• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Asuh Orang Tua dan Penguatan Guru A (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pola Asuh Orang Tua dan Penguatan Guru A (1)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

POLA ASUH ORANG TUA DAN PENGUATAN GURU: ADAKAH PENGARUHNYA TERHADAP MINAT BACA SISWA SD?

Amelia Fahrunisa

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Email: amelia.fahrunisa2015@student.uny.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua dan penguatan (reinforcement) guru terhadap minat baca siswa di sekolah dasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode ex-post facto. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala psikologi untuk mengumpulkan data penguatan guru, pola asuh orang tua, dan minat baca. Uji prasyarat analisis yang dilakukan adalah uji normalitas, uji linieritas, dan uji multikolinieritas. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pola asuh orang tua secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat baca dengan sumbangan 12,15%; (2) penguatan guru secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat baca dengan sumbangan 4,15%; dan (3) pola asuh orang tua dan penguatan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat baca dengan sumbangan sebesar 16,3%.

Kata Kunci: penguatan, pola asuh orang tua, minat baca

REINFORCEMENT AND PARENTING: IS THERE AN EFFECT ON STUDENT’S READING INTEREST IN ELEMENTARY SCHOOL?

Abstract: This study aims to determine the effect of parenting and teacher’s reinforcement on student’s reading interest of elementary school. The type of this research is quantitative research with ex-post facto method. Data collection techniques used in this study are psychological scales to collect data of teacher’s reinforcement, parents' parenting patterns, and reading interests. The prerequisite analysis test is the normality test, linearity test, and multicollinearity test. Data analysis technique used is multiple regression. The results of this study indicate: (1) parenting is literally partial have significant affect on reading interest for 12,15%, (2) reinforcement is literally partial have significant affect on reading intererst for 4,15%, (3) parenting and reinforcement is simultaneous have significant affect on reading interest for 16,3%.

Keywords: reinforcement, curiosity, reading motivation

PENDAHULUAN

Pentingnya minat baca siswa harus terus diupayakan saat ini. Mengingat minat baca siswa di Indonesia ini masih rendah (Connor, Morrison, & Petrella, 2004; Elley, 1992; Warsono, 1998). Hal tersebut juga dibuktikan dengan studi “Most Littered

Nation In the World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara

soal minat membaca. (Gewati, 2016). Kondisi tersebut tentu memprihatinkan.

(3)

3 2011, indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, hanya ada satu orang dari 1000 penduduk yang masih ‘mau’ membaca buku secara serius (tinggi). Sedangkan rata-rata indeks tingkat membaca di negara-negara maju berkisar antara 0,45 hingga 0,62. Kondisi ini menempatkan Indonesia pada posisi 124 dari 187 negara dalam penilaian Indeks tersebut dibuktikan dengan beberapa hal yaitu: (1) siswa jarang meminjam buku di perpustakaan; (2) siswa lebih memilih menghabiskan waktu istirahat di sekolah dengan membeli jajanan dan bermain; (3) hanya sebagian siswa yang memiliki banyak koleksi buku bacaan; (4) anak lebih suka bermain gadget dari pada membaca karena kurangnya pengawasan orang tua; dan (5) kurangnya penguatan guru untuk membudayakan membaca pada anak.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di atas, minat baca perlu ditumbuhkan sejak dini agar membaca bisa membudaya pada diri anak. Sejalan dengan hal itu, minat adalah kecenderungan atau rasa ketertarikan yang tetap terhadap suatu hal atau kegiatan (Crow, Lester, & Alice, 1984; Depdiknas, 2008; Meichati, 1978; Purwanto, 2007; Slameto, 2010; Syah, 2009; Winkel, 2009).

Pendapat lain dari Stiggins, (1994) mengemukakan minat merupakan salah satu dimendi aspek afektif yang berperan dalam kehidupan belajar siswa. Salah satu cara untuk belajar adalah dengan membaca. Minat baca dapat diartikan sebagai kecenderungan atau rasa ketertarikan yang tetap terhadap membaca. Membaca akan menambah wawasan anak. Selain itu, membaca digunakan untuk memperoleh pesan dari penulis melalui bahasa tulis (Tarigan, 2008).

Untuk menumbuhkan minat baca pada anak, orang tua harus berperan aktif. Karena seperti kita ketahui keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan utama (Semiawan, 2009; Siswoyo & dkk, 2015). Pendidikan tersebut termasuk untuk mendidik anak dalam menumbuhkan minat baca. Berbicara tentang orang tua pasti tidak terlepas dari pola asuh. Pola asuh yang diterapkan setiap keluarga berbeda. Pola asuh tersebut dapat mempengaruhi minat baca anak.

Pola asuh dibedakan menjadi tiga yaitu pola asuh pola asuh otoriter dan pola asuh permisif, dan pola asuh autoritatif (Sugihartono & dkk, 2015). Ketiga pola asuh tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Anak dalam pola asuh otoriter seringkali merasa cemas akan perbandingan sosial, tidak mampu memulai suatu kegiatan, dan memiliki kemampuan sosial yang rendah (Santrock, 2007). Dalam pola asuh permisif orang tua tidak ikut campur dalam kehidupan anak (Santrock, 2007). Sedangkan, pola asuh autoritatif anak diberikan kebebasan tetapi tetap bertanggung jawab (Dariyo, 2011; Hurlock, 1999; King, 2010). Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam mengambil suatu keputusan, antara anak dengan orang tua saling berkomunikasi terlebih dahulu karena mengedepankan demokrasi.

(4)

4 perilaku seseorang (Marno & Idris, 2008; Mulyasa, 2011; Sanjaya, 2009; Soemantri & Permana, 1999). Salah satu hal yang membutuhkan respon verbal maupun non verbal agar membudaya dalam diri siswa adalah minat baca. Pemberian penguatan tersebut dapat dilakukan oleh guru di sekolah.

Terkadang siswa malas membaca tidak memiliki minat dan tidak membaca bila belum disuruh. Untuk itu, penguatan guru diperlukan. Memberikan penguatan sepertinya sederhana, yaitu dengan guru memberikan tanda persetujuan terhadap tingkah laku siswa yang dinyatakan dalam bentuk penguatan verbal dan nonverbal, seperti pujian, senyuman, anggukan atau memberi hadiah secara material. (Marno & Idris, 2008). Akan tetapi, keterampilan memberi penguatan akan terasa sulit dilakukan apabila guru sendiri tidak memahami cara dan makna yang ingin dicapai.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode ex-post facto. Penelitian ini dilakukan di seluruh SD yang ada di Desa Gilangharjo, Pandak, Bantul dengan jumlah 6 sekolah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V sekolah dasar di desa Gilangharjo yang berjumlah 198 siswa dengan sampel berjumlah 160 siswa yang diambil secara acak dengan menggunakan rumus Slovin. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala psikologi untuk mengumpulkan data pola asuh orang tua, penguatan guru, dan minat baca. Uji prasyarat analisis yang dilakukan adalah uji normalitas, uji linieritas, dan uji multikolinieritas. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi ganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Analisis Deskriptif

Variabel Pola asuh orang tua (X1)

Pola asuh orang tua (X1) diungkapkan menggunakan skala sebanyak 19 item, dengan sebaran skor untuk masing-masing item 1-4. Setelah dilakukan pengambilan data variabel pola asuh orang tua, maka deskripsi data ukuran kecenderungan memusat sebagai berikut. Tabel 1..Deskripsi Data Ukuran

Kecenderungan Memusat serta Ukuran Variabilitas Pola asuh orang tua

Mean Med Mode SD Var Min Max

59,26 59,00 59,00 7,54712 56,959 37 75

Berdasarkan tabel di atas, dapat dideskripsikan sebagai berikut: skor terendah = 37; skor tertinggi = 75; variance= 56,959; simpangan baku = 7,54712; mode = 59; median = 59,00; mean = 59,26. Untuk mengetahui kecenderungan rata-rata skor variabel pola asuh orang tua adalah dengan cara mengkategorikan skor rerata ideal yang seharusnya diperoleh. Jumlah butir yang dipakai untuk variabel ini yaitu 19 dengan sebaran skor 1-4, sehingga diperoleh skor maksimal 75 dan skor minimum 37.

(5)

5 6 siswa, 46-50 ada 12 siswa, 51-55 ada 29 siswa, 56-60 ada 44 siswa, 61-65 ada 34 siswa, 66-70 ada 23 siswa, dan 71-75 ada 11 siswa.

Variabel Penguatan Guru (X2)

Penguatan guru (X2) diungkap dengan skala sebanyak 20 item dengan sebaran skor untuk masing-masing item adalah 1-4. Setelah dilakukan pengambilan data variabel penguatan guru, maka dapat disajikan deskripsi data ukuran kecenderungan memusat sebagai berikut. Tabel 2..Deskripsi Data Ukuran

Kecenderungan Memusat serta Ukuran Variabilitas Penguatan Guru

Mean Med Mode SD Var Min Max

53,76 54,00 54 8,39882 70,540 36 72

Dari tabel tersebut dapat dideskripsikan hal-hal sebagai berikut: skor terendah = 36; skor tertinggi = 72; variance= 70,540; simpangan baku = 8,39882; mode = 54; median = 54,00; mean = 53,76. Untuk mengetahui kecenderungan rata-rata skor variabel penguatan guru adalah dengan cara mengkategorikan skor rerata ideal yang seharusnya diperoleh. Jumlah butir yang dipakai untuk variabel ini yaitu 20 dengan sebaran skor 1-4, sehingga diperoeh skor maksimal 36 dan skor minimal 72.

Gambar 2. Histogram Penguatan Guru Dari histogram tersebut dapat dilihat bahwa siswa yang menilai guru memiliki

skor penguatan guru antara 35-39 ada 4 siswa, 40-44 ada 23 siswa, 45-49 ada 31 siswa, 50-54 ada 29 siswa, 55-59 ada 32 siswa, 60-64 ada 20 siswa, 65-69 ada 20 siswa, dan 70-74 ada 1 siswa.

Variabel Minat baca (Y)

Minat baca (Y) diungkap menggunakan skala dengan total pernyataan 19 item, dengan sebaran skor untuk masing-masing item adalah 1-4. Setelah dilakukan pengambilan data variabel minat baca, maka dapat disajikan deskripsi data ukuran kecenderungan memusat sebagai berikut. Tabel 3..Deskripsi Data Ukuran

Kecenderungan Memusat serta Ukuran Variabilitas Minat baca

Mean Med Mode SD Var Min Max

50,03 49,00 49 7,01250 49,175 35 73

Tabel tersebut dapat dideskripsikan hal-hal sebagai berikut: skor terendah = 35; skor tertinggi = 75; variance = 49,175; simpangan baku = 7,01250; mode = 49; median = 49,00; mean = 50,03. Untuk mengetahui kecenderungan rata-rata skor variabel minat baca siswa adalah dengan cara mengkategorikan skor rerata ideal yang seharusnya diperoleh. Jumlah butir yang dipakai untuk variabel ini yaitu 19 dengan sebaran skor 1-4, sehingga diperoleh skor maksimal 73 dan skor minimal 35.

(6)

6 antara 35-39 ada 7 anak, 40-44 ada 27 anak, 45-49 ada 49 anak, 50-54 ada 35 anak, 55-59 ada 27 anak, 60-64 ada 12 anak, 65-69 ada 1 anak, 70-74 ada 2 anak.

Uji Prasyarat Analisis Uji Normalitas

Berdasarkan perhitungan dengan SPSS versi 23, didapat nilai variabel minat baca siswa 0,070; pola asuh orang tua 0,200; dan penguatan guru 0,200. Nilai Asymp. Sig. dari ketiga variabel tersebut memiliki nilai di atas 0,05 maka distribusi data dari masing-masing variabel dikatakan normal.

Uji Linieritas

Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS versi 23, diperoleh bahwa pada pengujian data variabel X1 dengan Y, didapat signifikansi dari linierity 0,000 < 0,05 dan signifikansi dari deviation from linierity 0,262 > 0,05 sehingga datanya dikatakan linier. Pengujian data variabel X2 dengan Y, didapat signifikansi dari linierity 0,003 < 0,05 dan signifikansi dari deviation from linierity 0,225 > 0,05 sehingga datanya dikatakan linier.

Uji Multikolinieritas

Berdasarkan perhitungan SPSS versi 23, diperoleh variabel X1 dan X2 dengan tolerance 0,989 dan VIF 1,011. Hal tersebut menunjukan bahwa tolerance lebih dari 0,10 dan VIF hitung < VIF=10, maka dapat disimpulkan bahwa antarvariabel bebas tidak terjadi multikolinieritas.

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh pola asuh orang tua dan mengadakan variasi secara parsial dan simultan terhadap minat baca siswa. Pengujian hipotesis dilakukan dengan mencari koefisien determinan yang digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan paling baik dalam analisis regresi yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi antara 0 (nol) dan 1 (satu).

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Koefisien Determinasi Parsial (r2)

Variabel

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa:

Bila X1 tetap

Dari perhitungan didapatkan nilai r2x2y.x1 yaitu 0,043 dan thitung 2,647 dengan nilai signifikansi 0,009. Oleh karena nilai signifikansi 0,009 < 0,05, maka dapat dikatakan signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa penguatan guru berpengaruh terhadap minat baca siswa apabila pola asuh orang tua tetap.

Bila X2 tetap

Dari perhitungan didapatkan nilai r2x1y.x2 yaitu 0,128 dan thitung 4,795 dengan nilai signifikansi 0,000. Oleh karena nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua berpengaruh terhadap minat baca siswa apabila penguatan guru tetap.

(7)

7 Berdasarkan hasil perhitungan regresi ganda dengan menggunakan program komputer SPSS versi 23, diperoleh nilai F hasil hitung 16,494 dengan signifikansi 0,000 (<0,05). Dengan demikian dinyatakan bahwa variabel pola asuh orang tua dan penguatan guru secara serentak berpengaruh signifikan terhadap minat baca siswa.

Selanjutnya, dari nilai korelasi determinan (R²) sebesar 0,163 dapat diketahui bobot sumbangan efektif kedua variabel secara bersama-sama sebesar 16,3% dengan masing-masing sumbangan yang dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Ringkasan Hasil Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

Tabel tersebut dapat diartikan sebagai berikut: (1) pola asuh orang tua (X1) secara tunggal mempengaruhi minat baca siswa (Y) sebesar 12,15% sedangkan sisanya yaitu 87,85% dipengaruhi oleh faktor lain dan (2) penguatan guru (X2) secara tunggal mempengaruhi minat baca siswa (Y) sebesar 4,15% sedangkan sisanya sebesar 95,85% dipengaruhi oleh faktor lain.

Pembahasan

Hasil penelitian yang pertama membuktikan bahwa pola asuh orang tua berpengaruh signifikan terhadap minat baca siswa. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan dan penurunan minat baca siswa dipengaruhi oleh pola asuh orang tua dari siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dari pola asuh orang tua mempunyai sumbangan efektif sebesar 12,15% dengan nilai thitung 4,795 dan memiliki nilai peluang galat (p) sebesar 0,000 ≤ 0,05, yang berarti bahwa pola asuh orang tua berpengaruh signifikan terhadap minat baca siswa.

Keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan anak. Hal tersebu sesuai sesuai dengan pendapat Karsidi, (2008) yang menyatkan bahwa keluarga merupakan lingkup kehidupan yang paling berpengaruh terhadap perjalanan seorang individu serta hubungan sosialisasi anak tergantung pada ciri yang melekat dalam keluarga. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti, dan kepribadian tiap-tiap manusia (Ihsan, 2010). Hal tersebut menunjukkan bahwa cara orang tua dalam mengasuh anaknya akan mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya minat baca anak.

Bacaan yang diminati oleh anak laki-laki dan perempuan cenderung berbeda. Hal tersebut karena pola asuh yang diterapkan pada anak perempuan berbeda dengan anak laki-laki (Berliana, 2014). Misalnya, dalam hal berpakaian, warna, permainan, hingga buku bacaan juga berbeda. Anak laki-laki identik dengan sifat maskulin, sedangkan anak perempuan identic dengan sifat feminism. Anak-anak diasuh sesuai gender agar tumbuh dan berkembang dengan baik.

(8)

8 rutin akan menumbuhkan minat dalam diri anak.

Orang tua juga dapat menerapkan aturan untuk membaca buku di rumah dalam rangka menumbuhkan minat baca pada anak. Aturan tersebut tentunya harus dijalankan tanpa ada paksaan atau tekanan sehingga anak akan merasa nyaman dalam melaksanakan aturan yang telah dibuat. Orang tua harus berinteraksi dengan anak dalam pemberian aturan (Casmini, 2007).

Berbagai macam pola asuh orang tua dapat diterapkan secara fleksibel sesuai dengan situasi dan kondisi. Tujuan dari pola asuh adalah mendidik anak, mendisiplinkan anak, dan mendorongnya untuk berperilaku sesuai dengan standar yang ada (Hurlock, 1999). Orang tua dapat mengembangkan minat baca anak dengan membiasakan disiplin membaca setiap hari.

Sibuk bekerja seringkali menjadi alasan orang tua untuk tidak mendampingi anak ketika membaca. Orang tua harus pandai-pandai membagi waktu antara pekerjaan dengan anak. Hal tersebut harus dilakukan karena ketidakterlibatan orang tua dalam aktivitas membaca mengakibatkan minat membaca anak tetap rendah.(Grolnick, Benjet, Kurowski, & Apostorelis, 1997).

Keluarga dari status sosial yang berbeda mempunyai padangan yang berbeda tentang cara mengasuh anak yang tepat dan dapat diterima (Mussen, 1994; Slavin, 1998). Hal tersebut berpengaruh pada pola asuh yang diterapkan orang tua terhadap anak. Jika dikaitkan dengan minat baca, orang tua dengan status sosial yang tinggi didukung dengan ekonominya yang bagus dapat memfasilitasi anak dengan mudah untuk membaca. Selain itu, orang tua juga lebih memperhatikan pendidikan anaknya. Beda halnya dengan orang tua dengan status sosial rendah cenderung kurang peduli dengan pengetahuan yang diperlukan anak sehingga tidak memfasilitasi anak untuk membaca dengan optimal.

Berdasarkan pendapat di atas, secara teoritik pola asuh orang tua dari guru mempengaruhi minat baca siswa. Oleh karena itu, hasil penelitian menunjukkan kebenaran teori yang ada.

Hasil penelitian yang kedua membuktikan bahwa penguatan guru berpengaruh secara signifikan terhadap minat baca siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan dan peningkatan minat baca siswa dipengaruhi oleh penguatan guru dalam proses pembelajaran dari guru. Hal ini dapat ditunjukkan dari penguatan guru mempunyai sumbangan efektif sebesar 4,15% dengan nilai thitung 2,647 dan memiliki nilai peluang galat (p) sebesar 0,009 ≤ 0,05, yang berarti bahwa penguatan guru berpengaruh signifikan terhadap minat baca siswa.

Penguatan harus diberikan kepada siswa (Hanley, Iwata, & Thompson, 2001). Misalnya dalam melakukan suatu kegiatan yaitu membaca. Dengan diberi penguatan untuk melakukan suatu hal maka anak akan melakukan hal tersebut (Anderson, 2011). Selain itu, penguatan merupakan cara yang efektif untuk mengubah perilaku seseorang (Anderson, 2011; Ringdahl, Kopelman, & Falcomota, 2009). Misalnya, anak yang tidak minat membaca bila diberi penguatan secara terus menerus lama kelamaan akan tumbuh minat bacanya.

(9)

9 Berdasarkan pendapat di atas, secara teoritik penguatan yang dilakukan guru mempengaruhi minat baca siswa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian sesuai dengan teori yang dikemukakan.

Hasil penelitian yang ketiga menunjukkan bahwa pola asuh orang tua dan penguatan guru secara bersama-sama atau simultan dapat mempengaruhi minat baca siswa. Hal ini ditunjukkan dari pola asuh orang tua (X1) dan penguatan guru (X2) secara bersama-sama mempunyai sumbangan sebesar 16,3% terhadap minat baca siswa (Y), dengan nilai F regresi sebesar 16,494 dan memiliki nilai peluang galat (p) sebesar 0,000 ≤ 0,05, yang berarti bahwa pola asuh orang tua dan mengadakan variasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap minat baca siswa.

Hubungan orang tua dengan anak yang berupa pola asuh yang diterapkan dalam membiasakan minat baca pada anak. Kemudian, hubungan guru dengan siswa yang berupa penguatan-penguatan yang diberikan guru kepada siswa dalam rangka menumbuhkan minat baca siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan pendapat Hughes & Kwok, (2007) yang mengemukakan bahwa hubungan orang tua-anak, dan guru-siswa berhubungan dengan pencapaian membaca anak

Ada juga faktor yang mempengaruhi minat baca pada anak, Salah satu faktor tersebut adalah faktor institusional (Harris & Sipay, 1980). Faktor tersebut berasal dari luar diri anak, misalnya pola asuh orang tua dan penguatan guru.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pola asuh orang tua dan penguatan guru baik secara terpisah (parsial) maupun secara bersama-sama (simultan) terhadap minat baca siswa. Dengan kata lain yaitu: (1) semakin baik pola asuh orang tua siswa, maka minat baca siswa akan semakin baik; (2) semakin baik penggunaan penguatan guru

oleh guru, maka minat baca siswa akan semakin baik; dan (3) semakin baik penggunaan pola asuh orang tua yang disertai dengan penguatan guru oleh guru, maka minat baca siswa akan semakin baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penguatan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat baca, pola asuh orang tua secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat baca, serta penguatan dan pola asuh orang tua secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat baca. Hal tersebut dibuktikan dengan sumbangan pola asuh secara parsial sebesar 12,15%; sumbangan penguatan secara parsial sebesar 4,15%; serta sumbangan pola asuh dan penguatan secara simultan sebesar 16,3%.

UCAPAN TERIMA KASIH

Artikel ini merupakan hasil penelitian tentang pengaruh penguatan dan pola asuh orang tua terhadap minat baca siswa kelas tinggi di sekolah dasar. Penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak yang telah membantu dan memfasilitasi penelitian ini, terutama kepala sekolah, guru, dan siswa di SD se-Desa Gilangharjo, Pandak, Bantul atas diperkenankannya melakukan penelitian. Atas kebaikan tersebut, semoga dilipatgandakan balasan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, D. C. (2011). Motivationg Children with Autism Ride a Stationary Recumbent Bicycle using Contingent and Delayed Reinforcement. The University of Utah.

(10)

10 Competence and Substance Use. Journal of Early Adolescence, 11(1), 56–95.

Berliana. (2014). Analisis Peran Pola Asuhan dan Proses Sosialisasi Olahraga Beladiri Ditinjau dari Perspektif Kesetaraan Gender. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 3(3.2389), 454–462.

Casmini. (2007). Emotional Parenting. Yogyakarta: Pilar Media.

Connor, C. M., Morrison, F. J., & Petrella, J. N. (2004). Effective Reading Comprehension Instruction: Examining Child X Instruction Interactions. Journal of Educational Psychology, 96(4), 489–507.

Crow, Lester, D., & Alice, D. C. (1984). Psikologi Pendidika (Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa). Surabaya: PT Bina Ilmu.

Dariyo, A. (2011). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: PT Refika Aditama.

Depdiknas. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dimyati, & Mudjiono. (2013). Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Elley, W. B. (1992). How in the World Do

Students Read? Hamburg: Grindeldruck GMBH.

Fikri, E., & Syahruddin. (2015). Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat. Republika. Retrieved from http://www.republika.co.id & Apostorelis, N. H. (1997). Predictors of Parent Involvement in Children’s Schooling. Journal of Educational Psychology, 89(3), 538–548.

Hanley, G. P., Iwata, B. A., & Thompson, R. T. (2001). Reinforcement Schedule Thinning Following Treatment with Functional Communication Training. Journal Od Applied Behavior Analysis, 30, 459–473.

Harris, A., & Sipay, E. (1980). How to Increase Reading Ability. New York: Longman, Inc.

Hughes, J., & Kwok, O. (2007). Influence of Student-Teacher and Parent-Teacher Relationships on Lower Achieving Readers’ Engagement and Achievement in the Primary Grades. Journal of Educational Psychology, 99, 39–51. Hurlock, E. B. (1999). Psikologi

Perkembangan Anak (VI). Jakarta: Erlangga.

Ihsan, F. (2010). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Karsidi, R. (2008). Sosiologi Pendidikan.

Surakarta: UNS Press.

King, A. L. (2010). Psikologi Umum. Jakarta: Salemba Humanika.

Marno, & Idris. (2008). Strategi dan Metode Pengajaran Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Meichati, S. (1978). Motivasi Pembaca. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Mulyasa. (2011). Manajemen Berbasis

Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mussen, P. . (1994). Perkembangan dan Kepribadian Anak (Terjemahan Budiyanto, F.X., dkk). Jakarta: Archan. Mustadi, A., & Astuti, Y. W. (2014).

Pengaruh Penggunaan Media Film Animasi terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V SD. Jurnal Prima Edukasia, 2(2), 250–262.

(11)

11 T. S. (2009). Applied Behavior Analysis and Its Application to Autism and Autism Related Disorders. New York: Springer Science.

Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Santrock, J. W. (2007). Adolescence (Fifth). New York: McGraw-Hill Company Inc. Semiawan, C. R. (2009). Penerapan Pembelajaran pada Anak. Jakarta: Indeks.

Siswoyo, D., & dkk. (2015). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor

yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R. (1998). Educational Psychology: Theory and Practice (Fourth). Boston: Allyn and Bacon.

Soemantri, M., & Permana, J. (1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.

Stiggins, R. J. M. (1994). Student Centered Classroom Assessment. New York: McMiller College Publishing Co. Sugihartono, & dkk. (2015). Psikologi

Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Syah, M. (2009). Psikologi Pendidikan

dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H. G. (2008). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Warsono. (1998). Profil Kemampuan Membaca Siswa SD di Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar, 2(3), 33–49.

(12)

Gambar

Gambar 1. Histogram Pola Asuh Orang Tua Dari histogram tersebut dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki skor pola asuh orang tua antara 36-40 ada 1 siswa, 41-45 ada
Gambar 2. Histogram Penguatan Guru

Referensi

Dokumen terkait

Adapun gambaran perbandingan capaian dari keempat indikator untuk Sasaran Strategis Terwujudnya Layanan, Pendidikan dan Penelitian yang Unggul tersebut dengan target

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

[r]

Berdasarkan beberapa pemikiran di atas, pemberian tugas individu akan memberikan pengaruh baik pada performance tugasnya maupun didalam hasil belajar, yang perlu diperhatikan

Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil

Jaringan lunak dipisahkan dengan tulang menggunakan raspa Williger’s untuk mendapatkan batas bawah tulang mandibula diikuti dengan penempatan Obwegeser’s retractor yang

Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu mengakses komputer yang menyediakan data sharing, pengujian dengan mengakses langsung no IPv6 yang digunakan, yaitu

Metode penelitian yang dilakukan dalam peneltian ini adalah metode deskriptif karena penulis ingin mendeskripsikan “Pengelolaan Pelatihan Tata Rias Wajah Bagi Peserta Didik