Bab 3
Analisis dan Perancangan
3.1
Analisis Kebutuhan Sistem
3.1.1 Latar Belakang dan kegiatan Swalayan
Swalayan ONO adalah swalayan kecil yang didirikan oleh Bapak Teddy Santoso pada pertengahan 2005, Swalayan ONO menjual berbagai barang kebutuhan pokok masyarakat seperti makanan ringan, susu bayi, peralatan memasak, rumah tangga, dsb.
Swalayan ONO buka dari jam 08.00 – 21.00. Tidak ada hari libur bagi Swalayan ONO. Pada event tertentu biasanya Swalayan ONO memberikan
discount khusus bagi pelanggan dengan menunjukkan kartu member mereka,
biasanya pada hari libur.
Jajaran divisi di Swalayan ONO memiliki tugas masing masing:
• Kepala/Pemilik Swalayan dan Wakil kepala bertugas mengatur kegiatan Swalayan, menginvestasikan dana untuk kebutuhan Swalayan, baik dana utama maupun dana cadangan bila finansial Swalayan dalam keadaan darurat, bekerja sama dengan pihak supplier/pemasok, menentukan gaji karyawan,menentukan kelayakan produk, dan bernegosiasi soal harga.
• Direktur Utama bertugas mengawasi jalannya aktivitas swalayan, menjaga supaya cashflow swalayan tetap stabil/terjaga, dan menandatangani perjanjian kontrak dengan pihak distributor.
• Kepala Manajer bertugas menghitung laba rugi swalayan dan mengepalai 3 divisi manajerial langsung yaitu;
¾ Manajer Pemasaran bertugas memasarkan produk produk di swalayan supaya barang barang di swalayan bisa laku dengan memberikan semacam discount,hadiah tambahan,mempromosikan produk baru dan harganya,melakukan ekspansi produk ke daerah sekitar swalayan dan promo undian berhadiah.
¾ Manajer Operasional bertugas memeriksa kebutuhan swalayan dari segi SDM,maksudnya adalah bila swalayan membutuhkan tenaga kasir/satpam/manajer baru dengan cara memasang iklan lowongan, mengawasi jalannya operasional swalayan baik dari segi keuangan,akomodasi,keamanan,dan menentukan shift kerja karyawan.
¾ Manajer Gudang bertugas supaya stok barang barang yang ada di swalayan tetap stabil,mengawasi barang yang keluar masuk dari gudang,dan memeriksa apabila ada barang yang kurang/cacat dari distributor
• Kepala Kasir adalah seorang kasir Senior yang bertugas membimbing kasir junior agar mampu bekerja dengan baik dan mengabsensi kehadiran para kasir utama. Begitu juga dengan kepala Satpam yang membawahi para Satpam dan cleaning service.
3.1.2 Struktur organisasi swalayan ONO
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Swalayan Kepala/ Pemilik Wakil Kepala Direktur Utama Kepala Manajer Manajer Operasional Manajer Pemasaran Manajer Gudang Kepala Satpam Kepala Kasir Kasir
Utama Satpam Cleaning
3.1.3 Masalah dan solusi
Permasalahan yang dihadapi oleh Swalayan ONO adalah Swalayan ONO mempunyai 1 produk baru yang akan dijual,akan tetapi Swalayan ONO menghadapi kebimbangan,apakah produk ini akan diterima pasar atau tidak(layak/tidak layak).
Oleh karena itu penulis menawarkan solusi berupa sebuah aplikasi yang dapat memperkirakan apakah produk ini layak dijual/tidak. Aplikasi ini akan digunakan oleh Swalayan ONO. Dengan adanya aplikasi ini Swalayan ONO dapat mengetahui apakah produk ini layak dijual/tidak.
3.2 Metode Penentuan Kelayakan produk baru
Ada 4 macam pengambilan keputusan yang diambil swalayan ONO dalam menentukan kelayakan produk baru yaitu:
1. Melalui Borongan
Produk yang akan dibeli melalui Borongan jumlahnya berkisar antara 100-300 barang, harga sebuah produk
melalui borongan seharga Rp 10.000,00 . Apabila swalayan ONO memutuskan beli
borongan maka Swalayan ONO akan membeli barang sejumlah 100-300 barang
Produk yang akan dibeli melalui eceran jumlahnya berkisar antara 50-99 barang, harga masing-masing produk
Sejumlah Rp 12.000,00.Swalayan ONO memutuskan beli eceran apabila jumlah barang yang dibutuhkan
sebanyak 50-99 buah.
3. Melalui Menguatkan Produk lama
Produk yang akan dikuatkan jumlahnya berkisar
antara 50-100 barang, harga masing-masing produk lama sejumlah Rp 8000,00
4. Melalui Iklan
Produk yang akan di promosikan melalui iklan sebanyak 10-30 kali,dengan biaya Rp 100.000,00.Biaya iklan sebesar Rp 100.000,00 karena merupakan
perjanjian antara Swalayan ONO dan pihak media masssa.
3.2.1 Pohon Keputusan
Pohon keputusan berikut ini dapat membantu menentukan kelayakan barang.
Produk Baru
Paket/Borongan
Modal borongan(Rp 45-50 juta)
Bagus Sedang Jelek
Gambar 3.2 Pohon Keputusan 1/Pohon Keputusan Borongan
Pada gambar 3.2, Asumsikan Hasil Bagus yaitu Rp 600.000(didapat dari 60%*100*Rp 10.000), Hasil Sedang yaitu Rp 315.000(didapat dari 30%*105*Rp 10.000), Hasil Jelek yaitu Rp 200.000(didapat dari 10%*200*Rp 10.000). Kemudian Asumsikan modal yang akan dimasukkan yaitu Rp 46.000.000(46 juta). Akan didapat hasil yaitu Rp 45.885.000(didapat dari 46.000.000 dikurangi hasil 60 % *jumlah barang(100-300)*10000 30 % * jumlah barang(100-300)*10000 10 % *jumlah barang (100-300)*10000
Hasil Terbaik Borongan = Cost borongan – [bagus+sedang+jelek]
penjumlahan bagus,sedang,jelek[600.000+315.000+200.000] yaitu Rp 1.115.000). Rp 45.885.000 ini merupakan hasil terbaik dari borongan
Produk Baru
Eceran
Modal eceran(Rp 40-45 juta)
Bagus Sedang Jelek
Gambar 3.3 Pohon Keputusan 2/Pohon Keputusan eceran
Pada gambar 3.3, Asumsikan Hasil Bagus yaitu Rp 330.000(didapat dari 55%*50*Rp 12.000), Hasil Sedang yaitu Rp 252.000(didapat dari 35%*60*Rp 12.000), Hasil Jelek yaitu Rp 117.600(didapat dari 10%*98*Rp 12.000). Kemudian Asumsikan modal yang akan dimasukkan yaitu Rp 44.000.000(44 juta). Akan didapat hasil 55% *jumlah barang(50-99)*12000 35 % * jumlah barang(50-99)*12000 10 % *jumlah barang (50-99)*12000
Hasil Terbaik eceran = Cost eceran – [bagus+sedang+jelek]
yaitu Rp 43.300.400(didapat dari 44.000.000[modal eceran] dikurangi hasil penjumlahan bagus,sedang,jelek[330.000+252.000+117.600] yaitu Rp 699.600). Rp 43.300.400 ini merupakan hasil terbaik dari eceran
Produk Baru
Menguatkan produk lama
modal produk lama(Rp 45-50 juta)
Bagus Sedang Jelek
Gambar 3.4 Pohon Keputusan 3/Pohon Keputusan Produk lama
Pada gambar 3.4, Asumsikan Hasil Bagus yaitu Rp 200.000(didapat dari 50%*50*Rp 8.000), Hasil Sedang yaitu Rp 235.200(didapat dari 30%*98*Rp 8.000), Hasil Jelek yaitu Rp 115.200(didapat dari 20%*72*Rp 8.000). Kemudian Asumsikan modal yang akan dimasukkan yaitu Rp 49.000.000(49 juta). Akan didapat hasil 50% *jumlah barang(50-100)*8000 30 % * jumlah barang(50-100)*8000 20 % *jumlah barang (50-100)*8000
Hasil Produk lama = Cost produk lama – [bagus+sedang+jelek]
yaitu Rp 48.449.600(didapat dari 49.000.000[modal Produk lama]
dikurangi hasil penjumlahan bagus,sedang,jelek[200.000+235.200+115.200] yaitu Rp 550.400). Rp
48.449.600 ini merupakan hasil terbaik dari produk lama
Produk Baru
Iklan
modal iklan(Rp 40-45 juta)
Bagus Sedang Jelek
Gambar 3.5 Pohon Keputusan 4/Pohon iklan
Pada gambar 3.5, Asumsikan Hasil Bagus yaitu Rp 845.000(didapat dari 65%*13*Rp 100.000), Hasil Sedang yaitu Rp 375.000(didapat dari 25%*15*Rp 100.000), Hasil Jelek yaitu Rp 220.000(didapat dari 10%*22*Rp 100.000). Kemudian Asumsikan modal 65% *jumlah barang(10-30)*100000 25 % * jumlah barang(10-30)*100000 10 % *jumlah barang (10-30)*100000
Hasil iklan = Cost iklan – [bagus+sedang+jelek]
yang akan dimasukkan yaitu Rp 43.550.000. Akan didapat hasil yaitu Rp 42.110.000(didapat dari 43.550.000[modal iklan] dikurangi hasil penjumlahan bagus,sedang,jelek[845.000+375.000+220.000] yaitu Rp 1.440.000). Rp 42.110.000 ini merupakan hasil terbaik dari iklan
Setelah didapat Asumsi Keempat hasil Pohon keputusan, hasil dari menguatkan produk lama merupakan yang terbesar
3.3 Perancangan Sistem Pakar
3.3.1 Rancangan Sistem
Untuk mempermudah dalam merancang sistem pakar, maka perlu membuat garis besar masalah dan memecahkan masalah ke dalam modul-modul Input, proses dan output digambarkan pada bagan alur. Berikut di bawah ini adalah gambar rancangan sistem dari aplikasi sistem pakar yang dibuat.
User melihat hasil terbaik
Dari masing masing layar
Sistem menampilkan Keempat hasil terbaik dari masing masing layar
Mulai User membuka aplikasi dan
melihat tampilan awal aplikasi
User Mengisi 4 kali Layar beli Ulang jika semua atribut Belum diisi
Selesai
Gambar 3.6 Rancangan Sistem 3.3.2 Perancangan aturan produksi
Berikut ini adalah aturan-aturan yang diterapkan dalam sistem pakar :
1. Rule beli borongan: IF modal [45-50jt]
THEN 60% x jumlah barang[100- 300] x ketetapan harga[10000]
THEN IF sedang
THEN 30% x jumlah barang[100-300] x ketetapan harga[10000] THEN IF jelek
THEN 10% x jumlah barang[100-300] x ketetapan harga[10000] THEN hasil terbaik melalui borongan = modal borongan – [bagus + sedang + jelek]
2. Rule beli eceran IF modal [40-45jt]
THEN IF bagus
THEN 55% x jumlah barang[50-99] x ketetapan harga[12000] THEN IF sedang
THEN 35% x jumlah barang[50-99] x ketetapan harga[12000] TEHN IF jelek
THEN 10% x jumlah barang[50-99] x ketetapan harga[12000] THEN hasil terbaik melalui eceran = modal eceran – [bagus + sedang + jelek]
IF modal [45-50jt] THEN IF bagus
THEN 50% x jumlah barang[50-100] x ketetapan harga[8000] THEN IF sedang
THEN 30% x jumlah barang[50-100] x ketetapan harga[8000] THEN IF jelek
THEN 20% x jumlah barang[50-100] x ketetapan harga[8000] THEN hasil terbaik melalui produk lama = modal produk lama – [bagus + sedang + jelek]
4. Rule promosi iklan IF modal [40-45jt]
THEN IF bagus
THEN 65% x jumlah barang[10-30] x ketetapan harga[100000] THEN IF sedang
THEN 25% x jumlah barang[10-30] x ketetapan harga[100000] THEN IF jelek
THEN 10% x jumlah barang[10-30] x ketetapan harga[100000]
THEN hasil terbaik melalui iklan = modal iklan – [bagus + sedang + jelek]
Contoh penjelasan adalah pada aturan nomor 1. Jika modal yang dimasukkan berkisar antara 45 -50 juta(harga tersebut didapat dari kesepakatan penulis dengan pihak swalayan) , maka jika dalam kondisi bagus(60 %), maka 60% dikali jumlah barang( range 100-300) dikali ketetapan harga(10000). Jika sedang(30%),maka 30% dikali jumlah barang(range 100-300) dikali ketetapan harga(10000), jika jelek(10%), maka 10% dikali jumlah barang(range 100-300) dikali ketetapan harga(10000). Kemudian hasil terbaik dari borongan = modal borongan dikurang hasil dari penjumlahan bagus,sedang, dan jelek.
3.3.3 Perancangan Layar
Berikut ini adalah perancangan tampilan layar aplikasi. 1. Layar beli paket/borongan
Gambar 3.7 Layar Beli Paket/borongan Beli Borongan
Harga beli borongan :Rp per satuan Masukkan modal [45-50 juta] :
1. Kondisi Bagus [ 60 % ] :
Masukkan Jumlah Barang [ 100 – 300 ] Harga :
Bagus :
2. Kondisi Sedang [ 30 % ] :
Masukkan Jumlah Barang [ 100 – 300 ] Harga :
Sedang :
3. Kondisi Jelek [ 10 % ] :
Masukkan Jumlah Barang [ 100 – 300 ] Harga :
Jelek :
Hasil terbaik borongan :
10000
10000
10000
10000
Pada layar beli paket/borongan, harga beli borongan sudah ditetapkan yaitu Rp 10000,00 per satuan. User harus mengisi harga modal yang ditetapkan yaitu Rp 45-50 juta. Setelah itu dilakukan 3 tahap pengisian yaitu : bagus,sedang dan jelek. Dalam kondisi bagus user mengisi jumlah barang dengan range 100-300, setelah itu muncul hasil dari kondisi bagus. Hal yang sama juga dilakukan di kondisi sedang dan jelek. Bila user belum memasukkan salah satu field di aplikasi tersebut(modal /jumlah barang ) akan ditampilkan pesan peringatan bahwa field tersebut belum diisi Klik “Next” untuk ke layar beli eceran
2. Layar beli eceran
Gambar 3.8 Layar Beli eceran Beli Eceran
Harga beli eceran : Rp per satuan Masukkan modal [40-45 juta] :
1. kondisi bagus[55 %] :
Masukkan jumlah barang [50-99]: Harga :
Bagus:
2. Kondisi sedang[35%]:
Masukkan jumlah barang[50-99]: Harga :
Sedang:
3. Kondisi jelek[10%]:
Masukkan jumlah barang[50-99]: Harga :
Jelek :
Hasil terbaik eceran:
12000
Next >> 12000
12000
Pada layar beli eceran, harga beli eceran sudah ditetapkan yaitu Rp 12000 per satuan. User harus mengisi harga modal yang ditetapkan yaitu Rp 40-45 juta. Setelah itu dilakukan 3 tahap pengisian yaitu : bagus,sedang dan jelek. Dalam kondisi bagus user mengisi jumlah barang dengan range 100-300, setelah itu muncul hasil dari kondisi bagus. Hal yang sama juga dilakukan di kondisi sedang dan jelek. Bila user belum memasukkan salah satu field di aplikasi tersebut(modal /jumlah barang ) akan ditampilkan pesan peringatan bahwa field tersebut belum diisi. Klik “Next” untuk ke layar menguatkan produk lama
3. Layar menguatkan produk lama
Gambar 3.9 Layar menguatkan produk lama Menguatkan Produk lama
Harga beli produk lama : Rp per satuan Masukkan modal [45-50 juta] :
1. Kondisi Bagus [ 50 % ] :
Masukkan Jumlah Barang [ 50-100 ]: Harga : 1
Bagus :
2. Kondisi Sedang [ 30 % ] :
Masukkan Jumlah Barang [ 50-100 ]: Harga :
Sedang:
3. Kondisi Jelek [ 20 % ] :
Masukkan Jumlah Barang [ 50-100 ]: Harga :
Jelek :
Hasil terbaik menguatkan produk lama: 8000
8000
8000
8000
Pada layar menguatkan produk lama, harga beli eceran sudah ditetapkan yaitu Rp 8000,00 per satuan. User harus mengisi harga modal yang ditetapkan yaitu Rp 45-50 juta. Setelah itu dilakukan 3 tahap pengisian yaitu : bagus,sedang dan jelek. Dalam kondisi bagus user mengisi jumlah barang dengan range 50-100, setelah itu muncul hasil dari kondisi bagus. Hal yang sama juga dilakukan di kondisi sedang dan jelek. Bila user belum memasukkan salah satu field di aplikasi tersebut(modal /jumlah barang ) akan ditampilkan pesan peringatan bahwa field tersebut belum diisi. Klik “Next” untuk ke Layar iklan
4. Layar iklan
Gambar 4.0 Layar Iklan Iklan
Harga beli iklan : Rp per satuan Masukkan modal [40-45 juta] :
1. Kondisi Bagus [ 65 % ] :
Masukkan Jumlah Barang [ 10 – 30 ]: Harga : 1
Bagus :
2. Kondisi Sedang [ 25 % ] :
Masukkan Jumlah Barang [ 10 – 30 ]: Harga :
Sedang:
3. Kondisi Jelek [ 10 % ] :
Masukkan Jumlah Barang [ 10 – 30 ]: Harga :
Jelek :
Hasil terbaik melalui iklan: 100000
100000
100000
100000
Pada layar iklan, harga beli iklan sudah ditetapkan yaitu Rp 100.000,00 per satuan. User harus mengisi harga modal yang ditetapkan yaitu Rp 40-45 juta. Setelah itu dilakukan 3 tahap pengisian yaitu : bagus,sedang dan jelek. Dalam kondisi bagus user mengisi jumlah barang dengan range 10-30, setelah itu muncul hasil dari kondisi bagus. Hal yang sama juga dilakukan di kondisi sedang dan jelek. Bila user belum memasukkan salah satu field di aplikasi tersebut(modal /jumlah barang ) akan ditampilkan pesan peringatan bahwa field tersebut belum diisi. Klik “Next” untuk ke Layar Keputusan
5. Layar keputusan
Gambar 4.1 Layar Keputusan
Pada layar ini user dapat melihat keempat hasil terbaik yang telah ada. Keputusan yang layak jual adalah hasil yang terbesar dari keempat jenis perhitungan. Dan yang tidak layak jual adalah hasil yang terkecil
1. hasil terbaik borongan 2. hasil terbaik eceran
3. hasil terbaik menguatkan produk lama 4. hasil terbaik melalui iklan