• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI PROVINSI JAWA TIMUR: PENDEKATAN SEKTORAL DAN REGIONAL SUKMA DINI MIRADANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI PROVINSI JAWA TIMUR: PENDEKATAN SEKTORAL DAN REGIONAL SUKMA DINI MIRADANI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI

PROVINSI JAWA TIMUR:

PENDEKATAN SEKTORAL DAN REGIONAL

SUKMA DINI MIRADANI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Perencanaan Pembangunan Agroindustri Provinsi Jawa Timur: Pendekatan Sektoral dan Regional adalah karya saya dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2010

Sukma Dini Miradani NIM: H152070131

(3)

ABSTRACT

East Java is a potential province which has a high economic growth. Unfortunately, the regional disparity exists among kabupaten/kota. The objectives of this research are to identify the condition of regional disparity in East Java, to determine which agroindustry that can be the key sectors in East Java, to determine potential location and draw it into the map, then to determine the development strategy. The analysis is uses Williamson and Theil index, input output model, location quotient and shift share analysis. The result shows that East Java has a high regional disparity level. The regions which cause the disparity are Kota Surabaya, Kota Kediri, Kabupaten Sidoarjo, Kota Malang, Kabupaten Gresik, Kota Probolinggo, and Kota Mojokerto. Trade, Hotel and Restaurant Sector becomes the cause of the disparity, but Agriculture sector does not. The agroindustrial key sectors, which can improve the economy condition, are (1) butchery, (2) fish processing, and (3) rice.

The potential locations of agroindustrial key sectors are not exactly the same as the location which produces input. Kabupaten which produces input sell their fresh product to the Kabupaten/Kota which has developed industrial sector. Those make the Kabupaten which produce input cannot get the value added of their product.

Based on the result of this research, the undeveloped region has agriculture potential which can be improved. Therefore, the government needs to develop this potential to rise its economic growth by introducing the agroindustry. The government needs to provide an open access of resource, information, technology, and capital. The development of human resource needs to be improved as well, especially in education and health sector.

(4)

RINGKASAN

SUKMA DINI MIRADANI. Analisis Perencanaan Pembangunan Agroindustri Provinsi Jawa Timur: Pendekatan Sektoral dan Regional. Dibimbing oleh SETIA HADI, dan D.S. PRIYARSONO.

Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Selain perkembangan PDRB yang selalu meningkat setiap tahun, PDRB Jawa Timur juga merupakan tertinggi kedua di Indonesia setelah Provinsi DKI Jakarta. Namun di balik tingginya pertumbuhan ekonomi, pada kenyataannya ketimpangan pembangunan wilayah yang terjadi di Jawa Timur masih sangat tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan perbedaan tingkat pendapatan per kapita, Indeks Pembangunan Manusia, serta tingkat kemiskinan masing-masing kabuaten/kota. Daerah perkotaan serta kabupaten yang berlokasi di sekitar kota Surabaya pada umumnya memiliki pendapatan per kapita dan Indeks Pembangunan Manusia yang lebih tinggi serta tingkat kemisikinan yang lebih rendah dibandingkan dengan kabupaten yang terletak di bagian selatan Jawa Timur dan daerah Tapal Kuda. Bahkan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) telah menetapkan delapan kabupaten di Jawa Timur sebagai daerah tertinggal, yaitu Situbondo, Bondowoso, Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Madiun, Trenggalek, dan Pacitan. Dengan demikian, Jawa Timur merupakan Provinsi dengan jumlah daerah tertinggal terbanyak di Pulau Jawa.

Jawa Timur merupakan provinsi yang memiliki potensi besar di sektor pertanian. Meskipun secara agregat pertumbuhan Provinsi Jawa Timur didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, namun sebagian besar perekonomian kabupaten/kota masih ditopang oleh sektor pertanian, bahkan sebagian besar penduduk Jawa Timur bekerja di sektor tersebut. Selain itu, perkembangan sektor pertanian Jawa Timur kian terlihat hasilnya, di mana sebagian besar komoditi pangan strategis mengalami surplus produksi. Oleh karena itu pemerintah provinsi menetapkan visi jangka panjang tahun 2005-2025, yaitu Jawa Timur sebagai "Pusat Agribisnis Terkemuka, Berdaya Saing Global, dan Berkelanjutan". Adapun misi pertamanya adalah “Agroindustri Berbasis Inovasi Teknologi”.

Mengingat akan selalu adanya keterbatasan dalam pelakasanaan proses pembangunan, maka Hirschman dalam Todaro (1989), menyatakan bahwa pada negara berkembang pembangunan ekonomi tidak dilakukan secara serentak. Pemerintah perlu menetapkan prioritas dalam pembangunan melalui pemilihan sektor unggulan, di mana sektor unggulan ini akan memberi implikasi ke depan (forward linkage) dan ke belakang (backward linkage) terhadap sektor-sektor lainnya. Sedangkan menurut Miyarto et al (1993), prioritas hendaknya diberikan kepada sektor-sektor yang mempunyai daya penyebaran dan derajat kepekaan yang tinggi. Pembangunan pada sektor-sektor tersebut akan memberikan efek multiplier yang relatif besar bagi pertumbuhan ekonomi.

Di samping itu, World Bank Development Report (2009) menyebutkan bahwa potensi ekonomi di tingkat kabupaten/kota akan jauh lebih spesifik dibandingkan potensi ekonomi di tingkat provinsi maupun negara. Hal ini

(5)

memiliki arti bahwa setiap kabupaten/kota bisa memiliki spesifikasi potensi yang lebih beragam. Oleh karena itu, dalam menetapkan prioritas pembangunan bukan saja diperlukan pemilihan sektor unggulan, namun juga diperlukan pemilihan lokasi yang potensial bagi pengembangan sektor unggulan tersebut dengan tetap memperhatikan agar ketimpangan wilayah berada dalam batas yang masih dapat ditoleransi.

Sebagai motor penggerak pembangunan pertanian di Jawa Timur, sektor agroindustri diharapkan dapat menjalankan peran penting dalam kegiatan pembangunan daerah, baik dalam sasaran pertumbuhan ekonomi maupun keberlangsungan pembangunan wilayah. Kajian keterkaitan sektoral wilayah antar kota dan kabupaten ini diharapkan dapat memicu pembangunan agroindustri di provinsi Jawa Timur serta meminimalisir kesenjangan antar wilayah. Dengan mempertimbangkan hal di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui kondisi ketimpangan pembangunan wilayah di Jawa Timur; (2) Mengetahui sektor agroindustri yang dapat menjadi unggulan di Jawa Timur; (3) Mengetahui wilayah kabupaten/kota yang potensial untuk menjadi lokasi pengembangan sektor agroindustri unggulan; (4) Membangun peta spasial dari penyebaran sektor agroindustri unggulan Jawa Timur; (5) Menyusun strategi kebijakan pemerintah untuk mengembangkan perekonomian Jawa Timur khususnya pada sektor agroindustri, dalam upaya mengurangi ketimpangan wilayah

Analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat ketimpangan wilayah Jawa Timur serta penyebabnya adalah analisis Indeks Williamson dan Indeks Theil. Analisis yang digunakan untuk menentukan sektor unggulan adalah analisis Input Output updating Tahun 2008. Sedangkan analisis untuk menentukan wilayah yang potensial untuk pengembangan sektor unggulan adalah Location Quotient (LQ), dan Shift Share Analysis (SSA).

Hasil analisis indeks Williamson menginformasikan bahwa tingkat ketimpangan di Jawa Timur sangatlah tinggi, yaitu sebesar 3,06 di tahun 2006 dan 3,13 di tahun 2007, terlebih apabila dibandingkan dengan indeks Williamson Indonesia sebesar 0,836 dan indeks Williamson untuk Kawasan Barat Indonesia sebesar 0,6625 di tahun 2006. Dari hasil indeks Theil diketahui bahwa ketimpangan yang terjadi 64,09% disebabkan oleh ketimpangan antar kabupaten/kota. Wilayah yang menjadi pemicu ketimpangan yang terjadi di Jawa Timur adalah Kota Surabaya, kota Kediri, kabupaten Sidoarjo, Kota Malang, Kabupaten Gresik, kota Probolinggo, dan Kota Mojokerto. Sedangkan sektor yang menjadi pemicu ketimpangan paling besar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sedangan sektor yang tidak memicu terjadinya ketimpangan adalah sektor pertanian. Selain delapan daerah yang telah ditetapkan sebagai kabupaten tertinggal oleh Kementerian PDT, daerah-daerah yang berada di bagian selatan Jawa Timur, Tapal Kuda, dan Pulau Madura merupakan daerah dengan IPM rendah dan tingkat kemiskinan yang tinggi.

Dari hasil analisis keterkaitan dan angka pengganda Tabel Input Output updating Tahun 2008, didapatkan tiga sektor agroindustri unggulan, yaitu (1) Sektor Pemotongan Hewan; (2) Pengolahan dan Pengawetan Ikan dan Biota; (3) Beras. Selanjutnya, dari hasil analisis LQ dan SSA diketahui bahwa wilayah yang menjadi sentra industri pemotongan hewan adalah Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. Pengolahan dan Pengawetan Ikan dan Biota ada di Banyuwangi, Lamongan, dan Tuban. Adapun sektor industri beras tersebar di bagian tengah

(6)

wilayah Jawa Timur dengan pusatnya di bagian utara, yaitu Ngawi, Bondowoso, Lamongan, dan Gresik.

Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa kegiatan agrobisnis yang merupakan rangkaian kegiatan pertanian dari on farm hingga off farm, belum berjalan secara optimal. Upaya kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya adalah untuk peningkatan produktivitas on farm hingga kemudian diperjualbelikan dalam pasar. Pada akhirnya, kegiatan off farm yang berupa peningkatan nilai tambah pertanian dengan melakukan pengolahan hasil pertanian hingga dihasilkan produk baru (kegiatan agroindustri), banyak dilakukan oleh daerah lain yang memiliki basis industri pengolahan yang lebih baik, seperti Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa daerah tertinggal maupun daerah yang belum berkembang memiliki potensi dasar pertanian yang bisa dikembangkan, di mana potensi satu daerah berbeda dengan daerah yang lain. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan fokus perhatian terhadap hal ini dan memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan potensi tersebut agar daerah tertinggal dan belum berkembang dapat mempercepat pertumbuhan ekonominya.

Namun demikian, keberhasilan konsep pembangunan di suatu daerah belum tentu dapat berhasil diterapkan di daerah yang lain. Banyak hal yang harus dibangun untuk melengkapi suatu konsep yang bagus, di antaranya adalah kemudahan akses yang didapatkan oleh masyarakat, baik itu akses terhadap sumberdaya, informasi, teknologi, dan modal. Selain itu juga dukungan pemerintah terhadap pembangunan sumberdaya manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan. Serta dukungan berupa kebijakan yang memihak kepada masyarakat agrobisnis/agroindustri dan dorongan birokrasi kelembagaan pemerintah maupun swasta.

(7)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak bagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

(8)

ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI

PROVINSI JAWA TIMUR:

PENDEKATAN SEKTORAL DAN REGIONAL

SUKMA DINI MIRADANI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

(9)
(10)

Judul Tesis : Analisis Perencanaan Pembangunan Agroindustri Provinsi Jawa Timur: Pendekatan Sektoral dan Regional

Nama : Sukma Dini Miradani NRP : H 152070131

Program Studi : Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Setia Hadi, M.S. Dr. Ir. D.S. Priyarsono, M.S.

Ketua Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan

Wilayah dan Perdesaan

Dr. Ir. Bambang Juanda, M.S. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.

(11)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga tesis dengan judul Analisis Perencananaan Pembangunan Agroindustri Provinsi Jawa Timur: Pendekatan Sektoral dan Regional, dapat terselesaikan. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan S2 dan memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) di Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ir. Setia Hadi, M.S selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Dr. Ir. D.S. Priyarsono, M.S selaku Anggota Komisi Pembimbing, yang dengan segala kesibukannya masih meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan yang sangat bermanfaat bagi penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Bambang Juanda, M.S atas kesediaannya menjadi penguji luar komisis pada sidang tesis.

Kepada Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, Bapak Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S., dan Ketua Program Studi PWD, Bapak Dr. Ir. Bambang Juanda, M.S penulis ucapkan terima kasih atas kesediannya menerima penulis untuk mengikuti pendidikan magister di program studi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para Dosen Program Studi PWD atas bekal ilmu yang telah diberikan pada penulis yang akan sangat berguna bagi penulis di masa yang akan datang. Khusus kepada Bapak Dr. Ir. Bambang Juanda, M.S. dan Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.Sc., penulis sangat berterima kasih atas rekomendasi dan dukungan yang diberikan untuk mengikuti Short Term Exchange Program selama satu tahun di Tokyo University of Agriculture and Technology, sehingga penulis memperoleh kesempatan menimba ilmu lebih banyak di Jepang.

Terima kasih juga penulis haturkan kepada suami tercinta, Donny Citra Lesmana, S.Si., M.Fin.Math yang selalu memberikan dukungannya yang terbaik dan mengajarkan banyak hal sehingga penulis dapat tetap semangat dalam menjalani aktivitas belajar. Semoga sukses dengan studi S3-nya di Australia.

(12)

Semoga Allah senantiasa Memberikan perlindunganNya yang terbaik. Menuntunmu dalam setiap langkah dan perbuatan.

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ayahanda Prof. Dr. Maryunani, S.E., M.S dan Ibunda tercinta Dra. Innasuarly, atas doa dan dukungan yang selalu diberikan di manapun penulis berada. Semoga penulis dapat mencetak prestasi yang dapat membuat keduanya bangga. Kepada kakak dan adik-adik tersayang, Arief Akbar Ramadhan, Akhmad Solikhin Puji Sayoga, Umi Fitria Rahmawati, dan Muhammad Iqbal Subkhani, terima kasih atas keceriaan yang dihadirkan serta bantuan yang diberikan sehingga menambah semangat penulis untuk menyelesaikan penelitian. Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada Bapak Ibu Mertua, Laksono Sugeng dan Siti Rahayu, serta keluarga besar di Bekasi atas dukungannya selama ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan di Malang, Narya dan Jeker, yang banyak membantu penulis selama penelitian di Jawa Timur. Rekan-rekan seperjuangan PWD ’07 (Filzah, Lela, Nisa, Mb’ Dessy, Mb’ Lita, Mas Herwin, Mas Aziz, Mas Yandri, Mas David, Pa Jusmun, Mb’ Ririn, Pa Amir, Pa Saad, Pa Bambang, dan Pa Junaidi), kakak-kakak tingkat (Mas Galuh, Mb’ Suri, Mb’ Ocha), serta rekan-rekan PWD seluruhnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis saat menempuh pendidikan S2. Terima kasih kepada Mbak Elva yang sering jadi tempat curhat dan banyak membantu urusan administrasi kelulusan. Tak lupa juga terima kasih kepada Maria Ulfa, Bu Ning, dan teman-teman HIMMPAS (Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana), atas ukhuwah yang indah. Semoga hubungan silaturahim senantiasa terjalin di antara kita.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang mendukung bagi kemajuan penulis di masa yang akan datang. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat.

Bogor, September 2009

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 10 Mei 1983 sebagai anak kedua dari lima bersaudara pasangan Prof. Dr. Maryunani, S.E., M.S dan Dra. Innasuarly. Pada tanggal 28 Maret 2008 penulis menikah dengan Donny Citra Lesmana, S.Si. M.Fin.Math.

Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi di Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Tahun 2001 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Malang, dan pada tahun yang sama lulus seleksi UMPTN pada Universitas Brawijaya Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, dan menyelesaikan pendidikan strata satu pada tahun 2006.

Pada tahun 2007, penulis memperoleh kesempatan untuk menempuh pendidikan strata dua pada Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan. Dalam masa studi tersebut, pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa program pertukaran (Short Term Exchange Program) di Tokyo University of Agriculture and Technology untuk tahun ajaran 2009-2010 dengan beasiswa dari JASSO.

(14)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 8 1.4 Kegunaan Penelitian ... 8 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9 2.1 Pembangunan Agroindustri ... 9

2.2 Perencanaan Pembangunan Wilayah ... 11

2.3 Perencanaan Pembangunan Wilayah Berbasis Sektor Unggulan ... 13

2.4 Model Input-Output (I-O) Regional ... 17

2.4.1 Pengertian Dasar ... 17

2.4.2 Model Input-Output Daerah Tunggal ... 18

2.4.3 Keterbatasan Model Input-Output ... 21

2.5 Penelitian Terdahulu ... 22

2.6 Kerangka Pemikiran ... 25

3 METODOLOGI PENELITIAN ... 28

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 28

3.3 Metode Analisis ... 29

3.3.1 Analisis Ketimpangan ... 31

3.3.2 Analisis Sektor Agroindustri Unggulan ... 33

3.3.3 Analisis Lokasi Penyebaran Sektor Agroindustri Unggulan ... 40

3.3.4 Peta Penyebaran Sektor Agroindustri Unggulan ... 41

3.3.5 Analisis Kebijakan ... 41

4 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN ... 42

4.1 Kondisi Geografis ... 42

4.2 Kondisi Demografis ... 45

(15)

ii

Halaman

4.4 Ketenagakerjaan ... 52

4.5 Indeks Pembangunan Manusia ... 54

4.6 Kemiskinan dan Pengangguran di Provinsi Jawa Timur ... 58

4.7 Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur ... 61

5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 64

5.1 Analisis Ketimpangan Wilayah ... 64

5.2 Analisis Sektor Unggulan ... 72

5.2.1 Struktur Perekonomian Provinsi Jawa Timur Tahun 2008 ... 73

5.2.2 Analisis Keterkaitan Antarsektor ... 84

5.2.3 Analisis Angka Pengganda ... 95

5.2.4 Sektor Unggulan Jawa Timur ... 101

5.3 Analisis Lokasi Sektor Unggulan ... 110

5.3.1 Sektor Pemotongan Hewan ... 111

5.3.2 Sektor Industri Pengolahan dan Pengawetan Ikan dan Biota ... 122

5.3.3 Sektor Industri Beras ... 129

5.4 Strategi Kebijakan Pembangunan ... 132

5.4.1Pengembangan Agroindustri Berbasis Potensi Daerah ... 133

5.4.2Kemudahan Akses ... 138

5.4.3Pembangunan Sumberdaya Manusia ... 140

5.4.4Dukungan Kebijakan dan Kelembagaan ... 141

6 Kesimpulan dan Saran ... 145

6.1 Kesimpulan ... 145

6.2 Saran ... 146

TINJAUAN PUSTAKA ... 149

(16)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000

Tahun 2004-2007 (juta rupiah) ... 1

2 Prosentase Masing-Masing Sektor terhadap Total PDRB Provinsi Jawa Timur ... 2

3 Data Surplus Komoditi Pangan Strategis Provinsi Jawa Timur pada akhir Tahun 2007 ... 3

4 PDRB per kapita kabupaten/kota di Jawa Timur tahun 2007 (juta rupiah) ... 5

5 Tabel Input-Output Daerah Tunggal ... 19

6 Sektor-Sektor dalam Tabel I-O Jawa Timur updating Tahun 2008 ... 29

7 Matriks Metode Penelitian ... 30

8 Kabupaten/Kota dalam Wilayah Administrasi Provinsi Jawa Timur ... 42

9 Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) Provinsi Jawa Timur ... 45

10 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota di Jawa Timur ... 46

11 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2002 – 2008 ... 48

12 PDRB Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2005 dan 2007 ... 48

13 Kontribusi PDRB Sektoral Kabupaten/Kota Jawa Timur Tahun 2007 ... 50

14 Data Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2008 ... 53

15 Indeks Pembangunan Jawa Timur Tahun 2003 – 2007 ... 54

16 Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2007 Berdasar Kriteria Penyusunnya ... 55

17 Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Timur Tahun 2003-2007 ... 58

18 Prosentase Penduduk Miskin Kabupaten/Kota Jawa Timur Tahun 2003-2007 ... 60

19 Indeks Ketimpangan Jawa Timur Tahun 2003-2007 ... 65

20 Indeks Ketimpangan Jawa Timur Berdasar SWP Tahun 2003-2007 ... 66

21 Indeks Theil Within dan Theil Between Tahun 2007 ... 68

22 Indeks Theil Between Kabupaten/Kota di Jawa Timur ... 69

23 Indeks Theil Within Sektoral Kabupaten/Kota di Jawa Timur ... 71

24 PDRB Sektoral Jawa Timur Tahun 2008 ... 74

25 Distribusi Nilai Tambah Sektor Agroindustri Jawa Timur Tahun 2008 ... 75

26 Output Sektoral Jawa Timur Tahun 2008 ... 76

(17)

iv

Halaman

28 Pendapatan Sektoral Provinsi Jawa Timur Tahun 2008 ... 78

29 Distribusi Pendapatan Sektor Agrindustri Jawa Timur Tahun 2008 ... 79

30 Ekspor Jawa Timur Tahun 2008... 80

31 Distribusi Nilai Ekspor Sektor Agrindustri Jawa Timur Tahun 2008 ... 80

32 Impor Jawa Timur Tahun 2008 ... 82

33 Distribusi Nilai Impor Sektor Agrindustri Jawa Timur Tahun 2008 ... 83

34 Hasil Analisis Keterkaitan Antarsektor Perekonomian ... 85

35 Indeks Keterkaitan Langsung ke Belakang ... 87

36 Indeks Keterkaitan Langsung ke Depan ... 88

37 Indeks Keterkaitan Total ke Belakang ... 89

38 Indeks Keterkaitan Total ke Depan ... 90

39 Indeks Daya Penyebaran ... 91

40 Indeks Derajat Kepekaan ... 92

41 Nilai Angka Pengganda Sektor Perekonomian Jawa Timur ... 96

42 Angka Pengganda Pendapatan Sektor Agroindustri Jawa Timur Tahun 2008 ... 97

43 Angka Pengganda Nilai Tambah Bruto Sektor Agroindustri Jawa Timur Tahun 2008 ... 98

44 Angka Pengganda Pajak Sektor Agroindustri Jawa Timur Tahun 2008 ... 99

45 Angka Pengganda Output Sektor Agroindustri Jawa Timur Tahun 2008 ... 100

46 Tabulasi Hasil Analisis Input Output Sektor Perkekonomian Jawa Timur ... 102

47 Skoring Hasil Analisis Sektor Perekonomian Jawa Timur ... 102

48 Tabulasi Hasil Analisis Input Output Updating 2008 Sektor Agroindustri ... 104

49 Penentuan Sektor Agroindustri Unggulan Provinsi Jawa Timur Tahun 2008 ... 105

50 Input Penyusun Sektor Pemotongan Hewan ... 106

51 Input Penyusun Sektor Pengolahan dan Pengawetan Ikan dan Biota ... 108

52 Input Penyusun Sektor Industri Beras ... 108

53 Kategori Sektor Unggulan, Potensial dan Tertinggal ... 109

54 Sepuluh kabupaten/kota dengan jumlah populasi sapi terbesar ... 112

55 Sepuluh kabupaten/kota dengan jumlah populasi kambing terbesar ... 114

56 Sepuluh kabupaten/kota dengan jumlah populasi kerbau terbesar ... 115

57 Sepuluh kabupaten/kota dengan jumlah populasi ayam terbesar ... 116

(18)

v

Halaman 59 Hasil Analisis LQ dan Differential Shift Sektor Pemotongan Hewan ... 119 60 Daerah Sentra Pemotongan Hewan ... 121 61 Hasil Tangkapan Perikanan Laut dan Perairan Umum ... 123 62 Hasil Analisis LQ dan Differential Shift Sektor Industri Pengolahan dan

Pengawetan Ikan dan Biota ... 127 63 Tabulasi Hasil Analisis LQ dan Differential Shift Komoditas Padi ... 130 64 Potensi Daerah Tertinggal Provinsi Jawa Timur ... 135

(19)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Kerangka Umum Pemikiran Penelitian ... 27

2 Persebaran Basis Perekonomian Kabupaten/Kota di Jawa Timur ... 51

3 Peta penyebaran Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Timur ... 57

4 Grafik Ketimpangan Jawa Timur Berdasar SWP Tahun 2003-2007 ... 67

5 Peta Ketimpangan Provinsi Jawa Timur ... 70

6 Derajat Kepekaan dan Daya Penyebaran Sektoral ... 94

7 Daerah Sentra Pemotongan Sapi Beserta Daerah Populasinya ... 113

8 Daerah Sentra Pemotongan Kambing Beserta Daerah Populasinya ... 114

9 Daerah Sentra Pemotongan Kerbau Beserta Daerah Populasinya ... 116

10 Daerah Sentra Pemotongan Ayam Beserta Daerah Populasinya ... 117

11 Daerah Sentra Industri Pengolahan Ikan Laut ... 124

12 Daerah Sentra Industri Pengolahan Ikan Perairan Umum ... 125

13 Daerah Sentra Beras dan Produksi Padi ... 131

14 Penyebaran Sektor Unggulan Jawa Timur ... 134

(20)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Perhitungan Indeks Williamson Jawa Timur Tahun 2003 ... 153

2 Perhitungan Indeks Williamson Jawa Timur Tahun 2004 ... 155

3 Perhitungan Indeks Williamson Jawa Timur Tahun 2005 ... 157

4 Perhitungan Indeks Williamson Jawa Timur Tahun 2006 ... 159

Referensi

Dokumen terkait

Jenis burung lain yang juga banyak digemari adalah Murai Batu (Copsychus malabaricus), dengan jumlah pembelian oleh pedagang sebanyak 346 ekor atau I I .08%,

Jenis la han yang dialihfungsikan m enjadi pertam bangan batukapur dikedua desa sebagia n besar m erupakan lahan sem ak belukar, tetapi perubahan laha n pertanian m

Potensi Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai penghasil gambir utama akan selalu terbuka karena beberapa aspek dalam usaha tanaman gambir cukup mendukung, antara lain : 1 kebutuhan

Titik impas ( break event point - BEP ) adalah suatu titik dimana jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya, dengan kata lain laba sama dengan nol, margin of Safety adalah

• Heuristik tidak menjamin selalu dapat memecahkan masalah, tetapi seringkali memecahkan masalah dengan cukup baik untuk kebanyakan masalah, dan seringkali pula lebih cepat

Biasanya atribut merupakan teks string yang bernilai tunggal, bilangan atau daftar suatu nilai ( enumerated values ). Tetapi, pada suatu saat juga perlu menetapkan

Secara umum, baik berdasarkan hasil dari angket maupun wawancara yang dilakukan, minat mahasiswa terhadap bidang otomotif mempengaruhi ketertarikan mahasiswa konsentrasi

Backpropagation menggunakan error output untuk mengubah nilai bobot-bobotnya dalam arah mundur (backward). Untuk mendapatkan error ini maka dilakukan perambatan maju