bahwa, “…76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kompetensi guru dimana 32,43% diantaranya adalah sumbangan dari kemampuan guru mengajar”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat terlihat bahwa keterampilan dasar mengajar menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Di dalam keterampilan dasar mengajar guru terkandung kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki seorang guru untuk dapat merangsang minat dan motivasi siswa, mengembangkan bakat siswa, dan meningkatkan kemampuan intelegensi siswa. Oleh karena itu, seorang guru yang memiliki keterampilan dasar mengajar dan mempergunakannya dengan maka dapat membantu siswa untuk menumbuhkan kemauan belajarnya dalam mata pelajaran akuntansi sehingga siswa tersebut memperoleh prestasi yang memuaskan.

2.6. Pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar

Minat merupakan ketertarikan seseorang terhadap suatu hal. Dalam penelitian ini, minat belajar siswa merupakan ketertarikan, kesukaan, dan kemauan siswa untuk mempelajari mata pelajaran akuntansi. Minat adalah salah

(24)

satu faktor internal yang mempengaruhi proses belajar siswa. Tanpa minat seorang siswa tidak akan dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Selain menjadi faktor pengaruh belajar, minat juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa yang tidak memiliki minat belajar untuk mata pelajaran akuntansi maka akan mengalami kesulitan belajar dimana kesulitan belajar tersebut akan mempengaruhi perolehan prestasinya. Berbeda halnya dengan siswa yang memiliki minat belajar dalam mempelajari akuntansi, siswa tersebut akan sangat antusias terhadap pelajaran akuntansi, rajin dan tekun dalam belajar akuntansi sehingga dapat memperoleh prestasi yang memuaskan.

Dalyono (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2008:191) mengatakan bahwa, “Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.” Pendapat tersebut menegaskan bahwa minat belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

2.7. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini, disajikan dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Sebelumnya

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Dede Nunung W. Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Minat Belajar Siswa serta Kompetensi guru dan minat berpengaruh positif terhadap prestasi belajar Minat sebagai variabel bebas dan prestasi Penelitian ini mengungkap pengaruh kompetensi guru terhadap

(25)

Implikasinya terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi di Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Haurgeulis Tahun Ajaran 2010-2011 siswa. belajar sebagai variabel terikat minat belajar terlebih dahulu kemudian implikasinya terhadap prestasi sedangkan penelitian penulis ingin mengetahui pengaruh keterampilan dasar megajar dan minat terhadap prestasi secara parsial dan simultan. 2. Vidya Risma Utami Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa serta Implikasinya Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA

PGII 2 Bandung Keterampilan mengajar guru memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Keterampilan mengajar guru memiliki pengaruh yang positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap Keterampilan dasar mengajar sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat Penelitian ini menambahkan motivasi sebagai variabel bebas, sedangkan pada penelitian yang dilakukan penulis variabel bebas kedua adalah minat belajar.

(26)

prestasi belajar siswa melalui motivasi belajar siswa. 3. Eva Yuliyana Pengaruh Minat dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi pada Mata Pelajaran Produktif Akuntansi di SMKN 11 Bandung Minat dan motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar secara parsial dan simultan. Minat sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat Penelitian ini menambahkan motivasi sebagai variabel bebas sedangkan pada penelitian yang dilakukan penulis selain minat, yang menjadi variabel bebas adalah keterampilan dasar mengajar guru.

Sumber : Repository UPI 2.8. Kerangka Pemikiran

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada seseorang yang disebabkan adanya interaksi yang dia lakukan. Dalam hal ini, belajar memiliki makna yang sangat luas dan merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat. Artinya, proses belajar itu sendiri hanya dapat dilihat berdasarkan gejala perubahan perilakunya saja.

Belajar terjadi disebabkan karena adanya interaksi antar individu dan individu dengan lingkungannya. Dunia pendidikan adalah salah satu tempat terjadinya interaksi yang mengakibatkan seorang individu mengalami masa belajar. Dalam dunia pendidikan seseorang berhak memasuki suatu lingkungan pendidikan dimana di dalamnya terjadi interaksi antara individu yang belajar dengan individu yang mengajar dan lingkungannya. Interaksi belajar dan

(27)

mengajar tersebut kita kenal sebagai proses pembelajaran dimana siswa sebagai individu yang belajar dan guru sebagai individu yang mengajar.

Proses pembelajaran tidak selalu berjalan sesuai dengan arah tujuannya. Hal ini disebabkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah :

1. Faktor yang terdapat pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual atau faktor intrinsik, seperti kesehatan, kecerdasan, bakat, minat dan motivasi.

2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa yang disebut dengan faktor sosial atau faktor eksternal, seperti lingkungan dan alat instrumen belajar (kurikulum, metode pembelajaran, sarana dan faslitas serta guru / pengajar).

Belajar dalam suatu proses pembelajaran merupakan proses aktif yang diarahkan kepada tujuan tertentu. Suatu proses belajar dikatakan berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk dapat mengetahui ketercapaian tujuan tersebut, maka harus diadakan penilaian terhadap proses pembelajaran. Penilaian tersebut akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang dapat mencerminkan kemampuan siswa dalam menyerap materi pembelajaran yang telah dilaluinya.

Prestasi merupakan hasil dari usaha siswa dalam melaksanakan proses belajar yang sebaik-baiknya mengarah kepada tujuan pembelajaran tertentu. Prestasi yang diperoleh siswa dapat berupa nilai-nilai kognitif, afektif, dan psikomotor yang dinyatakan dengan angka. Prestasi tersebut beraneka ragam nilainya, ada yang rendah dan ada pula yang tinggi. Tinggi rendahnya prestasi

(28)

yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa maupun faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajarnya. Faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Bahan atau materi yang dipelajari, berkaitan dengan tingkat kesulitan dari materi tersebut.

2. Lingkungan, terdiri dari lingkungan sosial dan non sosial. Lingkungan sosial meliputi lingkungan keluarga, sekolah, teman, dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan non sosial meliputi lingkungan alam dan fisik.

3. Faktor instrumental, menunjuk pada kualifikasi dan kelengkapan sarana yang diperlukan seperti guru, metode, bahan atau sumber, program, dan kurikulum. 4. Kondisi peserta didik, meliputi inteligensi, bakat, minat, sikap, motivasi,

keadaan jasmani & rohani.

Pada proses pembelajaran, guru sebagai individu yang mengajar dan mendidik memiliki peran yang sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan adanya guru sebagai faktor eksternal dan instrumental yang berpengaruh baik pada proses belajar maupun prestasi belajar, sehingga kualitas pembelajaran yang diperoleh siswa akan dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan perannya sebagai pengajar dan pendidik yang kemudian akan menentukan prestasi belajar siswa.

Guru memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Efektifitas pengelolaan faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar siswa hampir seluruhnya bergantung pada guru. Proses pembelajaran di dalam kelas sebagian besar ditentukan oleh peran guru.

(29)

Seorang guru harus memiliki keterampilan dasar mengajar yang diperlukan untuk melaksanakan proses pembelajaran. Keterampilan dasar mengajar wajib dimiliki oleh seorang guru karena keterampilan tersebut diperlukan guru untuk dapat melaksanakan peran-perannya di dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai seorang guru menurut Uzer Usman ( 2010: 74-108 ) adalah :

1. Keterampilan bertanya (questioning skills)

2. Keterampilan memberikan penguatan (reinforcement skills) 3. Keterampilan mengadakan variasi (variation skills)

4. Keterampilan menjelaskan (explaning skills)

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (set induction and closure)

6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 7. Keterampilan mengelola kelas

8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan

Delapan keterampilan dasar mengajar tersebut merupakan satu rangkaian keterampilan yang saling berkaitan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan memiliki keterampilan tersebut seorang guru dapat memilih strategi dan metode mengajar yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran dan menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Dalam mata pelajaran Akuntansi khususnya, keterampilan-keterampilan tersebut diperlukan untuk memudahkan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena mata pelajaran Akuntansi memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi sehingga dibutuhkan konsentrasi yang baik untuk dapat memahaminya. Selain itu, pengemasan proses pembelajaran yang menarik diperlukan pula untuk dapat merangsang siswa memberi perhatian dan keingintahuan untuk mempelajari Akuntansi. Guru yang mengajar dengan keterampilan dasar mengajar

(30)

memungkinkan siswa untuk mengalami proses belajar yang menyenangkan, aktif, kreatif, efektif, dan efisien, sehingga siswa mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan.

Selain guru, ada pula minat belajar siswa yang menjadi faktor dari dalam diri siswa sendiri. Siswa yang tidak memiliki minat mustahil dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu, guru memiliki tanggung jawab untuk dapat merangsang siswa menumbuhkan minat di dalam dirinya. Jika siswa sudah memiliki minat terhadap mata pelajaran tertentu, dapat dipastikan siswa tersebut dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan memperoleh prestasi belajar sesuai yang diharapkan.

Minat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Minat yang dimiliki seorang siswa dapat mempengaruhi proses pembelajaran yang dialami siswa tersebut, sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto (2010 : 57) bahwa, “Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.” Pendapat Slameto tersebut menunjukkan pentingnya seorang siswa untuk memiliki minat agar siswa tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran. Ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran tertentu akan menumbuhkan semangat dan keseriusan dalam mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga siswa dapat mencapai prestasi sesuai yang diharapkannya.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa keterampilan dasar mengajar guru dan minat belajar siswa berperan sebagai faktor

(31)

yang mempengaruhi proses belajar dan prestasi belajar siswa. Gambaran mengenai kerangka pemikiran tersebut ditunjukkan dalam bagan berikut :

Keterangan : arah hubungan

--- faktor-faktor yang tidak diteliti faktor-faktor yang diteliti

Gambar 2.2

Bagan Kerangka Pemikiran

dipengaruhi

dipengaruhi

mempengaruhi

Belajar

Kesehatan Jasmani & Rohani Kecerdasan

Bakat Minat

Sarana & Fasilitas

Lingkungan Keluarga, Sekolah, Teman, & Masyarakat

Motivasi

Kurikulum

Metode Pembelajaran Guru / Pengajar dengan Keterampilan Dasar Mengajar

Prestasi Belajar Siswa Faktor Internal Faktor Eksternal

(32)

Adapun hubungan antar variabel berdasarkan paparan kerangka pemikiran tersebut digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.3

Hubungan antar Variabel Penelitian

2.9. Hipotesis

Berdasarkan paparan kerangka pemikiran dan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Keterampilan dasar mengajar guru akuntansi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

2. Minat belajar siswa berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

3. Keterampilan dasar mengajar guru dan minat belajar siswa secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

Keterampilan Dasar Mengajar Guru (X1)

Prestasi Belajar Siswa (Y)

Referensi

Dokumen terkait

Pentingnya variasi panjang hari dalam menentukan waktu pembungaan nyata berkaitan dengan latitud; sebagai contoh, tanaman berhari pendek yang memiliki fotoperiode kritikal lebih

(3) Dalam menjalankan kewenangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Ketua dibantu pengelola keuangan Sekolah Tinggi wajib menatausahakan dan mempertanggungjawabkan

Kesimpulan Setelah melakukan pembahasan Mengenai Pemanfaatan Informasi Laporan Realisasi Anggaran di Lingkungan Pemerintahan Studi kasus Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memodelkan hubungan antara BI rate, inflasi dan nilai tukar USD terhadap IDR; kemudian menganalisis model tersebut

Upaya Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Solok Dalam Pencegahan Politik Uang Pada Pemilihan Kepala Daerah adalah dengan upaya Pre-Emtif dengan cara ketika KPU (Komisi

Maka interaksi yang intim adalah di mana sebuah pasangan saling. mengajak satu sama lain untuk memperlihatkan aspek-aspek pribadi

Pada organogenesis, proses pembentukan pucuk dan atau akar adventif berkembang dari dalam massa kalus yang berlangsung setelah periode pertumbuhan kalus (Hartman

Teknik Elektro yang mengonsumsi (maksimal dalam operasional) sebanyak 1.356,91 kWh dapat dihemat sebanyak 208,39 kWh/hari. Penghematan tersebut setara 15,4% dari