• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompensasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera Unit Pelayanan Transmisi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kompensasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera Unit Pelayanan Transmisi Medan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KOMPENSASI

2.1.1 Pengertian Kompensasi

Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan Rivai dan Sagala (2009 : 741). Menurut Hasibuan (2005 : 133) kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Mondy (2008 : 6) menyatakan bahwa kompensasi adalah total seluruh imbalan yang diterima karyawan sebagai pengganti jasa mereka.

Nawawi (2008 : 315), menyatakan bahwa kompensasi merupakan penghargaan atau ganjaran pada para pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya, melalui kegiatan yang disebut bekerja. Sedangkan menurut Werther dan Davis (dalam Sofyandi, 2008 : 160), kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa atas pekerjaan yang telah dilakukannya, baik dalam bentuk upah per jam ataupun gaji secara periodik yang didesain dan dikelola oleh bagian personalia.

(2)

diharapkan. Dengan kata lain kompensasi adalah faktor penting yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang-orang bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada organisasi lain.

2.1.2 Jenis – Jenis Kompensasi

Pada dasarnya kompensasi dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok, yaitu kompensasi langsung dan tidak langsung.

1. Kompensasi Langsung

Kompensasi langsung merupakan hak bagi karyawan dan menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk membayarnya. Kompensasi langsung yang diberikan dapat berupa :

a. Gaji

Gaji merupakan balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan serta mempunyai jaminan yang pasti, dengan kata lain akan tetap dibayarkan walaupun karyawan tersebut tidak masuk kerja. b. Insentif

Insentif yaitu tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya diatas prestasi standar.

2. Kompensasi tidak langsung

(3)

meningkatkan kesejahteraan. Kompensasi tidak langsung terdiri dari tiga bagian, yaitu :

a. Program-program perlindungan, termasuk didalamnya asuransi kesehatan, pensiun, jaminan sosial tenaga kerja.

b. Bayaran diluar jam kerja, misalnya liburan, hari besar, cuti tahunan, cuti hamil, dan lembur.

c. Fasilitas-fasilitas ruangan dan alat mengajar yang dibutuhkan guru terdiri dari alat tulis (kapur, spidol, papan tulis, proyektor, dll), ruang praktikum, ruang kelas, ruang guru, dan ruang kesehatan (Hasibuan, 2005 : 133).

1. Tujuan Kompensasi

Menurut Rivai dan Sagala (2009 : 743), adapun tujuan pemberian kompensasiadalah sebagai berikut :

1. Memperoleh SDM yang berkualitas

Kompensasi yang cukup tinggi dibutuhkan untuk memberi daya tarik kepada para pelamar. Tingkat pembayaran harus responsif terhadap penawaran dan permintaan pasar kerja karena para pengusaha berkompetisi untuk mendapatkan karyawan yang diharapkan.

2. Mempertahankan karyawan yang ada

(4)

3. Menjamin keadilan

Manajemen kompensasi selalu berupaya agar keadilan internal dan eksternal dapat terwujud. Keadilan internal mensyaratkan bahwa pembayaran dikaitkan dengan nilai relatif sebuah pekerjaan sehingga pekerjaan yang sama dibayar dengan besaran yang sama. Keadilan eksternal berarti pembayaran terhadap pekerja merupakan yang dapat dibandingkan dengan perusahaan lain dipasar kerja.

4. Penghargaan terhadap perilaku yang diinginkan

Pembayaran hendaknya memperkuat perilaku yang diinginkan dan bertindak sebagai insentif untuk perbaikan perilaku dimasa depan, rencana kompensasi efektif, menghargai kinerja, ketaatan, pengalaman, tanggung jawab, dan perilaku-perilaku lainnya.

5. Mengendalikan biaya

Sistem kompensasi yang rasional membantu perusahaan memperoleh dan mempertahankan para karyawan dengan biaya yang beralasan. Tanpa manajemen kompensasi efektif, bisa jadi pekerja dibayar dibawah atau diatas standar.

6. Mengikuti aturan hukum

Sistem gaji yang sehat mempertimbangkan faktor-faktor legal yang dikeluarkan pemerintah dan menjamin pemenuhan kebutuhan karyawan. 7. Memfasilitasi pengertian

(5)

8. Meningkatkan efisiensi administrasi

Program pengupahan dan penggajian hendaknya dirancang untuk dapat dikelola dengan efisien, membuat sistem informasi SDM optimal, meskipun tujuan ini hendaknya sebagai pertimbangan sekunder dibandingkan dengan tujuan-tujuan lain.

2. Tahapan Menetapkan Kompensasi

Tujuan manajemen kompensasi bukanlah membuat berbagai aturan dan hanya memberikan petunjuk saja. Namun, semakin banyak tujuan perusahaan dan tujuan pemberian kompensasi juga harus diikuti dengan semakin efektif administrasi penggajian dan pengupahan. Menurut Rivai dan Sagala (2009 : 749) untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, perlu diikuti tahapan-tahapan manajemen kompensasi seperti berikut ini :

Tahap 1 : Mengevaluasi tiap pekerjaan, dengan menggunakan informasi analisis pekerjaan, untuk menjamin keadilan internal yang didasarkan pada nilai relatif setiap pekerjaan.

Tahap 2 : Melakukan survey upah dan gaji untuk menentukan keadilan eksternal yang didasarkan pada upah pembayaran dipasar kerja.

(6)

3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi

Menurut Hasibuan (2005 : 127) faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi, antara lain yaitu :

1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja 2. Kemampuan dan kesedian perusahaan 3. Serikat buruh

4. Produktivitas kerja karyawan

5. Pemerintah dengan undang-undang dan keppresnya 6. Biaya hidup

7. Posisi jabatan seseorang

8. Pendidikan dan pengalaman karyawan 9. Kondisi perekonomian nasional 10. Jenis dan sifat pekerjaan

Menurut Sofyandi (2008 : 162) dalam menentukan besarnya kompensasi sangat dipengaruhi oleh :

1. Adanya permintaan dan penawaran tenaga kerja

(7)

2. Kemampuan dan kesediaan perusahaan membayar

Bahwa ukuran besar kecilnya kompensasi yang akan diberikan kepada karyawan akan sangat tergantung kepada kemampuan financial yang dimiliki perusahaan, dan juga seberapa besar kesediaan dan kesanggupan perusahaan menentukan besarnya kompensasi untuk karyawannya.

3. Serikat buruh atau organisasi karyawan

Pentingnya eksistensi karyawan dalam perusahaan, maka karyawan akan membentuk suatu ikatan dalam rangka proteksi atas kesemena-menaan pimpinan dalam memberdayakan karyawannya.

4. Produktifitas kerja/prestasi kerja karyawan

Kemampuan karyawan dalam menghasilkan prestasi kerja akan sangat mempengaruhi besarnya kompensasi yang akan diterima karyawannya. 5. Biaya hidup

Tingkat biaya hidup suatu daerah akan menentukan besarnya kompensasi. Sebagai contoh : tingkat upah didaerah atau dikota terpencil akan lebih kecil dibandingkan dengan tingkat upah dikota-kota besar.

6. Posisi atau jabatan karyawan

(8)

7. Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja

Pendidikan dan pengalaman berperan dalam menentukan besarnya kompensasi bagi karyawan. Semakin tinggi pendidikan dan pengalaman kerja karyawan, maka semakin tinggi pula kompensasinya.

8. Sektor pemerintah

Pemerintah sebagai pelindung masyarakat berkewajiban untuk menertibkan sistem kompensasi yang ditetapkan perusahaan/organisasi, serta instansi-instansi lainnya, agar karyawan mendapatkan kompensasi yang adil dan layak, seperti dengan dikeluarkanya kebijakan pemerintah dalam hal pemberian upah minimum bagi para karyawan.

2.2 KOMITMEN ORGANISASI

2.2.1 Pengertian Komitmen Organisasi

(9)

dengan tujuan dan nilai-nilai perusahaan, keinginan untuk tetap berada dalam organisasi dan kesediaan untuk bekerja keras atas nama organisasi. Komitmen padaorganisasi tersebut juga membahas kedekatan karyawan terhadap organisasidimana mereka berada dan sekaligus komitmen merefleksikan kekuatan, keterlibatan dan kesetiaan karyawan pada organisasi.Sedangkan menurut Mowday (dalam Sopiah, 2008 : 155) komitmen organisasional merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai kecendrungan karyawan untuk bertahan sebagai anggota organisasi. Komitmen organisasional merupakan identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap organisasi. Komitmen organisasional adalah keinginan anggota organisasi untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Sunarto (2005: 27) langkah-langkah untuk meningkatkan komitmenorganisasi yaitu:

1. Melibatkan karyawan dalam mendiskusikan tujuan dan nilai-nilai organisasi. 2. Berbicara kepada para anggota tim secara informal dan formal mengenai apa

yang terjadi di dalam departemen dan rencanakanlah masa depan yangakan mempengaruhi mereka.

3. Melibatkan anggota tim dalam menetapkan harapan besama.

(10)

6. Jangan memberi janji-janji memberi kepada karyawan, katakan bahwa perusahaan akan berusaha semampunya untuk memberi kesempatan kerja danberkembang.

7. Kerangka berpikir karyawan tidak selalu sama dengan kerangka berpikir organisasi. Agar pandangan organisasi bisa diterima karyawan, organisasiharus bisa menjadi kepecayaan.

Dalam banyak organisasi, ketidakkonsistenan antara ucapan dan perbuatanakan merusak kepercayaan, menimbulkan sinisme dari karyawan dan akanmembuktikan bahwa ucapan manajemen tidak sejalan dengan perbuatannya.Membangun kepercayaan merupakan satu-satunya cara untuk menciptakankomitmen.

2.2.2 Bentuk-bentuk Komitmen Organisasi

Meyer, Allen dan Smith (dalam Sopiah , 2008:157) mengemukakan bahwaada tiga komponen komitmen, yaitu:

1. Komitmen afektif (affective commitment.)

Komitmen afektif terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karenaadanya ikatan emosional. Faktor yang membentuk komitmen afektifadalah:

(11)

b. Memenuhi harapan (met expectations) yaitu organisasi memberikanberupa imbalan dan memenuhi keinginan karyawan didalam suatuorganisasi tersebut.

2. Komitmen berkelanjutan (continuance commitment).

Komitmen berkelanjutan muncul apabila karyawan tetap bertahan pada suatu organisasi karenamembutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain, atau karena karyawan tersebut tidak menemukan pekerjaan lain. Faktor pemebentuknya yaitu:

a. Manfaat yang diperoleh ( benefits accrued) yaitu kerugian yangberhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi misalnyakehilangan senioritas dan gaji.

b. Pekerjaan yang tersedia ( jobs avaliable) yaitu tindakan tetap bertahanpada pekerjaan yang tersedia di perusahaan karena tidak adanyapekerjaan lain diluar perusahaan.

3. Komitmen normatif (normative commitment).

Komitmen normatif timbul dari nilai-nilai dalam diri karyawan. Karyawan bertahan menjadianggota organisasi karena adanya kesadaran bahwa komitmen terhadaporganisasi merupakan hal yang seharusnya dilakukan. Faktorpembentuknya yaitu:

a. Nilai pribadi ( personal values) yaitu tindakan tersebut merupakan hal yang benar yang harus dilakukan menurut diri sendiri.

(12)

2.2.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi

Steers (dalam Sunarto, 2005:20) menyatakan ada tiga faktor-faktor yangmempengaruhi komitmen organisasi antara lain:

1. Ciri pribadi pekerja, termasuk juga masa jabatannya dalam organisasi danvariasi kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari tiap karyawan.

2. Ciri pekerjaan, seperti: identitas tugas dan kesempatan berinteraksi denganrekan sekerja.

3. Pengalaman kerja, seperti: keteladanan organisasi dimasa lampau dan carapekerja-pekerja lainnya memperbincangkan dan mengutarakan perasaanmereka mengenai organisasi.

Minner, dalam Sopiah (2008:165) mengemukakan empat faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi antara lain:

1. Faktor personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalamankerja dan kepribadian.

2. Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan,konflik peran, tingkat kesulitan dalam pekerjaan.

3. Karakteristik struktur, misalnya besar kecilnya organisasi, bentuk organisasi,kehadiran serikat pekerjaan, dan tingkat pengendalian yang dilakukanorganisasi terhadap karyawan.

(13)

2.2.4 Meningkatkan Komitmen

Menurut Sunarto (2005:26) langkah-langkah untuk meningkatkankomitmen adalah :

1. Libatkan karyawan dalam mendiskusikan tujuan dan nilai-nilai organisasi. Dengarkan kontribusi mereka dan sampaikanlah kepada tingkatmanajemen yang lebih tinggi agar dapat dimasukkan kedalam pernyataantujuan dan nilai-nilai organisasi.

2. Berbicara kepada para anggota tim secara informal dan formal mengenaiapa yang sedang terjadi di dalam departemen dan rencanakan masa depanyang akan mempengaruhi mereka.

3. Libatkan anggota tim dalam menetapkan harapan bersama sehinggamereka merasa “memiliki” dan melaksanakan tujuan tersebut.

4. Apabila langkah untuk meningkatkan kualitas kerja dalam departemenharus dilihat dengan berbagai cara misalnya cara mereka bekerja, caramengelola pekerjaan, gaya manajemen serta lingkup partisipasi.Bangunlah budaya “ambil keputusan sendiri”, jangan budayakan “perintahdan awasi”.

5. Bantulah karyawan mengembangkan keterampilan dan kompetensinya untuk meningkatkan “kemampuan kerja” mereka baik di dalam maupun diluar perusahaan.

(14)

7. Kerangka berfikir mereka tidak selalu sama dengan kerangka berfikiranda. Kemungkinan pandangan anda akan diterima dengan sepenuhkeraguan, sinisme atau bahkan permusuhan, baik secara terang-teranganatau tersembunyi. Agar pandangan anda bisa diterima oleh karyawan, andaharus menjadi orang yang bisa dipercaya. Dan untuk menjadi orang yangbisa dipercaya, perbuatan anda lebih penting dari pada kata-kata anda.

2.3 KINERJA

2.3.1 Pengertian Kinerja

Mangkunegara (2000 : 67), mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan menurut Hasibuan (2005 : 34), berpendapat bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

(15)

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut beberapa ahli :

a. Kompensasi individu

Kompensasi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan kerja, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dikelompokkan dalam 6 (enam) golongan yaitu :

1. Kemampuan dan keterampilan kerja

2. Keahlian, yang menggambarkan tentang kerja karyawan berdasarkan sejauh mana pengetahuan tentang hal yang mereka tangani lebih baik dari pada orang yang lain dibidang yang sama.

3. Kebutuhan yang menggambarkan tentang kinerja karyawan berdasarkan pada hal-hal yang menggerakkan karyawan pada aktivitas-aktivitas dan menjadi dasar alas an berusaha.

4. Tanggung jawab yang menggambarkan tentang kinerja karyawan berdasarkan keadaan wajib menanggung terhadap tugas-tugasnya. 5. Latar belakang, yang menggambarkan tentang kinerja karyawan

dilihat dari titik masa lalunya yang memberikan pemahaman kepada pekerjaannya apa yang ingin dia lakukan.

(16)

b. Komitmen Organisasi

Faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Robbins dan Judge (dalam Rosidah, 2014) yaitu karyawan yang berkomitmen akan memiliki sedikit kemungkinan untuk mereka terlibat dalam hal yang dapat merugikan perusahaan karena memiliki rasa loyalitas yang tinggi.

2.3.3 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor efisien mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.

Menurut Alwi (2001 : 187) secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development. Yang bersifat evaluation harus menyelesaikan :

1. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi 2. Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision

3. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar mengevaluasi sistem seleksi Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelesaikan :

1. Prestasi riil yang dicapai individu

(17)

Menurut Bernardin dan Russel (dalam Sutrisno, 2010 : 179) mengajukan enam kinerja primer yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja, yaitu :

1. Quality. Merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan

kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan.

2. Quantity. Merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah,

unit, dan siklus kegiatan yang dilakukan.

3. Timeliness. Merupakan sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada

waktu yang dikehendaki, dengan memerhatikan koordinasi output lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan orang lain.

4. Cost efectifeness. Merupakan tingkat sejauh mana penggunaan

sumberdaya organisasi (manusia, keuangan, teknologi, dan material) dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumber daya.

5. Need for supervision. Merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja

dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang supervisor untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan.

6. Interpersonal impact. Merupakan tingkat sejauh mana karyawan

(18)

2.3.4 Unsur – unsur Penilaian Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan dapat dikatakan baik atau dapat dinilai dari beberapa hal, yaitu :

1. Kesetiaan

Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan tanggung jawabnya dalam organisasi.

2. Kedisiplinan

Kedisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya dalam mencari tolok ukur kinerja.

3. Kreativitas

Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga bekerja lebih berdaya guna.

4. Prestasi Kerja

Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas dalam menjadi tolok ukur kinerja.

5. Kerja sama

(19)

6. Kecakapan

Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya juga menjadi tolok ukur dalam meningkatkan kinerja.

7. Tanggung Jawab

Kinerja pegawai juga dapat diukur dari kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya.

2.3.5 Upaya Peningkatan Kinerja

Menurut Stoner (dalam Sutrisno, 2010 : 184), ada empat cara untuk peningkatan kinerja yaitu :

1. Diskriminasi

Seorang manajer harus mampu membedakan secara objektif antara mereka yang dapat memberi sumbangan berarti dalam pencapaian tujuan organisasi dengan mereka yang tidak.

2. Pengharapan

Dengan memperhatikan bidang tersebut diharapkan bisa meningkatkan kinerja karyawan. Karyawan yang memiliki nilai kinerja tinggi mengharapkan pengakuan dalam bentuk berbagai penghargaan yang diterimanya dari organisasi.

3. Pengembangan

(20)

4. Komunikasi

Para manajer bertanggung jawab untuk mengevaluasi kinerja para karyawan dan secara akurat mengomunikasikan penilaian yang dilakukannya.

2.3.6 Aspek Kinerja

Menurut Miner dalam Sutrisno (2010 : 172) secara umum dapat dinyatakan empat aspek dari kinerja yaitu :

1. Kualitas yang dihasilkan, menerangkan tentang jumlah kesalahan, waktu dan ketepatan dalam melakukan tugas.

2. Kuantitas yang dihasilkan, berkenaan dengan berapa jumlah produk atau jasa yang dapat dihasilkan.

3. Kerjasama, menerangkan akan bagaimana individu membantu atau menghambat usaha dari teman sekerjanya.

(21)

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti

Judul Penelitian Variabel Penelitian

(22)

Pane, (2011) Pengaruh Kompensasi Finansial dan Non Finansial terhadap Finansial dan Non Finansial

Putri, (2011) Pengaruh Komitm en Organisasi terhadap

Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Badan

Perpustakaan Arsip dan Dokum entasi

(BPAD) Provinsi Sumatera Utara.

Komitmen

2.5 Kerangka Konseptual

(23)

merupakan sintesa tentang hubungan beberapa variabel yang diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan.

Menurut Edwin B. Flippo dalam Sofyandi (2008 : 160) proses pemberian kompensasi yang dilakukan secara adil dan layak yang dilakukan oleh perusahaan kepada karyawannya adalah mereka diharapkan mampu memberikan motivasi kepada karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja yang mereka miliki dan pada akhirnya dari peningkatan produktivitas perusahaan. Jika kompensasi dikelola dengan baik, maka kompensasi dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan, meningkatkan kinerja karyawan dan memperoleh, memelihara dan menjaga karyawan dengan baik. Sebaliknya, tanpa kompensasi yang cukup karyawan yang ada sangat mungkin untuk meninggalkan perusahaan dan untuk melakukan penempatan kembali tidaklah mudah.

(24)

Menurut Moeheriono (2009 : 60), kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis membuat kerangka konseptual yang akan dijadikan sebagai pegangan didalam penelitian ini yang terlihat pada gambar dibawah ini :

Sumber :Flippo (dalam Sofyandi, 2005), Luthans (2006), Moehriono (2009)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kompensasi

(X1)

Komitmen Organisasi

(X2)

(25)

2.6 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) P3B Sumatera Unit Pelayanan Transmisi Medan. 2. Komitmen Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan PT. PLN (Persero) P3B Sumatera Unit Pelayanan Transmisi Medan.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1  Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

 Ikatan peptida yang membangun rantai polipeptida dalam protein dapat diputus (dihidrolisis) menggunakan asam, basa atau enzim pemecahan ikatan peptida dalam kondisi asam atau

Dengan perancangan ulang kawasan Pelabuhan Perikanan Bitung dengan menggunakan konsep “ Penerapan Konsep Interlocking Dalam Arsitektur” maka prinsipnya dapat diterapkan pada

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai tertinggi sebesar 84,2, nilai terendah sebesar 50,8, rata-rata sebesar 67,51, standar deviasi sebesar 8,6915 dan varian sebesar

Sistem informasi manajemen zakat adalah aplikasi yang digunakan untuk mencatat berbagai data dan transaksi sehingga semua data tersebut dapat diproses menjadi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertanggungjawaban pidana pelaku main hakim sendiri terhadap pelaku tindak pidana di Kabupaten Bangka dan juga untuk

Indikator yang akan dicapai. Indikotor yang dicapai dalam workshop dan pelaithan implementasi Kurikulum 2013 adalah para.. guru memahami dan mengimplemantasikan Kurikulum 2013,

surat pernyataan berisi tentang kesanggupan diuji/diperiksa baik kuantitas ataupun kualitas dari barang yang diserahkan, oleh panitia penerimaan/pemeriksaan yang dinyatakan

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menerapkan prinsip-prinsip, teknik, dan prosedur Menggunakan prinsip-prinsip pengembangan keilmuan yang mendukung mata pelajaran