1
PENDAHULUAN Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tanaman perkebunan penting penghasil
minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel). Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia.
Diperkirakan pada tahun 2009, Indonesia akan menempati posisi pertama produsen sawit dunia. Untuk meningkatkan produksi kelapa sawit dilakukan kegiatan perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada dan
intensifikasi (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008).
Kelapa sawit merupakan tanaman monoecious, yaitu bunga jantan dan betina ditemukan dalam satu tanaman. Bunga jantan dan betina matang (anthesis) pada waktu yang berbeda atau sangat jarang terjadi bersamaan. Penyerbukan
alami terjadi dengan bantuan angin atau serangga, tetapi biasanya kurang efektif sehingga jumlah buah yang dihasilkan relatif lebih sedikit pada setiap tandannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh tandan-tandan dengan jumlah buah yang
optimal, penyerbukan dapat dibantu melalui penyerbukan bantuan (assisted pollination). Penyerbukan kelapa sawit paling efektif menggunakan E. kamerunicus, yang bersifat spesifik dan beradaptasi baik pada musim basah
maupun kering (Setyamidjaja, 2006).
Indonesia yang saat ini merupakan sebagai produsen Crude Palm Oil
(CPO) terbesar di dunia sudah harus dapat menciptakan daya komparatif dan kompetitif yang tinggi dalam persaingan perdagangan bebas internasional. Hal ini
dapat dilakukan bukan hanya sebatas meningkatkan kuantitas CPO yang
2
diproduksi per tahunnya tetapi juga harus diiringi dengan pengawasan terhadap kualitas CPO itu sendiri (Julia, 2009).
Penyerbuk bunga kelapa sawit dapat berupa angin, air, manusia, hewan
vertebrata dan serangga. Serangga merupakan penyerbuk yang paling efektif dan efisien pada tanaman kelapa sawit. Serangga yang sering berperan sebagai penyerbuk bunga kepala sawit di dunia adalah E. kamerunicus,
E. plagiatus, E. singularis,E. bilineattusm,Prosoestus sculplitis, P. minor, Thrips
hawaiiensis, Pyroderces sp. dan beberapa dari ordo Coleoptera, Diptera,
Hymenoptera serta Heteroptera (Simatupang, 2014 ).
Penyerbukan pada kelapa sawit umumnya dilakukan oleh serangga.
Serangga yang paling efektif untuk penyerbukan tanaman kelapa sawit adalah Elaeidobius kamerunicus dan E. plagiatus. Penurunan populasi dari serangga
penyerbuk ini terutama di perkebunan kelapa sawit seringkali menjadi penyebab rendahnya hasil produksi kelapa sawit (Tuo et al., 2011).
Walaupun Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit (SPKS) E. kamerunicus sudah sejak tahun 1982 didatangkan ke Indonesia, namun dari berbagai informasi
menyebutkan bahwa produksi kelapa sawit di beberapa daerah di Indonesia masih belum optimal, antara lain disebabkan oleh masih banyak bunga yang gagal
diserbuk sehingga buah kelapa sawit tidak berkembang. Agar jumlah buah kelapa sawit yang berkembang semakin banyak, frekuensi penyerbukan perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan jenis dan populasi serangga
penyerbuknya (Kahono et al., 2012).
Perubahan ukuran populasi kumbang SPKSberpengaruh terhadap produksi
dan fruit set kelapa sawit. Pada saat populasi SPKStinggi, maka diduga fruit set
3
juga tinggi. Sebaliknya, jika populasi SPKSrendah, diduga fruit set juga rendah.
Oleh karenanya, perlu dilakukan pengamatan populasi SPKSdi lapangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya ukuran populasi (Harun & Noor
2002 dalam Kahono et al., 2012).
Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai populasi serangga penyerbuk kelapa sawit E. kamerunicus yang efektif dalam
menyerbuk bunga kelapa sawit.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui jumlah populasi serangga penyerbuk kelapa sawit E. kamerunicus yang efektif dalam proses penyerbukan bunga kelapa sawit.
Hipotesis Penelitian
Adanya pengaruh jumlah populasi Elaeidobius kamerunicus terhadap Friuitset.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan mengenai populasi E. kamerunicus yang efektif dalam
menyerbuk tandan kelapa sawit serta sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.