• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Alat Pengepres Minyak (Oil Press) Pada Beberapa Komoditi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Alat Pengepres Minyak (Oil Press) Pada Beberapa Komoditi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Kedelai

Deskripsi Tanaman Kedelai

Kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan tanaman polong-polongan

asli daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan

dengan semakin berkembangnya perdagangan antar negara yang terjadi pada awal

abad ke-19 menyebabkan tanaman kedelai juga ikut tersebar ke berbagai negara

tujuan perdagangan tersebut yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia dan

Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16 yang berawal di

pulau Jawa kemudian berkembang di Bali, Nusa Tenggara dan pulau-pulau

lainnya. Berdasarkan peninggalan arkeologi, kedelai putih diperkenalkan ke

Indonesia oleh pendatang dari Cina sejak maraknya perdagangan dengan

Tiongkok, sementara kedelai hitam sudah dikenal lama oleh penduduk setempat

(Adisarwanto, 2005).

Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapi ada pula yang bundar

atau bulat agak pipih. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau dan coklat. Sifat fisik

yang berbeda tersebut dipengaruhi oleh varietas dan kondisi dimana kedelai itu

tumbuh. Sebagian besar varietas yang ditanam untuk minyak adalah straw yellow,

hitam, coklat dan olive serta hijau. Kandungan minyak dan komposisi asam lemak

dalam kedelai dipengaruhi oleh varietas dan keadaan iklim dimana kedelai

tumbuh, namun secara garis besar kandungan lemak pada biji kedelai berkisar

(2)

Botani dan Morfologi Tanaman Kedelai

Kedelai merupakan tanaman yang tergolong dalam famili Leguminoceae.

Berikut adalah klasifikasi tanaman kedelai menurut Suprapto (2001):

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Famili : Leguminosae

Genus : Glycine

Spesies : Glycine max (L.) Merril.

Kedelai dapat tumbuh baik pada ketinggian 1 – 100 meter di atas

permuakaan laut dan dapat pula pada ketinggian 800 – 1200 meter di atas

permukaan laut, suhu tanah 29 – 35°C dengan curah hujan 1000 – 1500 mm

dengan tekstur tanah lempung berpasir maupun tekstur tanah liat berpasir. pH

tanah yang baik untuk pertumbuhan kedelai adalah 5,0 – 5,8. Tanaman kedelai

yang ditanam di daerah dataran tinggi akan berbunga pada umur 38 – 40 hari

sedangkan tanaman kedelai yang ditanam di daerah dataran rendah akan berbunga

pada umur 35 hari (Adisarwanto, 2005).

Kedelai berakar tunggang dan memiliki kedalaman 150 cm. Kedelai

berbatang semak dengan tinggi batang 30 100 cm dan setiap batang membentuk

3 – 6 cabang. Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yang artinya dalam setiap

bunga terdapat alat jantan dan alat betina. Buah kedelai berbentuk polong yang

(3)

kecoklatan atau abu-abu. Biji kedelai berkeping dua yang terbungkus oleh kulit

biji dan embrio terletak di antara keping biji (Suprapto, 2001).

Gambar 1. Biji Kedelai

Tabel 1. Kandungan gizi per 100 gram kedelai

Komposisi Jumlah

Kalori 330

Protein (%) 35

Lemak (%) 18

CHO (%) 35

Air (%) 8

Sumber: Lembaga penelitian gizi (1967). Dalam Suprapto (1993)

Potensi Kedelai

Sejak awal tahun 2000 telah berkembang penggunaan minyak kedelai

sebagai campuran tinta cetak untuk koran dan majalah. Minyak tinta cetak kedelai

pertama kali digunakan pada tahun 1989 di USA oleh perusahaan Monsanto. Saat

ini penggunaan tinta cetak kedelai oleh berbagai media cetak sudah mencapai

lebih dari 95%. Dalam hal ini, kedelai sangat berpotensi sebagai bahan baku

industri. Apalagi dengan kandungan protein yang cukup tinggi yaitu kira-kira

40% dan kandungan lemaknya 20%, kedelai bisa digunakan sebagai bahan baku

pengolahan minyak kedelai, minyak goreng dan hasil olahan lainnya pada skala

(4)

Biji kedelai mengandung lemak sekitar 18 – 20 %. Pengambilan minyak

dari biji kedelai dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan ekstraksi pelarut

dan dengan pengepresan. Pengepresan yang dilakukan dengan screw pressing

akan meninggalkan residu sebesar 4 – 8 %, sedangkan pengepresan yang

dilakukan dengan hidroulic pressing akan meninggalkan residu 6 – 12 %.

Pengepresan biasanya dilakukan untuk biji-bijian yang berkadar minyak 20 %,

sedangkan kandungan minyak pada biji kedelai adalah 14 – 27 %

(Koswara, 1992).

Kandungan minyak dan komposisi asam lemak dalam kedelai dipengaruhi

oleh varietas dan keadaan iklim dimana kedelai tumbuh. Kadar minyak kedelai

relatif lebih rendah dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan lainnya, tetapi

lebih tinggi daripada kadar minyak serelia. Kadar protein kedelai yang tinggi

menyebabkan kedelai lebih banyak digunakan sebagai sumber protein daripada

sebagai sumber minyak. Asam lemak dalam minyak kedelai sebagian besar terdiri

dari asam lemak esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh (Ketaren, 1986).

Minyak kedelai juga digunakan pada pabrik lilin, sabun, varnish, lacquers,

cat, semir, insektisida dan desinfektans. Bila minyak kedelai akan digunakan di

bidang non pangan, maka tidak perlu seluruh tahap pemurnian dilakukan.

Misalnya untuk pembuatan sabun hanya perlu proses pemucatan dan deodorisasi,

agar warna dan bau minyak kedelai tidak mencemari warna dan bau sabun yang

(5)

Tanaman Kacang Tanah

Deskripsi Tanaman Kacang Tanah

Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman

polong-polongan asli benua Amerika yang tepatnya di Brazilia. Tanaman ini

diperkirakan masuk ke Indonesia antara tahun 1521 – 1529 karena dibawa oleh

pedagang-pedagang Spanyol, Cina ataupun Portugis sewaktu melakukan

pe;ayaran ke Maluku Selatan, namun penanaman kacang tanah di Indonesia baru

diberitakan pada permulaan abad ke-18 dengan dua varietas yang berbeda. Setelah

terjadi persilangan alami antara dua varietas itu maka dihasilkan varietas kacang

tanah yang terkenal yaitu kacang brul dengan umur 3 – 4 bulan dan kacang cina

dengan umur 6 – 8 bulan (Aak, 1989).

Biji kacang tanah berbentuk bulat lonjong yang berukuran besar, sedang

dan kecil. Warna biji kacang tanah pun bermacam-macam yaitu putih, merah

kesumba dan ungu. Biji kacang tanah terdapat dalam polong dan di setiap polong

dapat berisi 1 – 3 butir tergantung varietasnya. Adapun jenis atau varietas kacang

tanah terebut adalah varietas gajah, banteng, macan dan kijang

(Departemen Pertanian, 1986).

Botani dan Morfologi Tanaman Kacang Tanah

Kacang tanah merupakan tanaman palawija yang tergolong dalam famili

Leguminoceae. Berikut adalah klasifikasi tanaman kacang tanah menurut

Departemen Pertanian (1986):

Kingdom : Plantae

(6)

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Famili : Leguminosae

Genus : Arachis

Spesies : Arachis hypogaea L.

Suhu tanah yang optimum untuk pertumbuhan kacang tanah adalah

20 – 30 °C, sedangkan suhu udara yang optimum adalah 24 – 27 °C. Tanaman

kacang tanah dapat tumbuh baik pada ketinggian 0 – 500 meter di atas permukaan

laut, tanah yang gembur dengan keadaan pH 6 – 6,5.Tanaman kacang tanah

menghendaki keadaan iklim yang panas tetapi sedikit lembab rata-rata 75% dan

curah hujan sekitar 300 – 500 mm/tahun (Adisarwanto, 2000).

Kacang tanah memiliki sistem perakaran tunggang yang mempunyai

akar-akar cabang dan akar-akar cabang ini bersifat sementara. Tanaman kacang mempunyai

daun majemuk bersirip genap dan setiap helainya terdiri dari empat helai anak

daun. Tanaman kacang tanah mulai berbunga kira-kira pada umur 4 – 6 minggu

setelah tanam yang akan muncul dari ketiak daun dan bunga berwarna oranye.

Buah kacang tanah berbentuk polong dan setiap polong berisi 1 – 5 biji

(Aak, 1989).

(7)

Tabel 2. Kandungan gizi per 100 gram kacang tanah

Sumber: Bailey, A. E (1950). Dalam Ketaren (1986).

Potensi Kacang Tanah

Hasil kacang tanah di Indonesia biasanya langsung menjadi bahan

konsumsi atau diperdagangkan, salah satu contoh kacang tanah yang digunakan

sebagai bahan konsumsi adalah minyak goreng. Dalam Aak (1989) dinyatakan

bahwa biji kacang tanah dapat diolah dan diproses menjadi minyak goreng. Setiap

100 kg kacang tanah dapat menghasilkan minyak antara 40 – 60 liter. Pembuatan

minyak goreng dari kacang tanah dapat dilakukan dengan cara yang sederhana

maupun yang modern. Cara yang sederhana dilakukan dengan penepungan

terlebih dahulu, sedangkan cara yang modern kacang tanah langsung bisa diolah

menjadi minyak goreng dengan menggunakan alat pengepres.

Kandungan minyak pada biji kering utuh berkisar antara 44 – 56 % dengan

rata-rata 50 %. Minyak kacang tanah berupa cairan, tak jenuh dan mudah

teroksidasi sehingga mudah menjadi tengik. Asam oleat dan asam linoleat adalah

asam tak jenuh yang merupakan kurang lebih 80 % dari asam lemak yang

diperoleh dari hidrolisis minyak kacang tanh itu. Semakin tinggi perbandingan

antara asam oleat dengan asam linoleat maka minyak kacang tanah akan semakin

(8)

Minyak kacang tanah mengandung 78 – 82 % asam lemak tidak jenuh

yang terdiri dari 40 – 45 % asam oleat dan 30 – 35 % asam linoleat. Minyak

kacang tanah seperti juga minyak nabati lainnya merupakan salah satu kebutuhan

manusia yang dipergunakan baik sebagai bahan pangan yaitu sebagai minyak

goreng, mentega putih dan margarin mayonaise maupun non pangan yaitu

digunakan sebagai bahan pembuat sabun, face cream, shaving cream, pencuci

rambut dan bahan kosmetik lainnya (Ketaren, 1986).

Tanaman Jagung

Deskripsi Tanaman Jagung

Tanaman jagung berasal dari benua Amerika. Pada abad ke-19,

penanaman jagung meluas di negara-negara beriklim subtropis dan tropis di

Dunia. Di Indonesia, tanaman jagung sudah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu

didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah produksi jagung pada

awalnya di Indonesia adalah wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura. Dari

hasil survei Biro Pusat Statistik tahun 1991, daerah produksi jagung paling luas di

Indonesia adalah provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi selatan, Nusa

Tenggara Timur, Lampung dan Jawa Barat (Adisarwanto, 2000).

Biji jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang

bervariasi, tergantung pada jenisnya. Jenis-jenis jagung tersebut adalah jagung

gigi kuda, jagung mutiara, jagung manis dan jagung berondong. Pada umumnya

biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok

dan berjumlah antara 8 – 20 baris biji. Biji jagung terdiri dari tiga bagian utama,

(9)

adalah minyak yang diperoleh dari lembaga biji jagung dan telah mengalami

proses pemurnian dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan yang diizinkan

(Rukmana, 1997).

Botani dan Morfologi Tanaman Jagung

Berikut adalah klasifikasi tanamn jagung menurut Rukmana (1997):

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotylrdoneae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

Tanaman jagung dapat tumbuh pada ketinggian 1000 – 1800 meter di atas

permukaan laut dengan suhu lingkungan 23 – 27 °C dan pH tanah 5,5 – 7,0.

Tanah yang gembur, subur dan kaya akan humus merupakan syarat pertumbuhan

jagung yang baik. Akar tanaman jagung yang terbentuk pada awal perkecambahan

bersifat sementara karena hanya berfungsi untuk menegakkan tanamn. Pada umur

6 – 10 hari barulah mulai muncul akar yang sebenarnya dan bersifat permanen

yang tumbuh 2,5 cm dari permukaan tanah. Batang jagung tidak berlubang tetapi

padat dan terisi oleh berkas-berkas pembuluh. Panjang batang jagung berkisar

antara 100 – 300 cm dan beruas dengan jumlah antara 8 – 21 ruas. Daun jagung

menempel pada batang, biasanya berjumlah 12 – 18 helai, panjang daun 30 – 50

(10)

bunga betina yang letaknya terpisah. Biji jagung terletak pada tongkol yang

tersusun memanjang (Aak, 1993).

Gambar 3. Biji jagung

Tabel 3. Kandungan gizi per 100 gram jagung

Komposisi Jumlah (%)

Protein 9,29

Lemak (ekstrak dari ester) 3,97

Serat kasar 2,03

Ekstrak N bebas 68,35

Abu 1,37

Energi (kal/gr) 3,81

Sumber: Burch H. Schneider. Dalam Ketaren (1986).

Potensi Jagung

Jagung berpotensi diolah srebagai bahan baku berbagai industri makanan,

minuman, kimia, farmasi dan lain-lain.. Dalam Rukmana (1997) dinyatakan

bahwa dari 100 kg jagung dapat diperoleh 3,4 – 4 kg minyak jagung, 27 – 30 kg

bungkil dan 64 – 67 kg pati, sedangkan 15 – 25 kg sisanya hilang. Minyak jagung

sebagai minyak makanan adalah minyak yang diperoleh dari lembaga biji jagung

dan telah mengalami proses pemurnian dengan atau tanpa penambahan bahan

tambahan yang diizinkan.

Minyak jagung merupakan trigliserida yan disusun oleh gliserol dan

(11)

jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Minyak jagung berwarna merah gelap dan

setelah dimurnikan akan berwarna kuning keemasan. Kekentalan minyak jagung

hampir sama dengan minyak-minyak nabati lainnya yaitu 58 sentipois pada suhu

25 °C. Minyak jagung dapat diolah menjadi minyak salad dan sebagai hasil

sampingnya adalah mentega putih (Ketaren, 1986).

Minyak Nabati dan Teknologi Pengolahannya

Minyak nabati merupakan minyak yang dihasilkan dari ekstrak kandungan

asam lemak dari tumbuh-tumbuhan. Minyak nabati yang populer dikonsumsi

manusia adalah hasil olahan dari ekstrak minyak yang berasal dari sawit, kelapa,

kacang tanah, kedelai, jagung, bunga matahari dan lobak. Proses ekstraksi minyak

nabati dari bahan bakunya dapat dilakukan dengan metode kering maupun metode

basah. Dengan metode basah, setelah bahan baku dicacah selanjutnya dicampur

dengan air, diaduk dan diperas sehingga dihasilkan cairan yang di dalamnya

mengandung air, minyak dan zat-zat terlarut lainnya dan pemisahan minyak dari

air dilakukan melalui pemanasan. Pada metode kering, bahan baku bisa langsung

dihancurkan baik melalui cara digiling ataupun dicacah yang selanjutnya diperas

tanpa dicampur dengan air (Amang, dkk., 1996).

Minyak dan lemak dapat mengalami penurunan kualitas baik waktu proses

maupun saat penyimpanan. Kerusakan minyak dan lemak yang utama adalah

timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut ketengikan. Hal ini disebabkan oleh

proses hidrolisis dan oksidasi akan terbentuk senyawa-senyawa yang dapat

(12)

untuk menentukan kualitas minyak adalah kadar air, kadar asam lemak bebas dan

bilangan peroksida (Tarigan dan Prateepehaikul 2006).

Ekstraksi minyak merupakan suatu usaha untuk memisahkan minyak atau

lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak. Ekstraksi dapat dilakukan

dengan cara rendering, cara mekanis maupun dengan cara menggunakan pelarut

(Hui, 1996).

Rendering dilakukan untuk jenis minyak atau lemak dari bahan apa yang

diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi.

Penggunaan padas pada rendering bertujuan untuk menggumpalkan protein pada

dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel sehingga mudah ditembus

oleh minyak yang terkandung dalam bahan tersebut (Ketaren, 1986).

Kelebihan dari metode rendering yaitu rendemen minyak yang dihasilkan

tinggi didukung dengan cara pengoperasian yang mudah. Kelemahan dari metode

ini yaitu minyak rawan akan kontaminasi oleh adanya kandungan air sehingga

berpotensi terjadinya proses hodrolisa pada minyak (Hui, 1996).

Ekstraksi dengan pelarut prinsipnya adalah melarutkan minyak yang ada

di dalam bahan yang mengandung minyak dengan pelarut yang mudah menguap.

Campuran minyak dan bahan dapat dipisahkan dengan cara menguapkan bahan

pelarut (Heid and Josylyn, 1963), pelarut minyak atau lemak yang biasa

digunakan adalah petroleum eter, gasoline karbon dsulfide, karbon tetra klorida,

benzene dan n-heksan (Ketaren, 1986).

Metode ekstraksi dengan cara pelarut efektif untuk jenis bahan dengan

(13)

dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan pelarut yang digunakan berulang kali.

Sedangkan kelemahannya adalah penggunaan pelarut yang mahal serta bentuk

pengoperasian yang rumit (Arlene, 1996).

Ekstraksi dengan cara mekanis biasanya digunakan untuk mengekstraksi

minyak dari bahan yang diduga berkadar minyak tinggi (30% - 70%) seperti

bahan yang berasal dari biji-bijian. Dua Cara ekstraksi secara mekanis yaitu

pengempaan hidraulik (hydraulic pressing) dan pengempaan berulir (expeller

pressing) (Ketaren, 1986).

Pada tipe pengempaan hidraulik minyak dapat diperoleh dengan cara

memberikan tekanan pada bahan yang mengandung minyak yang dibungkus

dengan kain. Kelemahan cara ini adalah terbatas hanya pada bahan yang

minyaknya dapat diekstrak dengan tekanan rendah. Sedangkan untuk ekstraksi

minyak secara mekanis tipe ulir ini terdiri dari tahap perlakuan pendahuluan dan

pengempaan. Perlakuan pendahuluan terdiri dari pembersihan bahan (cleaning),

pemisahan kulit (dehulling), pengecilan ukuran (size reduction) dan pemasakan

atau pemanasan (cooking) (Swern, 1982).

Penekanan mekanik dapat dilaksanakan pada temperatur tinggi atau

temperatur rendah. Penekanan pada suhu tinggi memiliki efisiensi yang lebih

tinggi namun akan menghasilkan minyak dengan kualitas yang kurang baik

karena ada kemungkinan minyak terdegradasi atau rusak. Sedangkan penekanan

pada suhu rendah memiliki efisiensi yang lebih rendah pula namun dapat

menghasilkan minyak dengan kualitas yang lebih baik karena resiko degradasi

(14)

Proses pemanasan selama pengepressan antara lain bertujuan untuk

mengkoagulasi protein di dalam biji sehingga memberi ruang bagi minyak untuk

keluar dari biji dan mengurangi daya tarik menarik antara minyak dengan

permukaan padat dari biji sehingga minyak keluar lebih banyak saat biji dipress.

Jumlah rendemen yang dihasilkan dari pengepressan secara mekanis dipengaruhi

oleh waktu pengepresan (pressing), besarnya tekanan yang diberikan, ukuran

bahan yang akan dipress, viskositas bahan yang diekstrak, serta cara pengepressan

(Ketaren, 1986).

Tujuan utama pemasakan adalah menggumpalkan protein dalam biji,

sehingga butiran minyak mudah untuk keluar dari biji. Selain itu pemasakan

menyebabkan penurunan afinitas minyak dengan permukaan bahan sehingga

minyak diperoleh semaksimal mungkin pada waktu biji dikempa. Ekstraksi

minyak secara mekanis tipe ulir terdiri dari tahap perlakuan pendahuluan dan

pengempaan. Perlakuan pendahuluan terdiri dari pembersihan bahan (cleaning),

pemisahan kulit (dehulling), pengecilan ukuran (size reduction) dan pemasakan

atau pemanasan (cooking) (Swern, 1982).

Alat Pengepres Minyak

Expeller process adalah suatu metode ekstrasi minyak yang berasal dari

biji-bijian tanaman pangan dengan menggunakan screw press atau alat pengepres.

Screw press adalah sebuah mesin pengepres dengan skrup berbentuk spiral untuk

mengepres bahan makanan. Istilah lain dari expeller process yaitu extracted

mechanical process yang artinya mengeluarkan minyak dari bahan-bahan dengan

menggunakan panas dan tekanan mekanik. Pengepresan ini bertujuan untuk

(15)

pengepresan. Bahan baku yang umumnya digunakan dalam metode ekstraksi

minyak antara lain kacang, kedelai, dan jagung yang kemudian hasil ikutannya

disebut bungkil yang merupakan sumber protein tinggi (Priyono, 2009).

Mesin pres minyak tipe berulir cocok untuk mengekstraksi sari buah dari

segala jenis buah, biji dan sebagainya. Dengan cara mengubah tekanan, mesin ini

dapat juga digunakan untuk memisahkan minyak terlebih dahulu dari kulit

misalnya dengan cara reaming. Satu unit dari ulir berbentuk horizontal dari jenis

expeller dipasang dengan tepat dan diputar oleh sumbu yang terbuat dari rangka

baja tahan karat atau monel. Alat ini dilengkapi dengan saringan pada bagian

bawah dan celah untuk mengalirkan cairan hasil pengepresan, sementara ampas

kulit didesak keluar dari lubang kecil pada bagian ujung sumbu ulir

(Guenther, 1990).

Dua cara yang umum digunakan pada pengepresan dalam pengambilan

minyak yaitu pengepresan hidrolik (hydraulic pressing) dan pengepresan berulir

(expeller pressing). Untuk teknik pengepresan hidrolik, sebelum dilakukan

pengepresan, biji perlu mendapat perlakuan pendahuluan berupa pemasakan.

Pemasakan biji bertujuan untuk menggumpalkan protein. Teknik pengepresan biji

dengan menggunakan ulir (screw) merupakan teknologi yang lebih maju dan

banyak digunakan di industri pengolahan minyak saat ini. Dengan cara ini biji

dipres menggunakan pengepresan berulir (screw) yang berjalan secara kontinyu.

Teknik ekstraksi ini tidak memerlukan perlakuan pendahuluan bagi biji yang akan

diekstraksi. Biji kering yang akan diekstraksi dapat langsung dimasukkan ke

(16)

Keunggulan dari mesin pres ulir ini adalah karena dapat mengolah

berbagai tipe buah atau kulit dengan berbagai ukuran. Jika buah atau biji utuh

langsung dipres dalam alat pres berulir ini maka cairan yang dihasilkan terdiri dari

emulsi antara sari buah atau sari biji, minyak dan hancuran sel. Setelah partikel

padat dipisahkan dengan cara menyaring maka emulsi encer yang terdiri dari sari

buah atau sari biji dan minyak harus disentrifugasi sehingga sari dan minyak

terpisah atau dilakukan penyulingan (Guenther, 1990).

Alat pengepres minyak (oil press) ini bekerja dengan prinsip mengempa

atau mengepres bahan atau bijian yang dengan menggunakan pemanas elektrik

(heater). Setelah alat dipastikan dalam keadaan siap pakai dan suhu didalam

silinder mencapai suhu pemanasan yang diinginkan, bahan baku berupa kacang

tanah, jagung dan kedelai dimasukkan ke dalam silinder melalui saluran masukan

(hooper). Silinder akan dipanasi dengan menggunakan pemanas elektrik (heater)

dan suhu diatur dengan menggunakan thermostat. Biji yang ada di dalam silinder

akan dibawa oleh ulir ke ujung silinder yang kemudian akan dikempa hingga

minyak keluar. Minyak hasil pengempaan akan keluar melalui saluran

pengeluaran.

Gambar 4. Skema cara memperoleh minyak dengan pengepresan (Sumber: Wikipedia)

Bahan Perajangan Penggilingan

Pemasakan/ pemanasan Pengepresan

Minyak kasar

(17)

Bagian-bagian penting yang terdapat pada pengempa berulir adalah

saluran pengumpan, ulir pemeras, saringan, saluran pengeluaran minyak dan

saluran pengeluaran ampas. Saluran pengumpan berfungsi untuk memasukkan

bahan baku. Ulir pemeras berfungsi untuk membawa bahan yang akan dikempa

dan juga menekan daging buah sehingga ninyak keluar dari sel-sel buah. Ulir ini

menyatui dengan poros yang bergerak memutar. Sedangkan saringan berada di

sekitar ulir pemerasan. Saluran pengeluaran minyak berfungsi untuk menyalurkan

minyak yang keluar dari saringan. Saluran pengeluaran ampas berfungsi untuk

pengeluaran ampas yang telah dipres minyaknya.

Pemisahan Campuran Suspensi

Campuran adalah zat yang terdiri dari dua jenis atau lebih. Campuran

dapat berupa larutan, koloid atau suspensi.Suspensi adalah campuran kasar dan

bersifat heterogen. Untuk memisahkan zat padat dari suspensi delakukan dengan 2

cara yaitu penyaringan dan pemusingan (sentrifugasi). Penyaringan dilakukan

dengan kertas saring, berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Butiran-butiran

partikel yang tertahan disebut residu, sedangkan zat cair hasil penyaringan disebut

filtrat. Contohnya menyaring suspensi kapur dalam air. Cara yang kedua adalah

pemusingan (sentrifugasi). Sentrifugasi termasuk aplikasi dari gaya sentrifugal

yang membawa bahan untuk dipisahkan. Metoda sentrifugasi dapat memisahkan

campuran dua larutan yang heterogen berdasarkan perbedaan berat jenisnya.

Pemusingan digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya sedikit. Alat

yang digunakan adalah alat sentrifugasi. Prinsip pemusingan adalah pemusingan

(18)

selanjutnya filtrat di dekantasi (dituang atau dipipet secara hati-hati)

(Wijaya, 2005).

Kadar Air pada Minyak

Kadar air erat kaitannya dengan sifat fisik dari bahan pangan. Meskipun

sering diabaikan, air merupakan salah satu unsur penting dalam bahan makanan.

Air sendiri bukan merupakan sumber nutrien seperti bahan makanan lain, hanya

saja air berperan dalam membentuk teksturbahan. air dalam bahan makanan atau

air terikat (bound water) dibagi menjadi dua yaitu air imbibisi dan air kristal. Air

imbibisi merupakan air yang masuk ke dalam bahan pangan dan akan

menyebabkan pengembangan volume. Air kristal adalah air terikat dalam semua

bahan, baik bahan pangan maupun non pangan yang berbentuk kristal

(Buckle, dkk., 1987).

Dalam analisis bahan pangan biasanya kadar air bahan dinyatakan dalam

persen berat kering. Hal ini disebabkan perhitungan berdasarkan berat basah

mempunyai kekurangan yaitu berat basah bahan selalu berubah-ubah setiap saat,

sedangkan berat bahan kering selalu tetap. Metode pengukuran kadar air yang

umum dilakukan adalah metode oven atau dengan cara destilasi. Perbedaan kadar

air dipengaruhi oleh kadar air awal pada bahan dan kelembaban udara yang

berpengaruh dalam pengeringan (Adnan, 1991).

Untuk menghilangkan air pada minyak dan lemak dapat dilakukan dengan

cara oven hampa udara. Contoh yang sudah ditimbang pada cawan kadar air

diovenkan kemudian didesikatorkan dan ditimbang untuk mendapatkan bobot

(19)

maka kadar air dalam biji semakin berkurang. Berkurangnya kadar air dalam biji

Gambar

Tabel 1. Kandungan gizi per 100 gram kedelai Komposisi Jumlah
Gambar 2. Biji kacang tanah
Tabel 2. Kandungan gizi per 100 gram kacang tanah Komposisi Jumlah (%)
Gambar 3. Biji jagung
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

1) Guru membuka kesempatan secara luas dan bervariasi kepada peserta didik untuk mencari dan membaca tentang produksi rekayasa elektronika kendali otomatis (lampu

[r]

Pada daftar tabel ” Peningkatan Kinerja Jalan Provinsi, Kabupaten / Kota ” klik tombol untuk melakukan penginputan data. Berikut adalah form untuk tabel

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi portofolio yang optimal pada sub sektor perkebunan dan sub sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

Seandainya Pemilihan Gubernur Provinsi Sumatera Utara dilakukan hari ini, dari 3 pasangan calon berikut ini telah didukung oleh partai politik 1). Pasangan DJAROT

Dukungan suami adalah besarnya skor yang diperoleh dari 34 ibu hamil trimester III dalam menjawab kuesioner tentang segala sesuatu yang dilakukan oleh suami baik