KORUPSI DALAM PEMAHAMAN dan SIKAP GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB)
TESIS Diajukan kepada
Program Pascasarjana Magister Sosiologi Agama Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
Oleh:
HILDA MONA PARIURY 752013031
PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS TEOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
iii Abstrak
Setiap orang awam yang mendengar istilah korupsi hal pertama yang dikonsepkan dalam alur berpikir mereka, korupsi ialah persoalan uang. Hal ini tidak bagi GPIB. GPIB mengkajinya lebih dalam. Jika masyarakat awam selama ini memahami korupsi hanya menyangkut harta milik negara/rakyat, dan menyangkut persoalan ekonomi sebuah negara GPIB melahirkan pemahaman korupsi yang lebih dari sekedar pemahaman tersebut. Bagi GPIB korupsi adalah sebuah tindakan yang dilakukan semata-mata hanya untuk kepentingan sendiri dalam bentuk pemerasan, penyuapan, nepotisme. Pemahaman yang dilahirkan oleh GPIB inilah menjadi acuan baginya untuk bersikap berdasarkan konteks kehidupan sosial di negara Indonesia. Gereja adalah sebuah lembaga yang kaya akan nilai-nilai moral dan etika menyadari bahwa perlu bagi Gereja untuk bersikap sebagaimana mestinya berdasarkan apa yang telah dipahami demi menciptakan visi Gereja yang telah dibentuk bersama yakni “GPIB menjadi gereja yang mewujudkan damai sejahtera bagi seluruh ciptaanNya”.
Berangkat dari pemahaman di atas maka, konsep sosiologi korupsi oleh Alatas dianggap cocok untuk memperkuat pemahaman dan sikap GPIB tentang korupsi. Teori sosiologi korupsi Alatas tidak dibatasi pada persoalan ekonomi, bisnis dan administrasi sebuah negara melainkan melihat jauh ke dalam dalam perspektif sosiologi mulai dari sejarah, kebudayaan, sampai kepada pengaruh politik sebuah bangsa. Pada akhirnya orang akan memiliki pemahaman yang dangkal apabila korupsi hanya dipahami dalam ranah ekonomi semata. Alatas mengajak GPIB untuk mendeskripsikan pemahaman jauh kedalam sebuah konteks kehidupan sosial sebuah masyarakat serta mengambil sikap yang tegas berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.