• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan pH dan Laju Alir Saliva Sebelum dan Sesudah Mengunyah Cokelat dan Keju Cheddar Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan pH dan Laju Alir Saliva Sebelum dan Sesudah Mengunyah Cokelat dan Keju Cheddar Chapter III VI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Keterangan:

t = kelompok perlakuan n = besar sampel

Penelitian ini menggunakan dua perlakuan yang masing-masing terdiri atas: Kelompok I : mengunyah cokelat

Kelompok II : mengunyah keju cheddar

Kelompok III : mengunyah cokelat – keju cheddar Besar sampel yang diperlukan adalah:

(t-1) (n-1) ≥ 15 (3-1) (n-1) ≥ 15 2n-2 ≥ 15

2n = 17 orang

n = 8,5  9 orang

Jadi, besar sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah 9 orang tiap perlakuan, sehingga dibutuhkan 27 orang untuk sampel penelitian.

3.4 Kriteria Penelitian: 3.4.1 Kriteria Inklusi

1. Subjek yang bersedia berpartisipasi 2. Bebas karies

3. Laki-laki dan perempuan berusia 19-25 tahun

3.4.2 Kriteria eksklusi: 1. Gigi crowded

2. Merokok

3. Memiliki penyakit sistemik

(2)

3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah cokelat dan keju cheddar.

3.5.2 Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah pH dan laju alir saliva.

3.5.3 Variabel Terkendali 1. Usia 19-25 tahun 2. Jenis cokelat dan keju 3. Waktu pengumpulan saliva 4. Metode pengumpulan saliva 5. Kemampuan operator

6. Subjek tidak mengonsumsi apapun selama 2 jam sebelum penelitian dimulai

3.5.4 Variabel Tidak Terkendali 1. Pola diet

(3)

3.6 Defenisi Operasional

1. Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar saliva dan

mempunyai peran penting dalam mempertahankan keseimbangan di dalam rongga mulut.

2. Whole saliva adalah cairan rongga mulut yang merupakan sekresi

gabungan dari kelenjar saliva, cairan gingiva, elemen-elemen sel dan juga sisa makanan.

3. Waktu pengumpulan saliva yang distimulasi adalah waktu pengumpulan sampel dilakukan, yaitu pada jam 09.00–12.00 WIB.

4. Metode Spitting adalah metode pengambilan saliva dimana subjek

membiarkan saliva tergenang dalam mulut tanpa ditelan kemudian meludahkannya ke dalam wadah penampungan.

5. Mengunyah keju cheddar merek kraft sebanyak 10 gr sesuai dengan

kebiasaan mengunyah makanan lalu ditelan.

6. Mengunyah cokelat merek L’Agie sebanyak 10 gr sesuai dengan

kebiasaan mengunyah makanan lalu ditelan. Variabel bebas:

Cokelat dan Keju cheddar

Variabel terkendali: - Usia 19-25 tahun

- Jenis keju dan cokelat - Waktu pengumpulan saliva - Metode pengumpulan saliva - Kemampuan operator

- Subjek tidak mengonsumsi apapun selama 2 jam sebelum penelitian dimulai

(4)

7. pH saliva yang distimulasi adalah derajat keasaman (pH) saliva yang diukur dengan menggunakan pH meter Hanna Instruments.

8. Laju aliran saliva adalah jumlah saliva yang dikeluarkan dalam satuan

volume (ml) dalam setiap satuan waktu (menit) yaitu ml/menit.

9. Diet adalah faktor yang berhubungan dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari.

10. Bebas karies merupakan tidak terdapatnya kerusakan pada permukaan

jaringan keras gigi dan kavitas gigi, dapat dilihat dengan pemeriksaan menggunakan sonde.

11. Demineralisasi merupakan proses kehilangan sebagian atau keseluruhan

dari kristal enamel pada permukaan gigi dan menyebabkan ion kalsium, fosfat dan mineral yang lain berdifusi keluar dan membentuk lesi dibawah permukaan enamel.

12. Remineralisasi merupakan proses pengembalian ion-ion kalsium dan

fosfat dan mineral yang keluar dari permukaan enamel.

3.7 Alat dan Bahan Penelitian

3.7.1 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. pH meter merek Hanna Instruments

2. Timbangan digital

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Saliva subjek penelitian

(5)

4. Larutan buffer pH 4, 7 dan 10 5. Aquadest untuk mencuci alat 6. Handscone

7. Masker 8. Tissue

9. Lembar penelitian dan informed consent

3.8 Prosedur Kerja

3.8.1 Ethical Clearance

Ethical Clearance diperoleh peneliti dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian yang ditujukan ke Komisi Etik dari Fakultas Kedokteran Gigi USU.

3.8.2 Pemilihan Sampel

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU yang bebas karies diberi kuesioner, untuk mendapatkan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.8.3 InformedConsent

Setiap calon subjek penelitian akan diberikan Lembaran Penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan dan jika bersedia menjadi subjek penelitian, maka

a

b

c

(6)

subjek penelitian diwajibkan menandatangani Lembaran Persetujuan Setelah Penjelasan (informed consent) yang sudah disediakan oleh peneliti.

3.8.4 Pengumpulan saliva

Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi kemudian dipersiapkan untuk mengikuti prosedur penelitian. Pengambilan saliva dilakukan pada pukul 09.00 – 12.00 WIB yaitu subjek tidak makan maupun minum selama dua jam sebelum penelitian dimulai.

a. Pengumpulan saliva awal (unstimulated saliva)

Subjek penelitian diminta untuk mengumpulkan saliva dengan metode spitting selama 5 menit. Pengambilan saliva dilakukan dengan cara subjek membiarkan saliva tergenang dalam mulut lalu meludahkan saliva ke dalam tabung, kemudian diberi label.  

b. Pengumpulan saliva sesudah mengunyah cokelat (stimulated saliva) 

Subjek penelitian diminta untuk memakan sekeping cokelat. Setelah 5 menit, subjek penelitian diminta untuk mengumpulkan saliva dengan metode spitting selama 5 menit secara berkala di dalam pot saliva yang kemudian diberi label.

c. Pengumpulan saliva sesudah mengunyah keju cheddar (stimulated

saliva)

Subjek penelitian diminta untuk memakan sekeping keju. Setelah 5 menit, subjek penelitian diminta untuk mengumpulkan saliva dengan metode spitting selama 5 menit secara berkala di dalam pot saliva yang kemudian diberi label.

d. Pengumpulan saliva sesudah mengunyah cokelat lalu dilanjutkan

dengan mengunyah keju cheddar (stimulated saliva)

(7)

mengumpulkan saliva dengan metode spitting selama 5 menit secara berkala di dalam pot saliva yang kemudian diberi label.

3.8.5 Pengukuran pH Saliva

pH saliva diukur dengan cara memasukkan alat pH meter Hanna Instruments ke dalam pot saliva sampai bagian sensor elektroda terendam ke dalam saliva, lalu biarkan beberapa detik sampai menunjukkan derajat pH saliva tersebut. pH meter digital harus dibersihkan dan dikalibrasi dalam larutan buffer pH 4, pH 7 dan pH 10. Cairan yang tersisa pada elektroda dikeringkan dengan menggunakan tissue setiap kali setelah digunakan untuk mengukur saliva. Lalu, sampel diberi label dan disusun di dalam termos berisi es batu.

3.8.6 Pengukuran Laju Aliran Saliva

Pengukuran laju aliran saliva dimulai dengan pengukuran volume saliva. Pengukuran volume dilakukan dengan cara menyalakan timbangan digital dan timbangan menunjukkan angka nol. Berat pot saliva ditimbang terlebih dahulu. Saliva yang telah dikumpulkan kemudian ditimbang dan dikurangkan dengan hasil timbangan pot saliva kemudian hasil yang diperoleh dinyatakan dalam ml karena berat jenis untuk saliva adalah 1 maka 1 gr saliva sama dengan 1 ml saliva. Kemudian nilai volume saliva dibagi dengan lama waktu stimulasi untuk mendapatkan nilai laju aliran saliva. Nilai laju aliran saliva dinyatakan dalam ml/menit.

3.9 Pengolahan dan Analisa Data

(8)

3.10 Alur Penelitian

Subjek penelitian berusia 19-25 tahun yang bebas karies, dikumpulkan di Biologi Oral

Fakultas Kedokteran Gigi USU

Informed consent

Kesimpulan

Kuesioner Sampel yang memenuhi kriteria

Berkumur dengan air Kelompok I :

Mengunyah cokelat

Kelompok II : Mengunyah keju

cheddar

Kelompok III : Mengunyah cokelat

- keju cheddar 

Setelah 5 menit, tampung saliva 

Pemeriksaan saliva menggunakan pH meter dan timbangan digital

Pengumpulan data

(9)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh mengunyah cokelat dan keju cheddar terhadap pH dan laju alir saliva. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Populasi pada penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan usia 19-25 tahun yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU. Penelitian dilakukan terhadap 27 subjek, terdiri atas 13 laki-laki dan 14 perempuan. Sampel penelitian disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti.

Subjek yang telah memenuhi kriteria inklusi penelitian dilakukan pengambilan saliva untuk diukur pH dan laju alir saliva awal. Subjek penelitian kemudian dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing berjumlah 9 orang. Kelompok I diberi perlakuan mengunyah cokelat, kelompok II diberi perlakuan mengunyah keju cheddar dan kelompok III diberi perlakuan mengunyah cokelat dan keju cheddar. Pengamatan pH dan laju alir saliva pada kelompok I, II dan III dilakukan setelah 5 menit mengunyah cokelat dan keju cheddar.

3.1 Nilai rerata pH dan Laju Alir Sebelum dan Sesudah 5 Menit

Mengunyah Cokelat

Tabel 1 menunjukkan penurunan pH saliva sesudah 5 menit mengunyah cokelat. Berdasarkan uji paired t-test, diperoleh nilai signifikan 0,000 (p<0,05), artinya terdapat perbedaan signifikan pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah cokelat pada mahasiswa FKG USU yang bebas karies.

(10)

Tabel 1. Nilai rerata pH saliva sebelum dan sesudah 5 menit mengunyah cokelat Kelompok

Mengunyah Cokelat (orang) N Mean ± SD pH saliva p-value Sebelum

Sesudah 9

7,08±0,20

6,38±0,19 0,000*

*terdapat perbedaan signifikan p < 0,05

Tabel 2. Nilai rerata laju alir saliva sebelum dan sesudah 5 menit mengunyah cokelat Kelompok

Mengunyah Cokelat (orang) N Laju Alir (ml/menit) Mean ± SD p-value Sebelum

Sesudah 9

0,50±0,13

1,02±0,27 0,000*

*terdapat perbedaan signifikan p < 0,05

4.2 Nilai Rerata pH dan Laju Alir Saliva Sebelum dan Sesudah 5 Menit

Mengunyah Keju Cheddar

Tabel 3 menunjukkan nilai pH saliva sesudah 5 menit mengunyah keju cheddar. Berdasarkan uji paired t-test, diperoleh nilai signifikan 0,780 (p>0,05), artinya tidak terdapat perbedaan signifikan pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah keju cheddar pada mahasiswa FKG USU yang bebas karies.

(11)

Tabel 3. Nilai rerata pH saliva sebelum dan sesudah 5 menit mengunyah keju

*terdapat perbedaan signifikan p < 0,05

Tabel 4. Nilai rerata laju alir saliva sebelum dan sesudah 5 menit mengunyah keju cheddar

*terdapat perbedaan signifikan p < 0,05

4.3 Nilai rerata pH dan laju alir saliva sebelum dan sesudah mengunyah

cokelat dan keju cheddar

Tabel 5 menunjukkan peningkatan pH saliva sesudah 5 menit mengunyah cokelat dilanjutkan dengan mengunyah keju cheddar. Berdasarkan uji One Way Repeated ANOVA, diperoleh nilai signifikan 0,000 (p<0,05), artinya terdapat perbedaan signifikan pH saliva pada mahasiswa FKG USU yang bebas karies.

(12)

Tabel 5. Nilai rerata pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah cokelat dan keju cheddar

Kelompok (orang) N Mean ± SD pH saliva Sig Sebelum perlakuan

Sesudah mengunyah cokelat Sesudah mengunyah keju cheddar

9

7,17±0,18 6,37±0,23 7,36±0,25

0,000*

*terdapat perbedaan signifikan p < 0,05

Tabel 6. Nilai rerata laju alir saliva sebelum dan sesudah mengunyah cokelat dan keju cheddar

Kelompok (orang) N (ml/menit) Laju Alir

Mean ± SD Sig

Sebelum perlakuan

Sesudah mengunyah cokelat Sesudah mengunyah keju cheddar

9

0,41 ± 0,14 0,89 ± 0,41 0,97 ± 0,36

0,000*

(13)

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengonsumsi cokelat dan keju cheddar terhadap pH dan laju alir saliva pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU usia 19-25 tahun yang bebas karies. Penelitian ini dilakukan pada 27 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang terdiri atas 13 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Setiap subjek yang diteliti diberikan pertanyaan sesuai dengan isi kuesioner terlebih dahulu. Subjek yang terpilih harus memenuhi kriteria inklusi yaitu laki-laki dan perempuan berusia 19-25 tahun, bebas karies dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian.

Prosedur pelaksanaan penelitian ini adalah mengumpulkan calon subjek penelitian dengan melakukan pemeriksaan intraoral, kemudian diberitahukan bahwa akan menjadi subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi. Selanjutnya, subjek penelitian mengisi informed consent. Subjek penelitian kemudian dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing berjumlah 9 orang. Kelompok I diberi perlakuan mengunyah cokelat, kelompok II diberi perlakuan mengunyah keju cheddar serta kelompok III diberi perlakuan mengunyah cokelat dan keju cheddar. Pengukuran pH dilakukan menggunakan pH meter digital dan dikalibrasi menggunakan larutan buffer pH 4, pH 7 dan pH 10, sedangkan laju alir saliva diukur menggunakan timbangan digital. Pengumpulan dan pengambilan saliva dilakukan pada pukul 09.00-12.00 WIB yaitu subjek tidak makan maupun minum selama dua jam sebelum penelitian dimulai.

(14)

(saliva yang diperoleh disebut stimulated saliva). Kemudian dilakukan pengukuran pH dan laju alir saliva dengan pH meter dan timbangan digital serta dilakukan kalibrasi setiap pergantian sampel.

Jenis penelitian yang digunakan adalah experimental, dengan rancangan pre and post test control group design. Uji normalitas terlebih dahulu dilakukan terhadap data-data yang diperoleh. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa data yang diperoleh terdistribusi normal, kemudian dilanjutkan dengan uji paired t-test dan One Way Repeated ANOVA untuk melihat perbedaan pH dan laju alir saliva sebelum dan sesudah mengunyah cokelat dan keju cheddar.

Salah satu pendekatan untuk memperkirakan potensial kariogenik suatu makanan adalah dengan cara mengevaluasi besarnya respon perubahan nilai pH (derajat keasaman) saliva setelah makan.40 Derajat keasaman (pH) saliva merupakan salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi proses terjadinya demineralisasi pada permukaan gigi. Perubahan pH saliva dipengaruhi oleh susunan kuantitatif, kualitatif elektrolit dan kapasitas buffer di dalam saliva. Dalam keadaan normal, pH saliva berkisar antara 6,8-7,2.41 Laju alir saliva tanpa stimulasi bervariasi dengan rata-rata 0,3±0,22 ml per menit, sedangkan ketika distimulasi laju alir saliva meningkat dengan rata-rata 1,7±2,1 ml per menit.24

5.1 Perbedaan Nilai pH dan Laju Alir Sebelum dan Sesudah 5 Menit

Mengunyah Cokelat

Tabel 1 menunjukkan diperoleh nilai signifikan 0,000 (p<0,05), artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah cokelat yaitu 7,08±0,20 dan 6,38±0,19. Tabel 2 menunjukkan diperoleh nilai signifikan 0,000 (p<0,05), artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai laju alir saliva sebelum dan sesudah mengunyah cokelat yaitu 0,50±0,13 ml/menit dan 1,02±0,27 ml/menit.

(15)

gula kariogenik yang menyediakan cadangan energi bagi metabolisme bakteri kariogenik. Sukrosa difermentasi oleh Streptococcus mutans menjadi asam melalui proses glikolisis sehingga menyebabkan pH saliva menurun.5,42

Penurunan pH saliva juga dapat terjadi karena flora normal pada rongga mulut mengandung mikroorganisme yang mampu memetabolisme fermentasi karbohidrat. Proses metabolisme tersebut menghasilkan produk lain berupa asam yang menyebabkan kondisi rongga mulut setelah mengonsumsi makanan yang mengandung fermentasi karbohidrat menjadi asam.43

Bentuk dan konsistensi makanan merupakan faktor potensial penurunan pH saliva. Bentuk makanan menentukan lamanya makanan berada di dalam mulut, sehingga berdampak pada seberapa lamanya aktivitas pembentukan asam. Makanan yang cair mudah dibersihkan di dalam mulut dibandingkan dengan makanan padat dan bersifat lengket. Konsistensi makanan juga memengaruhi lamanya perlekatan makanan dalam mulut. Cokelat merupakan makanan lengket dan cenderung membutuhkan waktu lebih dari 12 menit untuk dibersihkan dalam rongga mulut.44

Dalam penelitian ini, terjadi peningkatan laju alir saliva sebelum dan sesudah 5 menit mengunyah cokelat. Hal ini disebabkan oleh stimulus mekanik dan kimiawi dari pengunyahan cokelat terhadap kelenjar saliva major dan kelenjar saliva minor. Stimulus mekanik berupa proses pengunyahan cokelat dan stimulus kimiawi berupa rasa manis dari cokelat. Stimulus mekanik dapat merangsang peningkatan sekresi saliva sedangkan sensasi pengecapan rasa manis dari cokelat merupakan stimulus kimiawi yang dapat meningkatkan aliran saliva.44

(16)

5.2 Perbedaan Nilai pH dan Laju Alir Sebelum dan Sesudah 5 Menit

Mengunyah Keju Cheddar

Tabel 3 menunjukkan diperoleh nilai signifikan 0,780 (p>0,05), artinya tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah keju cheddar yaitu 7,07±0,12 dan 7,04±0,36. Tabel 4 menunjukkan diperoleh nilai signifikan 0,000 (p<0,05), artinya terdapat perbedaan signifikan antara nilai laju alir saliva sebelum dan sesudah mengunyah keju cheddar yaitu 0,39±0,16 ml/menit dan 0,71±0,30 ml/menit. 

Penurunan pH saliva yang terjadi pada penelitian ini tidak signifikan, yaitu masih dalam batasan pH normal, sehingga dapat dikatakan bahwa keju cheddar mampu menjaga kondisi derajat keasaman rongga mulut dalam keadaan normal. Hal ini disebabkan oleh casein phosphopeptides-amorphous calcium phosphate (CPP-ACP) complex yang terdapat dalam keju membentuk buffer pH dengan berdifusi ke dalam enamel, menghambat perlekatan bakteri, mengurangi kerentanan disolusi enamel gigi oleh asam dan meningkatkan remineralisasi.18

Menurut Edgar (2004) peningkatan sekresi aliran saliva sebanding dengan peningkatan kapasitas buffer oleh konsentrasi ion-ion bikarbonat (HCO3-), protein, natrium, kalsium dan klorida dalam saliva sehingga semakin tinggi konsentrasi bikarbonat maka pH saliva akan semakin normal.46 Mineral yang terdapat dalam keju (kalsium dan fosfor) dapat meningkatkan konsentrasi kalsium dalam plak gigi, sehingga meminimalkan penurunan pH dan mengurangi resiko demineralisasi.47 Resiko demineralisasi juga berkurang oleh efek perlindungan lemak dalam keju terhadap gigi dengan cara melapisi permukaan enamel gigi sehingga mengurangi akumulasi plak.16,34

(17)

sekresi saliva, sedangkan sensasi pengecapan rasa asam dari keju cheddar merupakan stimulus kimiawi yang juga dapat meningkatkan sekresi saliva. Meningkatnya sekresi saliva menyebabkan peningkatan volume dan pengenceran saliva yang diperlukan untuk proses penelanan dan lubrikasi. Peningkatan sekresi saliva juga meningkatkan jumlah dan susunan kandungan saliva, seperti bikarbonat yang dapat meningkatkan pH.49

Penelitian Tayab, Rai, Kumari dan Thomas (2012) di Chennai melaporkan terdapat peningkatan pH saliva sebelum dan sesudah memakan keju cheddar sebesar 6,93±0,27 dan 7,30±0,52.17 Penelitian Hapsari, Ismail dan Santoso (2014) di Semarang menunjukkan bahwa rata-rata pH sebelum dan sesudah mengonsumsi keju cheddar 10 gram adalah 7,1 menjadi 7,3.50 Faktor yang menjadikan penelitian ini berbeda dengan penelitian Tayab adalah alat yang digunakan untuk mengukur pH saliva dan waktu pengamatan. Peneliti mengukur pH saliva menggunakan pH meter Hanna Instruments, sedangkan Tayab, Rai, Kumari dan Thomas menggunakan GC pH strips. Peneliti juga melakukan pengukuran setelah 5 menit pengamatan, sedangkan Tayab, Rai, Kumari dan Thomas melakukan pengukuran setelah 10, 15, 30 dan 60 menit pengamatan dimana sistem buffer saliva sudah bekerja. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap waktu pengamatan mulai dari 5, 10, 15, 30 dan 60 menit agar dapat diketahui waktu tepatnya pH saliva kembali ke pH saliva awal.

5.3 Perbedaan Nilai pH dan Laju Alir Saliva Sebelum dan Sesudah

Mengunyah Cokelat dan Keju Cheddar

(18)

0,97±0,36 ml/menit. Terdapat dengan nilai signifikan 0,000 (p<0,05) antara nilai laju alir saliva sebelum dan sesudah mengunyah cokelat dan keju cheddar.

Hal ini dapat disebabkan karena sistem buffer yang terdapat dalam saliva. Pada kelompok ini, subjek diinstruksikan untuk mengunyah sebanyak dua kali yaitu mengunyah cokelat dan keju cheddar, sehingga sekresi saliva lebih banyak. Saliva memiliki sistem buffer yang berfungsi menetralkan kondisi asam yang timbul akibat pembentukan plak dari makanan dan minuman. Saliva mengandung beberapa zat antibakteri antara lain IgA, amilase, lisozim, laktoperoksidase, histatin dan laktoferin. Kapasitas buffer meningkat ditandai dengan meningkatnya pH. Peningkatan ini menyebabkan remineralisasi dan menghambat pembentukan asam oleh mikroorganisme asidurik seperti S. Mutans. Proses remineralisasi ini akan mengembalikan ion mineral yang hilang pada permukaan gigi akibat proses demineralisasi.17

Bertambahnya sekresi saliva akan menyebabkan peningkatan kapasitas buffer saliva sehingga dapat menetralkan pH yang asam, karena bertambahnya ion bikarbonat (HCO–). Bertambahnya aliran saliva akan meningkatkan kadar urea, amoniak (NH3), kalsium (Ca2+), fosfat (HPO42+) dan natrium (Na+) yang merupakan sumber alkalinitas saliva sehingga dapat meningkatkan pH yang turun akibat proses glikolisis karbohidrat.5

Selain itu, peningkatan pH saliva sesudah mengunyah cokelat disebabkan oleh kandungan ion kalsium, fosfat dan magnesium dari kakao yang menstabilkan pH rongga mulut dan melindungi mineral gigi dari demineralisasi.51 Peningkatan pH saliva ini juga dibantu dari kandungan keju cheddar yang merupakan salah satu produk susu yang mengandung kalsium, protein, lemak dan fosfat. Peningkatan pH saliva dapat terjadi karena difusi kalsium dan fosfor dari keju cheddar, sistem buffer saliva yang distimulasi oleh pengunyahan keju cheddar dan kandungan tyramine dalam keju yang digunakan oleh mikroorganisme untuk meningkatkan pH.34

(19)

Dentistry dan The American Dental Association merekomendasikan keju sebagai salah satu makanan yang baik untuk kesehatan gigi.52

(20)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara rerata pH saliva sebelum dan sesudah 5 menit mengunyah cokelat yaitu 7,08±0,20 menjadi 6,38±0,19 dan rerata laju alir saliva sebelum dan sesudah 5 menit mengunyah cokelat yaitu 0,50±0,13 ml/menit menjadi 1,02±0,27 ml/menit pada mahasiswa FKG USU.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05) antara rerata pH saliva sebelum dan sesudah 5 menit mengunyah keju cheddar yaitu 7,07±0,12 menjadi 7,04±0,36 dan rerata laju alir saliva sebelum dan sesudah 5 menit mengunyah keju cheddar yaitu 0,39±0,16 ml/menit menjadi 0,71±0,30 ml/menit pada mahasiswa FKG USU.

(21)

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan waktu pengamatan mulai dari 5, 10, 15, 30 dan 60 menit agar dapat diketahui waktu tepatnya pH saliva kembali ke pH saliva awal.

2. Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan makanan yang mampu mencegah demineralisasi gigi.

Gambar

Tabel 2. Nilai rerata laju alir saliva sebelum dan sesudah 5 menit mengunyah cokelat
Tabel 4. Nilai rerata laju alir saliva sebelum dan sesudah 5 menit mengunyah  keju
Tabel 5. Nilai rerata pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah cokelat dan keju

Referensi

Dokumen terkait

Guru menyiapkan siswa untuk kegiatan aktivitas air, dengan mengajak siswa berganti pakaian yang akan digunakan untuk berativitas dalam kolam renang/air.. Guru mengajak

Pada kelompok 1 BNI Syariah memiliki nisbah tertinggi dibandingkan dengan bank syariah lainnya, kelompok 2 untuk minimum terendah jumlah Rupiah penempatan deposito adalah Bank

Program Televisi dan Penyusunan Sampai pengaruh Siaran, Jakarta :FFTV-IKJ Press. Teori

Dengan mengamati hasil pengukuran, siswa dapat mengidentifikasi hasil persamaan dan perbedaan panjang benda dengan menggunakan alat ukur tidak baku dengan

Jadi pada tingkatan karakteristik lingkungan belajar Active telah menunjukkan bahwa siswa di kelas menggunakan aplikasi Microsoft word dalam membuat makalah atau laporan

Cara kerja dari metode gradien terdiri dari gradien horizontal arah x menghasilkan tepi objek berupa garis vertikal dan diagonal dari citra input, gradien arah vertikal

Indonesia menyadari akan sumber daya mineral jenis bauksit yang ada sekarang maupun jumlah cadangannya harus dikelola lebih baik lagi, yaitu dengan meningkatkan

Virtually all the leading figures of Hartmann’s narrative works are of high birth – Erec and Iwein are the sons of kings, their wives are respectively the daughter of a count and