PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK MEREK PADA BIDANG JASA USAHA MENENGAH DALAM RANGKA MENGHADAPI PASAR
TUNGGAL ASEAN
ABSTRAK
Yosua Arnold1 Budiman Ginting2 Mahmul Siregar3
MEA akan mendorong kawasan ASEAN menjadi lebih terintegrasi, dinamis dan kompetitif dalam menghadapi persaingan dagang kawasan global dan tercipta pasar tunggal ASEAN. Pasar tunggal akan memunculkan aliran perdagangan barang, jasa, modal dan investasi secara bebas khususnya di bidang Jasa usaha menengah. Identitas atau merek sebagai salah satu wujud karya Intelektual memiliki peranan penting bagi kelancaran dan peningkatan perdagangan barang atau jasa usaha menengah.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah pengaturan hak merek pada bidang jasa usaha menengah dalam rangka menghadapi pasar tunggal, bagaimanakah peranan Asean menghadapi pasar tunggal pada bidang jasa usaha menengah khususnya di Indonesia dan bagaimanakah perlindungan hukum terhadap hak merek pada bidang jasa usaha menengah dalam rangka menghadapi Pasar Tunggal ASEAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan (library reaseacrh). Analisa data yang dipergunakan metode kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Pengatur Hak Merek pada bidang jasa Usaha Menengah dalam rangka menghadapi pasar tunggal yaitu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Undang Nomor 7 tahun 2014 tentang Perdagangan, Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Peranan Asean menghadapi pasar tunggal pada bidang jasa Usaha Menengah khususnya di Indonesia yakni meningkatkan kerjasama politik dan keamanan di Asia pasifik, mengatur tata hubungan antar negara di kawasan Asia Pasifik, kerja sama ekonomi atas dasar saling menguntungkan, mengecam kebijakan dan praktik pemisahan, mendukung sepenuhnya terhadap prinsip hak asasi manusia dan penyelesaian perbedaan dan persengketaan dengan damai. Perlindungan hukum terhadap Hak Merek pada bidang jasa Usaha Menengah dalam rangka menghadapi Pasar Tunggal ASEAN yang bersifat Preventif dan Represif. Perlindungan hukum yang bersifat Preventif melakukan pendaftaran merek dan memberikan lisensi. Perlindungan hukum secara Represif bertujuan untuk menyelesaikan sengketa.
Kata kunci : Hak Merek, Pasar Tunggal, Asean
1
Peneliti, Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
2
Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
3
Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara