Instrumen Pertanggungjawaban Perusahaan:
Perbandingan antara OECD Guidelines,
ISO26000 & UN Global Compact
Materi ini adalah terjemahan dari buku Martje Theuws and Mariette van Huijstee, “Corporate Responsibility Instruments: A Comparison of the OECD Guidelines, ISO
26000 & the UN Global Compact”, Centre for Research on Multinational Corporations
Implementasi dari UN Guiding Principles (UNGP) yang menjadi standar akuntabilitas/pertanggungjawaban korporasi
OECD Guidelines, ISO 26000 dan UN Global Compact menekankan pentingnya Uji Tuntas HAM untuk dilakukan oleh perusahaan. Meskipun tidak ada perbedaan dalam
mendefinisikan Uji Tuntas HAM, ketiga inisiatif berbeda dalam ruang lingkup masalah yang diatur. Pedoman OECD dan ISO 26000 menetapkan bahwa Uji Tuntas harus dilakukan untuk semua bidang yang tercakup dalam UNGP. Sebaliknya, UN Global Compact hanya meminta perusahaan untuk melakukan Uji Tuntas di bidang hak asasi manusia.
Pengantar umum terhadap ketiga instrument akuntabilitas
OECD Guidelines
OECD Guidelines untuk Perusahaan Multinasional adalah rekomendasi dari organisasi OECD bagi perusahaan yang beroperasi di atau dari negara anggota OECD. OECD Guidelines menyediakan instrumen untuk mengatasi pelanggaran oleh perusahaan melalui mekanisme pelaporan. OECD Guidelines yang diadopsi oleh pemerintah negara-negera anggota OECD diambil berdasarkan OECD Investment Declaration. Pemerintah negera- negara ini membuat komitmen untuk melaksanakan OECD Guidelines dengan mendirikan National Contact Point (NCP).
ISO 26000
ISO 26000 menawarkan panduan bagi sebuah organisasi atau perusahaan untuk pelaksanaan kebijakan 'tanggung jawab sosial'-nya. Standar ISO 26000 diadopsi pada tahun 2010 sebagai hasil dari proses negosiasi lima tahun yang melibatkan kelompok kerja internasional dan komite nasional di lebih dari 90 negara. ISO 26000 diadopsi oleh Badan Standar Nasional di 72 negara yang telah secara resmi mendukung pemberlakuan standar ini. Lima negara - termasuk Amerika Serikat dan India – menolak isi dari standar. Meskipun pemerintah negara-negara dianggap sebagai kelompok pemangku kepentingan, namun standar ini tidak secara resmi diakui oleh pemerintah negera-negara yang turut melakukan pengembangan ISO 26000. Namun, beberapa pemerintah, seperti Argentina, China dan Indonesia telah
memberikan dukungan eksplisit bagi penerapan ISO 26000.
UN Global Compact
United Nations Global Compact mempromosikan tanggungjawab sosial perusahaan melalui proses pembelajaran bersama. Peserta Global Compact berkomitmen untuk melaksanakan, dalam lingkup pengaruh mereka, ke-Sepuluh prinsip Global Compact di bidang hak asasi manusia, tenaga kerja, lingkungan dan anti-korupsi. Meskipun merupakan inisiatif PBB, namun UN Global Compact tidak mendapatkan dukungan pemerintah negara- negara anggota PBB, dan dengan demikian ini adalah murni instrumen sukarela.
Jangkauan
Dengan lebih dari 7.000 perusahaan dari 145 negara, UN Global Compact adalah inisiatif tanggungjawab perusahaan sukarela terbesar saat ini. Terdapat partisipasi dan dukungan yang kuat dari perusahaan-perusahaan yang berasal dari luar negara-negara barat.
Sejak penerapan ISO 26000, standar ini telah diterjemahkan ke dalam standar nasional di lebih dari 60 negara, dimana sekitar setengahnya adalah negara-negara berkembang. Belum pernah ada penelitian mengenai distribusi geografis dari standar ini. Namun, negara-negara di kawasan america latin telah menyatakan keinginan serius untuk menerapkan standar ini. Dibandingkan dengan UN Global Compact dan ISO 26000, OECD Guidelines memiliki jangkauan geografis yang terbatas, karena hanya berlaku untuk perusahaan yang beroperasi di dan dari negara-negara OECD dan negara-negara yang turut dalam OECD Investment Declaration (total sebanyak 46 negara).
Perbandingan aspek umum
Aspek
OECD Guidelines for
Multinational Enterprises
ISO 26000 Guidance on
Social Responsibility
UN Global Compact
Tujuan
Memberikan rekomendasi bagi
pemerintah negera-negara OECD
mengenai perilaku bisnis yang
bertanggung jawab.
Berkontribusi pada pembangunan
berkelanjutan.
Mendorong perusahaan di seluruh
dunia untuk mengadopsi kebijakan
dan praktek-praktek pembangunan
berkelanjutan dan tanggung jawab
sosial.
Tanggal
diadopsi
Revisi terakhir tahun 2011, diadopsi
pertamakali tahun 1976.
1 November 2011.
26 Juli 2000.
Jangkauan
berlaku
Perusahaan multinasional yang
beroperasi di atau dari 34 negara
anggota OECD, atau salah satu dari 12
negara-negara non-anggota OECD yang
telah menandatangani Deklarasi
Investasi OECD.
ISO 26000 dirancang untuk digunakan
oleh semua jenis organisasi, di sektor
publik, privat maupun organisasi
nirlaba, di seluruh dunia.
Lebih dari 8.000 peserta, termasuk
lebih dari 7.000 bisnis dari 145 negara.
Peserta lainnya adalah: bisnis,
asosiasi, masyarakat sipil, badan-
badan PBB, organisasi serikat pekerja,
akademisi, dan organisasi sektor
publik. UN Global Compact ini
terbuka untuk partisipasi oleh semua
perusahaan, di mana pun mereka
berada atau beroperasi selama mereka
menyatakan dukungan mereka
terhadap Sepuluh Prinsip Global
Compact.
Karakter
/Sifat
Merupakan rekomendasi dari
pemerintah yang tidak mengikat untuk
perusahaan multinasional yang
beroperasi di atau dari negara-negara
anggota OECD. Meskipun instrumen ini
tidak mengikat perusahaan, pemerintah
negara-negara anggota OECD terikat
untuk melaksanakannya. Pemerintah
mematuhi pedoman ini melalui
kewajiban untuk mendirikan National
Contact Point (NCP), yaitu untuk
mempromosikan pelaksanaan OECD
Guidelines dan menangani laporan
pelanggaran.
Ini adalah instrument sukarela dalam
menerapkan kebijakan Corporate
Responsibility oleh perusahaan. ISO
26000 berisi panduan untuk
implementasi kebijakan Corporate
Social Responsibility. ISO 26000
tidak mengandung persyaratan dan
tidak dimaksudkan untuk memberikan
sertifikasi (hal ini berbeda dengan
sebagian standar ISO lainnya).
Sukarela. Peserta dari Global Compact
berkomitmen untuk menerapkan
(dalam lingkup pengaruh mereka)
sepuluh prinsip UN Global Compact
di bidang hak asasi manusia,
perburuhan, lingkungan dan anti-
korupsi. UN Global Compact adalah
murni inisiatif sukarela. Instrumen ini
tidak menghukum atau menegakkan
perilaku atau tindakan perusahaan.
Sebaliknya, ia dirancang untuk
mendorong perubahan dan untuk
mempromosikan good corporate
citizenship dan mendorong solusi
inovatif dan kemitraan.
Dukungan
Multilateral instrument ini disepakati
oleh 46 pemerintah negara OECD dan
yang mengikutinya. Panduan ini diakui
oleh Komisi Eropa sebagai bagian dari
"instrumen inti dari prinsip-prinsip dan
pedoman yang diakui secara
internasional mengenai CSR".
Didukung oleh multi-stakeholder. ISO adalah
otoritas yang diakui dalam membuat standar
di seluruh dunia. Sebanyak 99 dari 162 Badan
Standar Nasional berpartisipasi dalam
pengembangan ISO 26000. ISO 26000 telah
disetujui oleh 94% dari Badan Standar
Nasional yang memilih. Badan Standar
Nasional dari 5 negara memilih menentang
pedoman ini (Kuba, India, Luxemburg, Turki
dan Amerika Serikat). Sebanyak 11 negara
abstain. ISO 26000 juga didukung oleh
organisasi penghubung yang berpartisipasi
dalam perkembangannya. ISO 26000 diakui
oleh Komisi Eropa sebagai bagian dari
"instrumen inti dari prinsip-prinsip dan
pedoman yang diakui secara internasional
mengenai CSR".
The UN Global Compact didukung
oleh Majelis Umum PBB dan telah
diakui pula dalam sejumlah kerjsama
antar pemerintah lainnya, termasuk
G8. The UN Global Compact diakui
oleh Komisi Eropa sebagai bagian dari
"instrumen inti dari prinsip-prinsip dan
pedoman yang diakui secara
Proses
Penyusunan
Pedoman OECD untuk MNEs diadopsi
pada tahun 1976 dan direvisi pada tahun
1979, 1982, 1984, 1991, 2000 dan 2011.
Pedoman tersebut dikembangkan dan
dirancang oleh pemerintah negara-
negara OECD dan negara-negara yang
mengikuti. Untuk pembaharuan tahun
2011, pemerintah negara OECD
melakukan konsultasi dengan berbagai
pemangku kepentingan.
Melalui proses multi-pihak (2005-
2010) yang melibatkan para pemangku
kepentingan dari negara berkembang
dan negara maju. ISO 26000
dikembangkan selama proses diskusi
multi-pihak selama lima tahun oleh
sebuah kelompok kerja dari 435 ahli
dari lebih dari 90 negara. Enam
kelompok stakeholder berikut ini
terwakili dalam kelompok kerja: (1)
industri, (2) pemerintah, (3) tenaga
kerja, (4) konsumen, (5) organisasi
non-pemerintah dan (6) layanan,
dukungan, penelitian dan lain-lain
(SSRO). ISO 26000 Guidance on
Social Responsibility diluncurkan
pada November 2010.
The Global Compact diluncurkan pada
tahun 2000 oleh mantan Sekretaris
Jenderal PBB Kofi Annan. Sepuluh
prinsip yang berasal dari konsensus
universal diambil dari: Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia;
Deklarasi ILO tentang Prinsip dan Hak
Fundamental di Tempat Kerja; dan
Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan
Pembangunan.
Mekanisme
Monitoring
Kewajiban formal yang diberikan oleh
OECD Guidelines bagi pemerintah
negara-negara yang mengadopsi adalah
mendirikan National Contact Point
(NCP). Tanggung jawab utama NCP
adalah untuk memastikan tindak lanjut
dari OECD Guidelines. NCP
bertanggung jawab untuk mendorong
kepatuhan terhadap OECD Guidelines
dalam konteks nasional dan untuk
memastikan bahwa OECD Guidelines
dikenal dan dipahami oleh komunitas
bisnis dan pihak lain yang
berkepentingan.
Tidak ada verifikasi atau mekanisme
penegakan hukum. ISO 26000 adalah standar
pedoman murni sukarela untuk menerapkan
Tanggungjawab Sosial. Setelah penerapan
ISO 26000, masa kerja Kelompok Kerja
Internasional berakhir, diganti dengan badan
yang disebut Post Publication Organization
(PPO). Di antara tugas-tugas dari PPO adalah:
- Mengumpulkan informasi dan
mengidentifikasi praktek-praktek yang baik
dan buruk dalam menggunakan ISO 26000,
dan melaporkan kepada ISO/CS.
- Memberikan saran kepada ISO/CS atas
permintaan interpretasi ISO 26000 dari Badan
Standarisasi Nasional.
Tidak ada monitoring atau penegakan
independen. Satu-satunya kewajiban bagi
perusahaan yang berpartisipasi adalah bahwa
mereka harus mengeluarkan Komunikasi
Kemajuan Tahunan (COP). COP tersebut
harus menggambarkan kemajuan yang dibuat
dalam menerapkan sepuluh prinsip-prinsip
UNGC. Namun isi laporan ini tidak akan
diperiksa. Kegagalan untuk membuat COP
akan mengakibatkan penurunan status peserta
dari aktif menjadi non-communicating.
Peserta yang tidak membuat laporan kemajuan
selama dua tahun berturut-turut akan
dikeluarkan dari daftar dan Global Compact
mengumumkan nama perusahaan yang
dikeluarkan.
Mekanisme
Komplain
OECD Guidelines untuk MNEs disertai
dengan mekanisme penyelesaian
sengketa untuk menyelesaikan
komplain tentang dugaan pelanggaran
perusahaan. Salah satu kewajiban NCP
adalah menggunakan 'Specific
Instances', yang digunakan untuk
memprose keluhan.
Proses pengaduan ini dimaksudkan
untuk menyelesaikan masalah terkait
dugaan pelanggaran OECD Guidelines
melalui mediasi dan memfasilitasi
dialog antara pihak-pihak. Dalam
kesimpulannya, NCP akan
mengeluarkan pernyataan yang terbuka
untuk publik.
Jika mediasi gagal, pernyataan NCP itu
harus berisi masalah, proses dan
rekomendasi kepada para pihak dan
dapat mencakup penilaian atas dugaan
pelanggaran.
NCP dapat menangani komplain
mengenai pelanggaran yang terjadi di
negaranya atau pelanggaran oleh
perusahaan di luar negeri.
ISO 26000 tidak menyediakan
mekanisme untuk mengajukan
komplain mengenai dugaan
pelanggaran sosial atau lingkungan
oleh perusahaan, dan non-kepatuhan
dengan standar ISO 26000.
ISO 26000 hanya dapat menangani
komplain mengenai penyalahgunaan
standar, yang berarti bahwa komplain
hanya dapat diajukan mengenai cara
perusahaan berkomunikasi mengenai
penerapan ISO 26000. Misalnya, ISO
26000 merupakan instrumen petunjuk
dan bukan untuk sertifikasi.
Setiap perusahaan yang mengklaim
bersertifikat ISO 26000 berarti
menyalahgunakan ISO 26000.
Sebelum mengajukan komplain,
pelapor diharapkan untuk terlebih
dahulu berdialog dengan perusahaan
yang bersangkutan.
The Global Compact memiliki
perangkat yang disebut dengan
Integrity Measures (IM). Termasuk di
dalam IM adalah prosedur untuk
memulai dialog sekitar "tuduhan
pelanggaran sistematis atau
menyeluruh dari tujuan umum UN
Global Compact dan prinsip-
prinsipnya".
Prosedur ini bertujuan untuk
mendapatkan respon dari perusahaan
yang bertujuan untuk mencapai
perbaikan oleh perusahaan dan
bukannya proses pengaduan yang
lengkap.
Jika perusahaan yang bersangkutan
menolak untuk terlibat dalam dialog
mengenai masalah ini dalam waktu
dua bulan setelah pertama kali
dihubungi oleh Perwakilan Global
Compact, maka perusahaan dapat
dikatagorikan sebagai
'noncommunicating' .
Status non-communicating ini akan ditulis di
website Global Compact . Jika status non-
communicating ini dianggap merugikan
reputasi dan integritas Global Compact, maka
Global Compact berhak untuk menghapus
perusahaan itu dari daftar peserta .
The Global Compact menekankan
bahwa fokus dari tindakan Integrity
Measures tidak dimaksudkan untuk
menyelesaikan kasus dugaan
pelanggaran sosial atau lingkungan
oleh perusahaan .
Aksesabilitas Bebas biaya di unduh melalui OECD
website: http://mneguidelines.oecd.org/
Harga ISO 26000: 2010 – Guidance
on Social Responsibility adalah
sebesar 162 Euro.
Sepuluh prinsip United Nations Global
Compact tercantum di website Global
Compact:
http://www.unglobalcompact.org/.
Jaringan Global Compact lokal
beroperasi di 101 negara. Peran
jaringan lokal adalah untuk
memajukan pelaksanaan sepuluh
prinsip oleh perusahaan dan untuk
mengatur kegiatan pembelajaran.
Kelebihan dan kelemahan
OECD Guidelines didukung oleh 46 pemerintah anggota OECD. Dukungan pemerintah ini memberikan sebuah landasan yang otoritatif terhadap pelaksanaan OECD Guidelines. Sampai saat ini, OECD Guidelines adalah satu-satunya instrumen akuntabilitas perusahaan–yang memiliki mekanisme pengaduan untuk menangani dugaan pelanggaran–yang didukung oleh pemerintah. Namun, jangkauan OECD Guidelines terbatas karena hanya berlaku untuk perusahaan yang beroperasi di atau dari salah satu dari 46 negara-negara OECD. Selain itu, beberapa klausa memiliki bahasa yang lemah, termasuk banyak menggunakan kata “where
appropriate” dan bahasa yang kurang kuat dibandingkan rumusan dalam UN Global
Compact dan ISO 26000 (misalnya paragraf tentang pekerja anak ). Mekanisme “Specific Instance” memberikan kesempatan bagi organisasi masyarakat sipil untuk menyampaikan komplain mengenai dugaan pelanggaran terhadap OECD Guidelines. Namun, efektivitas instrumen dalam memastikan hasil positif agak terbatas. Selama ini, kemampuan NCP dalam penanganan komplain menunjukkan hasil yang beragam.
Standar ISO 26000 merupakan pedoman yang dikembangkan dalam proses penyusunan multipihak yang unik. ISO 26000 adalah satu-satunya standar tanggung jawab sosial
perusahaan multi-pihak yang disusuan dengan memperhatikan masukan-masukan yang kuat dari negara-negara berkembang, dan NGOs di negara-negara tersebut . ISO 26000 memiliki jangkauan yang berpotensi besar untuk bisnis dan organisasi lain di seluruh dunia. Penelitian awal menunjukkan bahwa ISO 26000 sangat menarik bagi perusahaan di negara-negara berkembang. ISO 26000 tidak mengandung persyaratan dan tidak dimaksudkan untuk sertifikasi. Namun, tanpa adanya mekanisme verifikasi dan mekanisme penegakannya, akan sulit untuk menilai dampak yang dihasilkan dari penerapan ISO 26000.
Saat ini, UN Global Compact merupakan inisiatif tanggung jawab perusahaan yang paling populer di kalangan bisnis, dengan lebih dari 7.000 peserta perusahaan, dimana basis keanggotaan terbesarnya berada di negara-negara berkembang. Mekanismenya yang sederhana dan perusahaan diberikan kesempatan untuk secara terbuka berkomitmen menerapkan Sepuluh Prinsip UN Global Compact merupakan faktor pendukung utama. Namun, UN Global Compact juga memeliki kelemahan, yaitu tidak adanya mekanisme penyaringan bagi keanggotaan baru, dan tidak adanya mekanisme penegakan hukum untuk menjamin bahwa peserta perusahaan telah mematuhi Sepuluh Prinsip UN Global Compact. Terdapat kemungkinan risiko bahwa perusahaan menggunakan keanggotaannya dalam UN Global Compact semata-mata sebagai sarana untuk meningkatkan citra perusahaan, dan tidak secara nyata mengadakan perbaikan perilaku terhadap isu-isu kepentingan sosial dan
perlindungan lingkungan.
Bagaimana Organisasi Masyarakat Sipil dapat menggunakan instrumen-instrumen ini?
OECD Guidelines: Mediasi
OECD Guidelines dan prosedur pengaduannya memberikan kesempatan bagi organisasi masyarakat sipil dan serikat buruh untuk memperbaiki kesalahan perusahaan dan mencari penyelesaian konflik bagi pihak yang terkena dampak. Meskipun OECD Guidelines tidak mengikat perusahaan, namun pemerintah secara hukum terikat untuk melaksanakannya dan memiliki kewajiban untuk mendirikan National Contact Point (NCP) untuk menangani
antara para pihak. Prosedur pengaduan yang didukung oleh pemerintah ini merupakan
karakteristik unik dari OECD Guidelines. Perlu dicatat bahwa organisasi masyarakat sipil dan serikat pekerja telah memiliki beberapa pengalaman berkaitan dengan bagaimana NCP
menangani keluhan. Proses mediasi mungkin akan panjang dan hasil yang positif tidak dapat dijamin. OECD Watch, jaringan internasional dari organisasi masyarakat sipil,
mengidentifikasi dan mengawasi kasus-kasus yang diajukan oleh organisasi masyarakat sipil kepada NCP diseluruh dunia. Selain itu, jaringan ini telah menerbitkan panduan yang
mencakup panduan mengenai langkah-langkah dalam mengajukan komplain. Organisasi masyarakat sipil yang sedang mempertimbangkan untuk mengajukan komplain pada NCP disarankan untuk melihat bahan-bahan yang disediakan oleh OECD Watch melalui
www.oecdwatch.org
UN Global Compact: mengatasi klaim yang tidak benar dan memulai dialog
Karena mekanisme akuntabilitas Global Compact yang lemah, saat ini ada banyak peserta korporasi yang melanggar salah satu atau beberapa prinsip dari Sepuluh Prinsip UN Global Compact. Jika sebuah organisasi masyarakat sipil bermaksud menangani dugaan pelanggaran tertentu oleh korporasi, disarankan memeriksa daftar peserta UN Global Compact di
www.unglobalcompact.org/participants/search untuk melihat apakah perusahaan yang
bersangkutan adalah anggota UN Global Compact. Jika perusahaan adalah anggota dari UN Global Compact, maka dapat dugaan dapat ditujukan terhadap perusahaan atas kegagalannya untuk memenuhi komitmen publik. Selain itu, mengirimkan pengaduan/komplain kepada UN Global Compact melalui proses Integrity Measures dapat juga dilakukan. Proses Integrity Measures meliputi prosedur untuk memulai dialog atas pelanggaran serius terhadap tujuan keseluruhan UN Global Compact dan prinsip-prinsipnya. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mempromosikan dialog antara pengadu dengan perusahaan yang bersangkutan. Pada akhirnya, perusahaan dapat dihapuskan dari daftar peserta UN Global Compact, namun hal ini sangat jarang terjadi. Mengajukan keluhan kepada UN Global Compact dapat berguna untuk mendapatkan respon dari perusahaan yang bersangkutan dan untuk terlibat dalam dialog dengan perusahaan. Kedua, hal ini akan memberikan masukan kepada UN Global Compact, bahwa tanpa pengawasan dan mekanisme penegakan mekanisme yang memadai, inisiatif ini gagal untuk mengatur perilaku perusahaan. Contoh-contoh pengaduan yang dikirim kepada UN Global Compact di bawah Integrity Measures dapat ditemukan pada blog
berikut ini: www.globalcompactcritics.org
ISO 26000: mengatasi klaim yang tidak benar dan menilai kebijakan tanggung jawab perusahaan
ISO 26000 menawarkan panduan rinci tentang berbagai tanggung jawab perusahaan dan aspek akuntabilitas perusahaan. ISO 26000 menyediakan kerangka acuan bagi organisasi masyarakat sipil untuk menilai kebijakan dan prosedur perusahaan. Mengingat fakta bahwa ISO 26000 memberikan pedoman bagi semua organisasi, organisasi masyarakat sipil juga dapat menggunakan instrumen untuk mengembangkan kebijakan akuntabilitas mereka sendiri dan mempraktekkannya. Selain itu, penyalahgunaan terhadap ISO 26000 dapat diselesaikan. Meskipun ISO 26000 memberikan panduan, namun instrument ini tidak mengandung persyaratan, dan tidak memiliki mekanisme pengaduan terhadap pelanggaran ISO 26000. Namun , dimungkinkan untuk mengajukan complain mengenai penyalahgunaan ISO 26000. ISO 26000 secara eksplisit menyatakan bahwa instrument ini tidak dimaksudkan untuk sertifikasi. Setiap klaim dari perusahaan bahwa telah mendapatkan sertifikat ISO 26000
merupakan penyalahgunaan ISO 26000. Beberapa kasus penyalahgunaan telah dilaporkan. Laporan penyalahgunaan ISO 26000 dapat ditemukan melalui