| 28
ANALISIS IMPLEMENTASI TATAKELOLA MANAJEMEN SARANA
DAN PRASARANA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MUTU
PENDIDIKA (STUDI KASUS : SMK MULTAZAM GISTING)
Fauzi1, Rita Irviani2, Kasmi3
1Prodi Sistem Informasi, STMIK Pringsewu, Lampung 2,3Prodi Manajeman Informatika, STMIK Pringsewu, Lampung
1,2,3Jl. Wisma Rini No.09 Pringsewu, Lampung, Indonesia
E-Mail : [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Sasaran dan prasarana menjadi pendukung wajib bagi terselenggarnya Pendidikan yang baik dan efektif bagi Sekolah. Tatakelola Manajeman sarana dan prasarana menjadi suatu keharusan bagi kebrlangsungan Pendidikan di lingkungan sekolah. SMK Multazam Gisting merupakan sekolah mengah kejuruan dibawah Yayasan Pendidikan startech yang memiliki berbagai sarana dan prsarasan Pendidikan diwilayah Gisting Kabupaten Tanggamus. Dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan di SMK Multazam disusunlah manajeman sarana dan prasarana yang baik dan tersetruktur guna mengetahui sebarapa besaran peningkatan kualitsa dan mutu Pendidikan. Dari Hasil penelitian ini menggambarkan proses pengelolaan sarana dan prasarana serta pendukung proses belajar mengajar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pengolahan sarana dan prsarana didasarkan pada prosedur yang meliputi: perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan. Implementasi manajemen sarana dan prasarana SMK Multazam Gisting sudah sangat baik karena sarana dan prasarana merupakan fasilitas pendukung yang dapat menunjang proses kegiatan dalam organisasi apa saja termasuk yang dudalamnya adalah satuan pendidikan, Mutu pendidikan yang ada di SMK Multazam Gisting juga masuk kategori sangat baik, sebagai acuan dengan melihat hasil yang diperoleh penyebaran angket guru dan siswa dengan hasil yang sama sangat baik karena SMK Multazam Gisting menerapkan strategi peningkatan mutu pendidikan .
Kata kunci : Manajemen sarana dan prasarana, SMK Multazam, Mutu Pendidikan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan/ material bagi terselenggaranya proses pendidikan disekolah. Manajemen sarana dan prasarana dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar sehingga mencapai mutu pendidikan yang baik. Sarana dan prasarana pendidikan itu semua sebagai benda bergerak dan tidak bergerak yang dibutuhkan untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Manajemen sarana dan prasarana merupakan seluruh proses perencanaan pengadaan, pendayagunaan dan pengawasan sarana dan prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan disekolah dapat tercapi dengan efektif dan efisien. Kegiatan manajemen sarana dan prasarana meliputi: (1) perencanaan kebutuhan, (2) pengadaan, (3) penyimpanan (4) penginventarisasian (5) pemeliharaan,(6) penghapusan sarana dan prasarana pendidikan. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 46 ayat 1 disebutkan bahwa Satuan pendidikan yang memiliki peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan yang memerlukan layanan khusus wajib menyediakan akses ke sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan adanya saran dan prasarana yang ada disekolah tersebut perlu didayagunkan dan dikelolah untuk kepentingan proses belajar mengajar disekolah sehingga pembelajaran disekolah didukung oleh adanya pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan yang ada disekolah secara efektif dan efisien.
Mutu pendidikan merujuk pada kegiatan penanganan tranformasi masukan-masukan melalui subsistem pemrosesan menjadi pengeluaran serta hasil-hasil yang berasal dari masukan dan tindakan berikutnya melalui evaluasi keluaran. Berdasarkan pemahaman demikian maka mutu proses pendidikan menunjukan kebermutuan subsistem dalam system proses,yang meliputi tindakan kerja, komunikasi, dan monitoring.
| 29
1.2. Rumusan Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang tejadi. Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka penulis merumuskan masalah Bagaimana Implementasi Tatakelola Manajemen Sarana Dan Prasarana Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SMK Multazam Gisting Kabupaten Tanggamus ?
II. TINJAUAAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang mengambil lokasi di SMK Multazam Gisting Kabupaten Tanggamus. Sedangkan obyek penelitian ini adalah tentang Implementasi Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMK Multazam Gisting. Hasil penelitian yang dilakukan (Halim, 2011) di MTsN Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu yaitu perencanaan manajemen sarana dan prasarana di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu terlebih dahulu dilakukan analisis kebutuhan riil baik yang menyangkut kebutuhan administrasi maupun pendukung kegiatan proses pembelajaran, seperti ruang kelas, moubilair, dan lain sebagainya. Yang melibatkan: Kepala Madrasah, KTU, bendahara, PKM, dan bahkan utusan dari komite sekolah. (Ni’mah, 2009) Implikasi manajemen pembiayaan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Perguruan Islam Matholi’ul Falah Kajen Margoyoso pati dapat dilihat melalui pengalokasian dana pada RAPBM yaitu melalui pengalokasian dana untuk siswa berupa kegiatan ekstrakurikuler, pengalokasian dana untuk guru melalui peningkatan profesionalisme guru berupa gaji dan tunjangan, pengalokasian dana untuk sarana dan prasarana yaitu dengan cara penambahan fasilitas, perbaikan sarana dan pemeliharaan. (Rizqi, 2017) Adapun faktor penghambat implementasi branding strategy di MAN Maguwoharjo diantaranya, sumber daya manusia yang terbatas dari segi pemenuhan kebutuhan belajar siswa difabel dan keuangan/pembiayaan yang kurang maksimal. Sedangkan faktor pendukungnya adalah sarana prasarana yang cukup memadai, kualitas Lembaga
Hasil penelitian (Hidayah, 2018) manajemen pemeliharaan sarana dan prasrana di MTsN 2 Bandar Lampung ialah, perencanaan pemeliharaan dilakukan secara global di tiap awal tahun ajaran baru pengajuan perencanaan berdasarkan aduan guru kepada wakil kepala yang kemudian diajukan Kepada kepala Madrasah dan terakhir pendistribusian pada bagian Tata Usaha, dalam pengorganisasian semua personil sekolah ikut serta dalam pemeliharaan yang telah terakreditasi sangat baik, dan faktor pembiayaan untuk siswa berkebutuhan khusus.
Penelitian yang dilakukan penulis ini jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini lebih difokuskan pada pembahasan tentang Implementasi Manajemen Sarana dan Prasarana SMK Multazam Gisting dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.
2.2. Manajemen sarana dan prasarana
a. Pengertian manajemen
(Fauzi, 2018) Manajemen berasal dari bahasa inggris “management” dengan kata kerja to
manage yang secara umum berarti mengurusi. Dalam arti khusus manajemen dipakai bagi
pimpinan dan kepemimpinan, yaitu orang-orang yang melakukan kegiatan memimpin dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin, disebut “manajer”.
Istilah manajemen juga sering didefinisikan sebagai kegiatan pengelolaan berbagai sumber daya yang ada dengan cara bekerja sama dengan orang lain sehingga dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Menurut pendapat Haiman bahwa manajemen yang mempunyai fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui orang lain,manajemen juga mempunyai tanggung jawab dalam mengawasi usaha-usaha yang dilakukan bawahannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Adapun menurut para pakar pengertian manajemen dari berbagai buku sebagai berikut : 1. George R. Terry mendefinisikan manajemen adalah cara pencapaian tujuan yang
ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.
2. Haiaman manajemen adalah fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.
3. Sondang P.Siagian manajemen adalah kemanpuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
| 30 4. Mulyasa manajemen adalah sebagai suatu proses yang khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Dari pengertian manajemen menurut para pakar dapat penulis simpulkan bahwa manajemen adalah kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi karena seorang manajer mempunyai fungsi-fungsi pokok dalam kepemimpinannya yaitu: (POAC) perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (Actuating), pengawasan (controling), secara efektif dan efisien.
b. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
1. Sarana adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan disekolah . Jadi sarana itu adalah fasilitas pokok yang digunakan untuk mendorong dalam kegiatan belajar mengajar ketika berada disekolah, seperti sebuah ruang kelas, yang di dalamnya terdapat guru dan siswa, papan tulis, meja kursi, dan LCD/Proyektor .
2. Prasrana adalah semua perlengakapan yang secara tidak langsung menunjang
pelaksanaan proses pendidikan disekolah. Dapat diklasifikasikan bahwa prasarana dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : prasarana yang dapat digunakan secara langsung dalam proses pembelajaran dan prasanana yang tidak digunakan dalam proses pembelajaran, tetapi secara langsung sangat menujang proses pembelajaran, seperti kelas, meja dan kursi adalah fasilitas yang pokok yang disebut prasarana pendidikan yang diperlukan dalam mencapai tujuan pendidikan. Karana sangat diperlukan prasarana pendidikan harus ada sebelum suatu proses pembelajaran dimulai.
3. Manajemen Sarana dan Prasarana adalah kegiatan mengatur untuk mempersiapkan
segala peralatan/ material bagi terselenggaranya proses proses pendidikan disekolah. Manajemen sarana dan prasarana dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana pendidikan adalah benda yang dibutuhkan untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar disekolah , baik secara langsung maupun tidak langsung. Manajemen sarana dan prasarana merupakan seluruh proses perencanaan pengadaan, pendayagunaan dan pengawasan sarana dan prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan disekolah dapat tercapi dengan efektif dan efisien. Kegiatan manajemen sarana dan prasarana meliputi : (1) perencanaan kebutuhan, (2) pengadaan, (3) penyimpanan,(4) penginventarisasian,(5) pemeliharaan,(6) penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.
c. Konsep Dasar pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Sarana dan prasarana merupakan fasilitas pendukung yang dapat menunjang proses kegiatan dalam organisasi apa saja termasuk didalamnya adalah satuan pendidikan atau sekolah. Akan tetapi yang lebih penting adalah proses pengelolaan atau manajemen dari sarana dan prasana itu sendiri. Proses pengelolaan tersebut dapat berpengaruh terhadap sukses tidaknya suatu proses kegiatan belajar mengajar disekolah. Dalam sebuah organisasi, manajemen merupakan kunci sukses, karena sangat menunjukan kelancaran kinerja organisasi yang bersangkutan terutama dalam organisasi satuan pendidikan.
d. Prinsip-Prinsip Dasar Pengelolaan Sarana dan Prasrana Pendidikan
Sebagaimana menurut pendapat Hunt Pierce, bahwa Prinsip dasar dalam melaksanakan pengelolaan sarana dan prasaranan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Lahan bangunan, dan perlengkapan sekolah harus menggambarkan cita-cita masyarakat sehingga sekolah akan mendapat siswa yang banyak untuk dikelola sekolah tahan sangatlah penting dalam satuan pendidikan
2. Perencanaan lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan perabotan sekolah hendaknya merupakan pancaran keinginan bersama dan dengan pertimbangan suatu tim ahli yang cukup cakap yang ada di masyarakat itu.
| 31 3. Lahan bangunan, dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah hendaknya disesuaikan
hendaknya memadai bagi kepentingan anak-anak didik, demi terbentuknya karakter mereka dan dapat melayani serta menjamin mereka diwaktu belajar, bekerja dan bermain sesuai dengan bakat masing-masing.
4. Lahan bangunan serta perlengkapan-perlengkapanperabot sekolah serta alat-alatnya yang hendak disesuaikan dengan kepentingn pendidikan yang bersumber dari kepentingan serta kegunaan atau manfaat bagi siswa-siswa dan guru-guru.
5. Sebagai penanggung jawab harus dapat membantu program serta secara efektif, melatih para petugas serta memilih alatnya dan cara menggunakannya agar mereka dapat menyesuaikan diri serta melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi-fungsi dan profesinya.
6. Seorang penanggung jawab sekolah harus mempunyai kecakapan tanggung jawab untuk mengenal, baik kualitatif maupun kuantitatif serta menggunakannya dengan tepat fungsi bangunan dan perlengkapannya yang sudah disediakan disekolah.
7. Sebagai penanggung jawab harus mampu memelihara serta menggunakan bangunan dan tanah sekitarnya sehingga ia dapat membantu mewujudkannya kesehatan, keamanan, dan keindahan serta kemajuan sekolah dan masyarakat.
8. Sebagai penanggung jawab sekolah bukan hanya mengetahui kekayaan sekolah yang dipercayakan kepadanya, sehingga harus memerhatikan seluruh keperluan alat-alat pendidikan yang dibutuhkan oleh anak didiknya dalam pembelajaran disekolah.
3.3. Mutu Pendidikan
a. Pengertian mutu pendidikan
(Nurhidayah, 2016) Mutu atau kualitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang melalui proses pendidikan, kareana pendidikan sangatlah penting dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk membangun bangsa lebih maju dan dapat diukur sejauh mana masyarakat memetingkan pendidikan. Dapat penulis simpulkan bahwa mutu pendidikan adalah gambaran yang menunjukan kemampuan dalam memuaskan kebutuhan yang dihrapkan oleh masyarakat dalam kualitas pendidikan tidak saja dilihat dari kemewahan fasilitas yang dimilikiakan tetapi sejauhmana output suatu pendidikan dapat membangun manusia yang berguna bagi masyarakat disekitar.
b. Langkah-Langkah Peningktan Mutu Pendidikan
1. Kebijakan Strategis Ada tiga faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di negara kita. Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan educational production function atau input – input analisis yang tidak konsisten.
Kedua, penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentarlistis. Ketiga, peran serta
masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan sangat minim. 2. Prinsip – prinsip Manajemen Peningkatan Mutu Manajemen peningkatan mutu sekolah
adalah suatu metode peningkatan mutu yang bertumpu pada sekolah itu sendiri, mengaplikasikan sekumpulan teknik, mendasarkan pada ketersediaan data kuantitatif dan kualitatif, serta pemberdayaan semua komponen sekolah untuk secara berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi sekolah guna memenuhi kebutuhan peserta didik sehingga dalam pembelajarannya menjadi efektif dan efisien
3. Teknik Penyusunan Progam Peningkatan Mutu Dalam sebuah lembaga pendidikan mempunyai penyusunan program peningkatan mutu pendidikan, mutu tersebut dilakukan dengan mengaplikasikan empat teknik, yaitu school review, benchmarking, quality
assurance, dan quality control. berdasarkan manajemen panduan sekolah, masing – masing.
c. Implementasi Peningkatan Mutu Pendidikan
Implementasi peningkatan mutu pendidikan Total Quality Manajement (TQM ) merupakan istilah yang sangat populer dalam penerapan manajemen mutu Pendidikan. Istilah tersebut pada umumnya hanya digunakan didunia bisnis dan industri dengan tujuan untuk menumbuhkan budaya peduli mutu. Karena dalam perkembangannya dianggap berhasil dalam menciptakan efektivitas kerja dan peningkatan mutu konsep tersebur dipakai dalam dunia pendidikan.
| 32
d. Standar mutu Pendidikan
Di dalam peraturan perundang – undang 19 tahun 20105 disebutkan bahwa pendidikan diindonesia menggunakan delapan setandar. yang menjadi acuan dalam membangun dan meningkatkan kualitas tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hokum Negara Kesatuan Republik Indonesia, ada delapan standar yang menjadi kritiria minimal tersebut yaitu Standar isi , Standar proses, Standar kompetensi kelulusan, Standar pendidik dan tenaga kependidikan, Standar srana dan prasarana, Standar pengelolaan, Standar pembiayaan, Standar penilaian pendidikan
III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitiah
Jenis penelitian, yang digunakan untuk mengetahui manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK Multazam Gisting Kabupaten Tanggamus, adalah merupakan penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan adalah untuk mencari di mana peristiwa-peristiwa yang menjadi objek penelitian berlangsung, sehingga mendapatkan informasi langsung dan terbaru tentang masalah yang yang telh diteliti, sekaligus sebagai cross checking terhadap bahan-bahan yang telah ada.
Jika dilihat dari segi sifat-sifat data maka termasuk dalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk memahami kejadian-kejadian tentang apa yang telah dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik, dengan cara kualitatif deskriptif yang dilakukan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah yang dilakukan.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang atau dimasa lampau yang ada di SMK Multazam Gisting Kabupaten Tanggamus. Penelitian merupakan penelitian deskriptif yang memusatkan perhatian pada saat masalah actual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung disekolah tersebut .
a. Sumber Data
1. Data primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Dalam penelitian ini sumber data primernya yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung dari kepala sekolah, waka kesiswaan, waka sarana dan prasarana dan sebagian dari guru-guru SMK Multazam Gisting. Sebagai objek penelitian yaitu data yang mengenai sarana dan prasarana dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK Multazam Gisting Kabupaten Tanggamus.
2. Data skunder
Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. jadi data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti atau data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi. Data skunder dari penelitian ini adalah data yang sudah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh lembaga yang bersangkutan yaitu di SMK Multazam Gisting, seperti : dokumen-dokumen mengenai gambaran umum SMK Multazam Gisting, struktur organisasi, data-data guru, data siswa, dan sarana dan prasarana.
b. Populasi dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari pengertian diatas, maka populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru di SMK Multazam Gisting berjumlah 30 tenaga pendidik dan kependidikan, 21 guru laki-laki, 9 guru perempuan.
2. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel ini untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian yang terdapat berbagai macam teknik sampling yang ada. Maka peneliti memilih teknik sampling yang
| 33 digunakan adalah nonproballity sampling yang tidak memberikan peluang bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
c. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan: a. Angket
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai alat untuk mendapatkan informasi karena angket merupakan teknik pengumpulan data yang merupakan daftar pertanyaan kepada subjek yang diteliti dengan adanya angket maka peneliti berharapan agar subyek dapat memberikan respond terhadap pertanyaan-pertanyan yang telah diajukan.
b. Metode observasi
Metode obsevasi yaitu melakukan pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. metode observasi dalam penelitin ini digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dilapangan tentang Implementasi manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan mutu pendidikan SMK Multazam Gisting.
c. Metode interview (wawancara)
Metode wawancara yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi juga dapat diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan ini. Dalam penelitian ini yang akan menjadi informan adalah beberapa anggota personil sekolah. Wawancara yang dilakukan mengenai pengelolaan sarana dan prasarana, hambatan dan pendukung serta upaya peningkatkan mutu pendidikan di SMK Multazam Gisting.
d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. dokumen bisa berbentuk tulisan,gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Metode ini dipakai sebagai metode bantu/pelengkap untuk mengumpulkan data yang penulis diperlukan yaitu data tentang profil sekolah, visi misi skolah, struktur organisasi, keadaan guru, daftar siswa, sarana dan prasarana, serta dokumen lain yang berkaitn dengan permasalahan penelitian.
d. Teknis Analis Data
Pada penelitian ini menunjukan bahwa teknik analisis yang digunakan adalah teknis analisis data kualitatif. Dalam hal ini bahwa teknis analisis kualitatif adalah Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satu kesatuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Setelah semua tahapan di Analisa mulailah penafsiran data dalam mengelolah hasil sementara menjadi teori subtantif dengan menggunakan beberapa metode penelitiana, dengan analisis kualitatif tentu harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjukan pada pernyataan keadaan kualitas ukuran.oleh karena itu,hasil penelitihan yang berupa bilangan tersubuat harus diubah menjadi sebuah predikat. Lihat tabel berikut:
Tabel 1. Hasil Analisis Bilangan Diubah Menjadi Perdikat No Presentse Keterangan 1 0-20% Tidak baik 2 21-40% Kurang baik 3 41-60% Cukup 4 61-80% Baik 5 81-100% Baik sekali
IV. HASIL PENELITIAN
4.1. Analisis manajemen sarana dan prasarana di SMK Multazam Gisting
Penelitian ini mempunyi tujuan yaitu Untuk mengetahui bagaimana implementasi manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan mutu pendidikan dan Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana pendidikan di SMK Multazam Gisting. Untuk mencapai upaya tersebut
| 34 maka dalam penelitian ini penulis memperoleh data dengan metode penelitian observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi mengenai manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan mutu Pendidikan. Kemudian yang harus dilakukan adalah mengelola data terutama data tentang manajemen sarana prasarana dan implikasi peningkatkan mutu pendidikan di SMK Multazam Gisting Kabupaten Tanggamus. Dari hasil penyebaran angket dan wawancara untuk mengetahui sejauh mana selama ini implementasi yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun guru-guru di SMK Multazam Gisting sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan yang baik dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Tanggamus.
4.2. Pembahasan
a. Deskripsi data dan pembahasan
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dapat penulis deskripsikan kedalam data yang telah diperoleh dari lokasi penelitian yaitu yang membahas tentang sarana dan prasarana dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK Multazam Gisting Kabupaten Tanggamus. Untuk melihat lebih jelas dari hasil penelitian bahwa Bagaimana manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK Multazam. dari tahun 2015/2016 dan tahun ajaran 2016/2017 maka data yang telah terkumpul akan diolah dan dianalisis sebagai berikut :
Sarana dan prasarana merupakan fasilitas pendukung yang dapat menunjang proses kegiatan dalam organisasi apa saja termasuk yang dudalamnya adalah satuan pendidikan.
Soal: 1. Bagaiman peran dalam merencanakan, menggunakan, dan mengevaluasi sarana dan prasarana SMK Multazam Gisting?
Subyek Jawaban Responden Jumlah Persentase (%) 30 a. Sangat Baik b. Cukup Baik c. Kurang Baik 10 15 5 33% 50% 17% Jumlah 30 100% interprestasi :
Dari data diatas diperoleh 10 responden (10%) yang menyatakan sarana dan prasarana mendukung dalam proses belajar mengajar sangat baik.. Sedangkan15 responden (50%) menyatakan cukup baik dalam merencana sarana dan prasarana di SMK Multazam Gisting.5 responden (17%) menyatakan kurang baik.
Soal :2 Bagaiman kepala sekolah SMK Multazam Gisting berperan dalam mengadakan sarana dan prasarana sekolah ?
Subyek Jawaban Responden Jumlah Persentase (%) 30 a. Sangat Baik b. Cukup Baik c. Kurang Baik 15 5 10 50% 17% 33% Jumlah 30 100% Interprestasi :
Dari data diatas diperoleh 15 responden (50%) yang menyatakan kepala sekolah berperan dalam mengelola sarana dan prasarana. Sedangkan 5 responden (17%) menyatakan cukup baik dalam pengadaan sarana dan prasarana di SMK Multazam Gisting. 10 responden (33%) menyatakan kurang baik. Soal: 3. Apakah dalam penggunaan saran dan prasarana di SMK Multazam Gisting sudah baik ?
Subyek Jawaban Responden Jumlah Persentase (%) 30 a. Sangat Baik b. Cukup Baik c. Kurang Baik 15 5 10 50% 17% 33% Jumlah 30 100% Interprestasi :
Dari data diatas diperoleh 15 responden (50%) yang menyatakan sangat baik dalam penggunaan, sarana dan prasarana di SMK Multazam Gisting.Sedangkan 5 (17%) menyatakan cukup baik dalam
| 35 pengegunaan sarana dan prasarana di SMK Multazam Gisting. 10 responden (33%) menyatakan kurang baik.
Soal : 4. Apakah penghapusan sarana dan prasarana di SMK Multazam Gisting sudah dilakukan ? Subyek Jawaban Responden Jumlah Persentase (%)
30 a. Sudah b. sering c. belum 15 5 10 50% 17% 33% Jumlah 30 100%
Dari data diatas diperoleh 15 responden (50%) yang menyatakan penghapusan sarana dan prasarana di SMK Multazam Gisting sudah pernah dilakukan.Sedangkan 5 (17%) yang menyatakan dalam penghapusan sarana dan prasarana di SMK Multazam Gisting sering dilakukan,10 responden (33%) menyatakan belum pernah melakukan penghapusan sarana dan prasarana di SMK Multazam Gisting .
Soal : 5. Apakah dalam setiap jurusan di SMK Multazam Gisting sudah mempunyai ruang praktek tersendiri dan bagaimana keadannya?
Subyek Jawaban Responden Jumlah Persentase (%)
30 a. Sangat Baik b. Cukup Baik c. Kurang Baik 10 15 5 33% 50% 17% Jumlah 30 100% Interprestasi :
Dari data diatas diperoleh 10 responden (50%) yang menyatakan sangat baik setiap kejurusan mempunyai ruang praktek tersendiri.Sedangkan 15 responden (50%) menyatakan cukup baik dalam ruang praktek di setiap kejuruan SMK Multazam Gisting. Dan 5 (17%) menyatakan setiap kejurusan mempunyai ruang praktek tersendiri kurang baik
Tabel 2 Prosentase Hasil Angket Tentang Sarana dan Prasarana Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMK Multazam Gisting Tahun Pelajaran 2015/2016.
No Item Jumlah Sampel Hasil Jawaban Total A % B % C % 1 2 3 4 5 30 30 30 30 30 10 15 15 14 10 33% 50% 50% 47% 33% 15 5 5 10 15 50% 17% 17% 33% 50% 5 10 10 6 5 17% 33% 33% 20% 17% 100% 100% 100% 100% 100% Jml. 150 64 43% 50 33% 36 24% 100%
Tabel 3 Prosentase Hasil Angket Tentang Sarana dan prasarana merupakan factor yang menentukan bagi kelancaran dan keberhasilan di SMK Multazam Gisting Tahun Pelajaran 2016/2017. No Item Jumlah Sampel Hasil Jawaban Total A % B % C % 1 2 3 4 5 30 30 30 30 30 15 20 25 15 15 50% 67% 83% 50% 50% 9 10 5 5 10 30% 33% 17% 17% 33% 6 0 2 10 5 20% 0% 7% 33% 17% 100% 100% 100% 100% 100% Jml. 150 90 60% 39 26% 23 15% 100% Sumber: diolah Tabel 4.11
Prosentase Hasil Angket Tentang Strategi peningkatan mutu pendidikan di SMK Multazam Gisting Tahun Pelajaran 2014/2015.
| 36 No Item Jumlah Sampel A % B % C % 1 2 3 4 5 30 30 30 30 30 15 15 25 15 25 50% 50% 50% 50% 8% 5 9 5 5 3 17% 30% 17% 17% 10% 10 6 10 10 2 33% 20% 33% 33% 17% 100% 100% 100% 100% 100% Jml. 150 95 30% 27 18% 38 27% 100%
Secara keseluruhan hasil pengolahan data angket berdasarkan jawaban responden diatas adalah : 95 A. x 100 = 63% 150 27 B. x 100 = 18% 150 38 C. x 100 = 25% 150
Dapat disimpulkan jawaban diatas :
A = 63% berarti (SANGAT BAIK) berarti strategi peningkatan mutu pendidikan di SMK Multazam Gisting
B = 18% berarti (CUKUP BAIK). berarti strategi peningkatan mutu pendidikan di SMK Multazam Gisting
C = 25% berarti (KURANG BAIK) berarti trategi peningkatan mutu pendidikan di SMK Multazam Gisting
Jika dilihat dari hasil angket guru SMK Multazam Gisting bahwa dalam strategi peningkatan mutu pendidikan di SMK Multazam Gisting sangat baik sehingga dapat mencapai 63 % .
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang implementasi manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK Multazam Gisting dapat di simpulkan manajemen sarana dan prasarana SMK Multazam Gisting sudah sangat baik, Manajemen sarana dan prasarana juga sudah sesuai dengan prosedur pengelolaan sarana dan prasarana yang ada. dari semua sarana dan prasarana yang ada di lembaga khususnya SMK Multazam Gisting sarana dan prasarana juga merupakan salah satu persyaratan awal dalam meningkatkan kualitas pendidikan sehingga dapat menghasilkan output yang mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Tanggamus. Penggunaan sarana dan prasarana SMK Multazam Gisting juga sudah sesuai dengan jadwal pelajaran masing-masing kelas yang sudah dibagi.
Daftar Pustaka
Fauzi, R. I. (2018). Penagntar Manajeman. (Putri Chistian, Ed.). Yogyakarta: Andi Offset.
Halim, A. (2011). Implementasi Manajemen Sarana Dan Prasarana Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Pada Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu.
IAIN Sumatera Utara.
Hidayah, S. N. (2018). Manajemen Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Madrasah
Tsanawiyah Negeri (MTSN) 2 Bandar Lampung. UIN Raeden Intan Lampung.
| 37
Islam Matholi’ul Falah Kajen Margoyoso Pati). IAIN Walisong.
Nurhidayah, S. (2016). Implementasi Manajemen Sarana Dan Prasarana Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidika Di Smk Yasmida Ambarawa Kabupaten Pringsewu. STIT Pringsewu.
Rizqi, A. A. (2017). Implementasi Branding Strategy Di MAN Maguwoharjo Sleman Yogyakarta. UIN Sunan Kalijaga.
Abdul Majir, 2014. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. (1998), Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi
Aksara.
Leksy J. Meleong, 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.
Sugiyono, 2009. Metode penelitian kuantitatif dan kuantitatif dan R & D. Bandung : CV. ALFABETA.