• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Perubahan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Pertambangan Batukapur Terhadap Kesejahteraan Rumahtangga Petani Kecamatan Ponjong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Perubahan Lahan Pertanian Menjadi Lahan Pertambangan Batukapur Terhadap Kesejahteraan Rumahtangga Petani Kecamatan Ponjong"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

K ajian Perubahan Lahan Pertanian M enjadi Lahan Pertambangan Batukapur Terhadap K esejahteraan Rumahtangga Petani K ecamatan Ponjong

Heru Taufiq Nur Iska ndar herutaufiq27@ gm ail.com

Rika Harini rikaharini@ ugm .ac.id

Abstract

Limestone mining activities take place constantly cause s of changing land use in Ponjong District. The purpose of this study is to find out (1) the area of agricultural land that has turned into limestone mining land, and (2) the condition of household welfare of affected farme rs changing agricultural land into limestone mining land. The data in the study were obtained by the field observation method for primary data, namely struc ture d interviews (questionnaires) on the sample of responde nts selected by purposive random sampling, validation, and plotting of land use coordinates, and for secondary data obtained by collecting data from relevant agencie s. Data presente d in the form of fre quency tables and cross tables (crosstab) were analyzed by the quantitative descriptive method.

The results showed (1) limestone mining activities in Bedoyo and Karangasem Villages in the pe riod 2012-2017 led to an increase in m ining area by 60,378.5m2 by reducing agric ultural land area by 18.512,77m2 in Bedoyo V illage, and 60.321,93m2 by reducing the area of agricultural land is 15.216,3 m2 in Karangasem Village. (2) Change s in agricultural land into limestone mining land in Ponjong Subdistric t have a pos itive effect on farmer house hold welfare, it is known from the income that has increase d with the increasing extent of mining land.

Keywords: Change s in Landuse, Limestone Mining, Farme r Household Welfare

Intisari

Aktivitas pertam bangan batukapur yang berlangsung terus-m enerus m enyebabkan berubahnya penggunaan lahan di Kecam atan Ponjong. Tujuan penelitian ini untuk m engetahui (1) luas la han pertanian ya ng berubah m enjadi laha n pertam banga n batu kapur, dan (2) kondisi kesejahteraan rum ahtangga petani terdam pa k peruba han la han perta nian m enjadi lahan pertam bangan batu kapur. Data dalam penelitian diperole h dengan m etode observasi lapa ngan untuk data prim er, yakni wawa ncara terstruktur (kuesioner) terhadap sam pel responden yang dipilih secara purposive random sam pling, valida si dan plotting koordina t penggunaanlahan, dan untuk data sekunder diperoleh dengan m engum pulkan data dari insta nsi terkait. Data yang disajikan dalam bentuk tabel frekue nsi dan tabe l silang (crosstab) dia nalisis denga n m etode deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian m enunjukkan (1) aktivitas pertam bangan batu kapur di Desa Bedoyo dan Desa Karangasem dalam periode tahun 2012 -2017 m enyebabkan peningkatan luas lahan pertam bangan se besar 60.378,5m2 dengan m engurangi luas lahan pertania n sebe sar

18.512,77m2 di Desa Bedoyo, dan 60.321,93m2 dengan m engurangi luas lahan perta nian

sebesar 15.216,3m2 di Desa Karangasem . (2) Perubahan lahan pertanian m enjadi lahan

pertam bangan batu kapur di Kecam atan Ponjong berpengaruh positif terhadap ke sejahteraa n rum ahtangga petani, diketahui dari pendapatannya yang m engalam i peningka tan dengan sem akin lua snya lahan pertam bangan.

K ata kunci: Perubahan Penggunaanlahan, Pertam bangan Batu kapur, Kesejahteraan Rum ahtangga Petani

(2)

Indonesia m erupakan negara agraris dengan kekayaan sum berdaya yang cukup m elim pah, baik sum berdaya alam seperti sum berdaya lahan dan sum berdaya m ineral serta sum berdaya m anusianya. Sum berdaya lahan m erupakan sum berdaya alam yang m em iliki nilai atau potensi sanga t penting untuk m enunjang kela ngsungan hidup m anusia (Budihari dkk, 2013). Terdapat berbagai m acam bentuk penggunaanlahan dalam pem anfaatan sum berdaya lahan yang disesuaikan dengan tujuan pem anfaatan serta daya dukung lahan tersebut.

Bentuk pe nggunaanlaha n bia sanya berupa lahan pertanian, perm ukim an, industri, dan pertam bangan. Sem akin m eningka tnya jum lah penduduk m enyebabkan perm intaan akan sum berdaya lahan m eningkat, sehingga m em unculkan fenom ena perubahan penggunaa nlahan untuk m em enuhi kebutuhan laha n. Salah satu contoh perubahan penggunaanlahan yang dilakukan ada lah m engubah penggunaanlaha n pertanian m enjadi lahan pertam bangan batukapur seperti yang terjadi di Kecam atan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul untuk dim anfaatkan sum berdaya m ineralnya.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupate n Gunungkidul N o. 6 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2030 m enetapkan 9 Kawasan Peruntukan Pertam bangan (KPP), dim ana salah satu kawasan yang term asuk KPP

adalah Kecam atan Ponjong

(Kabarhandayani.com , 2015). Kecam atan ini m em iliki lahan pertanian cukup luas yang berupa laha n pertanian kering dengan luas m encapai 94% dari luas total lahan pertanian di Kecam atan Ponjong (BPS, 2016). Laha n pertanian ya ng bersifat lahan kering berdam pak pada kurang suburnya lahan terse but, se hingga m enyebabkan beberapa m asalah se perti pendapata n peta ni yang rendah karena produktivitas tanam an pertanian yang rendah dan kom oditas pertanian yang terbatas.

Rendahnya pe ndapatan petani ini m enyebabkan petani perlu m elakukan pekerjaan sela in be kerja disektor pertanian

untuk dapat m eningka tkan pendapa tannya. Sebagian besar petani di daerah pene litian m em iliki pekerjaan disektor non pertanian berupa m enjadi penam bang batukapur. Pekerjaan ini dipilih oleh ba nyak peta ni dikarenakan pote nsi sum berdaya batukapur di daerah ini yang be sar dan dinilai m em berikan penghasilan yang cukup besar. Sem akin banyaknya pekerja pe nam bang batukapur m enyebabkan peruba han lahan pertam bangan ya ng sem akin luas karena pertam bangan dilakukan dengan lebih intensif. Selain itu, adanya peruba han lahan pertam bangan ini m enim bulkan berbagai dam pak, baik dam pak positif m aupun negatif. Dam pak positif berupa sem akin besarnya hasil tam ba ng batukapur dan sem akin m eningkatnya penda patan penduduk. Dam pak negatifnya berupa penam bangan ya ng tidak m em perhatikan aspek kele starian lingkungan, sem akin sem pitnya lahan pertanian, dan sem akin m enipisnya ketersediaan sum berdaya m ineral batuka pur.

Perlu adanya pengukuran dan analisis luas perubaha n lahan yang terjadi untuk m engetahui dam pak yang ditim bulkan khususnya dam pak sosia l ekonom i. Penelitia n ini lebih fokus untuk m engetahui dam pak yang ditim bulkan dari perubahan penggunaanlaha n pertanian m enjadi lahan pertam bangan batukapur terhadap kesejahteraan rum ahtangga pe tani ya ng dilihat dari pendapatannya. Berdasarkan pertim banga n tersebut, dalam penelitian ini m em iliki dua tujuan, yakni (1) m engetahui luas lahan pertanian yang berubah m enjadi lahan pertam bangan batukapur; dan (2) m engetahui kondisi kese jahteraan rum ahtangga petani terdam pak perubahan lahan pertanian m enjadi lahan pertam bangan batukapur.

M ETO DE PENELITIAN

Penelitia n dila kukan di Desa Bedoyo dan Desa Karangasem sebagai desa sam pel dari Kecam atan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Kedua desa ini dipilih secara

purposive karena daerahnya terdapat

(3)

dibandingkan dengan desa la in di kecam atan ini.

Teknik untuk m em peroleh data prim er dalam penelitian ini dila kukan m elalui observasi lapangan, yakni dengan wawancara terstruktur terhada p sam pel responde n yang dipilih secara purposive

random sam pling m engguna kan kuisioner,

pengukuran titik koordinat

penggunaanlaha n m enggunakan GPS, dan survey validasi penggunaanlaha n daerah kajian. Sedangkan data se kunder diperoleh dengan cara pengum pulan data dari instansi terkait.

Populasi yang diteliti adalah m asyarakat Desa Bedoyo da n Desa Karangasem , Kecam atan Ponjong. Sam pel dalam penelitian ini a dalah inform an kunci yakni rum ahtangga petani yang dipilih dengan m etode purposive random sampling

dan inform an ahli yakni Pem erintah Daerah (Kepala / Perangkat Desa) dan pelaku usaha pertam bangan batukapur.

Responde n dalam pene litian ini a dalah petani yang juga bekerja di pertam bangan batukapur. Jum lah responden dalam penelitian ini sebanyak 74 responden, dim ana terbagi m enjadi dua desa ya kni 50 responde n di Desa Bedoyo dan 24 responde n di Desa Karangasem . Perbedaan jum lah responden dikedua desa tersebut dikarenakan jum lah populasi setiap desa berbeda, sehingga untuk m endapatkan data yang dapa t m ewakili populasi diba gi berdasarkan proporsi.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi s deskriptif kuantitatif. Analisis ini dipilih untuk m enjelaskan analisis data yang berupa data frekuensi ata u angka seperti luasan perubahan penggunaanlahan, besar pendapatan dan pengeluaran petani, serta kesejahteraan ya ng m enggunaka n m etode skoring. Data ya ng dianalisis disajikan dalam bentuk ta bel frekue nsi dan tabel silang (crosstab).

H ASIL DAN PEM BAH ASAN

K arakteristik Responden

Petani yang dijadikan obje k penelitian ini m erupa kan penduduk ya ng m enja di kepala dalam suatu rum ahtangga. Karakteristik petani sebagai responden dijela skan berdasarkan beberapa indikator, seperti usia dan jenis kelam in, pendidikan, jum lah anggota rum ahta ngga, pekerjaan sebelum perubahan lahan, dan luas lahan pertanian. Responde n yang diwawancarai dalam penelitian ini paling banyak kelom pok usia 41-45 ta hun da n paling sedikit kelom pok 61-65 tahun dikedua desa. Kem udian berdasarkan je nis kelam in, jum lah resp onden yang diwawancarai m engalam i ketim pangan, yakni responden laki-laki jauh lebih banyak daripada responde n perem puan. D i Desa Bedoyo sebanyak 48 dari 50 respondennya adalah laki-laki, sedangkan di Desa Karangasem seluruh respondennya adalah laki-laki. Besarnya ketim pangan ini dikarenakan responde n yang dipilih m erupakan kepala rum ahtangga.

Tingkat pendidikan responden dikedua desa tidak terlalu berbeda, yakni dikedua desa sebagia n besar responden m erupakan lulusa n tingka t SD/M I. Sedikit responde n yang m em iliki tingkat pendidika n setingkat SM A atau lebih, hal ini m enunjukkan ba hwa tingka t pendidikan responde n dike dua desa tergolong rendah. Tingkat pendidikan m enunjukka n adanya hubungan terhadap jenis pekerjaan, dim ana sebagian be sar responden dikedua desa sebelum adanya perubaha n lahan pertam bangan ba tukapur bekerja se bagai petani. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa responden yang berpendapat bahwa penduduk yang m em iliki tingkat pendidika n SD/M I m em iliki pengetahuan dan keteram pilan yang terbata s, sehingga sulit untuk bekerja disektor non pertanian. Adapun penduduk yang bekerja disektor non pertanian dengan lulusa n SD/M I hanya bekerja sebagai buruh bangunan atau serabutan.

Responde n di Desa Bedoyo m em iliki jum lah anggota rum ahtangga yang beragam , secara berurutan paling banyak m em iliki

(4)

anggota sebanyak 3 orang, 5 orang, > 5 orang, 4 orang, 2 orang, dan yang paling sedikit 1 orang. Hal ini juga terja di di Desa Karangasem , tetapi secara berurutan paling banyak responden m em iliki anggota rum ahtangga sebanyak 4 orang, 3 orang, 5 orang, 2 orang, dan yang paling sedikit > 5 orang. Jum lah a nggota rum ahtangga m enunjukkan besarnya kebutuhan yang perlu dipenuhi, sem akin banyak anggota m enunjukkan sem akin be sarnya kebutuhan yang perlu dipenuhi. Luas lahan pertanian yang dim iliki re sponden juga m enja di indikator karena besar pendapa tan peta ni dipengaruhi oleh lua s lahan pertaniannya.

Berdasarkan hasil wawancara, m ayoritas responden di Desa Bedoyo memiliki lahan pertanian dengan luas ≤ 500m2 sebanyak 19 responde n dan

501-1000m2 se banyak 16 responden, sedangkan di Desa Karanga sem m ayoritas responden memiliki lahan pertanian dengan luas ≤ 500m2 dan 1001-1500m2 yang m

asing-m asing seba nyak 7 responden. Data tersebut m enunjukkan bahwa lahan pertania n yang dim iliki oleh rum ahtangga petani dikedua desa tergolong rendah m engingat lahan pertanian terse but m erupaka n lahan pertanian kering. Sem akin luas lahan pertanian m enunjukkan pendapa tan yang diperoleh dari lahan terse but sem akin besar. Perubahan Penggunaanlahan

Penggunaanlahan m erupakan wujud dari proses interaksi yang terjadi antara aktivitas-aktivita s m anusia dengan sum berdaya lahan dalam upaya m em enuhi kebutuhan da n m eningkatka n taraf hidup m anusia (Soerjani, 1987 dalam M oniaga, 2011). Desa Bedoyo dan Desa Karangasem m erupakan daerah yang m em iliki jenis penggunaanlaha n yang beragam . Berdasarkan olahdata spa sial yang telah dilakukan, dikedua desa tersebut tedapat lim a jenis penggunaanlahan, yakni perm ukim an, pertam bangan, sem ak belukar, tegalan, dan te laga (tetapi hanya ada di Desa Bedoyo).

Kondisi penggunaanla han dikedua desa ham pir sam a, dapat dilihat pada

Gam bar 1 dan Gam bar 2 berikut yang m enunjukkan lua s penggunaanlaha n tiap desanya.

G ambar 1. Luas Penggunaanlahan Desa Bedoyo Tahun 2017

G ambar 2. Luas Penggunaanlahan Desa Bedoyo Tahun 2017

Sem ak belukar m erupakan

penggunaanlaha n yang dom ina n dikedua desa, dengan luas m encapai 60,86% di Desa Bedoyo dan 58,64% di Desa Karangasem . Luasnya lahan ini dikarenakan m orfologi sebagian besar dikedua desa berbentuk perbukitan karst yang tidak dapat dim anfaatkan untuk lahan pertanian m aupun perm ukim an karena ke tebalan tanah ya ng tipis dan kem iringan lereng yang curam sehingga hanya dibiarka n begitu saja.

Tegalan m enjadi penggunaanlahan dom inan ke dua desa, yakni sebesar 27,58% di Desa Bedoyo dan 32,8% di Desa Karangasem . Hal ini m enjadi salah sa tu faktor m engapa penduduk dikedua desa banyak yang bekerja disektor pertanian. Selain itu, m enurut BPS (2017), rum ahtangga dikedua desa sebagian besar atau 98,15% di Desa Bedoyo dan 91,86% di Desa Karangasem bekerja disektor pertanian. M eskipun sebagian besar rum ahtangga nya bekerja pada sektor pertanian, te tapi tidak serta m erta penduduknya hanya m engandalkan

P ermuki m a n ; 835672,7 6P ert amba n g an ; 193193,6 2 Semak Belukar ; 5543988, 28 T egala n ; 2512548, 28 T elaga ; 23813,39 0 1 00 0 00 0 2 00 0 00 0 3 00 0 00 0 4 00 0 00 0 5 00 0 00 0 6 00 0 00 0 Lu as ( m ²) Jenis Penggu n a an l ah a n Permuki m a n ; 658992,1 5 Pert amba n g an ; 107883,0 6 T egala n ; 2936340, 12 0 1 00 0 00 0 2 00 0 00 0 3 00 0 00 0 4 00 0 00 0 5 00 0 00 0 Lu as ( m ²) Jenis P enggu n a an l ah a n

(5)

pendapatan dari sektor perta nian saja. M enurut sebagian besar penduduk dikedua desa, pendapata n dari sektor pertanian sangatlah rendah karena prooduktivitas lahannya yang rendah. Hal ini m enyebabkan banyak penduduk yang bekerja disektor lain untuk dapat m eningka tkan pendapa tannya . Salah satu sektor yang m enjadi pekerjaan m ayoritas penduduk dikedua desa adalah sektor pertam bangan.

Sektor pertam banga n m erupakan sektor pekerjaan yang ba nyak m enyerap tenaga kerja karena pertam bangan dikedua desa tersebut cukup banyak dan luas. Berdasarkan interpretasi peta penggunaanlaha n luas lahan pertam bangan sendiri di Desa Bedoyo se luas 193.193,62m2

dan di Desa Karangasem seluas 107.883,06m2 pada tahun 2017. Luasnya

lahan pertam bangan ini m erupaka n hasil perubahan penggunaanlaha n dari tahun-tahun sebelum nya. M enurut inform asi dari Perangkat Desa Bedoyo dan Desa Karangasem , perubahan lahan pertam bangan m ulai terja di se jak tahun 1970a n. Dari tahun ke tahun luas lahan pertam bangan ba tukapur m engalam i peningkatan c ukup besar. Berikut perubahan lahan yang terjadi di D esa Bedoyo dan Desa Karangasem khususnya peruba han lahan pertam bangan batuka pur pada tahun 2012-2017 yang disa jika n dalam Tabel 1. dan Tabel 2.

Tabel 1. Luas Perubahan laha n di Desa Bedoyo Tahun 2012-2017 Jenis Penggunaanlahan Luas Perubahan (m ²) Persentase Perubahan (% ) Penam ba han Pengu rangan + - Perm ukim an 34903.10 4.36 Pertam bangan 60378.50 45.46 Sem ak Belukar 46944.59 0.84 Tegalan 52074.09 2.03 Telaga 3737.08 18.61 TOTAL 99018.68 99018.68

Perubahan penggunaanlahan di Desa Bedoyo dari tahun 2012 hingga tahun 2017 m encakup seluruh je nis penggunaanlahan

yang ada. Lahan yang m engalam i penuruna n luas adalah sem ak belukar dan tegalan, sedangkan penurunan yang paling besar terjadi pada laha n tegalan dengan penuruna n sebesar 52.074,09 m2. Luasnya

penuruna n lahan tegala n ini disebabkan karena adanya alihfungsi lahan di desa ini yang dijadika n perm ukim an dan pertam bangan batukapur. Banyak tegalan yang dija dikan perm ukim an disebabkan oleh be berapa faktor, seperti faktor fisik dan faktor sosial.

Faktor fisik yang biasa berpengaruh adalah aksesibilitas lahan yang m uda h dan produktivitas lahan ya ng rendah (Pewista dan Harini, 2013) serta topografi yang da tar, tanah yang tebal dan stabil juga m endorong adanya alihfungsi lahan ini. Faktor sosial yang berpengaruh ada lah jum lah penduduk di desa ini yang sem akin m eningkat. M enurut data dari BPS tahun 2012 dan 2017, terjadi peningkata n jum lah penduduk di Desa Bedoyo dari awalnya 3.736 jiwa m enjadi 4.006 jiwa. Peningkata n jum lah penduduk ini m enyebabkan sem akin m eningka tnya kebutuha n lahan khususnya untuk berm ukim , m aka banyak penduduk yang m enguba h lahan tega lan m enjadi lahan perm ukim an.

Seperti diketahui sebe lum nya, peningkatan luas la han yang paling besar terjadi pada lahan pertam bangan, dim ana lahan ini m engalam i peningkatan sebesar 60.378,5 m2 atau 45,46%. Besarnya

peningkatan ini diseba bkan karena potensi sum berdaya batukapur di de sa ini cukup besar yang da pat diketahui dari kondisi geologi dan geom orfologinya. Kondisi geologi yang diliha t dari peta geologi, Desa Bedoyo term asuk dalam form asi wonosari, dim ana tersusun a tas m aterial ba tugam ping. Kem udian untuk kondisi geom orfologinya daerah ini m erupakan bentukan karst ya ng berupa bukit/kubah karst. Bukit karst ya ng ada di desa ini m erupakan bukit yang tersusun oleh m aterial gam ping dan terbentuk akibat proses hidrologi, sehingga potensi batukapurnya sangatlah besar (Haryono dan Adji, 2004). Kondisi tersebut berdam pak pada sem akin banyaknya

(6)

pertam bangan yang dibuka dan jum lah tenaga kerja pertam bangan yang juga sem akin besar.

Pertam bangan batukapur di desa ini m em anfaatkan lahan tegala n dan sem ak belukar untuk dialihfungsikan m enja di lahan pertam bangan. Lahan sem ak be lukar lebih banyak dija dika n sebagai pertam bangan karena letaknya yang berada pada bentukan bukit karst tersebut, sehingga cukup besar penurunan luas lahan sem ak belukar yang terjadi da lam kurun waktu 5 tahun m engingat sem akin luasnya lahan pertam bangan batukapur.

Selain faktor fisik, sem akin m eningka tnya luas lahan pertam bangan juga disebabkan oleh faktor sosial ekonom i. M enurut data dari BPS (2017), sebanyak 91,86% rum ahtangga di Desa Bedoyo bekerja pada sektor pertanian, hal ini m enyebabkan ba nyak penduduk m encari pekerjaan lain untuk m eningkatkan pendapatannya karena sektor pertanian dinilai m em berikan pendapatan ya ng rendah. Dengan tingginya potensi sum berdaya batukapur di de sa ini, banyak penduduk yang bekerja pada sek tor pertam bangan untuk dapat m eningkatkan pendapatannya. Sem akin m eningkatnya jum lah pekerja disektor ini m enyebabkan intensitas aktivitas pertam bangan sem akin tinggi sehingga perubahan lahan pertam bangan juga sem akin besar.

G ambar 3. Peta Perubahan penggunaanlaha n Desa Bedoyo Tabel 2. Luas Perubahan laha n di Desa

Karangasem Tahun 2012-2017 Jenis Penggunaanlahan Luas Perubahan (m ²) Persentase Perubahan (% ) Penam ba han Pengu rangan + - Perm ukim an 27244.95 4.36 Pertam bangan 60321.93 45.46 Sem ak Belukar 49225.36 0.84 Tegalan 38341.53 2.03 TOTAL 87566.89 87566.89

Perubahan penggunaanlahan di Desa Karangasem dalam periode tahun 2012-2017 juga m encakup se luruh jenis penggunaanlaha n yang ada se perti di Desa Bedoyo. Di desa ini juga terdapat 2 lahan yang m engalam i penurunan lua s yakni sem ak belukar dan tegalan, tetapi penurunan yang paling besar terjadi pada lahan sem ak belukar denga n penurunan sebesar 49.225,36 m2 berbeda dengan Desa Bedoyo. Luasnya penuruna n lahan sem ak belukar ini disebabkan karena adanya alihfungsi lahan m enjadi pertam bangan batukapur. Perubahan lahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor fisik, sosial dan ekonom i.

Faktor fisik disini m encakup kondisi geologi da n geom orfologi la han sem ak belukar sendiri. Berdasarkan data geologi yang didapat diketahui bahwa desa ini term asuk dalam form asi wonosari, yakni form asi batuan yang tersusun dari batugamping berlapis (Asy’ari, 2004). Karena term asuk dalam form asi wonosari, desa ini m em iliki bentukla han Karst Gunungsew u seperti di Desa Bedoyo, yang dicirikan dengan banya knya perbukitan karst yang berbentuk kubah karst. Kubah karst inilah yang dijadikan pertam bangan batukapur dikarenakan kandungan batugam pingnya yang be sar dan m erupakan lahan sem ak belukar yang tidak produktif karena tidak dapat dita nam i tanam an pertanian.

Faktor sosia l dan ekonom i yang berpengaruh terhadap perubahan lahan ini sam a seperti di Desa Bedoyo yakni jum lah penduduk di de sa ini yang sem akin m eningka t, pendapatan penduduk dan tingkat pendidikan penduduk yang rendah.

(7)

M enurut data dari BPS tahun 2017, sebagian besar rum ahtangga di desa ini yang m encapai 98,15% dari total rum ahtangga bekerja pada sektor pertanian. Diketahui bahwa lahan pertanian yang ada di desa ini m erupakan lahan perta nian kering sehingga produktivitasnya rendah karena aktivitas pertaniannya hanya bergantung pada m usim hujan, hal ini berdam pak pada penda patan penduduk yang juga rendah karena hasil panen yang tidak m aksim al.

Rendahnya tingkat pendidikan berdasarkan da ta dari Biro Tata Pem erintahan Setda DIY Tahun 2017 yang dim iliki penduduk m enjadika n sektor pertam bangan batukapur sebaga i pilihan utam a karena pekerjaan disektor ini tidak m em erlukan keahlia n khusus dan tingkat pendidika n yang tinggi. Sem akin banyaknya penduduk yang bekerja disektor pertam bangan ini m enyeba bkan sem akin luasnya lahan pertam bangan batuka pur guna m em enuhi lapangan pekerjaan. Luas lahan pertam bangan di Desa Karangasem m eningka t sebesar 60.321,93 m2 atau

126,83% dalam kurun waktu 5 tahun yang m enjadikan la han ini m erupakan jenis lahan yag m engalam i peningkata n paling signifikan di Desa Karangasem .

Selain sem ak belukar, lahan te galan juga m engalam i penurunan luas, yakni sebesar 38341.5 m2 dalam periode 5 tahun.

Sam a seperti yang terjadi di Desa Bedoyo, penuruna n luas ini diseba bkan karena adanya alihfungsi lahan m enja di perm ukim an dan pertam bangan batukapur. Faktor m endasar yang m em pengaruhi alihfungsi lahan ini adalah faktor fisik dari tegalan yakni topografinya yang datar, tanah yang cukup te bal dan stabil untuk didirikan bangunan, serta keba nyakan lahan ya ng dialihfungsikan dekat de ngan pusat pertam bangan ata u jala n. Selain itu, sem akin m eningka tnya jum la h penduduk di Desa Karangasem berpengaruh terhadap kebutuhan lahan perm ukim an yang sem akin m eningka t, sehingga terjadi perubahan lahan untuk m em enuhi kebutuhan lahan tersebut.

G ambar 4. Peta Perubahan penggunaanlaha n Desa Karangasem

Pertum buhan penduduk dan ekonom i atau kebutuha n sum berda ya lahan ya ng sem akin m eningkat m egakibatkan terjadinya perubahan penggunaanlahan, seperti yang terjadi di Kecam atan Ponjong. Salah satu la han paling sering m engalam i perubahan adalah lahan pertania n karena dinilai m em berika n sedikit keuntungan atau pendapatan diba ndingkan jenis lahan ya ng lain (Kurniasari dan Ariastita, 2014).

G ambar 4. Luas lahan pertanian yang berubah m enjadi lahan pertam banga n

Berdasarkan Gam bar 4 diatas dalam periode ta hun 2012-2017 terjadi perubahan luas lahan perta nian m enjadi lahan pertam bangan ya ng berbe da antara Desa Bedoyo dan Desa Karangasem , dim ana perubahan luas laha n pertanian Desa Bedoyo lebih besar yakni 18.512,77 m2

daripada Desa Karangasem yang sebesar 15.216,3m2. Hal ini dikarenakan faktor

aksesibilitas yang berbeda antara kedua desa tersebut. Desa Bedoyo m em iliki aksesibilitas lebih baik karena dilalui Jalan Nasional, sehingga perubaha n lahannya lebih intensif daripa da Desa Karangasem .

Luas lahan tega lan yang berubah tersebut berkontribusi tidak terla lu

5 . 0 0 0, 0 0 1 0 . 0 00 , 0 0 B e d o yo K a ra ng a s e m Lu as L ah an (m ²)

(8)

signifikan dalam peningka tan luas lahan pertam bangan. Lahan te galan terse but di Desa Bedoyo berkontribusi sebesar 30,66% dan di Desa Karangasem sebesar 25,23% dari luas total peningka tan lahan pertam bangan ya ng terjadi dalam periode 5 tahun. Pem anfaatan lahan tega lan lahan pertam bangan dikedua desa sam a, yakni dijadikan laha n pendukung seperti untuk parkir kendaraan pertam bangan, akses jalan m enuju pertam bangan, tem pat m enyim pan sem entara hasil tam bang, dan tem pat m engolah hasil tam bang.

Faktor paling berpengengaruh terhadap perubahan la han pertanian m enja di lahan pertam bangan dikedua de sa ini sam a, yakni produktivitas lahan pertanian nya rendah sehingga perlu diuba h penggunaanya untuk m eningka tkan produktivitas, pendapatan rum ahtangga petani ya ng rendah karena produktivitas lahan ya ng rendah, serta faktor aksesibilitas lahan pertanian yang baik m enja dika n lahan pertanian dikedua desa dialihfungsikan m enjadi laha n pertam bangan. Faktor aksesibilitas m enjadi fa ktor penentu dalam perubahan lahan disini karena berpengaruh dalam kem udahan m engakse s suatu lahan khsusunya lahan pertam bangan m engingat aktivitas pertam bangan erat kaitannya dengan aktivitas transportasi yang tinggi dalam m engangkut hasil tam bangnya. Pengaruh Perubahan Lahan terhadap K esejahteraan Rumahtangga Petani

Lahan pertam banga n batukapur di Desa Bedoyo dan De sa Karangasem m erupakan penggunaanlaha n yang m engalam i perubahan paling signifikan dengan penam bahan lua s paling besar dalam periode tahun 2012-2017 dibandingkan lahan yang lain. Pengaruh perubahan lahan tersebut terhada p kesejahteraan rum ahtangga petani dikedua desa dilihat dari perubahan jenis pekerjaan dan pendapatan rum ahtangga peta ni. Kedua indikator ini dipilih dengan asum si m erupakan indikator paling terpengaruh dengan adanya perubahan lahan ini

Tabel 3. Tabulasi Silang Jenis Pekerjaan Sebelum dan Sesudah Perubahan Laha n Jenis

Pekerjaan

Desa Bedoyo Desa K arangasem

Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Jm l % Jm l % Jm l % Jm l % Tidak/ Belum Bekerja 1 2 0 0 0 0 0 0 Petani 25 50 3 6 17 70.8 1 4.2 Buruh Bangunan 5 10 1 2 2 8.3 0 0 Buruh Pabrik 10 20 0 0 3 12.5 0 0 Pegawai Swasta 3 6 0 0 2 8.3 3 12.5 W iraswasta 6 12 1 2 0 0 1 4.2 Pertam bangan 0 0 45 90 0 0 19 79.2 Jum lah 50 100 50 100 24 100 24 100

Hasil tabulasi silang pada Tabe l 3 diketa hui bahwa adanya perubahan lahan yang terjadi di Desa Bedoyo dan Desa Karangasem berdam pak pada perubahan jenis pekerjaan utam a kepala rum ahtangga petani (KRTP). Sebelum adanya pertam bangan ba tukapur sebagian besar yakni 50% KRTP di Desa Bedoyo dan 70,8% KRTP di Desa Karangasem bekerja sebagai pe tani. besarnya persentase KRTP sebagai petani dikedua desa disebabkan karena kurangnya rendahnya tingkat pendidika n dan keahlia n yang dim iliki KRTP, serta lapangan pekerjaan lain yang juga terbata s.

Adanya peruba han lahan pertanian m enjadi laha n pertam bangan batukapur dikedua desa tersebut m enyebabkan banyak KRTP yang alih profesi atau m enam bah pekerjaannya disektor pertam banga n. Hal ini da pat dilihat dari ha sil tabulasi sila ng pada Tabel 3. Selain KRTP yang m enja di petani, KRTP yang bekerja disektor lain pun juga banyak yang beralih profe si ke pertam bangan ini. Dapat dilihat pada Tabel 3 bahwa KR TP yang bekerja dipertam bangan setelah adanya perubahan m eningka t pesat, di Desa Bedoyo dari 0% m enjadi 90% dan di Desa Karangasem dari 0% m enjadi 79,2%. Banyaknya KRTP yang beralih profe si ini disebabkan oleh faktor ekonom i, yakni pendapatan dipertam bangan yang dinilai le bih besar dari sebelum nya dan lebih stabil karena dapa t berlangsung

(9)

sepanjang tahun tidak seperti pada saat m enjadi petani yang penghasilannya didapat setelah panen.

Jenis penda patan dalam m engetahui dam pak perubahan lahan yang terjadi di Desa Bedoyo dan Desa Karangasem dibagi m enjadi 2 kategori yakni baik (≥ UM K) dan kurang (< UM K). Upah m inim um kabupate n (UM K) yang digunakan a dalah UM K Kab. Gunungkidul Tahun 2017, dikarenakan a gar sesua i denga n tahun terjadinya peruba han laha n dalam pene litian ini. UM K sebagai da sar penentuan kondisi kesejahteraan rum ahtangga petani karena diasum sikan bahwa rum ahtangga yang m em iliki pendapatan dia tas UM K sudah dalam kondisi ya ng se jahtera karena dapat m em enuhi kebutuhan pokoknya. Sedangankan rum ahtangga yang m em iliki pendapatan dibawah UM K dika tan dalam kondisi belum sejahtera.

Tabel 4. Tabulasi Silang Pendapatan Sebelum dan Sesudah Perubahan Laha n

Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Tabel 4, adanya pertam bangan batukapur dikedua desa berdam pak pada peningkatan pendapatan rum ahtangga petani. Peningka tan yang terja di cukup signifikan dikedua desa, dim ana sebelum adanya pertam bangan di De sa Bedoyo rum ahtangga yang m em iliki pe ndapata n dia tas UM K hanya ada 26% sedangkan sete lah adanya pertam bangan m eningkat m enjadi 82% dari total rum ahtangga yang m enjadi responden. M eskipun sam a-sam a m eningkat, teta pi peningkatan pendapatan rum ahtangga di Desa Karangasem tidak sebesar di Desa Bedoyo, sebelum adanya pertam bangan rum ahtangga yang m em iliki penda patan diatas UM K hanya ada 37,5% sedangkan setelah ada pertam bangan di desa ini

m eningka t m enjadi 79,2% dari total responde n di Desa Karangasem .

Besarnya peningka tan jum lah rum ahtangga yang m em iliki penda patan diatas UM K dike dua desa disebabkan karena berubahnya pekerjaan yang digeluti oleh penduduk. Berubahnya pekerjaan penduduk khususnya KRTP m enyebabkan peningkatan pendapatan rum ahtangga petani karena pendapata n dari sektor pertam bangan yang tidak bergantung pada m usim atau berlangsung terus m enerus dan lebih besar dari sektor pertanian. M eskipun peningkatan jum lah rum ahtangga ya ng m em iliki pendapata n dia tas UM K sangat tinggi de ngan adanya perubaha n lahan, tetapi m asih terdapa t rum ahtangga dikedua desa yang m em iliki penda patan dibawah UM K sehingga dapa t dikatakan m asih terdapat rum ahtangga yang belum sejahtera. Hal ini disebabka n karena beberapa faktor seperti je nis pekerjaan utam a KRTP yang m em iliki pendapa tan tidak m enentu seperti petani atau buruh bangunan, persentase jum lah anggota rum ahtangga bekerja yang rendah, dan hari kerja di pertam banga n yang m asih sedikit pada setiap bulannya.

Secara keseluruhan dengan adanya pertam bangan ba tuka pur dikedua desa ini m eningka tkan pendapata n rum ahtangga petani m eskipun m asih terdapat rum ahtangga yang m em iliki penda patan dibawah UM K Ka b. Gunungkidul. Dapat disim pulkan bahwa adanya perubahan lahan pertanian m enjadi laha n pertam bangan batukapur di De sa Bedoyo dan Desa Karangasem berdam pak pada peningkatan kondisi kesejahteraan rum ahtangg pe tani. K ESIM PULAN

Kesim pulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas pertam banga n batukapur di Kecam atan Ponjong berpengaruh cukup signifikan terhadap lua s perubahan penggunaanlaha n yang terjadi. Lahan pertam bangan di Desa Bedoyo dan De sa Karangasem dalam kurun waktu lim a tahun (2012-2017) m engalam i peningkatan paling lua s dibanding jenis

Pendapatan

Desa Bedoyo Desa K arangasem

Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Jm l % Jm l % Jm l % Jm l % Baik (≥ UM K) 13 26 41 82 9 37.5 19 79.2 Kurang (< UM K) 37 74 9 18 15 62.5 5 20.8 Jum lah 50 100 50 100 24 100 24 100

(10)

lahan yang lain. Jenis la han yang dialihfungsikan m enjadi pertam bangan batukapur dikedua desa sebagia n besar m erupakan lahan sem ak belukar, tetapi perubahan laha n pertanian m enja di lahan pertam bangan juga cukup luas. Lahan pertanian yang m engalam i perubahan m enjadi lahan pertam bangan dari tahun 2012 hingga tahun 2017 di Desa Bedoyo sebesar 18.512,77m2 dan di De sa Karangasem sebesar 15.216,3m2.

2. Perubahan lahan pertanian m enjadi lahan pertam bangan batukapur di Kecam atan Ponjong berpengaruh positif terhadap kesejahteraan rum ahtangga petani. Kesejahteraan rum ahtangga petani yang dilihat dari pendapata nnya m engalam i peningkatan denga n sem akin luasnya lahan pertam bangan. Hal ini dikarenakan dengan adanya perubahan terse but m enjadikan sem akin lua s lapangan pekerjaan, sehingga banyak petani yang m enam bah jeni pekerjaannya m enjadi penam bang batukapur.

DAFTAR PUSTAK A

Asy’ari, M.R., dan Sarju Winardi. 2014. Hubungan A ntara Evolusi Porosita s dengan Karakteristik Diage nesis Form asi W onosari Di Kecam atan Ponjong, Kabupaten G unungkidul, Provinsi DIY. Prosiding Sem inar

Nasional Kebum ian Ke-7. Jurusan

Teknik Geologi, FT UGM .

BPS. 2016. Kecamatan P onjong Dalam

Angka 2016. Gunungkidul: Badan Pusa t

Statistik Ka b. Gunungkidul.

BPS. 2017. Kecamatan P onjong Dalam

Angka 2017. Gunungkidul: Badan Pusa t

Statistik Ka b. Gunungkidul.

Budihari, N.L.G., Suditha, I.N., dan Suryadi, M ade. 2013. Perubahan Fungsi Lahan Pertanian M enjadi Perum ahan Berdam pak Terhadap Sosial Ekonom i Di Desa Bngan, Kecam atan Kediri, Kabupate n Tabanan. Jurnal Jurusan Pendidikan Geografi Vol. 2 No. 1.

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Haryono, Eko, dan Adji, T.N. 2004.

Pengantar Geom orfologi dan Hidrologi

Karst. Yogya karta: Fakulta s Geografi

Universitas Ga djah M ada.

Kabarhandayani.com . 2015. Menengok Potensi Kawasan Pertambangan di

Gunungkidul. D iakse s m elalui

http://kabarhandayani.com /m enengok-potensi-kawa san-pertam bangan-di-gunungkidul/

M oniaga, Vicky R.B. 2011. A nalisis Daya Dukung Lahan Pertanian. Jurnal ASE

Vol. 07 No. 2. Hal 64.

Pewista, Ika, dan Harini, Rika. 2013. Faktor dan Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian terhadap K ondisi Sosia l Ekonom i Penduduk di Kabupate n Bantul. Kasus Daerah Perkotaan, Pinggiran dan Pedesaan Tahun 2001-2010. Jurnal Bumi Indonesia Vol. 02

No. 02 Tahun 2013. Fakultas Geografi

Referensi

Dokumen terkait

Daftarkan seorang administrator ke sistem dengan mendaftarkan sidik jari atau kata sandi untuk satu ID pengguna.. Pengguna &gt; Pengguna Baru &gt; Hak: Admin &gt;

 Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mengidentifikasi ciri-ciri (fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan) interaksi menyatakan dan menanyakan tentang

Internet adalah teknologi yang mengantarkan manusia untuk sampai pada kehidupan virtual yang merupakan kehidupan ke duanya ( second life ). Pada masyarakat Indonesia,

DEPARTMENT OF SUNNI THEOLOGY ALIGARH MUSLIM UNIVERSITY. ALIGARH (INDIA)

Responsiveness atau daya tanggap merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan oleh langsung karyawan untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap.Daya

JogjaBook menggunakan teknologi imaging terkini yang dapat melakukan scanning pada halaman buku secara khusus, sehingga dapat menghindari efek bayangan pada jilidan buku

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Landak tentang Penetapan Standar Pelayanan Perizinan

Di bawah payung holding company Mizuho Financial Group, Inc., anggota utama kelompok usaha ini adalah Mizuho Bank (MHBK), Mizuho Trust &amp; Banking (MHTB), dan Mizuho