• Tidak ada hasil yang ditemukan

Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 5, Nomor 4, Agustus 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 5, Nomor 4, Agustus 2017"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII DI MTS NURUL JADID KABUPATEN PROBOLINGGO

MELALUI TEKNIK STAD

Andriyanto

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma andriyanto_aan88@yahoo.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi objektif tentang pengikatan proses dan hasil keterampilan menulis teks cerita pendek siswa kelas VII MTs Nurul Jadid Kabupaten Probolinggo melalui teknik STAD. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Data penelitian yang pertama berupa hasil pengamatan, kedua hasil wawancara dengan guru bidang studi, dan ketiga hasil tes belajar siswa kelas VII MTS Nurul Jadid secara individu. Berdasaarkan data hasil observasi, pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan teknik STAD pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa siswa yang tadinya terlihat lelah dan bosan, mulai tertarik dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil keterampilan menulis teks cerita pendek MTS Nurul Jadid mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik STAD. Hasil rata-rata nilai menulis teks cerita pendek pratindakan yaitu 51 dan persentase ketuntasan mencapai 30,43%. Pada siklus I rata-rata kelas mencapai 69,31 dengan persentase ketuntasan 63,1%. Sedangkan pada siklus II rata-rata kelas mencapai 76,3 dengan persentase ketuntasan 72,2%. Perolehan hasil rata-rata nilai tes menulis teks cerita pendek menunjukkan bahwa pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan teknik STAD pada siswa kelas VII MTS Nurul Jadid mengalami peningkatan.

Kata-kata Kunci: peningkatan, kemampuan menulis, cerpen, STAD

PENDAHULUAN

Pembelajaran menulis teks cerita pendek penting bagi siswa sekolah menengah tingkat pertama karena cerita pendek dapat dijadikan sarana untuk berimajinasi dan menuangkan pikiran. Menurut Widya-marta (dalam Widyas-tuti: 2012:2) menulis cerita pendek ialah menulis tentang sebuah peristiwa atau kejadian pokok dan merupakan dunia alternatif pengarang. Sedangkan Sumar-djo (dalam Widyastuti 2012:2) berpen-dapat bahwa menulis cerita pendek adalah seni, keterampilan menyajikan

cerita. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis teks cerita pendek merupakan seni/keteram-pilan menyaji-kan cerita tentang sebuah peristiwa atau kejadian pokok yang dapat dijadikan sebagai dunia alternatif pengarang.

(2)

rendahnya minat siswa terhadap materi tentang cerpen. Padahal, sebelum menulis cerpen, siswa terlebih dahulu harus memahami apa itu cerpen, serta unsur-unsur yang ada didalamnya. Setelah itu, baru siswa bisa menulis cerpen dengan baik. Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Badudu (dalam Widyastuti 2012:2) bahwa keterampilan menulis siswa masih rendah ditandai dengan (1) frekuensi kegiatan menulis yang dilakukan oleh siswa sangat rendah, (2) kualias karya siswa sangat buruk, (3) rendahnya antusiasme dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya dan pembelajaran menulis pada khususnya, dan (4) rendahnya kreatifitas belajar siswa pada saat kegiatan belajar mengajar menulis.

Berdasarkan hasil observasi di MTS Nurul Jadid yang dilakukan di kelas VII diketahui bahwasebagian besar siswa di sana kurang tertarik jika mendapatkan materi tentang cerpen. Hal itu terlihat dari sikap siswa yang tidak bersemangat ketika guru menerangkan materi tentang cerpen. Akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi tentang cerpen. Jika hal itu terjadi terus menerus maka akan berdampak terhadap hasil keterampilan siswa dalam menulis cerpen. Sebab, dalam menulis cerpen hal yang perlu dipahami terlebih dahulu yaitu mengerti apa itu cerpen dan unsur-unsur di dalamnya setelah itu baru siswa bisa menuangkan pikiran dan perasaannya dalam bentuk cerpen. Tidak sedikit siswa yang mengalami hambatan dalam mengembangkan keterampilan

menulis cerpen. Hambatan-hambatan tersebut yaitu menentukan tema, menyusun kalimat demi kalimat serta menghubungkan paragraf dengan paragraf di dalam cerpen.

Pembelajaran menulis cerpen harus mendapat porsi yang cukup karena banyak unsur-unsur yang perlu diketahui dan diajarkan secara terperinci agar siswa lebih mudah memahami. Guru hendaknya dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan kreatif untuk menarik minat siswa, menghargai hasil karya siswa dengan memberikan peni-laian dan pujian seperlunya atau memberikan suatu penghargaan.

(3)

Dengan teknik pembelajaran permainan yang dikompetisikan, para siswa akan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Semangat mereka akan tumbuh dengan sendirinya sebab mereka akan berusaha semaksimal mungkin berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Semua anggota kelompok harus bekerja sama untuk menjadi yang terbaik dan mendapatkan penghargaan. Dengan teknik STAD, materi tentang cerpen akan dengan mudah dipelajari oleh siswa sebab selain siswa mempelajari materi, siswa juga bermain. Selain itu, dengan teknik STAD, rasa social siswa akan tumbuh dengan sendirinya, serta dengan teknik pembelajaran STAD ini diharapkan hasil belajar siswa tentang menulis teks cerita pendek akan meningkat.

METODE

Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan (Mulyasa, 2010: 11). Tujuan dari penelitian tindakan kelas itu sendiri (PTK) adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada di sekolah. Adapun prosedur dalam penelitian tindakan meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Penelitian tindakan kelas (class-room action reseach), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau

peningkatan proses praktis pembelajar-an (Arikunto dalam Sakdiyah, 2010: 30). Dalam penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat empat tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Berikut paparan rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini.

1) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan meliputi pertemuan dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII MTS Nurul Jadid untuk membicarakan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang dimulai dengan (1)perencanaan yang meliputi tindakan (a) menyusun silabus, (b) menyusun RPP (Rancangan Pelaksana-an PembelajarPelaksana-an) (c) menyusun lembar kerja siswa (LKS). (2) pelaksanaan, pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. (3) pengamatan, dalam pengamatan, peneli-ti dan guru mencatat atau merekam semua kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. (4) reflek-si, dalam refleksi ini, hal yang dilaku-kan adalah mengevaluasi tindadilaku-kan yang telah dilakukan dalam proses belajar mengajar, memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang nantinya akan digunakan pada siklus berikutnya dengan catatan jika siklus pertama tidak berhasil.

2) Pelaksanaan Tindakan

(4)

digunakan selama proses pembelajaran setiap pertemuan 2 X 40 menit. Dalam penelitian ini, Peneliti bertindak sebagai pengamat, sedangkan guru bidang studi bertindak sebagai penyaji materi.

3) Pengamatan

Pengamatan adalah segala upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu (Suwandi, 2010: 38). Pada penga-matan penelitian ini dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh guru bidang studi dengan instrumen penelitian yang telah disiapkan (lembar catatan lapang, kamera digital, dan instrumen penga-matan).

4) Refleksi

Kegiatan refleksi merupakan upaya untuk mengkaji suatu tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan pada akhir siklus oleh peneli-ti. Kegiatan reflesi ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan pada akhir siklus pertama dan natinya digunakan sebagai dasar peren-canaan siklus II. Siklus II akan dilaksa-nakan apabila hasil belajar yang dida-pat siswa masih rendah atau di bawah standar ketuntasan minimal (SKM) yaitu 70.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII MTS Nurul Jadid Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini dilaksana-kan pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTS Nurul Jadid yang berjumlah 23 siswa.

Data dan sumber data pada penelitian ini yang pertama berupa hasil pengamatan. pengamatan dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrumen penilaian yang sudah disediakan sebelumnya. Kedua, hasil wawancara dengan guru bidang studi, dan ketiga, hasil tes belajar siswa kelas VII MTS Nurul Jadid secara individu. Tes diberikan kepada siswa setelah siswa sebelumnya telah belajar berkelompok.

Dari data yang terkumpul yaitu hasil belajar siswa dengan mengguna-kan teknik STAD (Student Teams Achievement Division) maka peneliti akan mengolah data tersebut dan mengambil suatu kesimpulan tentang kriteria tingkat keberhasilan pembelajaran.

Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain dengan melakukan pengamatan, wawancara, membuat catatan lapang dan dilengkapi dengan tes.

a) Pengamatan

(5)

Wawancara pada penelitian ini dilakukan pada saat awal masuk ke MA Nurul Jadid. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi tentang proses pembelajaran serta sikap siswa ketika pelajaran sedang berlangsung. Wawancara hanya dilakukan dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas VII Nurul Jadid dan siswa kelasa VII MTS Nurul Jadid.

c) Tes

Tes diberikan kepada siswa di akhir pertemuan dalam pembelajaran. Tes ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang dilaku-kan oleh siswa. Tes ini juga merupadilaku-kan serangkaian dari pembelajaran koopera-tif teknik STAD yang nantinya akan berguna dalam menentukan peningkat-an individu dan kelompok. Tes yang diberikan kepada siswa yaitu berupa tes tulis.

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif.Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2008: 91) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatfi dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pratindakan

Pada observasi pertama saat proses pembelajaran, saat guru mene-rangkan materi pelajaran, kebanyakan dari siswa tidak memperhatikan apa

yang diterangkan oleh guru. Selainnya itu jika guru menerangkan materi pelajaran, masih banyak siswa yang enggan untuk bertanya walalupun mereka belum paham dengan apa yang dijelaskan oleh guru dan siswa yang berebut menjawab jika guru bertanya masih sangat minim sekali. Sedangkan nilai hasil tes pada observasi awal yang didapatkan dari 23 siswa yaitu terdapat 7 siswa yang tuntas atau jika

(6)

penjelasan materi dari guru. Selain itu dampak dari kejadian tersebut, terkadang terlihat sebagian siswa masih kebingungan saat guru menerangkan materi sehingga interaksi guru dengan siswa masih dominan terhadap siswa yang sama.

Pada saat berkelompok siswa terlihat bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Namun, semangat tersebut bukan semangat sebuah tim, tetapi semangat secara individu. Rasa individu masih sangat terlihat pada diri siswa. Hal ini disebabkan karena siswa yang meliki kemampuan yang tinggi tidak bersedia dikelompokkan dengan siswa yang memiliki kemampuan yang rendah. Sehingga komunikasi antara mereka sangat minim.

Hal tersebut disebabkan karena kebiasaan-kebiasaan yang terjadi pada pembelajaran berkelompok sebelumnya yaitu siswa yang memiliki kemampuan lebih tinggi tidak bersedia belajar bersama dengan siswa yang memiliki kemampuan lebih rendah. Siswa yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi beralasan tidak mau dikelompokkan dengan siswa yang memiliki kemampuan yang lebih rendah karena mereka biasanya tidak mau diajak untuk bekerja sama. Siswa yang memiliki kemampuan yang lebih rendah biasanya hanya mengandalkan siswa yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi jika ada tugas dari guru. Mereka biasanya hanya bergurau, atau tidur jika disuruh berkelompok.

Selain itu, pada saat berkelompok, masih terlihat siswa yang berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lainnya sehingga sedikit membuat kegaduhan di dalam kelas. Namun, pada pertemuan kedua siswa mulai bisa berinteraksi dengan baik dengan sesama anggotanya meskipun belum sepenuhnya maksimal. Hal tersebut terjadi karena siswa mulai mengerti pentingnya dalam bekerja sama dalam sebuah tim. Siswa yang memiliki kemampuan rendah sudah mulai berkomunikasi pada saat berkelompok. Mereka bertanya jika ada hal-hal yang mereka belum pahami. komunikasi antar anggota kelompok sudah bisa dikatakan semakin baik. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan rendah sudah bisa berbaur satu sama lainnya. Mereka semakin termotivasi untuk belajar agar ketika tes secara individu dapat menyumbangkan nilai secara maksimal dan mendapatkan penghargaan secara bersama-sama.

Sedangkan dari hasil menulis teks cerita pendek di siklus I ini diketahui bahwa dari 19 siswa yang mengikuti tes menulis teks cerita pendek maka didapat 12 siswa bisa dikatakan tuntas dan 7 siswa lainnya masih di bawah SKBM atau dengan persentase 63,1% dengan kriteria sedang. Hal tersebut masih tidak sesuai harapan yang ingin digapai. Namun persentase tersebut sudah mengalami peningkatan dari yang awalnya 30,43% menjadi 63,1%.

(7)

Pada saat pembelajaran di siklus II, siswa terlihat lebih bersemngat disbanding dengan siklus I. hal itu terlihat dari sikap yang ditunjukkan oleh siswa. Sebagian besar siswa memperhatikan jika guru menjelaskan materi. Tidak ada siswa yang terlihat mengantuk atau bahkan tertidur. Selain itu, pada saat guru memberikan pertanyaan, siswa berebut untuk menjawab. Interaksi guru dengan siswa terjalin sangat baik.

Sedangkan pada saaat pembel-ajaran berkelompok siswa terlihat lebih bersemangat dari pada pembelajaran sebelumnya. Hal tersebut disebabkan karena mereka ingin menjadi yang terbaik seperti kelompok yang terjadi sebelumnya. Pada siklus II ini, pembelajaran berkooperatif dengan teknik STAD (Student Teams Achievement Division) menunjukkan bahwa siswa sudah aktif dalam bekerja sama. Hal tersebut ditunjukkan dengan sikap anggota tiap-tiap kelompok sudah mulai dapat bekerjasama dengan adanya komunikasi yang baik. Setiap anggota kelompok saling memiliki rasa ketergantungan positif. Hal tersebut terlihat ketika siswa yang memiliki kemampuan lebih tinggi sudah bisa berbaur dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Hal tersebut terbukti ketika siswa yang memiliki kemampuan tinggi memberikan bantuan pemahaman materi pelajaran kepada teman yang memiliki kemampuan yang lebih rendah. Dengan bimbingan dan arahan guru setiap siswa mulai mengerti pentingnya bekerjasama dalam sebuah

tim untuk menjadi yang terbaik. Namun terkadang masih ada sedikit perselisihan tetapi dapat diselesaikan dengan bimbingan dan arahan guru.

Dari hasil tes yang dilakukan pada pembelajaran siklus II, didapat sebagian besar siswa sudah mencapai standar ketuntasan minimal (SKM). Dari 18 siswa yang mengikuti tes menulis teks cerita pendek, 13 siswa yang sudah mencapai standar ketuntasan minimal atau dengan persentase 72,2% siswa sudah tuntas. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar siswa sudah mengerti dengan materi yang disampaikan oleh guru dan pembelajaran secara berkooperatif berjalan lebih baik dari sebelumnya. Adapun siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal berjumlah 5 siswa. Hal tersebut dikarenakan siswa merasa kurang tidak enak badan.

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian ini menunjuk-kan, terjadi peningkatan baik proses maupun hasil belajar siswa kelas VII MTS Nurul Jadid dalam menulis cerita pendek.

(8)

Pada saat pembelajaran di siklus II, siswa terlihat lebih bersemangat disbanding dengan siklus I. Dari hasil tes yang dilakukan pada pembelajaran siklus II, didapat sebagian besar siswa sudah mencapai standar ketuntasan minimal (SKM). Dari 18 siswa yang mengikuti tes menulis teks cerita pendek, 13 siswa yang sudah mencapai standar ketuntasan minimal atau dengan persentase 72,2% siswa sudah tuntas.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. dkk. 2011.

Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, H.E. 2009.Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2008.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. Sakdiyah, Halimatus. 2010.Penerapan

Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement Division) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA ZAHA 1 Genggong Probolinggo. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: UMM. Suwandi, Sarwiji. 2010.Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dan

Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Lapisan air laut di bagian atas yang hangat, tipis dan sangat dipengaruhi oleh angin, gelombang dan sinar matahari disebut lapisan... Lereng di bawah laut yang sudut menunjamnya

Pada hari ini , RabuTanggal Sembilan Belas Bulan Juli Tahun dua ribu enam belas , sesuai dengan Jadwal yang termuat pada portal LPSE

Pada tanggal berapakah bumi akan berada pada posisi seperti gambar di bawah ini dimana sinar matahari akan jatuh tepat tegak lurus ke permukaan bumi pada lintang 23,5 o N..

Sehubungan dengan telah selesainya evaluasi kualifikasi terhadap penawaran yang telah disampaikan kepada Pokja VI [enam] KLP Kabupaten Tapin, maka bersama ini kami mengundang

Adalah badan usaha perusahaan yang lebih banyak menggunakan mesin atau barang modal dari pada tenaga kerja manusia.. Penggolongan Badan Usaha menurut Bentuk

dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir Kecuali untuk Perusahaan yang berdiri kurang.. dari 3 (tiga) tahun, untuk Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan,

Daerah (3) adalah tempat bintang-bintang berukuran kecil (dibandingkan bintang di daerah (1)) dengan luminositas tinggi dan temperatur rendah, disebut daerah Bintang Katai

informasi yang telah disediakan dengan cara membuka website Pengadilan Tata Usaha. Negara Bengkulu untuk mengakses informasi yang dibutuhkan publik atau