• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada Media Tanam Tongkol Jagung Sebagai Substitusi Serbuk Gergaji

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada Media Tanam Tongkol Jagung Sebagai Substitusi Serbuk Gergaji"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

Menurut sistematika secara taksonomi jamur ini dibagi dalam: Kelas : Basidiomycetes

Ordo : Agaricales Famili : Agaricaceae Genus : Pleurotus (Pasaribudkk., 2002)

Bentuk tudungnya menyerupai cangkang kerang dengan diameter antara 5-15 cm. permukaannya licin dan menjadi agak berminyak ketika berada dalam kondisi lembab. Bagian tepinya agak bergelombang. Letak tangkainya lateral atau tidak di tengah, tepatnya agak di samping tudung. Daging buahnya berwarna putih dan cukup tebal. Warna tubuh buahnya berbeda-beda, sangat tergantung pada jenisnya. Jamur tiram yang banyak dijual di pasar dan telah dibudidayakan di Indonesia adalah jenis Pleurotus Ostreatus yang berwarna putih kekuningan (Agromedia, 2002).

Keberhasilan budidaya jamur secara kualitas, kuantitas, dan menguntungkan, ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya:

1. Sanitasi dan kebersihan lingkungan tempat penanaman, supaya jamur tiram tidak terkontaminasi oleh jenis jamur lain yang tidak diharapkan.

(2)

3. Bahan baku dan bahan-bahan tambahan lainnya sebagai sumber pembuatan

substrat (bedengan). Hal ini berhubungan dengan nilai bandingan C dan N, (C/N-rasio) kandungan mineral, vitamin dan sebagainya.

4. Kualitas bibit, baik dari segi hasil yang dicapai maupun dari segi respon bibit terhadap lingkungan, terhadap substrat, dan terhadap iklim/cuaca di sekitarnya. 5. Cara penanaman dan pemeliharaan, khususnya menyangkut masalah-masalah kelembapan ruangan, sistem aerasi, cahaya, hama (umumnya serangga) dan penyakit (jenis jamur lain atau bakteri pembusuk).

6. Pengelola, yaitu petugas yang langsung berhubungan dengan penanaman dan pemeliharaan jamur. Hal ini menyangkut kebersihan, ketelitian, ketekunan, dan kesabaran selama bertugas.

7. Perlengkapan dan permodalan yang akan dibahas khusus untuk tiap masalah. (Suriawiria, 1997).

Tabel 1. Grading Kualitas Produk Tiram (Pasaribu, 2002).

No. Jamur Grade A Grade B Grade C

1. Diameter 10-15 cm 5-10 cm <5 cm

2. Warna putih bersih abalon putih bersih abalon putih bersih abalone

3. Kandungan air <20 % 21-25 % 30 %

Tongkol Jagung

(3)

campuran budidaya jamur tiram, karna mengandung selulosa yang cukup banyak (Cahyanti, 2014).

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Division : Spermatophyta Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Poales

Famili : Poaceae (Graminae) Genus : Zea

Spesies : Zea mays L. (Rukmana, 1997).

(4)

Syarat Tumbuh Jamur Tiram Putih

a. Suhu dan Kelembaban

Jamur ini dapat tumbuh dengan baik di ketinggian hingga 600 meter diatas permukaan laut (dpl). Idealnya, daerah tersebut memiliki kisaran suhu antara 15-30oC. Pertumbuhan jamur tiram tidak membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi (Agromedia, 2002).

b. Cahaya

Pertumbuhan dan perkembangan jamur sangat peka terhadap cahaya, misalnya cahaya matahari secara langsung. Cahaya yang sangat kuat dapat

menghambat pertumbuhan bahkan dapat menghentikan pertumbuhan (Winarni dan Rahayu, 2002).

c. Air

Kandungan air dalam substrak berkisar 60-65%. Apabila kondisi kering maka pertumbuhan akan terganggu atau berhenti begitu pula sebaliknya apabila kadar air terlalu tinggi maka miselium akan membusuk dan mati. Penyemprotan

air dalam ruangan dapat dilakukan untuk mengatur suhu dan kelembaban (Susilawati dan Raharjo, 2010).

d. Keasaman (pH)

(5)

e. Aerasi

Dua komponen penting dalam udara berpengaruh pada pertumbuhan jamur, yaitu O2 (oksigen) dan CO2 (karbondioksida). Oksigen merupakan unsur

penting dalam respirasi sel. Sumber energi di dalam sel di oksidasi menjadi karbondiokisa dan air sehingga energi menjadi tersedia. Karbondioksida dapat berakumulasi sebagai hasil dari respirasi oleh jamur sendiri atau respirasi oleh organisme lainnya. Akumulasi karbon dioksida yang terlalu banyak dapat mengakibatkan salah bentuk pada tubuh buah jamur. Oleh karena itu, ventilasi sangat diperlukan dalam fase pembentukan tubuh buah (Gunawan, 2000).

Media Tanam

Formulasi media tanam jamur tiram terdiri dari bahan dasar yaitu serbuk gergaji, dan bahan tambahan yaitu bekatul, gips, dan kapur. Bahan-bahan ini lebih efektif, murah, dan mudah didapatkan (Winarni dan Rahayu, 2002).

Untuk perkembangan dan pertumbuhan jamur, nutrisi yang ada pada media sangat penting. Nutrisi terpenting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan miselium dan pembentukan badan buah adalah selulusa, hemiselulosa lignin dan protein. Media tanam yang digunakan harus bisa mendukung pertumbuhan jamur secara optimal. pH media harus sesuai dengan syarat tumbuh dari jamur, yang mana bisa diatur dengan penambahan kapur karbonat (CaCO3). Selain itu juga

(6)

Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian Rochman (2015) menyimpulkan bahwa petumbuhan jamur tiram yang terbaik adalah dengan perlakuan 20 serbuk kayu : 3 dedak : 2 tepung tongkol jagung. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengurangan proporsi dedak tidak berpengaruh pada pertumbuhan jamur tiram baik pada panjang miselium, pemunculan pin head, dan panen pertama, sehingga dapat mengurangi biaya produksi.

Penelitian Hakiki dkk. (2013) menyatakan bahwa komposisi tongkol jagung 25% : serbuk kayu sengon 75% memiliki pertumbuhan paling lambat, namun menunjukan kualitas fisik yang lebih unggul dimana memiliki massa rata-rata 159,67 gram, panjang tangkai jamur 14,67 cm, diameter tudung 9,5 cm, ketebalan tudung 0,37 cm dan jumlah tudung sebanyak 18,67 buah. komposisi 25:75 dapat dimanfaatkan sebagai media pertumbuhan alternatif pada budidaya jamur tiram yang bertujuan mendapatkan kualitas fisik jamur yang baik.

Gambar

Tabel 1. Grading Kualitas Produk Tiram (Pasaribu, 2002).

Referensi

Dokumen terkait

[r]

merupakan salah satu serangga yang efektif dalam menyerbuk kelapa sawit.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah populasi serangga penyerbuk kelapa sawit yang efektif

Penilaian ini digunakan untuk menilai hasil pekerjaan baik individu maupun kelompok tentang dinamika kehidupan bernegara sesuai konsep NKRI dan bernegara sesuai konsep

Serangga yang paling efektif untuk penyerbukan tanaman kelapa sawit adalah Elaeidobius kamerunicus dan E.. Penurunan populasi

penilaian ini digunakan untuk menilai hasil pekerjaan baik individu maupun kelompok tentang bentuk negara dan pemerintahan yang sesuai dengan UUD NRI tahun 1945

[r]

[r]

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terdapat beberapa kendala yang dapat dibuat sebagai saran untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu dilakukan penambahan