• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi, Sikap dan Partisipasi Masyarakat Desa Idamdehe, Halmahera Barat,Terhadap Rencana Pembangunan PLTP T2 092013020 BAB VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi, Sikap dan Partisipasi Masyarakat Desa Idamdehe, Halmahera Barat,Terhadap Rencana Pembangunan PLTP T2 092013020 BAB VI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Bab Enam

Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana

Pembangunan PLTP

Pengantar

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang persepsi masyarakat Desa Idamdehe terhadap rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai pemahaman masyarakat tentang energi PLTP, selanjutnya adalah penjelasan mengenai persepsi masyarakat tentang rencana pembangunan PLTP. Masyarakat terbagi dalam tiga kelompok berdasarkan pendapat mereka mengenai rencana pembangunan PLTP. Sebagian besar menyatakan setuju. Sebagian kecil tidak setuju dan beberapa orang ragu-ragu dalam menentukan sikap.

Pemahaman Masyarakat tentang PLTP

Berdasarkan temuan penelitian di lapangan nampak bahwa pemahaman masyarakat di Desa Idamdehe tentang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi sangat minim. Informasi mengenai PLTP beserta dampak dan manfaatnya hanya diperoleh melalui kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh PT Star Energy Geothermal Halmahera (SEGH). Dalam proses sosialisasi tersebut, informasi yang disampaikan terkait dengan manfaat dan dampak-dampak positif dari PLTP. Dengan demikian maka tidak heran apabila sebagian besar masyarakat tidak berkeberatan dengan rencana tersebut.

Persepsi Masyarakat

(2)

tersebut. Namun ada juga sebagian kecil masyarakat yang tidak setuju serta tidak mempunyai sikap terhadap rencana pembangunan PLTP.

Di bawah ini merupakan hasil survey di lapangan yang dilakukan oleh penulis tentang persepsi masyarakat berkaitan dengan rencana pembangunan PLTP. Berdasarkan diagram di bawah dapat dilihat bahwa dari 100 sampel narasumber, 3 orang merupakan masyarakat yang ragu untuk menentukan sikap, 3 orang yang tidak setuju terhadap pembangunan PLTP dan sisanya sebesar 94 orang setuju terhadap pembangunan PLTP di Desa Idamdehe.

setuju 94 orang tidak setuju

3 orang tidak mempunyai

sikap 3orang

0%

Persepsi

Sumber: Data Olah, 2014

Gambar 6.1. Diagram Hasil Survey Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan PLTP

Masyarakat Yang Setuju

(3)

Informasi yang didapat sama persis dengan informasi yang telah disampaikan saat sosialisasi berlangsung. Seperti yang dikatakan oleh saudara Narjo (36 Tahun), beliau merupakan salah satu masyarakat Desa Idamdehe yang mengetahui informasi mengenai PLTP dari Kelapa Desa, bahwa mereka mendapat informasi tentang PLTP dari Kepala Desa.

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai persepsi masyarakat yang setuju terhapatan pembangunan ini diantaranya yaitu:

1. Ramah lingkungan

Yang dimaksud dengan ramah lingkungan adalah tidak adanya dampak lingkungan yang akan dirasa oleh masyarakat. Berdasarkan temuan lapangan ditemukan bahwa masyarakat menyetujui pembangunan ini di sebabkan oleh pernyataan pihak perusahaan bahwa ketika PLTP tidak membawa dampak negatif. Pembangkit ini merupakan pembangkit ramah lingkungan. Berikut merupakan kutipan wawancana dengan Bapak Ambrozius :

“Banyak hal yang di sampaikan di dalam sosialisasi, yaitu dengan adanya pembangkit ini akan ramah lingkungan, tidak ada dampak yang sangat signifikan, tidak merusak lingkungan. Akan tetapi di sisi lain masyarakat juga takut jangan sampai dengan adanya PLTP akan terjadi seperti di Lumpur sidoarjo. Namun dalam sosialisi yang di berikan pihak perusahaan meyakinkan kepada masyarakat bahwa tidak ada dampak dari aspek lingkungan”

Sejalan dengan hasil wawancara terhadap Bapak Ambrozius, Bapak Emi dan Bapak Ape juga mempunyai pemahaman bahwa tidak ada dampak lingkungan dari pembangunan PLTP, berdasarkan sosialisasi yang telah dilakukan oleh pihak Star Energy. Berikut ini merupakan kutipan wawancara dengan Bapak Emi (45) Dan Bapak Ape (37):

(4)

Artinya

Mereka (pihak perusahaan) mengatakan bahwa tidak ada dampak, atas dasar itu sehingga saya setuju.

Berdasarkan temuan di lapangan, hampir seluruh masyarakat mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan ini tidak akan merusak lingkungan, sehingga masyarakat secara keseluruhan menyetujui terhadap pembangunan ini.

2. Masyarakat akan mendapatkan pekerjaan

Masyarakat berharap kehidupan ekonomi mereka akan meningkat, karena mereka mendapatkan perkerjaan ketika PLTP sudah beroperasi. Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Bapak Ambrozius :

“Beliau menyetujui akan pembangunan PLTP ini disebabkan karena dengan adanya pembangunan ini akan menyerap tenaga kerja lokal yang berasal dari masyarakat Desa Idamdehe”

Dari hasil wawancara yang lakukan, ada beberapa informan yang mempunyai pendapat yang sama dengan Bapak Ambrozius yaitu di antaranya adalah, Bapak Ape (37), Bapak Sau (58), Bapak Ein (21), Bapak Kias (53), berikut ini merupakan kutipan wawancaranya “

“Dorang bilang nanti kalau mo bangun di sini, torang akan

dapa karja”

Artinya:

Jika PLTP di bangunan di desa kami, mereka (pihak PLTP) mengatakan bahwa masyarakat akan mendapatkan pekerjaan.

3. Memenuhi kebutuhan listrik di Kabupaten Halmahera Barat.

(5)

Kabupaten Halmahera Barat. Berikut ini merupakan kutipan wawancara dengan Bapak Ambrozius:

“Dengan adanya pembangunan PLTP akan memenuhi kebutuhan listrik di Kabupaten Halmahera”

Ada faktor lain juga yang membuat masyarakat setuju terhadap pembangunan ini karena disebabkan oleh kebutuhan masyarakat terhadap listrik, di sisi lain karena seringnya pemadaman listrik yang bergilir sehingga mereka juga banyak yang merespon baik terhadap kegiatan ini. Berikut ini merupakan kutipan wawancara dengan ibu Lipin:

“kalo PLTP so maso kan lampu so tara mati-mati lagi”

Artinya

Apabila PLTP sudah masuk listrik sudah tidak mati lagi

4. Infrastruktur akan menjadi lebih baik

Dengan adanya pembangunan PLTP di Desa Idamdehe, diharapkan dari segi infrakstruktur akan lebih baik, khususnya perbaikan jalan dan sekolah. Berikut ini merupakan kutipan wawancara dengan Bapak Narjo (32 Tahun), Bapak Onang (25 tahun), Bapak Ris (27 tahun):

“Kita menyetujui akan pembangunan ini dikarenakan biar

pemerintah lia kampung. Karena selama ini jalan rusak. Selain itu juga sosialisasi yang diberikan adalah masyarakat

jangan takut terhadap pembangunan ini”

Artinya

“Kami setuju terhadap pembangunan ini di karenakan agar pemerintah bisa melihat desa ini. karena selama ini jalan menuju ke Desa Idamdehe rusak. Selain itu juga sosialisasi yang diberikan adalah masyarakat jangan takut terhadap

(6)

Dari aspek infrastruktur, ada juga warga masyarakat yang mengatakan bahwa pihak perusahaan berjanji akan membangun sekolah. Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Ibu Lipin :

“Dorang janji akan bangun sekolah yang lebih bagus”

Artinya

Pihak perusahaan mengatakan bahwa akan dibangun sekolah yang lebih baik

Di sisi lain masyarakat juga menginginkan daerah Halmahera Barat, terlebih khusus Desa Idamdehe lebih berkembang, sehingga berharap penuh terhadap kegiatan ini. Berikut ini merupakan kutipan wawancara dengan bapak iu :

Kitorang rindu torang pe daerah maju

Artinya

Kami mengiginkan daerah kami maju

Berdasarkan temuan lapangan keseluruhan masyarakat saat ini masih bertanya-tanya kapan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi akan dilakukan. Masyarakat sendiri sudah tidak sabar menunggu pembangunan ini karena mereka ingin menikmatinya. Ada beberapa masyarakat yang mengatakan bahwa kalau bisa cepat di laksanakan, karena mereka sudah tidak sabar melihat alat-alat besar turun ke kampung.

Masyarakat yang Tidak setuju

(7)

Masyarakat yang menolak terhadap pembangunan PLTP karena mereka takut terhadap dampak lingkungan, seperti terjadinya polusi udara, hutan yang rusak, dan termarjinalkannya masyarakat lokal.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak NS dan Bapak WR, mereka khawatir pembangunan ini akan membuat anak cucu mereka tergusur dari tanah ulayat, dan identitas mereka sebagai masyarakat Desa Idamdehe menjadi hilang. Berikut ini kutipan wawancara dengan bapak NS dan Bapak WR: depan akan tergusur pelan-pelan. Karena nantinya daerah ini akan di gusur. Nantinya ke depan pasti identitas masyarakat Idamdehe adalah cengkeh dan pala akan hilang, polusi udara.

Berbeda dengan pendapat Bapak RI, beliau tidak setuju terhadap pembangunan ini karena selain akan merusak hutan juga limbah yang dibuang ke laut akan berdampak pada hasil tangkapan masyarakat. Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Bapak RI;

“saya tidak setuju. Karna saya melihat bahwa kejadian yang

ada, masyarakat ditindas di tempat lain seperti di Freeport Papua, masyarakat menderita di tanah sendiri. takut nantinya hutan-hutan akan dorang bongkar. Kita tako jangan sampe sama deng di NHM karna ada limbah yang dihasilkan dari kegiatan tambang emas. Dorang buang limbah di laut, dulu di tampa itu penghasil ikan ngafi deng ton-ton, sekarang so mulai kurang karna ada dampak. Di sidoarjo Jawa Timur seperti lumpur Lapindo”

Artinya

(8)

takut nantinya hutan-hutan akan ditebang oleh mereka (PLTP). Saya takut jangan sampai kejadian seperti di NHM karena ada limbah yang dihasilkan dari kegiatan tambang emas. Mereka membuang limbah di laut, dulunya di tempat tersebut menghasilkan berton-ton ikan, namun sekarang penghasilan dari tangkapan ikan teri berkurang karena laut sudah tercemar oleh limbah. Dan juga di Sidoarjo Jawa Timur yang mengakibatkan terjadinya lumpur Lapindo.

Dalam konteks masyarakat yang tidak menyetujui atau menolak terhadap pembangunan PLTP, mereka cenderung menilai bahwa pembangunan ini ke depan akan menghasilkan dampak secara sosial dan lingkungan, berdasarkan pengalaman yang pernah mereka dengar dari orang luar.

Ragu Menentukan sikap

Dalam masyarakat ini juga terdapat beberapa warga masyarakat yang ragu dalam menentukan sikap. Di antaranya yaitu bapak MN dan ibu EI, berikut merupakan kutipan wawancara dengan bapak MN dan Ibu EI:

“tau akan di bangun di sini, kita bimbang, setuju deng tarada. Pemerintah pe hal jadi torang tara tau, torang iko-iko rame. Kalu jadi berarti jadi sudah, kalu tara berarti tarada”

Artinya

“Saya mengetahui pembangunan PLTP akan di bangun di

sini, tetapi saya bimbang, antara setuju dan tidak. Karena ini merupakan program pemerintah, kami ikut berpartisipasi saja. Jika kegiatan ini berhasil maka berhasil, jika tidak ya

sudah”

Di sisi lain ada juga yang mengatakan bahwa karena ini merupakan program pemerintah, sehingga masyarakat ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukan. Terlebih lagi karena mayoritas setuju terhadap pembangunan ini, Walaupun secara pribadi mereka ragu-ragu menentukan sikap. Berikut ini merupakan kutipan wawancara dengan bapak IL:

(9)

Artinya

Diduga banyak masyarakat yang setuju terhadap pembangunan ini maka kami pun ikut setuju karena ini merupakan program pemerintah

Gambar

Gambar 6.1. Diagram Hasil Survey Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Apabila Saudara membutuhkan keterangan dan penjelasan lebih lanjut, dapat menghubungi Kami sesuai alamat tersebut di atas sampai dengan batas akhir pemasukan

Using GIS-based spatial-temporal analysis techniques, distribution of fire events across space and time, particularly DW and FL fires, have been explored, which can

Berdasarkan Hasil evaluasi Penawaran untuk Kegiatan Pembangunan gedung kantor Pekerjaan Pembangunan Gedung DPU Kota Tegal pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Tegal TA..

Banyak cara pengambilan 2 bola merah dan satu bola kuning= 3×1 cara= 3 cara Peluang pengambilan 2 bola merah dan 1 bola kuning= 3/120

Pedagang elektronik menjual televisi 14 inci seharga Rp1.500.000,00 dan memperoleh kerugian 25% dari penjualan tersebut, maka harga pembelian pedagang itu adalah ..... Budi

Peserta pelelangan dapat menyampaikan sanggahan secara online melalui website pengadaan : lpse.tegalkota.go.id atas penetapan pemenang ini kepada Kelompok Kerja Unit

Semoga rahmat Allah dan kesejahteraan-Nya senantiasa terlimpah atas beliau, keluarga serta para sahabatnya, yang memiliki peninggalan dan perilaku yang baik, dengan

Pada suhu berapa pada lampu tersebut suhunya konstan (antara lampu mati, hidup dan mati lagi). Bagaimana pendapat anda, bila lampunya diperkuat dayanya dan bagaimana kalau