• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan pada Klinik Kecantikan London Beauty Centre (LBC) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan pada Klinik Kecantikan London Beauty Centre (LBC) Medan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pemasaran

Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan

manusia dan masyarakat. Menurut Kotler (2007:7), pemasaran adalah proses sosial

yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas

mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Ma’ruf

(2005:1)

Pemasaran secara mudahnya adalah kegiatan memasarkan barang atau jasa

umumnya kepada masyarakat, dan khususnya kepada pembeli potensial. Pemasaran

dikembangkan sebagai suatu pola yang tertata dalam suatu sistem yang sering kali

disebut sebagai ilmu dan juga dikembangkan dengan cara masing-masing pelaku

sehingga disebut improvisasi dan karenanya disebut seni. Dalam prakteknya,

pemasaran dijalankan dengan kedua cara itu, ilmu dan seni. Pemasaran ritel sebagai

kegiatan pemasaran dalam perdagangan eceran juga dijalankan dengan kedua cara itu.

Pemasaran merupakan melakukan kegiatan pertukaran dengan tujuan untuk

memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan setiap orang. Penjual harus

mencari pembeli, mengidentifikasi kebutuhan mereka, mempromosikan produk

kepada mereka, memajang dan mengantarkan produk serta menetapkan harga produk.

(2)

Pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong (2001:98) mengatakan, Marketing Mix

(Bauran Pemasaran) adalah campuran dari variabel pemasaran yang dapat

dikendalikan (controllable variabels) yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk

mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Marketing Mix

terdiri dari 4 (empat) unsur, yaitu:

1. Product (Produk)

2. Price (Harga)

3. Place (Tempat)

4. Promotion (Promosi)

2.2 Harga

Sebagaimana diketahui bahwa kebutuhan manusia adalah tidak terbatas

sedangkan persediaan sumber daya alam terbatas jumlahnya. Keadaan ini tidak saja

terjadi pada masa perekonomian sekarang ini, tetapi telah terjadi sejak adanya

manusia bekerja sama yang pada saat itu dikenal dengan pertukaran barang (barter).

Jadi pada masa perekonomian sederhana ini belum ada suatu medium sebagai alat

tukar dalam menentukan nilai tukar atau nilai suatu barang.

Tetapi akhirnya sebagai akibat perkembangan pola pikir, kebutuhan yang

beraneka ragam maka manusia mulai berfikir untuk menentukan suatu alat ukur atau

alat tukar yang berfungsi sebagai alat pengukur nilai yang diterima oleh masyarakat

(3)

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut tentunya harus pergi kepasar.

Sebagaimana kita ketahui bahwa pasar merupakan arena pertukaran potensi dalam

bentuk fisik sebagai tempat berkumpul dan bertemunya para penjual dan pembeli,

maupun pertukaran karena dipenuhinya persyaratan yang minat dan citra serta daya

beli.

Kebanyakan perusahaan dalam memasarkan produknya menetapkan harga

berdasarkan suatu kombinasi barang secar fisik ditambah beberapa jasa lain serta

keuntungan yang memuaskan. Para pakar mendefinisikan harga berbeda-beda, secara

sempit harga merupakan jumlah yang dibayarkan oleh pembeli. Berikut ini akan

penulis kemukakan pendapat atau pandangan beberapa para ahli mengenai harga.

Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau

jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari

memiliki atau menggunakan barang atau jasa (Kotler dan Armstrong, 2004;430).

Harga semata-mata tergantung pada kebijakan perusahaan, tetapi juga memperhatikan

berbagai hal.

Murah atau mahalnya harga suatu produk tergantung pada spesifikasi dan

keunggulan dari produk itu sendiri yang sangat relatif sifatnya. Kotler & Amstrong

(2008:345), menyatakan: “harga adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk

atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh

pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu

(4)

Dari uraian di atas dapat diketahui harga jual sangat erat kaitannya dengan

membicarakan harga pokok produksi. Untuk itu dalam menentukan harga jual harus

selalu berpedoman kepada harga pokok produksi karena bila perusahaan menetapkan

harga jual di bawah harga pokok maka perusahaan akan mengalami kerugian, dan

bila harga jualnya jauh diatas harga pokok maka akan sulit dijangkau pelanggan

akibatnya akan sulit mencapai laba.

2.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga

Menurut Kotler dan Amstrong dalam Tjiptono, (2008:154)

keputusan-keputusan penetapan harga oleh perusahaan dipengaruhi faktor-faktor internal dan

eksternal.

1) Faktor-faktor internal mencakup tujuan pemasaran, strategi bauran

pemasaran, biaya dan pertimbangkan keorganisasian suatu perusahaan.

a. Tujuan pemasaran

Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan

pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bias berupa maksimalisasi

laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa

pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas,

mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab social, dan

lain-lain.

(5)

Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Oleh

karena itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung

dtvkkkengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, dan

promosi.

c. Biaya

Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus

ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena

itu, setiap perusahaan pasti menaruh perhatian besar pada aspek

struktur biaya (tetap dan variabel), serta jenis-jenis biaya lainnya,

seperti out-of-pocket cost, incremental cost, opportunity cost,

controllable cost, dan replacement.

d. Organisasi

Manajemen perlu memutuskan siapa didalam organisasi yang harus

menetapkan harga. Setiap perusahaan menangani masalah penetapan

harga menurut caranya masing-masing. Pada perusahaan kecil,

umumnya harga ditetapkan oleh manajemen puncak. Pada perusahaan

besar, seringkali masalah harga ditangani oleh divisi atau manajer

suatu lini produk. Dalam pasar industry, para wiraniaga diperkenankan

untuk berorganisasi dengan pelanggannya guna menetapkan rentang

harga tertentu. Dalam industry dimana penetapan harga merupakan

faktor kunci (misalnya perusahaan inyak, penerbangan luar angkasa),

(6)

manajemen puncak. Pihak-pihak lain yang memiliki pengaruh

terhadap penetapan harga adalah manajer penjualan, manajer produksi,

manajer keuangan, dan akuntan.

2) Faktor-faktor eksternal mencakup pada sifat pasar dan permintaan,

persaingan, unsur-unsur lingkungan eksternal lainnya.

a. Sifat pasar dan permintaan

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang

dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan

monopolotik, oligopoly, atau monopoli. Faktor lain yang tidak kalah

pentingnya adalah elastisitas permintaan.

b. Persaingan

Porter dalam Tjiptono (2008:156) ada lima kekuatan pokok yang

berpengaruh dalam persaingan atau industry, yaitu persaingan dalam

industry yang bersangkutan, produk substitusi, pemasok, pelanggan,

dan ancaman pendatang baru. Informasi-informasi yang dibutuhkan

untuk menganalisis karakteristik untuk menganalisis karakteristik

persaingan yang dihadapi anatara lain meliputi:

1) Jumlah perusahaan dalam industry

Bila hanya ada satu perusahaan dalam industry, maka secara

teoritis perusahaan yang bersangkutan bebas menetapkan harganya

seberapapun. Akan tetapi sebaliknya, bila industry terdiri atas

(7)

yang dihasilkan tidak terdiferensiasi, maka hanya pemimpin

industry yang leluasa menentukan perubahan harga.

2) Ukuran relatif setiap anggota dalam industry

Bila perusahaan memiliki pangsa pasar yang besar, maka

perusahaan yang bersangkutan dapat memegang inisiatif

perubahan harga. Bila pangsa pasarnya kecil, maka hanya jadi

pengikut.

3) Diferensiasi produk

Bila perusahaan berpeluang melakukan diferensiasi dalam

industrinya, maka perusahaan tersebut dapat menegndalikan aspek

penetapan harganya, bahkan sekalipun perusahaan itu kecil dan

banyak pesaing dalam industry.

c. Kemudahan untuk memasuki industry yang bersangkutan

Bila suatu undustri mudah untuk dimasuki, maka perusahaan yang ada

sulit mempengaruhi atau mengendalikan harga. Sedangkan bila ada

hambatan masuk kepasar (barrier to market entry), maka

perusahaan-perusahaan yang sudah ada dalam industry tersebut dapat

mengendalikan harga. Hambatan masuk ke pasar dapat berupa:

1) Persyaratan teknologi

2) Investasi modal yang besar

(8)

4) Skala ekonomis yang sudah dicapai perusahaan-perusahaan yang

telah ada dan sulit diraih oleh para pendatang baru.

5) Kendali atas sumber daya alam oleh perusahaan-perusahaan yang

sudah ada

6) Keahlian dalam pemasaran.

d. Unsur-unsur lingkungan eksternal lainnya

Setelah faktor-faktor di atas, perusahaan juga perlu

mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi (inflasi, boom atau resesi,

tingkat bunga), kebijakan dan peraturan pemerintah, dan aspek sosial

(kepedulian terhadap lingkungan).

2.2.2. Tujuan Penetapan Harga

Dalam mendirikan suatu perusahaan haruslah terlebih dahulu menentukan apa

yang ingin dicapainya. Bila telah menetapkan tujuannya pada suatu target tertentu

maka akan semakin mudah bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Herlambang (2014:47-48) mengemukakan tujuan penetapan harga adalah:

1) Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan menetapkan harga

yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.

Mempertahankan perusahaan dari marjin keuntungan yang di dapat

perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh :

untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah

(9)

2) Menggapai ROI (return on investment) perusahaan pasti menginginkan

balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga

penetapan harga yang tepat akan mempercpat tercapainya modal

kembali/roi

3) Menguasai pangsa pasar dengan menetapkan harga rendah di bandingkan

produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk

competitor yang ada di pasaran.

4) Mempertahankan status quo ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri,

maka perlu adanygga pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap

mempertahankan pangsa pasar yang ada.

2.2,3 Indikator Harga

Menurut Rangkuti (2003:92) indikator-indikator harga adalah:

1) Penilaian mengenai harga secara keseluruhan

2) Respons terhadap kenaikan harga

3) Harga pokok tertentu dibandingkan produk yang sama apabila di tempat

lain

Adapun penjelasan dari indikator diatas, adalah: 1) Penilaian mengenai harga secara keseluruhan

Harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan dapat dianalisa dengan

(10)

apakah konsumen telah menerima harga yang ditetapkan dengan manfaat

yang diterima

2) Respons terhadap kenaikan harga

Jika terjadi kenaikan harga dari suatu produk, sebaiknya dilihat bagaimana

respon konsumen terhadap kenaikan harga tersebut, apakah akan

mempengaruhi keputusan dalam membeli produk tersebut, apakah akan

mempengaruhi keputusan dalam membeli produk tersebut ataukah

sebaliknya.

3) Harga pokok tertentu dibandingkan produk yang sama apabila ditempat

lain

Konsumen dalam menentukan produk yang akan dibeli, akan

membandingkan harga produk tersebut dengan cara membandingkan

harga produk ditempat lain kebanyakan perusahaan dalam memasarkan

produknya menetapkan harga berdasarkan suatu kombinasi barang secara

fisik di tambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Para

ahli mendefinisikan harga berbeda-beda secara sempit harga merupakan

jumlah yang dibayarkan oleh pembeli.

2.3 Kualitas Produk

Kualitas bisa jadi merupakan hal yang paling dicari oleh konsumen ketika

(11)

produk diartikan sebagai penilaian konsumen mengenai atribut dalam produk

yang akan memenuhi kebutuhan dan memberi manfaat pada mereka.

Kualitas suatu produk menjadi salah satu aspek penting yang mempengaruhi

konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian. Kualitas produk adalah

karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan, kualitas

merupakan sarana positioning utama pemasar (Kotler & Armstrong 2008:272).

Kotler dan Armstrong (2008:273) menyatakan bahwa kualitas produk

mempunyai dua dimensi, yaitu tingkat dan konsistensi. Dalam mengemmbangkan

sebuah produk, pada awalnya pemasar harus memilih tingkat kualitas yang akan

mendukung positioning produk mereka. Dalam hal ini, kualitas produk berarti

kualitas kinerja, yaitu bagaimana kemampuan produk tersebut untuk menjalankan

fungsi seharusnya. Selain tingkat kualitas, kualitas tinggi juga bisa berati tingkat

konsistensi kualitas yang tinggi. Dalam hal ini, kualitas produk berarti pemastian

kualitas yang dapat didefinisikan sebagai bebas dari kerusakan dan konsisten dalam

menghantarkan tingkat kinerja yang ditargetkan.

2.3.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Produk

Berdasarkan diferensiasi produk, Kotler & Keller (2007:9) mengembangkan

faktor kualitas kedalam 3 (tiga) faktor yaitu:

1) Bentuk

(12)

3) Mutu kinerja

Adapun penjelasan dari faktor faktor yang mempengaruhi kualitas produk

adalah:

1) Bentuk, Banyak produk dapat didiferensiasi berdasarkan bentuk-ukuran,

model, atau struktur fisik produk.

2) Fitur, Yang berbeda-beda yang melengkapi fungsi dasar produk.

3) Mutu Kinerja, Level berlakunya karakteristik dasar produk.

2.3.2 Indikator Kualitas Produk

Peppard dan Rowland dalam Tjiptono (2008:25-26) dalam mengevaluasi

kepuasan terhadap produk, jasa, atau perusahaan tertentu, konsumen umumnya

mengacu pada berbagai faktor atau dimensi. Faktor yang sering digunakan dalam

mengevaluasi kepuasan terhadap suatu produk manufaktur.

1) Kinerja (performance)

2) Ciri-ciri atau keistimewaan (features)

3) Keandalan (reability)

4) Kepuasan dengan spesifikasi (conformance to specification)

5) Daya tahan

6) Estetika

(13)

Adapun penjelasan dari indikator kualitas produk adalah:

1) Kinerja (performance)

Karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli,

misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang

dapat di angkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi, dan

sebagainya.

2) Ciri-ciri atau keistimewaan (features)

Karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior

dan eksterior seperti dash board, ac, sound system, door lock system,

power steering, dan sebagainya.

3) Kandaalan (reability)

Kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai,

misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.

4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification)

Sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standart-standart

yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standart keamanan dan

emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untukteruk tentunya harus lebih

besar dari pada mobil sedan.

5) Daya tahan (durability)

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. 6) Etetika

(14)

7) Kualitas yang di persepsikan (perceived quality)

Citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan perusahaan

terhadapnya.

Sifat khas mutu suatu produk yang handal harus mempunyai multi dimensi,

karena harus memberi kepuasan dan nilai manfaat yang besar bagi konsumen dengan

melalui berbagai cara. Oleh karena itu setiap produk harus mempunyai ukuran yang

mudah di hitung (misalnya, berat, isi, luas, dan diameter) agar mudah dicari

konsumen sesuai dengan kebutuhannya. Indikator kualitas suatu produk dapat di ukur

dengan kepuasan terhadap kesesuaian rasa dan aroma atau ketidak sesuaian daya

tahan produk tersebut.

2.4 Kualitas Pelayanan

Pengertian tentang kualitas pelayanan menurut Tjiptono (2000:52) adalah

suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia, proses dan

lingkungan yang memenuhi harapan. Pelayanan dapat didefinisikan sebagai segala

bentuk kegiatan/aktifitas yang diberikan oleh satu pihak atau lebih kepada pihak lain

yang memiliki hubungan dengan tujuan untuk dapat memberikan kepuasan kepada

pihak kedua yang bersangkutan atas barang dan jasa yang diberikan.Pelayanan

memiliki pengertian yaitu terdapatnya dua unsur atau kelompok orang dimana

masingmasing saling membutuhkan dan memiliki keterkaitan, oleh karena itu

(15)

Hal-hal yang menyangkut tentang pelayanan yaitu faktor manusia yang

melayani, alat atau fasilitas yang digunakan untuk memberikan pelayanan,

mekanisme kerja yang digunakan dan bahkan sikap masing-masing orang yang

memberi pelayanan dan yang dilayani. Pada prinsipnya konsep pelayanan memiliki

berbagai macam definisi yang berbeda menurut penjelasan para ahli, namun pada

intinya tetap merujuk pada konsepsi dasar yang sama. Menurut Sutedja (2007:5)

pelayanan atau servis dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan atau keuntungan yang

dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain. Menurut Kotler (2005:371) jasa

bersifat sebagai berikut.

1. Tidak berwujud, dalam arti servis tidak dapat dilihat, dicium, dirasa, dan

didengar sebelum pelanggan membelinya.

2. Tidak dapat dipisahkan, dengan maksud interaksi pemberi jasa dengan klien

saling membutuhkan servis tadi.

3. Berubah-ubah, dalam arti bahwa servis sangat mudah berubah-ubah, karena

sangat tergantung pada siapa yang menjanjikan kapan dan dimana.

4. Daya tahan dalam arti bahwa servis tidak dapat disimpan. Dari berbagai dimensi,

ada beberapa dimensi yang dapat diterapkan pada jasa, tapi sebagian besar

dimensi tersebut dikembangkan berdasarkan pengalaman dan penelitian terhadap

manufaktur.

Sedang dalam penelitian ini lebih mengacu pada teori yang dikemukakan oleh

(16)

beberapa jenis jasa dan berhasil mengidentifikasikan sepuluh faktor utama yang

menentukan kualitas jasa. Pada proses perkembangan selanjutnya, yang diterangkan

oleh Tjiptono (2000:126) mengemukan bahwa sepuluh dimensi yang ada dapat

dirangkum menjadi lima dimensi pokok menyangkut masalah kualitas pelayanan

yaitu sebagai berikut:

1. Keandalan (reliability).

Keandalan adalah kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan

dengan segera, akurat dan memuaskan.

2. Daya tanggap (responsiveness).

Daya tanggap adalah keinginan para staf untuk membantu para pelanggan

memberikan pelayanan dengan tanggap.

3. Jaminan (assurance).

Jaminan adalah pengetahuan dan kesopansantunan para staf perusahaan serta

kemampuan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada

perusahaan.

4. Perhatian (attention).

Perhatian adalah kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,

(17)

5. Bukti langsung (tangible).

Bukti langsung merupakan suatu bentuk pelayanan yang dapat dilihat secara

langsung, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi.

Konsep pelayanan yang baik akan memberikan peluang bagi perusahaan

untuk bersaing dalam merebut konsumen. Sedangkan kinerja yang baik (berkualitas)

dari sebuah konsep pelayanan menimbulkan situasi yang kompetitif dimana hal

tersebut dapat diimplementasikan melalui strategi untuk meyakinkan pelanggan,

memperkuat image tentang merek, iklan, penjualan, dan penentuan harga. Strategi

inovator terhadap kualitas layanan biasanya sulit ditiru.

Hal tersebut disebabkan karena kualitas layanan berasal dari kepemimpinan

yang terinspirasi melalui organisasi, budaya perusahaan yang berorientasi pada

pelanggan, desain sistem layanan prima, penggunaan informasi dan teknologi yang

efektif, serta faktor-faktor lainnya yang dikembangkan oleh organisasi.

Pengukuran dan Penilaian Kualitas Pelayanan Pada hakikatnya pengukuran

kualitas suatu jasa atau produk dapat diperoleh melalui pengukuran atas kepuasan

pelanggannya yang ditunjukkan melalui variabel harapan dan kinerja yang dirasakan

pelanggan atau perceived performance (Tjiptono, 2001:46)

Namun demikian kualitas jasa lebih sukar didefinisikan, dijabarkan, dan

diukur bila dibandingkan dengan kualitas barang. Bila ukuran kualitas dan

(18)

untuk jasa berbagai upaya telah dan sedang dikembangkan untuk merumuskan

ukuran-ukuran semacam itu (Tjiptono, 2000:51).

Tjiptono, (2000:51-52) menyatakan bahwa persepsi pelanggan terhadap

kualitas total suatu jasa terdiri atas dua dimensi utama. Dimensi pertama, yakni

technical quality (outcome dimension) yang berkaitan dengan kualitas output jasa

yang dipersepsikan pelanggan. Dan dimensi kedua, yaitu functional quality

(process-related dimension) berkaitan dengan kualitas cara penyampaian jasa atau menyangkut

proses transfer kualitas teknis, output atau hasil akhir jasa dari penyedia jasa kepada

pelanggan. Jika penyedia jasa memiliki citra positif di dalam benak pelanggan,

kesalahan minor yang terjadi sangat mungkin dimaafkan.

Apabila kesalahan kerap terjadi, maka citra positif tersebut akan rusak.

Sebaliknya, jika citra organisasi sudah negatif terlebih dahulu, maka pengaruh atau

efek dari setiap kesalahan yang dilakukannya kerapkali jauh lebih besar daripada bila

citranya positif. Dalam kaitannya dengan persepsi terhadap kualitas, citra dapat

dipandang sebagai filter (Tjiptono, 2000:51-52).

2.5 Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan

manajemen. Pelanggan merupakan fokus utama dalam pembahasan mengenai

(19)

penting dalam mengukur kepuasan terhadap produk maupun pelayanan yang

diberikan perusahaan.

Kotler (2007:177) mendefinisikan kepuasan pelanggan : “Perasaan senang

atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk

yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada di

bawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan pelanggan

puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang”.

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan pelanggan yang

ditinjau dan sisi pelanggan yaitu mengenai apa yang telah dirasakan pelanggan atas

pelayanan yang telah diberikan dibandingkan dengan apa yang mereka inginkan.

Sedangkan definisi kepuasan pelanggan menurut Rangkuti (2004:56): “Bahwa

yang dimaksud dengan kepuasan konsumen adalah perbedaan antara tingkat

kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan“. Pelanggan akan merasa puas bila

keinginan pelanggan telah terpenuhi oleh perusahaan sesuai dengan yang diharapkan.

Dengan adanya nilai tambah dari suatu produk, maka pelanggan menjadi lebih puas

dan kemungkinan untuk menjadi pelanggan suatu produk tersebut dalam waktu lama

akan sangat besar.

Kepuasan pelanggan dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, antara

lain kualitas produk, pelayanan, aktivitas penjualan, dan nilai-nilai perusahaan. Untuk

(20)

perusahaan yang berpusat pada pelangganlah yang dapat memberikannilai Superior

kepada mereka, dan memenangkan persaingan. Perusahaan akan terus berusaha

dengan sekuat tenaga untuk mempertahankan pelanggannya karena biaya yang

dikeluarkan untuk menarik pelanggan baru akan lebih tinggi dibandingkan biaya

untuk mempertahankan pelanggan yang ada. Oleh karena itu, mempertahankan

pelanggan selalu lebih penting dilakukan dibandingkan dengan menarik pelanggan

baru.

Kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah dengan memberikan

kepuasan pelanggan yang tinggi. Pelanggan yang merasa puas akan bersedia datang

kembali mengulangi pembeliannya dan merekomendasikan kepada orang lain untuk

membeli.

a. Faktor-faktor Kepuasan Pelanggan.

Menurut Kuswadi (2004:17) Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh beberapa,

yaitu :

1. Mutu produk atau jasa

Yaitu mengenai mutu produk atau jasa yang lebih bermutu dilihat dari

fisiknya.

2. Mutu pelayanan

Berbagai jenis pelayanan akan selalu dikritik oleh pelanggan, tetapi bila

pelayanan memenuhi harapan pelanggan maka secara tidak langsung

(21)

3. Harga

Harga adalah hal yang paling sensitif untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan. Pelanggan akan cenderung memilih produk atau jasa yang

memberikan penawaran harga lebih rendah dari yang lain.

4. Waktu penyerahan

Maksudnya bahwa baik pendistribusian maupun penyerahan produk atau

jasa dari perusahaan bisa tepat waktu dan sesuai dengan perjanjian yang

telah disepakati.

5. Keamanan

Pelanggan akan merasa puas bila produk atau jasa yang digunakan ada

jaminan keamanannya yang tidak membahayakan pelanggan tersebut.

b. Mengukur Kepuasan Pelanggan

Menurut Tjiptono dan Gregorius (2006:130) ada empat metode untuk mengukur

kepuasan pelanggan, yaitu :

1. Sistem Keluhan dan Saran

Industri yang berwawasan pelanggan akan menyediakan formulir bagi

pelanggan untuk melaporkan kesukaan dan keluhannya. Selain itu dapat

berupa kotak saran dan telepon pengaduan bagi pelanggan. Alur

informasi ini memberikan banyak gagasan baik dan industri dapat

(22)

2. Kepuasan Pelanggan

Industri tidak dapat menggunakan tingkat keluhan sebagai ukuran

kepuasan pelanggan. Industri yang responsive mengukur kepuasan

pelanggan dengan mengadakan survei berkala, yaitu dengan mengirimkan

daftar pertanyaan atau menelpon secara acak dari pelanggan untuk

mengetahui perasaan mereka terhadap berbagai kinerja industri. Selain itu

ditanyakan tentang kinerja industri saingannya.

3. Ghost Shopping (Pelanggan Bayangan)

Pelanggan bayangan adalah menyuruh orang berpura-pura menjadi

pelanggan dan melaporkan titik-titik kuat maupn titik-titik lemah yang

dialami waktu membeli produk dari industri sendiri maupun industri

saingannya. Selain itu pelanggan bayangan melaporkan apakah wiraniaga

tersebut menanganinya dengan baik atau tidak.

4. Analisa Pelanggan yang Beralih

Industri dapat menghubungi pelanggan yang tidak membeli lagi atau

berganti pemasok untuk mengetahui penyebabnya (apakah harganya

tinggi, pelayanan kurang baik, produknya kurang dapat diandalkan dan

(23)

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Metode

Penelitian

Kualitas Produk dan Kulitas

Hasil pengujian penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk terhadap kepuasan konsumen mempunyai pengaruh Non signifikan ((Positif) dengan koefisien path sebesar 0.085774, tidak dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 0.675510 lebih kecil dari nilai Z α = 0.10 (10%) = 1,645 Sedangkan pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen mempunyai pengaruh signifikan positif dengan koefissien path sebesar 0.380760, dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 2.698298 lebih besar dari nilai Z α = 0.10 (10%) = 1,645

(24)

Peneliti Judul Variabel Metode

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kualitas pelayanan (X1) berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pengguna produk LBC (Klinik Kecantikan) di Solo, sehingga H1 diterima. Kepuasan konsumen (X2) berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pengguna produk LBC (Klinik Kecantikan) di Solo, sehingga H2 diterima. Kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pengguna produk LBC (Klinik Kecantikan) di Solo, sehingga H3 diterima.

Diah Tirta

Hasil uji secara parsial (uji t) maupun secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa fasilitas, harga, dan kualitas pelayanan mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pelanggan. Berdasarkan simpulan hasil penelitian, disarankan untuk Dian Beauty Clinic Kediri agar benarbenar memberikan fasilitas yang menunjang serta melakukan strategi penetapan harga yang sesuai, dan juga selalu meningkatkan kualitas pelayanannya agar mampu

(25)

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek

penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel

yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan dielaborasi dari perumusan

masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survei

literatur (Kuncoro, 2003:44). Kerangka konseptual mengemukakan tentang variabel

yang akan diteliti yaitu: variabel harga, kualitas produk dan kualitas pelayanan yang

merupakan variabel independen dan kepuasan pelanggan yang merupakan variabel

dependen

Kotler & Amstrong (2008:345), menyatakan: “harga adalah jumlah yang

ditagihkan atas suatu produk atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah semua

nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki

atau menggunakan suatu produk atau jasa bagi kepuasan pelanggan.

Kualitas produk terhadap keputusan pembelian sangat erat kaitannya. Menurut

Kotler (2001:354), kualitas produk merupakan senjata paling strategis yang potensial

untuk mengalahkan pesaing. Jadi, hanya perusahaan dengan kualitas produk paling

baik yang akan tumbuh dengan pesat. Konsumen pasti ingin mendapatkan produk

yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Produk yang berkualitas akan

(26)

Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan

fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan

perbaikan, serta atribut bernilai lainnya (Kotler dan Amstrong, 2001:453).

Kualitas pelayanan menurut Tjiptono (2000:52) adalah suatu kondisi dinamis

yang berhubungan dengan produk, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi

harapan. Kualitas pelayanan yaitu menggambarkan kualitas pelayanan, seperti tingkat

yang dimana suatu servis bertemu dengan kebutuhan-kebutuhan atau

harapan-harapan pelanggan.

Kotler (2007:177) mendefinisikan kepuasan pelanggan : “Perasaan senang

atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk

yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada di

bawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan pelanggan

puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang”. Tingkat

kepuasan yang diperoleh para pelanggan sangat berkaitan erat dengan standar kualitas

barang/jasa yang mereka nikmati.Sifat kepuasan bersifat subjektif, namun dapat

diukur melalui survey atau indeks kepuasan pelanggan masyarakat. Kepuasan

pelanggan dibangun atas dasar beberapa prinsip yang digunakan untuk menilai suatu

organisasi dalam memberikan pelayanan: tangibles (bukti nyata), reability(

terpercaya, tahan uji), responsiveness (respon, cepat tanggap), assurance (kepastian),

(27)

Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan. 2) Memenuhi harapan pelanggan

dengan cara yang dapat membuat mereka akan kembali lagi.

Sumber: Kotler (2001), Sugiyono (2006) dan Tjiptono(2000), data diolah

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat tanya (Sugiyono, 2006:96). Berdasarkan perumusan masalah dan

kerangka konseptual yang dikemukakan di atas, maka hipotesis dari penelitian ini

adalah Harga, kualitas produk, dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap

kepuasan pelanggan pada klinik kecantikan London Beauty Centre.

HARGA

(X1)

KUALITAS PRODUK

(X2)

KEPUASAAN PELANGGAN

(Y)

KUALITAS PELAYANAN

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi bagaimana cara untuk menyingkapkan diri tersebut, berapa banyak yang bisa diungkapkan, bagaimana cara untuk menying- kapkan diri, melalui wahana apa penyingkapan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan bahwa pemikiran Jimly Asshiddiqie mengenai demokrasi yaitu kekuasaan tertingginya dibentuk dari rakyat, oleh

Dengan adanya sistem informasi rawat inap pada RSU Haji Surabaya dapat membantu mengurangi waktu yang dibutuhkan oleh petugas dalam memberikan informasi

Faktor-faktor yang memengaruhi CR pada sapi perah di BBPTU-HPT Baturraden pada tingkat ternak adalah umur induk yang berasosiasi positif dengan besar faktor 0,313,

Dalam penelitian kualitatif yang akan dilaksanakan oleh penulis ini, yang menjadi instrumen pengumpul data utamanya adalah penulis sendiri, namun selanjutnya

prasarana dan operasional Perguruan Tinggi Lingkungan Hidup di Sulsel;.. LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2015 39 Meningkatnya ketersediaan data dalam Sistem

LAKIP BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2015 22. Meningkatnya kinerja BLHD dalam perencanaan dan

Penyembuhan luka yang sangat baik pada propolis dapat dibandingkan oleh K1(kontrol) dan K2 (etakridin laktat), walaupun dari ke 3 penyembuhan luka dapat terjadi secara alami